Anda di halaman 1dari 14

PENGEMBANGAN DESA WISATA

DI JAWA TENGAH
DINAS KEPEMUDAAN, OLAHRAGA DAN PARIWISATA PROVINSI JAWA TENGAH
DASAR :

Peraturan Daerah No 2 Tahun 2019 Tentang


Pemberdayaan Desa Wisata Di Provinsi Jawa
Tengah
Perturan Gubernur No 53 Tahun 2019 Tentang
Petunjuk pelaksanaan Peraturan Daerah Provinsi
Jawa Tengah Nomor 2 Tahun 2019 Tentang
Pemberdayaan Desa Wisata di Provinsi Jawa
Tengah
DESA WISATA
Desa Wisata adalah suatu bentuk integrasi antara potensi daya tarik wisata alam, wisata
budaya, dan wisata hasil buatan manusia dalam satu kawasan tertentu dengan didukung
oleh atraksi, akomodasi, dan fasilitas lainnya sesuai kearifan lokal masyarakat.

Desa Wisata Lintas Kabupaten/Kota adalah desa wisata yang berada dalam lintas
Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa Tengah.

Jenis Desa Wisata :


• Desa Wisata Alam, Desa Wisata berbasis pada sumber daya alam
• Desa Wisata Budaya, Desa Wisata berbasis pada tradisi budaya dan kearifan lokal
• Desa Wisata Hasil Buatan, Desa Wisata berbasis pada kreasi atau kreatifitas manusia
• Desa Wisata Perpaduan, Desa Wisata berbasis pada perpaduan antar basis

Pengelola Desa Wisata adalah pihak yang bertanggungjawab mengelola Desa Wisata. Satu
desa wisata hanya boleh di kelola oleh 1 pengelola, Kelembagaan pengelola desa wisata
dapat berbentuk :
a. koperasi;
b. perkumpulan lembaga usaha dengan akta notaris;
c. pokdarwis
d. Bum Des.
TIPE DAN BATASAN WILAYAH DESA WISATA
Batasan wilayah desa wisata:
1. Keseluruhan wilayah desa adalah desa wisata (Desa Wisata I);
2. beberapa dusun/RW saja dalam suatu desa yang memiliki potensi kepariwisataan
(Desa Wisata B);
3. Terdiri dari beberapa desa dalam sebuah kawasan (Desa Wisata C);
4. Beberapa dusun diantara beberapa desa (Desa Wisata D).
Desa Wisata I Desa Wisata III
DTW
USPAR DESA B
DESA A
POKMAS
DESA D
FASILITAS Desa Wisata IV
Desa Wisata II DESA C

DUSUN DESA B
III DESA A DUSUN
DUSUN 2
DUSUN II 1 DUSUN
DUSUN I
DUSUN 3 4
USPAR DESA D
DTW DESA C
DUSUN
IV
MANFAAT PEMBANGUNAN
DESA WISATA
Pembangunan desa wisata 4. Pendidikan : Memperluas wawasan
mempunyai manfaat ganda di bidang dan cara berfikir orang-orang desa,
ekonomi, sosial, politik, dan lain-lain. mendidik cara hidup bersih dan sehat.
Manfaat ganda dari pembangunan desa 5. Ilmu pengetahuan dan teknologi
wisata, adalah: (Iptek) : Meningkatkan ilmu dan
1. Ekonomi : Meningkatkan teknologi bidang kepariwisataan.
perekonomian nasional, regional, dan 6. Sosial budaya : Menggali dan
masyarakat lokal. mengembangkan kesenian serta
2. Sosial : Membuka lapangan kerja dan kebudayaan asli daerah yang hampir
lapangan berusaha bagi masyarakat di punah untuk dilestarikan kembali.
desa. 7. Lingkungan : Menggugah sadar
3. Politik : lingkungan (Darling), yaitu
• Internasional : Menjembatani menyadarkan masyarakat akan arti
perdamaian antar bangsa di dunia. pentingnya memelihara dan
* Nasional : Memperkokoh persatuan melestarikan lingkungan bagi
bangsa, mengatasi disintegrasi kehidupan manusia kini dan di masa
datang.
TAHAPAN PENETAPAN DESA WISATA
DILENGKAPI

TAHAP PENCANANGAN

TAHAP PENILAIAN
DI TOLAK
TAHAP PENETAPAN
Pokmas, BUMDES,
Pihak lain melalui
Kades/lurah DI NILAI
KADES/LURAH CAMAT

DINAS PAR
Unsur Tim penilai:
a. praktisi Bidang
Pariwisata;
b. akademisi;
c. unsur perangkat
daerah

BUPATI/WALIKOTA/GUBERNUR TIM PENILAI


PENCANANGAN
Perda No 2 Tahun 2019 Pasal 8
(1) Pencanangan Desa Wisata dapat dilakukan oleh kelompok masyarakat, BUM Desa, atau
pihak lain melalui kepala desa atau lurah.
(2) Kepala Desa atau lurah mengajukan permohonan penetapan Desa Wisata sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
(3) Dalam hal permohonan penetapan Desa Wisata lintas Kabupaten/Kota dalam wilayah
Provinsi, Bupati/Walikota mengajukan permohonan penetapan Desa Wisata kepada
Gubernur.
(4) Pengajuan permohonan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dilampiri
dokumen pendukung paling sedikit berupa:
a. data profil wilayah;
b. potensi wisata yang akan dikembangkan;
c. data pengunjung Desa Wisata;
d. kelembagaan calon Pengelola Desa Wisata;
e. kesesuaian dengan rencana tata ruang wilayah; dan
f. rencana mitigasi bencana.

PERGUB:
Kepala Dinas yang membidangi pariwisata atas nama Gubernur/walikota/Bupati
mencanangkan desa wisata setelah memenuhi persyaratan teknis dan administrasi.
PENILAIAN
Perda No 2 tahun 2019 Pasal 9
(1) Gubernur melakukan penilaian usulan permohonan Kabupaten/Kota untuk wilayah
Kabupaten/Kota.
(2) Dalam rangka penilaian usulan penetapan desa wisata sebagaimana dimaksud pada ayat (1),
Gubernur melakukan :
a. sosialisasi kepada masyarakat yang memuat pengetahuan rencana dan pembangunan Desa
Wisata;
b. inventarisasi dan penggalian potensi daya tarik wisata yang harus dipertahankan;
c. manajemen pemasaran pariwisata; dan
d. penilaian kelayakan sebagai Desa Wisata.
(3) Penilaian sebagaimana dimaksud pada ayat (3) huruf d meliputi:
e. atraksi wisata yang paling menarik dan atraktif di Desa.
f. kondisi geografis Desa menyangkut masalah-masalah jumlah rumah, jumlah penduduk,
karakteristik dan luas wilayah desa yang berkaitan dengan daya dukung kepariwisataan pada
suatu Desa;
g. sistem kepercayaan dan kemasyarakatan yang merupakan aspek khusus pada komunitas
sebuah Desa;
h. ketersediaan infrastruktur meliputi fasilitas dan pelayanan transportasi, fasilitas listrik, air
bersih, drainase, pengolahan limbah, telepon dan sebagainya; dan
i. perkembangan jumlah pengunjung Desa Wisata;
j. rencana kelembagaan pengelola Desa Wisata;
k. analisis kesesuaian dengan rencana tata ruang wilayah;
l. analisis rencana mitigasi bencana.
Pasal 10
Dalam melakukan penilaian sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9, Gubernur menugaskan perangkat
daerah yang membidangi urusan Pariwisata.
PENETAPAN
Pasal 11
Gubernur menetapkan sebuah desa/kelurahan menjadi Desa Wisata lintas
kabupaten/kota setelah dilakukan penilaian dengan memperhatikan hasil
penilaian sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9.
Pasal 12
Gubernur menetapkan desa/kelurahan menjadi Desa Wisata lintas
Kabupaten/Kota dalam wilayah Provinsi Jawa Tengah dengan Keputusan
Gubernur.
Pasal 13
Ketentuan lebih lanjut mengenai pencanangan, penilaian, dan penetapan
diatur dengan Peraturan Gubernur.

Desa Wisata yang sudah ditetapkan sebelum berlakunya Peraturan Daerah ini
dinyatakan berlaku sebagai pencanangan Desa Wisata.Penetapan Desa Wisata
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
dalam Peraturan Daerah ini.
KRITERIA DESA WISATA
Berdasarkan penilaian Desa Wisata dilakukan penetapan berdasarkan klasifikasi.
Adapun Klasifikasi sebagai berikut:

Uraian Rintisan Berkembang Maju

Daya Tarik Masih potensi Daya Tarik sudah Destinasi sudah dikenal
dikembangkan terintegrasi baik

Sarana Prasarana Terbatas Perlu dikembangkan Sudah memadai


dan Fasilitas untuk pelayanan
Pariwisata

Kunjungan Mulai dikunjungi Sudah dikenal Secara rutin dikunjungi


Wisatawan

Masyarakat Sadar wisata Ikut dalam aktifitas Tercipta pengembangan


ekonomi sektor kapasitas SDM, usaha
pariwisata pariwisata,
Kelembagaan, Produk

Usaha Pariwisata Potensi usaha Usaha pariwisata Pengembangan inovasi


pariwisata tumbuh berkembang produk
USAHA PARIWISATA DI DESA WISATA
• pembatasan jenis usaha tertentu yang
• Makan Minum dianggap bertentangan dengan nilai-nilai
• Akomodasi budaya masyarakat Desa wisata dan/ atau
• Hiburan rekreasi jenis usaha yang tidak sesuai dengan
• DTW konsep Desa Wisata yang ditetapkan;
• Kawasan Pariwisata
• Transportasi Wisata • pembatasan skala usaha pariwisata dalam
• Perjalanan Wisata rangka memberikan perlindungan bagi
• MICE pengusaha pariwisata skala mikro, kecil,
• Pramuwisata menengah
• Wisata Tirta
• Informasi Pariwisata • Setiap usaha pariwisata di Desa Wisata
• Konsultan wajib mendaftarkan Usaha Jasa Wisatanya
• Spa pada Pemerintah Kabupaten/Kota sesuai
ketentuan berlaku
13 usaha pariwisata diperbolehkan
asalkan mencerminkan tradisi dan
kearifan lokal
Peran serta masyarakat
PASAL 32
Peran serta berupa pemberian saran, pertimbangan, pendapat, tanggapan, masukan
terhadap pengembangan, informasi potensi dan masalah serta rencana
pengembangan desa wisata secara tertulis kepada pengelola desa wisata
HAK:
a. mengetahui rencana penetapan Desa Wisata;
b. menikmati pertambahan nilai manfaat sebagai akibat ditetapkannya Desa
Wisata
KEWAJIBAN:
a. menjaga dan melestarikan daya tarik wisata dan kearifan lokal;
b. membantu terciptanya Sapta Pesona Wisata;
c. menjaga kelestarian lingkungan dan arsitektur lokal Desa Wisata;
dan/atau
d. berperilaku santun sesuai norma agama, adat, budaya dan nilai-nilai
yang hidup dalam masyarakat setempat.

PASAL 33
KONDISI/ JUMLAH DESA WISATA JATENG

1. Pada tahun 2018 Desa Wisata di Provinsi Jawa


Tengah berjumlah 299 Desa Wisata.
2. Pada tahun 2019 Desa Wisata di Provinsi Jawa
Tengah berjumlah 353 Desa Wisata.
3. Dengan disahkan Peraturan Gubernur perlu
dilakukan penilaian dan penetapan ulang Desa
Wisata.
JUMLAH DESA WISATA 2019 PER KABUPATEN/KOTA
NO KABUPATEN/KOTA 2019 NO KABUPATEN/KOTA 2019

1 Banjarnegara 23 19 Pekalongan Kab. 4


2 Banyumas 3 20 Pekalongan Kota 3
3 Batang 7 21 Pemalang 5
4 Blora 8 22 Purbalingga 10
5 Boyolali 9 23 Purworejo 17
6 Brebes 6 24 Rembang 5
7 Cilacap 8 25 Salatiga 1
8 Demak 3 26 Semarang Kab. 36
9 Grobogan 6 27 Semarang Kota 8
10 Jepara 10 28 Sragen 3
11 Karanganyar 17 29 Sukoharjo 3
12 Kebumen 13 30 Surakarta 2
13 Kendal 10 31 Tegal Kab. 5
14 Klaten 29 32 Tegal Kota 1
15 Kudus 14 33 Temanggung 7
16 Magelang Kab. 50 34 Wonogiri 3
17 Magelang Kota 1 35 Wonosobo 16
18 Pati 7 Jumlah 353

Anda mungkin juga menyukai