Anda di halaman 1dari 6

Perkembangan Kampung Kota Di

Makassar : Studi Sejarah Kampung


Lette 1950-1986

Sc : Google
Pada abad ke-20, pertumbuhan penduduk di negara dunia ketiga meningkat pesat,
terutama di kota-kota yang mengalami urbanisasi tinggi. Kampung kota, pemukiman tanpa
perencanaan di kawasan urban, muncul sebagai hasil dari lonjakan urbanisasi,
menyebabkan kondisi kumuh.
Di Kota Makassar, lonjakan urbanisasi pada tahun 1950-an terjadi akibat pemberontakan di
pedalaman Sulawesi. Penduduk dari luar daerah pindah ke Makassar, menciptakan
pemukiman tidak terencana. Data sensus tahun 1961 menunjukkan peningkatan drastis
penduduk.
Pertambahan penduduk menciptakan ketidakseimbangan antara jumlah penduduk dan
lahan pemukiman. Beberapa perkampungan pada waktu itu menjadi tujuan para penduduk
dari daerah pedalaman Sulawesi Selatan diantaranya Kampung Bara-baraya,
Panampu, Kalukubodoa, Baraya dan Kampung Maccini.8
Selain munculnya
perkampungan pendatang dari pedalaman Sulawesi, terdapat juga Pendatang
gelombang transmigrasi dari Jawa pada ta hun 1950-an datang ke Makassar, yang
menetap di Kampung Mattoanging, Sambung Jawa, Mariso, Kunjung Mae,
Bontomarannu, dan Lette
Kehidupan warga perkampungan pada tahun 1950-an sulit, tanpa sarana dan prasarana.
Setelah pemberontakan DI/TII berakhir, pemerintah Kota Makassar menggagas rencana
pembangunan, terutama melalui Gerakan Masuk Kampung (GMK) pada tahun 1960-an.
Pemerintah fokus pada pembangunan perkampungan dan mengubah sistem pemerintahan
di kampung. Kampung Lette, awalnya pemukiman kumuh, diubah menjadi pemukiman
ideal melalui upaya Walikota H.M.Dg Patompo setelah musibah kebakaran.
Dengan latar belakang ini, penulis bermaksud mengkaji perkembangan Kampung Lette di
tengah Kota Makassar dari tahun 1950 hingga 1986.
{ Rumusan Masalah
1. Bagaimana
{ Batasan Masalah
 Batasan Spasial dalam hal
Perkembangan Kampung ini berkaitan dengan
Lette dari tahun 1950- wilayah atau tempat yang
1986 ? akan menjadi batasan
2. Bagaimana perubahan penelitian yaitu Kota
status kepemimpinan di Makassar. Sedangkan
Kampung Lette dari sistem batasan temporal(waktu)
pemerintah tradisional ke dalam penelitian ini yaitu
sistem pemerintah modern tahun 1950-1986.
?
{ Tujuan Penelitian
{ Manfaat Penelitian
 1. Untuk Mengetahui  1. Manfaat
Bagaimana Perkembangan
Kampung Lette dari tahun Akademik
1950-1986?  2. Manfaat Praktis
 2. Untuk mengetahui
perubahan status
kepemimpinan di Kampung
Lette dari sistem
lingkungan ke sistem
kelurahan?
{ Tinjaun Pustaka {
Penelitian Relevan Konseptual
 Abdurazzak, Mattuliu. (1997). HM DG. Patompo, Biografi Perjuangan. Makassar:
Yayasan Pembangunan Indonesia 1997.  Amos Rapoport menggambarkan kota sebagai
 Andri, Efendi. (2013). Perkembangan Kota: Kasus Kampung Mattoanging Tahun
1900-1975. Skripsi jurusan Ilmu Sejarah, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas pemukiman besar, padat, dan permanen yang
Hasanuddin. mencakup kelompok individu yang heterogen
 Arianto. (2014). Perkampungan di Tengah Kota Makassar : Studi Sejarah secara sosial. Kota dianggap sebagai tempat di
Perkampungan Maccini 1950-1990. Skripsi jurusan Ilmu Sejarah, Fakultas Ilmu
Budaya, Universitas Hasanuddin.
mana berbagai elemen bergabung, menciptakan
 Barbara Sillars Harvey.(1989). Pemberotakan Kahar Muzakkar dari tradisi ke DI/TII. keanekaragaman, dan menjadi simbol
Jakarta: Pustaka Utama Grafiti. kesejahteraan, kesempatan berusaha, serta dominasi
 Basundoro, Purnawan. (2004). “Problem pemukiman pasca revolusi Kemerdekaan: terhadap wilayah sekitarnya. Namun, kota juga
Studi Tentang Pemukiman Liar di Kota Surabaya 1945-1960”. Gadjah Mada
University.
diidentifikasi sebagai sumber polusi, kemiskinan,
 Basundoro, Purnawan. (2009). Dua kota tiga zaman: Surabaya dan Malang : sejak dan tempat perjuangan untuk meraih kesuksesan.
zaman kolonial sampai kemerdekaan. Yogyakarta:Ombak.
 Basundoro, Purnawan.(2012). Pengantar sejarah kota. Yogyakarta:Ombak.
 Colombijn, Freek. (2014). Under construction: The politics of urban space and
 Freek Colombijn mengenalkan konsep kampung
housing during the decolonization of Indonesia, 1930-1960. KTLV:Leiden. sebagai lingkungan permukiman yang muncul
 Dg. Patompo. (1976). Rahasia Menyingkap Tabir Kegelapan: Fregman Revolusi tanpa rencana pembangunan terstruktur. Kampung
Pembangunan. Ujung Pandang: SMA Frater. berkembang di pusat kota sebagai pemukiman liar
Dias, Pradadimara. (2003). “Dari Makassar Ke Makassar: Aspek Demografi Dan
atau dari desa pedesaan yang diserap ke dalam

Politk Proses “Etnisasi” Sebuah Kota”. Populasi.


 Freek Colombijn, Martine Barwegen, Purnawan Basundoro, Jhony Alfian Khusyair. kota. Kampung awalnya dibangun tanpa ketertiban
(2005). Kota Lama-lama Baru : Sejarah kota-kota di Indonesia. Yogyakarta : Ombak. spasial yang ketat, dengan ruang untuk pohon
 Ilham Daeng Makkelo. (2018). “Menjadi Kota Modern: Transformasi Kota Makassar buah, kebun sayur, dan ternak kecil. Bakti Setiawan
Pada Abad Ke-20”. Jurnal Sejarah.
melengkapi dengan mendefinisikan Kampung Kota
 Ilham Daeng Makkelo. (2019). “Kekerasan dan Kriminalitas di Perkotaan: Anomali
Kota Makassar Modern Pada abad ke-20”. Lensa Budaya: Jurnal Ilmiah Ilmu-Ilmu sebagai pemukiman kota tanpa perencanaan
Budaya, 14(2). infrastruktur dan jaringan ekonomi yang ketat.
 Nur Jannah Jamal. (2016). Perumahan Rakyat Kota Makassar 1927-1974. Skripsi Kampung Kota juga dapat disebut dengan istilah
jurusan Ilmu Sejarah, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Hasanuddin.
seperti informal settlement, slums, atau
 Nursyahbani R, Pigawati. (2015). “Kajian Karakteristik Kawasan Pemukiman
Kumuh di Kampung Kota (Studi Kasus: Kampung Gandekan Semarang)”. Teknik spontaneous
PWK (Perencanaan Wilayah Kota). 2015 May 5; 4(2):267-81.
{ Metode Penelitian
{ Sistematika Penulisan

Dalam penelitian tentu dibutuhkan suatu metode


dalam penulisan, penelitian ini menggunakan  Pada Bab I berisi sub latar, rumusan
metode historis. Menurut Gottschlak (1975: 32) masalah, batasan masalah, tujuan
Metode historis adalah proses menguji dan
penelitian, manfaat penelitian, tinjaun
menganalisa secara historis rekaman peninggalan
masa lampau. Terdapat empat metode penulisan pustaka, metode penelitian serta
yaitu (a) Heuristik, yang merupakan proses atau sistematika penulisan
usaha untuk mendapatkan dan mengumpulkan  Pada Bab II akan dijelaskan kondisi
sumbersumber sejarah yang ada hubungannya geografis Makassar, struktur
dengan permasalahan yang akan diteliti berupa pemerintahan Kota dan Kepemimpinan
jejakjejak masa lampau, dapat berupa kejadian,
benda peninggalan masa lampau dan bahasa
di Kampung, Kampung Perkotaan, dan
tulisan (Notosusanto, 1971: 18), (b) Kritik Perkembangan Kota Makassar.
Sumberatau upaya untuk mendapatkan otentisitas  Pada Bab III membahas perkembangan
dan kredibilitas sumber (Pranoto, 2010: 35). Adapun kampung lette dari tahun 1950-1990.
caranya, yaitu dengan melakukan dua kritik. Yang  Pada Bab IV akan membahas mengenai
dimaksud dengan kritik adalah kerja intelektual
dan rasional yang mengikuti metodologi sejarah perubahan status perkampungan
guna mendapatkan objektivitas suatu kejadian, (c) menjadi lingkungan sesuai dan
Interpretasi, yaitu menentukan makna saling perubahan lingkungan menjadi
berhubungan diantara fakta-fakta yang diperoleh. kelurahan sesuai dengan peraturan
Hal ini dimaksudkan untuk memperoleh suatu pemerintah Kota Makassar.
rangkaian peristiwa yang bermakna, dan (d)
Historiografi,yang merupakan cara penulisan,
 Pada Bab V akan memuat kesimpulan
pemaparan, atau pelaporan hasil penelitian sejarah yang dihasilkan dalam penelitian ini
yang telah dilakukan (Abdurahman, 1999: 67). sekaligus pada bab ini juga menjadi
penutup dalam penelitian.

Anda mungkin juga menyukai