Anda di halaman 1dari 8

Pedoman Swakelola Tipe IV tentang Persiapan, Pelaksanaan, Pengawasan, Serah Terima Hasil Pekerjaan,

Swakelola Tipe IV dalam tulisan ini bersumber dari Lampiran Peraturan Lembaga Kebijakan Pengadaan
Barang/Jasa Pemerintah Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 2018. Lembaga Kebijakan Pengadaan
Barang/Jasa Pemerintah yang menerbitkan peraturan tentang Pedoman Swakelola. Peraturan LKPP
tentang Pedoman Swakelola ini bernomor 8 Tahun 2018. Pedoman Swakelola LKPP ditandatangani
Kepala LKPP Agus Prabowo pada tanggal 8 Juni 2018 dan berlaku setelah diundangkan dalam Berita
Negara Republik Indonesia Tahun 2018 Nomor 761 oleh Widodo Ekatjahjana, Dirjen Peraturan
Perundang-undangan Kemenkumham RI pada tanggal 8 Juni 2018 di Jakarta. Mulai tanggal
itulah Peraturan LKPP Nomor 8 Tahun 2018 tentang Pedoman Swakelola mulai diberlakukan.

N Kegiatan Para Pihak


o

Penyusun Penetapan

1 Penetapan Tim Persiapan PA/KPA


Sasaran

2 Penyelenggara    
Swakelola:

  Tim PPK penanggung jawab PA/KPA penanggung jawab anggaran


Persiapan dan anggaran
Tim Pengawas

  Tim Kelompok Masyarakat Pimpinan Kelompok Masyarakat


Pelaksana

3 Rencana Kegiatan Tim Persiapan PPK

4 Jadwal Tim Persiapan PPK


Pelaksanaan

5 Reviu Spesifikasi Tim Persiapan PPK


teknis/KAK

6 Reviu RAB Tim Persiapan PPK

7 Finalisasi dan PPK dan Pimpinan Kelompok Masyarakat Pelaksana Swakelola


Penandatanganan
Swakelola
Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (LKPP) dibentuk pada tanggal 6 Desember 2007
berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 106 Tahun 2007. Dalam prakteknya LKPP berkedudukan sebagai
Lembaga Pemerintah Non Kementerian (LPNK) dan bertanggungjawab langsung kepada Presiden RI.
Dalam menjalankan tugas dan fungsinya, LKPP di bawah koordinasi Menteri Negara Perencanaan
Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas.

SWAKELOLA TIPE IV

Persiapan Swakelola Tipe IV

PPK melakukan koordinasi persiapan Swakelola Tipe IV setelah penetapan DIPA/DPA.


Kegiatan persiapan Swakelola Tipe III sebagaimana dijelaskan pada Tabel berikut ini:
Tabel Persiapan Swakelola Tipe IV
PA/KPA menetapkan sasaran output (keluaran) Swakelola Tipe IV sebagaimana yang telah ditetapkan
pada dokumen kinerja/anggaran.
Pimpinan Kelompok Masyarakat menetapkan Penyelenggara Swakelola yang terdiri dari Tim Persiapan,
Tim Pelaksana dan Tim Pengawas Swakelola. Penyelenggara Swakelola Tipe IV terdiri dari
pengurus/anggota Kelompok Masyarakat pelaksana swakelola.
PPK dapat menugaskan pegawai pada instansi penanggung jawab anggaran atau tenaga
ahli/teknis/narasumber untuk melakukan pendampingan atau asistensi Penyelenggara Swakelola.
Tim Persiapan Swakelola Tipe IV menyusun rencana kegiatan, jadwal pelaksanaan dan RAB. Kegiatan
tersebut meliputi:

a. melakukan reviu atas KAK yaitu menyesuaikan KAK perencanaan Swakelola dengan anggaran
yang tercantum dalam DIPA/DPA;
b. menyusun persiapan teknis dan penyiapan metode pelaksanaan kegiatan;
c. menyusun daftar/struktur rencana kegiatan (work breakdown structure) yang akan dilaksanakan;
d. merinci jadwal pelaksanaan dengan ketentuan:
1. menetapkan waktu dimulainya hingga berakhirnya pelaksanaan swakelola; dan/atau
2. menetapkan jadwal pelaksanaan swakelola berdasarkan kebutuhan dalam KAK, termasuk
jadwal pengadaan barang/jasa yang diperlukan.

e. menyusun detail rencana kebutuhan dan biaya:


1. gaji tenaga teknis, upah tenaga kerja (mandor, kepala tukang, tukang), honor narasumber,
dan honor Tim Penyelenggara Swakelola;
2. biaya bahan/material termasuk peralatan/suku cadang (apabila diperlukan); dan/atau
3. biaya lainnya yang dibutuhkan, contoh: perjalanan, rapat, komunikasi, laporan
f. menyusun rencana total biaya secara rinci dalam rencana biaya bulanan dan/atau biaya mingguan
yang tidak melampaui Pagu Anggaran yang telah ditetapkan dalam dokumen anggaran;
g. menyusun rencana penyerapan biaya mingguan dan biaya bulanan; dan/atau
h. menghitung penyediaan kebutuhan tenaga kerja, sarana prasarana/peralatan dan material/bahan
yang dilaksanakan dengan pengadaan melalui penyedia.
i. menyusun dokumen persiapan untuk kebutuhan Pengadaan Barang/Jasa melalui Penyedia yang
dilaksanakan dengan kontrak terpisah, yang meliputi: HPS, rancangan kontrak, dan spesifikasi
teknis/KAK.

PPK menyusun rancangan Kontrak Swakelola dengan ketentuan sebagai berikut:

a. Dalam hal terdapat perbedaan antara biaya yang diusulkan dengan anggaran yang disetujui dalam
DIPA/DPA, PPK melakukan negosiasi teknis dan harga dengan Tim Pelaksana Swakelola. Hasil
negosiasi dituangkan dalam berita acara hasil negosiasi dan menjadi dasar penyusunan Kontrak
Swakelola;
b. PPK menandatangani Kontrak Swakelola dengan pimpinan Kelompok Masyarakat pelaksana
swakelola. Kontrak Swakelola paling kurang berisi:
1. para pihak;
2. Barang/Jasa yang akan dihasilkan;
3. nilai yang diswakelolakan sudah termasuk seluruh kebutuhan Barang/Jasa pendukung
Swakelola;
4. jangka waktu pelaksanaan; dan
5. hak dan kewajiban para pihak.

Dalam hal rancangan Kontrak Swakelola Tipe IV termasuk Pengadaan Barang/Jasa melalui Penyedia maka
dilaksanakan oleh Tim Pelaksana dengan berpedoman pada prinsip dan etika Pengadaan Barang/Jasa.

Pelaksanaan Swakelola Tipe IV

Tim pelaksana melaksanakan swakelola sesuai dengan jadwal dan tahapan pelaksanaan kegiatan
berdasarkan Kontrak Swakelola yang telah disepakati. Pelaksanaan swakelola memperhatikan hal-hal
sebagai berikut:

a. pelaksanaan dilakukan sesuai dengan KAK yang telah ditetapkan oleh PPK;
b. pengajuan kebutuhan tenaga kerja, sarana prasarana/peralatan dan material/bahan sesuai dengan
rencana kegiatan;
c. penggunaan tenaga kerja, sarana prasarana/peralatan dan material/bahan sesuai dengan jadwal
pelaksanaan;
d. menyusun laporan penerimaan dan penggunaan tenaga kerja (tenaga teknis, tenaga terampil atau
tenaga pendukung), sarana prasarana/peralatan dan material/bahan;
e. menyusun laporan swakelola dan dokumentasi yang terdiri dari:
1. Laporan pendahuluan yang memuat tentang rencana pelaksanaan, metodologi,
pengorganisasian dan uraian tugas, serta jadwal pelaksanaan;
2. Laporan antara (interim report) yang memuat tentang hasil survei/tinjauan
pustaka/tinjauan lapangan/pengumpulan data/ inventarisasi masalah dan hasil pengolahan
data;
3. Laporan draf akhir (draft final report) yang memuat draf hasil kegiatan;
4. Laporan akhir (final report) yang memuat hasil kegiatan;
5. Laporan bulanan yang memuat tentang capaian realisasi fisik, realisasi keuangan, evaluasi
kegiatan (hambatan dan rencana tindak lanjut) disertai dengan dokumentasi kegiatan
Swakelola; dan/atau
6. Pelaporan Swakelola yang berupa pekerjaan konstruksi, pemeliharaan, dan/atau
perawatan, maka pelaporannya disesuaikan dengan pelaksanaan tahapan kegiatan.
f. Kelompok Masyarakat pelaksana swakelola dilarang mengalihkan pekerjaan utama kepada pihak
lain.
g. PPK melakukan pembayaran pelaksanaan Swakelola sesuai dengan kesepakatan yang tercantum
dalam Kontrak Swakelola sesuai dengan ketentuan dalam peraturan perundang-undangan.
h. Penyerahan Hasil Pekerjaan Swakelola
1. Pimpinan Kelompok Masyarakat/tim pelaksana menyerahkan hasil pekerjaan dan laporan
pelaksanaan pekerjaan kepada PPK melalui Berita Acara Serah Terima Hasil Pekerjaan;
2. Penyerahan hasil pekerjaan dan laporan pelaksanaan pekerjaan kepada PPK setelah
dilakukan pemeriksaan oleh Tim Pengawas; dan
3. PPK menyerahkan hasil pekerjaan (termasuk barang/jasa yang berbentuk aset) kepada
PA/KPA.
4. PA/KPA meminta PjPHP/PPHP untuk melakukan pemeriksaan administratif terhadap
barang/jasa yang akan diserahterimakan.
5. Dalam hal barang/jasa hasil pengadaan melalui Swakelola akan dihibahkan kepada
Kelompok Masyarakat, maka proses serah terima sesuai dengan ketentuan perundang-
undangan.

Pengawasan Swakelola Tipe IV

Tim Pengawas melaksanakan tugas pengawasan administrasi, teknis, dan keuangan sejak persiapan,
pelaksanaan dan penyerahan hasil pekerjaan yang meliputi:

a. verifikasi administrasi dan dokumentasi serta pelaporan;


b. pengawasan teknis pelaksanaan dan hasil Swakelola untuk mengetahui realisasi fisik meliputi:
1. pengawasan kemajuan pelaksanaan kegiatan;
2. pengawasan penggunaan tenaga kerja, sarana prasarana/peralatan dan material/bahan; dan
3. pengawasan Pengadaan Barang/Jasa (jika ada).
c. Pengawasan tertib administrasi keuangan.

Berdasarkan hasil pengawasan, Tim Pengawas melakukan evaluasi Swakelola. Apabila dalam hasil
evaluasi ditemukan penyimpangan, tim pengawas melaporkan dan memberikan rekomendasi kepada
pimpinan Kelompok Masyarakat dan PPK, tim persiapan atau tim pelaksana untuk segera mengambil
tindakan korektif.
Swakelola merupakan salah satu cara yang dapat dilakukan dalam pengadaan Barang/Jasa Pemerintah,
penyelengaraannya sebagai wujud mengoptimalkan sumber daya manusia di lingkungan pemerintah dan
juga sebagai sarana pemberdayaan masyarakat, sehingga pedoman swakelola ini disusun berdasarkan
prinsip-prinsip pengadaan barang/jasa pemerintah.
Diharapkan Penyusunan Pedoman Pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa Melalui Swakelola ini dapat
menjadi pedoman bagi K/L/PD, Ormas, dan Kelompok Masyarakat untuk menyelengarakan Swakelola.
Demikian petunjuk pelaksanaan ini disusun untuk dilaksanakan dengan sebaik-baiknya.
Tentang Swakelola

Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (LKPP) dibentuk pada tanggal 6 Desember 2007
berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 106 Tahun 2007. Dalam prakteknya LKPP berkedudukan sebagai
Lembaga Pemerintah Non Kementerian (LPNK) dan bertanggungjawab langsung kepada Presiden RI.
Dalam menjalankan tugas dan fungsinya, LKPP di bawah koordinasi Menteri Negara Perencanaan
Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas.

Pengertian Swakelola

Pengadaan Barang/Jasa melalui Swakelola adalah cara memperoleh barang/jasa yang dikerjakan sendiri
oleh Kementerian/Lembaga/ Perangkat Daerah, Kementerian/Lembaga/Perangkat Daerah lain, Ormas, atau
Kelompok Masyarakat.
Swakelola dilaksanakan manakala barang/jasa yang dibutuhkan tidak dapat disediakan atau tidak diminati
oleh pelaku usaha. Swakelola dapat juga digunakan dalam rangka mengoptimalkan pemanfaatan sumber
daya/kemampuan teknis yang dimiliki pemerintah, barang/jasa yang bersifat rahasia dan mampu
dilaksanakan oleh Kementerian/Lembaga/Perangkat Daerah yang bersangkutan, serta dalam rangka
peningkatan peran serta/pemberdayaan Ormas dan Kelompok Masyarakat.
Dalam rangka mengoptimalkan pemanfaatan sumber daya/kemampuan teknis yang dimiliki pemerintah,
pelaksanaannya harus disesuaikan dengan tugas pokok dan fungsi sesuai dengan tanggung jawab
Kementerian/Lembaga/Perangkat Daerah pelaksana swakelola.
Dalam rangka peningkatan peran serta/pemberdayaan Ormas, pelaksanaannya harus disesuaikan dengan
tujuan pendirian Ormas (visi dan misi) dan kompetensi dari Ormas.
Dalam rangka peningkatan peran serta/pemberdayaan Kelompok Masyarakat, pelaksanaannya harus
disesuaikan dengan kebutuhan dan kompetensi Kelompok Masyarakat.

Tujuan Swakelola

a. Memenuhi kebutuhan barang/jasa yang tidak disediakan oleh pelaku usaha;


b. Memenuhi kebutuhan barang/jasa yang tidak diminati oleh pelaku usaha karena nilai pekerjaannya
kecil dan/atau lokasi yang sulit dijangkau;
c. Memenuhi kebutuhan barang/jasa dengan mengoptimalkan penggunaan sumber daya yang
dimiliki Kementerian/Lembaga/Perangkat Daerah;
d. Meningkatkan kemampuan teknis sumber daya manusia di Kementerian/Lembaga/Perangkat
Daerah;
e. Meningkatkan partisipasi Ormas/Kelompok Masyarakat;
f. Meningkatkan efektifitas dan/atau efisiensi jika dilaksankan melalui Swakelola; dan/atau
g. Memenuhi kebutuhan barang/jasa yang bersifat rahasia yang mampu disediakan oleh
Kementerian/Lembaga/Perangkat Daerah yang bersangkutan.

Tipe Swakelola

Tipe Swakelola terdiri atas:

a. Tipe I yaitu Swakelola yang direncanakan, dilaksanakan, dan diawasi oleh


Kementerian/Lembaga/Perangkat Daerah penanggung jawab anggaran;
b. Tipe II yaitu Swakelola yang direncanakan dan diawasi oleh Kementerian/Lembaga/Perangkat
Daerah penanggung jawab anggaran dan dilaksanakan oleh Kementerian/Lembaga/Perangkat
Daerah lain pelaksana Swakelola;
c. Tipe III yaitu Swakelola yang direncanakan dan diawasi oleh Kementerian/Lembaga/Perangkat
Daerah penanggung jawab anggaran dan dilaksanakan oleh Ormas pelaksana Swakelola; dan
d. Tipe IV yaitu Swakelola yang direncanakan oleh Kementerian/Lembaga/Perangkat Daerah
penanggung jawab anggaran dan/atau berdasarkan usulan Kelompok Masyarakat, dan
dilaksanakan serta diawasi oleh Kelompok Masyarakat pelaksana Swakelola.

Barang/Jasa yang diadakan melalui Swakelola

Contoh barang/jasa yang dapat diadakan melalui Swakelola tidak terbatas pada:

a. Barang/jasa yang dilihat dari segi nilai, lokasi, dan/atau sifatnya tidak diminati oleh Pelaku Usaha,
contoh: pemeliharaan rutin (skala kecil, sederhana), penanaman gebalan rumput, pemeliharaan
rambu suar, Pengadaan Barang/Jasa di lokasi terpencil/pulau terluar, atau renovasi rumah tidak
layak huni;
b. Jasa penyelenggaraan penelitian dan pengembangan, pendidikan dan/atau pelatihan, kursus,
penataran, seminar, lokakarya atau penyuluhan;
c. Penyelenggaraan sayembara atau kontes;
d. Barang/jasa yang dihasilkan oleh usaha ekonomi kreatif dan budaya dalam negeri untuk kegiatan
pengadaan festival, parade seni/budaya, contoh: pembuatan film, tarian musik, olahraga;
e. Jasa sensus, survei, pemrosesan/pengolahan data, perumusan kebijakan publik, pengujian
laboratorium dan pengembangan sistem, aplikasi, tata kelola, atau standar mutu tertentu;
f. Barang/jasa yang masih dalam pengembangan sehingga belum dapat disediakan atau diminati oleh
Pelaku Usaha;
g. Barang/jasa yang dihasilkan oleh Ormas, Kelompok Masyarakat, atau masyarakat, contoh: produk
kerajinan masyarakat, produk Kelompok Masyarakat, produk Kelompok Masyarakat penyandang
disabilitas, tanaman atau bibit milik masyarakat atau produk warga binaan lembaga
permasyarakatan;
h. Barang/jasa yang pelaksanaan pengadaannya memerlukan partisipasi masyarakat. Dalam hal
pengadaan yang memerlukan partisipasi masyarakat tersebut berupa Pekerjaan Konstruksi maka
hanya dapat berbentuk rehabilitasi, renovasi, dan konstruksi sederhana. Konstruksi bangunan baru
yang tidak sederhana, dibangun oleh Kementerian/Lembaga/Pemerintah Daerah penanggung
jawab anggaran untuk selanjutnya diserahkan kepada Kelompok Masyarakat penerima sesuai
dengan peraturan perundang-undangan.
contoh: pembangunan/pemeliharaan jalan desa/kampung, pembangunan/pemeliharaan saluran
irigrasi mikro/kecil, pengelolaan sampah di pemukiman, atau pembangunan/ peremajaan kebun
rakyat;atau
i. Barang/jasa yang bersifat rahasia dan mampu dilaksanakan oleh Kementerian/Lembaga/Perangkat
Daerah yang bersangkutan, contoh: pembuatan soal ujian dan pembuatan sistem keamanan
informasi.

Penyelenggara Swakelola

Swakelola dilaksanakan oleh Penyelenggara Swakelola yang terdiri dari Tim Persiapan, Tim Pelaksana,
dan Tim Pengawas yang memiliki tugas meliputi:

a. Tim Persiapan menyusun sasaran, rencana kegiatan, jadwal pelaksanaan, dan rencana biaya.
b. Tim Pelaksana melaksanakan, mencatat, mengevaluasi, dan melaporkan secara berkala kemajuan
pelaksanaan kegiatan dan penyerapan anggaran.
c. Tim Pengawas mengawasi persiapan dan pelaksanaan fisik maupun administrasi Swakelola.
Penetapan

Penyelenggara Swakelola ditetapkan oleh:

a. Swakelola Tipe I
Tim Persiapan, Tim Pelaksana, dan Tim Pengawas ditetapkan oleh PA/KPA;
b. Swakelola Tipe II
Tim Persiapan dan Tim Pengawas ditetapkan oleh PA/KPA, dan Tim Pelaksana ditetapkan oleh
Kementerian/Lembaga/ Perangkat Daerah pelaksana Swakelola.
Tim Pelaksana pada Kementerian/Lembaga/Perangkat Daerah pelaksana Swakelola dapat
ditetapkan oleh Pejabat sesuai dengan kewenangan yang dimiliki.
c. Swakelola Tipe III
Tim Persiapan dan Tim Pengawas ditetapkan oleh PA/KPA, dan Tim Pelaksana ditetapkan oleh
pimpinan Ormas pelaksana Swakelola;
d. Swakelola Tipe IV
Tim Persiapan, Tim Pelaksana, dan Tim Pengawas ditetapkan oleh pimpinan Kelompok
Masyarakat pelaksana Swakelola.
Peraturan LKPP Nomor 8 Tahun 2018 tentang Pedoman Swakelola

Anda mungkin juga menyukai