Anda di halaman 1dari 87

Pertemuan 10 dan 11

Simplisia dan Teknologi Pembuatan


Apt. Septiani Martha, M.Farm.
Definisi Simplisia
• Berdasarkan Materia Medika Indonesia
Simplisia adalah bahan alamiah yang dipergunakan
sebagai obat yang belum mengalami pengolahan
apapun juga dan kecuali dikatakan lain, berupa
bahan yang telah dikeringkan
Simplisia Nabati

Simplisia Hewani Penggolongan Simplisia


Simplisia Pelikan
(Mineral)
Simplisia Nabati
Simplisia Nabati
Simplisia berupa tanaman untuh, bagian tanaman atau
eksudat tanaman
Eksudat Tanaman
Isi sel yang secara spontan keluar dari tanaman atau isi sel
dengan cara tertentu dikeluarkan dari selnya, atau zat-zat
nabati lainnya yang dengan cara tertentu dipisahkan dari
tanamannya dan belum berupa zat kimia murni, seperti
gom, lateks, tragakan, oleoresin, dan sebagainya
Simplisia Hewani
• Simplisia Hewani
Simplisia yang berupa hewan utuh, bagian
hewan atau zat-zat yang berguna yang
dihasilkan oleh hewan dan belum berupa
zat kimia murni
Adeps Lanae
• Nama lain : Lemak Bulu Domba, Lanolin, Wool Fat
• Sumber : bulu domba Ovies aries (Bovidae)
• Pemerian : Liat, likat, warna kuning muda, atau
kuning pucat, agak tembus cahaya, baulemah dan
khas.
• Kegunaan: Sebagai basis salep penyerap air, bahan
kosmetik dan krim, sabun, pasta, pil.
• Bagian yang digunakan: Lemak yang dimurnikan
dari bulu domba.
• Kandungan : ester asam lemak dengan kolesterol,
lanosterol, dihidrolanosterol, asam-asam lemak
(palmitat, miristinat, lanosterat, dan karnaubat),
alkohol alifatis (seril- dan setil- alkohol)
Adeps Lanae (Lanjutan ...)
• Cara memperoleh: Lanolin kasar
disaponifikasi dengan alkali lemah 
disentrifugasi utk menghilangkan fase
air  lapisan lanolin dipisahkan 
diberi kalsium klorida  dilebur dgn
kapur utk mendehidrasi lanolin 
lanolin diekstraksi dgn aseton 
pelarut dihilangkan dgn destilasi
Cera Flava
• Sinonim : Malam kuning, Yellow Bees Wax
• Sumber : malam diperoleh dari sarang lebah pekerja
Apis mellifera (L.) (Apidae)
• Kandungan : Mirisin (=Mirisilpalmitat), serin atau
asam serotinat, asam melisinat, mirisil-alkohol,
hidrokarbon heptakosan dan hentrakontan.
• Pemerian : Zat padat, jika dingin agak rapuh, jika
hangat menjadi elastis, bekas patahan buram dan
berbutir warna coklat kekuningan, bau enak seperti
madu.
• Kegunaan : bahan salep dan krim
• Penyimpanan : dalam wadah tertutup baik
• Sediaan : Oculentum Hydrargyri Oxydi Flavi (FOI)
Cera Alba
• Sinonim : Malam Putih (White Bees wax)
• Sumber : malam kuning yang diputihkan, dulu diputihkan
secara dijemur dan bentuk pita-pita tipis. Sekarang dioksidir
dengan hidrogenperosida, kalium permanganat atau benzoil-
peroksida.
• Pemerian : Zat pada lapisan tipis bening warna putih
kekuningan, bau lemah.
• Kandungan : Mirisin (Mirisilpalmitat), terdapat pula asam
serotinat, serasin (campuran parafin), asam melisinat, seril-
alkohol.
• Kegunaan : bahan salep dan cream
• Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik.
• Sediaan : Methylis Salicylatis unguentum (F.N),Unguentum
Leniens
Adeps Suillus
• Sinonim : Lemak babi, Lard
• Sumber : Lemak dari rongga perut Sus scrofa (L.)
(Suidae) yang telah dimurnikan
• Pemerian : Lemak lunak, likat, warna putih bau lemak
tapi tidak tengik, jika dileburkan menjadi cairan jernih
dan kemudian dibiarkan, tidak terpisah air.
• Kegunaan : Bahan dasar salep, emplastrum,
bahan makanan
• Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik.
Spermaseti
• Sinonim : Cetaceum, Spermaseti
• Sumber : Malam padat murni yang diperoleh dari minyak
lemak yang terdapat pada kepala, lemak dan badan ikan
Physeter macrosephallus,
Physeter catodon (L.) dan Hyperoodon rostratus (Miller)
(Physeteridae)
• Pemerian : Massa hablur bening, licin, warna putih mutiara,
bau dan rasa lemah.
• Kandungan : Setin ( = setilpalmitat ), setilstearat, setiloleat,
setilaurat, setilmiristinat, dan setil alcohol.
• Kegunaan : Bahan dasar salep
• Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik.
Spermaseti (lanjutan...)
• Cara memperoleh : Binatang menyusui ini
kepalanya besar, bagian atas kepala berisi
cairan yang setelah binatangnya mati, menjadi
padat putih seperti bunga karang, merupakan
campuran setaseum dan minyak lemak.
Dengan perasan, pencucian dengan soda dan
lain sebagainya diperoleh setaseum murni.
• Sediaan : Unguentum Leniens (Form. Nas).
Gelatinum
• Nama lain : Gelatina, gelatin
• Definisi : Gelatin adalah protein yang diperoleh dari hasil
hidrolisis kalogen hewan
• Pemerian : lembaran/serbuk/butiran, tidak berwarna atau kuning
pucat, bau dan rasa lemah.
• Isi : Glutina tersusun atas glikol, leusin, prolin, asam glutamat,
lisisn, argini, alanin, asam asparoginat,fenilalanin, oksiprolin, dan
histidin.
*Kualitas dan sifat-sifat gelatina ditetapkan oleh perbandingan
antara glutina dan khondrina yang terdapat padanya.
• Kegunaan : Coating agent; film-former; gelling agent; suspending
agent; tablet binder; viscosity-increasing agent, cangkang kapsul
lunak dan keras; pembawa injeksi Pikti; bahan makanan jelly;
pelapis kuku utk merawat kuku
Gelatinum (lanjutan...)
Dua macam tipe gelatin yaitu :
1. Type A dengan titik iso-elektrik pada pH 7-9, diperoleh
dari partial acid hydrolysis
2. Type B dengan titik iso-elektrik pada pH 4,7-5,0,
diperoleh dari partial alkaline hydrolysis
Gelatina makanan dapat dibuat dari 3 sumber utama,
yaitu :
3. tulang-tulang yang sudah bersih : Tulang yang diolah
dengan asam klorida menghasilkan garam kalsium yang
larut dalam Osein
4. kulit babi yang baru dibekukan : Kulit babi yang diolah
dengan asam klorida dan disari pada pH 3,5 – 5 akan
menghasilkan lemak dan gelatin tipe A.
5. kulit sapi muda : Osein dan kulit sapi muda jika diolah
Chitosan
• Sinonim : Deacetylated chitin, kitosan
• Definisi : Chitosan adalah bahan komersial yang
diproduksi dari kulit hewan air yang berkulit keras,
seperti udang dan kepiting yang diolah secara kimia.
• Pemerian : tidak berbau, serbuk atau serpihan
berwarna putih atau krem
• Kegunaan : bahan penyalut, disintegran, bahan
pembentuk film, bahan pengikat, bahan peningkat
viskositas.
Chitosan (Lanjutan...)
• Cara memperoleh: Kulit dihilangkan proteinnya dengan
penambahan larutan NaOH 3-5%  dinetralkan  kalsium
dihilangkan dengan larutan asam hidroklorat 3–5% pada suhu ruang
 endapan kitin  dikeringkan  diasetilasi (N-deacetylation)
menjadi kitosan dengan penambahan larutan NaOH 40–45% pada
suhu yang ditingkatkan  endapan dicuci dengan air bahan
dilarutkan dengan asam asetat 2% dan bahan tidak larut dibuang 
supernatan dinetralkan dengan larutan NaOH  endapan putih
(kitosan)
• Cara lain: serbuk cangkang + HCl encer 5% diamkan 24 jam  +
CaCl2 (Ca dan pengotor dihilangkan)  ekstrak cair warna pink
dipucatkan dgn H2O2 dlm asam 5-6 jam pada suhu ruang. Hasilnya
diasetilasi pd suhu 120 C dgn campuran KOH )3 bag)’ etanol (1
bag); dan etilen glikol (1 bag)  Chitosan diperoleh sbg padatan
amorf.
SIMPLISIA HEWAN YANG BERKHASIAT
OBAT
Tyroidum
• Nama lain: Tiroida
• Sumber : Serbuk kering dari kelenjar tiroid binatang
menyusui, telah dibersihkan dari jaringan pengikat dan
lemak.
• Pemerian :Serbuk warna kekuningan hingga coklat,
bau lemah, mirip bau daging rasa asin.
• Kandungan :Tiroksin, triyodotironin, diyodotirosin,
Mono yodo tirosin.
• Kegunaan : Pengobatan terhadap hipotiroidisme
(kerdil dan myxoedema).
• Sediaan :Thyroidi Compressi (F.I.)
Mel Depuratum
• Nama Sinonim : Madu murni
• Nama hewan asal : lebah Apis mellifera (L.)
(Apidae)
• Bagian yang diambil : Madu
• Kandungan : Gula invert, sakarosa, dekstrin, abu,
air, zat atsiri aromatik, asam semut (sedikit).
• Kegunaan : sebagai sumber hidrat arang yang mudah
dicerna, reduktor dalam sediaan-sediaan ferro.
• Pemerian : Cairan kental serupa sirup, bening, warna
kuning muda sampai coklat kekuningan, rasa manis
khas bau enak khas, jika dipanaskan diatas penangas
air bau menjadi lebih kuat, tetapi tidak berubah.
Mel Depuratum (Lanjutan...)

• Cara memperoleh :
Madu yang diperoleh dari sarang lebah 
dimurnikan dengan pemanasan dibawah suhu 80C
didiamkan  kotoran yang mengapung diambil 
madu diencerkan dengan air secukupnya hingga
bobot per ml memenuhi persyaratan.
Oleum Lecoris Asseli
• Sinonim : Oleum Morrhuae, Cod Liver Oil,
Minyak ikan
• Sumber : hati ikan Gadus morhua L.
(Gadidae)
• Kandungan : vitamin A dan D serta EPA dan
DHA
• Pemerian : Cairan minyak, encer, warna
kuning pucat, bau khas, tidak tengik, bau
seperti ikan, rasa khas, agak manis
• Kegunaan : mempercepat penyembuhan luka
bakar, koreng, menekan sakit dan luka pada
permukaan.
Oleum Lecoris Asseli (lanjutan...)
• Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat,
terisi penuh, terlindung dari cahaya dapat
digunakan botol atau wadah lain yang telah
dikeluarkan udaranya dengan cara hampa
udara atau dialiri gas inert
• Dosis lazim :
Dewasa : 1 x pakai = 5 ml
1 x hari = 8 - 30 ml
Simplisia Mineral
• Simplisia yang berupa mineral (pelikan)
yang belum diolah atau diolah dengan
cara sederhana dan belum berupa zat
kimia murni
PARAFFINUM
• Sinonim : Hard wax; paraffinum durum; paraffin wax
• Definisi : Campuran hidrokarbon jenuh padat yang
dimurnikan dengan rumus formula CnH2n+2, dan
diperoleh dari petroleum atau serpihan yang
mengandung minyak.
• Kegunaan : basis salep, bahan penyalut kapsul dan
tablet, bahan pengeras.
• Cara memperoleh : dibuat dengan destilasi dari
petroleum, lalu dipurifikasi dengan asam dan
selanjutnya difiltrasi.
VASELINUM
• Sinonim : Vaselin, Petrolatum
• Kegunaan : Emollient; ointment base.
• Pemerian : berwarna kuning pucat sampai kuning,
transparan, tidak berbau, tidak berasa.
VASELINUM (lanjutan...)
• Cara memperoleh : vaselin kuning merupakan residu
semisolid sisa dari proses destilasi vakum atau uap
petroleum. Residu ini mengalami proses pembuatan
malam dan/atau pencampuran dengan bahan dari
sumber lain. pemurnian akhir dilakukan dengan
kombinasi hidrogenasi tekanan tinggi atau diberi asam
sulfur kemudian disaring melewati adsorben. Suatu
antioxidan yang cocok dapat ditambahkan.
Vaselin putih adalah vaselin yang mengalami proses
pemucatan (penghilangan warna).
Tata Nama Simplisia
• Dalam ketentuan umum Farmakope Indonesia,
nama simplisia tumbuhan ditulis dengan
menyebutkan nama genus atau spesies nama
tanaman, diikuti nama bagian tanaman yang
digunakan • Radix = Akar
• Fructus = Buah
• Cortex = Kulit
• Semen = Biji
• Lignum = Kayu
• Flos = bunga
• Caulis = Batang
• Herba =
Seluruh bagian
Contoh.........................
TATA NAMA SIMPLISIA
Nama latin : Orthosiphonis stamineus
Bagian yang digunakan : Daun
Latin Simplisia : Orthosiphonis Folium
Indonesia : Daun Kumis kucing
TATA NAMA SIMPLISIA
Nama latin : Zingiber officinale
Bagian yang digunakan : Rimpang
Latin Simplisia : Zingiberis Rhizoma
Indonesia : Rimpang Jahe
TATA NAMA SIMPLISIA
Nama latin : Piper nigrum
Bagian yang digunakan : Buah
Latin Simplisia : Piperis Nigri Fructus
Indonesia : Buah Lada Hitam
TATA NAMA SIMPLISIA
Nama latin : Syzygium aromaticum
Eugenia caryophyllus
Bagian yang digunakan : Bunga
Latin Simplisia : Caryophylli Flos
Indonesia : Bunga Cengkeh
TATA NAMA SIMPLISIA
Nama latin : Cinnamomum zeylanicum
Bagian yang digunakan : Kulit Kayu
Latin Simplisia : CINNAMOMI CORTEX
Indonesia : Kulit Kayu Manis
TATA NAMA SIMPLISIA
Nama latin : Myristica fragrans
Bagian yang digunakan : Biji
Latin Simplisia : MYRISTICAE SEMEN
Indonesia : Pala
TAHAPAN PEMBUATAN
SIMPLISIA
Menjamin keseragaman senyawa aktif,
keamanan maupun kegunaannya, maka simplisia
harus memenuhi persyaratan minimal, dan untuk
dapat memenuhi syarat minimal itu, ada
beberapa faktor yang berpengaruh, antara lain
adalah:
1. Bahan baku simplisia.
2. Proses pembuatan simplisia termasuk cara
penyimpanan bahan baku simplisia.
3. Cara pengepakan dan penyimpanan simplisia
Pemilihan sumber tanaman obat sebagai
bahan baku simplisia nabati merupakan
salah satu faktor yang sangat berpengaruh
pada mutu simplisia, termasuk di dalamnya
pemilihan bibit (untuk tumbuhan hasil
budidaya) dan pengolahan maupun jenis
tanah tempat tumbuh tanaman obat.
Asal Tumbuhan
Tanaman Budidaya
• Tanaman ini sengaja dibudidaya untuk itu bibit tanaman
harus dipilih yang baik, ditinjau dari penampilan atau
dengan kata lain berkualitas atau bermutu tinggi.
• Simplisia yang berasal dari tanaman budidaya selain
berkualitas, juga sama rata atau homogen sehingga dari
waktu ke waktu akan dihasilkan simplisia yang bermutu
mendekati konsisten.
• Demikian juga terdapat faktor lain yang berpengaruh
terhadap penampilan dan kandungan kimia suatu tanaman
antara lain tempat tumbuh, iklim, pemupukan, waktu
panen, pengolahan pasca panen.
Kenapa tidak dipilih tumbuhan
liar???
• Karena tidak memiliki kejelasan asal-usul
bahan, kemurnian spesies, umur dan saat
panen, cara budidaya, cara panen, dan
kondisi ingkungan tumbuhnya termasuk
iklim, kandungan zat hara dan air dalam
tanah
Simplisia nabati yang berasal dari tanaman
belum tentu dapat diolah, digunakan secara
langsung, atau dipasarkan sebagai
komoditas, terutama dalam kapasitas
produksi.
Terdapat beberapa tahapan yang perlu
untuk dilakukan terlebih dahulu sebelum
suatu bahan simplisia nabati dipasarkan
atau dapat digunakan dan diolah menjadi
suatu olahan produk bahan alam
• Simplisia menurut MMI hanya untuk penggunaan
pengobatan
• Secara umum adalah simplisia nabati yang telah melalui
proses pasca panen dan proses preparasi secara
sederhana menjadi bentuk produk kefarmasian yang
siap pakai atau siap diproses lebih lanjut yaitu:
– Jamu: siap pakai dalam bentuk serbuk halus untuk
diseduh sebelum diminum
– Infus: siap dipakai untuk dicacah dan digodok sebagai
jamu godokan
– Diproses lebih lanjut untuk dijadikan produk sediaan
farmasi lain yang umumnya melalui proses ekstraksi,
separasi dan pemurnian yaitu menjadi ekstrak, fraksi
atau bahan isolat senyawa murni
Pengelolaan pasca panen
Pengelolaan pasca panen tanaman obat
merupakan suatu perlakuan yang diberikan
kepada hasil panen tanaman obat hingga produk
siap dikonsumsi atau menjadi simplisia sebagai
bahan baku obat tradisional atau obat alam.
Tujuan pengelolaan pasca panen
• Melindungi bahan baku dari kerusakan fisik dan
kimiawi, sehingga dapat mempertahankan mutu
bahan baku atau simplisia yang dihasilkan,
terutama menjamin keseragaman senyawa aktif,
keamanan, dan khasiat sediaan (produk akhir).
• Menjamin ketersediaan bahan baku tanaman
obat yang bermutu dalam jumlah cukup dan
berkelanjutan
Sarana Prasarana dan Sumber Daya
Manusia (SDM)
• Bangunan: Rancangan dan pengelolaan
gedung pasca panen harus mengutamakan
kebersihan untuk mencegah terjadinya
kontaminasi dari bahan pencemar
• Peralatan : Material alat yang digunakan
berupa peralatan yang terbuat dari bahan yang
tidak beracun, bersifat inert (netral), dan
mudah dibersihkan.
Peralatan yang digunakan pada Proses
penanganan pasca panen
• Bak pencucian bertingkat,
• Rak penirisan
• Keranjang pencucian,
• Air pencuci yang memenuhi syarat kesehatan,
• Rak pengering,
• Alat pengukur suhu dan kelembapan,
• Alat pengubah bentuk (penyerut, perajang, dan
penyerbuk)
Peralatan yang digunakan pada Proses
penanganan pasca panen
• Oven pengering,
• Bahan pengemas,
• Lemari penyimpanan,
• Kotak plastik penyimpanan,
• Blower, gunting, kain hitam,
• Vacuum cleaner,
• Ruang penyimpanan (gudang),
• Timbangan gantung,
• Timbangan Analisa,
• Alat pengepres simplisia, dan label
Lanjutan....
• SDM
– Pelatihan “Pelaksana kegiatan pasca panen haruslah
orang yang telah terlatih dan memiliki kompetensi di
bidang pasca panen yang dapat diperoleh melalui
pelatihan ataupun magang.
– Keamanan “Pelaksana pasca panen harus mengenakan
pakaian dan sepatu khusus untuk melindungi tubuh,
alat pelindung yang sesuai.
– Kebersihan “Kebersihan menjadi perhatian penting
untuk mencegah terjadinya kontaminasi akibat adanya
pengotor, kontaminan, ataupun bahan lain yang tidak
diinginkan
Tahapan Penyiapan Simplisa
Pengumpulan
Sortasi Basah Pencucian Penirisan
bahan baku

Pengemasan Sortasi Kering Pengeringan Perajangan

Penyimpanan Pemeriksaan
dan Pelabelan Mutu

Pemipilan
Pemotongan
Penyerutan
Perajangan
Pengupasan
1. Pengumpulan Bahan Baku
Faktor yang perlu
Tahap diperhatikan dalam
Pengumpulan pemanenan suatu
Bahan Baku simplisia nabati
(Panen)
a. Bagian tanaman
Tahap yang sangat menentukan untuk yang dipanen
mendapatkan simplisia dengan kualitas b. Waktu pemanenan
yang memenuhi standar c. Cara/Metode
pemanenan
2. Proses Pembuatan Simplisia
SORTASI BASAH

• Pada tahapan ini, memisahkan kotoran atau bahan asing


serta bagian tanaman lain yang tidak diinginkan dari bahan
simplisia
• Kotoran yang dimaksud dapat berupa tanah, kerikil,
rumput, tanaman lain yang mirip, bahan yang telah
busuk/rusak serta bagian tanaman lain
• Pemisahan ini bertujuan untuk menjaga kemurnian serta
mengurangi kontaminasi awal yang dapat mengganggu
proses selanjutnya, mengurangi cemaran mikroba serta
memperoleh simplisia dengan jenis dan ukuran seragam

Sortasi basah harus dilakukan secara teliti dan cermat


Proses Pembuatan Simplisia
PENCUCIAN
• Menghilangkan tanah dan kotoran lain yang melekat pada bahan
• Dilakukan dengan menggunakan air bersih, air sumber, air
sumur atau air PAM
• Khusus bahan yang mengandung senyawa aktif mudah larut,
pencucian dilakukan secepat mungkin (tidak direndam)
• Pencucian harus cermat, terutama pada simplisia yg berada
didalam tanah atau dekat dengan permukaan tanah
• Dilakukan dgn air mengalir agar kotoran yang terlepas tidak
menempel kembali
• Dilakukan dalam bak bertingkat dgn air mengalir untuk kapasitas
besar
• Penyemprotan air bertekanan tinggi /dgn sikat untuk kotoran yg
susah dibersihkan
Bak-bak pencucian bahan simplisia
Proses Pembuatan Simplisia
PENIRISAN

• Setelah bahan dicuci bersih segera ditiriskan pada rak-rak


yang telah diatur sedemikian rupa untuk mencegah
pembusukan atau bertambahnya kandungan air
• Tujuannya untuk mengurangi/menghilangkan kandungan
air pada permukaan bahan dan dilakukan sesegera
mungkin setelah pencucian
• Selama penirisan bahan dibolak-balik untuk mempercepat
penguapan, dilakukan ditempat teduh dengan aliran udara
cukup agar terhindar dari fermentasi dan pembusukan
• Setelah air yg menempel di permukaan bahan menetes
atau menguap, bahan simplisia dikeringkan dengan cara
yang sesuai
Rak-rak penirisan bahan simplisia
Proses Pembuatan Simplisia
PENGUBAHAN BENTUK

• Beberapa jenis bahan baku/simplisia seringkali harus


diubah menjadi bentuk lain, misalnya irisan, potongan dan
serutan untuk memudahkan pengeringan, pengemasan,
penggilingan dan penyimpanan serta pengolahan
selanjutnya. Selain itu, proses ini bertujuan untuk
memperbaiki penampilan fisik dan memenuhi standar
kualitas (terutama keseragaman ukuran)
• Perajangan bisa dilakukan dengan pisau (Stainless stell)
atau alat perajangan khusus (Rasingko) sehingga
menghasilkan rajangan seragam
• Simplisia serutan digunakan alat penyerut kayu (elektrik)
yg dapat diatur ketebalannya
Proses Pembuatan Simplisia
PENGUBAHAN BENTUK
• Semakin tipis ukuran hasil rajangan, semakin cepat proses
penguapan air sehingga mempercepat waktu pengeringan.
Namun jika terlalu tipis dapat menyebabkan berkurang atau
hilangnya zat berkhasiat yg mudah menguap, sehingga
mempengaruhi komposisi, bau, dan rasa yg diinginkan. Selain
itu juga menyebabkan simplisia mudah rusak saat dilakukan
pengeringan dan pengemasan.
• Ukuran ketebalan simplisia harus seragam tergantung pada
bagian tumbuhan yg diiris
• Ketebalan irisan simplisia rimpang, umbi, akar ± 3 mm, daun
dipotong melintang dengan lebar daun ± 2 cm dan kulit batang
diiris dengan ukuran 2 x 2 cm.
• Pada umumnya rimpang diiris melintang, kecuali jahe, kunyit
dan kencur dipotong membujur
Alat Pengubahan Bentuk

Proses pengirisan bahan simplisia Peralatan perajangan atau pengirisan


rimpang bahan simplisia
Lanjutan...

Proses penyerutan (elektrik)


bahan simplisia kayu
Proses Pembuatan Simplisia
PENGERINGAN

Tujuannya:
• Mengurangi kadar air (tidak boleh lebih dari 10%) agar bahan
simplisia tidak rusak dan dapat disimpan dalam jangka waktu
lama
• Menghentikan reaksi enzimatis
• Mencegah pertumbuhan kapang, jamur dan jasad renik lain
• Mencegah perubahan kimiawi
• Mengurangi volume berat bahan

Dengan matinya sel bagian tanaman, maka proses metabolisme


terhenti sehingga senyawa aktif yang terbentuk tidak diubah
secara enzimatik, kecuali umbi bawang
Proses Pembuatan Simplisia
PENGERINGAN

Ada dua macam pengeringan:


• Pengeringan secara alamiah (sinar matahari langsung untuk
bagian tanaman yg relatif keras dgn senyawa aktif yg relatif stabil
dan dikeringanginkan untuk bagian tanaman yg lunak dgn
senyawa aktif mudah menguap)
• Pengeringan buatan (menggunakan oven, oven vakum, uap
panas atau alat pengering lain)

Hal yg perlu diperhatikan:


• Suhu Pengeringan Tidak
≤60°C dan 30 - 40°C (volatil dan Terjadi
termolabil
• Kelembaban dan Aliran Udara
• Waktu (lamanya) Pengeringan Face hardening
• Luas Permukaan Bahan
Proses Pembuatan Simplisia
PENGERINGAN

Face hardening
Bagian luarnya kering tetapi bagian dalam masih basah

Faktor Penyebab:
• Rajangan terlalu tebal sehingga panas sulit menembusnya
• Suhu pengeringan terlalu tinggi dengan waktu yang
singkat
• Keadaan yg menyebabkan penguapan air di permukaan
bahan jauh lebih cepat dari pada difusi air dari dalam ke
permukaan bahan. Akibatnya bagian luar bahan menjadi
keras dan menghambat proses pengeringan lebih lanjut
Proses Pembuatan Simplisia
PENGERINGAN

Pengeringan Buatan didapatkan simplisia yg mutunya


lebih baik, Karena:
• Pengeringan lebih merata dalam waktu relatif cepat
• Tidak dipengaruhi cuaca (tidak tergantung kondisi
alam)
• Proses pengeringan dapat dipersingkat (hanya
beberapa jam) dan kadar air bahan dapat ditekan
serendah mungkin
Kelemahannya
Kekurangan dari teknik ini adalah biaya yang cukup
mahal
Proses Pembuatan Simplisia
PENGERINGAN

Pengeringan Alami didapatkan simplisia yg mutunya


lebih baik, karena:
• Pengeringan dengan cara ini memiliki keuntungan
yaitu ekonomis, serta untuk bahan yang tidak tahan
panas atau cahaya matahari cenderung lebih aman
Kelemahannya:
Pengeringan dengan cara ini cenderung membutuhkan
waktu yang lama dan jika tidak dilakukan dengan baik,
akan mengakibatkan tumbuhnya kapang
Teknik Pengeringan Alami

Proses pengeringan dengan sinar Proses pengeringan pada rak-rak


matahari langsung pengering
Teknik Pengeringan Buatan

Proses pengeringan pada


ruang pengeringan

Proses pengeringan
menggunakan oven
Lanjutan...

Proses pengeringan menggunakan blower


Proses Pembuatan Simplisia
SORTASI KERING

• Prinsipnya sama dengan sortasi basah, tetapi dilakukan


terhadap simplisia sebelum dikemas
• Tujuannya untuk memisahkan bahan-bahan asing,
simplisia yg belum kering seutuhnya dan simplisia yg
rusak akibat proses sebelumnya, sehingga menjamin
simplisia benar-benar bebas dari benda asing
• Dilakukan secara manual
• Setelah disortasi, dilakukan grading atau pemisahan
menurut ukuran sehingga diperoleh simplisia dengan
ukuran seragam
Proses sortasi kering
Proses Pembuatan Simplisia
PENGEMASAN & PEMBERIAN LABEL
• Pengepakan sangat berpengaruh terhadap mutu terkait
pengangkutan dan penyimpanan simplisia
• Tujuannya untuk melindungi simplisia saat pengangkutan,
distribusi, dan penyimpanan dari gangguan luar seperti suhu,
kelembaban, cahaya, pencemaran mikroba serta berbagai jenis
serangga

• Bahan pengemas harus kedap air dan udara serta melindungi


isinya tehadap berbagai gangguan dari luar (kain katun/ karung
yg terbuat dari plastik, jerami/goni, guci porselin dan botol kaca)
• Sebelum itu simplisia daun dan herba umumnya dimampatkan
dulu untuk mempermudah pengemasan dan pengangkutan
• Selanjutnya dikemas dgn karung plastik yg dijahit tiap sisinya
dan ditambahkan silica gel yg dibungkus
Proses Pembuatan Simplisia
PENGEMASAN & PEMBERIAN LABEL

Bahan pengemas harus memenuhi syarat:


• Bersifat Inert/netral, artinya tidak bereaksi dgn simplisia yg
dapat berakibat terjadinya perubahan bau, warna, rasa, kadar
air dan kandungan senyawa kimia aktifnya
• Mampu mencegah terjadinya kerusakan mekanis dan fisiologis
• Mudah digunakan, tidak terlalu berat dan harga relatif murah
Label ditempel harus menunjukkan informasi simplisia yg jelas
meliputi:
• Nama ilmiah tumbuhan obat dan Nama Indonesia
• Asal bahan (tempat budidaya)
• Tanggal panen dan tanggal simpan
• Berat simplisia
• Status kualitas bahan
Proses pengemasan
Proses Pembuatan Simplisia
PENYIMPANAN

Tujuannya: agar simplisia tetap tersedia setiap saat bila


diperlukan dan upaya untuk mempertahankan kualitas fisik dan
kestabilan kandungan senyawa aktif sehingga tetap memenuhi
persyaratan mutu yg ditetapkan.

Faktor yg mempengaruhi kualitas simplisia:


• Cahaya dapat mempengaruhi mutu secara fisik dan kimiawi
• Reaksi kimiawi internal, terjadinya perubahan kimia karena
proses fermentasi, autooksidasi
• Oksidasi menyebabkan teroksidasinya senyawa aktif
• Absorpsi air
• Kontaminasi (Sumber kontaminan utama berupa debu, pasir,
kotoran, dan bahan asing (tumpahan minyak, organ binatang,
dan fragmen wadah)
Proses Pembuatan Simplisia
PENYIMPANAN

Hal yg perlu diperhatikan pada tempat penyimpanan:


• Temperatur
• Intensitas cahaya
• Kelembaban

Cara penyimpanan:
Memenuhi kaidah ‘First In First Out” (FIFO)
Simplisia yg disimpan lebih awal harus digunakan terlebih dahulu
Proses Pembuatan Simplisia
PENYIMPANAN

Apabila tidak dinyatakan lain:


Simplisia disimpan di tempat terlindung dari sinar matahari
dan pada suhu kamar
Simplisia yang mudah menyerap air harus disimpan dalam
wadah tertutup rapat yang berisi kapur tohor

Disimpan terlindung dari sinar matahari berarti bahwa


simplisia harus disimpan dalam wadah atau botol yang
dibuat dari kaca inaktinik berwarna hitam, merah atau coklat
tua
Disimpan pada suhu kamar (15°-30°C) “tergantung pada
sifat dan ketahanan simplisia”.
Proses penyimpanan
Pembuatan Simplisia secara Khusus
1. Simplisia dari jamur, lumut kerak, dan spora paku-pakuan
Simplisia dijemur di bawah sinar matahari sebab materialnya
halus dan berbentuk lapisan tipis. Dikemas dalam kemasan
plastik atau kaleng, bila perlu diberi bahan pengering.
2. Akar
Dicuci bersih, diiris tipis, atau dipotong pendek sesuai dengan
ukuran akar, kemudian dijemur. Pengeringan dilakukan
dengan sinar matahari atau lemari pengering.
3. Buah
Buah berbentuk kecil atau sudah agak kering, sewaktu
dipanen seperti lada dan adas langsung dikeringkan. Buah
yang agak besar, seperti cabe merah, sebaiknya dibelah
menjadi dua atau menjadi beberapa bagian kemudian
dijemur.
Pembuatan Simplisia secara Khusus
4. Bunga
Pengeringan bunga sebaiknya tidak menggunakan matahari
secara langsung karena akan membuat mengakibatkan warna
menjadi lebih gelap. Namun perlu diperhatikan kelembapan
bunga harus serendah mungkin karena jika masih tinggi, saat
penyimpanan akan berubah warna.
5. Biji
Bila biji hanya tercemar oleh bahan organik asing, langsung
dijemur. Selama proses pengeringa, jika ada biji yang pecah
langsung dibuang untuk menghindarkan dari kapang.
6. Daun
Perlakuan seperti bunga, atau untuk beberapa yang masih
tahan dengan sinar matahari dapat menggnakan pengeringan
dengan sinar matahari kemudian setelah lebih kering diangin-
anginkan.
Pembuatan Simplisia secara Khusus
7. Kayu
Diserut tipis, pengeringan dilakukan di dalam lemari
pengering.
8. Herba
Pengeringan seperti pada kayu atau daun.
9. Kulit
Pengeringan seperti pada kayu.
10. Rimpang
Rimpang dicuci bersih, yang berukuran kecil dibiarkan utuh,
sedangkan rimpang yang besar diiris tipis memanjang atau
melintang bergantung pada permintaan pasar
Pembuatan Simplisia secara Khusus
11. Umbi
Umbi dicuci bersih, diiris tipis, jika perlu irisan tipis bagian
tengah yang besar dipotong menjadi dua atau beberapa
bagian. Perlakuan selanjutnya seperti pada kayu. Bila dalam
keadaan utuh seperti bawang merah, setelah dicuci lalu
dijemur.
12. Umbi lapis
Bila dalam keadaan utuh, seperti bawang merah, setelah
dicuci lalu dijemur.
13. Balsam, malam, getah, dan gom
Lazimnya tidak membutuhkan proses pengeringan. Bila
perlu, berbagai jenis gom dapat dijemur agar lebih kering.
Pembuatan Simplisia secara Khusus
14. Hasil pengolahan
Seperti agar-agar, jadam, dan sebagainya. Disimpan seperti
apa adanya, wadah disesuaikan dengan bentuk.
Penyimpanan hendaknya disertai dengan bahan pengering
karena beberapa bahan olahan higroskopis.
15. Minyak atsiri
Penyimpanan dalam wadah terisi penuh, tertutup baik,
terlindung dari cahaya, pada suhu kamar.
16. Minyak nabati padat
Perlakuan seperti pada lemak cokelat, lemak pala.
Penyimpanan dalam wadah tertutup baik.
Kontrol Kualitas Pascapanen
Parameter kontrol kualitas setiap tahapan pengelolaan
pascapanen tanaman obat. Parameter QC:
Sortasi :
Mikroskopis/makroskopis, persentasi bahan organik asing

Pencucian : Angka cemaran mikroba dan residu pestisida

Perajangan : Keseragaman bentuk dan ukuran

Pengeringan :
Tingkat kekeringan bahan, kestabilan kandungan kimia

Pengemasan
Angka cemaran mikroba, %kadar air/ susut pengeringan
Pemeriksaan Mutu Simplisia
• Pemeriksaan mutu simplisia dilakukan pada
waktu penerimaan atau pembeliannya dari
pengumpul atau pedagang simplisia
• Simplisia yang diterima harus berupa simplisia
murni dan memenuhi persyaratan umum untuk
simplisia (yang tercantum dalam buku Materia
Media Indonesia, Farmakope indonesia
Pemalsuan Dan Penurunan Mutu
Simplisia

Pemalsuan umumnya dilakukan secara sengaja,


sedangkan penurunan mutu mungkin dilakukan secara
tidak sengaja.

• Simplisia dianggap bermutu rendah


• Simplisia dianggap rusak
• Simplisia dinyatakan bulukan
• Simplisia dinyatakan tercampur
• Simplisia dinyatakan dipalsukan
Daftar Pustaka
• B2P2TOOT, 2015. Pedoman Budidaya, Panen
dan Pascapanen Tanaman Obat. Karanganyar :
Balai Besar Penelitian dan Pengembangan
Tanaman Obat dan Obat Tradisional
Balitbangkes Kemenkes RI.
Tugas Individu (1)
1. Uraikan apa yang dimaksud dengan simplisia?
2. Apa kaitan Materia Medika Indonesia dalam
pembuatan simplisia?
3. Apa saja yang mempengaruhi variasi senyawa
kandungan dalam produk hasil panen tumbuhan
obat?
4. Apa yang dimaksud dengan standarisasi simplisa?
5. Mengapa simplisia sebagai bahan baku ekstrak
harus tetap lebih dahulu memenuhi persyaratan
monografinya?
Tugas Individu (2)
1. Jelaskan tujuan penanganan pasca panen!
2. Jelaskan persyaratan pelaksana penanganan
pasca panen!
3. Jelaskan tujuan masing-masing proses yang
tercakup dalam penanganan pasca panen!
4. Jelaskan kontrol kualitas dari masing-masing
tahapan pelaksanaan penanganan pasca
panen!

Anda mungkin juga menyukai