Anda di halaman 1dari 7

Gambar dalam cerita Alkitab ini dapat diunduh gratis dari

www.freebibleimages.org dalam format PowerPoint, Keynote, JPEG atau PDF.


Perencana cerita ini menunjukkan apa yang terjadi di setiap adegan. Bacalah kisah
dari Alkitab dan rencanakan bagaimana Anda akan menceritakannya. Sumber
pengajaran gratis dapat ditemukan di www.biblepathwayadventures.com termasuk
versi video dari cerita ini, lembar kegiatan, sebuah ebook dan paket guru.

Dilempar ke Gua Singa


“Allahku telah mengutus malaikat-Nya untuk mengatupkan mulut singa-singa itu, sehingga mereka
tidak mengapa-apakan aku, karena ternyata aku tak bersalah di hadapan-Nya…” (Daniel 6:22 TB)

Daniel 1-2, 5-
1 6 Daniel muda dan teman-temannya melayangkan pandangan
mereka ke arah tentara Babel dari atas tembok Yerusalem. Nabi
Yeremia telah
memperingatkan orang Ibrani apabila mereka tetap menyembah dewa-
dewa palsu, musuh akan datang menyerang kota mereka.
Dan sekarang, raja Babel dan seluruh tentaranya telah datang
untuk menyerang Yerusalem.
Raja Nebukadnezar dan seluruh tentaranya datang dan mendirikan kemah
di luar Yerusalem. Mereka mengepung kota sehingga tidak ada seorang
pun yang bisa masuk atau keluar dari kota itu. Kemudian kelaparan
melanda kota itu karena seluruh penduduk telah kehabisan makanan.
Kelaparan
itu sedemikian hebat sehingga mereka membuka pintu gerbang kota
dan membiarkan musuh-musuh mereka masuk menyerbu kota.
Kemudian tentara-tentara itu merobohkan tembok kota serta membakar
istana. Mereka juga menghancurkan rumah-rumah penduduk dan
mencuri cawan emas dan perak dari Bait Suci. Lalu mereka menangkap
banyak penduduk Yerusalem termasuk Daniel dan teman-temannya, dan
membawa mereka ke kota Babel.

2 Kehidupan di negeri Babel sangat berbeda dari kehidupan Daniel dan


teman- temannya waktu di Israel dulu. Orang-orang Babel makan makanan
yang asing bagi Daniel dan teman-temannya. Orang-orang Babel juga
berdoa pada dewa-dewa palsu. Tetapi Daniel dan teman-temannya
tetap taat pada perintah Tuhan.
“Aku tidak akan berdoa pada dewa-dewa palsu ini,” kata Daniel. “Dewa-
dewa itu hanya terbuat dari kayu dan batu, dan tidak bisa berbuat apa-
apa.” Teman- teman Daniel setuju dengan apa yang dia katakan. “Kami
hanya akan berdoa pada Tuhan yang benar, Tuhan Abraham, Ishak dan
Yakub.”
Raja Nebukadnezar senang melihat pemuda-pemuda dari Yerusalem ini
meskipun mereka tidak menyembah dewa-dewa Babel. “Daniel dan teman-
temannya lebih cerdas dari pemuda-pemuda lain di Babel,” kata sang raja
kepada para pejabat istana. “Ajari mereka membaca dan menulis bahasa
Babel agar mereka dapat bekerja untukku.”
Tuhan memelihara Daniel dan teman-temannya, dan memberkati
mereka dengan pengetahuan untuk memahami berbagai-bagai
hikmat. Daniel dan teman-temannya dididik selama tiga tahun
mengenai Babel. Mereka
1
menguasai semua yang diajarkan kepada mereka dengan cepat. Setelah
3 Setelah dewasa, Tuhan memberi Daniel kemampuan istimewa untuk
dapat memahami mimpi dan memecahkan berbagai misteri. Daniel
dapat
menjelaskan apa yang tidak bisa dijelaskan oleh orang lain. Kelebihan
Daniel itu membuat orang Majus yang terdiri dari orang-orang bijaksana,
penyihir dan ahli bintang cemburu. “Bukankah seharusnya kita yang lebih
ahli dalam mengungkapkan rahasia mimpi dan misteri? Lalu, bagaimana
orang Ibrani ini bisa tahu lebih banyak dari kita?
Pada suatu malam, Raja Nebukadnezar bermimpi buruk tentang sebuah
patung raksasa. Mimpi itu membuat hatinya gelisah sehingga akhirnya dia
memanggil orang Majus untuk menerangkan apa arti mimpinya. “Kalian
harus memberitahukan apa arti mimpi itu, kalau tidak kalian akan
kuhukum mati.”
Semua orang Majus yang ada dalam kerajaan itu gemetar ketakutan. Namun
meskipun mereka telah berdoa dengan sungguh-sungguh kepada ilah-ilah
palsu mereka, mereka tetap tidak bisa memberitahu Raja akan arti mimpinya.
Akhirnya Raja mulai marah mendengar alasan orang Majus yang dibuat-
dibuat itu. “Mereka tidak tahu apa-apa.” kata Raja kepada para pegawai
istananya. “Bunuh mereka semua.”
Daniel yang juga ikut dihukum mati bersama dengan orang Majus lainnya,
segera pergi menemui raja. “Kami mohon agar Baginda memberi kami
sedikit waktu lagi. Tuhan yang aku sembah dapat memberitahu arti dari
mimpi Baginda.” Daniel kemudian berdoa memohon belas kasihan Tuhan
untuk dapat mengungkapkan rahasia mimpi itu. Dan Tuhan menjawab
doa Daniel.
Ketika Daniel mengungkapkan arti dari mimpinya dengan terperinci, Raja
Nebukadnezar sadar bahwa apa yang dikatakan Daniel itu adalah benar.
Raja kemudian memberi Daniel banyak hadiah dan menjadikannya
sebagai pemimpin tertinggi dari semua penasihat istana.

4 Tahun-tahun berlalu dan seorang raja baru bernama Belsyazar sekarang


memerintah Babel. Raja ini tidak mengenal Daniel dan keistimewaan
Daniel dalam mengungkapkan mimpi serta memecahkan berbagai
misteri.
Sementara itu, nun jauh di sana ada sebuah negeri bernama Persia yang
dipimpin oleh seorang raja yang bernama Koresh. Raja ini sering
mendengar berita tentang kehebatan kota Babel sehingga dia ingin
menguasainya.
Raja Koresh kemudian mengumpulkan semua tentara, kuda serta
kereta tempurnya, lalu bersiap-siap untuk menyerang kota Babel.
Tidak lama kemudian, tentara Persia sampai di gerbang kota Babel. Ketika
melihat tembok raksasa kota Babel, para tentara itu berkata, “Bagaimana
bisa kita menyerang kota itu? Temboknya seperti benteng, sangat besar
dan kuat!”
Setelah berpikir sejenak, Raja Koresh kemudian berkata, “Kita tidak
perlu merobohkan tembok kota tersebut. Sungainya kita tutup
dengan batu- batu yang ada di pinggir sungai itu, Setelah air
sungainya surut, baru kita menyusup masuk ke dalam kota itu.”

2
5 Tetapi hati Raja Belsyazar sama sekali tidak gentar melihat musuh yang siap
menggempur dari luar gerbang kota. “Tembok kota kita tinggi dan luas,
lagipula gudang kita penuh dengan makanan. Raja Persia tidak akan
mungkin dapat merobohkan tembok itu serta menguasai Babel.”
Raja Belsyazar mengundang semua bangsawan yang ada di Babel
untuk datang ke pesta perjamuan yang dia adakan di istana untuk
menghormati dewa-dewanya. Para bangsawan itu menyambut
undangan raja dengan gembira. Mereka datang ke pesta itu dengan
pakaian terbaik mereka.
Pesta itu dimeriahkan oleh suara terompet dan tabuhan genderang. Semua
bangsawan bernyanyi dan menari di pesta yang berlangsung semalam
suntuk itu. Lalu teringatlah Raja Belsyazar dengan cawan emas dan cawan
perak yang dulu diambil oleh kakeknya, Raja Nebukadnezar dari Bait Suci
di Yerusalem.
Dengan rasa congkak dia memberikan perintah untuk membawa cawan-
cawan itu ke ruang pesta agar mereka dapat minum-minum dari cawan
itu.
Ketika semua cawan-cawan itu telah dibawa ke ruang pesta, maka berdirilah
Raja Belsyazar di hadapan semua bangsawan itu dan menuang anggur ke
dalam cawan-cawan tersebut sampai tumpah. Semua orang bertepuk
tangan, bersorak gembira dan memuji-muji dewa-dewa Babel untuk
meminta berkat. Tetapi Tuhan tidak suka dengan apa yang dilakukan raja
lalu memberinya hukuman.

6 Tuhan marah dengan perbuatan Raja Belsyazar yang mengambil dan


memakai cawan emas dan cawan perak dari Bait Suci-Nya dengan cara
tidak hormat.
Lalu ketika semua orang sedang asyik makan dan bernyanyi-nyanyi, tiba-
tiba tampaklah jari-jari tangan manusia menuliskan sesuatu pada dinding
istana. Melihat jari-jari tangan itu, raja langsung berhenti minum, semua
bangsawan yang ada di situ berhenti menyanyi demikian juga para
pemusik langsung menghentikan permainan alat musik mereka.
Seraya mengambil lampu dari atas meja, Raja Belsyazar berjalan mendekati
dinding untuk melihat tulisan yang aneh itu. Wajahnya berubah pucat dan
lututnya mulai gemetar karena ketakutan. “Apa arti tulisan itu?” teriaknya.
“Panggil semua orang cerdik pandai yang ada di negeri ini untuk
membacakan tulisan yang ada di dinding itu dan mengatakan artinya
padaku.”

7 Orang-orang bijak yang ada di Babel segera bergegas untuk melihat sendiri
kata-kata ajaib yang ada di dinding istana itu. “Kalau kalian bisa membaca
tulisan ini dan mengatakan apa artinya kepadaku, maka kalian akan
kuberikan hadiah yang berlimpah.” Lalu mereka berkerumun di depan
dinding dan mencoba untuk membaca tulisan yang ada di dinding itu,
tetapi tidak ada satu pun yang sanggup melakukannya.
Wajah raja Belsyazar berubah menjadi pucat pasi. “Memang kalian hamba
yang tidak berguna, mengapa kalian tidak bisa mengatakan arti kata-kata
itu padaku!” katanya berteriak. Ibunda raja yang mendengar teriakan raja
itu
segera bergegas masuk ke dalam ruang pesta untuk melihat apa yang
sedang terjadi.
“Jangan takut,” katanya kepada raja. “Di kerajaan kita ada seorang Ibrani
yang sangat bijaksana, yang dapat menyingkapkan mimpi dan
memecahkan berbagai misteri. Namanya Daniel. Tuhan yang dia sembah
telah memberkati Daniel dengan kecerdasan, pengertian, dan hikmat
yang luar biasa. Dia akan memberitahu raja tentang apa arti tulisan di
dinding itu.”
3
8 Raja Belsyazar cepat-cepat memanggil Daniel untuk datang ke istana.
“Katakan padaku apa arti dari tulisan yang ada di dinding itu dan aku akan
memberimu banyak hadiah dan menjadikanmu sebagai penguasa di
kerajaanku. “
Daniel membungkukkan badannya di hadapan raja. “Hamba tidak
menginginkan hadiah dari Baginda. Namun demikian, hamba akan
membaca tulisan itu dan memberitahu Baginda tentang artinya.” Daniel
melihat tulisan di dinding itu dengan teliti. “Pesan yang ada dalam tulisan
itu adalah “Mene, Mene, Tekel, Ufarsin,” yang artinya Tuhan tidak senang
dengan cara hidup Baginda dan Dia akan memberikan kerajaan Baginda
kepada Raja Persia, dan Baginda akan segera mati.”
Malam itu juga, tentara-tentara Persia menyelusup masuk melalui sungai,
mereka merangkak masuk di bawah tembok-tembok kota dan menyerang
kota Babel. Ketika mendengar tentara Persia datang menyerbu istana,
Baginda raja lari bersembunyi di bawah meja. Tetapi, tentara-tentara itu
menyeret
dan kemudian membunuhnya, sama seperti yang telah dikatakan
Tuhan sebelumnya.

9 Tentara-tentara Persia berhasil mengalahkan dan mengambil alih


kerajaan Babel serta menempatkan Darius sebagai raja baru di
negeri itu. Raja Darius meminta banyak cerdik pandai untuk
membantunya memimpin kerajaan Babel yang besar dan kuat itu.
Raja Darius mendengar bahwa Daniel adalah orang yang paling berhikmat
diantara semua orang Majus. Katanya kepada Daniel, “Aku akan
membuatmu menjadi orang yang paling berkuasa di seluruh wilayah
Babel setelah diriku. Engkau bisa membantuku memimpin seluruh rakyat
Babel dan orang-orang Majus yang ada di negeri ini.”
Semua orang Majus yang ada di kerajaan itu iri karena Daniel memiliki
hubungan yang dekat dengan raja. “Kenapa raja menugaskan Daniel untuk
menjadi pemimpin kita?” kata mereka menggerutu. “Dia orang Ibrani dan
dia menyembah dewa lain.”
Namun sekeras apa pun mereka berusaha, mereka tetap tidak bisa
menemukan kesalahan Daniel. Daniel jujur serta penuh hikmah, dan dia
bekerja lebih rajin daripada orang-orang Majus lainnya. “Kita harus
mencari- cari kesalahan Daniel agar dia mendapat masalah.” kata mereka
dengan suara pelan.

4
10 Meskipun Daniel adalah pemimpin dari orang-orang majus itu tetapi dia
tidak menyembah dewa-dewa palsu mereka yang terbuat dari kayu dan
batu. Dia mengasihi Tuhan Abraham, Ishak, dan Yakub. Setiap hari
Daniel membuka jendela-jendela rumahnya dan berdoa kepada Tuhan
umat Ibrani.
Pada suatu hari, orang-orang Majus itu melihat Daniel sedang berdoa
dan timbullah niat jahat dalam pikiran mereka. “Satu-satunya cara
untuk
menemukan kesalahan Daniel adalah dengan meminta baginda raja
untuk mewajibkan semua orang agar menyampaikan permohonan
hanya kepada raja saja.”
“Kalau kita beruntung, Daniel mungkin akan melanggar larangan itu,”
tambah orang Majus lainnya. “Raja Darius pasti akan melempar Daniel ke
gua singa.” Orang-orang Majus itu segera bergegas pergi ke istana untuk
berbicara pada raja. “Baginda, kami rasa Baginda harus membuat hukum
yang menyatakan bahwa semua rakyat harus menyembah Baginda sebagai
dewa mereka selama tiga puluh hari. Dan orang yang tidak menaati
peraturan ini akan dilemparkan ke dalam gua singa.”
Raja Darius menjadi sombong ketika mendengar permintaan orang-orang
Majus itu. Dia senang mendengar orang-orang akan menyembahnya
seperti dewa.
Sebelum Raja Darius berubah pikiran, orang-orang Majus itu cepat-cepat
menulis hukum tersebut di atas loh batu dan menunjukkannya kepada raja.
“Kami mohon agar Baginda raja menandatangani surat perintah ini supaya
hukum ini tidak dapat diubah lagi.” Raja Darius kemudian mengambil loh
batu itu dan memateraikannya sebagai hukum baru di kerajaan itu. Raja
tidak tahu bahwa perintah itu merupakan jebakan yang disiapkan orang
Majus untuk Daniel.

11 Ketika Daniel mendengar tentang hukum baru itu, pulanglah ia ke


kamarnya dan membuka jendela-jendela yang menghadap ke arah
Yerusalem. “Meskipun aku senang pada raja tetapi aku lebih mengasihi
Tuhan.” Dan seperti biasanya, ia berlutut dan berdoa kepada Tuhannya.
Ketika orang-orang Majus melihat Daniel sedang berdoa kepada Tuhannya,
mereka cepat-cepat pergi ke istana untuk menghadap dan memberitahu
raja tentang apa yang mereka lihat. “Bukankah Baginda telah
menandatangani surat perintah yang mengatakan bahwa semua orang
hanya boleh berdoa kepada Baginda saja?” Jawab raja, “Betul dan barang
siapa yang melanggar perintah itu akan dilemparkan ke dalam gua
singa.”
“Daniel tidak menghiraukan perintah Baginda,” kata orang-orang Majus itu
sambil melihat satu sama lain seraya tersenyum licik. “Dia melanggar
hukum yang Baginda buat dan berdoa kepada Tuhannya. Bukankah
Baginda berkata bahwa siapa saja yang melanggar peraturan itu harus
dihukum.”
Mendengar itu raja menjadi sangat sedih. “Daniel adalah hamba terbaikku.
Aku tidak mau melihatnya dilempar ke gua singa.” Orang-orang Majus itu
berkumpul mengelilingi raja. “Baginda, hendaknya Baginda ingat bahwa
menurut undang-undang negeri Babel, larangan atau peraturan yang
sudah dibuat raja tidak dapat dirubah.”

5
12 Raja berusaha untuk menyelamatkan Daniel agar tidak dilempar ke gua
singa itu. Sepanjang hari raja berpikir keras mencari jalan untuk menolong
hambanya yang setia itu. “Kenapa aku setuju untuk mengeluarkan perintah
agar aku disembah seperti dewa,” katanya mengeluh. Tetapi tampaknya
tidak ada yang bisa dia lakukan untuk menyelamatkan Daniel. Akhirnya
dengan berat hati, raja mengeluarkan perintah agar melemparkan Daniel
ke dalam gua singa.
Para penjaga istana dengan cepat menjalankan perintah itu dan
membawa Daniel ke gua singa yang ada di luar istana. Singa-singa yang
ada di dalam gua itu lapar karena sudah berminggu-minggu tidak
diberi makan. Sambil menajamkan kuku-kukunya di dinding batu, singa-
singa itu melihat Daniel seraya menjilat bibirnya.
Jantung Daniel berdegup dengan kencang. Dia berdiri di depan pintu
masuk gua dan melihat ke dalam kegelapan yang ada di depannya. “Aku
percaya pada-Mu ya Tuhan.” Lalu penjaga itu membuka pintu, memegang
tangan dan kaki Daniel kuat-kuat, mengayunnya ke depan dan belakang,
bersiap-siap melemparnya. ”Satu …. Dua … Tiga …” Mereka melempar
Daniel ke dalam gua itu. Gubrak! Daniel jatuh menggelundung ke
bawah tangga dan hilang dalam kegelapan.
Raja Darius berteriak dari depan pintu gua, katanya, “Semoga Tuhan yang
kau sembah dengan setia itu menyelamatkan engkau.” Lalu para penjaga-
penjaga meletakkan sebuah batu besar di mulut gua agar Daniel tidak
dapat keluar dari sana. Setelah itu raja memateraikan batu itu dengan cap
kerajaan agar tidak ada seorang pun yang dapat masuk atau keluar dari
gua tersebut.

13 Sesampainya di dalam, Daniel berdiri dan membersihkan debu-debu yang


menempel pada jubahnya. Dia tidak tahu dia berada dimana sekarang. Dia
melihat banyak kelelawar bergantungan di langit-langit gua dan air
menetes di sepanjang dinding gua. Gua itu sangat dingin dan bau.
Singa-singa itu berjalan mengitari Daniel sambil memperlihatkan taringnya
yang tajam. Singa-singa itu kelaparan dan dari baunya, mereka yakin Daniel
pasti makanan yang lezat. Daniel melihat singa itu dengan cemas. Singa-
singa itu besar dan menakutkan, dan tampaknya sangat lapar. Tetapi,
Daniel percaya kepada Tuhan. Daniel menekukkan lututnya dan berdoa,
“Tuhan, bila ini adalah kehendakMu, selamatkanlah aku dari singa-singa
ini.”
Tuhan menjawab doa Daniel dan mengutus malaikat-Nya untuk mengatup
mulut singa-singa itu sehingga mereka tidak melahapnya. Bahkan
sebaliknya, singa-singa itu malah tertidur nyenyak di dekat Daniel dan
mendengkur sepanjang malam. “Terima kasih untuk perlindungan-Mu, ya
Tuhan,” kata Daniel mengucap syukur. Dia tahu imannya kepada Tuhan
tidak sia-sia.

6
14 Sementara itu di istana, raja Darius tidak dapat tidur dengan nyenyak
sepanjang malam. Dia tidak bisa berhenti memikirkan Daniel yang ada di
gua singa. Dia sungguh-sungguh berharap agar Tuhan yang Daniel
sembah dapat menyelamat Daniel dari singa-singa itu.
Keesokan harinya, pagi-pagi sekali, raja melompat turun dari tempat
tidurnya dan cepat-cepat pergi ke gua singa untuk melihat langsung
apakah Daniel masih hidup atau tidak. Dia memerintahkan penjaga
untuk membuka
segel kerajaan yang ada di batu penutup gua. Kemudian, dia
menjulurkan kepalanya di pintu gua. “Daniel, apakah engkau masih
hidup?” kata raja berteriak. “Apakah Tuhanmu telah sanggup
menyelamatkan engkau dari singa-singa itu?”
Sambil melihat raja yang ada di atasnya, Daniel menjawab, “Tuhanku telah
mengirim malaikat untuk menutup mulut singa-singa ini sehingga mereka
tidak menerkam aku. Tuhan tahu bahwa aku tidak bersalah.” Baginda raja
bertepuk tangan dan menari dengan sukacita. “Aku senang sekali
mendengar engkau masih hidup!”
Penjaga cepat-cepat menarik Daniel keluar dari gua singa dan
melihatnya dengan rasa heran. Mereka tidak menemukan satu goresan
pun di tubuh Daniel. “Tuhannya Daniel telah menyelamatkannya.”

15 Semua orang senang melihat Daniel masih hidup kecuali orang-orang


Majus yang jahat itu. Mereka sangat marah mengetahui Daniel masih
hidup. Sambil menghentakkan kaki, mereka berkata, “Pasti ada orang
yang memberi makan singa-singa itu sehingga mereka tidak lapar. Tidak
mungkin Tuhannya Daniel melindungi dia.”
Raja Darius yang mengetahui tentang kejahatan orang-orang Majus itu,
akhirnya menghukum mereka karena telah mencelakakan Daniel.
“Lemparkan mereka ke gua singa. Mari kita lihat apakah singa-singa itu
benar-benar lapar.” Tetapi kali ini singa-singa itu tidak sejinak sebelumnya
dan mereka mencabik- cabik semua musuh Daniel sampai habis.
Raja Darius percaya bahwa Tuhan orang Ibranilah yang melindungi
Daniel dari terkaman singa-singa itu. Setelah itu, Raja Darius
mengeluarkan satu
peraturan baru yang mengimbau semua orang yang ada dalam kerajaan
Babel untuk takut dan hormat kepada Tuhan Abraham, Ishak dan Yakub.
Kemudian Raja menulis maklumat kepada semua orang yang berbunyi,
“Tuhan Ibrani adalah satu-satunya Tuhan yang benar dan yang paling
berkuasa.”
Raja Darius ingin seluruh dunia tahu bahwa Tuhan yang berkuasalah
yang menyelamatkan Daniel, hambanya yang setia.
Sejak saat itu, Daniel dan teman-temannya dapat hidup dengan damai di
kerajaan Babel. Mereka tidak akan pernah melupakan malam dimana
Tuhan menyelamatkan Daniel dari gua singa.

16 ©Bible Pathway Adventures

Anda mungkin juga menyukai