Anda di halaman 1dari 103

SPESIFIK

IMUNITAS
ADAPTIVE
IMMUNITY
Dr Nur Rahman, STP MP MP
Doktor Ilmu Gizi Manusia

DEFINISI
Sistem imun spesifik adalah suatu sistem
yang dapat mengenali suatu substansi
asing yang masuk ke dalam tubuh dan
dapat memacu perkembangan respon imun
yang spesifik terhadap substansi tersebut.
Sistem imun spesifik disebut pula dengan
sistem imun yang didapat (adaptive
immunity), dimana sel-sel imun yang
berperan penting adalah sel limfosit B dan
limfosit T.

Ada dua jenis Imunitas


adaptif
kekebalan humoral :
dimediasi oleh limfosit B dan
mereka mensekresi produk
antibodi ( juga disebut
immunoglobulin , Ig ) yang
melindungi terhadap mikroba
ekstraseluler dan racun
mereka .
imunitas seluler :
Dimediasi oleh limfosit T dan
bertanggung jawab untuk
pertahanan terhadap mikroba
intraseluler .

Substansi yang dapat merangsang


respon imun spesifik disebut dengan
antigen. Sedangkan respon tubuh
terhadap masuknya antigen tersebut
adalah dengan pembentukan
antibodi.

Antibodi adalah
suatu protein
yang dihasilkan
oleh sel limfosit
B sebagai
respon terhadap
adanya antigen.
Antibodi bersifat
spesifik terhadap
jenis tertentu dari
suatu antigen.

Sistem imun spesifik mempunyai kemampuan


unuk mengenal benda yang dianggap asing
bagi dirinya.
Benda asing yang pertama timbul dalam badan
yang segera dikenal sistem imun spesifik, akan
mensensitasi sel-sel sistem imun tersebut.
Sehingga bila sel sistem tersebut terpapar
ulang dengan benda asing yang sama, akan
dikenali lebih cepat dan dihancurkannya.
Oleh karena itu sistem tersebut disebut
spesifik.

Imunitas spesifik di perlukan untuk melawan


antigen dari imunitas nonspesifik.
Antigen adalah substansi yang berupa
protein dan polisakarida yang mempunyai
kemampuan merangsang munculnya system
kekebalan tubuh (antibody)
Tubuh dapat dengan cepat merespon infeksi suatu
penyakit,apabila tubuh terdapat antibody untuk
jenis antigen tertentu yang berasal dari kuman.
Sistem imun spesifik terdiri dari sistem imun
spesifik humoral dan selular.

Yang berperan dalam sistem imun spesifik


humoral adalah limfosit B atau sel B Sel B tersebut
berasal dari sel asal sumsum tulang.
Bila sel B dirangsang benda asing, sel tersebut
akan berproliferasi dan berdiferensiasi menjadi
sel plasma yang dapat membentuk antibodi.
Antibodi yang dilepas dapat ditemukan di dalam
serum.
yang jika dirangsang oleh benda asing akan
berproliferasi menjadi sel plasma yang dapat
membentuk antibodi (imunoglobulin).
Selain itu juga berfungsi sebagai Antigen Presenting
Cells (APC)

Nodus limfe adalah struktur kecil bagian dari sistem


limfatik yang bekerja menyaring zat-zat berbahaya

Sedangkan yang berperan dalam


sistem imun spesifik selular adalah
limfosit T atau sel T yang berfungsi
sebagai regulator dan efektor. Fungsi
regulasi terutama dilakukan oleh sel
T helper (sel TH, CD4+) yang
memproduksi sitokin seperti
interleukin-4 (IL-4 dan IL-5) yang
membantu sel B memproduksi
antibodi, IL-2 yang mengaktivasi sel-

Fungsi efektor terutama dilakukan


oleh sel T sitotoksik (CD8) untuk
membunuh sel-sel yang terinfeksi
virus, sel-sel tumor, dan allograft.
Fungsi efektor CD4+ adalah menjadi
mediator reaksi hipersensitifitas tipe
lambat pada organisme intraseluler
seperti Mycobacterium tuberculosis

Sel T pembantu (bahasa Inggris: T helper cell,


Th, T effector cell) adalah sub-grup limfosit (tipe
sel darah putih atau leukosit) hasil aktivasi sel T
CD4+ yang memainkan peran penting dalam
mendirikan dan memaksimumkan
sistem kekebalan tubuh. Sel T pembantu tidak
memiliki aktivitas sitoksik atau fagositik. Mereka
tidak dapat membunuh patogen atau sel inang
mereka yang terinfeksi (juga diketahui sebagai
somatik), dan tanpa sel imun lainnya, mereka
dianggap tidak berguna untuk melawan infeksi
virus.

Pada keadaan tidak homeostasis, bangkitnya


respon imun ini dapat merugikan kesehatan,
misal pada reaksi autoimun atau reaksi
hipersensitifitas (alergi).
Beberapa penyakit seperti diabetes melitus,
sklerosis multipel, lupus, artritis rematoid
termasuk contoh penyakit autoimun.
Kondisi ini terjadi jika sistem imun disensitisasi
oleh protein yang ada dalam tubuh kemudian
menyerang jaringan yang mengandung protein
tersebut.

Adaptive immunity, atau imunitas spesifik, terjadi


ketika innate immunity gagal menghalau infeksi
karena benda asing yang masuk memiliki struktur
yang sama sekali baru bagi tubuh.
Mekanisme ini terjadi sekitar 1 hingga 5 hari
setelah infeksi. Secara singkat, makanisme ini akan
mencoba membuat "ingatan" baru tentang struktur
benda asing yang masuk ke tubuh, kemudia
bereaksi untuk menghalau benda asing tersebut.
Sel yang terlibat pada mekanisme ini adalah
limfosit, baik sel T limfosit maupun sel B limfosit

Peran sel T helper (CD4)


Th berperan menolong sel B dalam differensiasi dan
memproduksi antibodi. Sel Th1 memproduksi mediator
interleukin-2 (IL-2) dan interferon gamma (IFN-) yang
memegang peranan penting proteksi dengan meningkatkan
kemampuan makrophag untuk fagositosis dan mencerna kuman
yang telah difagotisir. Sel Th berinteraksi secara langsung
dengan sel B yang banyak mengandung fragmen antigen pada
permukaannya untuk berikatan dengan reseptor MHC II
memacunya untuk cepat membelah dan memberi sinyal untuk
antibodi untuk memulai fungsinya. Ketika sel Th berikatan
dengan sel B, sel T IL 2 (dan limpokin lainnya). Limpokin yang
dilepaskan oleh sel Th tidak hanya memobilisasi sel imun dan
makrophag, juga menarik sel darah putih seperti neutropil untuk
memperkuat pertahanan non spesifik.

Fungsi sel CD4


Pengendali ; mengaitkan sist
monosit-makrofag ke sist limfoid
berinteraksi dg sel penyaji
antigen untuk mengendalikan Ig
Menghasilkan sitokin yang
memungkin tumbuhnya sel CD4 dan
CD8
Berkembang menjadi sel
pengingat

Peran sel T sitotoksik (Tc)


Sel T sitotoksikj juga dikenal sebagai sel T
killer (pemusnah) adalah satu-satunya sel T
yang dapat langsung menyerang dan
membunuh sel lainnya. Target utamanya
adalah sel yang terinfeksi virus, juga
menyerang jaringan lain yang yang terinfeksi
oleh bakteri intraseluler, parasit, sel kanker,
dan sel asing lainnya yang memasuki tubuh
melalui transfusi darah maupun transplantasi
organ.

Peran sel T suppressor (Ts) (CD8)


Seperti sel Th, Ts adalah sel regulasi.
Bagaimanapun aksinya adalah inhibisi karena
ia melepaskan limpokin yang dapat menekan
aktivitas dari sel T dan sel B. Sel Ts akan
menghentikan respon imun setelah sukses
menginaktifkan dan menghancurkna antigen.
Hal ini membantu mencegah tidak
terkontrolnya dan tidak dibutuhkannnya lagi
kerja dari sistem imun.

RESPONS IMUN SELULAR DALAM KLINIK


Hipersensitivitas kulit tipe lambat (reaksi tipe IV) : pernah kontak dengan antigen
tertentu (bakteri mikobakterium, virus, fungus, obat dll) dipaparkan kembali reaksi berupa
eritema, indurasi pada kulit atau peradangan pada tempat antigen berada setelah beberapa hari
kemudian.
Pada penyakit infeksi intraseluler (bakteri, virus, jamur, parasit dan protozoa ) : mis.
kavitas dan granuloma pada infeksi Mycobacterium tuberculosis, lesi granulomatosa pada kulit
penderita lepra. Limfokin yang dilepaskan sel Td mengakibatkan terjadinya granuloma dan sel
yang mengandung antigen akan mengalami lisis oleh sel Tc dan sel killer lainnya.
Reaksi graft versus host : disebabkan sel imunokompeten donor terhadap jaringan
resipien reaksi berupa kelainan kulit (makulopapular, eritroderma, bula dan deskuamasi),
kelainan pada hati dan traktus gastrointestinal
Penolakan jaringan transplantasi : jaringan yang tadinya mulai tumbuh berhenti
tumbuh reaksi imunitas selular karena adanya antigen asing disebabkan sel T resipien
mengenal antigen kelas I dan II donor yang berbeda dengan antigen diri sama seperti
pengenalan antigen asing di antara celah domain molekul MHC
Penolakan sel tumor simunitas sama dgn pada penolakan jaringan transplantasi bukan
satu-satunya cara untuk hambat pertumbuhan sel tumor, imunitas humoral juga berperan
Uji In Vivo Fungsi Imunitas Selular : reaksi tipe lambat oleh antigen yang pernah dikenal,
misalnya tuberkulin, kandida, toksoid tetanus, streptokinase, dan antigen virus mumps Antigen
disuntikkan intradermal dinilai apakah terjadi indurasi pada tempat antigen dimasukkan

sist em imun spesifik


mempunyai kemampuan untuk mengenal
benda yang dianggap asing bagi dirinya.
Benda asing yang pertama kali muncul dalam
badan segera dikenal oleh sistem imun
spesifik sehingga terjadi sensitasi sel-sel
sistem imun tersebut. Bila sel sistem imun
tersebut berpapasan kembali dengan benda
asing yang sama, maka benda asing yang t
erakhir ini akan dikenal lebih cepat, kemudian
dihancurkan olehnya.

Oleh karena sistem tersebut hanya dapat


menghancurkan benda asing yang sudah
dikenal sebelumnya, maka sistem ini
disebut spesifik. Sist em imun spesifik
dapat bekerja t anpa bantuan sist em
imun nonspesifik untuk menghancurkan
benda asing yang berbahaya bagi badan,
tetapi pada umumnya t erjalin kerjasama
yang baik ant ara antibodi-komplemenfagosit dan ant ara sel T-makrofag.

Sel-sel leukosit lain yang memegang peran


penting dalam respon imun adalah limfosit ,
bahkan limfosit merupakan inti dalam proses
respon imun spesifik karena sel-sel ini dapat
mengenal set iap jenis ant igen, baik ant igen
yang t erdapat dalam int raseluler maupun
ekst raseluler misalnya dalam cairan tubuh at
au dalam darah. Antigen dapat berupa
molekul yang berada pada permukaan unsure
patogen atau dapat juga merupakan toksin
yang diproduksi oleh pathogen bersangkutan.

Sebenarnya ada beberapa


subpopulasi limfosit limfosit tetapi
secara garis besar limfosit
digolongkan dalam dua populasi
yaitu limfosit T yang berfungsi dalam
respon imun seluler dan limfosit B
yang berfungsi dalam respon imun
humoral.

respon imun spesifik dibagi dalam


tiga golongan, yaitu respon imun
seluler, respon imun humoral dan
interaksi antara respon imun seluler
dan humoral.

FUNGSI SISTEM KEKEBALAN


Kenali , menghancurkan
dan membersihkan
keragaman pathoge
Memulai jaringan dan luka
proses penyembuhan .
Kenali dan menghapus
komponen diri yang
rusak .
Pameran " toleransi "
untuk bahan berbahaya
termasuk diri

Normal Immune Response


Respon imun normal terbaik dalam konteks
pertahanan terhadap patogen menular, yang
disebut klasik imunitas .
Imunitas bawaan mengacu pada mekanisme
pertahanan yang mampu berevolusi secara
khusus mengenali mikroba dan melindungi
individu terhadap infeksi .
imunitas adaptif terdiri dari mekanisme yang
dirangsang dan mampu mengenali mikroba dan
zat nonmicrobial .

Imunitas bawaan
Baris pertama pertahanan selalu siap untuk
mencegah dan membasmi infeksi .
Imunitas adaptif
Berkembang kemudian , setelah terpapar mikroba
, dan bahkan lebih kuat daripada kekebalan
bawaan dlm memerangi infeksi .
Dengan konvensi , istilah " respon imun "
mengacu kekebalan adaptif .

imunitas bawaan dan adaptif mewakili dua lengan yang berbeda


dari Sistem kekebalan tubuh yang bekerja sama dalam
pertahanan tuan rumah .
Imunitas bawaan ( alami / asli) :
Memberikan perlindungan segera dari infeksi .
secara luas s untuk mikroba dan produk kerusakan jaringan .
tidak berubah dalam menanggapi infeksi ulang ( adaptif )
Memulai proses yang menyebabkan aktivasi imun adaptif tanggapan .

Imunitas adaptif ( spesifik / diakuisisi ) :


Muncul untuk beradaptasi dengan berbagai komponen non - diri (
diakuisisi )
sangat spesifik untuk " antigen " tertentu molekul
Tanggapan terhadap reinfeksi lebih cepat , lebih baik dan lebih kuat
(ingatan)
Menghasilkan protein dan sel-sel yang meningkatkan fungsi kekebalan

tubuh bawaan

Sistem kekebalan tubuh bawaan memberikan perlindungan segera . Respon adaptif


membutuhkan waktu untuk mengembangkan dan antigen spesifik . Aktivasi B dan limfosit T

KEKEBALAN ADAPTIF
Sistem imun adaptif terdiri dari limfosit
dan produknya , termasuk antibodi .
Reseptor limfosit jauh lebih beragam
dari sistem kekebalan tubuh bawaan ,
tetapi limfosit tidak inheren khusus
untuk mikroba , dan mereka mampu
mengakui array yang luas dari zat-zat
asing .

Ada dua jenis Imunitas


adaptif
kekebalan humoral :
dimediasi oleh limfosit B dan
mereka mensekresi produk
antibodi ( juga disebut
immunoglobulin , Ig ) yang
melindungi terhadap mikroba
ekstraseluler dan racun
mereka .
imunitas seluler :
Dimediasi oleh limfosit T dan
bertanggung jawab untuk
pertahanan terhadap mikroba
intraseluler .

Types of Adaptive Immune


Reponses

limposit
Meskipun limfosit muncul morfologi mengesankan dan mirip
dengan satu lagi , mereka benar-benar sangat heterogen dan
khusus sifat molekul dan fungsi .
Limfosit dan sel-sel lain yang terlibat dalam respon imun tidak
tetap di jaringan tertentu ( seperti sel di sebagian besar organ
tubuh ) tetapi mampu bermigrasi antara limfoid dan jaringan lain
dan pembuluh darah yang dan sirkulasi limfatik .
Fitur ini memungkinkan limfosit untuk pulang ke situs infeksi .
Pada organ limfoid , kelas yang berbeda dari limfosit secara
anatomi terpisah sedemikian cara yang mereka berinteraksi
dengan satu -satunya yang lain ketika dirangsang untuk
melakukannya oleh perjumpaan dengan antigen dan rangsangan
lainnya .

limfosit matang yang belum


ditemui antigen untuk yang
mereka spesifik dikatakan naif (
imunologi berpengalaman ) .
Setelah mereka diaktifkan oleh
pengakuan antigen dan lainnya
sinyal limfosit berdiferensiasi
menjadi :
sel efektor , yang melakukan
fungsi menghilangkan mikroba .
sel memori , yang hidup dalam
keadaan kesadaran dan lebih
mampu memerangi mikroba
dalam kasus itu kembali .

B Limfosit
limfosit B berkembang dari prekursor di sumsum tulang .
Sel-sel yang matang B merupakan 10 % sampai 20 % dari limfosit
perifer beredar populasi dan juga hadir dalam jaringan limfoid perifer
seperti getah bening node , limpa , dan jaringan limfoid mukosa
terkait .
sel B mengenali antigen melalui sel B antigen reseptor kompleks .
Ikatan membran antibodi disebut IgM dan IgD , hadir di permukaan
semua yg dewasa , sel B naif , adalah komponen antigen mengikat
reseptor sel B kompleks.
Setiap reseptor sel B memiliki kekhususan antigen yang unik , yang
berasal dari RAGmediated penyusunan ulang dari IG gen .
Setelah stimulasi anatigen dan signals lain, B cells berkembang
menjadi plasma cells yg menghasilkan antibodies, sebagai
mediators of humoral immunity.

Imunoglobulin ( cont . ) sifat biologis dari immunoglobulin


domain
CH3 - reaksi cytotrophic melibatkan :
makrofag dan monosit
sel mast heterolog
sel sitotoksik pembunuh
sel B
CH2
pelengkap mengikat
pengendalian tingkat katabolik
Vh / Vl
antigen mengikat

Selain membran Ig , sel- B antigen kompleks reseptor berisi heterodimer dari dua protein
invarian disebut Ig dan Ig . Sel-sel B juga mengungkapkan beberapa molekul lain yang
penting untuk mereka tanggapan . Ini termasuk reseptor komplemen , reseptor Fc , dan
CD40

Setelah aktivasi , limfosit B berkembang biak dan kemudian


berdiferensiasi menjadi sel plasma yang mengeluarkan kelas
yang berbeda dari antibodi dengan berbeda fungsi ( Gambar .
6-12 ) .

Setelah aktivasi , limfosit B berkembang biak dan


kemudian berdiferensiasi menjadi sel plasma yang
mengeluarkan kelas yang berbeda dari antibodi dengan
berbeda fungsi ( Gambar . 6-12 ) .
Banyak polisakarida dan lipid antigen memiliki beberapa
identik determinan antigenik ( epitop ) yang mampu
melibatkan banyak antigen molekul reseptor pada setiap
sel B dan memulai proses - sel B pengaktifan.
Khas antigen protein globular tidak mampu mengikat
banyak antigen reseptor , dan respon penuh sel B untuk
antigen protein membutuhkan bantuan dari sel CD4 +
T.

sel B menelan antigen


protein ke dalam vesikel
, menurunkan mereka,
dan tampilan peptida
terikat dengan molekul
MHC pengakuan oleh
sel T helper .
Sel-sel T helper
mengekspresikan
CD40L dan mensekresi
sitokin , yang bekerja
bersama-sama untuk
mengaktifkan sel B .

imunoglobulin
IgG , IgM dan IgA merupakan 95 % dari
serum imunoglobulin
IgE jejak , membran IgD B sel terkait
monomer IgM pada permukaan sel B
merupakan reseptor sel B
B kompleks sel antigen reseptor yang
berisi protein transmembran
nonpolymorphic seperti protein CD3 dari
TCR , Ig dan Ig

Setiap sel plasma mengeluarkan antibodi yang


memiliki mengikat antigen yang sama situs sebagai
antibodi permukaan sel ( reseptor sel B ) yang
pertama kali diakui antigen .
Polisakarida dan lipid merangsang sekresi terutama
antibodi IgM .
antigen protein , berdasarkan CD40L- dan sel T
helper sitokin tindakan , menginduksi produksi
antibodi dari kelas yang berbeda , atau isotipe
( IgG , IgA , IgE ) .
Sitokin yang menginduksi isotipe beralih termasuk
IFN - dan IL - 4 .

sel T pembantu juga


merangsang produksi antibodi
dengan tinggi afinitas untuk
antigen .
Ini proses , disebut afinitas
pematangan , meningkatkan
kualitas humoral yang respon
imun.
Isotype switching dan
pematangan afinitas terjadi
terutama di pusat-pusat
germinal , yang dibentuk oleh
berkembang biak sel B ,
terutama di helper T
celldependent tanggapan untuk
antigen protein .

sel T pembantu yang diperlukan untuk beralih isotipe efisien , afinitas


pematangan dan generasi sel memori B hidup panjang

Antibodi mengikat mikroba dan mencegah


mereka dari menginfeksi sel , dengan
demikian " menetralisir " mikroba .
IgG antibodi coat ( " opsonize " ) mikroba dan
target mereka untuk fagositosis , karena
fagosit ( Neutrofil dan makrofag ) reseptor
express untuk ekor Fc dari IgG .
IgG dan IgM mengaktifkan sistem komplemen
pd klasik jalur , dan mempromosikan
fagositosis dlm penghancuran mikroba .

Produksi yang paling opsonizing dan


melengkapi - memperbaiki IgG
antibodi dirangsang oleh sel helper
TH1 , yang menanggapi banyak
bakteri dan virus ;
dengan demikian, pelindung
Menanggapi paling bakteri dan virus
adalah didorong oleh sel-sel TH1 .

Beberapa antibodi melayani peran khusus di


sites.
IgA anatomi tertentu disekresikan dari epitel
mukosa dan menetralkan mikroba dalam
lumen saluran pernapasan dan pencernaan (
dan jaringan mukosa lainnya ) .
IgG secara aktif diangkut melintasi plasenta
dan melindungi bayi baru lahir sampai
sistem kekebalan tubuh menjadi dewasa .

IgE dan eosinofil bekerja sama untuk


membunuh parasit , terutama oleh
pelepasan Isi eosinofil granul yang
beracun bagi cacing . sel TH2
mensekresikan sitokin yang
merangsang produksi IgE dan
mengaktifkan eosinofil , dan
sehingga respon terhadap cacing
yang diatur oleh sel TH2 .

Most circulating IgG antibodies have half-lives of about 3 weeks.


Some antibody-secreting plasma cells migrate to the bone marrow and
live for years, continuing to produce low levels of antibodies.

The majority of effector lymphocytes induced by an infectious


pathogen die by apoptosis after the microbe is eliminated, thus
returning the immune system to its basal resting state, called
homeostasis.

The initial activation of lymphocytes also generates long-lived memory


cells, which may survive for years after the infection.

Memory cells are an expanded pool of antigen-specific lymphocytes


(more numerous than the naive cells specific for any antigen that are
present before encounter with that antigen), and that respond faster
and more effectively when re-exposed to the antigen than do naive
cells. This is why the generation of memory cells is an important goal
of vaccination.

Kebanyakan antibodi IgG yang beredar memiliki umur paruh sekitar 3


minggu .
Beberapa sel plasma antibodi mensekresi bermigrasi ke sumsum tulang
dan hidup bertahun-tahun , terus menghasilkan tingkat rendah antibodi .
Sebagian limfosit efektor disebabkan oleh infeksi patogen mati oleh
apoptosis setelah mikroba dihilangkan , sehingga kembali sistem
kekebalan tubuh untuk keadaan istirahat basal , yang disebut
homeostasis .
Aktivasi awal limfosit juga menghasilkan memori berumur panjang sel ,
yang dapat bertahan hidup selama bertahun-tahun setelah infeksi .
sel memori kolam renang diperluas limfosit antigen - spesifik ( Lebih
banyak dari sel-sel naif spesifik untuk setiap antigen yang hadir sebelum
pertemuan dengan antigen itu) , dan respon yang lebih cepat dan lebih
efektif ketika kembali terkena antigen daripada naif sel .
Inilah sebabnya mengapa generasi sel memori merupakan tujuan penting
vaksinasi .

Anda mungkin juga menyukai