i
BAB 1. PENDAHULUAN ......................................................................................1
1.1 Latar Belakang .............................................................................................1
1.2 Tujuan Penelitian ..........................................................................................1
1.3 Manfaat Penelitian ........................................................................................1
1.4 Luaran ............................................................................................................2
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA ............................................................................2
2.1 Moda Transportasi Barang ...........................................................................2
2.2 Penentuan Daerah Rawan Kecelakaan (Blackspot) .....................................2
2.3 Rambu Lalu Lintas ........................................................................................3
2.4 Kecepatan .....................................................................................................3
2.5 Alinyemen Jalan ...........................................................................................4
2.6 Audit Keselamatan Jalan ..............................................................................5
BAB 3. METODE PENELITIAN ...........................................................................6
3.1 Tempat dan Waktu .......................................................................................6
3.2 Alat dan Bahan ..............................................................................................6
3.3 Metode Pengumpulan Data ..........................................................................6
3.4 Penentuan Populasi dan Sampel ....................................................................6
3.5 Analisa Data .................................................................................................7
3.6 Diagram Alur Penelitian ...............................................................................8
BAB 4. BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN ......................................................9
4.1 Anggaran Biaya ............................................................................................9
4.2 Jadwal Kegiatan ..........................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA ...........................................................................................10
Lampiran ................................................................................................................11
1
BAB 1. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Dalam perencanaan geometrik jalan tentunya harus memperhatikan enam
parameter perencanaan jalan seperti kendaraan rencana, kecepatan rencana,
volume lalu lintas, kapasitas jalan dan kinerja lalu lintas, dan jarak pandang
pengemudi. Sehingga pengguna jalan dapat mencapai tujuannya dengan cepat dan
nyaman. Kondisi jalan yang baik di luar perkotaan dapat memicu pertumbuhan
wilayah karena dipengaruhi oleh aksesibilitas lalu lintas yang tinggi.
Tidak demikian kondisi di salah satu ruas jalan poros Sidenreng Rappang –
Parepare, di wilayah Data’e yang merupakan jalan penghubung antar
kabupaten/kota, yang sering dilalui transportasi angkutan barang yang
menimbulkan beberapa permasalahan, seperti kemacetan, dan kerusakan jalan
akibat volume dan tingginya tekanan kendaraan yang melewati daerah ini.
Dengan melihat banyaknya kecelakaan lalu lintas khususnya moda
transportasi angkutan barang di lokasi tersebut. Keselamatan jalan harus
dipandang secara komprehensif dari semua aspek perencanaan maupun pekerjaan
pembuatan jalan.
Meningkatnya jumlah kecelakaan lalu lintas tidak terlepas pula dari faktor-
faktor yang mempengaruhi kecelakaan lalu lintas seperti faktor pengemudi, faktor
kendaraan dan faktor jalan. Banyaknya jumlah moda transportasi angkutan barang
yang beroperasi dijalan tersebut terkadang tidak di ikuti dengan kesadaran
pengguna jalan untuk mentaati rambu lalu lintas.
Dari masalah di atas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang
geometrik jalan dan pemahaman rambu lalu lintas penyebab kecelakaan
transportasi angkutan barang untuk menghindari terjadinya kecelakaan pada
wilayah tersebut.
1.2. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan pelaksanaan penelitian ini yang akan dicapai:
1. Untuk mengetahui karakteristik moda transportasi barang yang melintas di
kawasan rawan kecelakaan lalu lintas.
2. Untuk mengetahui dampak geometrik jalan dan pemahaman operator
transportasi barang mengenai rambu lalulintas.
1.3. Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Bagi penulis
Penelitian ini dapat digunakan untuk menerapkan teori-teori yang
diperoleh di bangku perkuliahan dan mengaplikasikan dengan kenyataan
yang ada, serta menambah pengalaman dan pengetahuan penulis akan
masalah keselamatan jalan.
2. Bagi lembaga
2
√( ) ( (2)
∑
(3)
Sumber : (Direktorat Jendral Bina Marga, 1997).
Keterangan:
= Nilai EAN kritis.
= Nilai EAN rata-rata.
= Jumlah kecelakaan per jumlah kendaraan.
= Jumlah segmen jalan.
2.3. Rambu Lalu Lintas
Rambu lalu lintas adalah bagian dari perlengkapan jalan yang memuat
lambang, huruf, angka, kalimat dan/atau perpaduan di antaranya, yang digunakan
untuk memberikan peringatan, larangan, perintah dan petunjuk bagi pemakai jalan
(Peraturan Mentri Perhubungan Nomor Pm 13 Tahun. 2014). Agar rambu dapat
terlihat baik siang ataupun malam, atau pada waktu hujan maka bahan harus
terbuat dari material retro-reflektif.
Setiap jenis lalu lintas mempunyai tata tertib masing-masing. Sebagai
peraturan lalu lintas yang berlaku di Indonesia dibuat dalam bentuk rambu-rambu
lalu lintas yang bersifat internasional.
Rambu-rambu tersebut dibagi kedalam 3 jenis yaitu :
1. Peringatan.
2. Larangan.
3. Petunjuk.
2.4. Kecepatan
Kecepatan adalah besaran yang menunjukkan jarak yang ditempuh kendaraan
dibagi waktu tempuh. Biasanya dinyatakan dalam km/jam. Rumusan untuk
memperoleh kecepatan adalah sebagai berikut:
(4)
Keterangan :
V = Kecepatan rata- rata kendaraan (m/dt atau dikonversikan menjadi
km/jam).
L = Panjang segmen.
T = Waktu tempuh rata-rata (dt).
4
Tabel 2.1. Kecepatan Rencana (Vr), Sesuai Klasifikasi Fungsi dan Medan
Jalan.
Kecepatan Rencana (Vr) (km/jam)
Fungsi
Datar Bukit Pegunungan
Arteri 70-120 60-80 40-70
Kolektor 60-90 50-60 30-50
Lokal 40-70 30-50 20-30
2.5 Alinyemen Jalan
1. Alinyemen Horizontal
Menurut Hadiwardoyo, S.P. (1995) alinyemen horizontal adalah garis
proyeksi sumbu jalan tegak lurus bidang datar peta (trase). Jari-jari tikungan
minimum, radius lengkung tikungan di pengaruhi oleh superelevasi maksimum
dan gaya gesekan melintang antara ban dan kendaraan (e+f). Dalam
merencanakan alinyemen horizontal sebaiknya menghindari penggunaan radius
lengkung tajam karena pengemudi akan mengalami kesulitan dalam menyesuikan
diri dengan kondisi jalan. Berdasarkan kecepatan tersebut, maka di peroleh
rumusan untuk menentukan R minimum sebagai berikut:
(5)
(
Keterangan :
= Jari-jari tikungan minimum, (m).
V = Kecepatan, (km/jam).
= Superelevasi maksimum, (%).
Koefisien gesekan melintang antara ban kendaraan dan
permukaan jalan, untuk perkerasan aspal.
2. Alinyemen vertikal
Alinyemen vertikal adalah perpotongan bidang vertikal dengan bidang
permukaan perkerasan jalan melalui sumbu jalan atau proyeksi garis sumbu jalan
pada bidang vertikal yang melalui sumbu jalan. Alinyemen vertikal seringkali
disebut juga sebagai penampang memanjang jalan, terdiri atas bagian landai
vertikal dan bagian lengkung vertikal.
2.6. Audit Keselamatan Jalan
(Departemen Pekerjaan Umum, 2005) audit keselamatan jalan merupakan
bagian dari strategi pencegahan kecelakaan lalu lintas dengan suatu pendekatan
perbaikan suatu konsep pemeriksaan jalan yang komprehensif, sistematis dan
independen. Klasifikasi nilai dampak keparahan korban kecelakaan dan klasifikasi
untuk mengukur penyimpangan desain bagian-bagian fasilitas jalan terhadap
standarnya, didasarkan pada tingkat kemungkinan dan tingkat ancaman. Tingkat
kemungkinan digunakan untuk menilai temuan defisiensi yang tidak memiliki,
atau tidak diketahui adanya riwayat kecelakaan sebelumnya di tempat yang
diaudit. Sedangkan tingkat ancaman digunakan untuk menilai titik defisiensi yang
telah secara nyata mengakibatkan kecelakaan (memiliki riwayat kecelakaan).
5
lokasi
Analisa Defisiensi
Hasil
Selesai
9
Persiapan Rhaflie
1 alat dan Farhan
bahan Maspul
Agun
2 Observasi
kurniawan
Pembagian
3 Jumadil
Kuesioner
Servei
kecepatan Muh Arjun
4
(Angkutan Abidin
Barang)
Survei
Muh. Syahrul
5 Geometrik
Ramadhan
Jalan
Analisis Agun
6
Data Kurniawan
10
DAFTAR PUSTAKA.
Departemen Pekerjaan Umum, 2005. Pedoman Konstruksi Bangunan Audit
Keselamatan Jalan, Pd T-17-2005-B, Jakarta.
Direktorat Jendral Bina Marga, 1997. Tata Cara Perencanaan Geometrik Jalan
Antar Kota, Jakarta.
Nama :
Usia :
Jenis Kelamin :
Kepemilikan SIM :
a. SIM B
b. SIM B1
c. SIM B2