Pancasila Kelompok 4
Pancasila Kelompok 4
TUNGGAL
IKA
Kelompok 4
Cindy Nur Rosyanti
Muhammad Naja Alyan
Farhan Ardiansyah
SEJARAH “BHINNEKA TUNGGAL IKA”
Makna yang terkandung dari semboyan Bhinneka Tunggal Ika ialah bebeda-beda
tapi tetap satu jua. menggambarkan persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia
yang terdiri dari beraneka ragam suku, budaya, ras, agama dan bahasa.
Makna “Bhineka Tunggal Ika” menjadi dasar dari semangat kebangsaan
Indonesia, yang menghargai perbedaan dan menyatukan berbagai elemen
masyarakat dalam persatuan. Artikel tentang hal ini dapat memberikan
pemahaman yang lebih dalam tentang nilai-nilai keberagaman dan persatuan yang
menjadi karakteristik Indonesia sebagai negara yang kaya akan keanekaragaman
budaya, etnis, agama dan norma yang berbeda namun tetap menjadi satu
kesatuan..
FUNGSI BHINNEKA TUNGGAL IKA
Tidak pilih-pilih
Melakukan status sosial Bersahabat dengan
Tidak membeda- Bersahabat dan
kegiatan kerja dalam menjalin orang tanpa
bedakan orang bekerja sama dengan
bakti pergaulan memandang agama
berdasarkan asal semua orang tanpa
membersihkan dalam dan keyakinan yang
daerah membedakan agama,
lingkungan kehidupan dianutnnya
suku, dan ras
sehari-hari
DAMPAK DARI TIDAK MENERAPAN PRINSIP
KEBHINNEKAAN
Dampak positif : kita jadi tau tradisi, kuliner, kepercayaan, pendekatan budaya dan sisi
toleransi kita yang berkembang.
Dampak negatif : kalau kita memiliki perspektif yang sempit, tidak saling memahami adat
istiadat yang akan berujung konflik yang berkepanjangan, menukar-nukarkan hal penting
budaya, perbedaan kepercayaan yang akan memunculkan pikiran negatif, dan pendekatan
yang kuat.
ASAL USUL KALIMAT BHINNEKA TUNGGAL IKA PADA
LAMBANG BURUNG GARUDA
frasa Bhinneka Tunggal Ika tertulis dalam sebuah tulisan bertajuk Verspreide
Geschriften yang ditulis oleh Johan Hendrik Casper Kern, seorang orientalis asal
Belanda. Tulisan karya Casper Kern ini kemudian dibaca oleh Mohammad Yamin
sekitar 7 abad setelah kakawin Sutasoma diciptakan. Lalu, Mohammad Yamin
menyebutkan frasa tersebut dalam sidang BPUPKI pertama (29 Mei-1 Juni 1945).
Sebab, dalam sidang tersebut, Mohammad Yamin menyebut frasa Bhinneka Tunggal
Ika, kemudian disambung oleh I Gusti Bagus Sugriwa yang menyebut "Tan hana
dharma mangrwa", artinya tidak ada kerancuan dalam kebenaran. Menurut Mohammad
Hatta, semboyan Bhinneka Tunggal Ika juga diusulkan oleh Soekarno saat sedang
merancang simbol lambang negara, Garuda Pancasila. Semboyan Bhinneka Tunggal Ika
kemudian dimasukkan ke dalam Garuda Pancasila sebagai semboyan negara Indonesia.
Alasan Bhinneka Tunggal Ika dijadikan sebagai semboyan negara karena frasa ini
dianggap mewakili pandangan negara Indonesia dan dapat memperteguh kedaulatan
bangsa.
BAGIAN BURUNG GARUDA
45 helai bulu di leher
Bhinneka Tunggal Ika menjadi landasan dari keutuhan bangsa Indonesia. Menurut para pendiri
bangsa, keberagaman merupakan sebuah kekuatan yang dapat mempersatukan.
Oleh karena itu, memahami arti penting keberagaman dalam bingkai Bhinneka Tunggal Ika adalah
upaya untuk memperkuat dan menjaga persatuan dan kesatuan bangsa.
Keberagaman telah menjadi identitas Indonesia sebagai negara dengan beragam budaya, suku, dan
agama.
Dengan memahami arti penting keberagaman, kita akan menghargai setiap perbedaan dan
bersama-sama merayakan keanekaragaman budaya kita.
Hal ini akan mengokohkan persatuan dan menguatkan jati diri bangsa Indonesia di mata dunia
internasional.
CONTOH KERAGAMAN DI INDONESIA
MAKANAN
TRADISIONAL PAKAIAN
TRADISIONAL
Makanan Rujak
Cingur Pakaian Betawi
LAGU
DAERAH
RUMAH ADAT
Lagu Apuse
Rumah Adat Joglo
berasal dari Papua
berasal dari Jawa Tengah
UPACARA
ADAT
ALAT MUSIK
Upacara Ngaben TRADISIONAL