• Cara memperoleh :
Madu yang diperoleh dari sarang lebah
dimurnikan dengan pemanasan dibawah suhu 80C
didiamkan kotoran yang mengapung diambil
madu diencerkan dengan air secukupnya hingga
bobot per ml memenuhi persyaratan.
Oleum Lecoris Asseli
• Sinonim : Oleum Morrhuae, Cod Liver Oil,
Minyak ikan
• Sumber : hati ikan Gadus morhua L.
(Gadidae)
• Kandungan : vitamin A dan D serta EPA dan
DHA
• Pemerian : Cairan minyak, encer, warna
kuning pucat, bau khas, tidak tengik, bau
seperti ikan, rasa khas, agak manis
• Kegunaan : mempercepat penyembuhan luka
bakar, koreng, menekan sakit dan luka pada
permukaan.
Oleum Lecoris Asseli (lanjutan...)
• Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat,
terisi penuh, terlindung dari cahaya dapat
digunakan botol atau wadah lain yang telah
dikeluarkan udaranya dengan cara hampa
udara atau dialiri gas inert
• Dosis lazim :
Dewasa : 1 x pakai = 5 ml
1 x hari = 8 - 30 ml
Simplisia Mineral
• Simplisia yang berupa mineral (pelikan)
yang belum diolah atau diolah dengan
cara sederhana dan belum berupa zat
kimia murni
PARAFFINUM
• Sinonim : Hard wax; paraffinum durum; paraffin wax
• Definisi : Campuran hidrokarbon jenuh padat yang
dimurnikan dengan rumus formula CnH2n+2, dan
diperoleh dari petroleum atau serpihan yang
mengandung minyak.
• Kegunaan : basis salep, bahan penyalut kapsul dan
tablet, bahan pengeras.
• Cara memperoleh : dibuat dengan destilasi dari
petroleum, lalu dipurifikasi dengan asam dan
selanjutnya difiltrasi.
VASELINUM
• Sinonim : Vaselin, Petrolatum
• Kegunaan : Emollient; ointment base.
• Pemerian : berwarna kuning pucat sampai kuning,
transparan, tidak berbau, tidak berasa.
VASELINUM (lanjutan...)
• Cara memperoleh : vaselin kuning merupakan residu
semisolid sisa dari proses destilasi vakum atau uap
petroleum. Residu ini mengalami proses pembuatan
malam dan/atau pencampuran dengan bahan dari
sumber lain. pemurnian akhir dilakukan dengan
kombinasi hidrogenasi tekanan tinggi atau diberi asam
sulfur kemudian disaring melewati adsorben. Suatu
antioxidan yang cocok dapat ditambahkan.
Vaselin putih adalah vaselin yang mengalami proses
pemucatan (penghilangan warna).
Tata Nama Simplisia
• Dalam ketentuan umum Farmakope Indonesia,
nama simplisia tumbuhan ditulis dengan
menyebutkan nama genus atau spesies nama
tanaman, diikuti nama bagian tanaman yang
digunakan • Radix = Akar
• Fructus = Buah
• Cortex = Kulit
• Semen = Biji
• Lignum = Kayu
• Flos = bunga
• Caulis = Batang
• Herba =
Seluruh bagian
Contoh.........................
TATA NAMA SIMPLISIA
Nama latin : Orthosiphonis stamineus
Bagian yang digunakan : Daun
Latin Simplisia : Orthosiphonis Folium
Indonesia : Daun Kumis kucing
TATA NAMA SIMPLISIA
Nama latin : Zingiber officinale
Bagian yang digunakan : Rimpang
Latin Simplisia : Zingiberis Rhizoma
Indonesia : Rimpang Jahe
TATA NAMA SIMPLISIA
Nama latin : Piper nigrum
Bagian yang digunakan : Buah
Latin Simplisia : Piperis Nigri Fructus
Indonesia : Buah Lada Hitam
TATA NAMA SIMPLISIA
Nama latin : Syzygium aromaticum
Eugenia caryophyllus
Bagian yang digunakan : Bunga
Latin Simplisia : Caryophylli Flos
Indonesia : Bunga Cengkeh
TATA NAMA SIMPLISIA
Nama latin : Cinnamomum zeylanicum
Bagian yang digunakan : Kulit Kayu
Latin Simplisia : CINNAMOMI CORTEX
Indonesia : Kulit Kayu Manis
TATA NAMA SIMPLISIA
Nama latin : Myristica fragrans
Bagian yang digunakan : Biji
Latin Simplisia : MYRISTICAE SEMEN
Indonesia : Pala
TAHAPAN PEMBUATAN
SIMPLISIA
Menjamin keseragaman senyawa aktif,
keamanan maupun kegunaannya, maka simplisia
harus memenuhi persyaratan minimal, dan untuk
dapat memenuhi syarat minimal itu, ada
beberapa faktor yang berpengaruh, antara lain
adalah:
1. Bahan baku simplisia.
2. Proses pembuatan simplisia termasuk cara
penyimpanan bahan baku simplisia.
3. Cara pengepakan dan penyimpanan simplisia
Pemilihan sumber tanaman obat sebagai
bahan baku simplisia nabati merupakan
salah satu faktor yang sangat berpengaruh
pada mutu simplisia, termasuk di dalamnya
pemilihan bibit (untuk tumbuhan hasil
budidaya) dan pengolahan maupun jenis
tanah tempat tumbuh tanaman obat.
Asal Tumbuhan
Tanaman Budidaya
• Tanaman ini sengaja dibudidaya untuk itu bibit tanaman
harus dipilih yang baik, ditinjau dari penampilan atau
dengan kata lain berkualitas atau bermutu tinggi.
• Simplisia yang berasal dari tanaman budidaya selain
berkualitas, juga sama rata atau homogen sehingga dari
waktu ke waktu akan dihasilkan simplisia yang bermutu
mendekati konsisten.
• Demikian juga terdapat faktor lain yang berpengaruh
terhadap penampilan dan kandungan kimia suatu tanaman
antara lain tempat tumbuh, iklim, pemupukan, waktu
panen, pengolahan pasca panen.
Kenapa tidak dipilih tumbuhan
liar???
• Karena tidak memiliki kejelasan asal-usul
bahan, kemurnian spesies, umur dan saat
panen, cara budidaya, cara panen, dan
kondisi ingkungan tumbuhnya termasuk
iklim, kandungan zat hara dan air dalam
tanah
Simplisia nabati yang berasal dari tanaman
belum tentu dapat diolah, digunakan secara
langsung, atau dipasarkan sebagai
komoditas, terutama dalam kapasitas
produksi.
Terdapat beberapa tahapan yang perlu
untuk dilakukan terlebih dahulu sebelum
suatu bahan simplisia nabati dipasarkan
atau dapat digunakan dan diolah menjadi
suatu olahan produk bahan alam
• Simplisia menurut MMI hanya untuk penggunaan
pengobatan
• Secara umum adalah simplisia nabati yang telah melalui
proses pasca panen dan proses preparasi secara
sederhana menjadi bentuk produk kefarmasian yang
siap pakai atau siap diproses lebih lanjut yaitu:
– Jamu: siap pakai dalam bentuk serbuk halus untuk
diseduh sebelum diminum
– Infus: siap dipakai untuk dicacah dan digodok sebagai
jamu godokan
– Diproses lebih lanjut untuk dijadikan produk sediaan
farmasi lain yang umumnya melalui proses ekstraksi,
separasi dan pemurnian yaitu menjadi ekstrak, fraksi
atau bahan isolat senyawa murni
Pengelolaan pasca panen
Pengelolaan pasca panen tanaman obat
merupakan suatu perlakuan yang diberikan
kepada hasil panen tanaman obat hingga produk
siap dikonsumsi atau menjadi simplisia sebagai
bahan baku obat tradisional atau obat alam.
Tujuan pengelolaan pasca panen
• Melindungi bahan baku dari kerusakan fisik dan
kimiawi, sehingga dapat mempertahankan mutu
bahan baku atau simplisia yang dihasilkan,
terutama menjamin keseragaman senyawa aktif,
keamanan, dan khasiat sediaan (produk akhir).
• Menjamin ketersediaan bahan baku tanaman
obat yang bermutu dalam jumlah cukup dan
berkelanjutan
Sarana Prasarana dan Sumber Daya
Manusia (SDM)
• Bangunan: Rancangan dan pengelolaan
gedung pasca panen harus mengutamakan
kebersihan untuk mencegah terjadinya
kontaminasi dari bahan pencemar
• Peralatan : Material alat yang digunakan
berupa peralatan yang terbuat dari bahan yang
tidak beracun, bersifat inert (netral), dan
mudah dibersihkan.
Peralatan yang digunakan pada Proses
penanganan pasca panen
• Bak pencucian bertingkat,
• Rak penirisan
• Keranjang pencucian,
• Air pencuci yang memenuhi syarat kesehatan,
• Rak pengering,
• Alat pengukur suhu dan kelembapan,
• Alat pengubah bentuk (penyerut, perajang, dan
penyerbuk)
Peralatan yang digunakan pada Proses
penanganan pasca panen
• Oven pengering,
• Bahan pengemas,
• Lemari penyimpanan,
• Kotak plastik penyimpanan,
• Blower, gunting, kain hitam,
• Vacuum cleaner,
• Ruang penyimpanan (gudang),
• Timbangan gantung,
• Timbangan Analisa,
• Alat pengepres simplisia, dan label
Lanjutan....
• SDM
– Pelatihan “Pelaksana kegiatan pasca panen haruslah
orang yang telah terlatih dan memiliki kompetensi di
bidang pasca panen yang dapat diperoleh melalui
pelatihan ataupun magang.
– Keamanan “Pelaksana pasca panen harus mengenakan
pakaian dan sepatu khusus untuk melindungi tubuh,
alat pelindung yang sesuai.
– Kebersihan “Kebersihan menjadi perhatian penting
untuk mencegah terjadinya kontaminasi akibat adanya
pengotor, kontaminan, ataupun bahan lain yang tidak
diinginkan
Tahapan Penyiapan Simplisa
Pengumpulan
Sortasi Basah Pencucian Penirisan
bahan baku
Penyimpanan Pemeriksaan
dan Pelabelan Mutu
Pemipilan
Pemotongan
Penyerutan
Perajangan
Pengupasan
1. Pengumpulan Bahan Baku
Faktor yang perlu
Tahap diperhatikan dalam
Pengumpulan pemanenan suatu
Bahan Baku simplisia nabati
(Panen)
a. Bagian tanaman
Tahap yang sangat menentukan untuk yang dipanen
mendapatkan simplisia dengan kualitas b. Waktu pemanenan
yang memenuhi standar c. Cara/Metode
pemanenan
2. Proses Pembuatan Simplisia
SORTASI BASAH
Tujuannya:
• Mengurangi kadar air (tidak boleh lebih dari 10%) agar bahan
simplisia tidak rusak dan dapat disimpan dalam jangka waktu
lama
• Menghentikan reaksi enzimatis
• Mencegah pertumbuhan kapang, jamur dan jasad renik lain
• Mencegah perubahan kimiawi
• Mengurangi volume berat bahan
Face hardening
Bagian luarnya kering tetapi bagian dalam masih basah
Faktor Penyebab:
• Rajangan terlalu tebal sehingga panas sulit menembusnya
• Suhu pengeringan terlalu tinggi dengan waktu yang
singkat
• Keadaan yg menyebabkan penguapan air di permukaan
bahan jauh lebih cepat dari pada difusi air dari dalam ke
permukaan bahan. Akibatnya bagian luar bahan menjadi
keras dan menghambat proses pengeringan lebih lanjut
Proses Pembuatan Simplisia
PENGERINGAN
Proses pengeringan
menggunakan oven
Lanjutan...
Cara penyimpanan:
Memenuhi kaidah ‘First In First Out” (FIFO)
Simplisia yg disimpan lebih awal harus digunakan terlebih dahulu
Proses Pembuatan Simplisia
PENYIMPANAN
Pengeringan :
Tingkat kekeringan bahan, kestabilan kandungan kimia
Pengemasan
Angka cemaran mikroba, %kadar air/ susut pengeringan
Pemeriksaan Mutu Simplisia
• Pemeriksaan mutu simplisia dilakukan pada
waktu penerimaan atau pembeliannya dari
pengumpul atau pedagang simplisia
• Simplisia yang diterima harus berupa simplisia
murni dan memenuhi persyaratan umum untuk
simplisia (yang tercantum dalam buku Materia
Media Indonesia, Farmakope indonesia
Pemalsuan Dan Penurunan Mutu
Simplisia