Anda di halaman 1dari 8

ANALISIS KARAKTERISTIK KECELAKAAN DAN PENANGANAN LOKASI

RAWAN KECELAKAAN LALU LINTAS DI KOTA LUBUKLINGGAU

Fera Carina
Staf Pengajar Jurusan Sipil Fakultas Teknik
Universitas Muhammadiyah Palembang
Email: feracarina@ymail.com

Abstrak

Kota Lubuklinggau termasuk kota dengan tingkat jumlah penduduk cukup tinggi di Indonesia,
namun seiring dengan bertambahnya kebutuhan infrastruktur yang diperlukan, tidak diikuti dengan
pengadaan infarastruktur yang memadai. Kajian mengenai penelitian ini ditujukan untuk mengetahui
karakteristik kecelakaan, menemukan faktor penyebabnya, mengetahui lokasi black spot dan
menghasilkan strategi menyusun penyelesaian masalah. Analisis kecelakaan dilakukan dengan
menggolongkan kecelakaan berdasarkan tingkat kecelakaan, kelas korban kecelakaan, waktu
kecelakaan, jenis kendaraan yang terlibat, dan jenis kecelakaan yang terjadi. Dalam menentukan lokasi
black spot digunakan dua metode, yaitu metode AEK (Angka Ekivalen Kecelakaan) dan metode
cussum. Setelah itu dilakukan survey kelapangan untuk menghitung kecepatan kendaraan dan survey
LHR (Lalu lintas Harian Rata-rata) di lokasi rawan kecelakaan . Dalam penelitian ini diperoleh
kesimpulan bahwa penyebab kecelakaan lalu lintas ialah kelalaian pengendara kendaraan (human
error) dan kurang tersedianya infrastruktur yang memadai pada ruas jalan yang rawan kecelakaan.
Jalan Yos Sudarso merupakan lokasi rawan kecelakaan lalu lintas tertinggi di Kota Lubuklinggau.
Pada ruas Jalan tepatnya di depan Telkomsel Jalan Yos Sudarso merupakan ruas jalan dengan lokasi
rawan kecelakaan tertinggi.

Kata kunci : Black Spot, Karakteristik kecelakaan, Angka kecelakaan

PENDAHULUAN oleh berbagai macam faktor, baik faktor


Kota Lubuklinggau merupakan salah satu kota manusia, kendaraan, jalan ataupun kondisi
yang berada di Provinsi Sumatera Selatan. lingkungan dan alam. Dari hal tersebut,
Kota Lubuklinggau adalah kota setingkat kiranya perlu dilakukan kajian tentang
kabupaten paling barat wilayah Provinsi karakteristik dari kecelakaan yang sering
Sumatera Selatan. Segala perkembangan yang terjadi di Kota Lubuklinggau. Pengharapan
terjadi tentu muncul beberapa masalah dari kajian ini dapat dilakukan penanganan
transportasi di Kota Lubuklinggau. Salah satu yang sesuai dengan kajian dari permasalahan-
masalah yang paling disorot adalah tentang permasalahan kecelakaan lalu lintas yang
masalah keselamatan lalu lintas yang terjadi di terjadi, dan juga mengidentifikasi lokasi yang
Kota Lubuklinggau. Pada data yang di dapat menjadi titik-titik rawan kecelakaan atau Black
dari Korlantas Polresta Lubuklinggau, jumlah Spot di kota Lubuklinggau yang nantinya dapat
kecelakaan pada tahun 2010 sebesar 254 dijadikan bahan evaluasi untuk mencari solusi
kecelakaan, tahun 2011 sebesar 222 permasalahan di lokasi tersebut. Tujuan untuk
kecelakaan, tahun 2012 sebesar 170 mengurangi angka kecelakaan yang terjadi di
kecelakaan, tahun 2013 sebesar 155 Kota Lubuklinggau dengan menggunakan
kecelakaan dan tahun 2014 sebesar 85 metode Cusum (Cumulative Summary) dan
kecelakaan, dimana pada 5 tahun terakhir metode Angka Ekivalen Kecelakaan (AEK)
mengalami penurunan semenjak adanya dengan data 2010,2011,2012,2013 dan 2014
program Walikota yaitu kawasan Tertib Lalu
lintas. Hampir dipastikan setiap hari terjadi TINJAUAN PUSTAKA
kecelakaan di Kota Lubuklinggau. Mulai dari Definisi
kecelakaan ringan sampai kecelakaan yang Menurut Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 43
menimbulkan korban jiwa yang disebabkan tahun 1993 tentang Prasarana dan Lalu Lintas

Vol 5. No. 1 Juni 2017 24


Jalan, kecelakaan lalu lintas yaitu suatu tertentu, dan tingkat kecelakaan melebihi
peristiwa di jalan yang tidak disangka dan nilai kritis.
tidak disengaja melibatkan kendaraan dengan 2. Blacksite. Jumlah kecelakaan melebihi
atau tanpa pemakai jalan lainnya, suatu nilai tertentu, jumlah kecelakaan
mengakibatkan korban manusia atau kerugian per-km melebihi suatu nilai tertentu, dan
harta benda. tingkat kecelakaan atau jumlah
kecelakaan per- kendaraan melebihi nilai
Klasifikasi Kecelakaan Lalu Lintas tertentu.
Definisi yang pasti mengenai kecelakaan lalu Kriteria umum yang dapat digunakan
lintas adalah suatu kejadian kecelakaan untuk menentukan blackspot adalah:
yang tidak terduga, tidak direncanakan, dan a. Memiliki angka kecelakaan yang
diharapkan yang terjadi di jalan raya atau tinggi.
sebagai akibat dari kesalahan suatu aktifitas b. Lokasi kejadian kecelakaan relatif
manusia di jalan raya, yang mana menumpuk.
mengakibatkan luka, sakit , kerugian baik c. Kecelakaan terjadi dalam ruang dan
pada manusia, barang maupun lingkungan. rentang waktu yang relatif sama.
Sedangkan korban kecelakaan lalu lintas d. Memiliki penyebab kecelakaan
adalah manusia yang menjadi korban akibat dengan faktor yang spesifik.
terjadinya kecelakaan lalu lintas, berdasarkan
tingkat keparahannya korban kecelakaan Pembobotan Tingkat Kecelakaan
dibedakan menjadi 3 macam yaitu: Menggunakan Metode Angka Ekivalen
1. Korban meninggal dunia atau mati Kecelakaan (AEK)
(fatally killed) Metode ini digunakan untuk menganalisis titik
2. Korban luka berat (serious injury) kecelakaan tertinggi (Black spot) yang terjadi
3. Korban luka ringan (slight injury) di daerah yang akan ditinjau. (AEK) Angka
Kecelakaan lalu lintas dipengaruhi tiga faktor Ekivalen Kecelakaan adalah angka untuk
utama yaitu faktor manusia, faktor pembobotan kelas kecelakaan. Perhitungan
kendaraan, dan faktor jalan. Ada juga faktor AEK terikat dengan tingkat fatalitas
lain seperti faktor lingkungan dan faktor cuaca kecelakaan lalu lintas dan jumlah kejadian
yang juga bisa berkontribusi terhadap kecelakaan yang menyebabkan kerugian
terjadinya kecelakaan. material.
AEK = 12MD + 3 (LB+LR) + K
Daerah Rawan Kecelakaan Keterangan :
Daerah rawan kecelakaan adalah daerah MD = Korban meninggal (jiwa)
yang mempunyai angka kecelakaan tertinggi, LB = Jumlah korban luka berat (orang)
resiko kecelakaan tertinggidan potensi LR = Jumlah korban luka ringan (orang)
kecelakaan tertinggi pada suatu ruas jalan. K = Jumlah kejadian kecelakaan lalu lintas
Daerah rawan kecelakaan ini dapat dengan kerugian material
diidentifikasi pada lokasi jalan tertentu
(blackspot) maupun pada ruas jalan tertentu Metode Cussum (Cumulative Summary)
(blacksite). Kriteria umum yang digunakan Dalam metode ini, analisa untuk identifikasi
untuk menentukan blackspot dan blacksite daerah rawan kecelakaan dilakukan dengan
yaitu: membagi panjang jalan menjadi per segmen.
1. Blackspot. Jumlah kecelakaan selama Setelah itu mencari nilai mean dari data jumlah
periode tertentu melebihi suatu nilai kecelakaan pada ruas jalan yang ada di Kota
tertentu, tingkat kecelakaan atau accident Lubuklinggau. Langkah selanjutnya ialah
rate (per-kendaraan) untuk suatu periode mengurangkan jumlah kecelakaan tiap tahun
tertentu melebihi suatu nilai tertentu, dengan nilai mean pada setiap segmen-segmen
jumlah kecelakaan dan tingkat jalan yang ditinjau. Dan mencari nilai cussum
kecelakaan, keduanya melebihi nilai dengan cara menjumlahkan nilai hasil
Vol 5. No. 1 Juni 2017 25
pengurangan pada tahun pertama dengan tahun Volume Lalu Lintas
selanjutnya. Volume lalu lintas adalah jumlah kendaraan
Mencari nilai mean (W) yang melewati suatu titik pengamatan pada
Perhitungan untuk mencari nilai mean dari suatu ruas jalan tertentu per satuan waktu
data sekunder, yaitu sebagai berikut V=
W= Keterangan :
Keterangan : S = Volume Lalu lintas yang melewati titik
W = Nilai mean pengamatan
∑Xi = Jumlah kecelakaan n = Jumlah kendaraan yang melewati titik
L = Jumlah stasioning pengamatan
T = Waktu atau periode T = Interval waktu pengamatan
Mencari Nilai Cusum Kecelakaan Tahun
Pertama (S0) METO DOLOGI PENELITIAN
Perhitungan untuk mencari nilai cusum Dalam bab ini akan dijelaskan metode atau
kecelakaan tahun pertama adalah dengan langkah kerja dari penelitian tentang analisis
mengurangi jumlah kecelakaan tiap tahun karakteristrik kecelakaan dan penanganan
dengan nilai mean yaitu: lokasi rawan kecelakaan lalu lintas di Kota
S0 = (X1 – W) Lubuklinggau. Tahap penelitian ini diawali
Keterangan : dengan studi literature dari berbagai sumber,
S0 = Nilai cusum kecelakaan untuk tahun mempelajari berbagai penelitian terkait
terdahulu dan memahami lokasi dari
pertama
penelitian. Selanjutnya adalah mengumpulkan
X1 = Jumlah kecelakaan tiap tahun
semua data yang telah direncanakan sesuai
W = Nilai mean
dengan tujuan dari penelitian yang akan
Mencari Nilai Cusum Kecelakaan Tahun
dilakukan. Selanjutnya mengolah dan
Selanjutnya (S1)
Dalam mencari nilai cusum kecelakaan tahun menganalisis data tersebut sesuai dengan
selanjutnya adalah dengan menjumlahkan perencanaan dan tujuan dari penelitian
nilai cusum tahun pertama dengan hasil tersebut, dan memberikan kesimpulan dan
beberapa saran.
pengurangan jumlah kecelakaan dan nilai mean
pada tahun selanjutnya yaitu:
Sumber Data
S = [S0 + (X1 – W)]
Data Sekunder :
Keterangan :
Data kecelakaan lalu lintas diperoleh Korlantas
S = Nilai cusum kecelakaan
Polresta Lubuklinggau, merupakan catatan
S0 = Nilai cusum kecelakaan untuk tahun
harian yang berisikan data umum kecelakaan
pertama seperti : waktu dan tempat kejadian
X1 = Jumlah kecelakaan tiap tahun kecelakaan, karakteristrik korban, dan tipe-tipe
W = Nilai mean kecelakaan, jenis kendaraan, kondisi jalan.
Data Primer :
Kecepatan Lalu Lintas survey volume kendaraan selama 2 hari,
Kecepatan adalah rata-rata jarak yang dapat dimana satu lokasi titik blackspot yang
ditempuh suat waktu pada suatu ruas jalan didapat dari data kepolisian 5 tahun dan survei
dalam satu satuan waktu tertentu kecepatan.
S=
Keterangan : ANALISIS DAN PEMBAHASAN
Analisis Karakteristik Kecelakaan
S = Kecepatan (km/jam, m/det)
Berdasarkan Klasifikasi Kecelakaan
d = Jarak yang ditemput kendaraan (km, m)
Berdasarakan dari analisis data diperoleh
t = Waktu tempuh kendaraan (jam, det)
karakteristik kecelakaan lalu lintas yang paling
sering terjadi di Kota Lubuklinggau pada tahun

Vol 5. No. 1 Juni 2017 26


2010,2011,2012,2013,dan 2014 yang meliputi lalu lintas (blackspot) tertinggi di Kota
korban jiwa ialah korban luka ringan, waktu Lubuklinggau. Pada STA V,tepatnya di ruas
terjadinya kecelakaan ialah pada pukul 12.01- jalan dekat kantor Telkomsel merupakan ruas
18.00, pada golongan usia ialah kisaran usia jalan dengan titik kecelakaan tertinggi dari V
21-26 tahun, untuk bidang pekerjaan ialah STA yang ditinjau, dengan nilai cussum
pekerjaan swasta, kategori jenis kelamin ialah sebesar 57,5. Dimana kecelakaan tertinggi
jenis kelamin pria, untuk jenis tabrakan ialah terjadi pada pukul 16.00-17.00.
tabrakan depan-samping, untuk keadaan cuaca
ialah cuaca cerah, untuk keadaan lalu lintas Analisa Data Kecepatan yang digunakan
ialah ketika keadaan lalu lintas masih normal, oleh 85 Persentil dan Kecepatan 15
jenis kendaraan yang terlibat ialah kendaraan Persentil Pengemudi
bermotor, dan kecelakaan lalu lintas di Kota Perhitungan Motode kecepatan 85 persentil
Lubuklinggau dalam 5 tahun terakhir paling bertujuan untuk mengetahui batas kecepatan
tinggi terjadi di Bulan Februari. yang sesuai dengan data kecepatan kendaraan
Tabel 1. Jumlah Kecelakaan Kota yang melewati ruas jalan yang ditinjau,
Lubuklinggau per Bulan Tahun 2010-2014 sehingga dengan metode ini dapat diperoleh
batas kecepatan yang ideal pada ruas jalan
Garuda-Simpang Periuk dan Metode 15
persentil bertujuan untuk mengetahui batas
kecepatan terendah yang melewati ruas jalan
Garuda-Simpang Priuk, dapat dihitung metode
kecepatan 85 persentil dan kecepatan 15
persentil.

Tabel 2. Korban Jiwa dan Kerugian Material


Kecelakaan Kota Lubuklinggau

Berdasarkan hasil analisis dapat disimpulkan


kecepatan persentil (P85) = 49 km/jam
mempunyai arti bahwa terdapat 15% atau 157
kendaraan yang mempunyai kecepatan >49
km/jam dan terdapat 85% atau 888 kendaraan
yang mempunyai kecepatan <49 km/jam,
sedangkan untuk kecepatan persentil (P15)
adalah 24 km/jam.

Faktor Penyebab Kecelakaan


Berdasarkan dari hasil analisis sehingga dapat
disimpulkan bahwa faktor penyebab
Karakteristik Kecelakaan Berdasarkan kecelakaan pada penelitian ini adalah
Daerah Rawan Kecelakaan (Blackspot ) diakibatkan karena beberapa faktor, yaitu :
Berdasarkan analisis data diperoleh bahwa
 Faktor Pemakai Jalan
Kecelakaan tertinggi terjadi di Jalan Yos
Faktor Pemakai jalan yang di hubungkan
Sudarso merupakan lokasi rawan kecelakaan

Vol 5. No. 1 Juni 2017 27


dengan matriks umur dan waktu tahun 2010- Berdasarkan dari hasil analisis data tersebut
2014. Berdasarkan dari hasil analisis data bahwa faktor jalan terlibat yang terbanyak
tersebut bahwa faktor pemakai jalan yang adalah pada jenis kendaraan sepeda motor
terbanyak terlibat adalah pada umur 21-26 Pengguna kendaraan jenis sepeda motor
tahun. Dimana umur tersebut adalah umur dari memilki faktor pemakai jalan yang terbanyak
pengendara yang mayoritas berprofesi sebagai terlibat. Hal tersebut tidak aneh untuk kita
mahasiswa dan pekerja, baik pekerja kantor dengar, mengingat kendaraan jenis sepeda
atau swasta. Pada usia tersebut biasanya motor memiliki tingkat keamanan (sefty life)
keinginan untuk cepat sampai tujuan ataupun yang relatif rendah dan kemungkinan
kurang memperhatikan aturan-aturan di jalan kecelakaan lalu lintas yang terjadi lebih besar
yang menjadi penyebab awal dari kejadian ketimbang pengendara jenis lainnya. Selain ini
kecelakaan lalu lintas. Pada pukul 12.01-18.00 kebiasaan pengguna jenis kendaraan bermotor
pemakai jalan yang terbanyak terlibat cenderung mengemudi dengan kecepatan
kecelakaan. Hal ini kemungkinan disebabkan tinggi dengan tidak disertai sikap ketidak hati-
karena interval waktu tersebut merupakan hatian dan kerap kali melanggar peraturan lalu
puncak dari kesibukan kegiatan tranportasi lintas yang memacu terjadinya kecelakaan.
yang terjadi di Kota Libuklinggau. Baik Lokasi yang sering terlibat terjadinya
kendaraan penumpang, kendaraan barang kecelakaan lalu lintas kecamatan Lubuklinggau
maupun kendaraan pribadi sedang memadati Timur I. Dimana hal tersebut terjadi karena
berbagai ruas jalan di Kota Lubuklinggau. jalan/ruas jalan dilalui banyak jenis kendaraan,
Faktor Pemakai jalan di hubungkan dengan terutama kendaraan kelas berat seperti bus,
Matriks umur dan kendaraan tahun 2010-2014 truk hingga tronton. Selain itu kualitas
dilihat berikut ini. Berdasarkan dari hasil infrastruktur jalan yang terkadang kurang baik
analisis data tersebut bahwa faktor pemakai dan disertai volume kendaraan yang cenderung
jalan yang terbanyak terlibat adalah pada umur lebih padat membuat daerah ini sering terjadi
21-26 tahun. Dimana umur tersebut adalah kecelakaan lalu lintas.
umur dari pengendara yang mayoritas Berdasarkan dari hasil analisis data tersebut
berprofesi sebagai mahasiswa dan pekerja, bahwa faktor jalan terlibat yang terbanyak
baik pekerja kantor atau swasta. Pada usia adalah pada jenis kendaraan sepeda motor
tersebut biasanya keinginan untuk cepat Pengguna kendaraan jenis sepeda motor
sampai tujuan ataupun kurang memperhatikan memilki faktor pemakai jalan yang terbanyak
aturan-aturan di jalan yang menjadi penyebab terlibat. Hal tersebut tidak aneh untuk kita
awal dari kejadian kecelakaan lalu lintas. dengar, mengingat kendaraan jenis sepeda
Pengguna kendaraan jenis sepeda motor motor memiliki tingkat keamanan (sefty life)
memilki faktor pemakai jalan yang terbanyak yang relatif rendah dan kemungkinan
terlibat. Hal tersebut tidak aneh untuk kita kecelakaan lalu lintas yang terjadi lebih besar
dengar, mengingat kendaraan jenis sepeda ketimbang pengendara jenis lainnya. Selain ini
motor memiliki tingkat keamanan (sefty life) kebiasaan pengguna jenis kendaraan bermotor
yang relatif rendah dan kemungkinan cenderung mengemudi dengan kecepatan
kecelakaan lalu lintas yang terjadi lebih besar tinggi dengan tidak disertai sikap ketidak hati-
ketimbang pengendara jenis lainnya. Selain ini hatian dan kerap kali melanggar peraturan lalu
kebiasaan pengguna jenis kendaraan bermotor lintas yang memacu terjadinya kecelakaan.
cenderung mengemudi dengan kecepatan Kondisi jalan yang sering terlibat kecelakaan
tinggi dengan tidak disertai sikap ketidak hati- yaitu kondisi normal, dapat kita lihat bahwa
hatian dan kerap kali melanggar peraturan lalu dalam keadaan lalu lintas yang normal
lintas yang memacu terjadinya kecelakaan. memacu terjadinya kecelakaan lalu lintas pada
suatu ruas jalan simpang maupun tikungan.
 Faktor Jalan Dimana saat kondisi jalan sepi pun masih ada
Faktor jalan di hubungkan dengan Matriks kecelakaan disebabkan oleh kelalaian manusia.
Jenis Kendaraan dan Lokasi tahun 2010-2014. Berdasarkan dari hasil analisis data tersebut

Vol 5. No. 1 Juni 2017 28


bahwa faktor jalan terlibat yang terbanyak terdapat bukaan mediannya sebaiknya
adalah pada jenis kendaraan sepeda motor dipasang median jalan, untuk menghindari
Pengguna kendaraan jenis sepeda motor kecelakaan lalu lintas yang sering terjadi pada
memilki faktor pemakai jalan yang terbanyak daerah tersebut. Pada jalan-jalan tertentu
terlibat. Hal tersebut tidak aneh untuk kita dianjurkan untuk dibangun jembatan
dengar, mengingat kendaraan jenis sepeda penyebrangan untuk pejalan kaki, yang
motor memiliki tingkat keamanan (sefty life) ditujukan untuk menghindari kecelakaan lalu
yang relatif rendah dan kemungkinan lintas yang terjadi pada pejalan kaki.
kecelakaan lalu lintas yang terjadi lebih besar Diperlukan juga beberapa tindakan preventif
ketimbang pengendara jenis lainnya. Selain ini lainnya, seperti pengawasan lalu lintas secara
kebiasaan pengguna jenis kendaraan bermotor periodik oleh aparat kepolisian setempat,
cenderung mengemudi dengan kecepatan pemasangan rambu-rambu jalan dan rambu-
tinggi dengan tidak disertai sikap ketidak hati- rambu peringatan daerah rawan kecelakaan,
hatian dan kerap kali melanggar peraturan lalu pemasangan rambu-rambu jalan berupa
lintas yang memacu terjadinya kecelakaan. pelarangan kendaraan untuk berhenti pada ruas
Posisi tabrakan yang tertinggi adalah tabrakan jalan yang rawan kecelakaan, dan tindakan
depan-samping dimana terlihat bahwa tabrakan tegas dari Pemkot setempat untuk pembersihan
yang menabrak bagian depan kendaraan dan hambatan samping yang ada di sepanjang ruas
bagian samping kendaraan. Kecelakaan ini jalan pada daerah rawan kecelakaan lalu lintas.
biasanya terjadi pada sebuah persimpangan
atau tikungan. Kemudian di urutan ke dua KESIMPULAN
tabrakan depan-belakang jenis tabrakan yang 1) Karakteristik kecelakaan lalu lintas yang
menabrak bagian belakang kendaraan lain paling sering terjadi di Kota Lubuklinggau
degan bagian depan kendaraan. Tabrakan jenis pada tahun 2010,2011,2012,2013,dan 2014
ini biasa terjadi pada ruas jalan searah dengan yang meliputi korban jiwa ialah korban
volume kendaraan yang cukup padat dan jarak luka ringan, waktu terjadinya kecelakaan
antara kendaraan terlalu dekat. ialah pada pukul 12.01-18.00, pada
golongan usia ialah kisaran usia 21-26
 Faktor Lingkungan tahun, untuk bidang pekerjaan ialah
Faktor Lingkungan di hubungkan dengan pekerjaan swasta, kategori jenis kelamin
Pekejaan dan Cuaca tahun 2010-2014 dilihat ialah jenis kelamin pria, untuk jenis
berikut ini. Berdasarkan dari hasil analisis data tabrakan ialah tabrakan depan-samping,
tersebut bahwa faktor lingkungan terlibat untuk keadaan cuaca ialah cuaca cerah,
terbanyak adalah pada pekerjaan swasta. untuk keadaan lalu lintas ialah ketika
Dimana sebagai pegawai swasta cenderung keadaan lalu lintas masih normal, jenis
lebih sering melakukan perjalanan dengan kendaraan yang terlibat ialah kendaraan
moda transportasi kendaraan sepeda motor. bermotor, dan kecelakaan lalu lintas di Kota
Pelajar/mahasiswa yang terbanyak kedua. Lubuklinggau dalam 5 tahun terakhir paling
Untuk cuaca yang terlibat kecelakaan cuaca tinggi terjadi di Bulan Februari.
cerah, karena dalam keadaan cuaca cerah 2) Penyebab kecelakaan lalu lintas terjadi
jumlah kendaraan yang berada di jalan raya beraneka ragam, beberapa diantaranya ialah
cenderung ramai, seiring dengan jumlah kelalaian pengendara kendaraan itu sendiri
kendaraan bermotor yang lalu lalang di (human error) dan kurang tersedianya
perlintasan lalu lintas. Maka dengan infrastruktur yang memadai pada ruas jalan
permasalahn tersebut berimplikasi terhadap yang rawan kecelakaan lalu lintas.
jumlah kecelakaan lalu lintas yang terjadi. 3) Kecelakaan tertinggi terjadi di Jalan Yos
Sudarso merupakan lokasi rawan
Strategi Penyelesaian di Daerah Rawan kecelakaan lalu lintas (blackspot) tertinggi
Kecelakaan (Blackspot ) di Kota Lubuklinggau. Pada STA
Strategi penyelesaian untuk daerah yang V,tepatnya di ruas jalan dekat kantor

Vol 5. No. 1 Juni 2017 29


Telkomsel merupakan ruas jalan dengan kecelakaan, dan tindakan tegas dari Pemkot
titik kecelakaan tertinggi dari V STA yang setempat untuk pembersihan hambatan
ditinjau, dengan nilai cussum sebesar 57,5. samping yang ada di sepanjang ruas jalan
Dimana kecelakaan tertinggi terjadi pada pada daerah rawan kecelakaan lalu lintas.
pukul 16.00-17.00. 6) Perhitungan kecepatan kendaraan pada hari
4) Volume Lalulintas untuk pengamatan hari senin, 08 Februari 2016 arah Garuda-
pertama, senin 08 Februari 2016 arah SimpangPriuk, kecepatan 15
Garuda- arah Simpang Priuk pagi hari persentilsebesar 24 km/jam atau 157
diperoleh jam sibuk pada jam 07.00-08.00 kendaraan. Kecepatan 85 persentilsebesar
dengan volume kendaraan total 1119,31 49 km/jam atau 888 kendaraan. Perhitungan
smp/jam. Pada siang hari jam sibuk terjadi kecepatan kendaraan pada hari senin, 08
pada jam 12.00-13.00 dengan volume Februari 2016 arah Simpang Priuk-arah
kendaraan total 1182,8smp/jam. Pada sore Garuda 15 persentilsebesar 24 km/jam atau
hari jam sibuk terjadi pada jam 16.00-17.00 162 kendaraan, kecepatan 85
dengan volume kendaraan total persentilsebesar 48 km/jam atau 918
1207,81smp/jam. Pada malam hari jam kendaraan. Perhitungan kecepatan
sibuk terjadi pukul 18.00-19.00 dengan kendaraan hari selasa, 09 Februari 2016
volume kendaraan total 1103,05smp/jam. arah Garuda-SimpangPriuk, kecepatan 15
Maka secera keseluruhan pengamatan pada persentilsebesar 24 km/jam atau 160
sore hari jam puncak kesibukan yaitu pada kendaraan, kecepatan 85 persentilsebesar
jam 16.00-17.00 dengan volume kendaraan 49 km/jam atau 904 kendaraan. Perhitungan
total 1207,81smp/jam. Sedangkan untuk kecepatan kendaraan hari selasa, 09
volume terendah terjadi pada jam 20.00- Februari 2016 arah Simpang Priuk-arah
21.00 yaitu 917,6smp/jam. Maka dapat Garuda, kecepatan 15 persentilsebesar 25
diketahui bahwa perbandingan antara km/jam atau 158 kendaraan, kecepatan 85
volume lalulintas dan kecelakaan lalulintas persentil sebesar 45 km/jam atau 895
menunjukkan bahwa kecelakaan tertinggi kendaraan.
terjadi pada saat volume lalulintas tinggi,
dimana dari data kecelakaan jumlah PUSTAKA
kecelakaan terbanyak terjadi antara pukul Anonim, 1993. Peraturan Pemerintah
16.00 – 17.00 WIB dan volume lalulintas Republik Indonesia Nomor
tertinggi terjadi pada pukul 16.00 – 17.00 43Tahun1993TentangJalan.Jakarta:Pem
WIB. erintahRepublikIndonesia.
5) Untuk daerah yang terdapat bukaan Anonim, 1993. Peraturan Pemerintah
mediannya sebaiknya dipasang median Republik Indonesia Nomor
jalan, untuk menghindari kecelakaan lalu 44Tahun1993TentangJalan.Jakarta:Pem
lintas yang sering terjadi pada daerah erintahRepublikIndonesia.
tersebut. Pada jalan-jalan tertentu Abraham, J., 2001. Analysis Of Higway Speed
dianjurkan untuk dibangun jembatan Limits, Bachelor Degree Thesis, Faculty
penyebrangan untuk pejalan kaki, yang of Applied Science and Engineering,
ditujukan untuk menghindari kecelakaan University Toronto, Canada.
lalu lintas yang terjadi pada pejalan kaki. Austroads,1992. Road Crashes, Guideand
Diperlukan juga beberapa tindakan Traffic Engineering Practice
preventif lainnya, seperti pengawasan lalu Part4.Sydney.
lintas secara periodik oleh aparat kepolisian Hobbs, 1979. Perencanaan dan Teknik Lalu
setempat, pemasangan rambu-rambu jalan Lintas. Gadjah Mada University
dan rambu-rambu peringatan daerah rawan Press,Yogyakarta.
kecelakaan, pemasangan rambu-rambu Kawulur, Cindy Irene, T.K. Sendow, E.
jalan berupa pelarangan kendaraan untuk Lintang, A.L.E. Rumayar (2013),
berhenti pada ruas jalan yang rawan Analisa Kecepatan yang diinginkan oleh

Vol 5. No. 1 Juni 2017 30


pengemudi (Studi Kasus Ruas Jalan
Manado-Bitung), Jurnal Teknik Sipil,
Universitas Sam Ratulangi, Manado
MKJI. 1997. Manual Kapasitas Jaran
Indonesia, Direktorat Jenderal Bina
Marga, Departemen Pekerjaan Umum.
Oglesby,C.H. dan Hicks,R.G.1988.Teknik
JalanRaya, Edisi IV Jilid1. Jakarta.
Salter, R.J (1974), Highway Traffic Analysis
and Design. The Macmillan Press LTD.
London.
Sandiaga, Keshia Zara, Erika Buchari (2013),
Analisis Karakteristik Kecelakaan Lalu
Lintas di Kota Palembang, Jurnal buku
Prosiding Sibe ke II Bandung, Institut
Teknologi Bandung, Bandung.
Sendow, T., 2004. Analisa Jarak Pandangan
di Lengkung Horisontal dan Lengkung
Vertikal, Tesis Program Magister
Teknik Sipil, Institut Teknologi
Bandung, Bandung.
Sendow, Theo Kurniawan, E. Lintong,3
(2013), Model Derajat Kejenuhan dan
Kecepatan Kendaraan pada Ruas Jalan
Perkotaan pada Ruas Jalan Piere
Tendean, Jurnal Teknik Sipil,
Universitas Sam Ratulangi, Manado.
Sugiyono. 2006. Statistika Untuk Penelitian.
Penerbit Alfabeta. Bandung.
Suwardo, (2004), Kajian Karakteristik
Pergerakan Sepeda Pada Lalu Lintas
Tercampur di Yogyakarta, Jurnal
Diploma Teknik Sipil, Universitas
Gadjah Mada, Yogyakarta
Swari, I Gusti Ayu Putri Adnya, (2013),
Analisis Biaya dan Penanganan Lokasi
Rawan Kecelakaan Akibat Kecelakaan
Lalu Lintas di kota Denpasar,Tesis
Jurusan Teknik Sipil.Bidang Kajian
Utama Transportasi, Universitas
Udayana, Denpasar.
Warpani, S.P.2001. Rekayasa Lalu Lintas,
Bharata, Jakarta.
Wedasana, Agus Surya (2011), Analisis
Daerah Rawan Kecelakaan dan
Penanganan Databese Berbasis Sistim
Geografis Studi Kasus Kota
Denpasar,Tesis Jurusan Teknik Sipil,
Bidang Kajian Utama Transportasi,
Universitas Udayana, Denpasar.

Vol 5. No. 1 Juni 2017 31

Anda mungkin juga menyukai