ABSTRAK
Sistem politik dan kekuasaan ikut mempengaruhi ekspresi arsitektur satu lingkungan binaan. Pada era
poskolonial, sistem politik suatu negara yang pernah mengalami kolonialisme Eropa harus mampu mengambil
keputusan dan membangun sistem pemerintahannya sendiri setelah sebelumnya sistem pemerintahan, politik,
bahkan budaya negara tersebut dipengaruhi oleh kebudayaan Eropa. Penelitian ini menggunakan metode
deskriptif dengan teknik pengumpulan data dengan wawancara terstruktur, data melalui jurnal, dan survey
observasi lapangan. Telaah ini menunjukkan baik secara langsung maupun tidak langsung bahwa terdapat
pengaruh antara kekuasaan pemerintah era poskolonial (1945-1965) terhadap arsitek Indonesia sekaligus
terhadap gaya arsitektur. Telaah ini mengambil lokasi di kota Medan untuk melihat apakah pengaruh pemerintah
pusat yang mayoritas proyek pembangunannya berada di pulau Jawa juga ikut mempengaruhi gaya arsitektur di
kota Medan. Arsitek yang aktif dalam pembangunan proyek pemerintah pada era poskolonial juga ikut
terpengaruh oleh pemerintah dalam mengekspresikan desain atau rancangannya.
345
Edisi cetak
Jurnal Arsitektur dan Perkotaan “KORIDOR” vol. 09 no. 02, JULI 2018 345-353
menunjukkan bahwa betapa bangsa yang baru Menurut Kusno (2006), konteks
ini mampu membuat sesuatu yang besar, sesuatu poskolonial memiliki dua kesadaran yang
yang monumental pada zamannya, sehingga ke berkontradiksi. Yang pertama adalah keadaan
sana bangsa ini semestinya dibawa (Iskandar, baru ini menciptakan peluang yang lebih banyak
2011). bagi masyarakat. Ia menciptakan kesadaran
Bersamaan di masa itu, langgam akan sebuah era yang benar-benar baru
arsitektur yang sedang popular adalah langgam dibandingkan era kolonialisme. Di sisi lain,
arsitektur modern. Arsitektur modern dapat masyarakat bekas kolonial harus berjumpa
dicirikan dengan sistem grid modular degan kembali dengan masa lalunya yang
kulit penutup tipis puritan tanpa artikulasi direpresentasikan lewat arsitektur dan
(Siswanto, 1994). Walaupun sebenarnya pada perencanaan kawasan yang saling menyilang
awalnya modernisme adalah gagasan awal untuk antara masa lalu dan masa kini.
merepresentasikan ide sosialisme ke dalam
arsitektur seperti yang tertuang dalam La Sarraz
Declaration (Iskandar, 2011). 2. Keadaan Politik Indonesia pada Era
Dalam penelitian ini akan dikaji Poskolonial
hubungan baik langsung maupun tidak langsung Sebagai presiden pertama Republik
antara kekuasaan dan arsitektur. Yang menjadi Indonesia, Soekarno dikenal dengan jiwa
pertanyaan adalah apakah pengaruh pemberontak, hal itu sebenarnya merupakan
kepemimpinan Soekarno di Jawa ikut pengaruh dari perjalanan hidup dan karir politik
mempengaruhi gaya arsitektur di tempat lain, pada masa itu yang selalu terjerat oleh bangsa
khususnya di Kota Medan. asing yang datang dengan sikap imperialisme
barat sehingga dalam pandangan Soekarno,
setiap bangsa dan negara mempunyai jalan
TUJUAN PENELITIAN masing-masing dalam menentukan kemana arah
dan tujuan bangsa dan negara tersebut, namun
Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai jika dalam penentuan arah dan tujuan bangsa
berikut: dan negara tersebut dihalang halangi, maka
1. Mengetahui kebijakan pemerintah apa saja sudah sepantasnya bangsa dan negara tersebut
yang berpengaruh terhadap arsitektur melawan dengan kekuatan penuh sebagai respon
Indonesia dan kemudian mempengaruhi atas pengaruh itu.
kota Medan. Bagian terpenting dalam sejarah Soekarno
2. Mengetahui pengaruh kebijakan politik dan Indonesia terjadi pada saat Soekarno
pemerintah pada era poskolonial di menerapkan suatu konsepsi tentang Demokrasi
Indonesia terhadap arsitektur di kota Medan. Terpimpin. Dalam pandangannya adalah
demokrasi Indonesia sejak zaman purbakala-
mula ialah demokrasi terpimpin, dan ini adalah
LANDASAN TEORI karakteristik bagi semua demokrasi asli di
Benua Asia. Atas dasar itu, Soekarno
1. Pengertian Poskolonial menerapkan demokrasi terpimpin sehingga
Secara etimologis, negara poskolonial mengakibatkan timbulnya suatu sistem otoriter,
adalah sebuah negara bekas kolonialisme. sebab kekuasaan terpusat dan dengan kekuasaan
Menurut Aschroft dkk. dalam Hidayat (2004), seperti itu, Soekarno melakukan tindakan
kolonialisme adalah eksploitasi budaya yang nondemokratis, hingga akhirnya Soekarno
dilakukan Eropa secara spesifik selama lebih digulingkan oleh berbagai elemen.
dari 400 tahun. Maka, poskolonialisme adalah Demokrasi Terpimpin diperkenalkan oleh
masa atau waktu sesudah atau pasca era Soekarno pada 1957. Demokrasi Terpimpin
kolonial. secara tidak langsung adalah sebuah bentuk
Istilah poskolonialisme tidak hanya afirmasi mengenai peraturan personal Soekarno
merujuk kepada satu ruang waktu tapi juga satu yang mengingatkan kita kepada feodalisme suku
pemahaman. Pemahaman ini didasarkan kepada Jawa. Secara khususnya, Demokrasi Terpimpin
perubahan kehidupan sosial, ekonomi, politik, menyebabkan pusat kekuasaan berada pada
dan kebudayaan yang telah diubah oleh tangan Soekarno.
masuknya kolonialisme ke dalam negara-negara Pada era Orde Lama yang berakhir pada
dunia ketiga. tahun 1965, Soekarno memiliki banyak arsitek
346
Edisi cetak
KAJIAN PENGARUH KEKUASAAN PEMERINTAH ERA Nadia Winny Silaban
POSKOLONIALTERHADAP ARSITEKTUR DI MEDAN Julyana L. F. Nainggolan
Imam Faisal Pane
347
Edisi cetak
Jurnal Arsitektur dan Perkotaan “KORIDOR” vol. 09 no. 02, JULI 2018 345-353
3. Pelaksanaan Politik Mercusuar tersebut, menampilkan kesan formil, keras, kaku dan
terwujudlah pembangunan proyek-proyek kokoh di mana bahan ini biasa digunakan
besar dan pada puncaknya terlaksana untuk bangunan monumental. Bahan-bahan
Ganefo sebagai manifestasi Politik ini juga merupakan bahan yang awet dan
Mercusuar. tahan terhadap perubahan cuaca di
Indonesia.
Proyek Mercusuar Soekarno berkaitan 5. Dengan memakai sistem grid dan
erat dengan kondisi sosial politik Indonesia juga menonjolkan struktur yang dimilikinya,
dengan perkembangan arsitektur dunia pada saat sebuah bangunan akan membentuk irama
itu. Proyek ini dilaksanakan pada tahun 1959- yang cepat pada deret kolomnya. Irama ini
1965. Pada masa ini, arsitektur yang membentuk suatu ketegasan formalitas
berkembang adalah langgam arsitektur modern untuk membentuk ke arah adanya
dengan international style-nya. Beberapa ketegasan dan kekuasaan.
bangunan dibangun dengan mencitrakan
„arsitektur yang mencuri perhatian‟ dengan Berdasarkan kriteria di atas dapat kita
karakter unik, megah, dan monumental. masukkan ke dalam ciri-ciri bangunan yang
Beberapa intisari dari Proyek Mercusuar memiliki spirit monumental dan dipakai dalam
Soekarno dan hubungannya dengan gaya setiap proyek Soekarno dalam menunjukkan
arsitektur dapat disimpulkan seperti berikut Indonesia sebagai negara berkembang baru yang
(Kusumawati, 2005): maju. Hal-hal yang menjadi guideline Presiden
1. Suatu bangunan apabila menonjolkan Soekarno dalam menjalankan Proyek Mercusuar
struktur yang dimilikinya, berarti bangunan adalah (Kusumawati, 2005):
tersebut menampilkan struktur tegak dan 1. Adanya Pengaruh Arsitektur Modern
datar sehingga bangunan tersebut menjadi Proyek Mercusuar secara keseluruhan lebih
kokoh. Selain itu sistem konstruksi juga menonjolkan langgam arsitektur modern
dapat memberikan kesan monumental pada yang memang sedang berkembang pada era
bangunan dengan menampilkan garis-garis tersebut.
strukturnya. 2. Arsitektur Monumentalism
2. Bentuk bangunan yang dipengaruhi Pada zaman tersebut, International Style
arsitektur modern mengambil bentuk sedang mengalami sedikit perubahan
sederhana berupa kotak, balok bukan dengan datangnya arsitektur monumental.
bentuk yang kesannya dicari-cari. Dari Massa yang padat, keras, berat, megah, dan
bentuk yang sederhana ini pula dapat skulptural. Jika sebelumnya didominasi
dibangun bentuk monumental karena bentuk persegi berubah menjadi
monumental biasanya bersifat sederhana, lengkungan seperti gedung Conefo. Pada
bersih, dan polos. rancangan ruang luar proyek-proyek
3. Skala pada bangunan juga dapat Mercusuar Soekarno juga menekankan
mendukung tercapainya bangunan konsep oversize, berbeda dari
monumental yaitu dengan skala yang tidak lingkungannya dan menjadi titik sentral
manusiawi. Skala besar dimaksudkan untuk perhatian lingkungan.
menimbulkan suasana kekuasaan dan Selain itu, tinggi bangunan seringkali
berhak mendapat penghormatan. Ekspresi sangat menonjol dibandingkan bangunan
kekuasaan juga dituangkan dalam skala sekitarnya. Seperti bangunan arsitektur
yang tidak manusiawi untuk mengingatkan modern, bangunan-bangunan tersebut
kita akan kedudukan kita yang lebih rendah berusaha tampil berbeda dan menonjol
dan tidak boleh mengharapkan lebih dari dibandingkan lingkungan sekitarnya.
itu. 3. Ekspresi Struktur yang Menonjol
4. Pemakaian bahan pada suatu bangunan Sistem struktur seringkali berupa grid
turut mempengaruhi kesan yang dengan bagian luar yang menonjolkan
ditimbulkan oleh bangunan tersebut. beton ekspos. Ekspos strukturnya
Sebagai bahan penutup marmer akan ditonjolkan untuk menampilkan kesan
menyampaikan kesan mewah, kuat, formil, kokoh, kuat, dan padat.
dan agung. Umumnya bahan marmer 4. Merespon Iklim Tropis Indonesia
memang digunakan pada bangunan untuk Bangunan pada Proyek Mercusuar juga
menunjukkan kemewahan. Beton diusahakan merespon iklim tropis yang
348
Edisi cetak
KAJIAN PENGARUH KEKUASAAN PEMERINTAH ERA Nadia Winny Silaban
POSKOLONIALTERHADAP ARSITEKTUR DI MEDAN Julyana L. F. Nainggolan
Imam Faisal Pane
dimiliki Indonesia. Bahan yang sering terhadap arsitektur di Medan tidak dapat
digunakan seperti beton dan marmer dirasakan secara langsung. Pengaruh
termasuk tahan terhadap cuaca tropis di pemerintahan pusat dapat dirasakan pada karya-
Indonesia. karya arsitek terkenal yang sering menerima
5. Proporsi proyek pemerintahan dari presiden terhadap
Proporsi secara keseluruhan mengikuti karya-karyanya. Pengaruh pemerintahan juga
proporsi keseluruhan pada waktu itu, dapat dilihat pada jenis proyek pembangunan
didominasi arah vertikal dan horizontal. yang diterapkan di kota Medan.Gaya arsitektur
yang beredar pada era 1945-1965 juga
dipengaruhi oleh gaya arsitektur yang sedang
METODE PENELITIAN booming di kota-kota besar dunia yaitu gaya
arsitektur modern. Arsitek yang sering
Metode penelitian ini menggunakan dipekerjakan pemerintah pada era ini adalah
metode deskriptif dengan pendekatan penelitian Frederich Silaban, Liem Bwan Tjie, Suyudi,
kualitatif. Metode deskriptif digunakan untuk Suhamir, dan lain-lain. Karya-karya mereka
mencari unsur-unsur, ciri-ciri, sifat-sifat suatu secara langsung maupun tidak langsung
fenomena. Metode ini dimulai dengan dipengaruhi oleh langgam arsitektur modern.
mengumpulkan data, menganalisis data, dan Selain itu, karya-karya mereka juga
menginterpretasikannya. Metode ini mencoba menunjukkan kondisi sosial politik di Indonesia
menggambarkan fenomena-fenomena yang ada, yang sedang dalam tahap menunjukkan citra dan
baik yang ada sekarang maupun di masa identitas bangsa. Pengaruh keadaan
lampau. pemerintahan secara tidak langsung ikut
Variabel terikat penelitian ini adalah mempengaruhi keputusan arsitek dalam
bangunan umum yang dibangun pada tahun merancang.
1945-1965 di kota Medan. Berikut adalah bangunan yang
Variabel bebas penelitian ini adalah dirancang pada era poskolonial:
bangunan umum yang dibangun dengan latar
belakang proyek Mercusuar Soekarno dan 1. Stadion Teladan
bangunan umum yang dibangun oleh arsitek Stadion Teladan terletak di Jalan Stadion,
kepercayaan Soekarno yang juga ikut Kec. Medan Barat, kota Medan (Gambar 1-7).
memegang proyek Mercusuar di Indonesia. Didesain oleh Liem Bwan Tjie dan dibangun
Dalam mengumpulkan data pada pada tahun 1953. Kapasitas penonton sebesar
penelitian, digunakan teknik: 200.000 orang. Stadion ini terkenal telah
1. Wawancara terstruktur menjadi tempat latihan bertahun-tahun klub
2. Data melalui jurnal, yang berisi sejarah sepak bola kota Medan, PSMS. Stadion Teladan
atau analisis mengenai suatu keadaan dibangun pada tahun 1953-1955 dan dirancang
historis di masa lampau oleh arsitek Indonesia keturunan Tionghoa,
3. Observasi, mengunjungi sendiri objek Liem Bwan Tjie. Beliau adalah salah satu
sejarah yang berhubungan dengan judul arsitek modern generasi pertama di Indonesia.
penelitian. Tujuan dibangunnya Stadion Teladan
adalah untuk acara Pekan Olahraga Nasional
(PON) yang ketiga dan pembukaannya
HASIL DAN PEMBAHASAN diresmikan langsung oleh Presiden Soekarno.
Pada acara pembukaan PON tersebut, Presiden
Perkembangan arsitektur poskolonial Soekarno menyampaikan pesan-pesan kepada
pada daerah pusat atau kota Jakarta secara generasi penerus bangsa.
langsung maupun tidak langsung memiliki Pekan Olahraga Nasional (PON) diadakan
pengaruh dengan arsitektur di kota Medan. setiap 4 tahun sekali dan merupakan perwujudan
Akibat dari perubahan kondisi sosial politik dari bangsa Indonesia untuk melakukan
setelah kemerdekaan dan juga politik luar negeri pembangunan seutuhnya. Dalam mengadakan
yang masih belum stabil, pembangunan di PON, peserta dari seluruh provinsi di Indonesia
Indonesia masih terpusat pada kota Jakarta saja. terlibat. Sehingga, hal ini memegang peranan
Pengaruh kondisi politik dalam dan luar negeri penting dalam menyatukan persatuan dan
349
Edisi cetak
Jurnal Arsitektur dan Perkotaan “KORIDOR” vol. 09 no. 02, JULI 2018 345-353
350
Edisi cetak
KAJIAN PENGARUH KEKUASAAN PEMERINTAH ERA Nadia Winny Silaban
POSKOLONIALTERHADAP ARSITEKTUR DI MEDAN Julyana L. F. Nainggolan
Imam Faisal Pane
351
Edisi cetak
Jurnal Arsitektur dan Perkotaan “KORIDOR” vol. 09 no. 02, JULI 2018 345-353
352
Edisi cetak
KAJIAN PENGARUH KEKUASAAN PEMERINTAH ERA Nadia Winny Silaban
POSKOLONIALTERHADAP ARSITEKTUR DI MEDAN Julyana L. F. Nainggolan
Imam Faisal Pane
Arsitektur adalah salah satu cerminan Handinoto (2004) Liem Bwan Tjie Arsitek
budaya masyarakat. Kebutuhan manusia akan Modern Generasi Pertama Indonesia,
rumah sebagai tempat berlindung disesuaikan Dimensi Teknik Arsitektur, 32 (2), 119-
dengan kegiatan mereka sehari-hari. Dari sinilah 130.
studi antropometri berawal. Namun, fungsi
arsitektur tidak hanya ditemui sebagai tempat Hidayat, July (2004) Desain dalam Konteks
bernaung di dalam rumah saja tetapi juga Poskolonial. 2d3d:86-97.
sebagai sebuah karya penentu keberhasilan Iskandar, Barliana M. S. (2002) Relasi
suatu kerajaan, rezim pemerintahan, dan Kekuasaan dan Arsitektur: Dari
kekuasaan si pemilik. Hal ini sudah dapat Dekonstruksi ke Sustainable City,
ditemui sejak zaman Mesir dengan dibangunnya Dimensi Teknik Arsitektur, 30 (1), 39-45.
piramida dan zaman kerajaan Hindu-Buddha
dengan pembangunan candi-candi. Iskandar, Barliana M. S. (2011) Arsitektur,
Sedangkan poskolonial secara etimologis Kekuasaan, dan Nasionalitas, Bandung:
adalah sebuah era pasca kolonialisme Eropa. Kerjasama Metatekstur dengan
Secara studi yang lebih luas, poskolonial dapat Laboratorium Sejarah Arsitektur, Kota &
juga berarti sebuah keadaan masyarakat yang Bermukim, Jurusan Pendidikan
kondisi sosial, politik, ekonomi, dan budayanya Arsitektur, Universitas Pendidikan
telah dimasuki oleh budaya Eropa. Sehingga Indonesia.
kebudayaan awal mereka membaur dan
dipengaruhi oleh kebudayaan Eropa tersebut. King, A. D. (2009) Postcolonial Cities.
Begitu pula dengan arsitektur. Arsitektur Binghamton: State University of New
sebagai produk budaya juga ikut dipengaruhi York Binghamton, 1-6.
oleh kondisi di atas. Kebudayaan Eropa yang Kusno, Abidin (2000) Behind the Postcolonial:
masuk pada era kolonial terasimilasi dengan Architecture, Urban Space, and Political
budaya daerah Nusantara untuk kemudian Cultures in Indonesia, New York:
dituangkan ke dalam karya arsitektur. Kemudian Routledge.
karya arsitektur tersebut pun diasosiasikan
dengan kekuasaan pemerintah pada zamannya Kusumawati, Bety Dwi (2005) Museum
sebagai penanda kebesaran kekuasaan dan Soekarno di Blitar dengan Langgam
kemampuan mereka dibandingkan dengan Arsitektur pada Era Soekarno. Surakarta:
kekuasaan negara lain. Universitas Sebelas Maret.
Kekuasaan pada era poskolonial Soekarno
(1945-1965) adalah demokrasi terpimpin di Marwati, Annisa (2012) Soekarno dan Soeharto
mana kebijakan berpusat pada Beliau. dalam Arsitektur. Depok: Universitas
Kebijakannya pun mempengaruhi pembangunan Indonesia.
di Medan dan kebijakannya juga bisa
Siswanto, Andi (1994) Menyangkal Totalitas
mempengaruhi karya seorang arsitek dalam
dan Fungsionalisme: Postmodernisme
merancang rancangannya. Hal ini dapat dilihat
dalam Arsitektur dan Desain Kota,
secara langsung maupun tidak langsung pada
Jakarta: Jurnal Kalam, Yayasan Kalam.
ketiga bangunan di kota Medan yang dibangun
oleh Liem Bwan Tjie dan F. Silaban. Walaupun
Sopandi, Setiadi (2013) Sejarah Arsitektur:
tidak sepenuhnya karya mereka dipengaruhi
Sebuah Pengantar, Jakarta: Gramedia
oleh kekuasaan pemerintah.
Pustaka Utama.
353
Edisi cetak