Anda di halaman 1dari 12

TEKS

HIKAYA
T

KE LA S X I P A / I P S
FABE M IT EPO
LEGENDA E age S
L

HIIKAYAT
Hikayat merupakan salah satu karya sastra lama
yang berbentuk prosa.
Hikayat juga merupakan karya sastra klasik yang
berkisahkan tentang kehidupan para dewi, peri,
pangeran, putri kerajaan, dan raja-raja.
Isi hikayat biasanya berupa cerita, undang-
undang, silsilah raja-raja, biografi, atau gabungan
semuanya. banyak juga mengisahkan kekuatan
gaib, kesaktian, kekuat pada tokohnya yang luar
biasa terkadang tidak masuk akal.
Benda-benda keramat yang digunakan
oleh tokoh cerita, misalnya kemala hikmat,
batu ajaib, dan senjata-senjata sakti.
Tokoh raksasa atau binatang yang
menculik tokoh putri saja.
Tokoh garuda yang membinasahkan
negeri
Sayembara untuk memilih pasangan
Tokoh petapa untuk
memperoleh kesaktian dan kekuatan
KARAKTERISTI
K
1.Kemustahilan berarti hal yang tidak logis atau
tidak bisa dinalar.
2. Kesa ktia n tokoh- toko. h bera rti
mempunya i kekuatan
3. Istana Sentris latar tempat dalam cerita tersebut
adalah negeri yang dipimpin oleh raja serta istana
dalam suatu kerajaan
4. Anonim berarti tidak diketahui secara jelas nama
pencerita atau pengarang.
KEBAHASAAN

KONJUNGSI (KATA HUBUNG) M AJAS (GAYA


BAHASA)

Hikayat dan cerpen tidak dapat lepas dari penggunaan konjungsi urutan Majas atau gaya bahasa sangat erat kaitannya dengan cerita fiksi. Majas digunakan untuk menambahkan keindahan cara
waktu. Konjungsi urutan waktu digunakan untuk menyatakan urutan penyampaian cerita.
sebuah kejadian berdasarakan waktu terjadinya, baik itu sebelumnya, Majas Antonomasia adalah majas yang menyebut seseorang berdasarkan ciri atau sifatnya yang menonjol.
saat, maupun setelahnya. Hikayat dan Cerpen menggunakan konjungsi 1. Hatta beberapa lamanya maka istri si Miskin itu pun hamillah tiga bulan lamanya.
yang menyatakan urutan waktu dan kejadian. 2. Tak tahu mengapa, saat itu aku mengucapkan terima kasih kepada perempuan tua itu.
Contoh: Akisyah/alkisah (Pada....), Bermula/Sebermula (Awalnya), Majas Personifikasi adalah majas yang menyatakan benda mati maupun benda hidup yang bukan manusia (hewan/tumbuhan)
Arkian (Kemudian), Hatta (Lalu), Kalakian (Setelah itu), Syahdan sebagai sesuatu yang seolah-olah bersifat dan berlaku layaknya manusia.
(Selanjutnya), Maka (Sesudah itu), Ketika....., Saat....., Sebelum itu, 1. Samar-samar nyanyian jangkrik terdengar di sampingku.
Akhirnya. 2. Angin menyambar wajahku.
Majas Simile adalah majas yang membandingkan suatu hal dengan hal lainnya secara eksplisit menggunakan kata penghubung
"Sebelum dia pergi, berpesanlah dia pada istrinya itu, jika ada barang atau kata pembanding. Kata penghubung atau kata pembanding yang biasa digunakan antara lain: seperti, laksana, bak, dan
suatu pekerjaan, mufakatlah dengan dua ekor unggas itu, hubaya- bagaikan.
hubaya jangan tiada, karena itnah di dunia amat besar lagi tajam dari 1. “Kamu tidur seperti kerbau,” canda ibu.
pada senjata." "Lalu Bibi Zainab pun pergi mendapatkan bayan yang 2. Mereka selalu bertengkar bak kucing dan anjing.
sedang berpura-pura tidur." Majas Metafora adalah majas yang menggunakan kata atau kelompok kata untuk mewakili hal lain yang bukan sebenarnya,
Konjungsi “sebelum” yang dicetak miring dalam penggalan hikayat di mulai dari bandingan benda fisik, sifat, ide, atau perbuatan lain. Metafora tidak menggunakan kata penghubung atau kata
atas menunjukkan urutan waktu sedang konjungsi “lalu” menyatakan pembanding seperti simile.
urutan kejadian. Penggunaan konjungsi yang tepat sangat penting untuk 1. Seperti biasa, setibaku di istana tuaku, perempuan tua menyambutku dengan hangat.
mengembangkan alur cerita. 2. Ia adalah tulang punggung keluarga.
Hiperbola adalah gaya bahasa yang mengandung pernyataan dengan cara melebih-lebihkan sesuatu dari yang sebenarnya.
"Ketika Leyla memutuskan untuk mengungsi, meninggalkan kampong 1. Seraya berkata kepada suaminya, “Adapun akan emas ini sampai kepada anak cucu kita sekalipun tiada habis dibuat belanja.”
halamannya, perih yang melilit perutnya kian menjadi." "Selanjutnya, ia 2. Aku tak dapat berbicara, tanganku dingin bak es yang keluar dari freezer.
menyebut kunang-kunang itu sebagai sang maut. Sang maut yang selalu Majas Personifikasi adalah majas yang menyatakan benda mati sebagai sesuatu yang seolah-olah hidup layaknya manusia.
menguntitnya dan sewaktu-waktu siap mengantarnya menyusul 1. Pohon itu bercerita, hingga akhirnyalah Bibi Zainab pun insyaf terhadap perbuatannya yang menunggu suaminya Khojan
almarhum suaminya." Maimun pulang dari rantauannya.
Konjungsi “ketika” dalam kutipan di atas menyatakan hubungan waktu,
sedangkan konjungsi “selanjutnya” menyatakan urutan peristiwa.
N i l a iA g a m a b e r a r t i y a n g b e r hu b un g a n d e n g a n m a s a l
ah k e a g a m an. N i l a ir e l i g i b i a s any a d i t and a i d eng a
n p e n g g un a a n k a t a d a n k o n s e p T uh a n , m a k h l u k gaib,
d o s a - p aha l a , serta sur g a d an ne r a k a.

N i l a iS o s i a l berarti y ang b e r hu b un g a n d
eng an k ehi dup an d i dalam
m a s y a r a k a t. B i a s any a b e rup a na s ih
a t -na s iha t y ang b e r k a i t an d eng a n k e m a s y a r a k
a t an .

N i l a iBud a y a a r t iny a ni l a i y ang diambil d


ari b u d a y ay a n g b e r k e m b a n g secara t u r un - m e n
u r un d i masyarakat

N i l a i M o r a lb e r a r t i y ang b e r k a i t an
d eng an na s iha t -na s iha t y ang
b e r k a i t an d eng an bud i p e k e r t i , p e r i l a ku, a t au
tata sus i l a y ang d a p a t d i p e r o l eh pembaca
CONTOH KUTIPAN NILAI
HIKAYAT

Nilai Agama
Nilai Sosial

Nilai Edukasi
Berdoa kepada Tuhan. Membantu sesama yang
"Tak seberapa lama setelah ia
Memperoleh ilmu tidak membutuhkan.
berdoa kepada Tuhan, maka
harus berasal hanya dari "Bayan yang bijak bukan
saudagar Mubarok pun
sahaja dapat menyelamatkan
beranaklah istrinya seorang satu sumber saja
"Setelah umurnya Khojan nyawanya tetapi juga dapat
anak laki-laki yang diberi nama
Maimun lima tahun, maka menyekat isteri tuannya
Khojan Maimun."
diserahkan oleh bapaknya daripada menjadi isteri yang
Nilai Moral
mengaji kepada banyak guru curang."
sehingga sampai umur Khojan
Nilai Sosial
Nilai Budaya Maimun lima belas tahun." Sebagai manusia harus
bisa menjaga martabat,
kesabaran, dan kekayaan.
Seorang suami (lelaki) pergi "terdapat pada perilaku kera
merantau untuk bekerja yang tidak mau mengikuti
"Pada suatu hari Khojan Maimun perintah orang tuanya pada
tertarik akan perniagaan di laut, lalu kalimat Beberapa pun dilarang
minta izinlah dia kepada istrinya." oleh ibu-bapanya, tiada jua
didengar oleh anak kera itu."
UNSUR INTRINSIK
Tema (Gagasan yang mendasari sebuah cerita)
Amanat (Amanat merupakan pesan yang
disampaikan oleh pengarang melalui sebuah
cerita)
Tokoh (Tokoh adalah pemeran
Penokohan (Penokohan yaitu engga
pdi dalam
barancerita)
m
watak
seorang tokoh)
Alur (Alur merupakan jalinan peristiwa dalam
sebuah cerita)
Latar (Tempat, waktu, dan suasana dalam suatu
cerita) Gaya Bahasa (Merupakan kemampuan
penulis dalam menyajikan suatu cerita yang
menggunakan bahasa dan unsur-unsur keindahan
lainnya)
STRUKTUR

Abstraksi

Orientasi

Komplikasi

Resolusi

Koda
STRUKTUR

Abstraksi
Abstraksi pada teks
hikayat sebuah inti
berisi mengenai Orientasi
cerita y a ng na ntiny a
a ka n
dikembangkan menja di Peng ena la n terha da p s emua
berba g a i ma ca m a s pek dari s ua tu
Pada umumny a , peris tiwa . hika y a t, a s pek Komplikasi
s ering abstraksi mulai
tempat, da ri
hingga suasana,
Urutan kejadian y a ng
gambaran ydisebut sebagai
a n g ada di dalam y a n g mempeng a ruhipenulis a n
meng hubung ka n s eba b Resolusi
cerita. wa ktu,
hikayat tersebut.
da n
akibat, sehingga bisa disebut
sebagai puncak masalah. Berisi mengenai berbagai
macam solusi s ua tu Koda
ma s a la h
tokoh ataudari y a ng y a n g oleh
karakter ada Pada bagian ini, kita bisa sebut
di dalam cerita. Biasanya deng a n Da la m
resolusi akandia laditampilkan
mi dari kes impula n. struktur
pemikiran pribadi penulisnya. nila i da n koda, ada berba juggaa i
hikma h y a ng
bis a skita a mbil
erta berba g a i hikma h
da ri
y a n g sang at bermanfaat untuk
teks s ebua h
para pembacanya.
Menulis Cerpen Berdasarkan Nilai dalam
Hikayat
1.Siapkanlah kertas kosong, pulpen, atau pensil/spidol aneka warna.
2.Tuiskanlah topik utama dari cerpen yang akan kalian buat di tengah-tengah kertas, misalnya
persahabatan. Lingkarilah kata kunci itu.
3.Gambarlah cabang utama terkait topik tersebut. Misalnya, tentang tokoh, konflik atau masalah yang dihadapi
tokoh, dan cara tokoh menyelesaikan masalah.
4. Buatlah cabang-cabang lainnya dan gunakan warna berbeda. Cabang-cabang itu diisi oleh kata-kata kunci yang
berhubungan dengan cabang utama.
5.Gunakanlah warna yang menarik pada gambar atau simbol-simbol yang mencerminkan pengalaman dan imajinasi
kalian berkaitan dengan topik-topik itu.
6.Gambarlah garis lengkung untuk menghubungkan kata kunci yang masih berkaitan dengan kata kunci dari
cabang lainnya. Tambahkanlah simbol yang menggambarkan keterkaitan antarkata kunci itu.
7. Perhatikanlah kembali kelengkapan pengalaman dan imajinasi kalian. Apakah seluruhnya sudah tersampaikan?
8.Jika sudah lengkap, nomorilah kata-kata kunci sesuai dengan urutan yang akan kalian susun di dalam cerpen.
Coretlah kata kata kunci yang dianggap tidak penting untuk dikembangkan. Misalnya, kata kunci yang terlalu
menyimpang dari topik utama atau terlalu biasa kalau dijadikan bahan cerpen.
9.Kembangkanlah kata-kata kunci tersebut menjadi sebuah cerpen yang utuh. Kalian juga tetap dapat
menambahkan peristiwa dan imajinasi lain di luar kerangka yang tersedia, sepanjang tidak mengganggu topik
utama yang telah dibangun sebelumnya.
10. Lakukan penilaian diri terhadap cerpen yang telah kalian tulis. Gunakanlah tabel ini untuk menilainya.

(Sumber: USAID Prioritas, 2015)

Anda mungkin juga menyukai