PENDAHULUAN
1
Indari Prameswardani, 2016
PERBANDINGAN PEMIKIRAN TENTANG REVOLUSI INDONESIA ANTARA SOEKARNO DAN TAN
MALAKA (1945-1949)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Komunisme, seperti yang dikutip dari Harry A. Poeze dalam buku Di Negeri
Penjajah: Orang Indonesia di Negeri Belanda 1600-1950 (2014):
“Di negeri Belanda itulah minat Tan Malaka terhadap politik tergugah
dan terbentuk. Sesudah melewati masa ragu-ragu dan mencari-cari, masa
Strum und Drang, menjadilah ia seorang nasionalis yang berkobar-kobar
dan seorang simpatisan komunisme. Revolusi Rusia memberikan kesan
yang mendalam. Tan malaka menjadi anggota Indische inlichtingendienst
(Dinas Penerangan Hindia) buatan Sneevliet, yang memberikan informasi
mengenai situasi di Hindia kepada surat kabar-surat kabar komunis dan
para anggota parlemen” (136-137).
Terbentuknya pemikiran Soekarno dan Tan Malaka tidak lepas dari peran
pendidikan dan latar belakang organisasi yang pernah mereka tekuni. Soekarno
mulai dikenal karena keikutsertaannya menjadi anggota Jong Java pada saat ia
melanjutkan sekolah HBS (Hoogere Burger School) di Surabaya (Dahm, 1987,
hlm. 47). Saat Soekarno melanjutkan studinya di THS (Technische Hoogeschool)
Bandung, ia bergabung dengan Algemeene Studieclub, dan terpilih sebagai
Sekertaris I (Dahm, 1987, hlm. 66). Kemudian Soekarno mulai masuk ke ranah
politik, dan pada tanggal 4 Juli 1927, Soekarno dan Algemeene Studieclub
memprakarsai pembentukan sebuah partai politik, Perserikatan Nasional
Indonesia, dengan Soekarno sebagai ketuanya. Pada bulan Mei 1928, nama partai
ini diubah menjadi Partai Nasional Indonesia (PNI) (Ricklefs, 2008, hlm. 392-
393). Selanjutnya Soekarno turut memprakarsai berdirinya Permufakatan
Perhimpunan-Perhimpunan Politik Kebangsaan Indonesia (PPPKI) pada
Desember 1927, yang merupakan sebuah federasi dari organisasi-organisasi
gerakan nasional (Abdullah dan Lapian (ed) (a), 2012, hlm. 397).
Sementara Tan Malaka menggabungkan diri dengan kegiatan komunis,
kemudian pada bulan Desember 1921 ia berhasil menjadi ketua PKI (Poeze (a),
2014, hlm. 172). Tan Malaka sempat menjadi wakil PKI pada kongres Komunis
Internasional (Komintern). Perkembangan PKI di Indonesia sangat
mengecewakannya, ia keluar dari PKI dan dari Komintern. Dengan beberapa
kawannya, Jamaludin Tamin dan Subakat, ia mendirikan Partai Republik
Indonesia (PARI) di Bangkok pada bulan Juli 1927 (Loebis, 1992, hlm. 143).
2
Indari Prameswardani, 2016
PERBANDINGAN PEMIKIRAN TENTANG REVOLUSI INDONESIA ANTARA SOEKARNO DAN TAN
MALAKA (1945-1949)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Soekarno dan Tan Malaka sangat produktif dalam membuat tulisan-tulisan
yang berisi pemikiran keduanya. Pada tahun 1921 Soekarno telah menyumbang
tulisan-tulisan untuk surat kabar Oetoesan Hindia (Dahm, 1987, hlm. 47).
Kemudian di tahun 1926, Sukarno menerbitkan tulisan pertamanya yang matang
dan berpengaruh dalam Indonesia Muda: “Nasionalisme, Islam dan Marxisme”
(Onghokham, 2009, hlm. 11). Tulisan-tulisan Soekarno pada masa penjajahan
Belanda dihimpun dalam buku Dibawah Bendera Revolusi. Sementara Tan
Malaka membuat tulisan Naar de 'Republiek Indonesia' atau Menuju Republik
Indonesia pada tahun 1924, yang membuatnya dijuluki Bapak Republik Indonesia
(Poeze, 2008, hlm. xvii). Selain itu Tan Malaka juga menulis Aksi Massa (Massa-
Actie), MADILOG, GERPOLEK, dari Penjara ke Penjara, dan lain-lain. Dalam
Aksi Massa (Massa-Actie), Tan Malaka sudah berbicara mengenai kemungkinan
Revolusi di Indonesia:
“As President, Sukarno could not escape defining his attitude to the
diplomasi-perjuangan antithesis. It was not easy for him. He had preached
for so long the necessity of struggle that his image could well suffer if he
now became the prophet of moderation. But for the moment his executive
responsibilities counselled prudence and he had no hesitation in opposing
even heroic actions if they were likely to discredit his government in Allied
eyes” (Legge, 2003, hlm. 242).
4
Indari Prameswardani, 2016
PERBANDINGAN PEMIKIRAN TENTANG REVOLUSI INDONESIA ANTARA SOEKARNO DAN TAN
MALAKA (1945-1949)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
kecewa dengan metode diplomasi dengan Belanda pada perundingan Linggarjati,
yang dirasa banyak merugikan bangsa Indonesia:
Sudah banyak peneliti yang mengkaji tentang Soekarno dan Tan Malaka,
kebanyakan meneliti mengenai biografi atau pemikiran politik keduanya. Seperti
autobiografi Soerkarno yang ditulis Cindy Adams, berjudul Bung Karno:
Penjambung Lidah Rakjat Indonesia, buku ini ditulis berdasarkan wawancara
yang dilakukan oleh Cindy Adams kepada Soekarno. Kemudian buku yang di
tulis oleh John D. Legge menulis buku berjudul Sukarno A Political Biography,
Bernard Dahm menulis buku berjudul Soekarno dan Perjuangan Kemerdekaan,
H. A. Notosoetardjo menulis mengenai pemikiran sosialisme Soekarno yang
berjudul Bung Karno tentang Sosialisme, dan masih banyak lagi peneliti yang
mengkaji mengenai Soekarno. Kemudian peneliti yang mengkaji mengenai Tan
Malaka adalah Harry A. Poeze yang menulis buku berjudul Tan Malaka, Gerakan
Kiri, dan Revolusi Indonesia yang terdiri dari enam jilid, yang telah
diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia. Harry A. Poeze juga menulis Tan
Malaka Pergulatan Menuju Republik yang terbagi ke dalam dua jilid, jilid
pertama dibatasi dari tahun 1897-1925 dan jilid kedua mengkaji mulai dari tahun
1925-1945. Biografi Tan Malaka juga ditulis oleh Rudolf Mrazeck dengan judul
“Tan Malaka”, yang mengkaji mengenai alam pemikiran Tan Malaka. Sementara
penelitian yang khusus membandingkan keduanya adalah Skripsi Ahmad R Fauzi
yang berjudul “Konsep Sosialisme antara Tan Malaka dan Soekarno” berisi
mengenai perbandingan konsep sosialisme antara Tan Malaka dan Soekarno.
Kedua tokoh ini sama-sama menggunakan sosialisme sebagai pisau analisis dalam
melihat ketidak adilan dari sistem imperialisme dan kapitalisme. Skripsi ini lebih
menekankan kepada konsep sosialisme dari kedua tokoh tersebut. Namun baru
sedikit yang membandingkan pemikiran keduanya mengenai Revolusi Indonesia,
dalam penelitian ini, penulis mencoba mengkaji “Perbandingan Pemikiran
Tentang Revolusi Indonesia Antara Soekarno dan Tan Malaka (1945-1949)”,
mulai dari latar belakang yang membentuk pola pikir keduanya mengenai revolusi
6
Indari Prameswardani, 2016
PERBANDINGAN PEMIKIRAN TENTANG REVOLUSI INDONESIA ANTARA SOEKARNO DAN TAN
MALAKA (1945-1949)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Indonesia, kemudian pemikiran keduanya mengenai revolusi dalam teori hingga
prakteknya yang terjadi pada tahun 1945-1949. Selanjutnya apa yang menjadi
harapan Soekarno dan Tan Malaka untuk sistem pemerintahan Indonesia yang
ideal.
Mengenai periodisasi waktu, penulis membatasi tahun 1945-1949, karena
peristiwa Revolusi Indonesia terjadi pada tahun 1945. Dimana pada tahun 1945
setelah Indonesia merdeka, Sekutu tidak mengakui kedaulatan bangsa Indonesia
sebagai bangsa yang merdeka. Pada masa itulah rakyat Indonesia berjuang
mempertahankan kedaulatan negara Indonesia dengan cara diplomasi dan perang.
Soekarno dan Tan Malaka sama-sama berjuang untuk kedaulatan Indonesia,
dimana pada masa revolusi ini Soekarno telah menjabat sebagai Presiden
Republik Indonesia. Sementara Tan Malaka menjadi otak dalam perlawanan
gerilya dan menjadi penentang metode diplomasi yang dijalankan pemerintah
Indonesia. Batas akhir tahun penelitian 1949, dipilih karena Belanda melalui
Konferensi Meja Bundar mengakui kedaulatan Indonesia sebagai negara merdeka
(Abdullah dan Lapian (ed) (b), 2012, hlm. 564). Pada tahun yang sama, 1949 pada
bulan Februari, berakhirnya perjuangan Tan Malaka dalam membela tanah air,
karena Tan Malaka tewas ditembak oleh TNI (Poeze (b), 2014, hlm. 220).
Penulis merasa tertarik untuk mengkaji pemikiran tokoh Soekarno dan Tan
Malaka di masa revolusi, karena strategi dan pemikiran keduanya dalam melawan
pihak Belanda sangat mempengaruhi massa. Kemudian politik Soekarno ketika
telah menjabat sebagai Presiden sangat berbeda dengan saat dirinya berjuang
melawan kolonialisme Belanda. Selain itu kedua tokoh ini sudah banyak
berkontribusi dalam hal pemikiran melalui lisan dan tulisan untuk menginspirasi
rakyat Indonesia baik pada zaman pergerakan, zaman revolusi, hingga masa kini.
8
Indari Prameswardani, 2016
PERBANDINGAN PEMIKIRAN TENTANG REVOLUSI INDONESIA ANTARA SOEKARNO DAN TAN
MALAKA (1945-1949)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
4. Dapat dijadikan sumber acuan bagi pengembangan materi mata pelajaran
sejarah mengenai peranan tokoh pada periode sejarah Revolusi Indonesia.
Bab II Kajian Pustaka, membahas mengenai literatur yang digunakan oleh peneliti
untuk mendukung memecahkan masalah yang dikaji, peneliti pun akan
memberikan relevansi antara kajian yang diteliti oleh penulis dengan penelitian-
penelitian terdahulu yang ditulis oleh peneliti lain. Juga berfungsi sebagai
landasan teoritik yang berkaitan dengan perbandingan pemikiran antara Soekarno
dan Tan Malaka mengenai revolusi Indonesia 1945-1949, dalam menyusun
pertanyaan penelitian dan tujuan.
Bab IV Temuan dan Pembahasan, pada bab ini penulis akan memaparkan hasil
penelitian dan analisis deskriptif mengenai Perbandingan Pemikiran Tentang
Revolusi Indonesia antara Soekarno dan Tan Malaka (1945-1949), merujuk pada
rumusan masalah yang ada pada bab I.
Bab V Simpulan dan Rekomendasi, pada bab terakhir ini penulis akan
mengemukakan kesimpulan dan analisis akhir yang merupakan jawaban terhadap
permasalahan penelitian. Selain kesimpulan pada bab akhir ini penulis akan
memberikan rekomendasi penulis kepada penulis lainnya.
10
Indari Prameswardani, 2016
PERBANDINGAN PEMIKIRAN TENTANG REVOLUSI INDONESIA ANTARA SOEKARNO DAN TAN
MALAKA (1945-1949)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu