Anda di halaman 1dari 47

HAZARD IDENTIFICATION

QA & SAFETY Division


2019
TUJUAN PEMBELAJARAN

 Untuk memberikan pemahaman


konsep K3 dan pencegahan kecelakaan

 Untuk memahami potensi bahaya


ditempat kerja dan cara
pencegahannya

Page 2
SASARAN PEMBELAJARAN

 Pekerja dapat memahami konsep K3


dan pencegahan kecelakaan

 Pekerja dapat mengidentiffikasi potensi


bahaya ditempat kerja dan cara
pencegahannya

Page 3
DEFINISI

SAFETY :
Freedom from accidents or the condition of being
safe from pain, injury or loss

SAFETY :
Ungkapan yang menunjukan suatu level atau tingkat
resiko yang diterima atau secara relatif bebas dari,
atau kecil kemungkinannya untuk terjadinya suatu
keadaan yang membahayakan

Page 4
DEFINISI

INCIDENT
Suatu kejadian yang tidak diinginkan yang dapat
menimbulkan kerugian atau penurunan efisiensi

ACCIDENT
Suatu kejadian yang tidak diinginkan yang
mengakibatkan cedera pada manusia atau kerusakan
harta benda maupun lingkungan

Page 5
IDENTIFIKASI BAHAYA (Hazard Identification)

Pendahuluan
Kecelakaan kerja yang mengakibatkan cedera atau
kehilangan nyawa pekerja merupakan kerugian baik
bagi pekerja sendiri maupun perusahaan. Dengan
menghilangkan penyebab terjadinya kecelakaan
diharapkan tercipta rasa aman bagi para pekerja,
keluarga dan masyarakat luas. Hal ini bisa dilakukan
dengan mengetahui sumber-sumber bahaya yang ada
ditempat kerja.

Page 6
Hazard
A Condition With the Potential
For Causing Injury, Damage,
Or Mission Degradation.

Page 7
SUMBER BAHAYA

1.MANUSIA
2.PERALATAN
3.PROSEDUR
PEKERJAAN
4.LINGKUNGAN
5.MATERIAL

Page 8
SUMBER BAHAYA
1. Pelaksana pekerjaan (Manusia)
 Tidak terampil
 Pengetahuan tidak cukup

 Kondisi fisik tidak mencukupi

 Sikap dalam bekerja

• Sembrono
• Tidak serius
• Tidak disiplin
• Bercanda
• Suka mengambil resiko
• Tidak perhatian

Page 9
SUMBER BAHAYA

2. PERALATAN
 Tidak cocok
 Kapasitas
 Ukuran
 Kondisi tidak memadai/rusak
 Tidak lengkap
 Tidak memenuhi persyaratan teknis

Page 10
SUMBER BAHAYA
3. PROSEDUR
 Tidak standar (tidak di review berkala)
 Langkah kerja tidak lengkap
 Tidak akurat
 Tidak mencakup semua aspek
• Safety
• Integrity dll
 Tidak sesuai dengan kondisi operasi yang
berubah
 Tidak ada prosedur baku

Page 11
SUMBER BAHAYA

4. LINGKUNGAN
 Fisik
• Licin, gelap, bising, semrawut
 Non Fisik
• Suasana kerja tidak menyenangkan
• Organisasi tidak baik
• Manajemen kurang berfungsi
• Sosial budaya
• Kurangnya kesadaran keselamatan

Page 12
SUMBER BAHAYA

5. ENERGI
• Potensial
• Kinetik
• Listrik
• Kimia
• Panas
• Radiasi

Page 13
SUMBER BAHAYA

 Pysical Hazard :
Bising, lembab, getaran, penerangan
 Chemical Hazard :
Keracunan, Iritasi, Radiasi, Korosi, Polusi, Kebakaran
 Electrical Hazard :
Electrical Shock, Kebakaran, Peledakan.
 Statical Hazard :
Lantai, konstruksi, alat kerja, alat proses.

Page 14
 Biological Hazard :
Bakteri, Virus, Cacing, hewan berbisa.
 Mechanical Hazard :
Kelelahan Logam, Peralatan rusak, Peralatan tak
sesuai,
Pengaman tidak terpasang/tidak sempurna/tidak ada.
 Persesuaian antara faal tubuh & sikap kerja dengan
alat kerja :
Tempat duduk, Meja kerja, Sikap duduk, cara kerja.

Page 15
TEKNIK IDENTIFIKASI BAHAYA
1. Tunggu sampai kecelakaan terjadi.
- Mengandung resiko
- Kerugian telah terjadi

2. Belajar dari pengalaman orang lain


- Lebih baik karena tidak mengalami sendiri
- Terbatas hanya kasus yang pernah terjadi

3. Mencari potensi bahaya sebelum kejadian


- Paling efektif
- Murah karena kerugian belum terjadi
- Tidak mengandung resiko
Page 16
IDENTIFIKASI BAHAYA
Identifikasi Bahaya
ALAT BEJANA
MESIN
ANGKUT TEKAN

SHORT
CIRCUIT MEKANIS FIRE
FIRE TOXIC
LISTRIK KIMIAWI
ELECTRIC POLUSI
SHOCK
BAHAYA IRITASI
HAZARDS

FISIS PSYCHOLOGY STRESS


BISING
SUHU BEBAN
BIOLOGIS KERJA
RADIASI
TEKANAN
FAUNA FLORA
GETARAN
ERGONOMI

Page 17
PENDEKATAN PENCEGAHAN KECELAKAAN

 Pendekatan Secara Manusia (Human Approach)

 Pendekatan Teknis (Engineering Approach)

 Pendekatan Manajemen (Management Systems)

Page 18
PENDEKATAN PENCEGAHAN KECELAKAAN
 PENDEKATAN DARI SEGI MANUSIA.
- Safety Training
- Safety Campaign
- Safety Talk
- Safety Meeting

 PENDEKATAN DARI SEGI TEKNIS


- Safety Design
- Maintenance Safety
- Operation Safety

Page 19
PENDEKATAN PENCEGAHAN KECELAKAAN

 PENDEKATAN DARI MANAJEMEN


- Safety Policy
- Shift role
- Reward & Punishment

Page 20
 Kenal dan amati
sekeliling tempat kerja,
perhatikan perubahan
yang terjadi
IDENTIFIKASI DAN
 Cari informasi
MENCARI POTENSI mengenai kondisi
BAHAYA tempat kerja
 Periksa catatan kasus
kecelakaan kerja
 Periksa SOP dan MSDS

Page 21
IDENTIFIKASI BAHAYA

SUMBER BAHAYA BAHAYA KONSEKUENSI (Resiko) PENGENDALIAN

1. Mesin Bor hidup a. Tangan terkena a. Tangan luka M a. Menggunakan


mata bor sarung tangan

b.Mata buta H b. Menggunakan


b.Mata terkena kacamata google
serbuk bram

Keterangan :
H = High
M = Moderate
L = Low Page 22
KERUGIAN AKIBAT KECELAKAAN

 MANUSIA  LANGSUNG
- Cedera - Biaya pertolongan
- Cacat - Biaya perawatan
- Meninggal - Biaya kompensasi

 PERUSAHAAN  TIDAK LANGSUNG


- Langsung
- Hilang jam kerja
- Tidak langsung
- Hilang investasi SDM
- Kerusakan alat

Page 23
UNSAFE ACTION

 TIDAK TAHU
 TIDAK MAMPU
 TIDAK MAU TAHU

Page 24
TIDAK TAHU

 Pendidikan tidak memadai

 Pendidikan tidak sesuai dengan pekerjaan

 Tidak tahu sumber bahaya

 Tidak paham petunjuk

 Tidak tahu peraturan

 Latar belakang sosial

Page 25
TIDAK MAMPU

• Kurang pengalaman $


• Kurang terlatih !!
• Faktor kejiwaan :
- Mudah gugup
- Takut pada ketinggian
- Rendah diri
- Trauma

Page 26
TIDAK MAU TAHU

• Pada umumnya menyangkut faktor mental


attitude :
- Frustasi
- Sikap sombong
- Sikap masa bodoh
- Disengaja

Page 27
PENGENDALIAN BISING

1. Pengandalian Teknis
(ENGINEERING CONTROL)

2. Pengendalian Administratif
(ADMINISTRATIVE CONTROL)

3. Penggunaan Alat Pelindung Diri


(PERSONAL PROTECTIVE EQUIPMENT)

Page 28
PENGENDALIAN TEKNIS

1. Plant Planning
a. Membuat out line pabrik dengan mengelompokkan
sumber-sumber bising.
b. Memilih mesin atau peralatan yang intensitas
bisingnya rendah
c. Menempatkan sumber bising terpisah dari pekerja
(segregasi)
d. Sumber bising dibuat terisolasi/ tertutup
e. Dan lain lain

Page 29
PENGENDALIAN TEKNIS

2. Melakukan pemeliharaan yang baik

a. Merubah/ menyesuaikan/ melonggarkan atau


ketidak seimbangan peralatan/ mesin.

b. Lubrikasi peralatan/ mesin dengan


menggunakan pelumas.

c. Menggunakan alat pemotong yang tajam dan


bentuknya sesuai.

Page 30
PENGENDALIAN TEKNIS

3. Mengganti peralatan-mesin
a. Memperbesar, memperlambat mesin dari pada
mengecilkan atau mempercepatnya
b. Melalui tahapan pekerjaan dari pada melakukan
pekerjaan sekaligus
c. Melakukan pengepresan/ penekanan dari pada
pemukulan dengan palu
d. Membuat bentuk bulat dari pada persegi
e. Menggunakan tekanan hidrolik dari pada tekanan
mekanis
f. Menggunakan belt dari pada gerigi

Page 31
PENGENDALIAN TEKNIS

4. Merubah proses
a. Menggunakan kompresor dari pada menggunakan pukulan
b. Melakukan pekerjaan panas dari pada dengan dingin
c. Mengendalikan kekuatan getaran permukaan dengan
mengurangi tekanan
d. Mengepress dibandingkan dengan rolling dan vorging.

Page 32
PENGENDALIAN TEKNIS

5. Mengurangi kekuatan getaran


a. Mengurangi tekanan/ kekuatan getaran.
b. Meminimalkan kecepatan putaran
c. Mengisolasi getaran dengan memasang
damper

Page 33
PENGENDALIAN TEKNIS

6. Mengurangi getaran pada permukaan


a. Menggunakan damping
b. Menambahkan alat pendukung
c. Meningkatkan kekenyalan material
d. Meningkatkan massa dari bagian-bagian yang
begetar
e. Merubah ukuran untuk merubah frekwensi
resonansi.

Page 34
PENGENDALIAN TEKNIS

7. Mengurangi resonansi suara dari permukaan


a. Mengurangi daerah resonansi
b. Mengurangi ukuran dari alat-alat yang digunakan
secara keseluruhan
c. Menguapkan/ mengeringkan permukaan

Page 35
PENGENDALIAN TEKNIS

8. Mengurangi Transmisi Suara


a. Menggunakan penyekat yang fleksibelitasnya
tinggi.
b. Menggunakan bahan pipa yang fleksibel.
c. Menggunakan kopling/ as yang baru.
d. Menempatkan filter fabric di dalam duct.
e. Mengurangi kebisingan pada lantai yang
kedap dengan menggunakan karpet dll.

Page 36
PENGENDALIAN TEKNIS

9. Mengurangi suara yang dihasilkan oleh aliran gas


a. Menggunakan in take (muffler) dan exhaust (silencer)
b. Menggukanan baling-baling fan untuk mengurangi
turbulensi
c. Menggunakan fan dengan kecepatan rendah, dan besar
dari pada kecepatan fan yang tinggi tetapi kecil.
d. Mengurangi kecepatan aliran fluida/ udara.
e. Meningkatkan jumlah/ sambungan persilangan dari aliran
fluida/ udara.
f. Mengurangi tekanang.
g. Mengurangi aliran turbulensi.

Page 37
PENGENDALIAN TEKNIS

10. Mengurangi bising pada media (transmisi) di udara


a. Menggunakan material yang dapat menyerap
suara pada dinding, plafon dan lantai di tempat kerja.
b. Menggunakan penghalang/ penyekat suara sepanjang
daerah transmisi.
c. Menutup secara penuh setiap mesin yang digunakan.
d. Menggunakan muffler/ silencer.
d. Menutup mesin yang berfrekwensi tinggi
dengan mengisolasi ruangan.

11. Mengisolasi operator dengan menempatkannya


pada ruangan yang bebas bising.
Page 38
PENGENDALIAN ADMINISTRATIF

1. Merubah proses pekerjaan guna mengurangi


paparan
a. Mengatur jadwal pemakaian mesin guna
mengurangi paparan pekerja.

b. Menjalankan mesin ketika jumlah pekerja


sedikit di area tersebut.

c. Menjalankan mesin hanya setengah hari dari


pada sehari penuh.
PENGENDALIAN ADMINISTRATIF

2. Merubah jadwal penggunaan mesin guna


mengurangi paparan
a. Mengatur jadwal pemakaian mesin guna
mengurangi paparan pekerja.

b. Menjalankan mesin ketika jumlah pekerja


sedikit di area tersebut.

c. Menjalankan mesin hanya setengah hari dari


pada sehari penuh.
PENGENDALIAN ADMINISTRATIF
3. Komit terhadap Program Konservasi Pendengaran
a. Melaksanakan pemantauan bising.
b. Melaksanakan pemeriksaan audiometri.
c. Menindaklanjuti pekerja yang terpapar bising.
d. Melindungi pendengaran pekerja.
e. Melatih pekerja mengenai tatacara perlindungan
pendengaran.
f. Membuat sistem pencatatan dan pelaporan
Program Konservasi Pendengaran.
PENGENDALIAN ADMINISTRATIF

4. Membuat persyaratan pengadaan peralatan


yang menimbulkan bising

Membuat kebijakan agar penjual mesin-mesin industri


dapat memenuhi kriteria yang dibuat.
NOISE MAPPING
CASA CN 212 PK-PCN
BANDAR UDARA JUANDA - SURABAYA

101.3 db
103.7 db

106.35 db

107.2 db

102.1 db

106.9 db

105.8 db 107.2 db

Inside Aircraft Noise Level


Seat Number : 4 C
Situation : - Engine Start : 96.4 db - Cruising : 113 db
- Taxi : 95.05 db - Approach : 102.5 db
- Take-off : 101.9 db - Landing : 99.5 db

INSPECTION NOISE LEVEL LIMIT


Date of Inspection : 13July 2006 (Depnaker ,1999)
Time : 09.00 – 09.15 85 db - 8 Hours
Inspector : A LI, Sanis 88 db - 4 Hours
Aircraft : CASA CN-212 91 db - 2 Hours
Weather : Clear 94 db - 1 Hours
Throttle : Idle Speed 97 db - 0.5 Hours
Utility : Noise Level Meter
( Lutron SL-4001 )

Q&SHES Division 2006


NOISE MAPPING
HELICOPTER Super Puma AS 332
BANDAR UDARA JUANDA - SURABAYA

101.9
103.7

103.05

96.00

102.7

101.2

100.6 103.1

INSPECTION NOISE LEVEL LIMIT


Date of Inspection : 10 May 2005 (Depnaker, 1999)
Time : 09.00 – 09.15 85 - 8 Hours
Inspector : A LI, Sanis 88 - 4 hrs
Aircraft : Super Puma A S332 91 - 2 hrs
Weather : Clear 94 - 1 hrs
Throttle : Idle Speed 97 - 0.5 hrs
Boarding time :
Utility : Noise Level Meter
( Lutron SL -4001 )

Q&SHES Division 2005


INSPECTION
NOISE MAPPING Date of Inspection : 8 Sept 2006
HELICOPTER BELL 430 PK-PUL Inspector : ALI, Sanis
Aircraft : BELL 412
HELIPORT DURI Weather : Clear
Throttle : Idle Speed
Boarding time : avg. 3 minutes
Utility : Noise Level
Meter (Lutron SL-4001)
Weather : clear

NOISE LEVEL LIMIT


(Depnaker, 1999)
85 - 8 Hours
v 88 - 4 hrs
91 - 2 hrs
94 - 1 hrs
97 - 0.5 hrs

102.8

102.4
95.1
98.7 98.5

89.2

Q&SHES Division 2006


PENGGUNAAN ALAT PELINDUNG DIRI
Sun Glasses

Safety helmet

Musk

Ear Muff

Body Harness

Gloves

Wear Pack

Safety Shoes Safety Shoes


Page 47

Anda mungkin juga menyukai