Anda di halaman 1dari 24

MATERI

ORGANISASI
Belajar Bersama Menghadapi
Ujian Kode Etik Notaris (UKEN) 2017
SEJARAH
 Masa Pemerintahan Hindia Belanda
 Bermula dari Pemerintahan Hindia Belanda, INI merupakan perkumpulan
yang tujuannya sebagai ajang pertemuan dan silaturahmi para Notaris yang
menjadi anggotanya (perkumpulan satu-satunya bagi notaris Indonesia ).
Dan berdasarkan Broederschap van Candidaat-Notarissen in Nederlanden
zijne Kolonien' dan Broederschap der Notarissen di Negeri Belanda, diakui
sebagai badan hukum (rechtspersoon) dengan Gouvernements Besluit
(Penetapan Pemerintah) tgl. 05 Sept. 1908 No. 9.
De-Nederlandsch Indische Notarieele Vereeniging - Batavia (sekarang
Jakarta) Tgl. 01 Juli 1908 (Anggaran Dasar Ex Menteri Kehakiman,Tgl. 04
Desember 1958 No. J.A. 5/117/6).
Pada masa itu Pengurus notaris berkebangsaan Belanda yaitu LM.Van
Sluijters, E.H. Carpentir Alting, H.G. Denis, H.W. Roebey, W. an Der Meer
dan Anggota Perkumpulan terdiri dari Notaris dan Calon Notaris Indonesia
(pada waktu itu Nederlandsch Indie).
 Masa Kemerdekaan Rl
 Notaris Indonesia yang tergabung dalam perkumpulan lama tersebut,
diwakili seorang pengurus selaku ketuanya, Notaris ELIZA
PONDAAG mengajukan Permohonan kepada Pemerintah c.q.
Menteri Kehakiman Republik Indonesia dgn suratnya tgl.

17 November 1958 untuk mengubah Anggaran Dasar (statuten)


perkumpulan itu dan berdasarkan Putusan Mahkamah Konstitusi Rl
No: 009-014/PUU-III/2005, tgl. 13 Sept. 2005 dan Putusan MK Rl
No: 63/PUU-II/2014, telah menolak uji materi atas Pasal 82 UU
Jabatan Notaris dan karenanya mengukuhkan kedudukan IKATAN
NOTARIS INDONESIA sebagai satu-satunya wadah organisasi
Notaris.

I.N.I. resmi tergabung dalam keanggota ke-66 dari Organisasi


Notaris Latin International (InternationalUnion ofLatinNotaries -
UINL) tanggal 30 Mei 1997 di Santo Dominggo, Dominica.
IKATAN NOTARIS INDONESIA
 Ikatan Notaris Indonesia adalah organisasi yang berbentuk
perkumpulan yang berbadan hukum sebagai satu-satunya
organisasi profesi jabatan Notaris bagi segenap Notaris di seluruh
Indonesia,

 Bercita-cita untuk menjaga dan membina keluhuran martabat dan


jabatan Notaris (Mukadimah AD-INI).

 Perkumpulan bernama Ikatan Notaris Indonesia disingkat INI


adalah organisasi profesi jabatan Notaris yang berbadan hukum
sebagaimana dimaksud dalam UUJN.
 Pemerintah hanya mengakui Ikatan Notaris Indonesia sebagai
Organisasi Jabatan Notaris sebagaimana tertuang dalam :
 Surat Edaran MA Nomor 2 Tahun 1984 Tentang Tata Cara
Pengawasan Terhadap Notaris
 Keputusan Ketua Bapepam Nomor Kep-37/Pm/1996/ Tanggal
17 Januari 1996 Peraturan Nomor Viii.D.1 Pendaftaran Notaris
Yang Melakukan Kegiatan Di Pasar Modal
 Keputusan Menteri Kehakiman Dan HAM RI Nomor M-
01.H.T.03.01 Tahun 2003 Tentang Kenotariatan
 Peraturan Menteri Hukum dan HAM Nomor : M.02.PR.08.10
Tahun 2004 tentang Tata Cara Pengangkatan Anggota,
pemberhentian Anggota, Susunan Organisasi, Tata Kerja
Majelis Pengawas.
 Pasal 82 ayat (1) UU Nomor 30 Tahun 2004
 Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 009-014/PUU-III/2005,
menolak uji materi atas UU No. 30 Tahun 2004 termasuk pasal
82.
 Pasal 82 ayat (2) UU Nomor 2 Tahun 2014
 Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 63/PUU-XII/2014

 Perkumpulan INI berkedudukan di Ibukota Negara Republik


Indonesia.

 Perkumpulan berazaskan Pancasila.


VISI & MISI ORGANISASI
 VISI

“Memantapkan Ikatan Notaris Indonesia (INI) sebagai satu-satunya wadah untuk membangun
KEBANGGAAN berorganisasi & KEJAYAAN NOTARIS.”

 MISI

1. Meningkatkan pengetahuan keilmuan & ke-organisasian serta bersinergi dengan lembaga


pendidikan profesi

2. Memperkuat fungsi kesekretariatan & penyempurnaan sistem administrasi keanggotaan

3. Bersinergi dengan IPPAT, asosiasi/lembaga yang terafiliasi dengan profesi & seluruh
Lembaga Pemerintahan

4. Membangun kerjasama yang baik dengan Kepolisian & Kejaksaan

5. Mengoptimalkan organisasi dalam melindungi anggota untuk mencapai KEBANGGAAN


BERORGANISASI dan KEJAYAAN NOTARIS
Lambang Perkumpulan INI
 Pasal 21 Anggaran Rumah Tangga

 Perkumpulan mempunyai lambang yang merupakan suatu


rangkaian sehingga menjadi suatu kesatuan dari unsur-unsur
atribut yang ada pada zaman dahulu, diberikan secara simbolis
kepada seorang yang diangkat sebagai Notaris (Notarius) pada
saat pelantikannya sebagai Notaris (Notarius) yang terdiri dari:
 1. PERKAMEN ( bahan untuk penulisan) – warna : Putih
 2. CINCIN CAP (Zegelring) – warna : Kuning Emas
 3. PENA darii bulu angsa (Vederpen) - warna : Putih
 4. BOTOL tinta (inktkoker) warna : Merah
 5. Sehelai PITA putih dengan bertuliskan perkataan “Notarius”
yang dilekatkan pada ujung bagian bawah dari perkamen dan
Pena (Vederpen) tersebut.
STRUKTUR
SISTEMATIKA AD INI
 Keputusan Kongres Luar Biasa di Bandung 27 Januari 2005

 Perubahan beberapa Pasal pada Kongres XIX INI di Jakarta,


27-28 Januari 2006

 Perubahan beberapa Pasal pada Kongres Luar Biasa di


Banten, 29-30 Mei 2015
SISTEMATIKA ART INI
 Perubahan Anggaran Rumah Tangga INI Hasil Rapat Pleno
Pengurus Pusat Yang Diperluas di Banten, 30 Mei 2015

 Perubahan Anggaran Rumah Tangga INI Hasil Rapat Pleno


Pengurus Pusat Yang Diperluas di Balikpapan, 12 Januari
2017
Keanggotaan
 Anggota Biasa
 Anggota Biasa (dari Notaris Aktif)
 Anggota Biasa (dari Werda Notaris)

 Anggota Luar Biasa

 Anggota Kehormatan (Pasal 9 Anggaran Dasar)


Alat Perlengkapan Anggota
 Rapat Anggota (Pasal 10A Anggaran Dasar)
 Kongres / Kongres Luar Biasa
 Konferensi Wilayah / Konferensi Wilayah Luar Biasa
 Konferensi Daerah / Konferensi Daerah Luar Biasa

 Kepengurusan
 Pengurus Pusat, Wilayah, Daerah

 Dewan Kehormatan (Pusat, Wilayah, Daerah)

 Mahkamah Perkumpulan (Pasal 11 ART)


Dewan Kehormatan
 Salah satu alat perlengkapan organisasi Ikatan Notaris Indonesia dan
terdiri dari tiga tingkat yaitu di:
 Tingkat Pusat,

 Wilayah (Propinsi), dan

 Daerah (Kota / Kabupaten).

 Anggota Dewan Kehormatan disetiap tingkat tersebut berjumlah lima


orang yang terpilih dalam rapat anggota berupa Kongres
di tingkat pusat, Konferensi Wilayah di tingkat propinsi dan
Konferensi Daerah di tingkat Kota/Kabupaten.
 Keberadaan lembaga Dewan Kehormatan diatur dalam Anggaran
Dasar Ikatan Notaris Indonesia.
Tugas Dewan Kehormatan
 Tercantum dalam pasal 12 ayat (3) AD INI adalah
sebagai berikut:
 Melakukan pembinaan, bimbingan, pengwasan,
pembenahan anggota dalam menjunjung tinggi kode etik;
 Memeriksa dan mengambil keputusan atas dugaan
pelanggaran ketentuan kode etik yang bersifat internal
atau tidak mempunyai kaitan dengan kepentingan
masyarakat secara langsung;
 Memberikan saran dan pendapat kepada Majelis Pengawas
atas dugaan pelanggaran Kode Etik dan Jabatan Notaris."
Majelis Pengawas Notaris
 Suatu badan yang mempunyai kewenangan dan kewajiban
untuk melaksanakan pembinaan dan pengawasan terhadap
Notaris.

 Dibentuk oleh Menteri guna mendelegasikan kewajibannya


untuk mengawasi (sekaligus membina) Notaris yang meliputi
perilaku dan pelaksanaan jabatan Notaris
 Pasal 67 Undang – Undang Jabatan Notaris
 Pasal 1 ayat 1 Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi
Manusia Republik Indonesia Nomor M.02.PR.08.10 Tahun
2004.
Majelis Pengawas Notaris
 Majelis Pengawas terdiri dari 3 unsur yaitu dari Pemerintah,
Organisasi Notaris dan ahli / akademisi.
 Pasal 68 UUJN, Dalam melaksanakan tugas kewajibannya Badan
tersebut secara fungsional dibagi menjadi 3 bagian secara hirarki
sesuai dengan pembagian suatu wilayah administratif
( Kabupaten/Kota, Propinsi dan Pusat ) yaitu :
 Majelis Pengawas Daerah,

 Majelis Pengawas Wilayah

 Majelis Pengawas Pusat.


Dewan Kehormatan & Majelis Pengawas

 Pengawasan yang dilakukan oleh Dewan


Kehormatan hanya mengenai pelanggaran kode
etik dan tidak menyangkut orang lain hanya
notaris itu sendiri
 Majelis Pengawas Notaris memiliki ruang
lingkup pengawasan dalam pelanggaran yang
menyangkut Undang-Undang dan pelanggaran
jabatan notaris.
Majelis Kehormatan Notaris
(MKN)
 Pasal 66A Undang – Undang Jabatan Notaris
 MKN merupakan suatu lembaga baru yang sebelumnya tidak
diatur dalam UU Nomor 30 Tahun 2004 tentang Jabatan Notaris,
sehingga termasuk hal yang dirubah sebagaimana Penjelasan
Umum angka 6 UU No. 2 Tahun 2014 bahwa beberapa ketentuan
yang diubah dari UU Nomor 30 Tahun 2004 tentang Jabatan
Notaris
 Unsur Majelis Kehormatan Notaris
 Unsur Pemerintah (2 Orang)

 Unsur Notaris (3 Orang)

 Unsur Ahli / Akademisi (2 Orang)


Majelis Kehormatan Notaris (MKN)
 Eksistensi MKN dijumpai dalam Pasal 66 UU No. 2 Tahun
2014 sebagai perubahan atas ketentuan ayat (1) Pasal 66 UU
No. 30 Tahun 2004 yang menentukan untuk kepentingan
proses peradilan, penyidik, penuntut umum, atau hakim
dengan persetujuan MPD berwenang mengambil fotokopi
Minuta Akta dan/atau surat - surat yang dilekatkan pada
Minuta Akta atau Protokol Notaris dalam penyimpanan
Notaris

 Permenkumham Nomor 7 Tahun 2016 Tentang Majelis


Kehormatan Notaris

 Susunan Keanggotaan
 MKN Pusat -> Dibentuk oleh Menteri
 MKN Wilayah -> Dibentuk oleh Dirjen a/n Menteri
Majelis Kehormatan Notaris (MKN)
 MKN mempunyai wewenang melakukan pembinaan kepada
notaris dan untuk kepentingan proses peradilan, penyidik,
penuntut umum, atau hakim dengan persetujuan MKN
berwenang:
 a. mengambil fotokopi Minuta Akta dan/atau surat - surat yang
dilekatkan pada Minuta Akta atau Protokol Notaris dalam
penyimpanan Notaris; dan
 b. memanggil Notaris untuk hadir dalam pemeriksaan yang
berkaitan dengan Akta atau Protokol Notaris yang berada
dalam penyimpanan Notaris. Pengambilan fotokopi Minuta
Akta atau surat - surat dibuat berita acara penyerahan.

 Majelis kehormatan notaris dalam waktu paling lama 30 (tiga


puluh) hari kerja terhitung sejak diterimanya surat permintaan
persetujuan wajib memberikan jawaban menerima atau
menolak permintaan persetujuan.
Kekayaan Perkumpulan
 Uang Pangkal

 Uang Iuran Bulanan / Iuran Anggota


 Pengurus Daerah diwajibkan untuk memungut iuran
anggota kepada anggota biasa (dari Notaris aktif) di setiap
daerah

 Sumbangan yang Sifatnya Tidak Mengikat


 Dari Anggota Perkumpulan, Badan – Badan Pemerintah
dan Swasta dan Pihak Lain

 Usaha yang sah, legal dan halal


 SEKIAN dan TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai