Anda di halaman 1dari 9

KAJIAN PENGARUH KEKUASAAN PEMERINTAH ERA Nadia Winny Silaban

POSKOLONIALTERHADAP ARSITEKTUR DI MEDAN Julyana L. F. Nainggolan


Imam Faisal Pane

KAJIAN PENGARUH KEKUASAAN PEMERINTAH


ERA POSKOLONIALTERHADAP ARSITEKTUR DI MEDAN

Nadia Winny Silaban1, Julyana L. F. Nainggolan2, Imam Faisal Pane3


Departemen Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara
Jl. Perpustakaan St. J07 Building, Medan, 20155, Indonesia
*Email: 1nadiawinnys@gmail.com, 2julyana_leisa@gmail.com, 3imamfpane@gmail.com

ABSTRAK
Sistem politik dan kekuasaan ikut mempengaruhi ekspresi arsitektur satu lingkungan binaan. Pada era
poskolonial, sistem politik suatu negara yang pernah mengalami kolonialisme Eropa harus mampu mengambil
keputusan dan membangun sistem pemerintahannya sendiri setelah sebelumnya sistem pemerintahan, politik,
bahkan budaya negara tersebut dipengaruhi oleh kebudayaan Eropa. Penelitian ini menggunakan metode
deskriptif dengan teknik pengumpulan data dengan wawancara terstruktur, data melalui jurnal, dan survey
observasi lapangan. Telaah ini menunjukkan baik secara langsung maupun tidak langsung bahwa terdapat
pengaruh antara kekuasaan pemerintah era poskolonial (1945-1965) terhadap arsitek Indonesia sekaligus
terhadap gaya arsitektur. Telaah ini mengambil lokasi di kota Medan untuk melihat apakah pengaruh pemerintah
pusat yang mayoritas proyek pembangunannya berada di pulau Jawa juga ikut mempengaruhi gaya arsitektur di
kota Medan. Arsitek yang aktif dalam pembangunan proyek pemerintah pada era poskolonial juga ikut
terpengaruh oleh pemerintah dalam mengekspresikan desain atau rancangannya.

Kata Kunci: Kekuasaan, Poskolonial, Arsitektur, Medan.


.

PENDAHULUAN merupakan pemikiran tentang diferensi budaya.


Poskolonialisme menentang universalisme nilai-
Menurut Iskandar (2002), arsitektur nilai budaya Barat.
adalah produk budaya yang tidak independen. Arsitektur dapat menjadi salah satu alat
Arsitektur berada pada satu ruang waktu yang hegemoni pemerintah karena arsitektur adalah
dipenuhi oleh berbagai hasrat manusia untuk produk wacana dan realitas budaya. Dengan
berkuasa. Arsitektur dapat dijadikan sebuah demikian ia tidak terlepas dari pengaruh sistem
“identitas” untuk menandakan kekuasaan dan kekuasaan yang berlaku di satu negara.
kemampuan sang penguasa. Hal ini dapat Situasi poskolonial dalam era Soekarno
terlihat dalam pembangunan piramida di Mesir membuatnya lebih berpaling pada hal-hal besar,
oleh Firaun Sneferu dan penataan Candi kepada gagasan besar tentang kebangsaan dan
Prambanan yang menyiratkan daerah-daerah nasionalitas dibandingkan kepada ekonomi
taklukan pada pembagian ruangnya (Sopandi, rakyat (Iskandar, 2011). Menurut A. D. King
2013). (2009), setelah daerah bekas koloni Eropa
Sedangkan pada awalnya, merdeka, mereka lebih mengutamakan
poskolonialisme adalah istilah yang merujuk membangun keadaan politik (atau) ekonomi
kepada negara-negara pada periode setelah yang lebih independen.
kemerdekaan. Tetapi, sejak akhir 1970, istilah Citra baru pun dibentuk untuk menggiring
ini dikaji kembali dan dipergunakan secara luas bangsa kepada cita-cita Soekarno untuk
untuk menandakan pengalaman politik, bahasa, mengikat dan memberikan arah. Arsitektur pun
dan budaya dari masyarakat bekas koloni Eropa. dibangun untuk menunjukkan citra tersebut.
Menurut July Hidayat (2004), poskolonialisme Arsitektur pada era poskolonial ini

345
Edisi cetak
Jurnal Arsitektur dan Perkotaan “KORIDOR” vol. 09 no. 02, JULI 2018 345-353

menunjukkan bahwa betapa bangsa yang baru Menurut Kusno (2006), konteks
ini mampu membuat sesuatu yang besar, sesuatu poskolonial memiliki dua kesadaran yang
yang monumental pada zamannya, sehingga ke berkontradiksi. Yang pertama adalah keadaan
sana bangsa ini semestinya dibawa (Iskandar, baru ini menciptakan peluang yang lebih banyak
2011). bagi masyarakat. Ia menciptakan kesadaran
Bersamaan di masa itu, langgam akan sebuah era yang benar-benar baru
arsitektur yang sedang popular adalah langgam dibandingkan era kolonialisme. Di sisi lain,
arsitektur modern. Arsitektur modern dapat masyarakat bekas kolonial harus berjumpa
dicirikan dengan sistem grid modular degan kembali dengan masa lalunya yang
kulit penutup tipis puritan tanpa artikulasi direpresentasikan lewat arsitektur dan
(Siswanto, 1994). Walaupun sebenarnya pada perencanaan kawasan yang saling menyilang
awalnya modernisme adalah gagasan awal untuk antara masa lalu dan masa kini.
merepresentasikan ide sosialisme ke dalam
arsitektur seperti yang tertuang dalam La Sarraz
Declaration (Iskandar, 2011). 2. Keadaan Politik Indonesia pada Era
Dalam penelitian ini akan dikaji Poskolonial
hubungan baik langsung maupun tidak langsung Sebagai presiden pertama Republik
antara kekuasaan dan arsitektur. Yang menjadi Indonesia, Soekarno dikenal dengan jiwa
pertanyaan adalah apakah pengaruh pemberontak, hal itu sebenarnya merupakan
kepemimpinan Soekarno di Jawa ikut pengaruh dari perjalanan hidup dan karir politik
mempengaruhi gaya arsitektur di tempat lain, pada masa itu yang selalu terjerat oleh bangsa
khususnya di Kota Medan. asing yang datang dengan sikap imperialisme
barat sehingga dalam pandangan Soekarno,
setiap bangsa dan negara mempunyai jalan
TUJUAN PENELITIAN masing-masing dalam menentukan kemana arah
dan tujuan bangsa dan negara tersebut, namun
Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai jika dalam penentuan arah dan tujuan bangsa
berikut: dan negara tersebut dihalang halangi, maka
1. Mengetahui kebijakan pemerintah apa saja sudah sepantasnya bangsa dan negara tersebut
yang berpengaruh terhadap arsitektur melawan dengan kekuatan penuh sebagai respon
Indonesia dan kemudian mempengaruhi atas pengaruh itu.
kota Medan. Bagian terpenting dalam sejarah Soekarno
2. Mengetahui pengaruh kebijakan politik dan Indonesia terjadi pada saat Soekarno
pemerintah pada era poskolonial di menerapkan suatu konsepsi tentang Demokrasi
Indonesia terhadap arsitektur di kota Medan. Terpimpin. Dalam pandangannya adalah
demokrasi Indonesia sejak zaman purbakala-
mula ialah demokrasi terpimpin, dan ini adalah
LANDASAN TEORI karakteristik bagi semua demokrasi asli di
Benua Asia. Atas dasar itu, Soekarno
1. Pengertian Poskolonial menerapkan demokrasi terpimpin sehingga
Secara etimologis, negara poskolonial mengakibatkan timbulnya suatu sistem otoriter,
adalah sebuah negara bekas kolonialisme. sebab kekuasaan terpusat dan dengan kekuasaan
Menurut Aschroft dkk. dalam Hidayat (2004), seperti itu, Soekarno melakukan tindakan
kolonialisme adalah eksploitasi budaya yang nondemokratis, hingga akhirnya Soekarno
dilakukan Eropa secara spesifik selama lebih digulingkan oleh berbagai elemen.
dari 400 tahun. Maka, poskolonialisme adalah Demokrasi Terpimpin diperkenalkan oleh
masa atau waktu sesudah atau pasca era Soekarno pada 1957. Demokrasi Terpimpin
kolonial. secara tidak langsung adalah sebuah bentuk
Istilah poskolonialisme tidak hanya afirmasi mengenai peraturan personal Soekarno
merujuk kepada satu ruang waktu tapi juga satu yang mengingatkan kita kepada feodalisme suku
pemahaman. Pemahaman ini didasarkan kepada Jawa. Secara khususnya, Demokrasi Terpimpin
perubahan kehidupan sosial, ekonomi, politik, menyebabkan pusat kekuasaan berada pada
dan kebudayaan yang telah diubah oleh tangan Soekarno.
masuknya kolonialisme ke dalam negara-negara Pada era Orde Lama yang berakhir pada
dunia ketiga. tahun 1965, Soekarno memiliki banyak arsitek

346
Edisi cetak
KAJIAN PENGARUH KEKUASAAN PEMERINTAH ERA Nadia Winny Silaban
POSKOLONIALTERHADAP ARSITEKTUR DI MEDAN Julyana L. F. Nainggolan
Imam Faisal Pane

yang sering diperkerjakan pada proyek Pada pelaksanaannya, Politik Mercusuar


pemerintahan. Proyek-proyek ini termasuk pada Demokrasi Terpimpin 1959-1965 terjadi
pembangunan bangunan pemerintahan, stadion, sebagai berikut:
dan patung-patung. 1. Pelaksanaan Politik Mercusuar diawali
Proyek ini dilatar belakangi oleh dengan membentuk Nefo dan Oldefo yang
keinginan Soekarno dalam membuat Jakarta bertujuan untuk menggolongkan beberapa
semakin modern. Ia ingin menaikkan negara dalam kelompok-kelompok tertentu
kepercayaan diri bangsa Indonesia yang telah yaitu Nefo sebagai blok negara komunis
jatuh akibat kolonialisme Eropa. Jakarta yang dan Oldefo sebagai kelompok negara
diubah menjadi sesuatu yang modern liberal di mana kemudian Indonesia lebih
mengkomunikasikan identitas baru bangsa condong ke kelompok Nefo.
Indonesia sebagai suatu negara merdeka. 2. Membentuk Conference of The New
Emerging Forces (Conefo) untuk
membentuk kekuatan baru yang
3. Kebijakan Pemerintah Soekarno pada beranggotakan negara-negara berkembang
Era Poskolonial untuk menyaingi kekuatan 2 blok
Politik Mercusuar pada dasarnya adalah sebelumnya (Uni Soviet dan Amerika).
politik di mana Indonesia menjadi pusat dari 3. Proyek Mercusuar sebagai tonggak
negara-negara berkembang. Politik Mercusuar pelaksanaan revolusi fisik karena proyek
dilaksanakan dengan pembangunan secara besar dilaksanakan pada saat itu seperti
besar-besaran tanpa adanya social control. Hotel Mulia, Stadion Utama Senayan,
Namun, ternyata pelaksanaan Politik Mercusuar stasiun TVRI, Gelanggang Olahraga, dan
ini mendapat banyak perlawanan dari rakyat. kompleks Conefo yang sekarang adalah
Tujuan dari Politik Mercusuar itu sendiri gedung MPR/DPR.
adalah: 4. Pelaksanaan Games of the New Emerging
1. Politik Mercusuar bertujuan menjadikan Forces (Ganefo) semacam pesta olahraga
Jakarta atau Indonesia sebagai mercusuar atau Olimpiade atau Asian Games.
yang menerangi negara-negara yang sedang Dasarnya adalah semangat Konferensi
berkembang (Nefo). Asia-Afrika di Bandung. Tujuannya adalah
2. Politik Mercusuar menjadi jembatan untuk mempererat hubungan antar negara
mengemukakan gagasan penggalangan berkembang. Kesuksesan Ganefo tidak
kekuatan dari negara-negara yang baru hanya pada bidang olahraga namun juga
merdeka, negara yang masih merambah ke dunia politik.
memperjuangkan kemerdekaan, negara-
negara dari blok sosialis, dan negara-negara Pada poin-poin tujuan dan pelaksanaan
yang masih berkembang dalam suatu Proyek Mercusuar di atas terdapat satu sampai
kelompok bernama The New Emerging tiga poin pada masing-masing pembahasan yang
Forces (Nefo). mengaitkan arsitektur dengan kebijakan politik
3. Melalui Politik Mercusuar kesenangan pemerintahan Soekarno, yaitu:
Soekarno akan sesuatu yang simbolik dapat 1. Dapat mewujudkan keinginan Soekarno
terakomodasi ketika ia amat sangat akan sesuatu yang monumental.
bernafsu menjadi pemimpin Nefo, Monumental pada KBBI artinya bersifat
kebutuhan untuk dihargai dapat terpenuhi menimbulkan kesan peringatan pada
dengan munculnya Indonesia sebagai sesuatu yang agung. Dalam menimbulkan
pemimpin yang dihormati di kawasan dan kesan yang agung bisa ditampilkan lewat
di panggung internasional. patung, monumen, bangunan arsitektur, dan
4. Dengan Politik Mercusuar impian Presiden lain-lain.
Soekarno untuk membuat proyek-proyek 2. Proyek Mercusuar menyebabkan keinginan
spektakuler akan terwujud. Pembangunan Soekarno untuk membangun proyek
ini tak lain menunjukkan daya saing spektakuler semakin mungkin terwujud.
Indonesia dengan negara-negara lain dan Contoh proyek spektakuler yang sudah
semakin membuat posisi Indonesia di dunia dibangun ada dalam bentuk monumen,
internasional dapat diperhitungkan. hotel, stadion, dan lain-lain.

347
Edisi cetak
Jurnal Arsitektur dan Perkotaan “KORIDOR” vol. 09 no. 02, JULI 2018 345-353

3. Pelaksanaan Politik Mercusuar tersebut, menampilkan kesan formil, keras, kaku dan
terwujudlah pembangunan proyek-proyek kokoh di mana bahan ini biasa digunakan
besar dan pada puncaknya terlaksana untuk bangunan monumental. Bahan-bahan
Ganefo sebagai manifestasi Politik ini juga merupakan bahan yang awet dan
Mercusuar. tahan terhadap perubahan cuaca di
Indonesia.
Proyek Mercusuar Soekarno berkaitan 5. Dengan memakai sistem grid dan
erat dengan kondisi sosial politik Indonesia juga menonjolkan struktur yang dimilikinya,
dengan perkembangan arsitektur dunia pada saat sebuah bangunan akan membentuk irama
itu. Proyek ini dilaksanakan pada tahun 1959- yang cepat pada deret kolomnya. Irama ini
1965. Pada masa ini, arsitektur yang membentuk suatu ketegasan formalitas
berkembang adalah langgam arsitektur modern untuk membentuk ke arah adanya
dengan international style-nya. Beberapa ketegasan dan kekuasaan.
bangunan dibangun dengan mencitrakan
„arsitektur yang mencuri perhatian‟ dengan Berdasarkan kriteria di atas dapat kita
karakter unik, megah, dan monumental. masukkan ke dalam ciri-ciri bangunan yang
Beberapa intisari dari Proyek Mercusuar memiliki spirit monumental dan dipakai dalam
Soekarno dan hubungannya dengan gaya setiap proyek Soekarno dalam menunjukkan
arsitektur dapat disimpulkan seperti berikut Indonesia sebagai negara berkembang baru yang
(Kusumawati, 2005): maju. Hal-hal yang menjadi guideline Presiden
1. Suatu bangunan apabila menonjolkan Soekarno dalam menjalankan Proyek Mercusuar
struktur yang dimilikinya, berarti bangunan adalah (Kusumawati, 2005):
tersebut menampilkan struktur tegak dan 1. Adanya Pengaruh Arsitektur Modern
datar sehingga bangunan tersebut menjadi Proyek Mercusuar secara keseluruhan lebih
kokoh. Selain itu sistem konstruksi juga menonjolkan langgam arsitektur modern
dapat memberikan kesan monumental pada yang memang sedang berkembang pada era
bangunan dengan menampilkan garis-garis tersebut.
strukturnya. 2. Arsitektur Monumentalism
2. Bentuk bangunan yang dipengaruhi Pada zaman tersebut, International Style
arsitektur modern mengambil bentuk sedang mengalami sedikit perubahan
sederhana berupa kotak, balok bukan dengan datangnya arsitektur monumental.
bentuk yang kesannya dicari-cari. Dari Massa yang padat, keras, berat, megah, dan
bentuk yang sederhana ini pula dapat skulptural. Jika sebelumnya didominasi
dibangun bentuk monumental karena bentuk persegi berubah menjadi
monumental biasanya bersifat sederhana, lengkungan seperti gedung Conefo. Pada
bersih, dan polos. rancangan ruang luar proyek-proyek
3. Skala pada bangunan juga dapat Mercusuar Soekarno juga menekankan
mendukung tercapainya bangunan konsep oversize, berbeda dari
monumental yaitu dengan skala yang tidak lingkungannya dan menjadi titik sentral
manusiawi. Skala besar dimaksudkan untuk perhatian lingkungan.
menimbulkan suasana kekuasaan dan Selain itu, tinggi bangunan seringkali
berhak mendapat penghormatan. Ekspresi sangat menonjol dibandingkan bangunan
kekuasaan juga dituangkan dalam skala sekitarnya. Seperti bangunan arsitektur
yang tidak manusiawi untuk mengingatkan modern, bangunan-bangunan tersebut
kita akan kedudukan kita yang lebih rendah berusaha tampil berbeda dan menonjol
dan tidak boleh mengharapkan lebih dari dibandingkan lingkungan sekitarnya.
itu. 3. Ekspresi Struktur yang Menonjol
4. Pemakaian bahan pada suatu bangunan Sistem struktur seringkali berupa grid
turut mempengaruhi kesan yang dengan bagian luar yang menonjolkan
ditimbulkan oleh bangunan tersebut. beton ekspos. Ekspos strukturnya
Sebagai bahan penutup marmer akan ditonjolkan untuk menampilkan kesan
menyampaikan kesan mewah, kuat, formil, kokoh, kuat, dan padat.
dan agung. Umumnya bahan marmer 4. Merespon Iklim Tropis Indonesia
memang digunakan pada bangunan untuk Bangunan pada Proyek Mercusuar juga
menunjukkan kemewahan. Beton diusahakan merespon iklim tropis yang

348
Edisi cetak
KAJIAN PENGARUH KEKUASAAN PEMERINTAH ERA Nadia Winny Silaban
POSKOLONIALTERHADAP ARSITEKTUR DI MEDAN Julyana L. F. Nainggolan
Imam Faisal Pane

dimiliki Indonesia. Bahan yang sering terhadap arsitektur di Medan tidak dapat
digunakan seperti beton dan marmer dirasakan secara langsung. Pengaruh
termasuk tahan terhadap cuaca tropis di pemerintahan pusat dapat dirasakan pada karya-
Indonesia. karya arsitek terkenal yang sering menerima
5. Proporsi proyek pemerintahan dari presiden terhadap
Proporsi secara keseluruhan mengikuti karya-karyanya. Pengaruh pemerintahan juga
proporsi keseluruhan pada waktu itu, dapat dilihat pada jenis proyek pembangunan
didominasi arah vertikal dan horizontal. yang diterapkan di kota Medan.Gaya arsitektur
yang beredar pada era 1945-1965 juga
dipengaruhi oleh gaya arsitektur yang sedang
METODE PENELITIAN booming di kota-kota besar dunia yaitu gaya
arsitektur modern. Arsitek yang sering
Metode penelitian ini menggunakan dipekerjakan pemerintah pada era ini adalah
metode deskriptif dengan pendekatan penelitian Frederich Silaban, Liem Bwan Tjie, Suyudi,
kualitatif. Metode deskriptif digunakan untuk Suhamir, dan lain-lain. Karya-karya mereka
mencari unsur-unsur, ciri-ciri, sifat-sifat suatu secara langsung maupun tidak langsung
fenomena. Metode ini dimulai dengan dipengaruhi oleh langgam arsitektur modern.
mengumpulkan data, menganalisis data, dan Selain itu, karya-karya mereka juga
menginterpretasikannya. Metode ini mencoba menunjukkan kondisi sosial politik di Indonesia
menggambarkan fenomena-fenomena yang ada, yang sedang dalam tahap menunjukkan citra dan
baik yang ada sekarang maupun di masa identitas bangsa. Pengaruh keadaan
lampau. pemerintahan secara tidak langsung ikut
Variabel terikat penelitian ini adalah mempengaruhi keputusan arsitek dalam
bangunan umum yang dibangun pada tahun merancang.
1945-1965 di kota Medan. Berikut adalah bangunan yang
Variabel bebas penelitian ini adalah dirancang pada era poskolonial:
bangunan umum yang dibangun dengan latar
belakang proyek Mercusuar Soekarno dan 1. Stadion Teladan
bangunan umum yang dibangun oleh arsitek Stadion Teladan terletak di Jalan Stadion,
kepercayaan Soekarno yang juga ikut Kec. Medan Barat, kota Medan (Gambar 1-7).
memegang proyek Mercusuar di Indonesia. Didesain oleh Liem Bwan Tjie dan dibangun
Dalam mengumpulkan data pada pada tahun 1953. Kapasitas penonton sebesar
penelitian, digunakan teknik: 200.000 orang. Stadion ini terkenal telah
1. Wawancara terstruktur menjadi tempat latihan bertahun-tahun klub
2. Data melalui jurnal, yang berisi sejarah sepak bola kota Medan, PSMS. Stadion Teladan
atau analisis mengenai suatu keadaan dibangun pada tahun 1953-1955 dan dirancang
historis di masa lampau oleh arsitek Indonesia keturunan Tionghoa,
3. Observasi, mengunjungi sendiri objek Liem Bwan Tjie. Beliau adalah salah satu
sejarah yang berhubungan dengan judul arsitek modern generasi pertama di Indonesia.
penelitian. Tujuan dibangunnya Stadion Teladan
adalah untuk acara Pekan Olahraga Nasional
(PON) yang ketiga dan pembukaannya
HASIL DAN PEMBAHASAN diresmikan langsung oleh Presiden Soekarno.
Pada acara pembukaan PON tersebut, Presiden
Perkembangan arsitektur poskolonial Soekarno menyampaikan pesan-pesan kepada
pada daerah pusat atau kota Jakarta secara generasi penerus bangsa.
langsung maupun tidak langsung memiliki Pekan Olahraga Nasional (PON) diadakan
pengaruh dengan arsitektur di kota Medan. setiap 4 tahun sekali dan merupakan perwujudan
Akibat dari perubahan kondisi sosial politik dari bangsa Indonesia untuk melakukan
setelah kemerdekaan dan juga politik luar negeri pembangunan seutuhnya. Dalam mengadakan
yang masih belum stabil, pembangunan di PON, peserta dari seluruh provinsi di Indonesia
Indonesia masih terpusat pada kota Jakarta saja. terlibat. Sehingga, hal ini memegang peranan
Pengaruh kondisi politik dalam dan luar negeri penting dalam menyatukan persatuan dan

349
Edisi cetak
Jurnal Arsitektur dan Perkotaan “KORIDOR” vol. 09 no. 02, JULI 2018 345-353

kesatuan bangsa. Kemudian, prestasi yang


diperoleh dalam pekan olahraga ini bisa
mengangkat harkat martabat masyarakat
Indonesia di mata pihak asing.
Hal ini sejalan dengan keinginan
Soekarno yang ingin menjadikan Indonesia
sebagai negara baru yang disegani negara asing.
Apabila Ganefo adalah pekan olahraga se-Asia
Pasifik, PON adalah perwujudan pekan olahraga Gambar 2. Perspektif Samping Stadion Teladan
untuk bangsa Indonesia. Fungsinya juga sama- pada Awal Pembukaan
sama untuk menyatukan masyarakat yang
berbeda-beda budaya menjadi memiliki rasa
persatuan.
Stadion Teladan Medan sudah banyak
mengalami perubahan dibandingkan pada saat
pertama kali dibangun. Renovasi seperti
penambahan atap pada tribun, kemudian fasad Gambar 3. Tampak Depan Stadion Teladan Lama
bangunan yang ditambah keramik dan
penambahan ruangan juga dilakukan sekitar
tahun 2012. Menara pada Stadion Teladan
dulunya digunakan untuk menyimpan tangki air
untuk keperluan sanitasi sekarang tidak
digunakan lagi dan sudah terabaikan. Stadion
Teladan sudah memiliki standard nasional,
namun semenjak PSSI dibekukan pertandingan
bola nasional belum pernah lagi dilakukan di
stadion ini. Pertandingan yang sering diadakan
di Stadion Teladan saat ini hanya berupa
pertandingan daerah. Gambar 4. Foto Lama Stadion Teladan Medan
Pemakaian bahan bangunan yang sudah
pabrikasi, bahan bangunan dari bata dan kaca,
dan bentuk-bentuk grid tanpa ornamen
menyatakan kedekatan bangunan tersebut
dengan langgam arsitektur modern. Sayangnya,
tampak Stadion Teladan Medan sekarang sudah
berubah karena telah mengalami banyak
renovasi.
Pada gambar bangunan lama terdapat
elemen horizontal dan vertikal yang seperti
ditonjolkan untuk menunjukkan estetika
bangunan. Gambar 5. Kondisi Stadion Teladan Medan
pada 2017

Gambar 1. Sketsa Awal Stadion Teladan

Gambar 6. Kondisi Tribun Stadion Teladan Medan


yang Direnovasi dengan Menambahkan Atap

350
Edisi cetak
KAJIAN PENGARUH KEKUASAAN PEMERINTAH ERA Nadia Winny Silaban
POSKOLONIALTERHADAP ARSITEKTUR DI MEDAN Julyana L. F. Nainggolan
Imam Faisal Pane

2. Universitas HKBP Nommensen


Universitas HKBP Nommensen dibangun
akibat dari semakin banyaknya kebutuhan akan
perguruan tinggi bagi lulusan-lulusan Sekolah
Menengah Atas (Gambar 7-11). Pada tahun
1952, sudah ada universitas di kota Medan yang
dibangun, yaitu USU dan UISU. Namun, daya
tampung kedua universitas masih terbatas dan
jurusan yang ditawarkan juga tidak banyak.
Oleh karena permasalahan inilah, tokoh-tokoh
gereja HKBP berinisiatif untuk mendirikan Gambar 7. Foto perspektif Universitas HKBP
sebuah kampus. Nommensen
Arsitek Universitas HKBP Nommensen,
F. Silaban adalah salah satu arsitek era modern
Indonesia dengan ciri khasnya yang
menonjolkan elemen struktur vertikal dan
horizontal. Balok dan kisi-kisi yang pada
tempatnya, tidak adanya ornamentasi, dan
pemakaian bahan bangunan pabrikasi adalah
salah satu ciri arsitektur modern yang juga
merupakan ciri khas dari bangunan F. Silaban
itu sendiri. Langgam arsitektur modern berpadu
dengan iklim tropis.
Aspek elemen vertikal dan horizontal Gambar 8. Tampak Depan Universitas HKBP
pada bangunan kampus HKBP Nommensen Nommensen
sangat kelihatan. Elemen vertikal pada
bangunan merupakan kolom-kolom yang
menyangga bangunan sedangkan elemen
horizontal dapat dilihat pada balok dan overstek
yang kelihatan.
Fasad bangunan tidak memiliki ornamen
dan bangunan diberi warna senada. Bentuk
bangunan persegi empat sederhana. Sekilas
tampilan depan kampus HKBP Nommensen
seperti fasad Masjid Istiqlal. Kolom-kolom dan
overstek yang panjang menjadi elemen modern
namun disesuaikan dengan iklim tropis Gambar 9. Selasar Universitas HKBP Nommensen
Indonesia. dengan Rancangan Kantilever yang Panjang untuk
Kampus Universitas HKBP Nommensen Pembayangan
tidak banyak diubah secara fisik. Dinding tetap
mempertahankan warna aslinya yang tidak dicat
dan menggunakan bata exposed. Ekspresi
struktur tampak jelas pada deretan kolom dan
balok serta kantilever yang menaungi kampus
ini. Kisi-kisi juga adalah bagian dari konstruksi
dan bukan tambahan pada bangunan. Perubahan
yang tampak hanya pada penambahan pendingin
ruangan atau AC sehingga pada beberapa
ruangan kisi-kisi ditutup. Sayangnya pada
lorong antar ruangan menjadi gelap karena
tertutup ruangan di sisi kiri dan kanannya. Gambar 10. Ekspresi Arsitektur yang Jujur dengan
Penggunaan Bata dan Beton Ekspos

351
Edisi cetak
Jurnal Arsitektur dan Perkotaan “KORIDOR” vol. 09 no. 02, JULI 2018 345-353

Gambar 12. Kondisi Bank BNI 1946 Medan


Gambar 11. Ekspresi Arsitektur yang Jujur dengan di Jl. Pemuda
Menggabungkan Kisi-kisi Menjadi Bagian dari
Konstruksi Bangunan Kebijakan atau pengaruh pemerintah atau
pemerintahan yang ikut mempengaruhi
3. Bank BNI 1946 Medan arsitektur di Medan antara lain:
Bank Negara Indonesia (BNI) didirikan 1. Pekan Olahraga Nasional
pada tanggal 5 Juli 1946 dan menjadi bank Pekan Olahraga Nasional (PON) adalah
pertama milik negara yang didirikan setelah kompetisi olahraga yang diadakan setiap 4
kemerdekaan. BNI sempat berfungsi menjadi tahun sekali dan dimulai sejak tahun 1948.
bank sentral dan bank umum sebagaimana Ajang olahraga ini dibentuk dengan latar
tertuang dalam Peraturan Pemerintah Pengganti belakang keinginan untuk mempertemukan
Undang-undang No. 2/1946 sebelum akhirnya bangsa Indonesia dari berbagai daerah
beroperasi menjadi bank komersial setelah tahun dengan latar belakang budaya yang berbeda
1955. untuk bersatu dan merasa memiliki satu
Bank BNI 1946 Jl. Pemuda dibangun oleh bangsa dan nasionalisme.
arsitek F. Silaban pada 1962 dan telah 2. Adanya kebutuhan akan lulusan perguruan
mengalami banyak perubahan. Bangunan asli tinggi di Indonesia.
telah ditambahkan beberapa lantai ke atas dan 3. Adanya kebutuhan akan perbaikan
fasad ditutupi oleh ACV karena pemakaian AC perekonomian dan perbankan di Medan.
di dalam. Yang masih terlihat pada fasad adalah
kolom-kolom sejajar yang menjadi ciri khas Tabel 1, 2, dan 3 menjelaskan tentang
bangunan F. Silaban (Gambar 12). data bangunan, latar belakang bangunan, dan
perbandingan langgam arsitektur modern
terhadap bangunan.

Tabel 1. Tabel Data Bangunan


Bangunan Tahun Arsitek Langgam Arsitektur
Stadion Teladan Medan 1953 Liem Bwan Tjie Arsitektur Modern
Universitas HKBP Nommensen Medan 1982 Frederich Silaban Arsitektur Modern Tropis
Bank BNI 1946 Medan 1962 Frederich Silaban Arsitektur Modern
Tabel 2. Tabel Latar Belakang Berdirinya Bangunan
Bangunan Latar Belakang Pembangunan
Stadion Teladan Medan Dalam rangka Pekan Olahraga Nasional di kota Medan
Universitas HKBP Nommensen Medan Kebutuhan akan adanya universitas dan lulusan perguruan
tinggi yang diinisiasi oleh ephorus HKBP
Bank BNI 1946 Medan Kebutuhan akan layanan perbankan di kota Medan

Tabel 3. Tabel Perbandingan Langgam Arsitektur Modern terhadap Bangunan


Ciri Arsitektur Modern Stadion Teladan Universitas HKBP Gedung BNI 1946
Nommensen Medan
Bahan dan material fungsional   
Estetika mesin - - -
Anti ornamentasi   
Elemen vertikal   
Elemen horizontal   
Bentuk simple   
Ekspresi terhadap struktur -  
Bentuk mengikuti fungsi -  -

352
Edisi cetak
KAJIAN PENGARUH KEKUASAAN PEMERINTAH ERA Nadia Winny Silaban
POSKOLONIALTERHADAP ARSITEKTUR DI MEDAN Julyana L. F. Nainggolan
Imam Faisal Pane

KESIMPULAN Daftar Pustaka

Arsitektur adalah salah satu cerminan Handinoto (2004) Liem Bwan Tjie Arsitek
budaya masyarakat. Kebutuhan manusia akan Modern Generasi Pertama Indonesia,
rumah sebagai tempat berlindung disesuaikan Dimensi Teknik Arsitektur, 32 (2), 119-
dengan kegiatan mereka sehari-hari. Dari sinilah 130.
studi antropometri berawal. Namun, fungsi
arsitektur tidak hanya ditemui sebagai tempat Hidayat, July (2004) Desain dalam Konteks
bernaung di dalam rumah saja tetapi juga Poskolonial. 2d3d:86-97.
sebagai sebuah karya penentu keberhasilan Iskandar, Barliana M. S. (2002) Relasi
suatu kerajaan, rezim pemerintahan, dan Kekuasaan dan Arsitektur: Dari
kekuasaan si pemilik. Hal ini sudah dapat Dekonstruksi ke Sustainable City,
ditemui sejak zaman Mesir dengan dibangunnya Dimensi Teknik Arsitektur, 30 (1), 39-45.
piramida dan zaman kerajaan Hindu-Buddha
dengan pembangunan candi-candi. Iskandar, Barliana M. S. (2011) Arsitektur,
Sedangkan poskolonial secara etimologis Kekuasaan, dan Nasionalitas, Bandung:
adalah sebuah era pasca kolonialisme Eropa. Kerjasama Metatekstur dengan
Secara studi yang lebih luas, poskolonial dapat Laboratorium Sejarah Arsitektur, Kota &
juga berarti sebuah keadaan masyarakat yang Bermukim, Jurusan Pendidikan
kondisi sosial, politik, ekonomi, dan budayanya Arsitektur, Universitas Pendidikan
telah dimasuki oleh budaya Eropa. Sehingga Indonesia.
kebudayaan awal mereka membaur dan
dipengaruhi oleh kebudayaan Eropa tersebut. King, A. D. (2009) Postcolonial Cities.
Begitu pula dengan arsitektur. Arsitektur Binghamton: State University of New
sebagai produk budaya juga ikut dipengaruhi York Binghamton, 1-6.
oleh kondisi di atas. Kebudayaan Eropa yang Kusno, Abidin (2000) Behind the Postcolonial:
masuk pada era kolonial terasimilasi dengan Architecture, Urban Space, and Political
budaya daerah Nusantara untuk kemudian Cultures in Indonesia, New York:
dituangkan ke dalam karya arsitektur. Kemudian Routledge.
karya arsitektur tersebut pun diasosiasikan
dengan kekuasaan pemerintah pada zamannya Kusumawati, Bety Dwi (2005) Museum
sebagai penanda kebesaran kekuasaan dan Soekarno di Blitar dengan Langgam
kemampuan mereka dibandingkan dengan Arsitektur pada Era Soekarno. Surakarta:
kekuasaan negara lain. Universitas Sebelas Maret.
Kekuasaan pada era poskolonial Soekarno
(1945-1965) adalah demokrasi terpimpin di Marwati, Annisa (2012) Soekarno dan Soeharto
mana kebijakan berpusat pada Beliau. dalam Arsitektur. Depok: Universitas
Kebijakannya pun mempengaruhi pembangunan Indonesia.
di Medan dan kebijakannya juga bisa
Siswanto, Andi (1994) Menyangkal Totalitas
mempengaruhi karya seorang arsitek dalam
dan Fungsionalisme: Postmodernisme
merancang rancangannya. Hal ini dapat dilihat
dalam Arsitektur dan Desain Kota,
secara langsung maupun tidak langsung pada
Jakarta: Jurnal Kalam, Yayasan Kalam.
ketiga bangunan di kota Medan yang dibangun
oleh Liem Bwan Tjie dan F. Silaban. Walaupun
Sopandi, Setiadi (2013) Sejarah Arsitektur:
tidak sepenuhnya karya mereka dipengaruhi
Sebuah Pengantar, Jakarta: Gramedia
oleh kekuasaan pemerintah.
Pustaka Utama.

Suzana, Neti (2016) Pelaksanaan Politik


Mercusuar di Indonesia pada Masa
Demokrasi Terpimpin Tahun 1959-1965.
Lampung: Universitas Bandar Lampung.

353
Edisi cetak

Anda mungkin juga menyukai