Anda di halaman 1dari 33

BAB III

DATA KECELAKAAN

3.1. Capaian Pembelajaran Khusus

a. Taruna/I mampu memahami dan menjelaskan tentang data-data kecelakaan lalu lintas;

b. Taruna/I mampu memahami dan menganalisis data-data kecelakaan lalu lintas secara makro
dan mikro;

c. Taruna/I mampu memahami dan menganalisis collision diagram (diagram tabrakan);

d. Taruna/I mampu memahami dan menjelaskan kerugian dari aspek ekonomi akibat kecelakaan
lalu lintas.

3.2. Data dan Indikator Kecelakaan Lalu Lintas

Data kecelakaan diperlukan untuk mengembangkan dan menerapkan analisis kecelakaan dalam
rangka meningkatkan pengetahuan dasar yang membentuk keputusan-keputusan yang
berhubungan dengan keselamatan jalan dan rekayasa lalu lintas;

Gambar 5. Contoh Formulir Laporan Data Kecelakaan Lalu Lintas di Jalan Tol (PT. Jasa
Marga-Persero)
Indikator kecelakaan lalu lintas mencakup 2(dua) hal, yaitu: data korban kecelakaan lalu lintas dan
ekspor lalu lintas. Data korban kecelakaan menggambarkan histori kefatalan yang pernah terjadi di
lokasi tersebut sedangkan eksposur lalu lintas menunjukan kondisi lalu lintas di lokasi kejadian.

a. Data Korban Kecelakaan Lalu Lintas

Sumber utama data kecelakaan lalu lintas didapat dari POLRI. Walaupun demikian, terdapat
berbagai alternatif sumber informasi yaitu sebagai berikut:

▪ Sumber utama data kecelakaan untuk perusahaan asuransi di Indonesia didapat dari PT. Jasa
Raharja sebagai pelaksana Undang-Undang Pemerintah Republik Indonesia No. 33 Tahun 1964
J.O Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 1965 tentang Dana
Pertanggungan Wajib Kecelakaan Penumpang, dan Undang-Undang Pemerintah Republik
Indonesia No.34 tahun 1964 J.O Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 17 Tahub
1965 tentang Dana Kecelakaan Lalu Lintas Jalan. Selain itu perusahaan asuransi lain
mendapatkan informasi kecelakaan hanya untuk kendaraan yang memiliki perlindunga asuransi.

▪ Rumah sakit memeperoleh informasi hanya yang berkaitan dengan korban yang mendapatkan
perawatan dan mati di rumah sakit. Pada umumnya pihak rumah sakit wajib untuk mencatat
penyebab kematian. Sementara itu, kematianya dicatat sebagai bagian mortalitas dalam
permasalahan kependudukan.

▪ Kemungkinan pelaporan langsung (self reporting) dari masayarakat yang terlibat kecelakaan lalu
lintas.

b. Eksposur Lalu Lintas

Walaupun laporan kecelakaan (dan korban) lalu lintas merupakan data utama di dalam analisis
keselamatan lalu lintas jalan, informasi tentang eksposur merupakan kunci didalam melihat
sejauh mana tingkatan (magnitude) permasalahan yang ada. Berbagai eksposur dapat
digunakan di dalam analisis, antara lain yang berikut:

▪ Jumlah penduduk, pada umumnya digunakan untuk mendapatkan indikator keselamatan


personal.

▪ Jumlah kendaraan dan kendaraan kilometer perjalanan (KKP), pada umumnya digunakan untuk
mendapatkan indikator keselamatan lalu lintas.

▪ Jumlah perjalanan (trip) pada umumnya digunakan untuk indikator keselamatan perjalanan
seseorang.

3.3. Permasalahan Data Kecelakaan Lalu Lintas


Penetapan jumlah kecelakaan lalu lintas ataupun tingkat fatalitas merupakan dasar untuk
melaksanakan analisis keselamatan lalu lintas. Data lalu lintas sebagai basis penetapan lalu lintas
merupakan sumber utama didalam penetapan tingkat keselamatan lalu lintastermasuk juga didalam
upaya melakukan pembandingan antara satu lokasi dan yang lain, atau antara periode yang satu
dengan lainya.

Masalah yang timbul pada data kecelakaan lalu lintas antara lain sebagai berikut:

a. Tingkat pencatatan kecelakaan lalu lintas

Kita menyadari bahwa tidak semua kecelakaan lalu lintas tercatat didalam statistik pelaporan.
Masalah itu bertambah besar untuk kecelakaan yang tidak terlalu serius. Demikian juga
kecelakaan pengguna jalan yang tidak terproteksi atau rentan terhadap kemungkinan
kecelakaan lalu lintas seperti pejalan kaki, pengendara sepeda, dans epeda motor. Hampir
semua pembandingan tingkat keselamatan lalu lintas menggunakan basisi jumlah korban mati
(fatalitas) mengingat jenis kecelakaan ini cenderung memiliki derajat pencatatan yang tinggi
dibandingkan jenis kecelakaan lalu lintas yang lain.

b. Definisi didalam pencatatan kecelakaan lalu lintas

Masalah ini timbul terutama karena definisi untuk menetapkan jenis kecelakaan fatal (dengan
korban mati), luka berat, ataupun luka ringan dan hanya kerugian material berbeda antara satu
negara dan lainya. Sebagai contoh, pada umumnya didefinisikan bahwa kecelakaan lalu lintas
dengan korban mati (fatal) apabila di dalam suatu kejadian kecelakaan lalu lintas terdapat
minimal 1 (satu) korban tewas, baik tewas di lokasi maupun setelah korban dirawat selama-
lamanya 30 hari (atau 1 bulan) dirumah sakit. Pencatatan hanya mampu merekam korban tewas
di lokasi saja dan belum menyertakan informasi rumah sakit untuk mengoreksi korban luka berat
yang mungkin saja mati sewaktu mendapat perawatan dirumah sakit dalam periode 30hari.

3.4. Kebutuhan Data

Kecelakaan lalu lintas yang terus terjadi seharusnya dicatat yang lengkap dan akurat. Keluhan yang
sering muncul khususnya di Indonesia adalah data kecelakaan lalu lintas banyak memiliki versi yang
berbeda-beda tergantung pada instansi yang merilisnya. Sebagai contoh : data yang dikleuarkan
oleh pihak Kepolisian berbeda dengan data pihak Rumah Sakit atau Jasa Raharja. Angka
perbedaannyapun cukup signifikan, sehingga hal ini menimbulkan kebingungan dan gambaran
buruknya tingkat koordinasi mengenai data kecelakaan lalu lintas.

Data kecelakaan lalu lintas yang dikumpulkan selanjutnya akan diolah serta dianalisis untuk
menghasilkan gambaran kinerja system transportasi yang ada. Data-data tersebut secara berseri
harus tersedia untuk mengetahui tingkat keberhasilan dan efektifitas segala kebijakan yang telah
diimplementasikan untuk mewujudkan keselamatan transportasi. Pada bab ini akan digambarkan
secara detail teknik-teknik analisis dat kecelakaan lalu lintas.
a. Catatan Kecelakaan

Catatan kecelakaan yang komplit merupakan sesuatu yang esensial untuk menganalisis kecelakaan
dan perencanaan bentuk-bentuk pencegahan melalui rekayasa, pendidikan dan pelaksanaan.
Penggunaan laporan kecelakaan dan perhatian/maksud secara umum dapat disimpulkan pada
Gambar 2.1.

b. Prosedur Laporan

Laporan kecelakaan dapat dibuat untuk semua kecelakaan, yang meliputi kefatalan atau luka badan
dari setiap orang, atau jumlah kerusakan property yang nilainya tertentu di AS $100.

Sistem pelaporan kecelakaan harus dikumpulkan dengan cara dan standard yang ditetapkan. Data
harus faktual, dikumpulkan melalui suatu standard dan metoda yang konsisten untuk suatu
pelaporan.

Pada umumnya kecelakaan dilaporkan oleh pengemudi yang bersangkutan dan oleh penyelidikan
kantor polisi. Formulir standard digunakan oleh pengemudi dalam laporan ke instansi yang ditunjuk.
Formulir tersebut dibuat oleh pengemudi dan polisi, dan untuk keseragaman, formulir standard yang
dirancang untuk pelaporan kecelakaan mengandung informasi sebagai berikut :

▪ Tanggal, hari, waktu dan lokasi terjadinya kecelakaan dengan sketsa

▪ Pengemudi dan kendaraan serta pejalan kaki yang terlibat dan tipe kecelakaan

▪ Korban mati, luka-luka dan tingkat lukanya

▪ Tingkat kerusakan, umur dan kondisi kendaraan

▪ Lokasi dan gambaran dari perlengkapan kontrol lalu lintas

▪ Kekuatan peraturan

▪ Penerangan jalan, kondisi cuaca dan landuse yang berdekatan

▪ Kemungkinan kekerasan, alkohol dan faktor-faktor gabungan

▪ Penyebab kemungkinan

▪ Diagram kecelakaan (diagram tabrakan)

▪ Penjelasan sebelum kejadian kecelakaan


Driver identification
police criminal proceeding
enforcement planning

Licensing
driver improvement

Motor veh. Administ. financial responsibility


Licensing
vehicle
Regulation
inspection

Problem area identific.


Design standards
highway Maintenance standard
engineering Programming improv.

Problem area identific.


traffic Design standards
Maintenance standard
Programming improv.

Vehicle
Design standards equipment

Vehicle manufacture
Practices
maintenance Recomendations

General trends
Mass media Specific problems
Safety promotion
Public information
General trends
Highway users
Special interests

General traffic safety


schools Driver training

Education

Support groups General trends


Specific problems
Abatemen
injures
treatment

Facilities
Medical proffesion planning
personnel

Driver problem Physiological


psychological

Mortality and morbidity trends


Public health administ.
Demografic distribution
Claims settlements
Insurance industry
Actuarial functions

Legal and judical Criminal proceeding


Civil suits

driver Licensing
control
legislatures
highway Administration
Traffic law

vehicle Equipment
Limitation
inspection

control
driver
operating policies
Motor transp. Indust.
design
vehicle
maintenance

Responsibility
Regulatory commissions Regulations
legistation

Gambar 6. The Summary of the users of accident report and their general interest or purposes

Sumber : Pignataro L, 1973, Traffic Engineering, Pergamon Press, USA.


1. Sistem Lokasi

Akurasi laporan lokasi kecelakaan penting untuk studi lebih lanjut pada lokasi yang tinggi tingkat
kecelakaannya serta pelaksanaan tindakan perbaikannya.

2. Sistem Pencatatan Laporan

Adalah sangat penting untuk mengumpulkan data kecelakaan lalu lintas dengan dasar yang
seragam. Klasifikasi yang seragam dari kecelakaan lalu lintas dan hubungan yang dekat di antara
perwakilan mengenai penyelidikan dan pelaporan kecelakaan lalu lintas akan menjamin hasil
statistik kecelakaan yang seragam. Kecelakaan dapat dibedakan atas :

a) Menurut cara terjadinya

Klasifikasi di bawah ini dipakai untuk menentukan karakteristik kejadian kecelakaan lalu lintas
kendaraan bermotor.

1) Keluar dari jalan (hilang kendali/selip)

Gambar 7. Kecelakaan akibat kendaraan hilang kendali (selip)

2) Tanpa tabrakan/kecelakaan sendiri di jalan

▪ Berjungkir balik di jalan

▪ Kecelakaan lain

3) Tabrakan di jalan dengan:

▪ Pejalan kaki

▪ Kendaraan motor lain yang sedang berjalan

▪ Kendaraan yang parkir

▪ Kereta api

▪ Pengendara sepeda
▪ Binatang

▪ Obyek tetap

▪ Obyek lain

Gambar 8. Tabrakan antara Kereta Api dan Mobil Penumpang

Gambar 9. Tabrakan antara Mobil dengan hewan (Obyek Lain)

b) Dengan sudut tabrakan :

1) Rear end collision (hit from behind)

Gambar 10. Kerusakan Bagian Belakang Kendaraan akibat tabrakan Rear End
Collision (Hit From Behind)
2) Side sweep (hit from sides)

Gambar 11. Kerusakan Bagian Samping Kendaraan akibat tabrakan Side sweep (Hit
From Side)

3) Head on collision (hit face to face)

Gambar 12. Kerusakan Bagian Depan Kendaraan akibat tabrakan head-on

(face to face collision)

4) Backing: tabrakan secara mundur (Back Up)

Gambar 13. Kerusakan Bagian Kendaraan akibat tabrakan secara mundur (Back Up
Collision)
5) Tabrakan lain.

Gambar 14. Kerusakan Bagian Depan Kendaraan akibat tabrakan multi car accident

Untuk maksud meningkatkan keselamatan sistem jalan lebih lanjut, traffic engineer harus
mempunyai informasi dan data lokasi, frekuensi, kekerasan (kehebatan) dan tipe kecelakaan yang
terjadi. Tanpa semua itu, tidak dapat diharapkan untuk menentukan, mengapa kecelakaan terjadi,
dan bagaimana mengembangkan bentuk-bentuk koreksi, kecuali dengan penggambaran detil
pencatatan kecelakaan yang terjadi.

Suatu informasi yang mendasar harus memenuhi critical analysis di bawah ini untuk menentukan
tempat:

▪ Identifikasi lokasi yang sangat tinggi jumlah kecelakaannya.

▪ Evaluasi fungsional secara detil dari lokasi yang tinggi kecelakaannya untuk menentukan
penyebab kecelakaan di lokasi itu.

▪ Pengembangan secara umum bentuk statistik dari faktor variasi hubungan kecelakaan untuk
memberi wawasan kecenderungan secara umum, faktor penyebab, profil pengemudi dan
informasi sejenis.

▪ Pengembangan prosedur yang memenuhi identifikasi dari bahaya sebelum sejumlah besar
kecelakaan terjadi.

Koleksi data kecelakaan dan sistem laporan sangat utama dalam usaha mnyempurnakan
persyaratan penting yang harus dipenuhi.

c) Menurut keadaan korban

The National Safety Council, membedakan kecelakaan menurut keadaan korban, yaitu:

▪ Fatal accident : mengakibatkan sedikitnya seorang meninggal.

▪ A-Type injury accident : mengakibatkan luka yang mengeluarkan banyak darah, anggota badan
terganggu fungsinya atau korban diusung dengan tandu.

▪ B-Type injury accident : mengakibatkan luka memar, atau luka lecet


▪ C-Type injury accident : kecelakaan yang tidak mengakibatkan luka-luka yang nampak, tapi korban
mengeluh sakit.

▪ Properti damage only accident (PDO) : kecelakaan yang hanya menimbulkan kerusakan harta
benda.

Gambar 15. Kecelakaan Fatal mengakibatkan korban meninggal dunia

c. Angka Kecelakaan dan Penggunaannya

Untuk menghitung besarnya angka kecelakaan, terlebih dulu ditetapkan:

1. Dasar-dasar Angka Kecelakaan

Biasanya angka kecelakaan menempati salah satu diantara dua kategori besar yaitu: population-
base rates (angka berdasar populasi) dan exposure-base rates (angka berdasar perolehan).

Suatu sistem komputer menjadi penting untuk menentukan jumlah kenaikan kecelakaan di suatu
area. Ringkasan kecelaaan fatal, injury dan property damage only untuk analisis dapat memberikan
banyak informasi statistik seperti angka kecelakaan.

Dasar-dasar secara umum dari population-base rates termasuk:

▪ Jumlah penduduk

▪ Jumlah kendaraan yang terdaftar

▪ Jumlah Surat Izin Mengemudi

▪ Jarak mil jalan (Highway mileage).

Semua nilai ini statis dan tidak tergantung pemakaian kendaraan atau jumlah total dari perjalanan
kendaraan yang terpakai. Nilai-nilai tersebut dapat dipakai dalam kemungkinan penjumlahan secara
menyeluruh dalam suatu perbandingan dasar. Sejauh jumlah kendaraan yang terdaftar dan SIM
menggambarkan perubahan dalam penggunaan, angka dasar diatas dasar ini juga sebagian
menggambarkan pemakaian.

Exposure-base rates dimaksudkan untuk menghitung jumlah perjalanan, sebagai suatu bentuk
pengganti untuk perolehan individu pada situasi kecelakaan yang potensial. Dua dasar sangat
umum dipakai untuk Exposure-base rates, yaitu:

▪ Perjalanan kendaraan-mil (kendaraan-km)

▪ Perjalanan kendaraan-jam

Variasi dari dua dasar tersebut dikembangkan terhadap kecepatan perjalanan, serta perbandingan
dasar terhadap jarak-mil yang dapat menghasilkan perbedaan hasil dasar jam yang diperoleh. Pada
lokasi titik seperti pada intersection, kendaraan-mil maupun kendaraan-jam sangatlah kecil artinya.
Exposure-rate pada kasus ini merupakan dasar yang mantap, yang dipakai untuk volume total yang
melalui titik.

Hasil yang benar dalam mengambil resiko atau bagian, mencakup lebih banyak dibanding hanya
dengan waktu atau jarak-mil. Perolehan terhadap kendaraan dan konflik-konflik lain mudah
menimbulkan variasi dalam kecelakaan dengan banyak faktor, termasuk volume, aktivitas sekitar
jalan, frekuensi intersection, degree of access control, alinyemen, dll. Data yang dipersyaratkan
membuat sulit untuk mengukur semua faktor ini dalam menentukan perolehan. Traffic engineers
haruslah menyadari akan hal ini, serta faktor-faktor lain sewaktu mengartikan angka kecelakaan
berdasar perolehan ini (exposure-base accident rates).

Untuk menghitung angka kecelakaan, bilangan-bilangan diskala untuk menghasilkan nilai yang
berarti. Angka kefatalan tiap kendaraan-mil akan menghasilkan nilai-nilai dengan beberapa desimal
dan akan membuat kesulitan untuk suatu angka yang konsepsional.

Indikasi di bawah ini secara umum digunakan untuk angka dasar.

a) Angka kecelakaan berdasar populasi (Population-Based Accident-Rates)

▪ Angka Kematian atau Angka Kecelakaan tiap 100.000 jumlah penduduk;

▪ Angka Kematian atau Angka Kecelakaan tiap 10.000 SIM;

▪ Angka Kematian atau Angka Kecelakaan tiap 10.000 kendaraan terdaftar;

▪ Angka Kematian atau Angka Kecelakaan tiap 1000 mil dari jalan.

b) Angka kecelakaan berdasar perolehan (Exposure-Based Accident-Rates)

▪ Angka Kematian atau Angka Kecelakaan tiap 100.000.000 kendaraan-mil;

▪ Angka Kematian atau Angka Kecelakaan tiap 10.000.000 kendaraan-jam;

▪ Angka kematian atau Angka Kecelakaan tiap 1.000.000 kedatangan kend.


2. Angka Kecelakaan

Tiga tipe angka kecelakaan sangat karakteristik untuk menghitung secara hak berdasar tahunan:

▪ Angka kecelakaan secara umum yang menggambarkan kecelakaan total yang terjadi

▪ Angka kematian yang menggambarkan kecelakaan yang parah

▪ Angka keterlibatan yang menggambarkan tipe kendaraan dan pengemudi yang terlibat dalam
kecelakaan.

3. Accident rate per mile (Angka kecelakaan per mil)

Dengan dasar ini, kecelakaan berbahaya total diekspresikan sebagai jumlah kecelakaan dari semua
tipe per mil dari setiap jalan.

R=A/L (1)

Dengan :

R= angka kecelakaan total per mil setiap tahun

A = jumlah total kecelakaan yang terjadi setahun

L = panjang dari bagian jalan yang dikontrol dalam mil

Angka ini berguna untuk membandingkan angka kecelakaan pada suatu seri dari bagian suatu jalan
yang mempunyai aliran yang relatif seragam

4. Accident Involvement Rates (Angka Keterlibatan Kecelakaan)

Keterlibatan kecelakaan diekspresikan sebagai jumlah pengemudi kendaraan dengan karakteristik


yang pasti terlibat dalam kecelakaan per 100 juta vehicle-miles dari perjalanannya. Sebagai contoh
angka keterlibatan kecelakaan dapat diindikasikan dengan jumlah pengemudi yang terlibat dalam
kecelakaan pada setiap kecepatan khusus yang berhubungan dengan jumlah perjalanan pada
kecepatan itu. Hitungan volume lalu lintas dan studi kecepatan pada bagian jalan yang diteliti akan
memberikan data yang diperlukan untuk hitungan vehicle-miles dari perjalanannya, pada setiap
kecepatan.

(2)

Dengan :

R= keterlibatan kecelakaan per 100 juta vehicle-miles

N = total jumlah pengemudi kend. yang terlibat kecelakaan selama periode penelitian
V = vehicle-miles dari perjalanan di bagian jalan selama periode penelitian

5. Death Rate Based on Population (Angka kematian berdasar populasi)

Bahaya lalu lintas untuk kehidupan masyarakat dinyatakan sebagai jumlah kematian lalu lintas
(Traffic fatalities) per 100.000 populasi. Angka ini menggambarkan perolehan kecelakaan untuk
semua kawasan
(3)

Dengan:

R = angka kematian per 100.000 populasi

B = jumlah total kematian lalu lintas dalam setahun

P = Populasi dari daerah

6. Death Rate Base on Registration (angka kematian berdasar registrasi)

Bahaya lalu lintas untuk kehidupan masyarakat juga dapat diekspresikan sebagai jumlah dari
kematian lalu lintas per 10.000 registrasi kendaraan. Angka ini menggambarkan perolehan
kecelakaan untuk semua daerah, dan mempunyai kegunaan yang sama dengan angka kematian
berdasar populasi, yang nilainya adalah:

(4)

Dengan:

R= angka kematian per 10.000 registrasi kendaraan

B = jumlah total kematian lalu lintas dalam setahun

M= jumlah registrasi kendaraan motor di daerah tersebut.

7. Accident Base Rate on Vehicle-mile of Travel (angka kecelakaan berdasar perjalanan


kendaraan-mile)

Bahaya lalu lintas dalam kasus ini diekspresikan sebagai jumlah kecelakaan per 100 juta perjalanan
kendaraan-mil(km). Kebenaran perolehan pada kecelakaan mungkin lebih mendekati dengan dasar
jarak mil dari perjalanan kendaraan motor daripada populasi atau registrasi.

Angka vehicle-miles boleh jadi diekspresikan dalam bagian kematian, luka-luka, atau kecelakaan
total per 100 juta vehicle-miles,dengan rumus sebagai berikut:
(5)

Dengan:

R= angka kecelakaan per 100.000.000 vehicle-miles

C= jumlah kecelakaan (kematian atau luka-luka atau kecelakaan total) dalam setahun

V = vehicle-miles perjalanan dalam setahun

Untuk berbagai kota, motor vehicle-mile total biasanya sulit untuk ditentukan, namun mungkin dapat
didekati dengan suatu bentuk yang cukup wajar dengan angka pemakaian bahan bakar. Vehicle-
miles perjalanan dapat dikalkulasi dengan mengalikan jumlah konsumsi bahan bakar dengan rata-
rata mil per galonnya.

Selain angka-angka kecelakaan di atas, untuk menentukan angka kecelakaan pada suatu bagian
jalan atau pada intersection, dapat ditentukan berdasarkan pada kecelakaan per satu juta atau 100
juta mil perjalanan kendaraan. Titik atau bagian merupakan rangking prioritas dalam penurunan
angka kecelakaan.

Angka kecelakaan untuk spot di jalan raya dapat dihitung sbb:

(6)

Dengan:

RSP = angka kecelakaan untuk spot (dalam kecelakaan per satu juta kendaraan yang memasuki
spot.

A = jumlah kecelakaan selama periode yang dianalisis

T = waktu periode analisis (dalam tahun atau bagian tahun

V = AADT selama periode studi (untuk intersection, V pada umumnya ditentukan sebagai

penjumlahan dari volume yang memasuki semua pendekat.

Persamaan untuk menghitung angka kecelakaan pada bagian jalan raya adalah :

(7)

Dengan:
RSC = angka kecelakaan pada bagian jalan raya (dalam kecelakaan per satu juta

vehicle-miles.

L = panjang dari bagian jalan raya (dalam mil)


Apabila angka di atas diekspresikan dalam bagian kecelakaan per 100 juta vehicle-miles,
persamaannya menjadi:

(8)

Contoh 1 : Data tahun 1989 di Kota P

▪ Konsumsi bahan bakar di 5,082 miliar gallon,

▪ Terjadi 3.114 kematian akibat kendaraan motor,

▪ Luka-luka sebanyak 355.799

▪ Jumlah registrasi kendaraan bermotor 6.721.049

▪ Estimasi populasi 18.190.238

▪ 1 gallon dapat menempuh 12,5 mile

Maka :

Vehicle-miles of travel = 5,08 × 1000.000.000 × 12,5 = 63.500.000.000

Registration death rate = 3.114 ×10.000= 4,63


6.721.049

3.114 ×100.000
Population death rate = = 17,1
18.190.238

3.114 ×100.000.000
Vehicle-miles death rate = =4,93
63.500.000.000

Contoh 2 : Data tahun 1988 dari kotaQ tercatat sebagai berikut :

▪ Fatalities 75

▪ Fatal Accidents 60

▪ Injury Accidents 300

▪ PDO Accidents 2000

▪ Total ivolvements 4100

▪ Vehicle-miles : 1.500.000.000

▪ Registered vehicles : 100.000

▪ Licensed drivers : 150.000

▪ Area population : 300.000


Maka angka kematian tahun 1988 dari kota tersebut dapat dihitung sbb.
100.000
Dasar 1 : 75 × = 25 kematian per 100.000 populasi
300.000
= 7,5 kematian per 10.000 kend. terdaftar
10.000
Dasar 2 : 75 ×
100.000 = 5,0 kematian per 10.000 SIM

10.000 = 5,0 kematian per 100.000.000 kendaraan-mil


Dasar 3 : 75 ×
150.000

100.000.000
Dasar 4 : 75 ×
1.500.000.000

Angka yang sama dapat dihitung berdasarkan jumlah total kecelakaan atau keterlibatan. Pada
umumnya tingkat kematian atau angka kecelakaan untuk tahun dimaksud dihitung sebagai :

RATE = TOTAL X SCALE / BASE (9)

Dengan:

rate = angka kecelakaan atau angka kematian

Total = jumlah kecelakaan total atau kematian setahun

Scale = skala dasar, seperti dalam angka per skala kend-mil

Base = dasar statistik total untuk tahun tersebut

8. Severity Index (Indeks Kekerasan)

Pengembangan penggunaan statistik untuk menggambarkan tingkat kekerasan relatif adalah


severity index (SI), yang didefinisikan sebagai jumlah kefatalan (kematian) tiap kecelakaan.

Persamaan untuk mneghitung SI adalah :

SI = F/A (10)

Dengan :

SI = Severity Index

F = banyaknya kefatalan (kematian) dalam setahun/waktu tertentu

A = jumlah seluruh kecelakaan pada ruas jalan setahu /waktu tertentu

Contoh :

Untuk suatu data selama setahun dengan fatalities (kematian) =75 dalam 2360 kecelakaan total,
maka Indeks Kekerasan (SI) adalah:

SI = 75/2360 = 0,0317 kematian/kecelakaan (death/accid)


9. Diagram Tubrukan (Collision Diagram)

Diagram tabrakan digunakan untuk menampilkan dan mengidentifikasi pola kecelakaan yang
serupa. Mereka memberikan informasi tentang jenis dan jumlah kecelakaan; termasuk kondisi
seperti waktu hari, hari dalam seminggu, kondisi iklim, kondisi perkerasan, dan informasi penting
lainnya untuk menentukan penyebab masalah keselamatan.

Laporan kecelakaan harus diatur menurut tahun kejadian dan jenis kecelakaan untuk periode
analisis. Kecelakaan yang terjadi setelah perubahan signifikan di jalan raya atau penggunaan lahan
lokal tidak boleh dimasukkan.

a) Konstruksi Diagram Tabrakan

Buat sketsa diagram lokasi untuk persimpangan atau ruas jalan menggunakan bentuk standar,
seperti yang ditunjukkan pada halaman berikut.

1) Sketsa tidak perlu berskala.

2) Tunjukkan jalur setiap kendaraan yang terlibat dalam kecelakaan dengan ruang informasi yang
memadai.

3) Tempatkan panah utara untuk orientasi dan informasi deskriptif lainnya:

▪ Sebuah. Identifikasi lokasi

▪ Periode analisis

▪ Beri label jalan

4) Buat sketsa jalur setiap kendaraan untuk menunjukkan

▪ manuver kendaraan

▪ jenis tabrakan

▪ tingkat keparahan kecelakaan

▪ Waktu/hari

▪ Hari/seminggu

▪ Tanggal

▪ Kondisi pencahayaan

▪ Kondisi perkerasan jalan

▪ Informasi penting lainnya, misalnya keterlibatan alkohol


b) Simbol

Diadopsi simbol-simbol yang menggambarkan sifat operasi, kendaraan atau objek yang terlibat dan
tingkat keparahan kecelakaan. Ini ditunjukkan dalam contoh diagram tabrakan di halaman berikut.
Simbol untuk merepresentasikan tipe diagram tabrakan juga distandarisasi.

c) Pola Kecelakaan

Pola kecelakaan yang terlihat pada diagram tabrakan seringkali dapat menunjukkan kemungkinan
masalah kecelakaan. Misalnya, sejumlah besar kecelakaan sudut akan menyiratkan potensi
pembatasan jarak pandang. Di akhir rangkaian catatan ini terdapat satu set Tabel Pola Kecelakaan
yang mengidentifikasi jenis kecelakaan, kemungkinan penyebabnya, studi yang mungkin dilakukan
untuk menentukan masalah, dan kemungkinan tindakan penanggulangannya.
Gambar 16. Contoh Collision Diagram 1
Gambar 17. Contoh Collision Diagram 2
Tabel 2. Pola Kecelakaan

Accident Type Possible Cause Possible Study Safety Enhancement


• Roadside features • Determine sideslope • Provide traversable culvert and treatments
• Investigate recovery zone • Extend culverts
• Install/improve traffic barriers
• Flatten slopes and ditches
• Relocate drainage facilities
Overturn
• Inadequate shoulder • Determine shoulder dimensions and • Upgrade shoulder surface
composition • Remove curbing/obstructions
• Check for shoulder drop-offs • Widen lane/shoulder
• Pavement feature • Check for potholes and rutting • Eliminate edge drop-off
• Check for water ponding • Improve Superelevation/crown
• Obstruction in or too close to • Field observation to locate • Delineation / reflectorize safety hardware
roadway obstructions • Remove/relocate obstacles
• Install breakaway features to light poles, sign posts, etc.
• Protect objects with guardrail
• Install crash cushions
• Inadequate lighting • Check illumination • Improve roadway lighting
• Inadequate pavement • Review pavement markings • Install reflectorized pavement lines/raised markers
markings
• Inadequate signs, • Review signs, delineators and guardrails • Install reflectorized paint and/or reflectors on the fixed object
Fixed Object
delineators and guardrails • Add special signing
• Upgrade barrier system
• Inadequate road design • Check roadside shoulders and • Install warning signs/delineators
maintenance • Improve alignment/upgrade
• Check Superelevation • Proved proper Superelevation
• Perform ball-bank study • Provide wider lanes
• Slipper surface • Check skid resistance • Reduce speed limit if justified by spot speed study
• Check for adequate drainage • Provide adequate drainage
• Perform spot speed study • Improve skid resistance
• Restricted sight distance • Field observation for sight • Install warning signs (see MUTCD)
obstructions • Install stop signs (see MUTCD)
• Check roadway illumination • Install yield signs (see MUTCD)
• Perform spot speed study • Restrict parking near corners
• Reduce speed limit if justified by spot speed study
Right-Angle Collisions • Remove sight obstructions
at Unsignalized • Install signals (see MUTCD)
Intersections • Install/improve street lighting
• Channelize intersections
• Large total intersection • Volume count on all approaches • Install signals (see MUTCD)
Volume
• High approach speed • Perform spot speed study • Reduce speed limit on approaches if justified by spot speed
study
• Install rumble strips
Accident Type
Possible Cause Possible Study Safety Enhancement
• Poor visibility of signals • Review existing signals and placement • Install advanced warning devices (see MUTCD)
• Field observation for sight • Install visors
obstructions • Install back plates
• Perform spot speed study • Reduce speed limit on approaches if justified by spot speed
study
• Remove sight obstructions
• Add additional signal heads
Right-Angle Collisions
• Install 12-in. signal lenses (see MUTCD)
at Signalized
• Improve location of signal heads
Intersections
• Install overhead signals
• Inadequate signal timing • Volume count on all approaches • Adjust amber phase
• Review signal timing • Provide all-red clearance phases
• Add multi-dial controller
• Install signal actuation
• Retime signals
• Provide progression through a set of signalized intersections

• Pedestrian crossing • Review pedestrian signing and crosswalk • Install/improve signing or marking of pedestrian crosswalks
marking
• Driver not aware of • Review signing • Install/improve warning signs
intersection
• Slippery surface • Check skid resistance • Provide ‘SLIPPERY WHEN WET’ signs
Rear-End Collisions at
• Check for adequate drainage • Reduce speed limit on approaches if justified by spot speed
Unsignalized
• Perform spot speed study study
Intersections
• Provide adequate drainage
• Groove pavement
• Overlay pavement
• Large numbers of turning • Perform turning count • Prohibit turns
vehicles • Perform volume count for through • Increase curb radii
traffic • Create left- or right-turn lanes
• Restricted sight distance • Review sight distance • Install advance warning signs (see MUTCD)
• Remove sight obstructions
• Install train actuated signals (see MUTCD)
• Install gates (see MUTCD)
• Reduce grades
• Poor visibility • Check roadway illumination • Increase size of signs
Collisions at Railroad • Review signing • Improve roadway lighting
Crossings • Inadequate pavement • Review pavement markings • Install advance markings to supplement signs
markings • Install stop bars
• Install/improve pavement markings
• Rough crossing angle • Check crossing surface • Improve crossing surface
• Sharp angle crossing • Check crossing angle • Rebuild crossing with proper angle
• Improper pre-emption timing • Review traffic signal timing • Retime traffic signals
of traffic signals, railroad • Review railroad signal and gate timing • Retime railroad signals and gates
signals, or gates
Accident Type
Possible Cause Possible Study Safety Enhancement
• Poor visibility or lighting • Check roadway illumination • Install advance warning signs (see MUTCD)
• Remove sight obstructions
• Install train actuated signals (see MUTCD)
• Install gates (see MUTCD)
• Reduce grades
• Poor visibility or lighting • Check roadway illumination • Install/improve warning signs
Night-Time
• Install/improve delineation/markings
• Install/improve street lighting
• Poor sign quality • Review signing • Upgrade signing
• Provide illuminated reflectorized signs
• Inadequate channelization or • Review channelization/delineation • Install pavement markings
delineation • Improve channelization/delineation
• Slippery pavement • Check skid resistance • Provide ‘SLIPPERY WHEN WET’ signs
• Reduce speed limit if justified by spot speed study
• Provide adequate drainage
Wet Pavement
• Groove existing pavement
• Overlay existing pavement
• Inadequate pavement • Review pavement markings • Install raised/reflectorized pavement markings
markings
Collisions at driveways • Left-turning vehicles • Perform turning count • Install median divider
• Install two-way left-turn lanes
• Improperly located driveway • Review driveway placement • Regulate minimum spacing of driveways
• Regulate minimum corner clearance
• Move driveway to side street
• Install curbing to define driveway location
• Consolidate adjacent driveways
• Right-turning vehicles • Perform turning counts • Restrict parking near driveways
• Review parking • Increase the width of the driveway
• Check driveway and lane width • Increase curb radii
• Check curb radii • Provide right-turn lanes
• Widen through lanes
• Large volume of through • Perform volume count for through • Move driveway to side street
traffic traffic • Construct a local service road
• Reroute through traffic
• Large volume of driveway • Perform volume count for driveway • Signalize driveway
traffic traffic • Provide acceleration and deceleration lanes
• Perform gap study • Channelize driveway
• Restricted sight distance • Field observation for sigh • Restrict parking near driveway
obstructions • Reduce speed limit if justified by spot speed study
• Review parking • Install/improve street lighting
• Check roadway illumination • Remove sign obstructions
• Perform spot speed study
• Inadequate road design • Check lane width • Change from angle to parallel parking
• Review angle parking • Prohibit parking
• Widen lanes/shoulders
Accident Type
Possible Cause Possible Study Safety Enhancement
• Large parking turnovers • Perform parking turnover study • Prohibit parking
Collisions with parked • Change from angle to parallel parking
cars or cars being • Reduce speed limit if justified by spot speed study
• Create one-way streets
parked
• Create off-street parking
• Improper pavement • Review pavement markings • Correct pavement markings
markings
• Illegal parking • Law observance study • Enforcement
• Inadequate road design • Review lane width • Perform necessary road surface repairs
and/or maintenance • Check alignment • Sign and mark unsafe passing areas
• Perform no passing study • Provide roadside delineators
• Check road surface for proper • Improve alignment/grade
maintenance • Provide wider lanes
• Provide passing lanes
• Inadequate shoulders • Review road shoulders • Improve shoulders
Sideswipe or head-on • Excessive vehicle speed • Perform spot speed study • Reduce speed limit if justified by spot speed study
• Install median devices
• Inadequate pavement • Review pavement markings • Install/improve centerlines, lane lines and edgelines
markings • Install reflectorized markers
• Inadequate channelization • Review channelization • Install/improve channelization
• Install acceleration and deceleration lanes
• Provide turning bays
• Inadequate signing • Review signing and placement • Provide advance directions and warning signs
• Add illuminated name signs
• Slippery pavement / ponded • Check skid resistance • Reduce speed limit if justified by spot speed study
water • Check for adequate drainage • Provide “SLIPPERY WHEN WET’ signs
• Perform spot speed study • Provide adequate drainage
• Groove existing pavement
• Overlay existing pavement
• Roadway design inadequate • Check roadside shoulders and road • Install/improve traffic barriers
for traffic conditions maintenance • Close curb lane
• Check Superelevation • Flatten slopes/ditches
• Perform ball-bank study • Relocate islands
Run-off-road • Improve alignment/grade
• Provide proper Superelevation
• Provide escape ramp
• Widen lanes/shoulders
• Poor delineation • Review pavement markings • Install roadside delineators
• Review signs and placement • Install advance warning signs
• Improve/install pavement markings
• Poor visibility • Check roadway illumination • Increase sign size
• Improve roadway lighting
• Improper channelization • Review channelization • Improve channelization
Accident Type
Possible Cause Possible Study Safety Enhancement
• Limited sight distance • Check sight distance • Remove sight obstructions
edestrian / bicycle
• Install/improve pedestrian crossing signs and markings
• Reroute pedestrian paths
• Inadequate protection • Check existing protection • Add pedestrian refuge islands
• Inadequate signals / signs • Review signal/signs • Install/upgrade signals/signs
• Inadequate signal phasing • Review signal phasing • Change timing of pedestrian phase
• Add pedestrian ‘WALK’ phase
• Inadequate pavement • Review pavement markings • Supplement markings with signing
markings • Upgrade pavement markings
• Inadequate lighting • Check roadway illumination • Improve lighting
• Driver has inadequate • Review existing parking • Prohibit parking
warning of frequent mid- • Perform spot speed study • Install warning signs
block crossings • Reduce speed limit if justified by spot speed study
• Install pedestrian barriers
• Lack of crossing opportunity • Perform gap study • Install traffic/pedestrian signals
• Install pedestrian crosswalk and signs
• Excessive vehicle speed • Perform spot speed study • Reduce speed limits
• Install proper warning signs
• Pedestrians/bicycles on • Review existence of sidewalks • Eliminate roadside obstruction
roadway • Install curb signs
• Install sidewalks
• Install bike lanes/paths
• Long distance to nearest • Check distance and travel time to • Install pedestrian crosswalk
crosswalk nearest crosswalk • Install pedestrian actuated signals
• Sidewalk to close to traveled • Review existing sidewalks • Move sidewalk laterally away from roadway
way
• School crossing area • Check pedestrian crossing time and • Establish safe route and awareness program
available gaps • Use school crossing guards
• Check school’s safe route to and from • Install crosswalks and traffic signals
school program
• Check school’s crossing guard program
• Check school’s student
awareness program

• Alignment • Check alignment • Install advance warning signs


• Improve delineation/markings
• Realign bridge/roadway
• Narrow roadway • Review lane width • Improve delineation/markings
• Review signing • Install signing/signals
• Widen structure
• Visibility • Field observation for site obstruction • Improve delineation/markings
• Install advance warning signs
• Remove obstruction
Accident Type
Possible Cause Possible Study Safety Enhancement
• Vertical clearance • Check clearance • Improve delineation/markings
• Install advance warning signs
• Provide height restrictor/warning device
• Rebuild structure/adjust roadwaygrade
Bridges
• Slippery surface (wet/icy) • Check skid resistance • Provide special signing
• Check for adequate drainage • Provide adequate drainage
• Improve skid resistance
• Resurface deck
• Rough surface • Rehabilitate joints
• Resurface deck
• Regrade approaches
• Inadequate barrier system • Field observation and checks against • Improve delineation/markings
established barrier standards • Remove hazardous curb
• Upgrade bridge rail
• Upgrade bridge approach rail connections
• Upgrade approach rail/terminals
Gambar 18. Contoh Collision Diagram 3
Gambar 19. Formulir Laporan Kecelakaan Lalu Lintas
3.5. Latihan Soal / Lembar Kerja

Setelah diuraikan materi tentang koleksi data kecelakaan dan sistem pelaporan, maka
Taruna/I diharapkan dapat memahami dan menjawab soal-soal berikut :

1. Sebutkan beberapa jenis kecelakaan menurut cara terjadinya!

2. Sebutkan beberapa pola tabrakan antara kendaraan serta jelaskan!

3. Menurut National Safety Council terdapat beberapa jenis kecelakaan menurut keadaan
korban. Sebutkan dan jelaskan!

4. Sebutkan dan jelaskan 4 (empat) penghitungan angka kecelakaan berdasarkan


populasi!

5. Jika terdapat 2.500 kematian akibat kendaraan motor, berapakah population death
rate-nya? Populasi sekitar 2 juta jiwa.

6. Jika diketahui data di Negara Imaginer tahun 2020 dengan konsumsi bahan bakar di
3,5 miliar gallon, terjadi 2.500 kematian akibat kendaraan motor, korban luka-luka
sebanyak 1200, jumlah registrasi kendaraan bermotor 7.543.231kendaraan, dengan
estimasi populasi 27.900.200, dan 1 gallon dapat menempuh 12,5 mile, maka hitunglah:

a. Vehicle-miles of travel

b. Registration death rate

c. Population death rate

d. Vehicle-miles death rate

7. Data tahun 2019 dari kota Imaginer tercatat Fatalities 75orang, Fatal Accidents 30
orang , Injury Accidents 150 orang, PDO Accidents 2000 orang, Total ivolvements 2200
orang, Vehicle-miles 2.500.000.000 orang, Registered vehicles 300.000 orang,
Licensed drivers 100.000 orang, Area population 450.000 orang. Maka hitunglah angka
kematian tahun 2019 dari kota tersebut dengan rincian sebagai berikut:

a. Tingkat kematian per 100.000 populasi

b. Tingkat kematian per 10.000 kend. Terdaftar

c. Tingkat kematian per 10.000 SIM

d. Tingkat kematian per 100.000.000 kendaraan-mil

8. Hitunglah Indeks Kekerasan (SI) untuk suatu data selama setahun dengan fatalities
(kematian) =85 dalam 2360 kecelakaan total!
9. Terjadi kecelakaan lalu lintas di Jalan Raya Bandung-Subang, dimana
kronologi kejadian kecelakaan tersebut adalah sebuah mini bus saat
melintasi turunan yang cukup curam sekitar pukul 12.00 WIB,
kendaraan sempat tidakterkendali dan terguling dibahu jalan sebelah
kiri. Kendaraan sempat menabrak tebing, sebelum akhirnya terbalik dan
membuat semua kaca kendaraan pecah. Buatlah diagram collision dari
kejadian kecelakaan tersebut!

10. Peristiwa kecelakaan beruntun yang melibatkan truk diesel sepeda


motor dan truk box terjadi di jalur Pantura Tuban. Dalam kecelakaan
tersebut dua korban langsung tewas di lokasi kejadian perkara.
Kecelakaan tersebut diduga akibat pengemudi truk diesel mengalami
ngantuk dan melaju dengan kecepatan tinggi di jalur Tuban menuju
Surabaya. Kejadian berawal dari truk diesel berjalan dari arah
Semarang menuju Surabaya. Saat sampai di lokasi kejadian, terdapat
sepeda motor yang keluar dari gang dan akan menyeberang jalan.
Kondisi sopir yang mengaku ngantuk langsung menabrak sepeda
motor. Setelah menabrak sepeda motor masih terus melaju dan
membuat pengendara sepeda motor terlindas hingga akhirnya tewas di
lokasi kejadian. Sedangkan truk baru terhenti lantaran menabrak truk
box yang ada didepanya hingga membuat kernet truk itu tergencet body
kendaraan truk tersebut. Buatlah diagram collision dari kejadian
kecelakaan tersebut!

3.6. Referensi

Departemen Perhubungan, Buku Pedoman Pelatihan Untuk Unit-unit


Penyelidikan Kecelakaan, Direktorat Jenderal Perhubungan
Darat, Jakarta, 1997

Bina Marga, JALAN No. 038/T/BM/1997, Tata Cara Perencanaan


Geometrik Jalan Antar Kota, Departemen Pekerjaan Umum,
Jakarta, September 1997

Transport Research Laboratory (TRL), Report No. RRDP 24 : Manual


Penyelidikan Daerah Rawan Kecelakaan, Road Research
Development Project, Institute of Research Engineering (IRE) &
TRL, Bandung 1997

Anda mungkin juga menyukai