Anda di halaman 1dari 32

BAB V.

BALOK STATIS TAK TENTU


5.1. Konsep Dasar
Struktur Statis Tak Tentu (STT) terjadi dikarenakan adanya kelebihan
dan kekurangan jumlah komponen reaksi perletakkannya tidak sama
dengan jumlah persamaan keseimbangan statisnya. Agar struktur
tersebut dapat diselesaikan maka dirubah menjadi struktur statis
tertentu. Akibat perubahan tersebut maka gaya kelebihan yang terjadi
dapat digantikan dengan momen primer, yang dianggap sebagai beban
momen.
Momen Primer adalah momen yang terjadi pada ujung batang sebagai
akibat dari beban – beban yang bekerja disepanjang batang. Besarnya
momen primer sama dengan momen jepit (momen reaksi) dengan tanda
atau arah yang berlawanan. Dengan kata lain, momen jepit atau momen
reaksi merupakan kebalikan dari momen primer. Selanjutnya besarnya
momen primer dapat dilihat pada table 5.1. dibawah ini.
Gambar 5.1. Momen Primer dan Momen Reaksi
Tabel 5.1.a. Momen Primer
Lanjutan Tabel 5.1.a. Momen Primer
Tabel 5.1.b. Momen Primer
Lanjutan Tabel 5.1.b. Momen Primer
Sebagai contoh struktur terkekang dengan
beban merata penuh sebagaimana tergambar
pada gambar 5.1.a dapat di rubah menjadi
struktur statis tertentu seperti pada gambar
5.1.b. Akibat adanya perubahan tumpuan
jepit menjadi sendi atau rol maka pada
tumpuan tersebut terdapat beban momen
yang besarnya sama dengan momen primer.
Agar penyelesaiannya lebih mudah maka
struktur yang tergambar pada gambar 5.1.b.
tersebut dapat dipisah – pisahkan lagi
menjadi 3 (tiga) struktur sederhana (simple
beam) sebagaimana tergambar pada gambar
5.1.c , gambar 5.1.d dan gambar 5.1.e.

Gambar 5.1. Balok terkekang Dengan


Beban Merata Penuh
Dalam penyelesaiannya struktur
tersebut dihitung sendiri – sendiri
baik reaksi perletakkan, gaya
lintang maupun momennya,
kemudian hasil akhir merupakan
penjumlahan dari 3 (tiga) struktur
tersebut.
Gambar 5.1.b. merupakan struktur
sederhana yang menahan beban
merata, momen di A dan momen
di B. Sedangkan gambar 5.1.c.
struktur yang menahan beban
merata saja, gambar 5.1.d. yang
menahan beban momen di A dan
gambar 5.1.e. yang menahan
momen di B

Gambar 5.1. Balok terkekang Dengan


Beban Merata Penuh
5.2. Struktur Terkekang Dengan Beban Merata Penuh
Struktur terkekang dengan beban merata penuh sebagaimana gambar
5.1.a. dapat diselesaikan dengan cara dirubah menjadi struktur statis
tertentu sebagaimana dijelaskan sebelumnya diatas.

5.2.1. Reaksi Perletakkan dan Gaya Lintang


Reaksi perletakkan merupakan jumlah dari reaksi perletakan
akibat beban merata dari gambar 5.1.c, akibat beban momen dari
gambar 5.1.d dan akibat momen dari gambar 5.1.e. Besarnya
momen primer diambil dari table 5.1., yaitu sebesar :
Reaksi perletakkan akibat beban merata ( gambar 5.1.c )

Reaksi perletakkan akibat momen di A ( gambar 5.1.d )

Reaksi perletakkan akibat momen di B ( gambar 5.1.e )


Dengan demikian reaksi perletakkan di A dan B, sebagai berikut :

Berdasarkan hasil reaksi perletakkan tersebut gaya lintang dapat


Digambar sebagaimana gambar 5.2.a yang berupa diagram gali
lintang (Shearing Force Diagram), disingkat SFD.

5.2.2. Momen
Momen merupakan gabungan dari hasil momen akibat beban
merata dari gambar 5.1.c, akibat beban momen dari gambar 5.1.d
dan akibat momen dari gambar 5.1.e. Momen maksimum akan
terjadi pada SFD sama dengan nol, berdasarkan gambar 5.2.a
terletak ditengah bentang.
Momen akibat beban merata (gambar
5.1.c)

Hasil momen dapat digambarkan


sebagaimana gambar 5.2.b yang
berupa diagram momen lentur
(Bending Momen Diagram), disingkat
2
BMD. 𝑞.𝐿
24

2
𝑞.𝐿
24
Gambar 5.2. SFD dan BMD
Momen akibat beban momen di A dan B
( gambar 5.1.d dan gambar 5.1.e ) dapat dihitung
bersamaan dan hasilnya digambarkan pada
gambar 5.2.c.

Momen ditengah bentang besarnya sama dengan


sehingga didapat :

Gabungan akibat beban merata dan momen dapat


digambarkan sebagaimana gambar 5.2.d. dan jika
disederhanakan maka hasilnya sebagaimana
gambar 5.2.e., besarnya momen yaitu :

2
𝑞.𝐿
24

2
𝑞.𝐿
24

Gambar 5.2. SFD dan BMD


Contoh Soal 5.1.
Jika diketahui struktur terjepit dengan
beban merata penuh seperti pada gambar
5.1.a. dengan beban q sebesar 8 kN/m dan
Panjang bentang sebesar 10 meter. Hitung
dan gambarlah gali lintang dan momennya.

Penyelesaiannya :

• Reaksi Perletakkan dan Gaya Lintang


Reaksi perletakan merupakan jumlah
dari reaksi perletakkan akibat beban
merata dari gambar 5.1.c, akibat beban
momen dari gambar 5.1.d dan akibat
beban momen dari gambar 5.1.e.
Besarnya Momen Primer diambil dari
table 5.1., yaitu sebesar :

Gambar 5.1. Balok terkekang Dengan


Beban Merata Penuh
Reaksi akibat beban merata penuh (gambar 5.1.c)

Reaksi perletakkan akibat momen di A ( gambar 5.1.d )


Reaksi perletakkan akibat momen di B
( gambar 5.1.e )

Dengan demikian reaksi perletakkan di A


dan B, sebagai berikut :

Berdasarkan hasil reaksi perletakkan


tersebut gaya lintang dapat Digambar
sebagaimana gambar 5.2.a, yang berupa
2
diagram gaya lintang (Shearin Force 𝑞.𝐿
Diagram), disingkat SFD. 24

2
𝑞.𝐿
24

Gambar 5.2. SFD dan BMD


• Momen
Momen merupakan gabungan dari hasil momen akibat beban merata dari gambar
5.1.c., akibat beban momen dari gambar 5.1.d., dan akibat momen dari gambar
5.1.e. Momen maksimum akan terjadi pada SFD sama dengan nol berdasarkan
gambar 5.2.a terletak ditengah bentang.

Momen akibat beban merata ( gambar 5.1.c ) :

Hasil momen dapat digambarkan sebagaimana gambar 5.2.b yang berupa diagram
momen lentur (Bending Momen Diagram), disingkat BMD.
Momen akibat beban momen di A dan B (gambar 5.1.d. dan gambar 5.1.e.) dapat
dihitung bersamaan dan hasilnya digambarkan pada gambar 5.2.c.

kNm

Momen ditengah bentang besarnya sama dengan sehingga didapat :

kNm

Gabungan akibat beban merata dan momen dapat digambarkan sebagaimana gambar
5.2.d dan jika disederhanakan maka hasilnya sebagaimana gambar 5.2.e. , besarnya
momen yaitu :
40 kN

40 kN
0 kNm 0 kNm

100 kNm

66,67 kNm 66,67 kNm 66,67 kNm

66,67 kNm 66,67 kNm

33,33 kNm
66,67 kNm 66,67 kNm

33,33 kNm
Gambar 5.3. SFD dan BMD
5.3. Struktur Terkekang Dengan Beban Merata Sebagian
Struktur terkekang dengan beban merata
sebagian sebagaimana gambar 5.3.a.
merupakan struktur statis tak tentu. Agar (a)

struktur tersebut dapat diselesaikan maka


dapat dirubah menjadi struktur statis tertentu.
Akibat perubahan tersebut, maka gaya (b)
kelebihan yang terjadi dapat digantikan
dengan momen primer, sebagaimana
tergambar pada gambar 5.3.b. Dengan
demikian struktur tersebut sudah menjadi (c)

struktur statis tertentu dengan beban merata


dan beban momen diujungnya. Untuk
mempermudah penyelesaiannya maka struktur (d)
tersebut dapat dipisah – pisahkan menjadi
struktur sederhana sebagaimana tergambar
pada gambar 5.3.c, gambar 5.3.d dan gambar (e)
5.3.e.

Gambar 5.3. Balok Terkekang Dengan


Beban Merata Sebagian
5.3.1. Reaksi Perletakkan dan Gaya Lintang
Reaksi perletakkan merupakan jumlah dari
reaksi perletakan akibat beban merata dari
gambar 5.3.c, akibat beban momen dari (a)

gambar 5.3.d dan akibat momen dari


gambar 5.3.e. Besarnya momen primer
diambil dari table 5.1., yaitu sebesar : (b)

(c)
Reaksi akibat beban merata Sebagian
(gambar 5.3.c)

(d)

(e)

Gambar 5.3. Balok Terkekang Dengan


Beban Merata Sebagian
(a)
Reaksi akibat momen di A
(Gambar 5.3.d.) :
(b)

(c)
Reaksi akibat momen di B
(Gambar 5.3.e.) :

(d)

(e)

Gambar 5.3. Balok Terkekang Dengan


Beban Merata Sebagian
Dengan demikian reaksi perletakkan di A dan B, sebagai berikut :

Berdasarkan hasil reaksi perletakkan tersebut gaya lintang dapat Digambar


sebagaimana gambar 5.4.a, yang berupa diagram gaya lintang (Shearin Force
Diagram), disingkat SFD.

5.3.2. Momen
Momen merupakan gabungan dari hasil momen akibat beban
merata dari gambar 5.3.c, akibat beban momen dari gambar 5.3.d
dan akibat momen dari gambar 5.3.e. Momen maksimum akan
terjadi pada SFD sama dengan nol, yang terletak pada x dari A .
Berdasarkan gambar 5.4.a jarak sebagai berikut :
Momen akibat beban merata
(5.3.c) :
0

Gambar 5.4. SFD dan BMD


Hasil momen dapat digambarkan
sebagaimana gambar 5.4.b. yang berupa
diagram momen lentur ( Bending
Momen Digram ) , disingkat BMD.

Momen akibat beban momen di A dan B


( gambar 5.3.c dan gambar 5.3.d ) dapat
digambarkan seperti pada gambar 5.4.c

Gambar 5.4. SFD dan BMD


Gabungan akibat beban merata dan momen dapat digambarkan sebagaimana
gambar 5.4.d dan jika disederhanakan maka hasilnya sebagaimana gambar 5.4.e.
besarnya momen yaitu :
Contoh Soal 5.2

Jika diketahui struktur terjepit dengan beban merata sebagaian seperti tergambar
dibawah ini dengan beban q sebesar 8 kN/m dan Panjang bentang sebesar 10
meter. Hitung dan gambarlah gaya lintang dan momennya.

q = 8 kN/m

A B

5m 5m
TERI
MA
KASI
H

Anda mungkin juga menyukai