Komunikasi Pemasaran
Sumber : https://ejournal.undip.ac.id/index.php/interaksi/article/view/8782
METODE PENELITIAN
Halaman 04
Populasi dalam penelitian ini adalah adalah khalayak eksternal perusahaan, yaitu
pelanggan yang bermalam di perhotelan yang ada di Semarang. Selanjutnya
pengambilan sampel dalam penelitian ini diambil dari populasi yang tidak diketahui,
sehingga teknik penarikan sampel pada penelitian ini adalah dengan menggunakan
rumus Machin & Champbell (1987:89) dan didapat sejumlah 100 orang responden.
KERANGKA TEORI Page 04
KOMUNIKASI PEMASARAN
(DELOZIER. 1976: 168).
Komunikasi pemasaran merupakan suatu dialog yang berkesinambungan antara pembeli dan
penjual dalam suatu segmen pasar, Hal ini menekankan informasi ke dua arah dan persuasi
yang menunjang proses pemasaran agar berfungsi secara lebih efektif dan efisien
KOMUNIKASI PEMASARAN
(NICKLES. 1984: 7). KOTLER (1989: 40-46)
merupakan proses pengolahan, produksi, dan penyampaian pesan-pesan melalui satu atau lebih
saluran kepada kelompok khalayak sasaran, yang dilakukan secara berkesinambungan dan
bersifat dua arah dengan tujuan menunjang efektivitas dan efisiensi pemasaran suatu produk.
Proses ini bersinambungan, mulai dari tahap perencanan (desain) produk, distribusi, sampai ke
kegiatan promosi (melalui iklan, pemasaran langsung, dan special event) dan tahap pembeli dan
pengguna di kalangan konsumen.
KERANGKA TEORI Page 05
EKUITAS MEREK
DAVID A. AAKER DALAM TJIPTONO (2011:96)
menyatakan bahwa ekuitas merek adalah serangkaian aset dan kewajiban merek yang terkait
dengan sebuah merek, nama dan simbolnya, yang menambah atau mengurangi nilai yang
diberikan sebuah produk atau jasa kepada perusahaan atau pelanggan perusahaan tersebut.
dengan menjabarkan aset merek yang berkontribusi pada penciptaan ekuitas merek kedalam
empat dimensi, yaitu brand awareness, perceived quality, brand associations, dan brand
loyality.
HASIL PENELITIAN Halaman 10
Model analisis ini digunakan untuk mengetahui besarnya pengaruh variabel bebas
Komunikasi Pemasaran Terpadu (X) yang terdiri dari Promosi Penjualan (X1),
Penjualan Personal (X2), dan Hubungan Masyarakat (X3) dengan variabel terikat
yaitu Ekuitas Merek Produk (Y).
Halaman 12
HASIL UJI
F
diketahui nilai signifikansinya adalah 0,000 (p<0,05) sehingga H0 ditolak. Artinya
H1 diterima dengan pernyataan ada pengaruh yang signifikan secara bersama-sama
dari variabel bebas Komunikasi Pemasaran Terpadu (X) yang terdiri dari Promosi
Penjualan (X1), Penjualan Personal (X2), dan Hubungan Masyarakat (X3) terhadap
variabel terikat yaitu Ekuitas Merek Produk (Y). Besarnya kontribusi sumbangan
variabel bebas terhadap variabel terikat dapat dilihat dari hasil R Square yaitu
sebesar 0,752.
HASIL UJI F
Untuk mengetahui pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat secara parsial dan untuk mengetahui variabel manakah
yang memiliki pengaruh dominan, maka digunakan uji t. Pengujian ini dilakukan dengan SPSS 16,0 for Windows dan
melihat apabila siginifikansinya lebih kecil dari 0,05 (p<0,05), maka variabel tersebut memiliki pengaruh signifikan secara
parsial.
Hasil dari analisis regresi secara parsial yang dilakukan, besarnya pengaruh Promosi Penjualan (X1) terhadap Ekuitas
Merek Produk (Y) dapat dilihat dari koefisien regresi b yaitu sebesar 0,846 dengan signifikansi 0,020 (p<0,05),
menunjukkan bahwa variabel Promosi Penjualan (X2) berpengaruh signifikan terhadap Ekuitas Merek Produk (Y). Hal ini
dapat diartikan promosi penjualan mempunyai pengaruh yang cukup besar terhadap ekuitas merek.
Halaman 02
JUDUL JURNAL
VIRAL MARKETING :
MEMANFAATKAN KEKUATAN MEDIA SOSIAL
DALAM KOMUNIKASI PEMASARAN
Sumber : https://unars.ac.id/ojs/index.php/cermin_unars/article/view/488
METODE PENELITIAN
Halaman 04
yaitu semua sumber informasi yang berorientasi akademik, yang terkait dengan
pokok bahasan penelitian ini baik sumber-sumber informasi berupa media cetak
(buku-buku dan jurnal-jurnal ilmiah, tesis) maupun media elektronik (website).
Penulis juga memanfaatkan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh para peneliti
terdahulu yang memiliki relevansi dengan topik permasalahan penelitian ini.
KERANGKA TEORI Page 05
bahwa pemasar tidak hanya dituntut untuk membuat dan mengemas isi pesan secara menarik, namun juga memperhatikan pengalaman dan
kondisi psikologis konsumen. Daya tarik isi pesan yang tinggi tidak akan berarti apabila konsumen tidak memperoleh kepuasan berkaitan
dengan kualitas produk dan pelayanan yang diberikan, sehingga viral yang tercipta tidak memberi manfaat seperti yang diharapkan.
Oleh sebab itu, pemasar harus mampu menerapkan strategi yang tepat dalam program pemasarannya agar viral yang tercipta mengarah pada
pencapaian tujuan pemasaran yang telah ditetapkan.
Hal ini terkait dengan konsep yang diperkenalkan oleh Dentsu, yaitu konsep AISAS (Awareness – interest – Search – Action- Share) yang
muncul pada era digital saat ini. Konsep ini merupakan pengembangan dari konsep AIDA (Awareness – Interest – Desire – Action) yang
dipopulerkan pada tahun 1989.
HASIL PENELITIAN Halaman 10
Manfaat penggunaan viral marketing dalam kampanye pemasaran sangat dirasakan bagi
para pemasar di berbagai belahan dunia.
. Hasic dan Sobtsenko dalam (Barry, Saerang, & Tumiwa, 2017), bahwa viral marketing berpengaruh
terhadap kesadaran merek brand awareness dari Small and Medium Enterprises (SMEs), walaupun
besaran pengaruhnya berbeda-beda bagi setiap SMEs. Beberapa SMEs mengalami peningkatan brand
awereness yang dapat terlihat imbasnya dengan cepat, misalnya terjadi peningkatan penjualan,
peningkatan frekuensi kunjungan pengguna ke halaman web, dan peningkatan jumlah pengunjung video
kampanye mereka di Youtube.
Padahal sebelum penerapan viral marketing yang terjadi hanyalahpeningkatan jumlah teman di
Facebook dan sedikit peningkatan penjualan. Studi ini menunjukkan bahwa SMEs perlu menerapkan
sebanyak mungkin strategi (menggunakan slogan, jingle, simbol). Namun itu belum cukup, mereka juga
harus kreatif, unik, dan cerdas saat menerapkan kampanye viral marketing.
HASIL PENELITIAN Halaman 10
Manfaat penggunaan viral marketing dalam kampanye pemasaran sangat dirasakan bagi
para pemasar di berbagai belahan dunia.
viral marketing dapat menjadi marketing tool yang mendukung pemasaran, namun disisi lain dapat pula
berimbas negatif terhadap perusahaan maupun produk-produk yang dihasilkan apabila tidak dimonitor
dan dikendalikan secara cepat dan konsisten.
TERIMA
KASIH!
Presentasi Oleh IVAN MAULANA