Anda di halaman 1dari 43

BIOMUNOLOGI MANUSIA

RESPON ADAPTIF SISTEM IMUN :


SISTEM IMUN HUMORAL DAN SELULER

Oleh : Nazula Rahma Shafriani


DOA BELAJAR

“Kami ridho Allah SWT sebagai Tuhanku, Islam


sebagai agamaku, dan Nabi Muhammad sebagai
Nabi dan Rasul, Ya Allah, tambahkanlah kepadaku
ilmu dan berikanlah aku kefahaman”
TOPIK BAHASAN

1. Pengertian Sistem Imun Spesifik/Adaptif


2. Sel B
3. Sel T
SISTEM IMUN SPESIFIK

 Sistem imun spesifik mempunyai kemampuan untuk mengenal benda


yang dianggap asing bagi dirinya. Benda asing yang pertama kali terpajan
dengan tubuh segera dikenal oleh sistem imun spesifik. Pajanan tsb
menimbulkan sensitasi, sehingga antigen yang sama dan masuk tubuh
untuk kedua kali akan dikenal lebih cepat dan kemudian dihancurkan.

 Sistem imun spesifik terdiri dari sistem humoral dan sistem selular.

 Pada imunitas humoral, sel B melepas antibodi untuk menyingkirkan


mikroba ekstraseluler.

 Pada imunitas selular, sel T mengaktifkan makrofag sebagai efektor untuk


menghancurkan mikroba atau mengaktifkan sel CTC/Tc sebagai efektor
yang menghancurkan sel terinfeksi
 Sistem Imun Spesifik Humoral
- Pemeran utama dalam sistem imun spesifik humoral : limfosit B atau sel B.
- Humor berarti cairan tubuh
- Sel B berasal dari sel asal multipoten di sumsum tulang
- Sel B yang dirangsang oleh benda asing akan berproliferasi, berdiferensiasi
dan berkembang menjadi sel plasma yang memproduksi antibodi
- Antibodi yang dilepas dapat ditemukan dalam serum
- Fungsi utama antibodi : pertahanan terhadap infeksi ekstraseluler, virus
dan bakteri serta menetralkan toksinnya.
 Sistem Imun Spesifik Seluler
• Limfosit T atau sel T
• Sel tersebut juga berasal dari sel asal yang sama seperti sel B
• Pada orang dewasa, sel T dibentuk di dalam sumsum tulang, tetapi
proliferasi dan diferensiasinya terjadi di dalam kalenjar timus atas
pengaruh berbagai faktor asal timus
• Faktor timus = dapat ditemukan dalam peredaran darah sebagai
hormon dan mempengaruhi diferensiasi sel T di perifer
• Sel T terdiri dari beberapa subset sel dengan fungsi berlainan yaitu
sel CD4+ (Th1, Th2), CD8 (Tc dan Ts/Th3)
• Fungsi utama sistem imun spesifik seluler = pertahanan terhadap
bakteri yang hidup intraseluler, virus, jamur, parasit dan keganasan.
 Sistem Imun Spesifik Seluler
• Sel T naif = sel limfosit matang yg meninggalkan timus dan belum
berdiferensiasi, belum pernah terpajan dgn Ag, menunjukkan molekul
permukaan CD45RA.
• Sel CD4+, asal berbagai sel T efektor
• Sel T efektor CD4 dibedakan dalam beberapa subset atas dasar sitokin yg
diproduksinya.
• Sel Th yg juga dsb sel T inducer merupakan subset sel T yg diperlukan dalam
induksi respons imun thdp Ag asing. Ag yg ditangkap, diproses dan
dipresentasikan makrofag dalam konteks MHC-II ke sel CD4+.
• Selanjutnya sel CD4+ diaktifkan dan mengekspresikan IL-2R di samping
memproduksi IL-2 dan merangsang sel CD4+ untuk berproliferasi.
• IL-2 = membantu pertumbuhan, daya tahan, perbanyakan dan diferensiasi
sel-sel limfosit T
• Sel CD4+ yg berproliferasi dan berdiferensiasi, berkembang menjadi
beberapa subset yaitu Th1, Th2, Th9, Th17, Th22.
 Sistem Imun Spesifik Seluler

• Sel T CD8+ naif yg keluar dari Timus disebut juga CTL/Tc (Cytotoxic T
Lymphocyte)
• CD8+ mengenal kompleks antigen MHC-I yg dipresentasikan APC. Molekul
MHC-I ditemukan pada semua sel tubuh yg bernukleus.
• Fungsi utama CD8+ = menyingkirkan sel terinfeksi virus, menghancurkan
sel ganas.
• CTL/Tc dapat juga menghancurkan sel yg terinfeksi bakteri intraseluler
• Sel Tc menimbulkan sitolisis melalui perforin, apoptosis
 Sistem Imun Spesifik Seluler

Gambar 1. Proses pengenalan Ag oleh Gambar 2. Molekul MHC akan berikatan dengan
sel Limfosit T melalui ikatan antara molekul CD4 atau CD8, molekul MHC-I akan
molekul TCR dengan kompleks MHC-Ag berikatan dengan CD8 dan MHC-II akan berikatan
dengan CD4
Limfa/cairan getah bening = cairan
bening yg mengalir ke seluruh tubuh
melalui sistem limfatik membawa
lemak, Ab, dan sel limfosit.

Sistem limfatik terdiri dari pembuluh


getah bening yg terdapat di seluruh
tubuh.

Organ limfatik primer = tempat


produksi serta maturasi sel limfosit
antara lain di sumsum tulang dan
timus.

Organ limfatik sekunder = tempat


penyaringan cairan tubuh sehingga
bebas dari mikroba, seperti kalenjar
getah bening.
Sel B dan Sel T berasal dari sel prekursor yang sama, diproduksi dalam sumsum tulang
termasuk pembentukan reseptor. Pematangan sel B terjadi dalam sumsum tulang, sedang
progenitor sel T bermigrasi ke dan menjadi matang di Timus. Masing-masing sel
berproliferasi terutama atas pengaruh sitokin IL-12 yang meningkatkan jumlah sel imatur. IL-
12 = Menstimulasi sel limfosit T utk menghasilkan IFN-gamma  mengaktifkan makrofag
utk berfagositosis
SISTEM IMUN SPESIFIK HUMORAL

 SEL B
• Merupakan 5-25% dari limfosit dalam darah yang berjumlah sekitar
1000-2000 sel/mm3.
• Setelah matang, sel B bergerak ke organ-organ seperti limpa, kalenjar
getah bening dan tonsil.
• Sel B diproduksi pertama selama fase embrionik dan berlangsung terus
selama hidup.
• Sebelum lahir, yolk sac, hati, dan sumsum tulang janin merupakan
tempat pematangan utama sel B dan setelah lahir pematangan utama sel
B terjadi di sumsum tulang.
• Pematangan sel B terjadi dalam berbagai tahap. Fase-fase pematangan
sel B berhubungan dengan Ig yang diproduksi
• Pematangan limfosit terjadi melalui proses yang disebut seleksi (Positif
dan negatif)
• Seleksi pematangan primer terjadi dalam organ limfoid primer sumsum
tulang untuk sel B dan timus untuk sel T.
 SEL B
• Perkembangan sel B mulai dari sel prekursor limfoid yang
berdiferensiasi menjadi sel progenitor B (Pro sel B) yang
mengekspresikan transmembaran tirosin fosfatase (CD45R)
• Proliferasi dan diferensiasi pro-B menjadi prekursor B mmerlukan
lingkungan mikro dari stroma sel sumsum tulang.
• Pematangan progenitor sel B disertai modifikasi gen yang berperan
dalam diversitas sel B. Pematangan dalam sumsum tulang tidak
memerlukan antigen tetapi aktivasi dan diferensiasi sel B matang di
kalenjar getah bening perifer memerlukan antigen.
• Aktivasi sel B diawali dengan pengenalan antigen spesifik oleh
reseptor permukaan.
• Antigen dan perangsang lain termasuk Th yang merangsang
proliferasi dan diferensiasi klon sel B spesifik.
Tahap sel pro-B = terjadi diferensiasi awal sel punca menjadi limfosit B. Sel pro-B
belum menghasilkan Ig, mengekspresikan CD19 dan CD10 sbg penanda permukaan
sel.

Tahap sel pre-B = mulai terbentuk Ig sederhana, molekul penanda berganti


menjadi CD34, adanya rekombinasi gen-gen Ig

Tahap Sel B imatur = proses rekombinasi gen-gen, proliferasi sel, penanda


permukaan CD34 menghilang, mulai terekspresinya IgM di permukaan sel B
imatur. Proses seleksi negatif terjadi

Seleksi negatif sel limfosit B = proses seleksi sel B sehingga siap melawan patogen.
Pada tahap ini, sel B imatur akan dihadapkan dgn protein tubuh (self-ag). Apabila
sel B imatur dpt mengenali protein ini sbg agen asing, maka sel B imatur ini akan
mengalami apoptosis, tapi bila sel B imatur tdk bereaksi dengan protein tubuh,
maka sel akan mengalami maturasi lebih lanjut
Sel B imatur yg dapat mengenali protein tubuh (self Ag) sebagai agen asing
ANTIGEN PRESENTING CELLS (APC)

• Sel-sel ini berfungsi mempresentasikan antigen protein yang sudah


diproses terutama kepada sel T di area para kortex nodus limfatikus atau
periarteriolar-lymphoid sheats (PALS) limpa.
• APC yg profesional adalah sel dendritik, monosit-makrofag dan sel B.
• Selain itu, sel endotel dan sel epitel yg mengekspresikan banyak molekul
MHC-II akibat rangsangan sitokin dapat pula menjadi APC.
• Sel dendritik merupakan APC yg paling profesional krn mengekspresikan
molekul MHC-II sangat banyak dan berpotensi untuk mempresentasikan
antigen kepada naive T Cells
• APC lain hanya mempresentasikan antigen kepada sel T efektor atau sel T
memori
• Ag diproses dan sebagai peptida lewat molekul MHC kelas II
dipresentasikan kepada sel T.
ANTIGEN PROCESSING & PRESENTATION

 Munculnya respon imun spesifik terhadap suatu Ag diawali oleh teraktivasinya


limfosit T helper lewat T cell receptor (TCR) nya yg akan mengenali Ag peptida yg
ditunjukkan oleh molekul MHC kelas II di permukaan APC.
 Untuk dapat menjadi suatu Ag bagi sel T, protein (bukan makromolekul yg lain)
harus diproses menjadi peptida-peptida yg kemudian diikatkan pada molekul
MHC dari APC.
 Ada 2 jenis Ag protein sebagai sumber bagi peptida yg akan dipresentasikan oleh
APC lewat molekul MHC nya kepada sel T lewat TCR yaitu Ag eksogen dan Ag
endogen.
 Presentasi Ag kepada sel T baik eksogen maupun endogen, memerlukan molekul
MHC kelas II untuk Ag eksgogen dan MHC kelas I untuk Ag endogen.
Ag Eksogen dan Ag endogen

• Antigen eksogen : antigen protein yg berasal dari luar sel yang ditangkap
dan dimasukkan ke dalam sel dengan mekanisme endositosis

• Antigen endogen : antigen protein yg berasal dari patogen yg hidup di


dalam sel pejamu yg terinfeksi.
SISTEM IMUN SPESIFIK HUMORAL

 AKTIVASI SEL B
• Sel B dapat diaktifkan sel T melalui dua cara : T dependen dan T independen

• Aktivasi sel B yang T dependen


• Setelah antigen diikat mIg (Ig membran), sel B memakan Ag, memproses dan
mengekspresikan epitop Ag di celah MHC (Mayor Histocompatibility Complex) dan
mempresentasikannya ke sel T.
• Sitokin asal sel T : IL-4, IL-5, IL-6, IL-2, dan IFN-gamma meningkatkan proliferasi sel
B dan diferensiasi menjadi sel plasma yg memproduksi Ab.
• Interaksi fisik antara sel B dan sel T memberikan sinyal melalui koreseptor CD40L-
CD40 yg atas pengaruh IL-4 berperan penting dalam imunoregulasi dan pengalihan
kelas Ig.
• Sel B naif mempresentasikan IgM dan IgD pada permukaanya dan atas pengaruh
rangsangan, sel B mengalihkan kelas Ig yang memproduksi IgG, IgA atau IgE.
• Rangsangan Ag pertama merangsang sel B untuk memproduksi IgM dan
rangsangan ulangan Ag yg sama akan mengalihkan sel B ke produksi IgG atau IgA
atau IgE.
 AKTIVASI SEL B

• Aktivasi sel B oleh Ag protein larut memerlukan bantuan sel Th.


Tanpa adanya interaksi dengan T cell receptor (TCR) dan sitokin,
ikatan Ag dengan mIg pada sel B tdk akan menginduksi proliferasi
dan diferensiasi.
• Pada waktu yg sama, sebagian sel B akan kembali ke dalam fase
istirahat, sebagian sel menjadi matang, menjadi sel B memori yang
dapat memberikan respons imun dengan lebih cepat pada pajanan
ulang dengan Ag yg sama.
• Sel B yg diaktifkan mulai mengekspresikan reseptor membran untuk
berbagai sitokin : IL-2, IL-4, IL-5. Sitokin-sitokin tsb berikatan dengan
reseptornya pada sel B dan memacu proliferasi dan diferensiasi
menjadi sel plasma dan sel memori.
 AKTIVASI SEL B yang T Independen

• Pada keadaan tertentu sel B juga memberikan respon dan berproliferasi


melalui mekanisme yg tidak memerlukan sel T (T independen), biasanya
pada Ag dengan epitop yang berulang dan panjang sehingga
memungkinkan terjadinya ikatan silang dengan reseptor Ig pada
permukaan sel B.
• Ag yg sel T independen : Ag  berasal dari bagian luar membran bakteri
gram negatif dan asam nukleat bakteri yg lebih merangsang sel B
melalui Toll Like Receptor (TLR) dibanding Reseptor sel B (BCR)
 AKTIVASI SEL B yang T Independen
 AKTIVASI SEL B yang T Independen

• Ikatan antara kompleks MHC-peptida antigen (dipresentasikan APC)


dan TCR menginduksi sinyal aktivasi sel T.
• Molekul adhesi seperti LFA-1 (CD11a/CD18) dan ICAM-1
berpasangan meningkatkan adhesi antara sel T dan APC serta
memacu sinyal kostimulator untuk aktivasi sel T
• Interaksi tsb juga memudahkan sel T untuk mengenal Ag dalam
konteks molekul MHC yg dipresentasikan APC
• Sel T memerlukan kostimulasi melalui ikatan CD8 dengan ligannya
CD80 atau CD86
• Aktivasi penuh sel T menimbulkan prduksi sitokin sel T dan respons
proliferasi
SISTEM IMUN SPESIFIK SELULER

SEL T

• Progenitor sel asal sumsum tulang yang bemigrasi ke timus berdirensiasi


menjadi sel T. Sel T yang nonaktif disirkulasikan melalui Kalenjar Getah
bening dan limpa yg dikonsentrasikan dalam folikel dan zona marginal
sekitar folikel
• Sel T ada 2 = Sel T helper mengekspresikan molekul CD4 pada permukaan
selnya, sel ini sebagai penanda sel dan dalam pengenalan ag.
• Sel T CD4+ berfungsi : menghasilkan sitokin utk mengaktifkan sel B dlm
pembentukan Ab, mengaktifkan makrofag, proses inflamasi, pembentukan
sel T sititoksik
• Sel T sitotoksik mengekspresikan molekul CD8+ berperan sbg penanda sel.
Fungsi = pembunuh sel yg terinfeksi, membunuh sel-sel tumor
 Tahap pro sel T = perpindahan sel punca dari sumsum tulang ke timus,
belum ada penanda di permukaan sel limfoti yg khas. Pro sel B terdapat
pada bagian cortex timus.
 Pre Sel T = terdapat penanda permukaan sel  timosit. Timosit
mengalami seleksi positif. Sel timosit akan berhadapan dengan sel epitel
cortex yg mengekspresikan MHC kelas I dan II. Jika timosit dpt berikatan
dengan molekul MHC maaka timosit mengalami maturasi lebih lanjut.
Jika tidak, timosit akan mengalami apoptosis.
 Sel timosit yg hidup akan menuju ke bagian medula timus dan
mengalami seleksi negatif
 Tahap seleksi negatif = Sel timosit akan berhadapan dengan sel epitel yg
mengekspresikan MHC
 Jika ikatan antara timosit dengan MHC terlalu kuat atau memiliki avinitas yg
tinggi, maka sel timosit akan mengalami kematian. Jika tidak  maturasi
lanjut
 Tahap sel tunggal = sel timosit yg lolos dalam seleksi negatif dan positif
akan mengekspresikan 1 jenis penanda permukaan sel saja yaitu CD4 atau
CD8, kemudian sel siap dikeluarkan dari timus menuju organ limfoid
sekunder  sel T naif
 PEMATANGAN SEL T

 Sel T yang mengenal fragmen peptida dari kompleks antigen-MHC yang


dipresentasikan APC akan berproliferasi menjadi sel T efektor dan memori
 Fungsi utama sel T adalah pengikatan antigen melalui T cell receptor (TCR)
 Pada umumnya sel CD4+ berperan sebagai sel helper, dan CD8+ sebagai sel
sitotoksik
 CD4+ hanya mengenal antigen yang diikat oleh MHC-II pada APC
 CD8+ hanya mengenal antigen yang diikat MHC-I
Limfosit T hanya
mengenali antigen
peptida, namun
mampu mengaktifkan
limfosit B yang
mengenali
polisakarida, dengan
syarat Limfosit B
mempresentasikan
peptida yg bisa dikenali
oleh limfosit T tersebut
Sinyal 1 : pengenalan antigen oleh
reseptor limfosit T dan pengenalan MHC
oleh “co-receptor” (CD4 atau CD8)

Sinyal “co-receptor” diperlukan untuk


mendekatkan enzim tirosin kinase ke
kompleks molekul reseptor limfosit T
(reseptor limfosit T dan CD3)
Sinyal lain yang diperlukan untuk mengaktifkan limfosit T
Pada limfosit T yang aktif terjadi peningkatan sinyal IL-2 yang memicu proliferasi
Spesifisitas Respon Imun

Imunitas seluler dan antibodi, keduanya sangat spesifik dalam


menghadapi organisme asing, lewat suatu proses dalam tiga tahap

1. Recognition : pengenalan thd unsur asing oleh sel-sel sistem imun


spesifik yg memiliki antigen recognition molecule di permukaannya,
yaitu B cell receptor yg diperankan oleh membrane-Ig M pada sel B
dan T cell receptor (TCR) pada sel T
2. Activation : sel sel sistem imun tersebut akan teraktivasi untuk
memproduksi suatu respons spesifik seperti antibodi
3. Response : secara spesifik respon ditujukan thd unsur-unsur asing
yg menginisiasi dikenal sebagai zat asing.
SUMBER

Abbas, A.K., Lichtman, A.H., Pillai, S. 2007. Cellular and Molecular Immunology 6th
edition. Elsevier
Kenneth, M.P. 2012. Janeway’s Immunobiology. UK : Garland Science.
Maharani, E.A., Noviar, G. 2018. Imunohematologi dan Bank Darah. Pusat Pendidikan
Sumber Daya Manusia Kesehatan.
ANY QUESTIONS?

Anda mungkin juga menyukai