Anda di halaman 1dari 83

IMUNOLOGI

Pendahuluan
 Cabang dari ilmu kedokteran
 Berasal dari kata :

 immunis (bebas) dan


 logos (Ilmu)

 Cabang imunologi : imunopatologi, imuno-

genetika, imunologi tumor, imunologi


transplatasi, imunokimia
Imunologi
 Ilmu yg mempelajari mekanisme fisiologis
yg membantu manusia untuk mengenal
benda2 asing pada dirinya, utk menetralkan,
mengeliminasi/ memetabolisme benda tsb
dg/tanpa kerusakan jaringannya sendiri.
 Senyawa asing dapat berupa virus, bakteri,
protozoa atau parasit lain.
 Manusia Lingkungan (m.o dan senyawa
kimia)  terjadi infeksi
 Sistem Imun : semua mekanisme yg
digunakan tubuh utk mempertahankan
keutuhan tubuh sebagai perlindungan thd
bahaya yg dpt ditimbulkan oleh berbagai
bahan dlm lingkungan
 Jika tubuh terinfeksi oleh kuman maka
tubuh akan mengembangkan respon imun
 Respon imun merupakan unsur imunitas

yang berperan sangat menentukan


 Tanpa proses pengenalan tidak akan

berlangsung respon imun


 Sistem imun  harus dpt membedakan

antigen asing (non-self) dan antigen dr


tubuh sendiri (self)
FUNGSI SISTIM IMUN :

1. Pertahanan  mempertahankan tubuh dr invasi


mikroorganisme/parasit
2. Homeostasis  menjaga keseimbangan tubuh
dgn mempertahankan bentuk uniform dr setiap
sel dlm tubuh  tjd proses degradasi dan
katabolisme yg bersifat normal, co : degradasi
sel2 yg telah tua/ rusak,pembentukan sel imun
baru
3. Surveillance (perondaan)  sist imun hrs selalu
waspada dan mengenal adanya peru-bahan2 sel yg
abnormal dan selanjutnya dg cepat membuang
konfigurasi abnormal tsb
Hematopoiesis
 Hematopoiesis adalah proses pembentukan
sel darah
 Semua sel darah berasal dari sel induk
hematopoietik yg akan terdeferensiasi mjd
beberapa sel darah
Sejarah Perkembangan Imunologi

 Tahap Empirik
 Tahap Ilmiah
 Tahap Modern
1. Tahap Empirik

 Mithridates eupatoris VI (132-63 SM)


 Abad 12 bgs Cina & Tim Teng 
Variolasi
 Dr.Edward Jenner (1749-1823) 
Vaksinasi ( vacca = sapi )
2. Tahap ilmiah

 Louis Pasteur (1822-1895) : vaksinasi


kolera
 Pfeifer (1889) : vibrio cholera pd manusia

 Elie Metchnikoff (1845-1916) : teori

peran fagosit dlm proses kekebalan


 Robert Koch (1843-1910) : menemukan

basil tuberculosis
 Wright & Douglas (1903) : teori aktivitas

opsonin terhadap fagositosis


 Pirquet (1906) : penyimpangan imunitas
3. Tahap Modern

 JFAP Miller (PD II) : peran sentral


kelenjar thymus dlm imunologi
 Dausset & Snell : pencangkokan organ &

reaksi penolakan
 Milstein & Kohler (1984) : pembuatan

antibodi monoklonal
 S. Tonegawa (1987) : mekanisme diversitas

antibodi
Manfaat Imunologi utk kesehatan/ farmasi

1. Sistem imun dapat dimanipulasi agar


fungsi sistem imun dapat dikontrol untuk
melawan penyakit. Manipulasi sistem imun
dapat dilakukan dengan :
- memanipulasi antigen asing yang masuk 
vaksinasi
- memanipulasi pertemuan substansi asing
dg
sel/molekul sistem imun  imunoterapi
 Contoh : vaksinasi terhadap smallpox oleh
Edward Jenners (1758).
Observasi Jenners  pemerah susu yg
menderita smallpox setelah sembuh jarang
/tidak pernah terkena smallpox utk ke2xnya.
 Suntikkan cairan dr lesi cowpox ke anak umur 8
th beberapa minggu. Setelah selesai, anak
tersebut diinfeksi virus smallpox  tidak sakit
(kebal terhadap smallpox).
 Metoda Jenners disebut vaksinasi (vaccine – dari
sapi)  metoda vaksinasi dipakai secara luas
untuk menginduksi imunitas terhadap bermacam-
macam penyakit.
IMUNITAS
ADAPTIF/SPESIFIK
SISTEM IMUN ADAPTIF/SPESIFIK

 Suatu sistem yang dapat mengenali suatu


substansi asing yang masuk kedalam tubuh
dan dapat memacu perkembangan respon
imun yang spesifik terhadap substansi
tersebut.
 Substansi asing yang dapat merangsang
terjadinya respon imun spesifik  antigen
 Respon tubuh terhadap masuknya antigen
tersebut adalah dengan pembentukan
Antibodi
Tipe Respon Imunitas Spesifik/didapat

Imunitas Humoral Imunitas seluler

 Limfosit B/ sel B  Limfosit T / sel T


 Humor  cairan tubuh  Maturasi  Thymus
 Maturasi  sumsum
 Pertahanan thd patogen
tulang intraseluler, sel kanker
dan jaringan
 Menyerang  patogen transplantasi
ekstraseluler  CD8 – cytotoxic T cells
 Plasma cell  Antibodies  CD 4 – Helper T cells
/immunoglobulins  Memory T
 Memory B cells
KOMPONEN YANG TERLIBAT
MATURASI LIMFOSIT
 Pematangan limfosit terjadi melalui proses
seleksi (positif dan negatif)
 Seleksi pematangan terjadi dalam organ
limfoid primer
MATURASI LIMFOSIT T
 Perkembangan sel T cell dimulai di dalam sum-sum
tulang  sel T immature akan bermigrasi ke
timus utk memperoleh reseptor
 Sel T yg mengalami tahapan perkembangan
disebut TIMOSIT
 Timosit immature hanya dapat menjadi matang
jika reseptornya tdk berintegrasi dg peptida dr
self antigen yg diikat MHC dan dipresenta-sikan
APC (seleksi positif)
 Sawar darah timus akan melindungi timosit dr
kontak dg self antigen
 Sel T yg reaktif akan mengalami apoptosis
(seleksi negatif)
 Proses seleksi positif timosit akan mengha-
silkan sel Tc dan Th
 Proses diferensiasi sel berhubungan dg
penanda permukaan (CD = cluster
differensiasi) terjadi di Timus
 Timosit yg telah berkembang penuh akan
melewati dinding venul poskapilar & mencapai
sirkulasi sistemik  organ limfoid perifer
Perkembangan Sel T
 Dalam sumsum tulang
Sel induk  menuju ke Timus
 Dalam timus
sel induk  sel Pro T  sel Pre T 
mengalami seleksi positif & negatif  sel T
imatur  menuju limfoid perifer
 Dalam limfoid perifer
Sel T imatur  sel T naif yg matang melalui
aktivasi (proliferasi & diferensiasi)
MATURASI LIMFOSIT B
 Prekursor sel B berkembang menjadi sel B
immature di dalam sumsum tulang kemudian
terjadi proliferasi dan deferensiasi yang
ditandai dengan pembentukan BCR atau BCR
somatic gen rearrangement, yaitu
pembentukan reseptor yang dipresentasikan
pada permukaan membrane.
 Setelah matang sel B akan bergerak ke
organ2 seperti limfa, KGB dan tonsil
Perkembangan Sel B
 Pada Sumsum tulang
Sel induk hematopoetik  sel limfoid  sel Pro B
 sel Pre B  sel B imatur  sel B matang 
menuju organ limfoid perifer
 Pada organ limfoid perifer
sel B matang  sel B aktif  mengalami
diferensiasi mjd :
1) sel plasma yg mula2 mensekresi IgM atau
isotipe Ig lain
2) sel memori dg berbagai variasi isotipe
MOLEKUL ANTIGEN
MOLEKUL PENGENAL ANTIGEN

Sel B dan sel T mengenal antigen tertentu


secara spesifik melalui reseptor:

BCR (B cell receptor)  sel B


TCR (T cell receptor)  sel T
Persamaan BCR dan TCR
1. Merupakan protein integral
2. Ada di permukaan sel dalam ribuan kopi
3. Dikode oleh gen hasil rekombinasi segmen-
segmen DNA
4. Disintesis sebelum sel kontak dengan antigen
5. Memiliki binding site khas yang dapat mengikat
bagian khas antigen yang disebut dengan
antigenic determinant (epitope)
6. Terjadinya ikatan antara reseptor dengan
antigen jika diikuti dengan sinyal tambahan
mengakibatkan sel masuk ke tahap mitosis
 mitosis berulang menghasilkan kelompok
sel dengan ekspresi reseptor identik yang
disebut dengan klon
Persamaan TCR dan BCR

1. TcR dan BcR merupakan protein integral

BcR
(immunoglobulin)
Antigen Receptors
SEL B SEL T SITOTOKSIK SEL T HELPER

Antigen-
specific T cell T cell
receptor receptor receptor
CD8 CD4
Antigen protein Antigenic protein Antigenic
peptide peptide
Cell Cell Cell
membrane MHC membrane MHC membrane MHC
Class I Class I Class II

Antigen-presenting cell Infected cell Antigen-presenting cell


Antigen presentation stimulates T cells to become
either "cytotoxic" CD8+ cells or "helper" CD4+ cells
Sel Tc (CD8+)

 Dapat mengikat epitop pada antigen/


fragmen antigen yang dipresentasikan di
permukaan sel bersama2 molekul MHC
kelas I  MHC kelas I diekspresikan oleh
hampir semua sel tubuh
 Menghasilkan molekul yg akan membunuh
sel yg mengekspresikan fragmen antigen
asing
Sel Th (CD4+)
 Dapat mengikat epitop pada antigen/
fragmen antigen yang dipresentasikan
di permukaan sel bersama2 molekul
MHC kelas II
 MHC kelas II diekspresikan oleh sel-
sel imunokompeten (sel dendritik,
makrofag, sel B)
Lymphocyte activation
ANTIBODI
a. jenis dan bagian antibodi
b. Aktivitas dan spesifitas tiap antibodi
c. Ikatan antara Antibodi dan antigen
SISTEM IMUN
PERTAHANAN FISIK / MEKANIK / BIOKIMIAWI
Kulit, Mukosa, Silia, Batuk, Bersin, Asam Lambung

IMUNITAS BAWAAN / NON SPESIFIK


Monosit, Makrofag, Basofil, Eosinofil, NK sel,
Sitokin, Kemokin, Protein Fase Akut, Komplemen

IMUNITAS ADAPTIF / SPESIFIK


Sel B dan Sel T, Antibodi
SISTEM IMUN
ACTORS IN THE IMMUNE RESPONSE

Innate immunity Adaptive immunity

Molecules Cells Molecules Cells

IFN
Macrophages, Dendritic cell,
Lysozyme
Neutrophils, Eosinophils,
Complement
Basophils, Mast cells,
C-RP T cells
Platelets, NK cells, Ig
Prostaglandins B cells
Endothelial cells,
Kinins
Kidney mesangial cells
Leukotrienes
Reticular cells
Cytokines
PERTAHANAN
BIOKIMIAWI
1. pH asam keringat, sekresi sebaseus serta
asam lemak yg dilepas kulit  b’sifat asam
 denaturasi protein membran bakteri 
# infeksi.
2. Lisozim di keringat, ludah, air mata, ASI
 perlindungan thd bakteri gram (+) ve 
m’rusak peptidoglikan dinding sel bakteri
3. Enzim Lakto oksidase di ASI & Saliva 
m’rusak dinding sel mikroba  kebocoran
sitoplasma.
PERTAHANAN
BIOKIMIAWI
4. Antibodi & Komplemen di Saliva
berfungsi sbg opsonisasi bakteri.
5. Asam Neuraminik di ASI bersifat sbg
antibakterial terhadap E. Coli & Stafilokokus
5. Asam Klorida di Lambung  m’ciptakan
suasana asam yg dpt m’cegah infeksi.
6. Enzim Proteolitik, Antibodi & Empedu
di usus halus  menciptakan suasana yg
dpt m’cegah infeksi.
PERTAHANAN
BIOKIMIAWI
7. pH asam di Vagina  m’cegah infeksi M.O
8. Spermin di Sperma  m’cegah infeksi M.O
9. Laktoferin & Transferin di serum 
m’ikat Fe (besi) yg mrp metabolit esensial
utk pertumbuhan M.O spt Pseudomonas.
ANTIBODI
ANTIBODI ( Imunoglobulin = Ig):
 Bahan yg dibentuk sbg akibat rangsangan

imunogen dan bereaksi secara spesifik dg


imunogen yg menginduksinya .
 Dapat bereaksi dgn Ag yg struktural
mendekati Ag penginduksi Ab spesifik, shg
menyebabkan  Reaktifitas Silang
(Cross reaction).
ANTIBODI
 Fungsi :
1. Mengikat molekul antigen
2. Membangun fenomena biologi sekunder
- Opsonisasi
- Aktifasi Komplemen
- Efek Sitotoksik
Struktur Antibodi
 Terdiri dari 4 rantai polipeptida  2 rantai
ringan (Light chain), 2 rantai berat (Heavy
chain)
 Masing-masing rantai diikat oleh ikatan
disulfida.
 Fabs (Fragmen antigen binding site) 
tempat berikatan dengan antigen (epitop)
 Fc (Fragmen crystallizable)  fragmen
konstan, tempat berikatan dengan sel
makrofag, sel mast, sel B.
Antibodies / Immunoglobins
Bivalent

Variable regions
differ in the a.a.
sequences at the

Fc
antigen-binding
site & are
responsible for
the diversity of
Ab specificity
50
PENGGOLONGAN
IMUNOGLOBULIN
 Imunoglobulin G (Ig G)
 Imunoglobulin D (Ig D)
 Imunoglobulin M (Ig M)
 Imunoglobulin E (Ig E)
 Imunoglobulin A (Ig A)
Imunoglobulin G (Ig G)
Fungsi utama :
 Ab utama pada respon sekunder

 melakukan opsonisasi bakteri sehingga

mudah di fagosistosis
 mengikat komplemen

 menetralkan toksin bakteri dan virus

 melintasi plasenta
Imunoglobulin G (Ig G)
 75 % Ig
 CSF, Urin, Darah, Cairan SSP, Peritoneal

 Menembus plasenta imunitas bayi 6-9

bulan
 Meningkat pd Infeksi kronis & autoimun

 Mengaktifkan C via jalur klasik


Imunoglobulin G (Ig G)
Imunoglobulin M (Ig M)
Fungsi :
 Mencegah gerakan M patogen

 Memudahkan fagositosis

 Aglutinator

 Mengaktifkan C via jalur klasik

 Respon primer terhadap suatu antigen

 Fiksasi komplemen

 Reseptor antigen pada permukaan sel B


Imunoglobulin M (Ig M)
Imunoglobulin D (Ig D)
 Marker diferensiasi sel B yg sudah
matang
 Kadar meningkat pada infeksi dini

(akut)
 Fungsi utama belum jelas

 Ditemukan pada banyak permukaan sel

B
Imunoglobulin D (Ig D)
Imunoglobulin A (Ig A)
 Terdapat dengan 2 struktur,
1. IgA serum ( monomer atau dimer )
2. Ig A sekretori ( dimer )
 keduanya mempunyai rantai J (J Chain)
FUNGSI UTAMA :
-Ig A sekretori menghalangi pengikatan
bakteri dan virus pada membran mukosa
-tidak mengikat komplemen
Imunoglobulin A (Ig A)
 Kadar dalam serum sedikit, meningkat pada
infeksi kronik saluran napas & GIT.
 Menetralisir & mencegah kontak toxin, virus
 Terdapat di cairan sekresi RT, GIT, UGT, air
mata, keringat, saliva, ASI
Imunoglobulin A (Ig A)
Imunoglobulin E (Ig E)
Fungsi Utama :
 melepaskan mediator dari sel mast dan

basofil setelah seseorang terkena


allergen
 pertahanan utama thd infeksi cacing

( dengan melepas enzim dari eosinofil )


 tidak memfiksasi komplemen
Imunoglobulin E (Ig E)
 Mudah diikat sel mast, basofil,
eosinofil
 Kadar meningkat pada :
 Alergi, infeksi cacing,

Schistosomiasis, trikinosis
 Imunitas parasit
Imunoglobulin E (Ig E)
65
Inisiasi Respon Imun
 Efek masuknya antigen ke dalam tubuh
 Bagaimana respon imun dapat terjadi
 Mekanisme penghancuran antigen oleh
sistem imun alamiah
YOUR ACTIVE IMMUNE DEFENSES
INDUCTION OF AN IMMUNE
RESPONSE
Foreign invaders - viruses, bacteria, allergens, toxins and
parasites- constantly bombard our body.


Innate Immunity Adaptive Immunity
- invariant (generalized) - variable (custom)
- early, limited specificity - later, highly specific
- the first line of defense - ‘‘remembers’’ infection

1. Barriers - skin, tears 1. APCs present Ag to T cells


2. Phagocytes - neutrophils, 2. Activated T cells provide help to B
macrophages cells and kill abnormal and
3. NK cells and mast cells infected cells
4. Complement and other proteins 3. B cells - produce antibody
69 specific for antigen
STARTING AN IMMUNE RESPONSE
Foreign invaders - viruses, bacteria, allergens, toxins
and parasites - constantly bombard our body.

    

The response to this assault is a carefully orchestrated and


controlled interaction between immune cells with the ultimate
goal to eliminate the invader by pathogen-specific mechanisms.
70
 Sel-sel sistem imun nonspesifik/spesifik
memiliki reseptor yg dikhususkan utk
mengenal spesifitas. Hanya molekul yg
memiliki epitop akan dikenal sel sistem
imun.
Inflamasi/ Peradangan
 Merupakan respons lokal tubuh thd
infeksi atau perlukaan
 Tidak spesifik hanya untuk infeksi
mikroba, tetapi respons yg sama juga
terjadi pada perlukaan akibat suhu
dingin, panas, atau trauma
 Pemeran utama: fagosit, a.l: neutrofil,
monosit, & makrofag
Tahap inflamasi
1. Masuknya bakteri ke dalam jaringan
2. Vasodilatasi sistem mikrosirkulasi area yg
terinfeksi  meningkatkan aliran darah
(RUBOR/kemerahan & CALOR/panas)
3. Permeabilitas kapiler & venul yang terinfeksi
terhadap protein meningkat  difusi protein &
filtrasi air ke interstisial (TUMOR/bengkak &
DOLOR/nyeri)
4. Keluarnya neutrofil lalu monosit dari kapiler &
venula ke interstisial
5. Penghancuran bakteri di jaringan  fagositosis
(respons sistemik: demam)
6. Perbaikan jaringan
INTERFERON
 Gol.protein yang secara nonspesifik
mampu mempertahankan tubuh
terhadap infeksi yang disebabkan virus
 Berfungsi menghambat replikasi virus
Mekanisme antiviral interferon
 Pada saat virus menginfeksi sel  sel
mengeluarkan interferon kedalam cairan
ekstraseluler
 Interferon akan berikatan dgn reseptor di membran
sel yang berdekatan
 Interferon tidak memiliki aktifitas antivirus langsung
tetapi dpt memicu pembentukan enzim-enzim
penghambat virus oleh sel hospes
 Enzim yg dikeluarkan sel akan merusak messenger
RNA virus dan menghambat sintesa protein 
replikasi virus terhambat.
SISTEM KOMPLEMEN
 Merupakan sekelompok protein plasma yang
apabila diaktifkan secara sekuensial dapat
menghancurkan sel-sel asing dengan
menyerang membran plasma.
 Kurang lebih 30 jenis protein
 Diberi kode C1 – C9
 Lima komponen akhir C5-C9 membentuk
kompleks protein yang besar  membrane
attack complex  lisis sel
Antigen presentation
Sel T memiliki antigen
khusus - mengenali
molekul pd permukaannya
yang disebut reseptor sel
T (TCR). Sebuah APC yang
memiliki antigen tertelan
T helper "menyajikan" potongan Ag
cell
pada molekul MHC ke sel
Antigen-presenting cells T dengan docking dengan
(APCs) may be macrophages
or B cells
yang TCR. Ini, dan sinyal
ke-2, mengaktifkan sel T.
84

Anda mungkin juga menyukai