Anda di halaman 1dari 45

Pentingnya Analisa Data Kecelakaan

• Kecelakaan yang jarang terjadi (tidak acak!) Dan kejadian yang


disebabkan oleh banyak faktor
• Sebagai informasi detail yang sebanyak mungkin kita dapatkan
dari kecelakaan yang jarang terjadi, informasi ini diperlukan
untuk memperbaiki masalah keselamatan jalan.
• Sistem Registrasi Data kecelakaan yang baik merupakan dasar
untuk melakukan diagnosis keselamatan jalan dan menyusun
rencana aksi.
Analisis Data Kecelakaan
• Kegunaan antara lain

 Mencari tahu penyebab kecelakaan.


 Penentuan/penyaringan lokasi rawan kecelakaan (blackspot)
 Diagnosa permasalahan pada lokasi rawan kecelakaan
 Penilaian kondisi keselamatan suatu kota/daerah/ /negara relatif
terhadap suatu wilayah/negara lainnya
 Pemantauan perkembangan keselamatan jalan dari waktu ke waktu.
 Mempersiapkan langkah-langkah keselamatan jalan.
 Mengevaluasi langkah – langkah yang diambil setelah diimplementasikan
 Evaluasi keefektifan penerapan suatu tindakan penanggulangan
kecelakaan (accident countermeasure / remedial measure)
ANALISIS DATA KECELAKAAN GUNA
PENILAIAN KONDISI KESELAMATAN SUATU
KOTA/DAERAH/NEGARA
Pada umumnya atau angka kecelakaan / kematian untuk
pada suatu kota/daerah/negara pada tahun berjalan
dihitung dengan menggunakan formula

Rate = Total X Scale / Base

Dengan: rate = angka kecelakaan atau angka kematian


Total = jumlah kecelakaan total atau kematian
setahun
Scale = skala dasar, seperti dalam angka per skala
kend-mil/km
Base = dasar statistik total untuk tahun tersebut
Penilaian Kondisi Keselamatan
• Penilaian kondisi keselamatan suatu
kota/daerah/negara guna mengetahui kondisi
keselamatan wilayah/negara tersebut relatif terhadap
kondisi keselamatan kota/daerah/negara lainnya.
• Indikator yang umum digunakan:
– Tingkat kecelakaan
– Tingkat fatalitas
– Indeks fatalitas (per kendaraan)
– Indeks fatalitas (per populasi)
– Indeks kecelakaan/fatalitas berdasar perolehan
(Exposure-Based Accident-Rates)
Penilaian Kondisi Keselamatan
• Tingkat kecelakaan → jumlah kejadian kecelakaan
lalu lintas per 10.000 populasi kendaraan
• Tingkat fatalitas → jumlah korban tewas per jumlah
kejadian kecelakaan lalu lintas
• Indeks fatalitas (per kendaraan) → jumlah korban
tewas akibat kejadian kecelakaan lalu lintas per
10.000 populasi kendaraan → traffic safety rate
• Indeks fatalitas (per penduduk) → jumlah korban
tewas akibat kejadian kecelakaan lalu lintas per
100.000 penduduk → personal safety rate
Angka Kecelakaan Berdasar Perolehan
(Exposure-based Accident-rates)

a) Angka Kematian atau Angka Kecelakaan tiap


100.000.000 kendaraan-mil/km;
b) Angka Kematian atau Angka Kecelakaan tiap
10.000.000 kendaraan-jam;
c) Angka kematian atau Angka Kecelakaan tiap
1.000.000 kedatangan kend.
Accident Rate Per Mile
(Angka Kecelakaan Per Mil/Km)
Dengan dasar ini, kecelakaan berbahaya total diekspresikan
sebagai jumlah kecelakaan dari semua tipe per mil/km dari setiap
jalan.
R=A/L
Dengan : R = angka kecelakaan total per mil setiap tahun
A = jumlah total kecelakaan yang terjadi setahun
L = panjang dari bagian jalan yang dikontrol dalam
Mil/Km:
Angka ini berguna untuk membandingkan angka kecelakaan pada
suatu seri dari bagian suatu jalan yang mempunyai aliran yang
relatif seragam
Accident Involvement Rates (Angka Keterlibatan
Kecelakaan)

Keterlibatan kecelakaan diekspresikan sebagai jumlah pengemudi


kendaraan dengan karakteristik yang pasti terlibat dalam
kecelakaan per 100 juta vehicle-miles dari perjalanannya.
Dengan : R = keterlibatan kecelakaan per 100 juta vehicle-
miles
N =total jumlah pengemudi kend. yang terlibat
kecelakaan selama periode penelitian
V = vehicle-miles dari perjalanan di bagian jalan
selama periode penelitian
Death Rate Based on Population (Angka Kematian
Berdasar Populasi/Personal Safety Rate/Health Risk)

Bahaya lalu lintas untuk kehidupan masyarakat dinyatakan sebagai


jumlah kematian lalu lintas (Traffic fatalities) per 100.000 populasi.

Dengan: R = angka kematian per 100.000 populasi


B = jumlah total kematian lalu lintas dalam setahun
P = Populasi dari daerah
Death Rate Base On Registration (Angka Kematian
Berdasar Registrasi/Traffic Safety Rate/Traffic Risk)

Bahaya lalu lintas untuk kehidupan masyarakat juga dapat


diekspresikan sebagai jumlah dari kematian lalu lintas per 10.000
registrasi kendaraan. :
10.000

Dengan: R = angka kematian per 10.000 registrasi kendaraan


B = jumlah total kematian lalu lintas dalam setahun
M = jumlah registrasi kendaraan motor di daerah
tersebut.
Accident Base Rate on Vehicle-mile of Travel (angka kecelakaan
berdasar perjalanan kendaraan-mile)

Bahaya lalu lintas dalam kasus ini diekspresikan sebagai jumlah kecelakaan per
100 juta perjalanan kendaraan-mil(km).

Angka vehicle-miles boleh jadi diekspresikan dalam bagian kematian, luka-luka,


atau kecelakaan total per 100 juta vehicle-miles,dengan rumus sebagai berikut:

Dengan:
R = angka kecelakaan per 100.000.000 vehicle-miles
C = jumlah kecelakaan (kematian atau luka-luka atau ] kecelakaan
total) dalam setahun
V = vehicle-miles perjalanan dalam setahun
Angka kecelakaan untuk spot di jalan raya dapat dihitung
sbb:

Dengan: RSP = angka kecelakaan untuk spot (dalam kecelakaan per


satu juta kendaraan yang memasuki spot.

A = jumlah kecelakaan selama periode yang dianalisis


T = waktu periode analisis (dalam tahun atau bagian tahun)
V = AADT selama periode studi (untuk intersection, V pada
umumnya ditentukan sebagai penjumlahan dari volume
yang memasuki semua pendekat).
Persamaan untuk menghitung angka kecelakaan pada
bagian jalan raya adalah :

Dengan: RSC = angka kecelakaan pada bagian jalan raya (dalam


kecelakaan per satu juta vehicle-miles.
L = panjang dari bagian jalan raya (dalam mil)

Apabila angka di atas diekspresikan dalam bagian kecelakaan per 100 juta
vehicle-miles, persamaannya menjadi:
Contoh 1 :
Data tahun 1989 di Kota X
- Konsumsi bahan bakar di 5,082 miliar gallon,
- Terjadi 3.114 kematian akibat kendaraan motor,
- Luka-luka sebanyak 355.799
- Jumlah registrasi kendaraan bermotor 6.721.049
- Estimasi populasi 18.190.238
- 1 gallon dapat menempuh 12,5 mile
Maka :
Vehicle-miles of travel = 5,082 .000.000 × 12,5 = 63.500.000.000

Registration death rate = = 4,63

Population death rate = = 17,1

Vehicle-miles death rate = =4,93


Contoh 2

- Data tahun 1988 dari kotaQ tercatat sebagai berikut :


- Fatalities : 75
- Fatal Accidents : 60
- Injury Accidents : 300
- PDO Accidents : 2000
- Total ivolvements : 4100
- Vehicle-miles : 1.500.000.000
- Registered vehicles : 100.000
- Licensed drivers : 150.000
- Area population : 300.000
Angka kematian tahun 1988 dari kota tersebut dapat
dihitung sbb.

Dasar 1 : = 25 kematian per 100.000 populasi

Dasar 2 : = 7,5 kematian per 10.000 kend.


terdaftar

Dasar 3 : = 5,0 kematian per 10.000 SIM

Dasar 4 : = 5,0 kematian per 100.000.000


kendaraan-mil
Severity Index (Indeks Keparahan):
Pengembangan penggunaan statistik untuk menggambarkan tingkat
kekerasan relatif adalah severity index (SI), yang didefinisikan sebagai
jumlah kefatalan (kematian) tiap kecelakaan.

Persamaan untuk mneghitung SI adalah :


SI = F/A (10)
Dengan : SI = Severity Index
F = banyaknya kefatalan (kematian) dalam
setahun/waktu tertentu
A = jumlah seluruh kecelakaan pada ruas jalan
setahu /waktu tertentu
Contoh :
Untuk suatu data selama setahun dengan fatalities (kematian) =75 dalam
2.360 kecelakaan total, maka Indeks Kekerasan (SI) adalah:
SI = 75/2360 = 0,0317 kematian/kecelakaan (death/accidident)
Masalah Kala Membandingkan Tingkat
Keselamatan Antar Negara :
• Adanya variasi dalam ketelitian dan konsistensi
pengumpulan data
• Adanya ‘underreporting’ dalam pengumpulan data
• Adanya perbedaan dalam metoda pengumpulan data
dan definisi kecelakaan
• Jika angka kecelakaan meningkat bersamaan dengan
meningkatnya motorisasi, maka ada kemungkinan
tingkat kecelakaan akan menurun → menciptakan
kesan yang salah tentang tingkat keselamatan suatu
negara
Traffic safety vs Personal safety

16
USA (2002)
Fatality rate per 100,000 human population

14
France (2002)
12

New Zealand (2002) France (2003)


10
Canada (2002)
Australia (2002)
8
Sw itzerland (2002) Sw itzerland (2003)
Norw ay (2002)
6 Sw eden (2003) Sw eden (2002)
Singapore (2003)
Singapore (2002)
4
Hong Kong (2002)
Hong Kong (2003)
2

0
0 0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5 4
Fatality rate per 10,000 vehicle population

Sumber: Singapore TPD (2203, 2004)


Lokasi Kecelakaan
• Kecelakaan simpang?
– Kecelakaan yang terjadi di area persilangan jalan hingga 10 m ke
belakang pada pendekat simpang (Andreassen, 1994)
• Kecelakaan ruas?
– Perlu membagi ruas dalam seksi-seksi
– Karakteristik geometrik dan lalu lintas harus diusahakan
seragam dalam suatu seksi
– Jika panjang seksi terlalu kecil, maka probabilitas terjadinya nol
atau satu kecelakaan pada perioda tertentu akan semakin
mendekati 100%
– Jika panjang seksi semakin panjang, maka pengaruh fitur
berbahaya pada jalan akan tidak terlihat
– Menurut Pd T-09-2004-B : panjang seksi pada ruas jalan
perkotaan : 100 – 300 m , pada ruas jalan antar kota : 1 km
Populasi Referensi Simpang
• Dapat dibangun berdasarkan:
– Jenis pengendali lalu lintas (signalized, two-way stop
control, four-way stop control, yield control, roundabout)
– Jumlah pendekat (simpang empat, simpang tiga)
– Penampang melintang (jumlah lajur untuk pergerakan
lurus, jumlah lajur untuk pergerakan belok)
– Klasifikasi fungsional (arteri, kolektor, lokal)
– Tipe wilayah (perkotaan, semi perkotaan, luar kota)
– Rentang volume lalu lintas (TEV, PHV, AADT)
– Kondisi medan (datar, bukit, gunung)
Populasi Referensi Ruas
• Dapat dibangun berdasarkan:
– Jumlah lajur per arah
– Access density
– Tipe atau lebar median, atau keduanya
– Kecepatan operasi (operating speed), atau kecepatan yang
dinyatakan (posted speed)
– Tata guna lahan sekitar (perkotaan, semi-perkotaan, luar
kota)
– Kondisi medan (datar, bukit, gunung)
– Klasifikasi fungsional (arteri, kolektor, lokal)
Perioda Waktu Analisis
• Hindari terdapatnya ‘trend’ (misal pertumbuhan
lalu lintas) dan perubahan geometrik lay-out
pada lokasi studi yang mempengaruhi data
• Gunakan data kecelakaan tahunan untuk
menghindari variasi musiman pada data
kecelakaan
• Hati-hati dengan adanya perubahan definisi pada
database yang akan menyebabkan diskontinuitas
data
• Dari sisi keandalan statistik, sebaiknya gunakan
data kecelakaan 3 – 5 tahun kebelakang
Kriteria yang Umum Digunakan
• Frekuensi kecelakaan atau frekuensi kecelakaan
per km panjang jalan pada suatu perioda tertentu
• Tingkat kecelakaan (perbandingan antara
frekuensi kecelakaan dengan eksposurnya) pada
suatu perioda tertentu → eksposur simpang: juta
kendaraan masuk; eksposur ruas: kendaraan-km
• Biaya kecelakaan
• Frekuensi kecelakaan atau tingkat kecelakaan
yang melebihi suatu nilai batas tertentu
• Tingkat kecelakaan yang melebihi suatu tingkat
kecelakaan kritis
Pemilihan Kriteria yang Sesuai

• Pertimbangan:
– Ketersediaan data
– Bias akibat regression-to-mean
– Bagaimana penentuan nilai batas (performance threshold) untuk
perbandingan
• Penggunaan kriteria frekuensi kecelakaan akan menyebabkan
pemilihan lokasi berbahaya menjadi bias ke arah lokasi yang
memiliki volume lalu lintas tinggi dan frekuensi kecelakaan
yang tinggi.
• Penggunaan kriteria tingkat kecelakaan akan menyebabkan
pemilihan lokasi berbahaya menjadi bias ke arah lokasi yang
memiliki volume lalu lintas rendah dan frekuensi kecelakaan
yang relatif rendah.
Ranking berdasarkan Kriteria
Frekuensi Kecelakaan
Kriteria Tingkat Kecelakaan
Ranking berdasarkan Kriteria Tingkat
Kecelakaan
Presentasi Data Kecelakaan

Sumber: Austroads (2009)


Diagram Tabrakan

Sumber: Austroads (2009)


Collision Diagram/Diagram
Tabrakan/Kecelakaan
Keterangan DC
Contoh Soal
• Pada Tahun 2012, pada simpang x dengan 4 kaki terjadi kecelakaan 5 kecelakaan
dengan perincian sebagai berikut:
a. Pada kaki utara terjadi 2 kecelakaan antara, 1 tabrakan depan-belakang antara
SM dan mobil terjadi pada malam hari dan cuaca cerah , penerangan jalan
berfungsi degan baik dan permukaaan jalan kering dan hanya menimbulkan luka
ringan. Kecelakaan lainnya antar bus dan truk (side swipe same direction), pagi
hari dan tidak ada korban jiwa
b. Pada kaki selatan terjadi 2 kecelakaan, 1 kecelakaan tipe rear on antara truk dan
bus dan tidak ada korban jiwa, terjadi pada malam hari, permukaan jalan licin dan
1 lagi kecelakaan lepas kendali sepeda motor ( lepas kendali) dan menabrak
tiang listrik dan menyebabkan kecelakaan hanya materi saja, terjadi pada siang
hari dan cuaca hujan serta permukaan jalan basah
c. Pada kaki timur terjadi kecelakaan depan-depan antara mobil dari arah timur dan
sebuah mobil dari arah barat yang menyebabkan pengemudi mobil dari arah kaki
barat meninggal dunia. Terjadi pada siang hari cuca cerah dan kondisi permukaan
jalan kering
Diagram Kondisi

Sumber: Highway Safety Manual (2010)


Pendekatan Analisis Karakteristik Kecelakaan
(5W + 1H)
What : Keparahan dan Tipe Kecelakaan
What Keparahan Kecelakaan F : kecelakaan fatal
B : kecelakaan berat
R : Kecelakaan ringan
K : Kecelakaan tanpa korban, hanya kerusakan
materi
Tipe Kecelakaan • Tabrak orang (pejalan kaki)
• Tabrak depan-depan
• Tabrak depan-belakang
• Tabrak depan-samping
• Tabrak samping-samping
• Tabrak belakang-belakang
• Tabrak benda tetap di badan jalan
• Kecelakaan sendiri, kecelakaan tunggal
• Tabrakan beruntun
Why : Faktor Penyebab Kecelakaan
Why Faktor manusia • Pelanggaran rambu lalulintas • Kurang antisipasi terhadap
• Pelanggaran marka jalan kondisi lalulintas (seperti
• Tidak memberi tanda kepada mendahului tidak aman)
kendaraan lain • Kurang konsentrasi
• Kecepatan tinggi seperti • Parkir di tempat yang salah
melebihi batas kecepatan • Dsb.
yang diperkenankan
Faktor • Mesin rusak (tidak laik jalan) • Ban pecah (ban gundul)
kendaraan • Rem tidak berfungsi (blong) • Lampu tidak berfungsi
• Beban berlebih • Dsb.
Faktor jalan dan • Jalan rusak • Terbatasnya jarak pandang
prasarana • Jalan sempit pengemudi (tikungan tajam,
• Permukaan jalan licin terhalang bangunan atau
• Permukaan jalan pohon, dsb)
bergelombang • Penerangan jalan (gelap,
• Tidak ada rambu lampu lalulintas tidak
• Tidak ada marka jalan menyala), dsb.
Lingkungan • Longsor • Pohon tumbang
(faktor alam) • Banjir • Cahaya silau
• Cuaca (hujan, berkabut, • Angin
berasap, dsb.) • Bencana alam, dsb.
Where : Lokasi Kejadian
Where Jalan perkotaan • Jalan arteri sekunder • Jalan lokal
• Jalan kolektor sekunder • Jalan lingkungan, dsb.
Jalan antar kota • Jalan arteri primer • Jalan lokal
• Jalan kolektor
Lingkungan jalan • Lingkungan permukiman • Lingkungan tempat
• Lingkungan perkantoran atau perbelanjaan
sekolah • Lingkungan pengembangan
• Lingkungan pedesaan • Dsb.
Tipe lokasi • Persimpangan • Alinyemen horizontal
• Ruas jalan • Alinyemen vertikal
Tipe • Simpang tiga • Simpang susun
persimpangan • Simpang empat • Perlintasan kereta api
• Simpang tiga ganda
Kondisi • Kering • Berlubang
permukaan jalan • Basah • Bergelombang
• Lainnya (berpasir, berlumpur, • Dsb.
berminyak)
Referensi TKP • Nomor ruas jalan (Nasional, • Lainnya (referensi nomor
Provinsi, Kabupaten) bangunan, kantor,
• Km-pos jembatan)
• Dsb.
When : Waktu Kejadian
When Waktu Kejadian • Tanggal kejadian
• Bulan kejadian
• Hari kejadian
• Jam kejadian
Kondisi penerangan • Malam gelap / tidak ada penerangan
• Malam ada penerangan
• Siang terang
• Siang gelap
• Subuh atau senja, dsb.
Who : Keterlibatan Pengguna Jalan

Who Keterlibatan • Pejalan kaki • Sepeda motor


pengguna jalan • Mobil penumpang umum • Kendaraan tak bermotor
• Mobil angkutan barang • Kereta api
• Bus • Dsb.

How : Kejadian Kecelakaan


How Manuver • Gerak lurus • Berhenti (mendadak,
kendaraan (tipe • Memotong atau menyiap menaik-turunkan
pergerakan kendaraan lain penumpang)
kendaraan) • Berbelok (kiri atau kanan) • Keluar masuk tempat parkir
• Berputar arah • Bergerak terlalu lambat
• Dsb.
PR
PR
T ha
nk Y
ou

Anda mungkin juga menyukai