Anda di halaman 1dari 9

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG


Indonesia merupakan negara yang terdiri dari berbagai macam suku,
budaya dan adat-istiadat. Sehingga, setiap daerah di Indonesia memiliki keunikan
tersendiri. Selain keberagaman suku bangsa, budaya, dan adat istiadat, masyarakat
indonesia juga memiliki keberagaman pada agama yang dianut. Ada 5 agama yang
diakui di indonesia, yaitu Islam, Kristen, Hindu, Budha, dan Konghuchu.
Sebagai bangsa yang berbhineka tunggal ika, sejak dahulu mayoritas
masyarakat indonesia senantiasa menghormati perbedaan antar masing-masing
daerah. Mengapa dikatakan mayoritas masyarakat dan bukan semua masyarakat?
Karena masih ada beberapa golongan yang tidak atau sulit menghargai perbedaan
antar suku bangsa dan agama di indonesia.
Ironisnya, di era modern saat ini masyarakat indonesia yang tidak
dapat menghargai keberagaman suku dan agama di indonesia semakin bertambah
banyak. Misalnya di lingkungan kampus atau universitas yang notabene
mahasiswanya berasal bukan dari satu daerah saja, melainkan seluruh indonesia.
Sering kali terlihat mahasiswa pilih-pilih teman. Mereka hanya ingin berteman
dengan teman yang budaya atau kulturnya sama dengan mereka. Atau ada juga
mahasiswa yang enggan berteman dengan mahasiswa dari indonesia timur karena
perbedaan warna kulit.
Seharusnya, kita sebagai warga indonesia dapat menghargai perbedaan
antar sesama warga indonesia lainnya walaupun dengan perbedaan suku bangsa
maupun agama. Karena jika indonesia terpecah belah, maka bangsa lain akan mudah
diadu domba dan menghancurkan NKRI.
Kita sebagai bangsa indonesia harus berpegang erat pada pancasila
sebagai dasar negara kita, terutama sila ke-3 yakni Persatuan Indonesia. karena
dengan banyaknya perbedaan dan keberagaman suku bangsa dan agama di indonesia,
seharusnya dapat menjadi kekuatan bagi NKRI dengan didasari pancasila. Oleh
karena itu, sebagai warga negara indonesia, sikap toleransi harus kita tanamkan pada
diri kita.

1.2. RUMUSAN MASALAH


2

A. Bagaimana cara agar warga negara indonesia dapat mengahrgai perbedaan


suku bangsa?
B. Bagaimana cara agar warga negara indonesia dapat mengahrgai perbedaan
agama yang dianut?
C. Mengapa kita sebagai warga indonesia harus menghargai adanya perbedaan
suku bangsa dan agama?
D. Apa yang menyebabkan keberagaman suku bangsa dan agama menjadi
kekuatan bagi NKRI yang didasari pancasila?

1.3. TUJUAN
A. Mengetahui cara agar warga negara indonesia dapat mengahrgai perbedaan
suku bangsa.
B. Mengetahui cara agar warga negara indonesia dapat mengahargai perbedaan
agama yang dianut.
C. Menjelaskan alasan mengapa kita sebagai warga indonesia harus menghargai
adanya perbedaan suku bangsa dan agama.
D. Menjelaskan sebab keberagaman suku bangsa dan agama menjadi kekuatan
bagi NKRI yang didasari pancasila.
3

BAB II

PEMBAHASAN

A. Warga Negara Indonesia dapat Menghargai Perbedaan Suku Bangsa

Bhinneka Tunggal Ika merupakan semboyan bangsa kita yang mengungkapkan


persatuan dan kesatuan yang berasal dari keanekaragaman. Walaupun kita terdiri atas
berbagai suku yang beranekaragam budaya daerah, namun kita tetap satu bangsa Indonesia,
memiliki bahasa dan tanah air yang sama, yaitu bahasa Indonesia dan tanah air Indonesia.
Begitu juga bendera kebangsaan merah putih sebagai lambang identitas bangsa dan kita
bersatu padu di bawah falsafah dan dasar negara Pancasila.
Kita sebagai bangsa Indonesia harus bersatu padu agar manjadi satu kesatuan yang
bulat dan utuh. Untuk dapat bersatu kita harus memiliki pedoman yang dapat
menyeragamkan pandangan kita dan tingkah laku kita dalam kehidupan sehari-hari. Dengan
demikian, akan terjadi persamaan langkah dan tingkah laku bangsa Indonesia. Pedoman
tersebut adalah Pancasila, kita harus dapat meningkatkan rasa persaudaraan dengan berbagai
suku bangsa di Indonesia.
Membiasakan bersahabat dan saling membantu dengan sesama warga yang ada di
lingkungan kita, seperti gotong royong akan dapat memudahkan tercapainya persatuan dan
kesatuan bangsa. Bangsa Indonesia harus merasa satu, senasib sepenanggungan, sebangsa,
dan sehati dalam kekuatan wilayah nasional dengan segala isi dan kekayaannya merupakan
satu kesatuan wilayah.

Keanekaragaman budaya jangan dijadikan sebagai perbedaan, tetapi hendaknya


dijadikan sebagai kekayaan bangsa Indonesia. Kita selaku bangsa Indonesia mempunyai
kewajiban untuk selalu melestarikan kebudayaan yang beraneka ragam tersebut. Di samping
itu, dengan mendalami kebudayaan yang beraneka ragam tersebut, wawasan kita akan
bertambah sehingga kita tidak akan menjadi bangsa yang kerdil.

Kita dapat menjadi bangsa yang mau dan mampu menghargai kekayaan yang kita
miliki, yang berupa keanekaragaman kebudayaan tersebut. Sikap saling menghormati budaya
perlu dikembangkan agar kebudayaan kita yang terkenal tinggi nilainya itu tetap lestari, tidak
terkena arus yang datang dari luar. Melestarikan kebudayaan nasional harus didasari dengan
rasa kesadaran yang tingi tanpa adanya paksaan dari siapapun.

Cara warga negara Indonesia dapat menghargai perbedaan suku bangsa :


4

a. Dalam mengembangkan sikap menghormati terhadap keragaman suku bangsa, dapat


terlihat dari sifat dan siksp dalam kehidupan sehari-hari, diantaranya adalah sebagai
berikut
b. Kehidupan bermasyarakat tercipta kerukunan seperti halnya dalam sebuah keluarga.
c. Antara warga masyarakat terdapat semangat tolong menolong, kerjasama untuk
menyelesaikan suatu masalah, dan kerjasama dalam memenuhi kebutuhan hidupnya.
d. Dalam menyelesaikan urusan bersama selalu diusahakan dengan melalui musyawarah.
e. Terdapat kesadaran dan sikap yang mengutamakan kepentingan bersama di atas
kepentingan pribadi dan golongan.
f. Menghargai adat istiadat dan budaya warga yang berbeda
g. Menciptakan kerukunan dalam masyarakat yang majemuk seperti kerukunan dalam
sebuah keluarga.
h. Memupuk semangat tolong-menolong antar sesama warga.
i. Membiasakan bermusyawarah untuk menyelesaikan masalah.
j. Mengutamakan kepentingan umum di atas kepentingan pribadi dan golongan.

B. Warga Negara Indonesia dapat Menghargai Perbedaan Agama yang Dianut

Negara menjamin warga negaranya untuk menganut dan mengamalkan ajaran


agamanya masing-masing. Jaminan negara terhadap warga negara untuk memeluk dan
beribadah diatur dalam UUD 1945 Pasal 29 ayat (2). Bunyi lengkap Pasal 29 ayat (2) adalah
“Negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk agamanya masing-
masing dan untuk beribadat menurut agamanya dan kepercayaannya itu”.
Indonesia memiliki enam agama yang diakui dan diperbolehkan untuk dianut oleh
masyarakat. Masing-masing dari keenam agama tersebut adalah Islam, Protestan, Katolik,
Hindu, Buddha, dan Konghucu. Dengan jumlah pemeluk yang berbeda-beda, keenam agama
ini eksis dengan kitab suci, ajaran, dan tempat ibadahnya masing-masing.

Keberadaan enam agama tersebut di Indonesia serta kepemelukannya oleh masyarakat


sudah menjadi keniscayaan yang terbentuk karena faktor sejarah. Semua komponen bangsa
kita sudah sepakat bahwa keenam agama tersebut merupakan agama yang resmi berlaku di
Indonesia serta melalui jaminan konstitusi dan undang-undang masyarakat diberi kebebasan
penuh untuk memilih dan memeluk salah satu dari keenamnya. Kesepakatan atau kebijakan
ini menjadikan bangsa Indonesia sebagai bangsa yang majemuk atau beragam dalam hal
kepemelukan agama.

Kesepakatan atau kebijakan mengenai keberagaman agama di Indonesia mengharuskan


semua komponen bangsa dan setiap warga negara untuk menyadari keberadaannya di tengah
perbedaan agama. Semua pihak perorangan, organisasi, lembaga, komunitas sosial, golongan,
dan sebagainya harus paham, maklum, dan sadar bahwa di tengah keberadaannya sebagai
5

pemeluk salah satu agama, masih ada pihak-pihak lain yang memeluk agama yang berbeda.
Sebagai pribadi atau anggota komunitas dengan agama tertentu, setiap warga negara harus
sadar bahwa ada pribadi dan komunitas lain yang menganut agama yang berbeda. Dengan
kata lain, semua individu dan komponen bangsa wajib memahami dan menyadari bahwa
eksistensinya dalam kehidupan bangsa dan negara Indonesia berada dalam keragaman dan
perbedaan agama.

Cara warga negara Indonesia dapat menghargai perbedaan agama yang dianut :

a). Menghormati setiap orang yang keyakinannya berbeda dengan kita bersikap toleransi
antar umat beragama
b). Menghargai perbedaan cara beribadah setiap agama
c). Hidup saling berdampingan dan saling tolong menolong
d). Dalam kehidupan berbangsa, seperti kita ketahui keberagaman dalam agama itu
benar-benar terjadi. Agama tidak mengajarkan untuk memaksakan keyakinan kita
kepada orang lain. Oleh karena itu, bentuk perilaku kehidupan dalam keberagaman
agama di antaranya diwujudkan dalam bentuk:menghormati agama yang diyakini oleh
orang lain.
e). Tidak memaksakan keyakinan agama kita kepada orang yang berbeda agama
f). Melaksanakan ajaran agama dengan baik
g). Tidak memandang rendah dan tidak menyalahkan agama yang berbeda dan dianut
oleh orang lain.
h). Tidak memaksakan keyakinan agama kita kepada orang yang berbeda agama

C. Menghargai Adanya Perbedaan Suku Bangsa dan Agama


Indonesia menganut sistem pemerintahan Demokrasi, yang mana sistem
demokrasi merupakan sistem pemerintahan yang cocok untuk mengembangkan
kehidupan berbangsa dan bernegara yang berdaulat, khususnya pengembangan untuk
di Indonesia sekarang ataupun yang akan datang.
Setiap rakyat Indonesia, dalam kehidupan demokrasi dihargai hak asasi secara
sama. Setiap orang tidak dibeda-bedakan berdasarkan suku, agama, ras, antargolongan
(SARA), dan lain sebagainya. Dalam UUD 1945, Pasal 27 Ayat 1 dinyatakan dengan
tegas bahwa setiap orang memiliki kedudukan yang sama didepan hukum. Artinya,
bahwa setiap warga Indonesia tidak boleh dibeda-bedakan haknya. Setiap orang harus
dihargai haknya secara sama sebagai warga negara Indonesia.
Bangsa Indonesia telah memilih Pancasila sebagai pandangan hidup dan dasar
negara perlu secara terus menerus menyadari bahwa Pancasila harus tetap menjadi
6

moral perjuangan bangsa dalam mencapai sasaran-sasaran pembangunan. Sebagai


masyarakat Indonesia harus memegang teguh nilai dan makna Pancasila untuk
diterapkan pada kehidupan. Sehingga meski banyak sekali perbedaan di dalam Negara
Kesatuan Republik Indonesia baik itu dari suku, ras, maupun agama kita tetap akan
bersatu melalui pedoman pancasila.

D. Faktor Penyebab Keberagaman Suku dan Agama sebagai Kekuatan NKRI


dengan Pancasila
Berbagai pengaruh dunia luar tergantung pada ketahanan kita terhadap
pengaruh-pengaruh tersebut. Yang perlu dilakukan adalah menyaring nilai-nilai yang
datang dari luar (filter) untuk memperkuat keimanan dan ketakwaan kita kepada
Tuhan Yang Maha Esa, banyak beribadah dan beramal sesuai tuntunan agama masing-
masing, melakukan perbuatan positif, didasari oleh rasa kemanusiaan yang adil dan
beradab. Bersikap proaktif akan menumbuhkan dan mengembangkan nilai – nilai
positif bangsa Indonesia sehingga mampu mengejar keunggulan ilmu pengetahuan
dan teknologi negara-negara Pancasila.
Dalam pandangan Bung Hatta, kutib Yudi kemudian, “Penghargaan manusia
sebagai mahkluk Tuhan adalah inti sila pertama Pancasila, Ketuhanan Yang Maha
Esa.” Menghargai manusia dan kemanusiaan dalam hubungan antarmanusia dan
antarbangsa berarti tidak membangun sekat-sekat akibat adanya perbedaan, justru
menerima pendapat sebagai kenyataannya yang harus dihadapi dalam semangat saling
memuliakan. Semangat saling memuliakan berdasarkan cinta kasih itulah yang
membuat kita selalu merasa sebagai satu bagian utuh dan tak lagi menonjolkan
primordialisme sempit yang kerap dipertentangkan. Bahkan perbedaan agama tak
harus membuat kita menjaga jarak sehingga enggan menjalin kebersamaan dalam
semangat persatuan bangsa Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Tonggak penting dalam menumbuhkan persatuan dalam keragaman (unity in
diversity) itulah yang dipancangkan dalam momen Sumpah Pemuda pada Kerapatan
Besar Pemuda Indonesia (KBPI) II, 28 Oktober 1928, tujuh belas tahun sebelum
merdeka. Semangat persatuan dalam keragaman itulah yang dalam slogan Negara
dinyatakan dalam ungkapan “Bhineka Tunggal Ika”
Semangat gotong royong yang telah menjadi kultur masyarakat Indonesia
seyogyanya dapat selalu menopang dan mempererat rasa persatuan dan kesatuan kita
sebagai Bangsa dan Negara. Apalagi jika didasari dengan landasan cinta kasih yang
diajarkan oleh agama-agama dan kepercayaan yang ada di Bumi Pertiwi. Maka,
disentegrasi bangsa tak menjadi momok menakutkan bagi kita.
7
8

BAB III
3.1 Kesimpulan
Keanekaragaman budaya jangan dijadikan sebagai perbedaan, tetapi
hendaknya dijadikan sebagai kekayaan bangsa Indonesia. Kita selaku bangsa Indonesia
mempunyai kewajiban untuk selalu melestarikan kebudayaan yang beraneka ragam
tersebut. Di samping itu, dengan mendalami kebudayaan yang beraneka ragam tersebut,
wawasan kita akan bertambah sehingga kita tidak akan menjadi bangsa yang kerdil.
Semua pihak perorangan, organisasi, lembaga, komunitas sosial, golongan,
dan sebagainya harus paham, maklum, dan sadar bahwa di tengah keberadaannya
sebagai pemeluk salah satu agama, masih ada pihak-pihak lain yang memeluk agama
yang berbeda. Sebagai pribadi atau anggota komunitas dengan agama tertentu, setiap
warga negara harus sadar bahwa ada pribadi dan komunitas lain yang menganut agama
yang berbeda. Dengan kata lain, semua individu dan komponen bangsa wajib memahami
dan menyadari bahwa eksistensinya dalam kehidupan bangsa dan negara Indonesia
berada dalam keragaman dan perbedaan agama.
Setiap rakyat Indonesia, dalam kehidupan demokrasi dihargai hak asasi
secara sama. Setiap orang tidak dibeda-bedakan berdasarkan suku, agama, ras,
antargolongan (SARA), dan lain sebagainya. Dalam UUD 1945, Pasal 27 Ayat 1
dinyatakan dengan tegas bahwa setiap orang memiliki kedudukan yang sama didepan
hukum. Artinya, bahwa setiap warga Indonesia tidak boleh dibeda-bedakan haknya.
Setiap orang harus dihargai haknya secara sama sebagai warga negara Indonesia.
Tonggak penting dalam menumbuhkan persatuan dalam keragaman (unity
in diversity) itulah yang dipancangkan dalam momen Sumpah Pemuda pada Kerapatan
Besar Pemuda Indonesia (KBPI) II, 28 Oktober 1928, tujuh belas tahun sebelum
merdeka. Semangat persatuan dalam keragaman itulah yang dalam slogan Negara
dinyatakan dalam ungkapan “Bhineka Tunggal Ika”.

3.2 SARAN
Mengingat bahwa Indonesia merupakan negara yang terdiri dari berbagai
macam suku budaya dan agama, sebagai warga negara Indonesia hendaknya kita saling
menjaga satu sama lain, saling menghormati, dan hidup dengan rasa toleransi antar suku
budaya dan agama. Karena berbagai macam perbedaan itu lah yang menjadi kekuatan
Indonesia
DAFTAR PUSTAKA

Civicpedia.2017. Menunjukan Sikap Toleran terhadap Keberagaman dalam Bingkai Bhineka


Tunggal Ika,(online), (http://kamuspkn.upi.edu/materi-152-menunjukan-sikap-toleran-
9

terhadap-keberagaman-dalam-bingkai- bhineka-tunggal-ika.html) , diakses 18


Maret 2018.
Chotib.2012.Kewarganegaraan 3.Jakarta:Yudistira Ghalia Indonesia.
Karini, Dari.2016.Kenali Keragaman Indonesia,(online),
(http://nagitakrn12.blogspot.co.id/2016/10/cara-menyikapi-keragaman-yang-ada-
di.html), diakses 18 Maret 2018.
Nurcholis, ahmad.2017.Merajut Damai dalam Kebinekaan.Jakarta;Elex Media
Komputindo.
Nurdiaman.2007.Pendidikan Kewarganegaraan:Kecakapan Berbangsa dan
Bernegara.Jakarta:PT Grafindo Media Utama.

Anda mungkin juga menyukai