Ekonomi
Suatu usaha untuk memperoleh keuantungan pada
setiap siklus kegiatan usaha
EKONOMI
(Newnan,D.G., 1990. Engineering Economic Analysis . Engineering Press
TEKNIK
Inc.California. )
Suatu ilmu pengetahuan yang berorientasi
pada pengungkapan dan perhitungan nilai-nilai ekonomis yang
terkandung dalam suatu rencana kegiatan teknik (engineering)
EKONOMI TEKNIK:
(Irwanto, A. Kohar. 1984. Ekonomi Enjiniring di Bidang Mekanisasi Pertanian. Jurusan Mekanisasi Pertanian
Fakultas Teknologi Pertanian IPB. Bogor )
pengetahuan ekonomi yang dikhususkan untuk menganalisis biaya dan
manfaat dari suatu usaha atau kegiatan ekonomi yang terutama melibatkan
aspek teknik.
Studi ekonomi timbul dikalangan ahli teknik dan bisnis karena adanya
banyak alternatif yang harus dipilih di dalam mengambil keputusan yang
berbeda nilai ekonominya. Dimana alternatif perbedaan ini, merupakan
dasar mengambil keputusan yang optimum dari segi ekonomi.
DWI LINGKUNGAN DARI ASPEK TEKNIK
Di dalam proses enjiniring, tujuan dari pada aplikasi enjiniring adalah untuk
memperoleh hasil akhir atau jasa setinggi mungkin per satuan input, yang
hakikatnya merupakan pernyataan efesiensi fisik.
: Penerimaan (uang)
Biaya yang dikeluarkan
(uang)
Harga efisiensi ekonomi dapat lebih besar dari 100%, dan memang
tingkat ini yang harus dicapai setinggi mungkin.
Selain itu ukuran lain yang dipergunakan adalah laju keuntungan (rate of
profit) yang didasarkan pada penerimaan dan pendapatan.
1. Penentuan tujuan
2. Identifikasi faktor-faktor strategis
3. Penentuan metode
4. Evaluasi usulan (rencana) enjiniring
5. Pengambilan keputusan
PENENTUAN TUJUAN
Faktor pembatas harus diuji agar diperoleh faktor strategis, dimana dia
akan menggantikan faktor pembatas tersebut. Faktor strategis ini
akan menentukan suatu keberhasilan pelaksanaan rencana.
Misalkan tiap metode ini dari aspek fisiknya feasible untuk penerapan
aspek enjiniring. Dari banyak metode yang dapat digunakan itu, hanya
satu yang harus dilaksanakan yaitu yang biayanya terendah
Dalam mengevaluasi suatu rencana atau usulan enjiniring dari segi harga
dan biayanya, perlu diperhatikan tentang:
--Jumlah investasi yang dibutuhkan - biaya tenaga kerja
-- pengaruh waktu terhadap nilai uang - bahan baku
-- laju penyusutan mesin dan alat - tingkat modal
-- elemen-elemen biaya operasi - tingkat pajak pendapatan
PENGAMBILAN KEPUTUSAN
DIPERLUKAN
KEPUTUSAN STRATEGIS
YANG MEMERLUKAN
PERTIMBANGAN
TEKNIK & EKONOMIS
SECARA RASIONAL
Keputusan yang rasional memerlukan prosedur dan
proses yang sistematis, dengan tahapan sbb
(Newnan,D.G., 1990. Engineering Economic Analysis . Engineering Press Inc.California. )
PENGERTIAN BIAYA
Contoh : ????
PASSIVE INCOME
2. BUNGA SEDERHANA
SECARA FORMULA
Contoh :
SECARA FORMULA
Contoh : ????
Contoh :
F = P (1 + i)N
F = P (F/P, i%, N)
Dimana faktor (F/P, i%, N) dapat diperoleh dari Tabel daftar bunga
faktor bunga modal
F = P (1 + i)N diperoleh dari:
Contoh :
F = P (1+i)N
= Rp 10.000.000 (1+0.1)8
= Rp 10.000.000 (2,143589)
= Rp 21.435.890
F = P(F/P, i%, N)
F = Rp 10.000.000 (2,1436)
F = Rp 21.436.000
Contoh :
LOGO
LOGO
P
A A A A A A A
1 2
N-1
www.themegallery.com Company Name
N F
Dari diagram arus kas dapat dilihat bahwa pembayaran pertama dilakukan
satu periode setelah peminjaman P, sedangkan nilai F terletak pada
waktu yang sama dengan nilai terakhir dari A yaitu N periode dari P
LOGO
MENCARI F BILA DIKETAHUI A
F = F1 + F2 + F3 + …+ FN-1 + FN
Maka nilai : (1 i) N
1 disebut “uniform series compound
i amount factor”
F = A (F/A, i%, N)
Contoh Soal:
Jawab:
F = A (F/A, 2%, 6)
= Rp 100.000
(6,2295)
= Rp 622.950
F=A (1 i ) N 1
i
Maka diperoleh:
(1 i ) N 1
P (1 +i) N = A i
(1 i) N 1
P = A i(1 i) N
Contoh Soal:
Jawab:
P = A (P/A, i%, N)
P = Rp 500.000 (P/A, 2%, 6)
P = Rp 500.000 (5.6014)
P = Rp 2.800.700
Dari persamaan:
F=A (1 i ) N 1
i
Akan diperoleh: i
A=F (1 i ) N 1
Contoh Soal:
Jawab:
A = F (A/F, 12%, N)
= Rp 5.000.000 (0.1574)
= Rp 787.000
www.themegallery.com Company Name
LOGO
Dari persamaan:
P=A (1 i) N 1
i(1 i) N
Maka diperoleh:
A=P i(1 i)
N
(1 i) N 1
Persamaan di atas digunakan untuk mencari arus seragam A
pada
setiap akhir periode setara dengan nilai P pada awal periode. Nilai
konversi dari P ke A disebut “capital recovery factor” atau
crf, mempunyai simbol fungsional (A/P, i%, N).
Maka persamaan menjadi:
A = P (A/P, i%, N)
Contoh Soal:
Jawab:
A = P (A/P, 20%, 5)
= Rp 20.000.000 (0.3344)
= Rp 6.688.000
A A
A A A
A J-1 J 1
www.themegallery.com Company Name
2 3
N-1 N
p
LOGO
Contoh Soal:
Jawab:
P17 = F17
Untuk mencari P pada saat pembayaran yaitu pada awal periode ke-1
(P0), maka:
P0 = F17(P/F, 20%, 17)
= Rp 25.887.000 (0,0451)
= Rp 1.167.500
Jadi uang yang harus di tabungkan pada saat anaknya lahir adalah
Rp 1.167.500
Contoh Soal:
Jawab:
A A A A A
Cara 1.
0 1 2 3 4 5
F4
www.themegallery.com F5 = ? Company Name
LOGO
Cara 2:
Mencari P pada awal tahun ke-0 (P-1), yang berarti
merupakan nilai P yang posisinya satu periode sebelum
pembayaran A yang pertama.
Contoh Soal:
Jawab:
F8 = P0 (F/P, 20, 8)
= Rp 10.883.966 (4.2988)
= Rp 46.787.991
A = P0 (A/P, 20%, 8)
= Rp 10.883.966 (0.2606)
= Rp 2.836.361
A = F8 (A/F, 20%, 8)
= Rp 46.787.991 ( 0.0606)
= Rp 2.835.352
www.themegallery.com Company Name
CASH FLOW GRADIENT
ARITMATIK & GEOMETRIK
www.themegallery.com
LOGO
RUMUS BUNGA MODAL YANG MENGHUBUNGKAN ARUS KAS YANG
BERSIFAT GRADIEN SERAGAM (ARITMATIK) DENGAN NILAI P DAN F
G 2G (N-3)G
(N-2)G
(N-1) G
Pada arus kas terlihat bahwa tidak ada pembayaran pada akhir
tahun pertama, karena dianggap belum ada pengeluaran untuk
biaya perawatan dan pemeliharaan. Biaya baru akan dikeluarkan
pada akhir tahun kedua dan seterusnya.
www.themegallery.com LOGO
Seperti halnya pembahasan sebelumnya, nilai gradien (G) dapat
dihubungankan dengan nilai-nilai yang lainnya.
P0?
1 2 3 N-1 N
G 2G (N-3)G
(N-2)G
(N-1) G
www.themegallery.com LOGO
Nilai P dari arus kas seperti gambar di atas, adalah berdasarkan:
P = F 1
(1
N
i)
1 1
P=G + 2G +.....+
(1 i )
2
(1 i) 3
1 1
(N-2) G + (N-1) G (1 i) N
(1 i ) N 1
1 (1 i) N 1 N
=G
i i(1 (1
N N
i) i)
1 N
(1 i)
N
Nilai disebut “faktor gradien ke nilai P”
i(1 i) (1
1 N N
i i)
Dalam Tabel konversi bunga modal dinyatakan dengan simbol:
P = G (P/G, i%, N)
www.themegallery.com LOGO
MENCARI A JIKA DIKETAHUI G
A = P (A/P, i%, N)
1 N i(1 i)
=G (1 i) NN1 N
i(1 i) (1 N
i (1 i)N
i)
1
= G 1 N
i (1 i)
N
1
Nilai 1 N disebut “Gradient to uniform series factor”
i (1 i) N
1
dan mempunyai simbol fungsional (A/G, i%, N)
www.themegallery.com LOGO
Jadi: A = G (A/G, i%, N)
Contoh Soal:
Jawab:
Dari soal di atas dapat diketahui bahwa arus pembayaran
merupakan suatu bentuk gradien dengan G = Rp 1.000.000 dan
N =4
www.themegallery.com LOGO
a. P = G (P/G, i%, N)
= Rp 1.000.000 (P/G, 15%, 4)
= Rp 1.000.000 (3,79)
= Rp 3.790.000
b. A = G (A/G, i%, N)
= Rp 1.000.000 (A/G, 15%, 4)
= Rp 1.000.000 (1,326)
= Rp 1.326.000
Contoh Soal:
Suatu arus pembayaran yang dilakukan pada setiap akhir tahun
Tahun Pembayaran (Rupiah)
1 5.000.000
2 6.000.000
3 7.000.000
4 8.000.000
www.themegallery.com LOGO
Apabila tingkat bunga yang berlaku 15% per tahun, hitunglah nilai
kesetaraan P dengan rumus gradient aritmatik dan kesetaraan arus
seragam
Jawab:
www.themegallery.com LOGO
Apabila tingkat bunga yang berlaku 15% per tahun, hitunglah nilai
kesetaraan P dengan rumus gradient aritmatik dan kesetaraan arus
seragam
Jawab:
www.themegallery.com LOGO
Diagram lengkap:
x Rp 1.000
1 2 3 4
5.000
6.000
7.000
p0T 8.000
Diagram bagian pertama:
x Rp 1.000
1.000
2.000 3.000
P0G
www.themegallery.com LOGO
a. Untuk mencari nilai P keseluruhan (P0), dapat dihitung dengan
menjumlahkan nilai P dari kedua bagian di atas:
AT = A + AG
= Rp 5.000.000 + G (A/G, 15%, 4)
= Rp 5.000.000 + Rp 1.000.000 (1.3263)
= Rp 6.326.300
www.themegallery.com LOGO
Contoh Soal:
Suatu arus pembayaran yang dilakukan pada setiap akhir
tahun
1 8.000.000
2 7.000.000
3 6.000.000
4 5.000.000
Apabila tingkat bunga yang berlaku 15% per tahun, hitunglah nilai
kesetaraan P dengan rumus gradien matematik
Jawab:
5.000
6.000
7.000
p0T 8.000
Diagram bagian pertama:
x Rp 1.000
www.themegallery.com LOGO
Penyelesaian soal ini berbeda dengan soal sebelumnya.
Kalau pada soal sebelumnya penggabungan diagram
merupakan penjumlahan dari kedua bagian, maka pada soal
ini penggabungan merupakan pengurangan bagian pertama
dengan bagian kedua.
www.themegallery.com LOGO
Contoh :
Suatu pengeluaran setiap akhir tahun yaitu Rp.
100.000,-, Rp 200.000,- dan Rp. 300.000,- masing-
masing pada tiap akhir tahun ke 2, 3 dan ke 4.
Besar bunga bank 15% pertahun. Hitungkah nilai
ekivalensinya dalam:
www.themegallery.com LOGO
BUNGA
NOMINAL
& EFEKTIF
Pada umumnya berlakunya suatu tingkat bunga modal mempunyai
dasar periode tahunan. Tetapi tidak jarang jumpai suatu
perhitungan bunga modal yang mempunyai basis periode kurang
dari satu tahun, misalnya per musim, per kuartal, per bulan dsb
Berikut ini akan dibahas hubungan antara tingkat bunga modal pada
dasar suatu periode tertentu dengan tingkat bunga modal pada
periode lain
Apabila dalam suatu transaksi peminjaman atau simpanan
ditentukan tingkat bunga modal adalah 5% per musim tanam
(asumsi 1 tahun 2 musim tanam), maka dapat dikatakan bahwa
tingkat bunga pertahunnya 10%. Nilai tersebut disebut tingkat
bunga nominal.
ie = (1 i n ) C 1
c
Dimana:
ie = tingkat bunga modal efektif
in = tingkat bunga modal nominal
c = perbandingan antara periode yang dicari dengan
periode dasar
Jawab:
in = 2 (6%) = 12%
ie = 0.12 2
(1 2 ) 1
i (1 i ) N 0.1236(1 0.1236)5
A=P (1 i ) N 1 = Rp 10.000.000
(1 0.1236)5 1
= Rp 3.037.970
Soal:
Seorang petani meminjam uang kepada bank sebesar Rp 10.000.000.
Ia bersedia mengembalikan secara angsuran pada tiap akhir bulan
selama 20 bulan. Jika diketahui tingkat bunga modal yang berlaku
6% per musim berapa angsuran tiap bulannya.
Jawab:
in = 6%/6 = 1%
ie = (1 0.01
1/ ) 1 /6
1
= 0,00976 atau 0.97%
i (1 i ) N
0.0097(1 20
A=P (1 i ) N 1 = Rp 10.000.000 0.0097)
(1 0.0097)20 1
= Rp 552.380
SISTEM PEMBELIAN KREDIT
CONTOH SOAL:
Sebuah dealer mesin pertanian menawarkan sistem pembelian kredit
dengan bunga rendah, yaitu 12% per tahun. Uang muka yang harus
dibayar saat pembelian adalah 25% dari harga mesin. Sisa harga
ditambah dengan bunga 12% per tahun, dengan sistem
bunga modal sederhana, harus dibayar bulanan selama 2 tahun,
mulai satu bulan setelah pembelian. Seorang petani ingin membeli
sebuah traktor yang harganya Rp 20.000.000 dan bersedia
memenuhi ketentuan pembayaran yang ditetapkan.
Hitunglah:
a. Berapa biaya angsuran yang harus dibayar setiap bulan
b. Kalau angsuran yang dibayar bulanan dihitung dengan bunga
efektif, berapa tingkat bunga yang sebenarnya yang
dibebankan pada petani tersebut.
Jawaban:
a. Harga pembelian Rp 20.000.000
Uang muka 25% dari harga mesin Rp 5.000.000
Sisa yang belum dibayar Rp 15.000.000
Bunga = PNi
= Rp 15.000.000 (2)(0.12)
= Rp 3.600.000
Total pinjaman (harga + bunga) = Rp 18.600.000
Angsuran bulanan = Rp 18.600.000/24
= Rp 775.000
A A A = Rp 775.000 A A A
P = A (P/A, i%, N)
Rp 15.000.000 = Rp 775.000 (P/A, i%, N)
(P/A, i%, N) = 19.355
Dari persamaan di atas dapat dicari i% per bulan, yang
memenuhi persamaan tersebut. Dari Tabel konversi
diperoleh:
(P/A, 1,5, 24) = 20,0304
(P/A, 2,0, 24) = 18,9139
Dari hasil interpolasi dapat diketahui bahwa nilai i yang dicari (tingkat
bunga per bulan) ada diantara 1,5% dan 2%, dan dengan
interpolasi diperoleh nilai i = 1,925% per bulan.
Nilai tersebut merupakan tingkat bunga modal per bulan. Untuk mencari
tingkat bunga modal efektif per tahun digunakan rumus berikut:
in = 12 (1,925%)
= 23,1% atau 0,231 per tahun
ie = (1 in ) c 1
c
= (1
0.231 12
)
12 1
= 0.257 atau 25,7% per tahun
III. Sebagian pokok pinjaman dibayar per tahun, dan bunga (I)
dibayar setiap tahun. Pada cara ini, pembayaran pokok setiap
tahun besarnya sama dengan pokok pinjaman dibagi lama
pembayaran. Dalam hal contoh pembayaran pokok/tahun = Rp
10.000.000/4
Tahun Pinjaman Bunga (I) Pembayaran (Rp)
Awal
(P) Pokok Bunga Jumlah Sisa
Dalam cara ke-4 ini besarnya angsuran (terdiri dari pokok pinjaman
dan bunga) ditentukan dengan menggunakan persamaan untuk
mencari angsuran tetap berdasarkan bunga modal majemuk.
Dari contoh, besarnya angsuran tiap tahun:
A = P (A/P, 10%, 4)
= Rp 10.000.000 (0.3155)
= Rp 3.155.000
Tahun Pinjaman Bunga (I) Pembayaran (Rp)
Awal
(P) Pokok Bunga Jumlah Sisa
Bila tingkat bunga yang berlaku adalah 8%, alternative mana yang dipilih?
Contoh :
Investasi -10,000,000.00
Benefit 1 3,000,000.00
Benefit 2 3,000,000.00
Benefit 3 3,000,000.00
Benefit 4 3,000,000.00
Benefit 5 3,000,000.00
Rate 0.1524
2. USEFUL LIVES DIFFERENT
FROM THE ANALYSIS PERIOD
Ada dua buah pompa yang akan dipilih oleh seseoarang.
Jika tingkat bunga 8% pompa mana yang akan
dipilih?
Data-data pompa tersebut adalah:
Pompa A Pompa B
Biaya awal $7000 $5000
Nilai pada akhir umur 1500 1000
ekonomis
Umur ekonomis 12 6
Contoh :
Terdapat lima alternatif mesin pengolahan dengan
data sebagai berikut :
A B C D E
Umur pemakaian semua jenis mesin adalah sama yaitu 5 tahun dan
suku bunga bank per tahun 18%, mesin manakah yang dipilih ?
Lakukan analisis berdasarkan Annual Cash Flow Analysis.
Contoh 2 :
Untuk membuka bisnis Penepung Cabe, diperkirakan
menghabiskan dana awal sebesar Rp. 10.000.000,- dan akan
membutuhkan biaya operasi sebesar Rp. 5.000.000,- setiap
tahunnya. Selama 5 (lima) tahun berproduksi diperkirakan
akan mendapatkan pendapatan bersih sebesar Rp.
8.000.000,- setiap tahunnya. Berapakah persen interest rate
(i %). Lakukan analisis berdasarkan Annual Cash Flow
Analysis.
Contoh 3 :
Terdapat lima alternatif mesin pengolahan dengan data
sebagai berikut :
A B C D E
Investasi awal, $ 70 140 100 100 80
Keuntungan seragam, 9,7 19,6 19,6 12,2 12
$/tahun
Nilai akhir alat, $ 50 60 60 75 50
Umur alat 6 12 12 6 4
Jika tingkat bunga 12%, alternatif mana yang harus
dipilih? Selesaikan masalah tersebut berdasarkan analisis:
Annual Cash Flow Analysis.
UNIFORM SERIES
(ANGSURAN SERAGAM)
Pengering
Harga Alat, Rp/unit 2.500.000
Umur pakai alat, tahun 2
Harga akhir alat, Rp/unit 250.000
Suku bunga bank per th, desimal 0,18
Kapasitas alat 2,5 kg ikan kering/jam
Jam kerja/hari, jam/hari 8
Biaya pemeliharan dan perbaikan, Rp/hr 500
Biaya tenaga kerja, Rp/hari 15000
Biaya listrik, Rp/hari 2000
Soal 1
a) Sebuah traktor mempunyai lebar track 1,5 m dan titik pusat grafitasi berada 700 mm di atas
permukaan jalan rata. Jika koefisien gesek dan jalan adalah 0,6 dan kurva belokan dengan
jalan membentuk jari-jari (R) 200 m. Tentukan kecepatan jika kendaraan akan mengalami
”meluncur keluar dari lintasan (slip)” dan ”tergulir ke samping (overturning)”?
b) Bila traktor bergerak sangat cepat, manakah yang terjadi terlebih dahulu ”meluncur keluar dari
lintasan (slip)” atau ”tergulir ke samping (overturning)”? mengapa?
Soal 2
Suatu mesin pemotong rumput akan digerakkan dengan menggunakan motor bensin, untuk
menyalurkan tenaga dari motor yang akan digunakan V-belt yang dibelitkan pada dua puli yang
masing-masing dipasangkan pada poros motor dan mesin pemotong. Kedua poros tersebut
dipasang sejajar pada jarak 70 cm, dengan arah putar yang sama. Poros motor bensin dan mesin
pemotong masing-masing berputar 3000 dan 1500 rpm.
a) Jika diameter puli dari motor penggerak adalah 15 cm, berapakah diameter puli dari mesin
pemotong? asumsi tidak terjadi slip.
b) Berapakah kecepatan linear dari belt tersebut?
c) Berapakah panjang belt?
Soal 3
d) Jelaskan dengan singkat komponen-komponen yang digunakan sebagai alat transmisi tenaga.
e) Sebutkan material yang biasa digunakan untuk komponen transmisi tenaga.
f) Jelaskan dengan singkat alasan pemakaian gear, V-Belt dan rantai dalam transmisi tenaga.
Soal 4
Batang selinder pejal dengan Bantalan A dan B. W1 dan W2 adalah beban terpusat akibat roda
gigi berturut-turut 6 kg dan 10 kg. Berapa mm ukuran diameter batang silinder yang harus dipilih
agar mampu menahan gaya aksi tersebut, dengan tegangan lentur ijin adalag 3 kg/mm.
20 cm 40 cm 30 cm
A B C D
Soal 1
Soal 2
Limbah sawit merupakan salah satu sumber limbah pertanian yang jumlahnya
terus menerus meningkat seiring dengan peningkatan produksi kelapa sawit
a) Sebutkan manfaat yang dapat diambil dari limbah kelapa sawit tersebut.
b) Salah satu upaya pemanfaatan tandan kosong kelapa sawit (TKS) adalah
melalui pengomposan. Jelaskan pengertian pengomposan dan proses
pengolahannya.
c) Jelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi laju pengomposan.
Soal 3
Soal 4
Soal 5
f) Pada waktu proses penyanggraian kopi dan coklat terjadi proses pirolisis.
Jelaskan pengertian proses pirolisis tersebut.
g) Jelaskan proses pengolahan tanaman hasil perkebunan
lainnya
berdasarkan tugas kelompok anda.
a)
a)
Nt4 = 70 gigi b) Penggerak PTO traktor menggunakan susunan
gear, dengan diketahui kecepatan gear 1 adalah
n4 = ?
1800 rpm. Jumlah gigi gear 1 = 23, gear 2 =
35, gear 3 = 28, gear 4 = 26, dan gear 5 = 55
buah.
- Berapakah rpm kecepatan putar gear 5?
d2 = 400 mm - Bila gear 1 berputar searah jarum jam,
kemanakah arah putaran gear 5?
Nt3 = 20 gigi
a)
a)
Nt4 = 70 gigi b) Penggerak PTO traktor menggunakan susunan
gear, dengan diketahui kecepatan gear 1 adalah
n4 = ?
1800 rpm. Jumlah gigi gear 1 = 23, gear 2 =
35, gear 3 = 28, gear 4 = 26, dan gear 5 = 55
buah.
- Berapakah rpm kecepatan putar gear 5?
d2 = 400 mm - Bila gear 1 berputar searah jarum jam,
kemanakah arah putaran gear 5?
Nt3 = 20 gigi
a)
a)
Nt4 = 70 gigi b) Penggerak PTO traktor menggunakan susunan
gear, dengan diketahui kecepatan gear 1 adalah
1800 rpm. Jumlah gigi gear 1 = 23, gear 2 =
n4 = ?
35, gear 3 = 28, gear 4 = 26, dan gear 5 = 55
buah.
- Berapakah rpm kecepatan putar gear 5?
d2 = 400 mm - Bila gear 1 berputar searah jarum jam,
kemanakah arah putaran gear 5?
Nt3 = 20 gigi
1 8.000.000
2 7.000.000
3 6.000.000
4 5.000.000
Apabila tingkat bunga yang berlaku 15% per tahun, hitunglah nilai
P
2. Suatu pengeluaran setiap akhir tahun yaitu Rp. 100.000,-, Rp 200.000,-
dan Rp. 300.000,- masing-masing pada tiap akhir tahun ke 2, 3 dan ke 4.
Besar bunga bank 15% pertahun. Hitungkah nilai ekivalensinya dalam:
www.themegallery.com LOGO
Suatu pengeluaran setiap akhir tahun yaitu Rp.
100.000,-, Rp 200.000,- dan Rp. 300.000,- masing-
masing pada tiap akhir tahun ke 2, 3 dan ke 4.
Besar bunga bank 15% pertahun. Hitungkah nilai
ekivalensinya dalam:
www.themegallery.com LOGO
NPV, B/C Ratio, & IRR
4
EKONOMI TEKNIK (PNP 321) : Dinah Cherie, S.TP., M.Si
KESIMPULAN:
Proyek B lebih
layak dari Proyek A
karena lebih
menguntungkan
EKONOMI TEKNIK (PNP 321) : Dinah Cherie, S.TP., M.Si
5
Contoh Kasus Non
Konvonsional
Sebuah proyek perkebunan memerlukan investasi Rp
7.5 milyar pada tahun pertama dan Rp 6 milyar pada
tahun ke-2. Produksi mulai pada tahun ke-3 sampai
tahun ke-7. Besarnya biaya pemeliharaan setelah
berproduksi Rp 600 juta/tahun dan besarnya biaya
produksi Rp 700 juta/tahun. Dari hasil produksi
diperoleh penerimaan Rp 6 milyar/tahun. Jika tingkat
suku bunga 12%, apakah proyek ini diterima atau
ditolak?
6
EKONOMI TEKNIK (PNP 321) : Dinah Cherie, S.TP., M.Si
7
EKONOMI TEKNIK (PNP 321) : Dinah Cherie, S.TP., M.Si
B/C Ratio.
…. PV
B / C _ Ratio benefit
PVcost
8
EKONOMI TEKNIK (PNP 321) : Dinah Cherie, S.TP., M.Si
Proyek perkebunan di atas memiliki B/C = 1.13
artinya proyek ini menghasilkan Rp 1.13 untuk
setiap rupiah yang diinvestasikan
B/C menunjukkan berapa rupiah mengukur
present value (PV) untuk setiap rupiah yang
diinvestasikan
9
EKONOMI TEKNIK (PNP 321) : Dinah Cherie, S.TP., M.Si
IRR (Internal Rate of Return).
….
IRR didefenisikan sebagai tingkat discount atau bunga
yang akan menyamakan present value benefit (PVbenefit)
dengan present value cost (PVcost) .
Atau tingkat discount rate (P/V) yang akan
menyebabkan NPV = 0
Kriteria penerimaan atau penolakannya adalah:
IRR ≥ tingkat bunga yang ditetapkan; maka diterima
10
EKONOMI TEKNIK (PNP 321) : Dinah Cherie, S.TP., M.Si
Perhitungan
IRR…..
Perhitungan IRR harus dilakukan secara trial and error
hingga akhirnya diperoleh tingkat discoun rate yang
akan menyebabkan NPV = 0
11
EKONOMI TEKNIK (PNP 321) : Dinah Cherie, S.TP., M.Si
Perhitungan IRR untuk benefit (keuntungan) yang
berbentuk annually yaitu sebagai berikut:
14
EKONOMI TEKNIK (PNP 321) : Dinah Cherie, S.TP., M.Si
4. Selanjutnya sesuaikan IRR yang diperoleh dalam
langkah (3), yaitu diperbesar atau diperkecil ke dalam
pola cash in flow yang sesungguhnya. Apabila cash in
flow yang sesungguhnya dalam tahun-tahun pertama
ternyata lebih besar dari rata-rata yang diperoleh dalam
langkah (1), maka perbesar tingkat suku bunga (i) yang
digunakan dan apabila sebaliknya maka perkecillah
tingkat suku bunga tsb
5. Dengan menggunakan discount rate atau suku bunga (i)
yang baru maka diperoleh dalam langkah (4),
hitunglah NPV dari proyek tersebut 1
5
EKONOMI TEKNIK (PNP 321) : Dinah Cherie, S.TP., M.Si
6. Apabila hasil yang diperoleh > 0 maka perbesar discount
rate atau tingkat suku bunga (i) yang digunakan dan
apabila sebaliknya maka turunkanlah discount rate (i) tsb
7. Hitunglah kembali NPV dengan menggunakan tingkat
suku bunga yang baru sampai akhirnya diperoleh tingkat
suku bunga yang secara berurutan menghasilkan NPV
positif dan negatif
8. Dengan menggunakan interpolasi maka IRR
1
yang
sebenarnya dapat ditentukan
6
EKONOMI TEKNIK (PNP 321) : Dinah Cherie, S.TP., M.Si
1. Rata-rata cash in flow = 2 100 000
2. PP = Investasi Awal / Cash in flow = 7 000 000 / 2 100
000 = 3.33
1
7
EKONOMI TEKNIK (PNP 321) : Dinah Cherie, S.TP., M.Si
3. Dari tabel (P/A) maka nilai i yang mendekati PP (3.33)
pada umur proyek 6 tahun adalah saat selang i = 18%
(P/A = 3.498) dan i = 20% (P/A = 3.326)
Dengan demikian, discount rate 20% dijadikan
sebagai titik awal perhitungan IRR sebenarnya karena
selisih < 3.498 (18%) → selisih (3.498-3.333=0.165)
3.326 (20%) → selisih (3.333-3.326=0.007)
18
EKONOMI TEKNIK (PNP 321) : Dinah Cherie, S.TP., M.Si
4. Hubungan cash in flow tahun-tahun pertama (4 500 000
dan 2 200 000) adalah lebih besar dari cash in flow rata-
rata (2 100 000) maka IRR dari langkah (3) yaitu 20%
harus diperbesar misalnya 3% sehingga menjadi 25%
5. NPV untuk discount rate 25% adalah sbb:
19
EKONOMI TEKNIK (PNP 321) : Dinah Cherie, S.TP., M.Si
6. Karena dari hasil langkah > 0 maka nilai i
(5) NPV diperbesar lagi,
misalnya menjadi 30%
2
i dihentikan dan dilakukan proses interpolasi
0
EKONOMI TEKNIK (PNP 321) : Dinah Cherie, S.TP., M.Si
8. Interpolasi nilai IRR sesungguhnya adalah sbb:
saat i = 25%, NPV = + 331 220
saat i = 30%, NPV = - 251 880
331220 0 25% x%
331220 251880 25% 30%
331220 25% x%
x 27.84%
583100 5%
→ IRR = 27.84%
EKONOMI TEKNIK (PNP 321) : Dinah Cherie, S.TP., M.Si
2
1
Kesimpulannya: IRR proyek > discount rate (i) yang
ditetapkan yaitu 10%, berarti proyek ini dalam keadaan
sangat baik
22
EKONOMI TEKNIK (PNP 321) : Dinah Cherie, S.TP., M.Si
Umur Ekonomis.
….
Biaya penyusutan bervariasi menurut umur ekonomi
1
EKONOMI TEKNIK (PNP 321) : Dinah Cherie, S.TP., M.Si
Depresiasi.
….
Penyusutan dapat didefenisikan sebagai penurunan atau
pemerosotan dari nilai modal suatu mesin atau alat pertanian
akibat bertambahnya umur
Faktor-faktor yang menyebabkan nilai suatu mesin atau alat
dapat menurun atau merosot adalah:
Adanya bagian-bagian mesin rusak karena
sehingga
pemakaiantidak dapat bekerja lebih efektif daripada keadaan
sebelumnya
Adanya peningkatan biaya operasi yang dibutuhkan per unit
output yang sama pada tingkat performance mesin yang
sudah terpakai lama dibandingkan dengan mesin baru
2
EKONOMI TEKNIK (PNP 321) : Dinah Cherie, S.TP., M.Si
Munculnya model atau desain baru yang lebih efisien dan
praktis akibat perkembangan teknologi
Adanya pengembangan proyek atau perusahaan
Untuk menghitung biaya penyusutan dapat dilakukan dengan
4 metode, yaitu:
Metode garis lurus (strange line method)
Metode penjumlahan angka tahun (sum of year
digits method)
Metode pengurangan (double decleaning
berganda balance method)
3
Metode sinking fund (MSF)
P S Rp20.750.000 (10%xRp20.750.000)
D
N 5tahun
D
Rp20.750.000 Rp2.075.000
5tahun
EKONOMI TEKNIK (PNP 321) : Dinah
Rp3.735.000 / tahun
Cherie, S.TP., M.Si
5
Jumlah modal yang mengalami penyusutan = P – S
= Rp 20.750.000 – Rp 2.075.000 = Rp 18.675.000
Rp 25 000 000
Rp 15 000 000
Rp 10 000 000
Rp 3.735.000
Rp 5 000 000
Rp
0 1 2 3 4 5 P
N (tahun)
P S
P 1
N
PS
P 2 N
PS
P 3 N
PS
P n N
6
PS
PN N
Bn P n N
PS
7
EKONOMI TEKNIK (PNP 321) : Dinah Cherie, S.TP., M.Si
Biaya penyusutan tiap tahun adalah:
A (P S )*( A / P, i%,
N)
A = Biaya penyusutan tiao tahun (Rp / tahun)
Crf = (A/P, i%, N) adalah capital recovery factor yang dapat
dicari pada daftar Crf menurut i dan N
i = Tingkat suku bunga per tahun (%)
N = Perkiraan umur ekonomi (tahun)
8
EKONOMI TEKNIK (PNP 321) : Dinah Cherie, S.TP., M.Si
Contoh
Kasus 2:
Data sama dengan contoh kasus 1 dengan i = 12%, maka biaya
penyusutan tiap tahun adalah:
A = (Rp 20.750.000 – Rp 2.075.000) x (A/P,12%,5)
A = Rp 18.675.000 x 0.2774 = Rp 5.180.445 / tahun
Susunan dengan tabel adalah: (F/P,12%,1)
=1.120
± 10% Harga
awal
9
EKONOMI TEKNIK (PNP 321) : Dinah Cherie, S.TP., M.Si
Metode Sum of Years Digits
(SOYD): Metode Penjumlahan
Angka
Depresiasi Tahun
di awal besar dan di akhir kecil
Metode ini memperlihatkan laju penyusutan yang cepat pada
tahun-tahun dimana mesin/ alat mempunyai produktivitas yang
tinggi, kemudian laju ini terus menurun menurut bertambahnya
umur mesin/alat.
Dengan metode ini, biaya penyusutan dihitung dengan
menjumlah angka tahun (digit) dari angka umur ekonomi. Misal
umur ekonominya 5 tahun, maka jumlah angka tahunnya adalah
1 + 2 + 3 + 4 + 5 = 15.
Laju penurunan nilai berlangsung makin kecil kearah
bertambahnya umur, karena menggunakan ratio yang dimulai
dari sisa umur tertinggi terhadap jumlah angka tahun.
1
0
EKONOMI TEKNIK (PNP 321) : Dinah Cherie, S.TP., M.Si
Persamaan metode ini adalah:
Nn N n 1
D *(P S ) D *(P
n
S) d
Yd Y
D = Depresiasi tiap tahun (Rp / tahun)
N = Perkiraan umur ekonomi (tahun)
Yd = Jumlah angka tahun perkiraan umur ekonomi
Contoh: 1 + 2 + 3 + … + N = Yd; Yd = N (N+1) / 2
n = Umur pemakaian mesin/alat pada permulaan
tahun berikutnya (tahun)
P = Harga beli (Rp)
1
S = Nilai akhir (% P), Rp
1
EKONOMI TEKNIK (PNP 321) : Dinah Cherie, S.TP., M.Si
Contoh Kasus
Data 3:
sama dengankasus 1. Berikut ini adalah
daftar biaya penyusutan tiap tahun dengan penjumlahan
angka tahun:
S.T)P/.Y,Md .Si
(N 0)
D1 Yd *(P S )
(N 1)
D2 Yd *(P S )
(N 2)
D3 Yd *(P S )
(N n 1) (P S )
Dn Yd *(P S ) B1 P Yd *N
DN (N N 1) *(P S ) B2 P
(P S )
*[N (N 1)]
Yd Yd
(P S )
B3 P Yd *[N (N 1) (N 2)]
Nn
Dn *(P N
1 Y
d S) B n P
(P S )
Yd * JN
J
(P S ) N n1
Bn P (P S )
Yd * J N BN P
Yd
* J
J 1
J n1 N
EKONOMI TEKNIK (PNP 321) : Dinah Cherie, S.TP., M.Si
13
Metode Pengurangan Berganda
(Double Decleaning Balance
Method)…..
Laju penyusutan juga berlangsung cepat pada tahun-tahun dimana
mesin/alat masih mempunyai produktivitas tinggi dan kemudian
makin menurun menurut pertambahan umur pemakaian.
Persamaan dari metode ini adalah:
D Vn Vn1
Vn P 1 X
N
n
Vn1 P 1 X
N
n1
D R *Vn1
14
EKONOMI TEKNIK (PNP 321) : Dinah Cherie, S.TP., M.Si
D = Biaya penyusutan pada tahun n+1 (Rp/thn)
P = Harga beli (Rp)
X = Ratio antara laju penyusutan “metode pengurangan”
dengan “metode garis lurus”
Untuk “metode pengurangan berganda” X = 2
Untuk “metode pengurangan tunggal” X = 1
X/N = R
n = Umur pemakaian mesin/alat pada permulaan tahun
berikutnya (tahun)
V = Nilai terakhir mesin/alat pada tiap tahun
umur pemakaian (tahun)
N = Perkiraan umur ekonomi (tahun)
15
EKONOMI TEKNIK (PNP 321) : Dinah Cherie, S.TP., M.Si
Contoh
Kasus 4:
Data yang digunakan sama dengan kasus 1.
tahun dengan “metode garis lurus” adalah:
Laju penyusutan per
Rp3.735.000 X 1
x100% R MGL / thn
Rp18.675.000 N 5
16
EKONOMI TEKNIK (PNP 321) : Dinah Cherie, S.TP., M.Si
17
EKONOMI TEKNIK (PNP 321) : Dinah Cherie, S.TP., M.Si
Metode Sinking
Fund (MSF)…..
Metode ini sangat berguna dalam penentuan interval rencana
pemensiunan mesin/alat
Metode ini memungkinkan sekali untuk memperkirakan biaya
penyusutan yang lebih mendekati dengan penyusutan yang
aktual terjadi pada mesin/alat pada tiap tahun umurnya
Dengan MSF, nilai suatu mesin dianggap menurun dengan
laju yang makin bertambah dan (P-S) dianggap sebagai nilai
yang akan datang (future worth) yang harus dihitung berapa
besar angsuran seragamnya (A) pada tiap akhir tahun.
Sehingga A = F (A/F,i%,N).
1
8
EKONOMI TEKNIK (PNP 321) : Dinah Cherie, S.TP., M.Si
Contoh
Kasus 5:
Bila i = 6% majemuk setahun
Umur ekonomis mesin diperkirakan 5 tahun
Harga awal mesin Rp 5 000 000
Nilai akhir diperkirakan Rp 1 000 000
Besar angsuran seragamnya: A = (5 000 000 – 1 000
000) (A/F,6%,5) = Rp 709 600
19
EKONOMI TEKNIK (PNP 321) : Dinah Cherie, S.TP., M.Si
Dari tabel di atas, maka dapat disusun
persamaan sebagai berikut:
21
EKONOMI TEKNIK (PNP 321) : Dinah Cherie, S.TP., M.Si
Contoh
Kasus 6
Data sama dengan kasus 1. Tingkat bunga 12% per tahun.
Berapa biaya penyusutan tiap dengan menggunakan
metode
tahun sinking fund ?
22
EKONOMI TEKNIK (PNP 321) : Dinah Cherie, S.TP., M.Si
Analisa
Alsintan…..
Kegunaan analisa biaya alat dan mesin pertanian:
Untuk memilih beberapa mesin dari beberapa alternatif yang
ada
Untuk menentukan apakah akan menyewa atau membeli alat
Untuk menentukan pembelian
Perhitungan untuk biaya alat dan mesin di bidang
pertanian dan industri dikenal dua komponen yaitu:
Biaya tetap (fixed cost / owning cost)
Biaya tidak tetap (variable cost / operating cost)
Prestasi alat dan mesin pertanian harus mengimbangi
biaya tetap dan biaya tidak tetap.
Prestasi tertinggi dari mesin/ alat adalah (Rp/kg):
Biaya per jam serendah mungkin (Rp/jam)
Produksi per jam setinggi mungkin (jam/kg)
Biaya Tetap (Fixed
Cost)
Komponen biaya ini bersifat independent terhadap pemakaian
dari mesin atau alat.
Dengan kata lain, biaya tetap per jam tidak berubah
dengan perubahan jam kerja tiap tahun dari pemakaian alat atau
mesin.
Ini berarti bahwa biaya ini tetap dihitung sebagai pengeluaran
walaupun mesin dan alat tidak dipergunakan (beroperasi).
adalah:
Unsur biaya yang termasuk ke dalam komponen biaya tetap ini
Total biaya tetap = Biaya
Biaya penyusutan
Penyusutan + Biaya
Biaya modal dan asuransi
modal+ Biaya Pajak +
dan asuransi
Biaya pajak (2% P) Biaya garasi/gudang/gedung
Biaya gudang/ garasi/ gedung
Biaya Penyusutan (Rp/thn)…..
PS
D
N
Nilai bersih untuk dasar penyusutan untuk traktor dan
peralatan besar dihitung berdasarkan harga penyerahan
di lokasi daerah proyek termasuk perlengkapan, dimana
perhitungannya sebagai berikut:
I
2n
= Total bunga modal dan asuransi (Rp/thn)
P = Harga mesin atau alat (Rp)
i = Total persen bunga modal dan asuransi (%)
n = umur ekonomis (tahun)
JAWAB:
Biaya pajak tiap tahun bagi alsintan sangat bervariasi dari satu
negara ke negara lain.
Untuk memperoleh besarnya biaya pajak, akan lebih tepat bila
berpedoman pada catatan tahunan dari pemilik alsintan tsb.
Untuk Indonesia belum dapat menentukan berapa besar pajak
per tahun yang dibebankan pada tiap jenis alsintan.
Di Amerika diperkirakan beban pajak yang digunakan sekitar
2% dari harga awal per tahun, sedangkan beban asuransi
0.24% dari harga awal per tahun.
Biaya garasi / gudang / gedung
(Rp/thn)…..
Biaya garasi/gudang/gedung terhadap alsintan sebetulnya
tidak nyata nilai uangnya, akan tetapi dapat terlihat akibatnya
terhadap alsintan.
Adanya garasi/gudang/gedung mengakibatkan:
Manajemen yang lebih baik
Perbaikan yang mudah dan aman
Penampilan yang teratur dan baik
Dapat mengurangi kerusakan terhadap alsintan
oleh karena itu, sebetulnya ada biaya yang harus dibebankan
pada alsintan walaupun sukar untuk menentukannya.
Jelas, bisa dibayangkan bagaimana keadaan
alsintan, perbaikannya, kerusakan, kerusakan yang terjadi
tidak ada garasi/gudang/garasi.
seandainya Ini akan menjadi suatu
kerugian besar.
Adanya garasi/gudang/gedung menyebabkan biaya perbaikan
menjadi lebih kecil bila tidak ada.
Di Amerika biaya terhadap garasi/gudang/gedung
terhadap alsintan diperkirakan 0.5% - 1% dari harga awal per
tahun.
Umumnya digunakan 1% dari harga awal per tahun. Beban
ini tergantung kondisi lokal.
Biaya Tidak
Biaya
Tetap…..
tiak tetap atau biaya operasi bervariasi
menurut pemakaian. Biaya ini sangat dipengaruhi oleh jam
pemakaian.
Biaya tidak tetap terdiri dari:
Biaya bahan bakar
Biaya perawatan
Biaya reparasi
Biaya ban (khusus untuk alsintan tertentu)
Biaya operator
Biaya Bahan Bakar
Biaya ini adalah pengeluaran solar atau bensin (bahan bakar)
pada kondisi kerja per jam
Satuannya adalah liter per jam, sedangkan harga per liter yang
digunakan adalah harga lokasi.
Pemakaian bahan bakar suatu alsintan yang tepat (lt/jam)
adalah bila ditentukan dengan mengukur rata-rata per jam pada
kondisi kerja yang diberikan Agricultural Engineering Service
(FAO, United Nation) yaitu persentase rata-rata biaya bahan
bakar untuk mesin pertanian yaitu:
1.2%(P S )
Mesin sumber tenaga engine
100 jam
5%P / tahun
Mesin-mesin panen
2%(P S )
100 jam Peralatan pertanian seperti
bajak, garu dsb
Biaya Ban
Biaya ban per jam diperuntukkan bagi traktor-traktor roda
karena banyak pengalaman menunjukkan bahwa penggantian
ban ini besar pengaruhnya terhadap biaya operasi.
Biaya ini dihitung dengan persamaan:
BIAYA BAN PER JAM = BIAYA PERGANTIAN
BAN / PERKIRAAN JUMLAH JAM UMUR BAN
Biaya penggantian ban ini banyak dijumpai terutama peralatan
besar tipe traktor roda yang bekerja berat.
Misalkan dilakukan penggantian sepasang ban belakang dari
traktor roda dilokasi Rp 2.000.000 dan umur penggunaan ban
2500 jam, maka biaya ban per jam adalah Rp 2.000.000 / 2500
jam = Rp 800 /jam
Biaya Operator
Biaya operator per jam tergantung pada keadaan
lokal. Besar gaji operator bervariasi menurut lokasi.
Bpj P Op Bb O
BT
Biaya:
X
B
Bpj = Biaya kerja traktor atau motor penggerak / jam (Rp/jam)
BT = Biaya tetap (Rp/ thn)
Biaya tetap meliputi: biaya penyusustan, biaya bunga
modal dan asuransi, biaya pajak
X = Jumlah jam kerja per tahun (jam/thn)
P = Biaya perbaikan (Rp/jam)
Op = Biaya oli dan pelumas (Rp/jam)
Bb = Biaya bahan bakar (Rp/jam)
O = Biaya operator (Rp/jam)
B = Biaya ban (Rp/jam)
Contoh
Kasus:
Satu unit
harga penyerahan
traktor rantai Catterpillar
di
dengan
lokasi (termasuk
perlengkapan)
34.500.000. Rp akhir 10% dan umur
Nilai
diperkirakan 10.000 jam tahun).
ekonomi
menggunakan(5metode garis Penyusutan lurus.
12%, asuransi 3%, biaya gudang/garasi/gedung
Besar 1%,
dan pajak 2% per tahun dari P. interest
Jam kerja per tahun
2.000 jam. Tenaganya 105 HP dan kondisi operasi
termasuk zona B (Faktor perbaikan 0.09).
Pemakaian bahan bakar 0.18 lt solar / HP.jam.
Biaya operator Rp
1.000 /jam. Harga oli: Rp 650/lt, pelumas: Rp 750/lt,
solar: Rp 30/lt. Hitung biaya kerjanya per jam !
BIAYA TETAP:
Biaya penyusutan:
(Rp 34.500.000 – Rp 3.450.000) / 5thn = Rp 6.210.000 /thn
Biaya bunga modal dan asuransi:
Biaya ban = 0
Biaya kerja:
Bpj P Op Bb O
BT
X
B
Rp10.350.000
Bpj 2000 jam Rp3.105 / jam Rp222,59 / jam Rp567 / jam Rp1000 / jam 0
I
iP (n 1)
12 % 0.24 % xRp 13 .153 .000 x7 Rp 939 .124 /
thn
Biaya pajak dan biaya garasi:
2n 12
(2% + 1%) x Rp 13.153.000 = Rp 394.590 /thn
BIAYA TIDAK TETAP:
Biaya perbaikan:
0.85 Rp13.153.000
x Rp1.118
100 100
Biaya ban =
B BiayaPergantianBan Rp1.500.000
Rp750 / jam
PerkiraanJamUmurPemakaian 2000 jam
= Rp 3.394,40 /jam
Analisis Titik Impas /
BEP (Break Event
Point)
BEP…..
BEP merupakan keadaan dimana tidak
suatu
mendapatkan keuntungan atau kerugian
sehingga sangat membantu dalam hal pengambilan
keputusan
F
n
P
V
Contoh
Kasus:
BT = Rp 250.000 /thn →
F
BTT = Rp 100 /unit → V
P = Rp 250 /unit
TITIK IMPAS = F
P V
Rp2
5000unit /
50.0
thn
00 /
Supaya menguntungkan, maka volume produksi
thn
harus lebih besar dari 5000 unit/thn
Rp(250 100) /
unit
Pemilihan Jenis Alat
atau Mesin yang
Sejenis
Pemilihan adalah berdasarkan nilai biaya
pokoknya yang paling kecil
K
BP1 BP2
BTT2
BT1 BTT1 BT2
XK1 K1 XK2 K2
BT1 BT2 BTT2
BTT1
XK1 XK2 K2
BTT1
1 1 BT1 BT2
K
BTT
X K K K2 K1
2 1 2
1
X A
B
A
X B
BT1 BT2
K1 K 2
X
BTT2 BTT1
K 2 K1
K 2 * BT1 K1 * BT2 K1 * K 2
X *
K1 * K 2 K1 * BTT2 K2 * BTT1
K * BT1 K1 * BT2
X 2
K1 * BTT2 K 2 *
BTT1
Contoh
Kasus:
Sebuah KUD Sumber Alam akan membeli sebuah
RMU. Ada dua alternatif yang akan dipilih dari RMU
tsb. Adapun data-data teknisnya adalah sbb:
Jika
:
Asuransi (0.24% / tahun) P dan Bunga modal (12% / tahun) P
Pajak (2% / tahun) P dan Bangunan (1% / tahun) P
Perbaikan (1.2% per tahun) (P-S) / 100 jam
Harga solar Rp 1.500 / lt
Harga bensin Rp 1.850 / lt
Harga Oli Rp 15.000 / lt
Kebutuhan oli = Harga x HP x (0.8 lt / (HP x 100 jam))
Biaya Operator Rp 7.000/hari
Penyusutan dihitung dengan METODE GARIS LURUS
Jam kerja kedua mesin adalah sama yaitu 8
jam/hari, 20 hari/bulan, 11 bulan/thn
1.2
x
Rp7.500.000 Rp500.000 Rp840 / jam
100 100 jam
Biaya oli
Oli = (12 HP x 0.8 lt x Rp 15.000/lt) / (HP x 100 jam)
= Rp 1.440 / jam
= Rp 6.395 /jam
RMU B:
BIAYA TETAP:
Biaya Penyusutan:
D = (P-S)/N = (Rp 3.000.000 – Rp 300.000) / 3 thn =
Rp 900.000 /thn
Biaya bunga modal dan asuransi:
I
iP(n 1)
12% 0.24%xRp3.000.000x6 Rp244.800 / thn
2n 10
1.2
x
Rp3.000.000 Rp300.000 Rp324 / jam
100 100 jam
Biaya oli
Oli = (8 HP x 0.4 lt x Rp 15.000/lt) / (HP x 100 jam)
= Rp 480 / jam
= Rp 4.343 /jam
JUMLAH JAM KERJA PER TAHUN =
8 jam 20hari 11bulan
* * 1.760 jam / thn
hari bulan tahun
BIAYA POKOK RMU A =
Rp17 / kg
1.760 jam / thn *300kg / jam 300kg / jam
RMU A LEBIH BAIK DIPILIH DARIPADA RMU B KARENA BIAYA
POKOKNYA LEBIH KECIL
EKONOMI TEKNIK (PNP 321) : Dinah Cherie, S.TP., M.Si
Fungsi Financial
(PV, FV, NPV, IRR, PMT)
dan Analisa BEP
EKONOMI TEKNIK (PNP 321) : Dinah Cherie, S.TP., M.Si
Fungsi
PV
PV (Present Value) digunakan untuk menentukan nilai sekarang
dari suatu investasi
Syntax: PV(rate;nper,pmt,fv,type)
Rate : besarnya suku bunga dalam periode
nper : jumlah periode pembayaran
pmt : besarnya pembayaran / penerimaan yang
dilakukan setiap periode pembayaran
fv : future value, nilai yang diharapkan
ada setelah periode pembayaran /
type penerimaan terakhir
: menentukan waktu pembayaran / penerimaan di
akhir (type = 0) atau di awal (type = 1) periode.
Bila argumen ini dikosongkan, secara default
dianggap 0.
5
= Rp 500.000 (31.0003) = Rp 15.500.167
Biaya ban = 0
Biaya kerja:
Bpj P Op Bb O
BT
X
B
Rp10.350.000
Bpj 2000 jam Rp3.105 / jam Rp222,59 / jam Rp567 / jam Rp1000 / jam 0
I
iP (n 1)
12 % 0.24 % xRp 13 .153 .000 x7 Rp 939 .124 /
thn
Biaya pajak dan biaya garasi:
2n 12
(2% + 1%) x Rp 13.153.000 = Rp 394.590 /thn
0.85 Rp13.153.000
x Rp1.118
100 100 jam
Biaya ban =
B BiayaPergantianBan Rp1.500.000
Rp750 / jam
PerkiraanJamUmurPemakaian 2000 jam
= Rp 3.394,40 /jam