Anda di halaman 1dari 4

BHINEKA TUNGGAL IKA

 Pengertian bhineka tunggal ika


Bhinneka Tunggal Ika adalah moto atau semboyan bangsa Indonesia yang tertulis pada lambang
negara Indonesia yaitu Garuda Pancasila. Semboyan negara ini menggambarkan kondisi
Indonesia yang mempunyai banyak keragaman budaya, namun tetap menjadi satu bangsa.

Contoh Sikap Bhinneka Tunggal Ika


 Berteman dengan siapa saja tanpa membedakan latar belakang suku, agama, ras,
maupun adat.
 Toleransi antar umat beragama ketika perayaan hari besar keagamaan.
 Bersedia memberi waktu kepada teman untuk menunaikan ibadah sesuai agama
masing-masing di tengah kerja kelompok.

Adapun penerapan Bhinneka Tunggal Ika di lingkungan kelas antara lain sebagai berikut:
Berteman dengan sesame, tanpa membeda-bedakan. Tidak mengejek dan mencela
teman. Mau berbagi dengan semua teman kelas.

 Makna dan arti bhineka tunggal ika


1. Keberagaman yang bersatu
Bhineka Tunggal Ika menggambarkan konsep bahwa meskipun Indonesia terdiri dari beragam
suku, agama, ras, dan budaya, bangsa Indonesia tetap menjadi satu kesatuan yang tidak
terpisahkan. Keberagaman tersebut diakui, dihargai, dan disatukan dalam semangat persatuan.
 Contoh-contoh Persatuan dalam Keberagaman dalam Masyarakat
o Melakukan gotong royong untuk membantu sesama.
o Saling menghormati dan menghargai perbedaan, termasuk perbedaan suku bangsa,
budaya, agama, dan bahasa.
o Mengedepankan sikap saling berbagi tanpa membedakan latar belakang orang lain.

2. Toleransi dan saling menghormati


Semboyan Bhineka Tunggal Ika ini mengajarkan pentingnya nilai-nilai toleransi, saling
menghormati, dan hidup berdampingan dalam harmoni di tengah perbedaan. Masyarakat
Indonesia diharapkan mampu menghormati hak-hak orang lain dalam beragama, berkeyakinan,
dan berbudaya.
 Bentuk Toleransi Beragama
Toleransi beragama bisa kita lihat dalam kehidupan sehari-hari. Misalnya, bergaul dengan
semua orang tanpa membedakan kepercayaan masing-masing; menghargai dan memberikan
kesempatan kepada teman yang berbeda agama tanpa ada diskriminasi
3. Persatuan dalam perbedaan
Bhineka Tunggal Ika mengajarkan bahwa meskipun terdapat perbedaan dalam suku, agama, dan
budaya, persatuan dan persaudaraan harus dijaga. Semua warga negara Indonesia memiliki
tanggung jawab untuk bekerja sama dalam mencapai kemajuan bersama dan membangun
bangsa yang kuat.
➢ Membantu teman yang berbeda suku. ➢ Tidak pilih-pilih teman. ➢ Menghormati orang lain
yang berbeda agama dengan kita. ➢ Mau bekerja sama dengan teman.

4. Kekayaan budaya dan keunikan


Bhineka Tunggal Ika juga mencerminkan kekayaan budaya Indonesia yang terdiri dari berbagai
tradisi, bahasa, kesenian, dan adat istiadat yang berbeda. Semua kekayaan budaya ini
merupakan warisan yang harus dijaga dan dipertahankan sebagai identitas bangsa.
1. Keragaman budaya adalah salah satu keunikan yang terdapat di muka bumi ini dengan
beragam suku bangsa yang ada di seluruh dunia, begitu pula dengan keragaman .

 Fungsi bhineka tunggal ika


Berikut Fungsi Bhineka Tunggal Ika:
1. Mempertahankan kerukunan sosial
Bhineka Tunggal Ika menjadi landasan dalam menjaga kerukunan sosial di Indonesia. Semboyan
ini mengajarkan nilai-nilai toleransi, saling menghormati, dan hidup berdampingan dalam
harmoni di tengah perbedaan suku, agama, ras, dan budaya.
o Membangun sikap saling menghormati dan toleransi. ...
o Meningkatkan pemahaman tentang agama dan keberagaman. ...
o Menghindari menyebarkan berita hoaks yang berkaitan dengan agama. ...
o Meningkatkan partisipasi dalam kegiatan lintas agama.

2. Menghormati perbedaan
Bhineka Tunggal Ika mendorong masyarakat Indonesia untuk menghormati perbedaan dalam
suku, agama, ras, dan budaya. Semboyan ini mengajarkan pentingnya mengakui dan menghargai
hak-hak individu dan kelompok untuk menjalankan kepercayaan dan budaya mereka sendiri.
Contoh
o Menerima perbedaan suku dan budaya orang lain,Menghargai perbedaan agama.
Berteman dengan siapa saja,Saling tolong-menolong.Menjalin silaturhami dengan
orang lain.Menerapkan sopan santun
3. Membangun persatuan
Bhineka Tunggal Ika menekankan pentingnya persatuan di tengah perbedaan. Semboyan ini
mengajarkan bahwa meskipun berbeda-beda, bangsa Indonesia tetap satu kesatuan yang tidak
terpisahkan. Fungsi semboyan ini adalah memperkuat ikatan persaudaraan dan kerja sama
antarwarga negara dalam mencapai kemajuan bersama.
o Contoh Perilaku yang Mencerminkan Persatuan dan Kesatuan
Membantu satu sama lain dalam tugas yang sama. 2. Menerima dan menghormati perbedaan
agama, budaya, dan politik. 3. Berkomunikasi dengan jelas untuk meminimalkan
kesalahpahaman.

4. Menghargai keanekaragaman budaya


Bhineka Tunggal Ika mempromosikan penghargaan terhadap keanekaragaman budaya di
Indonesia. Semboyan ini mengajarkan pentingnya menjaga dan memelihara warisan budaya
yang beragam sebagai identitas bangsa yang kaya dan berwarna.
o contoh sikap menghargai keberagaman
Berikut ini beberapa contoh sikap menghargai keberagaman yang bisa dipelajari dan dibiasakan
oleh anak.
Menerima perbedaan suku dan budaya orang lain, Menghargai perbedaan agama, Berteman
dengan siapa saja, Saling tolong-menolong, Menjalin silaturhami dengan orang lain,
Menerapkan sopan santun.

5. Memperkuat identitas nasional


Bhineka Tunggal Ika menjadi simbol dari keberagaman dan persatuan dalam bingkai kehidupan
nasional Indonesia. Semboyan ini memperkuat identitas nasional sebagai bangsa yang beragam
namun tetap bersatu dalam semangat persatuan, kesetaraan, dan keadilan.
o Contoh
Menggunakan bahasa daerah dan bahasa Indonesia yang benar dalam pergaulan
sehari-hari. Selalu mengutamakan untuk membeli produk-produk asli dalam negeri.
Menerapkan nilai-nilai pancasila dalam kehidupan sehari-hari.
Membaca Buku Sejarah. ...
Menonton Film Tema Sejarah dan Perjuangan. ...
Berkunjung ke Museum. ...
Melihat Pameran Budaya. ...
Mempelajarai Bahasa dan Kebudayaan Daerah. ...
Menggunakan Produk Dalam Negeri

 Berikut Sejarah Bhineka Tunggal Ika:


Sejarah Bhineka Tunggal Ika bermula pada abad ke-14 Masehi di pulau Jawa, Indonesia.
Semboyan Bhineka Tunggal Ika ini pertama kali ditemukan dalam prasasti Tugu yang ditemukan
di desa Ciaruteun Ilir, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Prasasti ini berasal dari masa pemerintahan
Raja Hayam Wuruk dari Kerajaan Majapahit pada tahun 1356 Masehi.

Prasasti Tugu menyampaikan pesan tentang persatuan dan kerukunan di tengah perbedaan
dalam beragama. Prasasti ini berisi kutipan dari kitab Sutasoma, salah satu karya sastra dari
pengarang Jawa Kuno, Mpu Tantular. Kutipan tersebut berbunyi “Wan wengi, windu sinunggal,
winuwus bhinneka tunggal ika” yang berarti “Walaupun berbeda-beda, dalam perbedaan itu
tetap ada kesatuan”.

Pada saat itu, pesan Bhineka Tunggal Ika dalam prasasti Tugu menegaskan pentingnya toleransi
dan persatuan di antara berbagai kepercayaan dan keyakinan yang ada di Nusantara. Semboyan
ini menggarisbawahi nilai-nilai pluralisme dan harmoni dalam kehidupan beragama.

Setelah Indonesia merdeka pada tahun 1945, Bhineka Tunggal Ika diadopsi sebagai semboyan
nasional. Pada 18 Agustus 1950, semboyan ini secara resmi dijadikan semboyan negara dan
dituangkan dalam pasal 36A Undang-Undang Dasar 1945. Bhineka Tunggal Ika menjadi prinsip
yang melandasi kerukunan dan persatuan di Indonesia, menghargai keberagaman suku, agama,
ras, dan budaya sebagai sumber kekayaan bangsa.

Anda mungkin juga menyukai