DATA KECELAKAAN
a. Taruna/I mampu memahami dan menjelaskan tentang data-data kecelakaan lalu lintas;
b. Taruna/I mampu memahami dan menganalisis data-data kecelakaan lalu lintas secara makro
dan mikro;
d. Taruna/I mampu memahami dan menjelaskan kerugian dari aspek ekonomi akibat kecelakaan
lalu lintas.
Data kecelakaan diperlukan untuk mengembangkan dan menerapkan analisis kecelakaan dalam
rangka meningkatkan pengetahuan dasar yang membentuk keputusan-keputusan yang
berhubungan dengan keselamatan jalan dan rekayasa lalu lintas;
Gambar 5. Contoh Formulir Laporan Data Kecelakaan Lalu Lintas di Jalan Tol (PT. Jasa
Marga-Persero)
Indikator kecelakaan lalu lintas mencakup 2(dua) hal, yaitu: data korban kecelakaan lalu lintas dan
ekspor lalu lintas. Data korban kecelakaan menggambarkan histori kefatalan yang pernah terjadi di
lokasi tersebut sedangkan eksposur lalu lintas menunjukan kondisi lalu lintas di lokasi kejadian.
Sumber utama data kecelakaan lalu lintas didapat dari POLRI. Walaupun demikian, terdapat
berbagai alternatif sumber informasi yaitu sebagai berikut:
▪ Sumber utama data kecelakaan untuk perusahaan asuransi di Indonesia didapat dari PT. Jasa
Raharja sebagai pelaksana Undang-Undang Pemerintah Republik Indonesia No. 33 Tahun 1964
J.O Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 1965 tentang Dana
Pertanggungan Wajib Kecelakaan Penumpang, dan Undang-Undang Pemerintah Republik
Indonesia No.34 tahun 1964 J.O Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 17 Tahub
1965 tentang Dana Kecelakaan Lalu Lintas Jalan. Selain itu perusahaan asuransi lain
mendapatkan informasi kecelakaan hanya untuk kendaraan yang memiliki perlindunga asuransi.
▪ Rumah sakit memeperoleh informasi hanya yang berkaitan dengan korban yang mendapatkan
perawatan dan mati di rumah sakit. Pada umumnya pihak rumah sakit wajib untuk mencatat
penyebab kematian. Sementara itu, kematianya dicatat sebagai bagian mortalitas dalam
permasalahan kependudukan.
▪ Kemungkinan pelaporan langsung (self reporting) dari masayarakat yang terlibat kecelakaan lalu
lintas.
Walaupun laporan kecelakaan (dan korban) lalu lintas merupakan data utama di dalam analisis
keselamatan lalu lintas jalan, informasi tentang eksposur merupakan kunci didalam melihat
sejauh mana tingkatan (magnitude) permasalahan yang ada. Berbagai eksposur dapat
digunakan di dalam analisis, antara lain yang berikut:
▪ Jumlah kendaraan dan kendaraan kilometer perjalanan (KKP), pada umumnya digunakan untuk
mendapatkan indikator keselamatan lalu lintas.
▪ Jumlah perjalanan (trip) pada umumnya digunakan untuk indikator keselamatan perjalanan
seseorang.
Masalah yang timbul pada data kecelakaan lalu lintas antara lain sebagai berikut:
Kita menyadari bahwa tidak semua kecelakaan lalu lintas tercatat didalam statistik pelaporan.
Masalah itu bertambah besar untuk kecelakaan yang tidak terlalu serius. Demikian juga
kecelakaan pengguna jalan yang tidak terproteksi atau rentan terhadap kemungkinan
kecelakaan lalu lintas seperti pejalan kaki, pengendara sepeda, dans epeda motor. Hampir
semua pembandingan tingkat keselamatan lalu lintas menggunakan basisi jumlah korban mati
(fatalitas) mengingat jenis kecelakaan ini cenderung memiliki derajat pencatatan yang tinggi
dibandingkan jenis kecelakaan lalu lintas yang lain.
Masalah ini timbul terutama karena definisi untuk menetapkan jenis kecelakaan fatal (dengan
korban mati), luka berat, ataupun luka ringan dan hanya kerugian material berbeda antara satu
negara dan lainya. Sebagai contoh, pada umumnya didefinisikan bahwa kecelakaan lalu lintas
dengan korban mati (fatal) apabila di dalam suatu kejadian kecelakaan lalu lintas terdapat
minimal 1 (satu) korban tewas, baik tewas di lokasi maupun setelah korban dirawat selama-
lamanya 30 hari (atau 1 bulan) dirumah sakit. Pencatatan hanya mampu merekam korban tewas
di lokasi saja dan belum menyertakan informasi rumah sakit untuk mengoreksi korban luka berat
yang mungkin saja mati sewaktu mendapat perawatan dirumah sakit dalam periode 30hari.
Kecelakaan lalu lintas yang terus terjadi seharusnya dicatat yang lengkap dan akurat. Keluhan yang
sering muncul khususnya di Indonesia adalah data kecelakaan lalu lintas banyak memiliki versi yang
berbeda-beda tergantung pada instansi yang merilisnya. Sebagai contoh : data yang dikleuarkan
oleh pihak Kepolisian berbeda dengan data pihak Rumah Sakit atau Jasa Raharja. Angka
perbedaannyapun cukup signifikan, sehingga hal ini menimbulkan kebingungan dan gambaran
buruknya tingkat koordinasi mengenai data kecelakaan lalu lintas.
Data kecelakaan lalu lintas yang dikumpulkan selanjutnya akan diolah serta dianalisis untuk
menghasilkan gambaran kinerja system transportasi yang ada. Data-data tersebut secara berseri
harus tersedia untuk mengetahui tingkat keberhasilan dan efektifitas segala kebijakan yang telah
diimplementasikan untuk mewujudkan keselamatan transportasi. Pada bab ini akan digambarkan
secara detail teknik-teknik analisis dat kecelakaan lalu lintas.
a. Catatan Kecelakaan
Catatan kecelakaan yang komplit merupakan sesuatu yang esensial untuk menganalisis kecelakaan
dan perencanaan bentuk-bentuk pencegahan melalui rekayasa, pendidikan dan pelaksanaan.
Penggunaan laporan kecelakaan dan perhatian/maksud secara umum dapat disimpulkan pada
Gambar 2.1.
b. Prosedur Laporan
Laporan kecelakaan dapat dibuat untuk semua kecelakaan, yang meliputi kefatalan atau luka badan
dari setiap orang, atau jumlah kerusakan property yang nilainya tertentu di AS $100.
Sistem pelaporan kecelakaan harus dikumpulkan dengan cara dan standard yang ditetapkan. Data
harus faktual, dikumpulkan melalui suatu standard dan metoda yang konsisten untuk suatu
pelaporan.
Pada umumnya kecelakaan dilaporkan oleh pengemudi yang bersangkutan dan oleh penyelidikan
kantor polisi. Formulir standard digunakan oleh pengemudi dalam laporan ke instansi yang ditunjuk.
Formulir tersebut dibuat oleh pengemudi dan polisi, dan untuk keseragaman, formulir standard yang
dirancang untuk pelaporan kecelakaan mengandung informasi sebagai berikut :
▪ Pengemudi dan kendaraan serta pejalan kaki yang terlibat dan tipe kecelakaan
▪ Kekuatan peraturan
▪ Penyebab kemungkinan
Licensing
driver improvement
Vehicle
Design standards equipment
Vehicle manufacture
Practices
maintenance Recomendations
General trends
Mass media Specific problems
Safety promotion
Public information
General trends
Highway users
Special interests
Education
Facilities
Medical proffesion planning
personnel
driver Licensing
control
legislatures
highway Administration
Traffic law
vehicle Equipment
Limitation
inspection
control
driver
operating policies
Motor transp. Indust.
design
vehicle
maintenance
Responsibility
Regulatory commissions Regulations
legistation
Gambar 6. The Summary of the users of accident report and their general interest or purposes
Akurasi laporan lokasi kecelakaan penting untuk studi lebih lanjut pada lokasi yang tinggi tingkat
kecelakaannya serta pelaksanaan tindakan perbaikannya.
Adalah sangat penting untuk mengumpulkan data kecelakaan lalu lintas dengan dasar yang
seragam. Klasifikasi yang seragam dari kecelakaan lalu lintas dan hubungan yang dekat di antara
perwakilan mengenai penyelidikan dan pelaporan kecelakaan lalu lintas akan menjamin hasil
statistik kecelakaan yang seragam. Kecelakaan dapat dibedakan atas :
Klasifikasi di bawah ini dipakai untuk menentukan karakteristik kejadian kecelakaan lalu lintas
kendaraan bermotor.
▪ Kecelakaan lain
▪ Pejalan kaki
▪ Kereta api
▪ Pengendara sepeda
▪ Binatang
▪ Obyek tetap
▪ Obyek lain
Gambar 10. Kerusakan Bagian Belakang Kendaraan akibat tabrakan Rear End
Collision (Hit From Behind)
2) Side sweep (hit from sides)
Gambar 11. Kerusakan Bagian Samping Kendaraan akibat tabrakan Side sweep (Hit
From Side)
Gambar 13. Kerusakan Bagian Kendaraan akibat tabrakan secara mundur (Back Up
Collision)
5) Tabrakan lain.
Gambar 14. Kerusakan Bagian Depan Kendaraan akibat tabrakan multi car accident
Untuk maksud meningkatkan keselamatan sistem jalan lebih lanjut, traffic engineer harus
mempunyai informasi dan data lokasi, frekuensi, kekerasan (kehebatan) dan tipe kecelakaan yang
terjadi. Tanpa semua itu, tidak dapat diharapkan untuk menentukan, mengapa kecelakaan terjadi,
dan bagaimana mengembangkan bentuk-bentuk koreksi, kecuali dengan penggambaran detil
pencatatan kecelakaan yang terjadi.
Suatu informasi yang mendasar harus memenuhi critical analysis di bawah ini untuk menentukan
tempat:
▪ Evaluasi fungsional secara detil dari lokasi yang tinggi kecelakaannya untuk menentukan
penyebab kecelakaan di lokasi itu.
▪ Pengembangan secara umum bentuk statistik dari faktor variasi hubungan kecelakaan untuk
memberi wawasan kecenderungan secara umum, faktor penyebab, profil pengemudi dan
informasi sejenis.
▪ Pengembangan prosedur yang memenuhi identifikasi dari bahaya sebelum sejumlah besar
kecelakaan terjadi.
Koleksi data kecelakaan dan sistem laporan sangat utama dalam usaha mnyempurnakan
persyaratan penting yang harus dipenuhi.
The National Safety Council, membedakan kecelakaan menurut keadaan korban, yaitu:
▪ A-Type injury accident : mengakibatkan luka yang mengeluarkan banyak darah, anggota badan
terganggu fungsinya atau korban diusung dengan tandu.
▪ Properti damage only accident (PDO) : kecelakaan yang hanya menimbulkan kerusakan harta
benda.
Biasanya angka kecelakaan menempati salah satu diantara dua kategori besar yaitu: population-
base rates (angka berdasar populasi) dan exposure-base rates (angka berdasar perolehan).
Suatu sistem komputer menjadi penting untuk menentukan jumlah kenaikan kecelakaan di suatu
area. Ringkasan kecelaaan fatal, injury dan property damage only untuk analisis dapat memberikan
banyak informasi statistik seperti angka kecelakaan.
▪ Jumlah penduduk
Semua nilai ini statis dan tidak tergantung pemakaian kendaraan atau jumlah total dari perjalanan
kendaraan yang terpakai. Nilai-nilai tersebut dapat dipakai dalam kemungkinan penjumlahan secara
menyeluruh dalam suatu perbandingan dasar. Sejauh jumlah kendaraan yang terdaftar dan SIM
menggambarkan perubahan dalam penggunaan, angka dasar diatas dasar ini juga sebagian
menggambarkan pemakaian.
Exposure-base rates dimaksudkan untuk menghitung jumlah perjalanan, sebagai suatu bentuk
pengganti untuk perolehan individu pada situasi kecelakaan yang potensial. Dua dasar sangat
umum dipakai untuk Exposure-base rates, yaitu:
▪ Perjalanan kendaraan-jam
Variasi dari dua dasar tersebut dikembangkan terhadap kecepatan perjalanan, serta perbandingan
dasar terhadap jarak-mil yang dapat menghasilkan perbedaan hasil dasar jam yang diperoleh. Pada
lokasi titik seperti pada intersection, kendaraan-mil maupun kendaraan-jam sangatlah kecil artinya.
Exposure-rate pada kasus ini merupakan dasar yang mantap, yang dipakai untuk volume total yang
melalui titik.
Hasil yang benar dalam mengambil resiko atau bagian, mencakup lebih banyak dibanding hanya
dengan waktu atau jarak-mil. Perolehan terhadap kendaraan dan konflik-konflik lain mudah
menimbulkan variasi dalam kecelakaan dengan banyak faktor, termasuk volume, aktivitas sekitar
jalan, frekuensi intersection, degree of access control, alinyemen, dll. Data yang dipersyaratkan
membuat sulit untuk mengukur semua faktor ini dalam menentukan perolehan. Traffic engineers
haruslah menyadari akan hal ini, serta faktor-faktor lain sewaktu mengartikan angka kecelakaan
berdasar perolehan ini (exposure-base accident rates).
Untuk menghitung angka kecelakaan, bilangan-bilangan diskala untuk menghasilkan nilai yang
berarti. Angka kefatalan tiap kendaraan-mil akan menghasilkan nilai-nilai dengan beberapa desimal
dan akan membuat kesulitan untuk suatu angka yang konsepsional.
▪ Angka Kematian atau Angka Kecelakaan tiap 1000 mil dari jalan.
Tiga tipe angka kecelakaan sangat karakteristik untuk menghitung secara hak berdasar tahunan:
▪ Angka kecelakaan secara umum yang menggambarkan kecelakaan total yang terjadi
▪ Angka keterlibatan yang menggambarkan tipe kendaraan dan pengemudi yang terlibat dalam
kecelakaan.
Dengan dasar ini, kecelakaan berbahaya total diekspresikan sebagai jumlah kecelakaan dari semua
tipe per mil dari setiap jalan.
R=A/L (1)
Dengan :
Angka ini berguna untuk membandingkan angka kecelakaan pada suatu seri dari bagian suatu jalan
yang mempunyai aliran yang relatif seragam
(2)
Dengan :
N = total jumlah pengemudi kend. yang terlibat kecelakaan selama periode penelitian
V = vehicle-miles dari perjalanan di bagian jalan selama periode penelitian
Bahaya lalu lintas untuk kehidupan masyarakat dinyatakan sebagai jumlah kematian lalu lintas
(Traffic fatalities) per 100.000 populasi. Angka ini menggambarkan perolehan kecelakaan untuk
semua kawasan
(3)
Dengan:
Bahaya lalu lintas untuk kehidupan masyarakat juga dapat diekspresikan sebagai jumlah dari
kematian lalu lintas per 10.000 registrasi kendaraan. Angka ini menggambarkan perolehan
kecelakaan untuk semua daerah, dan mempunyai kegunaan yang sama dengan angka kematian
berdasar populasi, yang nilainya adalah:
(4)
Dengan:
Bahaya lalu lintas dalam kasus ini diekspresikan sebagai jumlah kecelakaan per 100 juta perjalanan
kendaraan-mil(km). Kebenaran perolehan pada kecelakaan mungkin lebih mendekati dengan dasar
jarak mil dari perjalanan kendaraan motor daripada populasi atau registrasi.
Angka vehicle-miles boleh jadi diekspresikan dalam bagian kematian, luka-luka, atau kecelakaan
total per 100 juta vehicle-miles,dengan rumus sebagai berikut:
(5)
Dengan:
C= jumlah kecelakaan (kematian atau luka-luka atau kecelakaan total) dalam setahun
Untuk berbagai kota, motor vehicle-mile total biasanya sulit untuk ditentukan, namun mungkin dapat
didekati dengan suatu bentuk yang cukup wajar dengan angka pemakaian bahan bakar. Vehicle-
miles perjalanan dapat dikalkulasi dengan mengalikan jumlah konsumsi bahan bakar dengan rata-
rata mil per galonnya.
Selain angka-angka kecelakaan di atas, untuk menentukan angka kecelakaan pada suatu bagian
jalan atau pada intersection, dapat ditentukan berdasarkan pada kecelakaan per satu juta atau 100
juta mil perjalanan kendaraan. Titik atau bagian merupakan rangking prioritas dalam penurunan
angka kecelakaan.
(6)
Dengan:
RSP = angka kecelakaan untuk spot (dalam kecelakaan per satu juta kendaraan yang memasuki
spot.
V = AADT selama periode studi (untuk intersection, V pada umumnya ditentukan sebagai
Persamaan untuk menghitung angka kecelakaan pada bagian jalan raya adalah :
(7)
Dengan:
RSC = angka kecelakaan pada bagian jalan raya (dalam kecelakaan per satu juta
vehicle-miles.
(8)
Maka :
3.114 ×100.000
Population death rate = = 17,1
18.190.238
3.114 ×100.000.000
Vehicle-miles death rate = =4,93
63.500.000.000
▪ Fatalities 75
▪ Fatal Accidents 60
▪ Vehicle-miles : 1.500.000.000
100.000.000
Dasar 4 : 75 ×
1.500.000.000
Angka yang sama dapat dihitung berdasarkan jumlah total kecelakaan atau keterlibatan. Pada
umumnya tingkat kematian atau angka kecelakaan untuk tahun dimaksud dihitung sebagai :
Dengan:
SI = F/A (10)
Dengan :
SI = Severity Index
Contoh :
Untuk suatu data selama setahun dengan fatalities (kematian) =75 dalam 2360 kecelakaan total,
maka Indeks Kekerasan (SI) adalah:
Diagram tabrakan digunakan untuk menampilkan dan mengidentifikasi pola kecelakaan yang
serupa. Mereka memberikan informasi tentang jenis dan jumlah kecelakaan; termasuk kondisi
seperti waktu hari, hari dalam seminggu, kondisi iklim, kondisi perkerasan, dan informasi penting
lainnya untuk menentukan penyebab masalah keselamatan.
Laporan kecelakaan harus diatur menurut tahun kejadian dan jenis kecelakaan untuk periode
analisis. Kecelakaan yang terjadi setelah perubahan signifikan di jalan raya atau penggunaan lahan
lokal tidak boleh dimasukkan.
Buat sketsa diagram lokasi untuk persimpangan atau ruas jalan menggunakan bentuk standar,
seperti yang ditunjukkan pada halaman berikut.
2) Tunjukkan jalur setiap kendaraan yang terlibat dalam kecelakaan dengan ruang informasi yang
memadai.
▪ Periode analisis
▪ manuver kendaraan
▪ jenis tabrakan
▪ Waktu/hari
▪ Hari/seminggu
▪ Tanggal
▪ Kondisi pencahayaan
Diadopsi simbol-simbol yang menggambarkan sifat operasi, kendaraan atau objek yang terlibat dan
tingkat keparahan kecelakaan. Ini ditunjukkan dalam contoh diagram tabrakan di halaman berikut.
Simbol untuk merepresentasikan tipe diagram tabrakan juga distandarisasi.
c) Pola Kecelakaan
Pola kecelakaan yang terlihat pada diagram tabrakan seringkali dapat menunjukkan kemungkinan
masalah kecelakaan. Misalnya, sejumlah besar kecelakaan sudut akan menyiratkan potensi
pembatasan jarak pandang. Di akhir rangkaian catatan ini terdapat satu set Tabel Pola Kecelakaan
yang mengidentifikasi jenis kecelakaan, kemungkinan penyebabnya, studi yang mungkin dilakukan
untuk menentukan masalah, dan kemungkinan tindakan penanggulangannya.
Gambar 16. Contoh Collision Diagram 1
Gambar 17. Contoh Collision Diagram 2
Tabel 2. Pola Kecelakaan
• Pedestrian crossing • Review pedestrian signing and crosswalk • Install/improve signing or marking of pedestrian crosswalks
marking
• Driver not aware of • Review signing • Install/improve warning signs
intersection
• Slippery surface • Check skid resistance • Provide ‘SLIPPERY WHEN WET’ signs
Rear-End Collisions at
• Check for adequate drainage • Reduce speed limit on approaches if justified by spot speed
Unsignalized
• Perform spot speed study study
Intersections
• Provide adequate drainage
• Groove pavement
• Overlay pavement
• Large numbers of turning • Perform turning count • Prohibit turns
vehicles • Perform volume count for through • Increase curb radii
traffic • Create left- or right-turn lanes
• Restricted sight distance • Review sight distance • Install advance warning signs (see MUTCD)
• Remove sight obstructions
• Install train actuated signals (see MUTCD)
• Install gates (see MUTCD)
• Reduce grades
• Poor visibility • Check roadway illumination • Increase size of signs
Collisions at Railroad • Review signing • Improve roadway lighting
Crossings • Inadequate pavement • Review pavement markings • Install advance markings to supplement signs
markings • Install stop bars
• Install/improve pavement markings
• Rough crossing angle • Check crossing surface • Improve crossing surface
• Sharp angle crossing • Check crossing angle • Rebuild crossing with proper angle
• Improper pre-emption timing • Review traffic signal timing • Retime traffic signals
of traffic signals, railroad • Review railroad signal and gate timing • Retime railroad signals and gates
signals, or gates
Accident Type
Possible Cause Possible Study Safety Enhancement
• Poor visibility or lighting • Check roadway illumination • Install advance warning signs (see MUTCD)
• Remove sight obstructions
• Install train actuated signals (see MUTCD)
• Install gates (see MUTCD)
• Reduce grades
• Poor visibility or lighting • Check roadway illumination • Install/improve warning signs
Night-Time
• Install/improve delineation/markings
• Install/improve street lighting
• Poor sign quality • Review signing • Upgrade signing
• Provide illuminated reflectorized signs
• Inadequate channelization or • Review channelization/delineation • Install pavement markings
delineation • Improve channelization/delineation
• Slippery pavement • Check skid resistance • Provide ‘SLIPPERY WHEN WET’ signs
• Reduce speed limit if justified by spot speed study
• Provide adequate drainage
Wet Pavement
• Groove existing pavement
• Overlay existing pavement
• Inadequate pavement • Review pavement markings • Install raised/reflectorized pavement markings
markings
Collisions at driveways • Left-turning vehicles • Perform turning count • Install median divider
• Install two-way left-turn lanes
• Improperly located driveway • Review driveway placement • Regulate minimum spacing of driveways
• Regulate minimum corner clearance
• Move driveway to side street
• Install curbing to define driveway location
• Consolidate adjacent driveways
• Right-turning vehicles • Perform turning counts • Restrict parking near driveways
• Review parking • Increase the width of the driveway
• Check driveway and lane width • Increase curb radii
• Check curb radii • Provide right-turn lanes
• Widen through lanes
• Large volume of through • Perform volume count for through • Move driveway to side street
traffic traffic • Construct a local service road
• Reroute through traffic
• Large volume of driveway • Perform volume count for driveway • Signalize driveway
traffic traffic • Provide acceleration and deceleration lanes
• Perform gap study • Channelize driveway
• Restricted sight distance • Field observation for sigh • Restrict parking near driveway
obstructions • Reduce speed limit if justified by spot speed study
• Review parking • Install/improve street lighting
• Check roadway illumination • Remove sign obstructions
• Perform spot speed study
• Inadequate road design • Check lane width • Change from angle to parallel parking
• Review angle parking • Prohibit parking
• Widen lanes/shoulders
Accident Type
Possible Cause Possible Study Safety Enhancement
• Large parking turnovers • Perform parking turnover study • Prohibit parking
Collisions with parked • Change from angle to parallel parking
cars or cars being • Reduce speed limit if justified by spot speed study
• Create one-way streets
parked
• Create off-street parking
• Improper pavement • Review pavement markings • Correct pavement markings
markings
• Illegal parking • Law observance study • Enforcement
• Inadequate road design • Review lane width • Perform necessary road surface repairs
and/or maintenance • Check alignment • Sign and mark unsafe passing areas
• Perform no passing study • Provide roadside delineators
• Check road surface for proper • Improve alignment/grade
maintenance • Provide wider lanes
• Provide passing lanes
• Inadequate shoulders • Review road shoulders • Improve shoulders
Sideswipe or head-on • Excessive vehicle speed • Perform spot speed study • Reduce speed limit if justified by spot speed study
• Install median devices
• Inadequate pavement • Review pavement markings • Install/improve centerlines, lane lines and edgelines
markings • Install reflectorized markers
• Inadequate channelization • Review channelization • Install/improve channelization
• Install acceleration and deceleration lanes
• Provide turning bays
• Inadequate signing • Review signing and placement • Provide advance directions and warning signs
• Add illuminated name signs
• Slippery pavement / ponded • Check skid resistance • Reduce speed limit if justified by spot speed study
water • Check for adequate drainage • Provide “SLIPPERY WHEN WET’ signs
• Perform spot speed study • Provide adequate drainage
• Groove existing pavement
• Overlay existing pavement
• Roadway design inadequate • Check roadside shoulders and road • Install/improve traffic barriers
for traffic conditions maintenance • Close curb lane
• Check Superelevation • Flatten slopes/ditches
• Perform ball-bank study • Relocate islands
Run-off-road • Improve alignment/grade
• Provide proper Superelevation
• Provide escape ramp
• Widen lanes/shoulders
• Poor delineation • Review pavement markings • Install roadside delineators
• Review signs and placement • Install advance warning signs
• Improve/install pavement markings
• Poor visibility • Check roadway illumination • Increase sign size
• Improve roadway lighting
• Improper channelization • Review channelization • Improve channelization
Accident Type
Possible Cause Possible Study Safety Enhancement
• Limited sight distance • Check sight distance • Remove sight obstructions
edestrian / bicycle
• Install/improve pedestrian crossing signs and markings
• Reroute pedestrian paths
• Inadequate protection • Check existing protection • Add pedestrian refuge islands
• Inadequate signals / signs • Review signal/signs • Install/upgrade signals/signs
• Inadequate signal phasing • Review signal phasing • Change timing of pedestrian phase
• Add pedestrian ‘WALK’ phase
• Inadequate pavement • Review pavement markings • Supplement markings with signing
markings • Upgrade pavement markings
• Inadequate lighting • Check roadway illumination • Improve lighting
• Driver has inadequate • Review existing parking • Prohibit parking
warning of frequent mid- • Perform spot speed study • Install warning signs
block crossings • Reduce speed limit if justified by spot speed study
• Install pedestrian barriers
• Lack of crossing opportunity • Perform gap study • Install traffic/pedestrian signals
• Install pedestrian crosswalk and signs
• Excessive vehicle speed • Perform spot speed study • Reduce speed limits
• Install proper warning signs
• Pedestrians/bicycles on • Review existence of sidewalks • Eliminate roadside obstruction
roadway • Install curb signs
• Install sidewalks
• Install bike lanes/paths
• Long distance to nearest • Check distance and travel time to • Install pedestrian crosswalk
crosswalk nearest crosswalk • Install pedestrian actuated signals
• Sidewalk to close to traveled • Review existing sidewalks • Move sidewalk laterally away from roadway
way
• School crossing area • Check pedestrian crossing time and • Establish safe route and awareness program
available gaps • Use school crossing guards
• Check school’s safe route to and from • Install crosswalks and traffic signals
school program
• Check school’s crossing guard program
• Check school’s student
awareness program
Setelah diuraikan materi tentang koleksi data kecelakaan dan sistem pelaporan, maka
Taruna/I diharapkan dapat memahami dan menjawab soal-soal berikut :
3. Menurut National Safety Council terdapat beberapa jenis kecelakaan menurut keadaan
korban. Sebutkan dan jelaskan!
5. Jika terdapat 2.500 kematian akibat kendaraan motor, berapakah population death
rate-nya? Populasi sekitar 2 juta jiwa.
6. Jika diketahui data di Negara Imaginer tahun 2020 dengan konsumsi bahan bakar di
3,5 miliar gallon, terjadi 2.500 kematian akibat kendaraan motor, korban luka-luka
sebanyak 1200, jumlah registrasi kendaraan bermotor 7.543.231kendaraan, dengan
estimasi populasi 27.900.200, dan 1 gallon dapat menempuh 12,5 mile, maka hitunglah:
a. Vehicle-miles of travel
7. Data tahun 2019 dari kota Imaginer tercatat Fatalities 75orang, Fatal Accidents 30
orang , Injury Accidents 150 orang, PDO Accidents 2000 orang, Total ivolvements 2200
orang, Vehicle-miles 2.500.000.000 orang, Registered vehicles 300.000 orang,
Licensed drivers 100.000 orang, Area population 450.000 orang. Maka hitunglah angka
kematian tahun 2019 dari kota tersebut dengan rincian sebagai berikut:
8. Hitunglah Indeks Kekerasan (SI) untuk suatu data selama setahun dengan fatalities
(kematian) =85 dalam 2360 kecelakaan total!
9. Terjadi kecelakaan lalu lintas di Jalan Raya Bandung-Subang, dimana
kronologi kejadian kecelakaan tersebut adalah sebuah mini bus saat
melintasi turunan yang cukup curam sekitar pukul 12.00 WIB,
kendaraan sempat tidakterkendali dan terguling dibahu jalan sebelah
kiri. Kendaraan sempat menabrak tebing, sebelum akhirnya terbalik dan
membuat semua kaca kendaraan pecah. Buatlah diagram collision dari
kejadian kecelakaan tersebut!
3.6. Referensi