Anda di halaman 1dari 50

EVALUASI PELAKSANAAN KAJIAN

ILMIAH KOMODITAS TEMBAKAU DI JAWA TENGAH


TAHUN 2023
TUGAS PROVINSI

Sebagai Koordinator Kegiatan Kajian Ilmiah (Sesuai


kesepakatan Rapat Koordinasi pada tanggal 15 Februar
2023) adalah sebagai berikut :
a. Koordinasi dengan Perguruan Tinggi yang kompeten
terkait komoditas tembakau sebagai Pelaksana
Kegiatan.
b. Menyelesaikan Konsep KAK untuk disampaikan
kepada Kabupaten.
c. Memberikan masukan/solusi.usul/saran terkait
pelaksanaan Kajian Ilmiah baik dari Aspek Teknis
maupun Administrasi (Apabila diminta oleh
Kabupaten/Pihak Pelaksana Perguruan Tinggi)
2
LATAR BELAKANG

1. Rendahnya progress fisik hasil laporan akhir


Kajian Ilmiah Komoditas Tembakau di Jawa
Tengah s/d pertengahan Oktober 2023 dengan
perincian sebagai berikut :
a. Kajian Ilmiah = 26 Kab
b. s/d Draft laporan akhir = 7 Kab
c. Tidak terlaksana = 2 Kab
d. Prosentase = 29%

3
Kabupaten yang sudah menyelesaikan Draft
Laporan Akhir Kajian Ilmiah :
1. Kab. Boyolali
2. Kab. Magelang
3. Kab. Semarang
4. Kab. Demak
5. Kab. Sragen
6. Kab. Grobogan
7. Kab. Wonogiri
Kabupaten yang tidak melaksanakan Kajian Ilmiah :
8. Kab. Purbalingga
9. Kab. Banjarnegara
4
2. Masih banyak perbedaan persepsi terkait
pekerjaan Swakelola, sehingga mengakibatkan
perbedaan berkas dan penyelesaian administrasi
antar Kabupaten maupun antar Pelaksana
Kegiatan.

5
1. Beragamnya bentuk Perjanjian Kerja Sama
Swakelola Antar Pelaksana Kegiatan.
2. Masih terdapat klausul denda pada Perjanjian
Kerja Sama Swakelola .
3. Perbedaan persepsi terkait kewenangan Para
Pihak yang menandatangani Perjanjian Kerja
Sama Swakelola (Seharusnya PPK dan Ketua
Tim Pelaksana yang Ditunjuk Perguruan Tinggi).

6
3. Adanya beda persepsi dalam Menyusun
RAB (Rencana Anggaran dan Biaya) dan
ketentuan terkait perpajakan pada
pekerjaan SWakelola,.

7
1. Penggunaan Harga Satuan dalam RAB sangat
beragam.
2. Adanya uraian kegiatan dalam RAB yang
tidak terkait/tidak sesuai dengan pelaksanaan
teknis kegiatan (Contoh DPI)
3. Uraian besaran pajak termasuk dalam RAB.
4. Pengenaan pajak diberlakukan selayaknya
sebagai penyedia bukan pelaksana kegiatan
swakelola.

8
4. Hasil Draft/Laporan Akhir Kajian Ilmiah
kurang memadai sebagai sebuah kajian
ilmiah dan belum sesuai dengan output
kegiatan yang tercantum dalam Kerangka
Acuan Kerja yang sudah disetujui oleh
PPK dan Pelaksana Kagiatan,

9
1. Draft Laporan Akhir Kajian Ilmiah
Komoditas tembakau sebagian besar isinya
membahas Profil Komoditas Tembakau
(Produksi, Analisa Usaha Tani, H/P tanaman
tembakau, dll).
2. Minim sekali analisis terkait parameter
cuaca/iklim dan indeks panen yang
merupakan out put utama dari Kajian Ilmiah
Komoditas Tembakau.
3. Belum adanya analisis korelasi antara
cuaca/iklim dengan indeks panen pada
wilayah tertentu.

10
5. Beratnya tugas Provinsi sebagai
Koordinator karena harus menindaklanjuti
untuk proses selanjutnya setelah Laporan
Akhir Kajian Ilmiah Komoditas Tembakau
diselesaikan 24 Kabupaten.

11
1. Faktor ketidakseragaman kerangka
Laporan Akhir Kajian Ilmiah Komoditas
Tembakau, terutama pada Bab Kesimpulan
dan rekomendasi.
2. Laporan akhir dari 26 Kabupaten (Secara
lengkap) selesai pada akhir Nopember
2023
3. Singkatnya waktu untuk membentuk Pokja,
melaksanakan FGD dan koordinasi dengan
Pusat.

12
DOKUMEN SWAKELOLA

Dinas Pertanian Tingkat Kabupaten Agar dilakukan


pencermatan Kembali Dokumen Swakelola oleh
Dinas Pertanian Tingkat Kabupaten dengan mengacu
pada Peraturan LKPP Nomor 3 Tahun 2021 tentang
PEDOMAN SWAKELOLA dan Keputusan Deputi
Bidang Pengembangan Strategi No. 2 Tahun 2022

13
DOKUMEN SWAKELOLA
No Kegiatan Para Pihak
Penyusun Penetapan
1 Penetapan Sasaran Tim Persiapan PA/KPA
2 Kesepakatan Kerja Sama PA/KPA penanggung jawab anggaran dan
PA/KPA dengan K/L/PD lain Pimpinan K/L/PD lain Pelaksana Swakelola
Pelaksana Swakelola
3 Penyelenggara Swakelola:
 Tim Persiapan dan Tim PPK penanggung PA/KPA penanggung
Pengawas jawab anggaran jawab anggaran
 Tim Pelaksana K/L/PD lain Pelaksana K/L/PD Pelaksana
Swakelola Swakelola
4 Rencana Kegiatan Tim Persiapan PPK
5 Jadwal Pelaksanaan Tim Persiapan PPK
6 Reviu Spesifikasi teknis/KAK Tim Persiapan PPK
7 Reviu RAB Tim Persiapan PPK
8 Finalisasi dan PPK dan Tim Pelaksana
Penandatanganan
Swakelola
PENJE,LASAN
1. PA/KPA melalui PPK :
a. Permintaan kesediaan kepada PT sebagai calon pelaksana
swakelola
b. PT mengirimkan Surat Pernyataan Kesediaan Calon pelaksana
swakelola (Dilengkapi data personal)
c. PT diminta mengajukan Proposal dan Konsep RAB

PERMINTAAN KESEDIAAN,
PROPOSAL DAN KONSEP RAB

PERNYATAAN KESEDIAAN,
PROPOSAL DAN KONSEP RAB

16
2. PA/KPA menetapkan Tim Persiapan dan Tim Pengawas dalam bentuk Surat
Keputusan.
3. PT menetapkan Tim Pelaksana bentuk Surat Keputusan, dan menunjuk Ketua Tim
Pelaksana sebagai Pihak yang menandatangani Perjanjian Kerja Sama Swakelola
dengan PPK.

Kuasa Perguruan
Pengguna Tinggi
Anggaran
Menetapkan Tim Menetapkan Tim
Persiapan dan Pelaksana dan
Tim Pengawas. Ketua Tim

17
4. Proposal dan RAB
Proposal meliputi :
a. Latar belakang;
b. metodologi pelaksanaan kegiatan;
c. rencana penggunaan personel;
d. rencana jadwal pelaksanaan kegiatan;
e. mitigasi risiko, monitoring, dan evaluasi; dan
f. pelaporan

18
Rancangan Anggaran dan Belanja (RAB) meliputi :
a. gaji personel/ahli/teknis, upah petugas lapangan
(koordinator lapangan, petugas lapangan, dan lain-
lain), honor narasumber dan honor tim
Penyelenggara Pelaksana Swakelola;
b. biaya bahan/material termasuk peralatan/suku
cadang (apabila diperlukan);
c. biaya Jasa Lainnya (apabila diperlukan); dan/atau
d. biaya lainnya yang dibutuhkan, contoh: perjalanan,
rapat, komunikasi, laporan.

19
POINT PENTING RAB :
1. Dapat menggunakan standar biaya masukan yang
dikeluarkan oleh Kementerian yang menyelenggarakan
urusan pemerintah di bidang keuangan
2. Instansi pemerintah daerah yang berwenang.
3. Apabila Perguruan Tinggi Negeri pada instansi
pemerintah penanggungjawab anggaran mempunyai
standar biaya yang telah ditetapkan sebagai Penerimaan
Negara Bukan Pajak (PNBP) maka penyusunan RAB
berdasarkan tarif yang telah ditetapkan dalam PNBP
tersebut.

20
5. Rencana Kegiatan dan Jadwal
Tim Persiapan menyusun rencana kegiatan dan
jadwal pelaksanaan. Penyusunan rencana
kegiatan, jadwal pelaksanaan, dan reviu RAB
dapat dilakukan bersama dengan Tim Pelaksana.

6. Review Proposal dan RAB


a. PPK melakukan reviu atas usulan Proposal dan RAB yang
telah diusulkan oleh Pelaksana Swakelola. PPK pada
Perangkat Daerah,
b. Reviu RAB dapat mengacu kepada standar biaya yang
ditetapkan oleh Kepala Daerah.
c. Hasil reviu Proposal dan RAB dituangkan ke dalam berita
acara hasil reviu.
21
7. Negosiasi Teknis dan Harga :
a. Dalam hal terdapat perbedaan antara RAB
yang diusulkan dengan anggaran yang
disetujui dalam DIPA/DPA
b. PPK dibantu oleh Tim Persiapan melakukan
negosiasi teknis dan harga dengan Tim
Pelaksana Swakelola.
c. Hasil negosiasi dituangkan dalam berita acara
hasil negosiasi dan menjadi dasar penyusunan
Perjanjian Kerja Sama.

22
8. Penetapan Rencana
Kegiatan, Jadwal
Pelaksanaan dan RAB
PPK menetapkan Rencana
Kegiatan, Jadwal
Pelaksanaan dan RAB yang
telah disusun Tim
Persiapan.

23
9. Perjanjian Kerja Sama Swakelola :
a. PPK dan Ketua Pelaksana Swakelola
menandatangani PKS Swakelola
b. Minimal berisi :
- Para Pihak
- Ouput yang akan dihasilkan
- Lokasi Kegiatan (Kecamatan, Desa)
- Nilai Swakelola
- Jangka Waktu Pelaksanaan
- Hak dan Kewajiban para pihak
c. Penandatanganan Kontrak dilakukan setelah
DIPA/DPA disahkan.

24
Template Dokumen Perjanjian Kerja Sama Swakelola
:
1. Mengacu pada Peraturan LKPP Nomor 3 Tahun 2021
tentang PEDOMAN SWAKELOLA (Apabila
Pekerjaan Swakelola yang bersifat Umum dan
Simpel)
2. Mengacu pada Peraturan Deputi Bidang
Pengembangan Strategi dan Kebijakan Swakelola No.
2 Tahun 2022 :
a. Apabila Pekerjaan Swakelola bersifat memerlukan
perumusan yang lebih detail dan rumit).
b. Tercantum SSUK dan SSKK seperti
Kontrak dengan Penyedia.

25
10. Pengawasan Pelaksanaan Kegiatan :
a. Tim Pengawas berkewajiban untuk mengawasi
pelaksanaan pekerjaan.
b. PPK boleh menetapkan Tim Teknis dengan tugas
membantu membahas dan menilai laporan dari
pelaksana Swakelola.
c. Pelaksana Swakelola berkewajiban untuk
melaksanakan semua rekomendasi Tim Pengawas
yang sesuai dengan kewenangan Tim Pengawas dan
saran/usul/perbaikan atau rekomendasi dari Tim
Teknis.

26
10. Pemeriksaan dan Serah Terima Pekerjaan :
a. Harus ada pengajuan tertulis dari Pelaksana
Swakelola kepada PPK
b. Sebelum dilakukan serah terima, PPK melakukan
pemeriksaan terhadap hasil pekerjaan, dibantu oleh
Tim Pengawas dan/atau Tim Teknis.
c. Pemeriksaan hasil pekerjaan dilakukan dengan
menilai kesesuaian pekerjaan yang diserahterimakan
baik secara teknis maupun administrasi.
d. PPK wajib untuk memeriksa kebenaran hasil
pekerjaan dan/atau dokumen laporan pelaksanaan
pekerjaan dan membandingkan kesesuaiannya
dengan Perjanjian Kerja Sama.

27
e. PPK bisa menolak serah terima pekerjaan
jika hasil pekerjaan dan/atau dokumen laporan
pelaksanaan pekerjaan tidak sesuai Laporan
Pemeriksaan Pekerjaan oleh Tim Pengawas
dan/atau Tim Teknis.
f. Dalam PPK menolak serah terima pekerjaan
maka dibuat Berita Acara Penolakan Serah
Terima dan segera memerintahkan kepada
Pelaksana Swakelola untuk memperbaiki,
mengganti, dan/atau melengkapi kekurangan
pekerjaan.

28
ATURAN ADDENDUM

1. Dapat dilaksanakan dalam hal terdapat


perbedaan antara kondisi lapangan pada saat
pelaksanaan dengan gambar dan/atau
spesifikasi/KAK yang ditentukan dalam
dokumen Swakelola dan disetujui oleh para
pihak.

29
Meliputi :
a. menambah atau mengurangi volume yang
tercantum dalam Kontrak;
b. menambah dan/atau mengurangi jenis
kegiatan;
c. mengubah gambar dan/atau spesifikasi
teknis/KAK sesuai dengan kondisi lapangan;
dan/atau
d. mengubah jadwal pelaksanaan.
e. masalah administrasi, antara lain pergantian
Pejabat Penandatangan Kontrak, perubahan
rekening Pelaksana Swakelola, dan
sebagainya.

30
2. Addendum dilakukan dengan negosiasi teknis dan harga.
3. Tetap mengacu pada ketentuan yang tercantum dalam
PKS awal dan dituangkan dalam Berita Acara sebagai
dasar penyusunan adendum Kontrak.
3. Addendum Perubahan jadwal (perpanjangan waktu)
dilaksanakan atas pertimbangan yang layak dan wajar
(Seperti keadaan kahar atau perubahan pekerjaan)

31
PEMUTUSAN KERJA SAMA

1. Tidak dikenal istilah sanksi denda.


2. Mengandung pemahaman tanggung bersama atas hasil
kerja, pembagian hak dan kewajiban berdasarkan
kesepakatan Bersama.
3. Dalam peraturan LKPP (Lembaga Kebijakan
Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah) Sanksi untuk
pelaksana swakelola bukan berupa denda
keterlambatan tetapi dapat berupa sanksi pembatalan
sebagai pelaksana swakelola dan harus tertuang
dalam Perjanjian Kerjasama Swakelola.

32
4.Jenis perikatan adalah perikatan Kerjasama, maka jika
ada keterlambatan pelaksanaan pekerjaan yang berlaku
bukan sanksi denda
5. Yang berlaku dapat :
a. klausul pengembalian uang atas output yang tidak
tercapai karena kelalaian pihak pelaksana atau
lainnya
b. Berupa musyawarah tanggung Bersama.

33
PAJAK SWAKELOLA

1. Pelaksana Swakelola tidak dikenakan PPN (Karena


Pelaksana Swakelola bukan pengusaha/penyedia yang
termasuk Kriteria Pihak yang terkena PPN.
2. Pajak PPN tidak termasuk dalam perincian dalam
RAB.
3. Apabila dalam RAB terdapat pengadaan B/J, maka
dibebankan pajak sesuai ketentuan yang berlaku
(Baik PPN maupun PPh).

34
4. Untuk itu pelaksana swakelola baik itu perseorangan,
badan atau badan usaha yang mendapatkan
penghasilan dari kegiatan swakelola tetap dikenakan
PPh sesuai ketentuan yang berlaku.

artinya PPh 21 tetap dikenakan jika personil atau tenaga


ahli mendapatkan gaji atau upah sesuai tercantum dalam
RAB dengan batasan yang ditentukan.

35
HASIL KAJIAN ILMIAH

1. OUTPUT YANG DIHARAPKAN


DALAM KERANGKA ACUAN
KERJA (KAK) KAJIAN ILMIAH
ANALISIS INDEKS IKLIM/CUACA
DAN INDEKS PANEN KOMODITAS
TEMBAKAU/
2. HASIL DRAFT LAPORAN AKHIR
KAJIAN ILMIAH/

36
1. Analisis Indeks Cuaca/Iklim
OUTPUT
UTAMA 2. Analisis Indeks Panen

3.Analisis Korelasi parameter


Cuaca/Iklim dengan hasil panen
KAK KAJIAN ILMIAH
KOMODITAS
TEMBAKAU 1. Profil Komoditas Tembakau (Series
Data 5 tahun)
OUTPUT
PENDUKUN
2. Budidaya Komoditas Tembakau
G (Resiko Budidaya, AUT dan rata2 Produksi, LP
dan Produktivitas per Wilayah)

37
AGRICULTURE INSURANCE
CONCEPT
PARAMETRIK
(Nilai Indeks)

WEATHER INDEX BASED AREA YIELD INDEX BASED


(Berbasis Cuaca) (Berbasis Hasil Panen)
1. Kontrak asuransi parameter dengan melakukan 1. Ganti rugi terjadi pada hasil rata-rata dari 1 Desa,
pengukuran curah hujan atau suhu melalui stasiun sementara hasil benchmark ditetapkan di tingkat
cuaca yang ditentukan selama periode waktu yang Desa berdasarkan data hasil historis.
disepakati. 2. Jika data hasil aktual yang diperoleh melalui
2. Sehingga semua pemegang polis dalam area yang Ubinan kurang dari hasil benchmark, maka
ditentukan menerima pembayaran berdasarkan kemudian ganti rugi dibayarkan untuk semua
kontrak dan pengukuran yang sama di stasiun yang petani yang diasuransikan di area yang sama
sama, sehingga menghilangkan kebutuhan untuk terlepas dari kerugian individu mereka.
penilaian di lapangan.
PARAMETRIK
(Nilai Indeks)

WEATHER INDEX BASED TRIGGER


(Berbasis Cuaca) (Pemicu)

Contoh : • Tingkat Curah Hujan


Produk : Asuransi Indeks • Tingkat Radiasi Sinar
Berbasis Cuaca Matahari

TRIGGER
AREA YIELDS INDEX BASED
(Berbasis Panen )
(Pemicu)

• Tingkat Hasil Panen per


Contoh : Desa sebagai benchmark
Produk : Asuransi Indeks
Berbasis Panen
Weather Index Base Insurance ?
Asuransi Indeks Berbasis Cuaca

1. Asuransi pertanian indeks berbasis cuaca

Tinggi
adalah bentuk asuransi pertanian dimana

Curah Hujan
yang diasuransikan adalah indeks cuaca,
bukan tanamannya.
Ketersediaan
2. Pembayaran klaim diberilkan kepada

Rendah
radiasi sinar
pemegang polis ketika terpenuhi kondisi matahari
cuaca yang tidak diharapkan (indeks cuaca)
tanpa harus ada bukti kegagalan panen.
3. Pembayaran dilakukan berdasarkan CLAIM
pencapaian indeks yang ditetapkan pada FUND
Penurunan Produksi
periode budidaya tanaman yang
diasuransikan.
HASIL ANALISIS KAJIAN ILMIAH YANG
DIHARAPKAN

Analisis Data rata2 produktivitas/panen


ANALISIS INDEKS PANEN komoditas tembakau per desa pada masing-
masing kecamatan sampling berdasarkan historis
selama 10 tahun terakhir

Benchmark/Dasar untuk
Penghitungan Premi
42
ANALISIS INDEKS CUACA/
IKLIM

1. Analisis rata-rata Iklim/Cuaca (Curah Hujan) per


desa pada masing-masing kecamatan sampling
berdasarkan historis minimal 20 tahun terakhir,
sehingga bisa diketahui data status Curah Hujan
(ambang batas Tinggi/Rendah).
2. Korelasi antara analisis rata-rata Iklim/Cuaca
terhadap indeks panen/produktivitas tembakau
per desa pada masing-masing kecamatan
sampling.

43
ANALISIS INDEKS CUACA/
IKLIM

3. Analisis pada kuantitas Curah Hujan berapa dan


pada Bulan/Musim Tanam kapan terjadi
penurunan produksi/panen pada komoditas
tembakau dan pada fase pertumbuhan apa terjadi
(Apabila memungkinkan).

44
KONDISI FAKTUAL DRAFT LAPORAN AKHIR
KAJIAN ILMIAH

1. Terbatasnya masukan/usulan/saran dari Kabupaten


(Petugas lapang, Petani) untuk kesempurnaan dari draft
laporan akhir yang disampaikan pada saat FGD.
2. Sebagian besar analisis masih terkait dengan Profil dan
Budidaya Komoditas Tembakau, kurang focus pada
analisis utama dari Kajian Ilmiah dan sesuai dengan KAK
(Analisis Indeks Cuaca/Iklim dan Indeks Panen)
3. Kesimpulan belum spesifik dan tidak mudah dipahami.
4. Belum ada Rekomendasi/saran yang ditujukan kepada
Pihak Penerima Manfaat (Kabupaten dan Petani
Tembakau.

45
PENUTUP

1 Kewenangan PPK terkait Hasil Kajian Ilmiah adalah


sebagai berikut :
1. Menilai kesesuaian hasil pekerjaan yang
diserahterimakan baik secara teknis maupun
administrasi dari Tim Pengawas/Tim Teknis.
2. Memeriksa kebenaran hasil pekerjaan dan/atau
dokumen laporan kegiatan dengan Kerangka Acuan
Kerja (KAK) dan Perjanjian Kerja Sama (PKS)
3. Menerima/menolak hasil pekerjaan dari Pelaksana.

46
Proses penyerahan hasil Kajian Ilmiah dari 26
Kabupaten ke Pusat (Ditjenbun) untuk
2 selanjutnya dikaji oleh PT. Asuransi Jasa
Indonesia masih Panjang, sehubungan dengan
hal tersebut, Kabupaten/Kota agar mencermati
Kembali Laporan Akhir Kajian Ilmiah
Tembakau sebelum diserahkan ke Provinsi

47
Provinsi akan segera berkoordinasi
dengan 3 Perguruan Tinggi sebagai
3 Pelaksana Kegiatan untuk membakukan
format Laporan Kajian Ilmiah
(Khususnya Kesimpulan dan
Rekomendasi), sehingga memudahkan
Provinsi untuk membuat Rekapitulasi
Hasil Kajian Ilmiah Provinsi Jawa
Tengah.

48
PETANI TEMBAKAU
a. Kabupaten agar PRO AKTIF

4 untuk penyelesaian Laporan


Akhir Kajian Ilmiah
Komoditas Tembakau (Kurang
18 Kabupaten).
b. Provinsi pada bulan Nopember –
Desember Tahun 2023 akan
melaksanakan Sosialisasi Hasil
Kajian Ilmiah Komoditas
Tembakau kepada Petani, dengan
peserta petani tembakau
(Sampling 5 Kabupaten)

49
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai