Anda di halaman 1dari 72

Teori Dasar Makro,

Proyeksi PDRB,
dan Financial Programming
Policy

Direktorat Perencanaan Makro dan Analisis Statistik

Juni 2023
Bimbingan Teknis Penyusunan Kerangka Ekonomi Makro Daerah
PENGANTAR EKONOMI
MAKRO
PENGANTAR EKONOMI MAKRO (1/2)

Ilmu Ekonomi BAHASAN EKONOMI MAKRO ?

• Ilmu yang memperlajari tentang


bagaimana cara masyarakat dalam Kenapa ada daerah yang
mengelola sumber daya yang langka. tumbuh lebih cepat dari
daerah lain?
Gregory Mankiw

Kenapa harga-harga lebih


tinggi di suatu daerah?
Ilmu Ekonomi Makro

• Ilmu yang mempelajari perekonomian Bagaimana cara pemerintah


mengatasi kemiskinan dan
secara keseluruhan pengangguran?
Gregory Mankiw

Direktorat Perencanaan Makro dan Analisis Statistik - Kedeputian Bidang Ekonomi 3


PENGANTAR EKONOMI MAKRO (2/2)

Masalah pokok perekonomian:

Adanya ‘scarcity’ atau ‘kelangkaan’ akibat Disatu pihak keinginan masyarakat relatif tak terbatas

1 ketidakseimbangan antara kebutuhan masyarakat


dengan faktor-faktor produksi yang tersedia dalam
masyarakat
2 sementara dilain pihak sumber-sumber daya atau faktor-
faktor produksi yang dapat digunakan untuk menghasilkan
barang tersebut relatif terbatas

Masalah membuat pilihan dalam kegiatan pemerintah:


Setiap negara harus membuat pilihan dalam
menjalankan kegiatan ekonomi dengan tujuan Untuk itu, sumber-sumber daya yang
meningkatkan pertumbuhan ekonomi, mengatasi tersedia diatur penggunaannya sehingga
masalah pengangguran, meningkatkan taraf hidup
masyarakat dan lain sebagainya dengan menggunakan  dapat memaksimalkan tujuan-tujuan
pemerintah dan untuk mengatur kegiatan
ekonomi individu maupun perusahaan.
sumber-sumber daya yang terbatas.

Direktorat Perencanaan Makro dan Analisis Statistik - Kedeputian Bidang Ekonomi 4


10 PRINSIP-PRINSIP EKONOMI

Setiap orang akan mengalami trade-off Pasar menjadi tempat terjadinya


kegiatan ekonomi

Pengorbanan biaya untuk mendapatkan Pemerintah mempunyai peran terhadap


sesuatu (opportunity cost) pasar

Berpikir rasional untuk mendapatkan Standar hidup bergantung pada


keuntungan kapasitas memproduksi barang

Reaksi terhadap insentif Kenaikan harga (inflasi) akan terjadi jika


uang beredar terlalu banyak

Kegiatan perdagangan yang menguntungkan Trade-off Jangka Pendek antara


semua pihak Pengangguran dan Inflasi

Direktorat Perencanaan Makro dan Analisis Statistik - Kedeputian Bidang Ekonomi 5


ANALISIS MAKROEKONOMI

• Teori Ekonomi, seperti teori pertumbuhan, teori konsumsi, dll


Teori 1 • Sebagai Perencana Kebijakan, penting untuk menguasai teori-teori umum dalam ekonomi

Penentuan Variabel • Ketersediaan data sangat penting karena tanpa data yang valid, estimasi menjadi tidak akan valid.
dan Data 2 • Data dalam ekonomi dapat berbentuk cross section, time series, dan Panel

• Penentuan model matematika penting untuk dipahami sebagai dasar dalam estimasi dan hipotesa
Persamaan Matematika 3 • Teori Konsumsi: C = a + b.Y

• Teori Konsumsi Ct = a + b.Yt + Ut


Persamaan Ekonometri 4 • Ut adalah komponen error atau hal-hal lain yang tidak dijelaskan dalam model persamaan

• Penentuan metode estimasi digunakan untuk mendapatkan parameter dari model


Metode Estimasi 5 • Fetode estimasi: Ordinary Least Square, General Ieast Square, Maximum Likelihood

• Proses estimasi menghasilkan parameter


Estimasi dan Uji Model 6 • Perlu dilakukan beberapa pengujian untuk menghasilkan parameter yang robust (White noise)

• Setiap parameter menunjukkan sebuah hubungan dari satu variabel terhadap variabel lain
Interpretasi & Analisis 7 • Hasil analisis perlu dikonfirmasi kesesuaiannya dengan teori

• Hasil analisis yang robust dan sesuai dengan teori dapat diformulasikan menjadi sebuah
Rekomendasi Kebijakan 8 kebijakan

Direktorat Perencanaan Makro dan Analisis Statistik - Kedeputian Bidang Ekonomi


PRINSIP-PRINSIP DALAM MENGEMBANGKAN MODEL
"Essentially, all models are wrong, but some are useful“
George E.P. Box (1987)
 Pembentukan model HARUS didasarkan oleh TEORI (Logis)

 Proses menghasilkan parameter sebuah model WAJIB mengikuti prosedur estimasi yang baku

 Pembentukan Model menganut asas “PARSIMONI”


 Semakin besar model  mekanisme transmisi menjadi kompleks. Model akan menjadi black box

 Pembentukan Model HARUS dapat menjawab TUJUAN / PERTANYAAN PENELITIAN

 Beberapa pertanyaan sebelum membangun sebuah model


 Aggregated vs. detailed
 Long-term vs. annual vs. quarterly
 Structural (DSGE) vs. semi-structural (“gap”) vs. partial equilibrium frameworks
 Theory vs. “fitting the data”
 “Forecasting” vs. “simulating” (i.e., accuracy vs. policy advice)
 Fiscal focus vs. monetary focus vs. structural and long-term growth focus
Direktorat Perencanaan Makro dan Analisis Statistik - Kedeputian Bidang Ekonomi 7
MODEL ELASTISITAS

Konsep Sederhana Melihat Hubungan antara Dua Variabel adalah Menggunakan Hubungan Elastisitas

Elastisitas = Sensitivitas = Kelenturan

 Elastisitas adalah PERSENTASE perubahan dari sebuah variabel akibat PERUBAHAN 1% dari variabel
lain. Contoh: Hubungan Permintaan Barang (Hp)
• QHP = a - b*HargaHP
• Semakin tinggi harga HP, semakin sedikit HP yang diminta
• Semakin rendah harga HP, semakin banyak HP yang diminta
P
Rumus Elastisitas e = (40/20)*100% : (3/8)*100%
8 A = 200% / 37,5%
D
= 5,3%
=
B
-5,3%
5
*tanda (-) menunjukkan hubungan negatif antara
Intepretasi: Harga dan Kuantitas

20 60 Q Jika Harga HP meningkat 1%, maka Permintaan HP menurun 5,3% dan sebaliknya
Direktorat Perencanaan Makro dan Analisis Statistik - Kedeputian Bidang Ekonomi
LEVEL ELASTISITAS

Pengambil Kebijakan Perlu MEMAHAMI DENGAN BAIK Level Hubungan dari Variabel

1. Inelastis (Ep < 1)


Bila harga (P) mengalami perubahan sebesar 1%, akan memberi pengaruh
perubahan jumlah barang yang diminta/ditawarkan (Q) lebih kecil dari 1%.
2. Elastis (Ep > 1)
Bila P mengalami perubahan sebesar 1% akan memberi pengaruh Q lebih besar
dari 1%.
3. Unitary (Ep = 1)
Bila P mengalami penurunan sebesar 1%, maka Q juga akan turun 1%.

Direktorat Perencanaan Makro dan Analisis Statistik - Kedeputian Bidang Ekonomi


PROYEKSI DAN CARA
MENGANALISIS PDB
DATA DAN KONSEP PENTING DALAM EKONOMI

Proses perubahan kondisi


Nilai pasar dari barang dan jasa akhir yang perekonomian suatu negara secara

PDB diproduksi oleh suatu perekonomian


(negara, provinsi, atau kabupaten/kota)
dalam periode tertentu
berkesinambungan menuju keadaan
yang lebih baik selama periode
tertentu
PERTUMBUHAN
EKONOMI
Nilai output perekonomian yang optimum Deflator menunjukkan besarnya
PDB yang dapat dianggap permanen dan
berkelanjutan (sustainable) dalamjangka
perubahan harga dari semua barang
baru, barang produksi lokal, barang

Potensial
menengah tanpa adanya kejutan (shock) dan jadi, dan jasa
tekanan inflasi.
PDB
DEFLATOR

Porsi dari sebuah variabel Indikator ekonomi yang


memberikan informasi mengenai
terhadap variable lainnya
harga barang dan jasa yang dibayar
oleh konsumen.
SHARE IHK

Direktorat Perencanaan Makro dan Analisis Statistik - Kedeputian Bidang Ekonomi


OUTPUT, OUTPUT POTENSIAL & OUTPUT GAP
Nilai output perekonomian yang optimum yang dapat dianggap permanen dan berkelanjutan (sustainable) dalam jangka
PDB Potensial: menengah tanpa adanya kejutan (shock) dan tekanan inflasi.

• output gap dapat memberikan gambaran mengenai


keberadaan kelebihan permintaan (excess demand)
atau kelebihan penawaran (excess supply) dalam
perekonomian
• Output gap yang bernilai negatif mengindikasikan nilai
output aktual yang lebih rendah dari potensialnya atau
pertumbuhan ekonomi yang tidak optimum.
• Output gap yang positif mengindikasikan nilai output
aktual yang lebih tinggi dari output optimumnya.

Direktorat Perencanaan Makro dan Analisis Statistik - Kedeputian Bidang Ekonomi


PRODUK DOMESTIK BRUTO (PDB)

PDB:
PDB Sisi Pengeluaran

PDB Sisi Produksi

BAGAIMANA MEMBACA DAN MENGANALISISNYA?

Direktorat Perencanaan Makro dan Analisis Statistik - Kedeputian Bidang Ekonomi


TIGA CARA MENGANALISIS PDB

Dihitung menggunakan harga


apa?
Pertumbuhan: Harga Konstan
YoY atau QtQ

PDB/Komponen PDB Share thd PDB Harga Berlaku

Kontribusi thd
Pertumbuhan/Sumb Harga Konstan
er Pertumbuhan

Direktorat Perencanaan Makro dan Analisis Statistik - Kedeputian Bidang Ekonomi


HARGA BERLAKU VS HARGA KONSTAN

Harga Berlaku Harga Konstan

Hanya melihat perubahan


pada output
(perubahan riil)

Menggunakan harga pada tahun


tertentu (biasanya disebut tahun dasar)
Lihat ini!
Tahun Harga Output PDB HB PDB HK 2010
2010 100 10 1000 1000
2015 120 30 3600 3000
2016 150 30 4500 3000

Direktorat Perencanaan Makro dan Analisis Statistik - Kedeputian Bidang Ekonomi


MENGHITUNG PERTUMBUHAN

2021 2022
Komponen (Miliar Rupiah)
Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4

PRODUK DOMESTIK BRUTO 2.684.448 2.773.067 2.816.495 2.846.069 2.819.330 2.924.458 2.977.973 2.988.637

Pengeluaran Konsumsi Rumahtangga 1.450.478 1.469.152 1.466.421 1.510.657 1.513.456 1.550.029 1.545.443 1.578.262

Pengeluaran Konsumsi LNPRT 31.444 33.655 33.536 33.777 33.298 35.343 35.537 35.701

Pengeluaran Konsumsi Pemerintah 163.800 211.933 229.647 305.818 152.963 202.127 223.783 291.220

Pembentukan Modal Tetap Domestik Bruto 874.465 850.707 889.950 934.096 910.125 876.983 934.275 965.191

Perubahan Inventori 61.381 56.016 8.033 - 62.721 60.312 53.462 15.668 - 58.693

Ekspor Luar Negeri 561.769 601.235 635.920 659.108 641.634 699.820 759.369 757.494

Impor Luar Negeri 487.176 519.482 510.945 587.635 565.295 585.536 640.553 624.376

Direktorat Perencanaan Makro dan Analisis Statistik - Kedeputian Bidang Ekonomi


MENGHITUNG PERTUMBUHAN
2021 2022
Komponen (Miliar Rupiah)
Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4

PRODUK DOMESTIK BRUTO 2.684.448 2.773.067 2.816.495 2.846.069 2.819.330 2.924.458 2.977.973 2.988.637

Pengeluaran Konsumsi Rumahtangga 1.450.478 1.469.152 1.466.421 1.510.657 1.513.456 1.550.029 1.545.443 1.578.262

Pengeluaran Konsumsi LNPRT 31.444 33.655 33.536 33.777 33.298 35.343 35.537 35.701

Pengeluaran Konsumsi Pemerintah 163.800 211.933 229.647 305.818 152.963 202.127 223.783 291.220

Pembentukan Modal Tetap Domestik Bruto 874.465 850.707 889.950 934.096 910.125 876.983 934.275 965.191

Perubahan Inventori 61.381 56.016 8.033 - 62.721 60.312 53.462 15.668 - 58.693

Ekspor Luar Negeri 561.769 601.235 635.920 659.108 641.634 699.820 759.369 757.494

Impor Luar Negeri 487.176 519.482 510.945 587.635 565.295 585.536 640.553 624.376

Quarter to Quarter Year on Year


𝐶 𝑡 − 𝐶 𝑡 −1 (Q-to-Q) (Y-on-Y)
𝑔𝐶 𝑡 = 𝑥 100 Bagaimana menghitung
𝐶𝑡 − 1 Cumulative to Cumulative (C-to-C)?

Direktorat Perencanaan Makro dan Analisis Statistik - Kedeputian Bidang Ekonomi


KENAPA YOY YANG LEBIH BANYAK DIPAKAI?
2020 2021 2022
Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4
Pertumbuhan YOY
PRODUK DOMESTIK BRUTO 3,0 -5,3 -3,5 -2,2 -0,7 7,1 3,5 5,0 5,0 5,5 5,7 5,0
Pengeluaran Konsumsi Rumahtangga 2,8 -5,5 -4,0 -3,6 -2,2 6,0 1,0 3,6 4,3 5,5 5,4 4,5
Pengeluaran Konsumsi LNPRT -5,0 -7,8 -1,9 -1,9 -3,6 4,1 2,9 3,2 5,9 5,0 6,0 5,7
Pengeluaran Konsumsi Pemerintah 3,9 -6,5 9,8 1,9 2,6 8,2 0,6 5,3 -6,6 -4,6 -2,6 -4,8
Pembentukan Modal Tetap Domestik Bruto 1,7 -8,6 -6,5 -6,2 -0,2 7,5 3,8 4,5 4,1 3,1 5,0 3,3
Perubahan Inventori -17,8 11,5 -121,0 -118,1 21,4 -15,1 -207,0 8,7 -1,7 -4,6 95,0 -6,4
Ekspor Luar Negeri 0,4 -13,6 -12,7 -7,4 2,2 28,4 20,7 22,2 14,2 16,4 19,4 14,9
Impor Luar Negeri -6,0 -21,3 -25,0 -17,6 5,2 33,2 31,1 32,6 16,0 12,7 25,4 6,3

Pertumbuhan QtoQ
PRODUK DOMESTIK BRUTO -2,4 -4,2 5,0 -0,4 -0,9 3,3 1,6 1,1 -0,9 3,7 1,8 0,4
Pengeluaran Konsumsi Rumahtangga -2,0 -6,5 4,7 0,5 -0,6 1,3 -0,2 3,0 0,2 2,4 -0,3 2,1
Pengeluaran Konsumsi LNPRT -2,2 -0,9 0,8 0,4 -3,9 7,0 -0,4 0,7 -1,4 6,1 0,5 0,5
Pengeluaran Konsumsi Pemerintah -44,0 22,6 16,5 27,3 -43,6 29,4 8,4 33,2 -50,0 32,1 10,7 30,1
Pembentukan Modal Tetap Domestik Bruto -8,0 -9,7 8,4 4,2 -2,2 -2,7 4,6 5,0 -2,6 -3,6 6,5 3,3
Perubahan Inventori -291,0 30,6 -111,4 668,5 -206,4 -8,7 -85,7 -880,8 -196,2 -11,4 -70,7 -474,6
Ekspor Luar Negeri -5,6 -14,8 12,5 2,4 4,2 7,0 5,8 3,6 -2,7 9,1 8,5 -0,2
Impor Luar Negeri -13,9 -15,8 -0,1 13,7 9,9 6,6 -1,6 15,0 -3,8 3,6 9,4 -2,5

Menemukan sesuatu yang unik?


Direktorat Perencanaan Makro dan Analisis Statistik - Kedeputian Bidang Ekonomi
Pertumbuhan Ekonomi Tahunan (Persen)
2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022
PERTUMBUHAN PDB (Y-O-Y) 4,9 5,0 5,1 5,2 5,0 -2,1 3,7 5,3
Pengeluaran Konsumsi RT 5,0 5,0 4,9 5,1 5,0 -2,6 2,0 4,9
Pengeluaran Konsumsi LNPRT -0,6 6,6 6,9 9,1 10,6 -4,2 1,6 5,6
Pengeluaran Konsumsi Pemerintah 5,3 -0,1 2,1 4,8 3,3 2,1 4,2 -4,5
Pembentukan Modal Tetap Bruto 5,0 4,5 6,2 6,7 4,5 -5,0 3,8 3,9
Perubahan Inventori -31,0 18,2 -4,9 55,6 -34,2 -60,5 22,2 12,8
PDB 2022: Ekspor Luar Negeri
Impor Luar Negeri
-2,1 -1,6 8,9 6,5 -0,5 -8,4 18,0 16,3
-6,2 -2,4 8,1 12,1 -7,1 -17,6 24,9 14,7
Coba Analisa? Pertumbuhan Ekonomi Triwulanan (Persen, YoY)
2021 2022
Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4
Pertumbuhan YOY
PRODUK DOMESTIK BRUTO -0,7 7,1 3,5 5,0 5,0 5,5 5,7 5,0
Pengeluaran Konsumsi Rumahtangga -2,2 6,0 1,0 3,6 4,3 5,5 5,4 4,5
Pengeluaran Konsumsi LNPRT -3,6 4,1 2,9 3,2 5,9 5,0 6,0 5,7
Pengeluaran Konsumsi Pemerintah 2,6 8,2 0,6 5,3 -6,6 -4,6 -2,6 -4,8
Pembentukan Modal Tetap Domestik Bruto -0,2 7,5 3,8 4,5 4,1 3,1 5,0 3,3
Perubahan Inventori 21,4 -15,1 -207,0 8,7 -1,7 -4,6 95,0 -6,4
Ekspor Luar Negeri 2,2 28,4 20,7 22,2 14,2 16,4 19,4 14,9
Impor Luar Negeri 5,2 33,2 31,1 32,6 16,0 12,7 25,4 6,3
Pertumbuhan ekonomi 2022 tumbuh lebih tinggi, didorong oleh konsumsi RT dan investasi yang tumbuh lebih tinggi. Sementara,
konsumsi pemerintah tercatat terkontraksi seiring dengan turunnya penyaluran bantuan dampak pandemi COVID-19 yang diberikan
oleh pemerintah, dan ekspor lebih tinggi dari impor.
Direktorat Perencanaan Makro dan Analisis Statistik - Kedeputian Bidang Ekonomi
Pertumbuhan Ekonomi (Persen, YoY)
2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022
PERTUMBUHAN PDB (Y-O-Y) 4,9 5,0 5,1 5,2 5,0 -2,1 3,7 5,3
Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 3,8 3,4 3,9 3,9 3,6 1,8 1,9 2,3
Pertambangan dan Penggalian 3,0 3,3 3,6 3,6 3,3 2,1 1,1 2,3
Industri Pengolahan 4,3 2,6 2,3 1,4 -1,7 3,6 -1,4 0,1
Pengadaan Listrik, Gas dan Produksi Es 2,3 2,9 3,7 7,0 5,5 4,2 0,5 4,2
Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur 2,0 3,5 4,5 3,8 4,6 1,3 3,5 1,6
Ulang
Konstruksi 3,6 4,5 4,0 4,6 7,8 -0,3 0,3 6,2
Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda 3,8 3,2 4,1 3,1 3,2 1,6 1,4 2,7
PDB 2022 Motor
Transportasi dan Pergudangan 1,8 -1,0 2,1 2,8 0,4 0,0 0,1 -1,3
Sisi Produksi:
Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 7,9 5,2 5,7 5,2 5,7 0,7 5,5 2,8
Coba Analisa? Informasi dan Komunikasi -3,4 0,9 0,7 2,2 1,2 -2,0 4,0 4,4
Jasa Keuangan dan Asuransi 0,1 2,1 -3,5 -1,4 -2,8 -6,0 -4,4 -4,8
Real Estate -7,3 -4,1 1,5 4,0 10,2 -5,4 6,6 8,1
Jasa Perusahaan -10,7 1,8 6,5 9,0 -15,2 20,3 22,8 18,0
Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial 1,1 6,4 4,7 2,2 6,2 -1,2 2,0 2,3
Wajib
Jasa Pendidikan 4,3 4,3 4,3 4,3 3,8 -2,9 3,4 4,9
Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial -1,1 2,8 -0,2 0,0 -1,1 -6,8 0,6 3,7
Jasa lainnya 5,1 4,4 4,9 4,8 4,3 -2,5 3,7 5,0

Dari sisi produksi, sektor dengan kontribusi terbesar, industri pengolahan, mengalami pertumbuhan. Sektor pertanian tumbuh positif
didorong oleh subsektor perkebunan; konstruksi tumbuh positif didorong oleh percepatan pembangunan infrastruktur strategis; sementara
sektor transportasi terkontraksi serta akomodasi dan mamin tumbuh melambat seiring dengan aktivitas pariwisata dan mobilitas yang belum
sepenuhnya pulih seperti masa pra-pandemi

Direktorat Perencanaan Makro dan Analisis Statistik - Kedeputian Bidang Ekonomi


SHARE THD PDB  STRUKTUR EKONOMI
2019 2020 2021 2022 2019 2020 2021 2022
Share thd PDB (Persen) PDB
Pengeluaran Konsumsi Rumahtangga 56,6 57,6 54,4 51,9 Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 12,7 13,7 13,3 12,4
Pertambangan dan Penggalian 7,3 6,4 9,0 12,2
Pengeluaran Konsumsi LNPRT 1,3 1,3 1,2 1,2 Industri Pengolahan 19,7 19,9 19,2 18,3
Pengeluaran Konsumsi Pemerintah 8,8 9,7 9,2 7,7 Pengadaan Listrik, Gas dan Produksi Es 1,2 1,1 1,0 1,2
Pembentukan Modal Tetap Domestik Bruto 32,3 31,7 30,8 29,1 Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur
0,1 0,1 0,1 0,1
Ulang
Perubahan Inventori 1,4 0,6 0,7 0,7 Konstruksi 10,7 10,4 9,8 10,7
Ekspor Barang dan Jasa 18,6 17,3 21,4 24,5 Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda
12,9 13,0 12,8 12,9
Motor
Dikurangi Impor Barang dan Jasa 19,0 15,6 18,8 20,9 Transportasi dan Pergudangan 5,6 4,5 4,2 5,0
Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 2,8 2,6 2,4 2,4
Informasi dan Komunikasi 4,0 4,5 4,4 4,1
Highlight Jasa Keuangan dan Asuransi 4,2 4,5 4,3 4,1
Struktur ekonomi dapat dilihat dari share komponen terhadap Real Estate 2,8 2,9 2,8 2,5
Jasa Perusahaan 1,9 1,9 1,8 1,7
PDB. Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial
3,6 3,8 3,5 3,1
Di Indonesia: Wajib
Jasa Pendidikan 3,3 3,6 3,3 2,9
• Struktur utama sisi pengeluaran: Konsumsi Rumah Tangga, Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 1,1 1,3 1,3 1,2
PMTB (Investasi), dan Ekspor Barang dan Jasa Jasa lainnya 2,0 2,0 1,8 1,8
PAJAK DIKURANG SUBSIDI ATAS PRODUK 4,1 3,6 4,1 4,4
• Struktur utama sisi lapangan usaha: Industri pengolahan,
pertanian, perdagangan, konstruksi, dan pertambangan

Direktorat Perencanaan Makro dan Analisis Statistik - Kedeputian Bidang Ekonomi


STRUKTUR EKONOMI MENUNJUKKAN DAN MENENTUKAN
PERJALANAN EKONOMI SUATU NEGARA
Cons Inv Exp Cons Inv Exp
80 70
70 60
60
50
50
40
40
30
30
20
20
10 10

0 0
60 63 66 69 72 75 78 81 84 87 90 93 96 99 02 05 08 11 14 17 20 70 73 76 79 82 85 88 91 94 97 00 03 06 09 12 15 18 21
19 19 19 19 19 19 19 19 19 19 19 19 19 19 20 20 20 20 20 20 20 19 19 19 19 19 19 19 19 19 19 20 20 20 20 20 20 20 20

Cons Inv Exp Cons Inv Exp


120 90
80
100
70
80 60
50
60
40
40 30
20
20
10
0 0
60 63 66 69 72 75 78 81 84 87 90 93 96 99 02 05 08 11 14 17 20 60 63 66 69 72 75 78 81 84 87 90 93 96 99 02 05 08 11 14 17 20
19 19 19 19 19 19 19 19 19 19 19 19 19 19 20 20 20 20 20 20 20 19 19 19 19 19 19 19 19 19 19 19 19 19 19 20 20 20 20 20 20 20
Sumber: https://data.worldbank.org/country/
Direktorat Perencanaan Makro dan Analisis Statistik - Kedeputian Bidang Ekonomi
SISI PRODUKSI BIASANYA DISEDERHANAKAN MENJADI
TIGA SEKTOR

PERTANIAN

MANUFAKTUR

JASA-JASA

Direktorat Perencanaan Makro dan Analisis Statistik - Kedeputian Bidang Ekonomi


TRANSFORMASI STRUKTURAL YANG IDEAL

Chenery-Syrquin (1975)

Direktorat Perencanaan Makro dan Analisis Statistik - Kedeputian Bidang Ekonomi


PENGALAMAN NEGARA-NEGARA DUNIA Deindustrialisasi dini?
Agr Man Ser Agr Man Ser
70 60

60 50
50
40
40
30
30
20
20

10 10

0 0
60 63 66 69 72 75 78 81 84 87 90 93 96 99 02 05 08 11 14 17 20 94 96 98 00 02 04 06 08 10 12 14 16 18 20
19 19 19 19 19 19 19 19 19 19 19 19 19 19 20 20 20 20 20 20 20 19 19 19 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
Agr Man Ser Agr Man Ser
60 80
70
50
60
40
50
30 40
30
20
20
10
10
0 0
60 63 66 69 72 75 78 81 84 87 90 93 96 99 02 05 08 11 14 17 20 94 96 98 00 02 04 06 08 10 12 14 16 18 20
19 19 19 19 19 19 19 19 19 19 19 19 19 19 20 20 20 20 20 20 20 19 19 19 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
Sumber: https://data.worldbank.org/country/
Direktorat Perencanaan Makro dan Analisis Statistik - Kedeputian Bidang Ekonomi
TRANSFORMASI STRUKTURAL DI INDONESIA
Share of Agriculture in GDRP, 2017
SULAWESI BARAT
40
GORONTALO

30 LAMPUNG
ACEH JAMBI
Share of Agriculture in GDRP (%)

NUSA TENGGARA TIMUR BENGKULU SULAWESI TENGAH

MALUKUMALUKU UTARA SULAWESI


SUMATERA TENGGARA
BARAT RIAU
SULAWESI SELATAN
NUSA TENGGARA BARAT
SULAWESI
SUMATERAUTARA
UTARA
KALIMANTAN TENGAH
20 KALIMANTAN BARAT
KEP. BANGKA BELITUNG

SUMATERA SELATAN KALIMANTAN UTARA


JAWAKALIMANTAN
TENGAH
BALI SELATAN
JAWA TIMUR
PAPUA
PAPUA BARAT
10 DI YOGYAKARTA
JAWA BARAT
KALIMANTAN TIMUR
BANTEN

KEP. RIAU

0 DKI JAKARTA

9.2 10.2 11.2 12.2


GDRP per capita (constant 2010, in thousand IDR), log
Data source: BPS

Direktorat Perencanaan Makro dan Analisis Statistik - Kedeputian Bidang Ekonomi


TRANSFORMASI STRUKTURAL DI INDONESIA
Share of Manufacturing in GDRP, 2017
JAWA BARAT
40

KEP. RIAU

JAWA TENGAH

BANTEN
Share of Manufacturing in GDRP (%)

30
JAWA TIMUR

PAPUA BARAT
RIAU

20 KEP. BANGKA
SUMATERA BELITUNG
UTARA
LAMPUNG SUMATERA SELATAN KALIMANTAN TIMUR
KALIMANTAN TENGAH
KALIMANTAN BARAT
KALIMANTAN SELATAN
SULAWESI SELATAN
DI YOGYAKARTA DKI JAKARTA
SULAWESI TENGAH

10 SULAWESI BARAT JAMBI KALIMANTAN UTARA


SUMATERA BARAT
SULAWESI UTARA

MALUKU UTARA
BENGKULU SULAWESI
BALI TENGGARA
MALUKU ACEH
NUSAGORONTALO
TENGGARA BARAT
PAPUA
NUSA TENGGARA TIMUR
0

9.2 10.2 11.2 12.2


GDRP per capita (constant 2010, in thousand IDR), log
Data source: BPS

Direktorat Perencanaan Makro dan Analisis Statistik - Kedeputian Bidang Ekonomi


TRANSFORMASI STRUKTURAL DI INDONESIA
Share of Services in GDRP, 2017
80

DKI JAKARTA

BALI
DI YOGYAKARTA

60 MALUKU
Share of Services in GDRP (%)

NUSA TENGGARA TIMUR


BENGKULU
MALUKU UTARA SUMATERA BARAT
SULAWESI UTARA
ACEH
BANTEN
NUSAGORONTALO
TENGGARA BARAT
KALIMANTAN BARAT SELATAN
SULAWESI
JAWA TIMUR
SUMATERA UTARA
KALIMANTAN SELATAN
40 KALIMANTAN TENGAH
KEP. BANGKA BELITUNG
JAWA BARAT
SULAWESI
JAWABARAT
TENGAH PAPUA
LAMPUNGSULAWESI TENGGARA
JAMBI
SULAWESI TENGAH KALIMANTAN UTARA
SUMATERA SELATAN
PAPUA BARAT
KEP. RIAU

20
KALIMANTAN TIMUR
RIAU

9.2 10.2 11.2 12.2


GDRP per capita (constant 2010, in thousand IDR), log
Data source: BPS

Direktorat Perencanaan Makro dan Analisis Statistik - Kedeputian Bidang Ekonomi


TRANSFORMASI STRUKTURAL SULAWESI BARAT
Sulawesi Barat masih terfokus di sektor pertanian, dengan PDRB per Kapita yang cenderung lebih rendah dari rata-rata provinsi lain

Share Pertanian terhadap PDRB, Share Industri terhadap PDRB, 2022 Share Jasa terhadap PDRB, 2022
2022 (Persen) (Persen) (Persen)

50.0 80
45.0 DKI JAKARTA
JABAR KEP. RIAU
45.0 BALI
SULBAR 40.0 70

Share jasa terhadap PDRB (%), 2022


40.0 SULTENG DIY
BENGKULU
35.0 JATENG
GORONTALO 60 MALUKU SUMBAR
Share pertanian terhadap PDRB (%), 2022

35.0 BANTEN NTT

Share industri terhadap PDRB (%), 2022


BENGKULU ACEH SULUT JATIM
30.0 JATIM NTB SUMUT BANTEN
NTT JAMBI RIAU 50
30.0 LAMPUNG SULSEL
KEP. BABEL PABAR ACEH
KEP. BABEL
SULTRA SUMUT 25.0 GORONTALO
25.0 SUMBAR RIAU SUMSEL KALSEL
MALUKU SULSEL LAMPUNG 40 JABAR
KALBAR KALTENG
SULUT 20.0 SUMUT PAPUA
NTB MALUT
20.0 SULBAR JAMBI
KALBAR KALTENG KALBAR KALTENG KALTIM SULTRA PABAR KALTARA
KEP. BABEL SULTENG 30
15.0 KALSEL JATENG
BALI
15.0 KALTARA SULSEL SUMSEL
SULBAR DIY LAMPUNG KEP. RIAU
JATENG SUMSEL DKI JAKARTA
PAPUA SULUT MALUT
MALUT 10.0 JAMBI 20
10.0 BENGKULU KALTARA KALTIM
KALSEL DIY JATIM PABAR SULTENG RIAU
SULTRA
JABAR BANTEN KALTIM SUMBAR
5.0 MALUKU ACEH
5.0 10
GORONTALO
KEP. RIAU NTT BALI
DKI JAKARTA NTB
PAPUA
0.0 0.0
9 9.5 10 10.5 11 11.5 12 12.5 9 9.5 10 10.5 11 11.5 12 12.5 0
9 9.5 10 10.5 11 11.5 12 12.5
PDRB per kapita (konstan 2010, dalam ribu Rupiah), log PDRB per kapita (konstan 2010, dalam ribu Rupiah), log
PDRB per kapita (konstan 2010, dalam ribu Rupiah), log
Sumber: BPS

Direktorat Perencanaan Makro dan Analisis Statistik - Kedeputian Bidang Ekonomi


TRANSFORMASI STRUKTURAL KAB/KOTA DI SULBAR
Kab/Kota di Sulawesi Barat juga masih terfokus di sektor pertanian, dengan Pasangkayu yang lebih tinggi di sektor industri

Share Pertanian terhadap PDRB, 2022 Share Industri terhadap PDRB, 2022 Share Jasa terhadap PDRB, 2022
(Persen) (Persen) (Persen)
77.0 Mamuju Tengah 30.0 60.0
Pasangkayu

67.0 Mamasa
25.0 50.0
Majene
Share Pertanian terhadap PDRB (%), 2022

Share Industri terhadap PDRB (%), 2022


Mamuju

Share Jasa terhadap PDRB (%), 2022


Polewali Mandar
57.0
Polewali Mandar 20.0 40.0
Pasangkayu Sulawesi Barat
47.0 Sulawesi Barat
15.0 Polewali Mandar 30.0
Mamuju
Mamasa
37.0
Majene Sulawesi Barat
10.0 Mamuju Tengah 20.0
Mamuju Tengah Pasangkayu
27.0

Mamasa
5.0 Mamuju 10.0
17.0 Majene

7.0 0.0 0.0


9.5 9.7 9.9 10.1 10.3 10.5 10.7 9.5 9.7 9.9 10.1 10.3 10.5 10.7 9.4 9.6 9.8 10.0 10.2 10.4 10.6

GDRP per capita (constant 2010, in thousand IDR), log GDRP per capita (constant 2010, in thousand IDR), log GDRP per capita (constant 2010, in thousand IDR), log

Sumber: BPS

Direktorat Perencanaan Makro dan Analisis Statistik - Kedeputian Bidang Ekonomi


MENGHITUNG KONTRIBUSI THD/SUMBER PERTUMBUHAN

2017 2018 2019 2020 2021 2022


PERTUMBUHAN PDB (Y-O-Y)
Pengeluaran Konsumsi RT 4,9 5,1 5,0 -2,6 2,0 4,9
Pengeluaran Konsumsi LNPRT 6,9 9,1 10,6 -4,2 1,6 5,6
Pengeluaran Konsumsi Pemerintah 2,1 4,8 3,3 2,1 4,2 -4,5
Pembentukan Modal Tetap Bruto 6,2 6,7 4,5 -5,0 3,8 3,9
Perubahan Inventori -4,9 55,6 -34,2 -60,5 22,2 12,8
Ekspor Luar Negeri 8,9 6,5 -0,5 -8,4 18,0 16,3
Pertumbuhan sangat
Impor Luar Negeri 8,1 12,1 -7,1 -17,6 24,9 14,7 tinggi, tapi sharenya
sangat kecil  tidak
Share thd PDB (Persen) berarti
Pengeluaran Konsumsi Rumahtangga 56,1 55,8 56,6 57,6 54,4 51,9 Sumber pertumbuhan 
Pengeluaran Konsumsi LNPRT 1,2 1,2 1,3 1,3 1,2 1,2
Pengeluaran Konsumsi Pemerintah
menggabungkan antara
9,1 9,0 8,8 9,7 9,2 7,7
Pembentukan Modal Tetap Domestik Bruto 32,2 32,3 32,3 31,7 30,8 29,1 konsep pertumbuhan
Perubahan Inventori 1,5 2,3 1,4 0,6 0,7 0,7 dengan share.
Ekspor Barang dan Jasa 20,2 21,0 18,6 17,3 21,4 24,5 1
Dikurangi Impor Barang dan Jasa 19,2 22,1 19,0 15,6 18,8 20,9

Direktorat Perencanaan Makro dan Analisis Statistik - Kedeputian Bidang Ekonomi


SUMBER PERTUMBUHAN
Sumber Pertumbuhan Ekonomi Indonesia
(Persen)
12.0

10.0
3.6

8.0 0.4 3.6


1.9 1.4
6.2 6.0 3.5
6.0 5.6
1.0 5.0 5.0 5.1 5.2 5.0
5.3 – Fluktuasi ekonomi terjadi karena volatilitas
4.9
2.7 2.9 komponen ekspor luar negeri dan impor luar
1.6 2.2 3.7
4.0 0.3
1.4 1.6 2.0 1.5 negeri. Selama 2011-2022 ekonomi ditopang
1.4 1.2
oleh permintaan domestik khususnya
2.0
2.8 3.0 2.9 2.8
1.2 konsumsi rumah tangga dan investasi
2.7 2.7 2.7 2.7 2.7 2.6
-0.5 -0.4 -0.1 1.1
0.0
-1.4

-2.0 -2.1 -1.6


-1.7 Permintaan Domestik
-4.0
– Permintaan domestik terdiri dari Konsumsi
-6.0 masyarakat, Konsumsi pemerintah, investasi
2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022 (PMTB) dan perubahan Inventori
Pengeluaran Konsumsi Rumahtangga Pengeluaran Konsumsi LNPRT
Pengeluaran Konsumsi Pemerintah Pembentukan Modal Tetap Domestik Bruto
Ekspor Barang dan Jasa Dikurangi Impor Barang dan Jasa Permintaan Eksternal
Pertumbuhan Ekonomi
– Permintaan eksternal terdiri dari ekspor barang dan
jasa serta Impor barang dan jasa
Direktorat Perencanaan Makro dan Analisis Statistik - Kedeputian Bidang Ekonomi
MONITORING DATA: HIGH FREQUENCY INDICATORS

• Indeks Keyakinan • Penjualan Semen • Realisasi Belanja Pegawai • Pertumbuhan ekonomi


Konsumen • Kredit Investasi • Realisasi Belanja Barang global
• Impor barang konsumsi • Kredit Modal Kerja • Realisasi Bantuan Sosial • Pertumbuhan ekonomi
• Penjualan Motor • Kredit Property • Realisasi Belanja Lainnya negara-negara dunia
• Penjualan Mobil • Impor Barang Modal • Pergerakan harga komoditas
• Indeks Penjualan Ritel • Impor Bahan Baku • Pergerakan nilai tukar
• Kredit Konsumsi • PMI (nominal dan riil)
• Kunjungan Wisman • Indeks Produksi
• Inflasi • PMA/PMDN

Direktorat Perencanaan Makro dan Analisis Statistik - Kedeputian Bidang Ekonomi


HEATMAP INDIKATOR KONSUMSI DAN INVESTASI
Indikator Konsumsi
2021 2022 2023
Pertanyaan?
YoY

Indeks Keyakinan
Q1
-25,2
Q2
27,1
Q3
-1,4
Q4
30,9
Q1
30,2
Q2
18,2
Q3
44,3
Q4
2,6
Q1
7,3
• Bagaimana proyeksi
Konsumen
Impor Barang Konsumsi
Penjualan Mobil
16,6
-21,0
31,5
758,7
54,9
110,7
50,1
62,3
11,7
41,0
5,0
2,4
-4,1
21,0
-13,9
11,6
2,7
7,1
konsumsi RT di Q1
Penjualan Motor
Credit Cons
-17,6
-1,1
268,6
2,0
32,5
3,0
64,8
4,7
-2,4
6,1
-14,9
7,0
4,1
9,2
24,1
9,4
44,5
9,2
2023?
Visitor Arrival
Farmer's Term of Trade
-86,7
0,0
-20,4
3,5
-21,5
3,8
-0,1
4,5
4,8
5,5
168,1
3,2
411,5
1,1
384,7
0,6
524,9
1,4
• Bagaimana proyeksi
Index
Indeks Penjualan Ritel -16,3 11,0 -2,4 10,4 12,4 5,2 5,2 1,8 1,6 investasi di Q1 2023?
Indikator Investasi
2021 2022 2023
YoY
Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1
Kredit Investasi -4,3 -0,4 0,4 4,0 5,6 10,8 10,7 12,0 11,4
Kredit KMK -5,1 0,3 2,8 6,3 7,7 12,9 12,3 12,2 9,5
Kredit Properti 4,3 5,3 5,7 4,8 5,9 5,0 6,5 8,4 8,7
Impor Barang Modal 11,5 29,1 16,0 26,6 30,7 21,3 44,1 15,0 10,5
Impor Bahan Baku 9,9 57,8 53,6 56,4 33,4 27,7 34,2 1,3 -6,6

Konsumsi Semen Domestik 0,0 11,6 0,6 -0,6 7,9 -2,4 -4,7 -9,5 -9,2

Belanja Modal Pemerintah 186,2 45,2 32,7 2,7 -45,3 1,8 5,8 9,4 25,5

Direktorat Perencanaan Makro dan Analisis Statistik - Kedeputian Bidang Ekonomi


MONITORING PEREKONOMIAN GLOBAL
Pertanyaan:
Bagaimana proyeksi ekspor?
Pertumbuhan Ekonomi Dunia Perkembangan Harga Komoditas
(Persen)
25.00 Brazil Amerika Serikat Rusia Jepang
500 Indeks Harga Logam (2010=100)
Tiongkok Korea Selatan Vietnam Indonesia Batu Bara (USD/mt) 2,200

20.00 440 Minyak Mentah - Brent (USD/bbl)


CPO (USD/mt) - RHS
Gandum (USD/mt) 1,800
380
15.00

320
10.00 1,400
260
5.00
200 1,000

0.00 140
600
-5.00 80

20 200
-10.00
Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1
2021 2022 2023

Direktorat Perencanaan Makro dan Analisis Statistik - Kedeputian Bidang Ekonomi


MONITORING BULANAN: KONSUMSI RT Q1 2023?
YoY Jan-21 Feb-21 Mar-21 Apr-21 May-21 Jun-21 Jul-21 Aug-21 Sep-21 Oct-21 Nov-21 Dec-21 Jan-22 Feb-22 Mar-22 Apr-22 May-22 Jun-22 Jul-22 Aug-22 Sep-22 Oct-22 Nov-22 Dec-22 Jan-23 Feb-23 Mar-23 Apr-23

CCI BI -30,3 -27,1 -17,9 19,6 34,2 28,1 -7,0 -11,0 14,5 43,5 28,8 22,6 41,0 31,8 18,9 11,4 23,5 19,4 53,6 61,3 22,8 6,1 0,4 1,3 2,8 8,2 11,1 11,5

Import Cons. Goods -0,3 46,0 16,1 34,1 50,4 16,7 46,4 58,3 59,7 53,4 53,9 45,1 10,3 -3,0 25,7 4,2 7,8 3,3 1,3 -2,0 -11,2 10,1 -16,2 -27,4 1,1 13,4 -2,9 -17,7

Car Sales -34,2 -38,2 10,6 902,9 1.443,6 476,1 163,6 123,5 73,2 54,1 62,4 69,2 59,0 64,6 16,0 4,8 -9,3 8,5 29,4 16,4 18,9 23,3 4,4 9,0 12,0 7,4 2,7 -28,8

Motorcycle Sales -14,7 -30,8 -7,2 282,0 1.065,7 155,1 28,9 48,2 22,0 39,9 95,6 67,4 12,5 -2,6 -13,6 -7,1 -2,5 -30,9 -13,3 11,6 10,7 20,9 26,9 24,6 38,6 56,3 40,5 -19,4

Credit Cons -1,0 -1,2 -1,1 0,3 1,4 2,0 2,4 2,8 3,0 3,7 4,1 4,7 5,0 5,2 6,1 6,5 6,2 7,0 7,6 8,1 9,2 8,8 9,1 9,4 9,4 9,7 9,2 8,7

Visitors Arrival -90,2 -87,9 -75,3 -28,7 -13,8 -19,0 -18,3 -26,6 -19,4 -4,0 4,2 -0,3 -3,6 -0,6 18,4 104,0 138,9 257,1 370,1 426,7 440,3 364,6 336,5 447,1 503,3 567,3 512,1 276,3
Farmer's Term of
-0,9 -0,2 1,2 2,6 3,9 4,0 3,4 4,0 4,0 4,3 4,2 4,9 5,2 5,6 5,8 5,4 2,0 2,3 0,7 1,6 1,1 0,6 0,6 0,6 1,1 1,6 1,4 2,0
Trade Index
RSI -16,4 -18,1 -14,6 15,6 14,7 2,5 -2,9 -2,1 -2,2 6,5 10,8 13,8 15,2 12,9 9,3 8,5 2,9 4,1 6,2 4,9 4,6 3,7 1,3 0,7 -0,6 0,6 4,9 1,5
- Spare part &
-22,1 -21,0 -13,2 8,1 39,6 22,8 -13,5 -3,7 -10,1 -6,6 -3,3 -3,4 4,8 -5,3 6,2 1,6 -1,3 3,4 33,4 7,0 -0,1 -5,2 -9,5 -8,2 -10,8 -1,5 -9,5 -4,9
accessories
- Food Drinks and
-7,0 -9,8 -9,0 26,7 22,0 7,3 6,7 5,8 5,3 14,5 19,1 23,9 23,8 21,3 15,7 12,9 7,8 11,3 6,2 6,9 8,1 8,0 4,8 0,5 1,5 3,5 9,4 4,6
Tobaccos
- Fuels -17,1 -17,5 3,2 37,3 53,5 47,4 4,5 5,9 22,8 29,4 33,8 37,9 55,6 55,1 48,5 39,6 39,3 18,6 67,2 43,0 8,0 0,5 -5,7 -10,4 -11,3 -9,8 -12,5 -8,3
- Stationary and
-38,8 -39,7 -38,8 -31,1 -28,6 -31,8 -36,5 -32,4 -28,8 -18,9 -15,7 -16,2 -14,7 -15,5 -18,0 -8,8 -12,8 -26,5 -19,2 -20,8 -22,1 -20,7 -16,3 16,6 -4,1 -18,9 -18,4 -23,5
Communication
- HH Appliance -25,8 -27,4 -23,3 -10,8 -7,4 -5,7 -22,3 -20,3 -24,9 -20,3 -16,4 -24,0 -20,4 -22,8 -18,8 -21,0 -24,7 -27,7 -3,8 -9,0 -6,8 -14,8 -14,2 -10,2 -11,5 -6,8 -9,0 -2,9

- Cultural and
-53,0 -51,0 -41,9 -7,8 8,4 -4,5 -20,0 -16,3 -12,6 -12,0 -14,4 -11,9 -3,9 -0,2 -1,4 0,0 9,6 5,4 21,3 15,1 7,1 3,7 5,8 8,2 -0,7 -2,2 1,1 9,9
Recreational Goods

- Other Goods -44,5 -44,1 -17,1 48,2 43,1 25,1 -16,8 -16,6 -15,7 -7,8 -8,3 -5,1 -1,5 5,4 -6,2 2,8 -24,7 -8,4 34,6 28,1 18,0 14,0 8,1 3,5 -3,4 0,6 4,2 0,5

• Bagaimana Prospek Konsumsi Rumah Tangga pada Q1 2023?


• Indeks keyakinan konsumen meningkat
• Impor barang konsumsi menurun
• Penjualan mobil dan motor meningkat di awal tahun namun kembali kontraksi
• Indeks penjualan ritel masih lemah sejak semester kedua 2022
Direktorat Perencanaan Makro dan Analisis Statistik - Kedeputian Bidang Ekonomi
REALISASI Q1 2023

2021 2022 2023 • Konsumsi mengalami perbaikan.


Komponen 2021 2022
I II III IV I II III IV I
Kenapa?
• Investasi juga mengalami
Konsumsi RT -2,21 5,96 1,02 3,56 2,02 4,34 5,51 5,39 4,48 4,93 4,54
perbaikan. Kenapa?
Konsumsi LNPRT -3,65 4,06 2,87 3,20 1,62 5,90 5,02 5,97 5,70 5,64 6,17 • Ekspor dan impor mengalami
perbaikan.
Konsumsi Pemerintah 2,57 8,22 0,65 5,29 4,24 -6,62 -4,63 -2,55 -4,77 -4,51 3,99

Investasi/PMTB -0,21 7,52 3,76 4,49 3,80 4,08 3,09 4,98 3,33 3,87 2,11

Ekspor 2,17 28,41 20,74 22,24 17,95 14,22 16,40 19,41 14,93 16,28 11,68

Impor
5,21 33,20 31,08 32,61 24,87 16,04 12,72 25,37 6,25 14,75 2,77

GDP -0,69 7,08 3,53 5,03 3,70 5,02 5,46 5,73 5,01 5,31 5,03

Direktorat Perencanaan Makro dan Analisis Statistik - Kedeputian Bidang Ekonomi


BAPPENAS MODEL
MODEL EKONOMI

Pembentukan Model harus sesuai dengan Tujuan Penggunaannya dan Memperhatikan Frekuensi Waktu

Model Satelit:
IO, IRIO, CGE, GTAP Model Y
(Bappenas Policy Modelling DashboarD)
• Model Pot. Output
Kelompok 1:
Analisis Dampak • Model Sektoral
Oxford Economics • Model Konsumsi
(ie: Indonesia Province Impact Model) Q/Y
• Model Investasi
• Model Inflasi
• Model Nilai Tukar
SR - LR:
Q/Y
OXFORD ECONOMICS • OE Global Industry
Kelompok 2: Model
Model Proyeksi
SR: • Big Data
Nowcasting (nasional), SAPER Q • Dll
(regional)

Kelompok 3: FPP Nasional dan Provinsi Q/Y


Model Konsistensi (Financial Programming and Policy)
Ket: Y = tahunan
Q = triwulanan

Direktorat Perencanaan Makro dan Analisis Statistik - Kedeputian Bidang Ekonomi 39


Model Determinant / Regresi Linier
Mengukur Dampak dari Perubahan Satu Variabel Independen terhadap Variabel Dependen:
Pengaruh Kunjungan Wisman terhadap Pertumbuhan Akomodasi Makan dan Minum di Bali
Jumlah Wisman dan PDRB Sektor Akmamin, 2011-2019
Pertumbuhan Pertumbuhan
Model:
Tahun Jumlah Wisman Akmamin Wisman Akmamin
(1)
2011 2,826,709 19159713.51 9.7% 6.9%
2012 2,949,332 20655906.23 4.3% 7.8%
Persaman 1 diestimasi menggunakan regresi liner, dihasilkan Persamaan 2
2013 3,278,598 22287903.52 11.2% 7.9%
2014 3,766,638 23807924.82 14.9% 6.8%
2015 4,001,835 25309402.23 6.2% 6.3% (2)
2016 4,927,937 26983848.19 23.1% 6.6%
2017 5,697,739 29420233.18 15.6% 9.0%
2018 6,070,473 31391176.15 6.5% 6.7%
2019 6,275,210 32970993.96 3.4% 5.0% Intepretasi:
Sumber: BPS
• Jika Pertumbuhan Wisman adalah sebesar 1%, maka Pertumbuhan
Grafik Pertumbuhan Wisman dan Pertumbuhan Akmamin Akmamin adalah sebesar 0,6%.
25.0%
• Jika Pemerintah Daerah memperkirakan pada tahun 2023 pertumbuhan
20.0%

15.0% wisman adalah sebesar (misal) 10%, maka pertumbuhan akmamin pada
10.0% tahun 2023 adalah sebesar 6%.
5.0%
• Dengan menggunakan asumsi koefisien yang dihasilkan, Pemerintah Daerah
0.0%
2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 dapat membuat Dokumen Perencanaan dengan lebih baik.
Pertumbuhan Kunjungan Wisman Pertumbuhan Akmamin
Direktorat Perencanaan Makro dan Analisis Statistik - Kedeputian Bidang Ekonomi
KERANGKA MODEL EKONOMI

Short Run Macro-Surveillance


Surveillance
- Economic Heat Map
- Macro Chart Book
- Regular Meeting Forecasting

Policy Simulation
Nowcasting Econ Growth
(Indicator based Model)
Oxford Economics - VAR-FAVAR
(Province Impact Model and Financial Programming and Policy - DFM
Indonesia Chart Pack) Quarterly, Annual
National, Province Oxford Economics
IO, IRIO, CGE Model: (Global Economic Model)
- Indoterm
- Provincial Economic Growth
GTAP MACROECONOMIC FRAMEWORK
- Model: SAPER
E3
- Static Artificial Intelligence

Potential Output Model Sectoral Model Exchange Rate


- Univariate - Agri, Industry, Trade, etc - FEER and BEER
- AS Approach
- Growth Accounting Other Satellite Models:
Long Run Satellite Models Global Industry Model, Inflation, XM, C, I, and
Big Data, AI other topical issues
- Mobility, Twitter-Sentiment, AI

Direktorat Perencanaan Makro dan Analisis Statistik - Kedeputian Bidang Ekonomi 41


FINANCIAL PROGRAMMING AND POLICY SEBAGAI
ALAT UNTUK MEMBANGUN NARASI YANG
KONSISTEN
Selain melakukan monitoring data, dalam jangka waktu yang lebih panjang (tahunan, lima tahunan, dll), digunakan model konsistensi yang diadopsi dari IMF yaitu
Financial Programming and Policy (FPP). FPP mencakup 4 sektor: Riil, Pemerintah (Fiskal), Eksternal, dan Moneter/Keuangan

Real Sector Goverment Sector


National Accounts Fiscal Accounts
Menjelaskan
Menjelaskan Consumption Revenue kondisi keuangan
kondisi domestik Private consumption Grants pemerintah sebagai
Goverment consumption Expenditure otoritas fiskal
Investment Current expenditure
Private Investment Capital expenditure
Goverment Investment Overall Balance
Exports of goods and services Financing
Imports of goods and services Domestic Bank Borrowing
Domestic nonBank Borrowing
Foreign Borrowing (net)
External Sector
Balance of Payments Monetary Sector
Current Account
Exports of goods and services Depository Corporations Survey
Assets
Imports of goods and services
Net Foreign Assets
Menjelaskan kondisi
Menjelaskan apa Current Transfer (net)
Official Central Bank keuangan
yang terjadi antara Private Other depository corporations swasta/perbankan
suatu Capital and Financial Account Net credit to the goverment dan Bank Sentral
negara/wilayah Direct Investment Claims on other sectors
Other items, net sebagai otoritas
dan negara lain di Portofolio Investment, net
Other investment, net Liabilities moneter
dunia Overall Balance Broad Money
Change in reserves

Direktorat Perencanaan Makro dan Analisis Statistik - Kedeputian Bidang Ekonomi 42


PENERAPAN TOOLS KERANGKA MODEL EKONOMI:
SURVEILLANCE - REGULAR MEETING
HIGHLIGHT
• Pada saat data PDB rilis, dilakukan pertemuan
regular antara stakeholder perencana di

h
berbagai kementerian yaitu Bappenas, BKF

o
Kemenkeu, DKEM BI, SKK Migas, Kemenko

t
ekonomi.

n
• Pertemuan dilakukan untuk diskusi terhadap
realisasi ekonomi terkini serta prospek

o
ekonomi ke depan untuk menyamakan serta

c
menyepakati kerangka ekonomi makro yang
nantinya akan dituangkan dalam dokumen
perencanaan baik Rencana Kerja Pemerintah
maupun Nota Keuangan APBN.

Direktorat Perencanaan Makro dan Analisis Statistik - Kedeputian Bidang Ekonomi


PENERAPAN TOOLS KERANGKA MODEL EKONOMI:
SURVEILLANCE – HEATMAP PERKEMBANGAN INDIKATOR
EKONOMI
Indikator Konsumsi​ Q1-21​ Q2-21​ Q3-21​ Q4-21​ Q1-22 Q2-22​ Q3-22​ Q4-22​ Q1-23​
Highlight
Penjualan Mobil (persen, yoy)​ -21.0​ 758.7​ 110.7​ 62.3​ 41.1 2,5 21,0 11,6 7,0
Penjualan Motor (persen, yoy)​ -17.6​ 268.6​ 32.5​ 64.8​ -2.4 -14,9 4,1 24,1 44,5 • Sebagian besar indikator
Indeks Keyakinan Konsumen​ 88.0​ 104.4​ 84.3​ 116.8​ 114.6 123,4 121,7 119,7 122,9 makroekonomi menunjukkan
Indeks Penjualan Ritel​ 182.3​ 215.5​ 190.1​ 204.2​ 205.0 226,7 200,0 208,0 208,2 perbaikan ditengah kondisi risiko
Impor Barang Konsumsi (persen, yoy)​ 16.6​ 31.5​ 54.9​ 50.1​ 11.7 5,0 -4,1 -13,9 2,7 tekanan global tahun 2023.
Kredit Konsumsi (persen, yoy)​ -1.1​ 2.0​ 3.0​ 4.7​ 6,1 7,0 9,2 9,4 9,2
M2 (persen, yoy)​ 10.1​ 10.5​ 8.1​ 11.8​ 13.0 10,7 9,1 8,4 6,2 • Seluruh indikator utama konsumsi
Inflasi (persen, yoy)​ 1.4​ 1.5​ 1.6​ 1.8​ 2.3 3.8 5,2 5,5 5,2 mampu bertahan pada tren perbaikan
Indikator Investasi​ Q1-21​ Q2-21​ Q3-21​ Q4-21​ Q1-22 Q2-22​ Q3-22​ Q4-22​ Q1-23​
di tengah inflasi nyang relatif masih
tinggi.
Kredit Investasi (persen, yoy)​ -4.3​ -0.4​ 0.4​ 4.0​ 5,6 10.8 10.7 12,0 11,4
Kredit KMK (persen, yoy)​ -5.1​ 0.3​ 2.8​ 6.3​ 7.7 12.9 12.3 12,2 9,5
• Sebagian besar indikator utama
Kredit Properti (persen, yoy)​ 4.3​ 5.3​ 5.7​ 4.8​ 5,9 5.0 6,5 8,4 7,6*
investasi terus melanjutkan penguatan.
Impor Barang Modal (persen, yoy)​ 11.5​ 29.1​ 16.0​ 26.6​ 30.7 21.3 44,1 15,0 10,5
Impor Bahan Baku (persen, yoy)​ 9.9​ 57.8​ 53.6​ 56.4​ 33.4 27.7 34,2 1,5 -6,6 • PMI Manufaktur kembali melanjutkan
Konsumsi Semen Domestik (persen, yoy)​ -0.2​ 12.2​ 3.3​ 3.3​ 15.2 -2.4 -4,7 -9,5 -9,1* tren positif dengan berada pada zona
Belanja Modal Pemerintah (persen, yoy)​ 186.2​ 45.2​ 32.7​ 4.3​ -45.3 1.8 5.8 9,4 25,5 ekspansi sejak triwulan IV-2021
PMI Manufacturing​ 52.1​ 54.5​ 45.3​ 54.9​ 52.1 51,0 52,2 51,0 51,5 hingga triwulan I-2023.
Indikator Pengeluaran Pemerintah​ Q1-21​ Q2-21​ Q3-21​ Q4-21​ Q1-22 Q2-22​ Q3-22​ Q4-22 Q1-23​ • Menunjukkan kuatnya
Belanja Pegawai (persen, yoy)​ -2.6​ 20.5​ -13.0​ 2,7 2,2 -1,7 11,6 4,6 1,2 pemulihan aktivitas manufaktur
di Indonesia dibandingkan
Belanja Barang (persen, yoy)​ 81.3​ 77.8​ 12.2​ 7,0 -33,1 -12,5 -14,8 -24,5 36,3
negara lain yang tengah
Bantuan Sosial (persen, yoy)​ 16.6​ -59.8​ -30.0​ 25.2​ -64,0 81,3 25,2 128,4 18,5
mengalami penurunan
Indikator Ekspor Impor​ Q1-21​ Q2-21​ Q3-21​ Q4-21​ Q1-22 Q2-22​ Q3-22​ Q4-22 Q1-23​
Ekspor barang (persen, yoy)​ 17.2​ 55.9​ 50.9​ 45.6​ 35,1 39,0 27,3 8,0 1,6
Impor barang (persen, yoy)​ 10.8​ 50.2​ 47.0​ 50.4​ 31,0 24,6 31,4 1,7 -3,3

Sumber: Gaikindo, AISI, BI, BPS, OJK, IHS Markit, ASI, Kemenkeu perbaikan dari periode yang sama di tahun sebelumnya
*)Data hingga bulan Februari 2023 perlambatan dari periode yang sama di tahun sebelumnya
Direktorat Perencanaan Makro dan Analisis Statistik - Kedeputian Bidang Ekonomi 44
Hasil nowcasting untuk Q1-2023 berkisar antara 4,57 – 5,57 persen dengan median
NOWCASTING dan rata-rata masing-masing sebesar 5,09 dan 5,01 persen. Sementara secara FY
2023 hasil nowcasting pada kisaran 4,32 – 5,20 persen dengan median dan rata-rata
Q1 2023 masing-masing sebesar 4,73 dan 4,72 persen.
Oxford Market Consensus • Pola peningkatan didorong oleh tetap terjaganya Indeks Keyakinan Konsumen
Nowcasting
Economics Bloomberg (IKK) di tengah inflasi yang masih tinggi serta terus berlanjutnya peningkatan
4,70 – 5,20 4,57 – 5,57 jumlah kunjungan wisman yang menandakan proses pemulihan sektor wisata.
4,23
(5,00) (5,09)
Pertumbuhan Q1-2023 • Sementara pola penurunan proyeksi dipicu oleh perkembangan ekspor yang
(persen, yoy) melambat pada Februari 2023 dan bahkan terkontraksi pada Maret 2023. Selain
itu pola penurunan juga dipicu penurunan konsumsi semen pada triwulan I-2023.
Low High
6.5

6.0
CPI Tourist
Tourist Ekspor dan
Nilai Tukar Arrivals, IKK
5.57
Arrivals, IKK Impor
5.5
Tourist
Tourist Ekspor
Arrivals, IKK
5.0 Arrivals, IKK
PDB
4.57
Konsumsi
4.5 Semen
Jumlah
Penggunaan
Ekspor Jumlah
4.0 Ekspor dan Kartu Kredit
Konsumsi Penggunaan Ekspor
Impor
Konsumsi Semen Kartu Kredit
Semen
3.5

3.0
Jan-23 Feb-23 Mar-23 Apr-23
Sumber: Exercise Dit.PMAS, Oxford Economics, Bloomberg per 29 April 2023
Direktorat Perencanaan Makro dan Analisis Statistik - Kedeputian Bidang Ekonomi 45
PENERAPAN TOOLS KERANGKA MODEL EKONOMI:
POLICY SIMULATION - DASHBOARD CGE BAPPENAS

Contoh simulasi dampak investasi regional:


• Terdapat tambahan/kenaikan kapital stok
sebesar 10% terhadap baseline (data 2016)
di sector konstruksi pada provinsi
Kalimantan Timur

Direktorat Perencanaan Makro dan Analisis Statistik - Kedeputian Bidang Ekonomi


PENERAPAN TOOLS KERANGKA MODEL EKONOMI:
POLICY SIMULATION - MODEL INPUT OUTPUT
Keterkaitan:
1. Ke Depan Sektor Unggulan
2. Ke Belakang

Tabel Input –Output

Model I – O
X = (I – A) -1 F

TK Sektoral

1. Sektor Pemicu Pertumbuhan


Highlight Ekonomi

Tabel Input Output memberikan informasi terkait dengan Angka Pengganda:


tenaga kerja sektoral 1. Output
2. Pendapatan 2. Sektor Pemacu Pendapatan

Analisis menggunakan matriks untuk mendapatkan nilai awal 3. Ketenagakerjaan


katerkaitan antar sektor sehingga didapatkan sektor unggulan

3. Sektor PenyerapTenagakerja
Dapat juga memberikan shock untuk simulasi terkait dengan
dampak suatu kebijakan maupun dampak lain seperti bencana,
dan pandemi covid-19

Direktorat Perencanaan Makro dan Analisis Statistik - Kedeputian Bidang Ekonomi 47


EXERCISE PERHITUNGAN DAMPAK IKN MENGGUNAKAN IRIO
5 Sektor yang mengalami kenaikan output, upah, dan Bali tertinggi di Su -

Skenario Shock lawesi Barat**


(persen terhadap baseline)
19.28
10.20
5.34 1.59 1.07

ASUMSI:
Rp304,0T
Total Investasi untuk IKN  6,5%
Rata-rata Kenaikan nilai PDB ADHB dari 2016 – 2021
(digunakan sebagai discount rate)


Rp 208.6T* 5 Provinsi Selain Kalimantan Timur yang mengalami kenaikan output tert-
Total Peningkatan Permintaan Akhir Sektor inggi
(persen terhadap baseline)
Konstruksi di Kaltim akibat pembangunan
8.21
infrastruktur IKN

Dampak Pembangunan IKN 3.72

Kenaikan Kenaikan Kenaikan 0.93 0.68 0.60

Output Upah Bali 65. Kalimantan Utara 72. Sulawesi Tengah


5 Sektor yang mengalami kenaikan output tertinggi secara nasional
81. Maluku 71. Sulawesi Utara 76. Sulawesi Barat

Nasional (persen terhadap baseline)

1,38%
11.61

1,61% 1,41%
7.05
4.94 4.17 3.95

(terhadap Baseline) (terhadap Baseline) (terhadap Baseline)

Kenaikan Kenaikan Kenaikan


Sulawesi Output Upah Bali
Sumber: Tabel IRIO 2016, BPS Tahun 2020 (diolah)
Barat
0,60% 0,65% 0,76%
*perhitungan total peningkatan permintaan akhir menggunakan metode present value dengan rumus

1 r = 6,5% (discount rate)


𝑃𝑉 =𝐹𝑉 ¿ ¿ n = 6 (jumlah periode)
(terhadap Baseline) (terhadap Baseline) (terhadap Baseline) **tidak ada perbedaan angka secara signifikan hingga 4 angka di belakang koma antara persentase kenaikan output, upah dan Bali menggunakan metode IRIO, selain sektor yang
upahnya sama dengan nol.

Direktorat Perencanaan Makro dan Analisis Statistik - Kedeputian Bidang Ekonomi 48


MODEL OXFORD ECONOMICS

Global Economic Model (GEM):


• Menggunakan Macroeconometric
Error Correction
• Memiliki lebih dari 26.500
persamaan yang saling terhubung
berdasarkan data historis dan teori
ekonomi
• Mencakup 85 negara di dunia
termasuk Indonesia.
• Simulasi dapat dilakukan hingga
tahun 2050

Indonesia Invest: Persamaan investasi


bottom up oleh investor (bisnis
domestik, bisnis asing, dan
pemerintah), modul infrastruktur secara
mendetail termasuk di dalamnya
terdapat pembagian jenis investor, dan
variabel realisasi investasi.

Direktorat Perencanaan Makro dan Analisis Statistik - Kedeputian Bidang Ekonomi


TAMPILAN MODEL HASIL

Direktorat Perencanaan Makro dan Analisis Statistik - Kedeputian Bidang Ekonomi


SIMULASI DAMPAK PERANG RUSIA-UKRAINA
Sanksi yang lebih keras dikenakan pada Rusia memiliki implikasi bagi
pertumbuhan ekonomi Rusia dan negara mitra dagang
DAMPAK SANKSI
Dampak Perang Rusia dan Ukraina
(persentase poin baseline)
Inflasi Rusia
2022 2023 (persen, yoy) 16.69 17.8 17.1
-0.12 15.9
Kawasan Kenaikan Inflasi Rusia
Rusia Eropa AS China Indonesia
-0.78Global Inflasi Rusia masih tinggi 8.73 9.18
-0.11 -0.11
meskipun dalam tren
-0.45 -0.20
-0.89 -0.61 menurun
-1.47 -1.53
Jan-22 Feb-22 Mar-22 Apr-22 May-22 Jun-22
-2.92

-4.29 Suku Bunga Rusia


(persen)
Sumber: Bappenas dan Oxford Economics per Juli 2022 20.0 20.0
Penurunan aktivitas 17.0
ekonomi dan risiko 14.0
Pembatasan pasokan gas yang dilakukan oleh Rusia menyebabkan 8.5 9.5 8.0
stabilitas keuangan
harga gas dan minyak melonjak mendorong Bank Sentral
Rusia menurunkan
Jan-22 Feb-22 Mar-22 Apr-22 May-22 Jun-22 Jul-22
tingkat suku bunga
103.20 2020
77.78 2021 Nilai Tukar Rubel
2022 (RUB/USD)
51.80
Penguatan Nilai Tukar 150.000
Rubel di bulan Maret
100.000
8.30 dipicu oleh kebijakan
2.54 3.73
penggunaan Rubel dalam 50.000
Harga Minyak (USD/Barel) Gas Alam (USD/mmbtu) perdagangan Rusia
Sumber: Bloomberg

Direktorat Perencanaan Makro dan Analisis Statistik - Kedeputian Bidang Ekonomi


4 HAL YANG HARUS DIPERHATIKAN KETIKA MELAKUKAN
PROYEKSI

1. Ketersediaan dan kualitas informasi


2. Waktu yang dibutuhkan untuk melakukan proyeksi
3. Kesuksesan metode yang digunakan
4. Keyakinan akan metode yang digunakan

Rule of Thumb!!! semakin terbatas ketersediaan dan kualitas informasi, gunakan metode proyeksi yang lebih sederhana

Yang membantu meningkatkan kualitas proyeksi:


Harus diperhatikan!!!
1. Pemahaman yang baik terhadap indikator yang diproyeksi
1. Proyeksi subject to
2. Monitoring indikator-indikator lain yang merefleksikan pergerakan
margin of error indikator yang ingin diproyeksi
2. Lucas’ Critique 3. Diskusi dan gali informasi dari expert atau para pelaku
4. Gunakan banyak model jangan hanya satu model

Direktorat Perencanaan Makro dan Analisis Statistik - Kedeputian Bidang Ekonomi


MONITORING
INDIKATOR Provinsi
Sulbar
Replikasi di Daerah: Sulawesi Barat
Heatmap Indikator bulanan Provinsi Sulawesi Barat
2019 2020 2021 2022
Indikator
Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4

Konsumsi Rumah Tangga


Pertumbuhan Kredit (yoy) 17,2 14,9 13,3 10,9 9,7 5,1 6,4 5,8 4,7 9,5 58,1 8,9 9,8 13,2 -25,7 7,1

Pertumbuhan Kredit Konsumsi (yoy) 11,1 10,1 8,3 10,8 8,6 6,8 7,7 3,7 4,6 8,2 6,6 6,1 7,1 7,1 4,6 5,7

Pertumbuhan Simpanan Masyarakat (yoy) 10,8 10,5 10,5 5,7 -3,3 -0,8 17,7 14,7 21,1 16,4 2,8 701,9 11,6 7,6 -1,0 -86,0

Non Performing Loan (%Kredit) 1,1 1,1 1,2 1,0 1,2 1,0 0,9 0,8 1,0 1,0 0,6 0,9 1,1 1,2 1,4 1,3

Tingkat Hunian Kamar Hotel Berbintang 45,7 44,8 48,3 48,2 43,6 13,1 24,2 42,9 22,9 21,4 21,7 37,8 21,6 25,9 31,7 35,4

Inflasi (yoy) 0,9 1,3 1,0 1,2 2,6 2,9 2,7 2,1 3,4 3,7 3,5 3,8 3,4 3,8 5,6 5,2
1
Investasi
Pertumbuhan Kredit Investasi (yoy) 31,9 23,6 20,3 11,7 7,3 1,2 0,6 -4,8 -8,5 -5,1 -4,8 -0,6 2,1 7,1 5,0 8,6

Pertumbuhan Kredit Modal Kerja (yoy) 19,3 17,9 17,8 10,3 13,3 5,0 8,3 16,5 14,0 21,4 182,6 18,2 18,1 25,5 -51,0 8,4

Pertumbuhan Realisasi Pengadaan Semen (yoy) 6,0 -13,6 -22,6 -18,3 -8,7 -12,9 -12,5 -18,7 3,9 39,8 15,9 16,4 20,4 -14,4 -10,2 11,7 2
Sumber: BI, BPS, OJK, ASI, via CEIC (diolah)
Realisasi Pertumbuhan Ekonomi Provinsi Sulawesi Barat

Komponen
2020
2020
2021
2021
2022
2022
2023 •1 Tingkat inflasi (yoy)
I II III IV I II III IV I II III IV I
cenderung tinggi
Konsumsi RT 4,1 -0,9 -0,6 -0,5 0,5 -0,1 3,4 1,8 2,5 1,9 3,4 4,0 3,5 3,5 3,6 3,2
hingga akhir 2022
Konsumsi LNPRT -6,9 -7,6 -4,3 -4,9 -5,9 8,6 3,3 1,1 2,4 3,8 -3,8 9,8 15,3 5,5 6,5 3,4
Konsumsi Pemerintah 1,0 -9,8 -4,1 -10,1 -6,7 0,4 14,7 -12,4 4,4 0,9 5,9 -4,1 11,9 -4,5 1,6 3,3
•2 Pertumbuhan realisasi
Investasi/PMTB 3,4 -11,3 -11,4 -13,6 -8,5 -7,4 10,8 9,6 17,6 7,4 3,5 -3,5 -1,4 1,0 -0,1 -1,1
pengadaan semen
Ekspor 0,2 -32,7 10,2 -25,2 -14,6 -10,7 26,4 16,7 -6,4 4,7 -55,9 -60,0 -4,5 -6,9 -32,4 49,2
(yoy) cenderung
Impor -4,9 -49,4 -99,4 -98,3 -67,6 -97,3 -89,3 144,1 506,9 -89,0 148,4 152,4 184,3 -1,4 93,1 -6,1
menurun pada
Net Ekspor antar daerah -13,9 -81,3 -4,8 -29,9 -36,5 -31,6 162,9 9,4 17,1 15,2 -75,0 -69,5 -17,3 -14,8 -34,4 83,0
pertengahan tahun
PDRB 4,9 -0,8 -5,1 -7,4 -2,3 -1,2 5,3 2,9 3,3 2,6 1,0 2,1 3,5 2,5 2,3 3,6
2022

Direktorat Perencanaan Makro dan Analisis Statistik - Kedeputian Bidang Ekonomi


SEKILAS FINANCIAL
PROGRAMMING AND
POLICY (FPP)
FINANCIAL PROGRAMMING AND POLICIES (FPP)
Gambaran Umum Financial Programming and Policies (FPP)

Financial Program atau Adjustment Program adalah suatu Financial Programming adalah proses/langkah-
paket kebijakan yang komprehensif dan terukur dengan langkah untuk menyusun financial program
menggunakan berbagai instrumen kebijakan untuk mencapai secara sistematis.
tujuan tertentu.

FPP merupakan alat untuk melakukan: • Analisis kondisi perekonomian


• Proyeksi arah perekonomian
• Identifikasi kebijakan yang akan mengubah jalannya perekonomian

Sektor-sektor dalam Perekonomian yang dibahas dalam FPP


Sektor Riil Sektor Fiskal Sektor Moneter Sektor Eksternal

Neraca Pendapatan Nasional Neraca Pemerintah Neraca Moneter terkait: Neraca Pembayaran terkait:
(PDB) terkait: (Fiskal/APBN) terkait: • Aset dan Kewajiban • Transaksi dengan luar
• Produksi dan penggunaan • Pendapatan moneter negeri
barang dan jasa • Belanja
• Pembiayaan

Direktorat Perencanaan Makro dan Analisis Statistik - Kedeputian Bidang Ekonomi 56


PDB DAN CIRCULAR FLOW DIAGRAM

Circular Flow Diagram

Barang dan Jasa Barang dan Jasa


Pasar Output Ekspor Impor Recall:
Pembelanjaan Pendapatan Konsep PDB
• Produk Domestik Bruto (PDB) adalah ukuran pendapatan dan
pengeluaran sebuah ekonomi -> mengabaikan pendapatan
Rumah Subsidi Subsidi Rumah yang diterima dari atau dibayar kepada non residen.
Masyarakat
Tangga Pemerintah Tangga
Luar Negeri • Atau dengan kata lain, PDB adalah total nilai pasar semua
Konsumen Produsen
Pajak Pajak barang dan jasa yang diproduksi dalam suatu negara
dalam jangka waktu tertentu.
Sewa, upah,
Pendapatan bunga, laba
Impor Ekspor
Pasar Input
Tanah, tenaga kerja,
modal,
kewirausahaan

Direktorat Perencanaan Makro dan Analisis Statistik - Kedeputian Bidang Ekonomi


FINANCIAL PROGRAMMING AND POLICIES (FPP):
SEKTOR RIIL DAN EKSTERNAL
Neraca Perdagangan = PDB – Absorbsi
(Konsumsi+Investasi)
Pertanyaan utama: Apakah Produksi Domestik
dapat memenuhi konsumsi dan investasi?

Neraca Transaksi berjalan terdiri dari Transaksi


Barang, Transaksi Pendapatan Primer dan Sekunder

𝐺𝑁𝐷𝐼 𝐶𝐴𝐵
𝐺𝑁𝐷𝐼 =𝐶+𝑆
Pertanyaan utama: Apakah suatu negara merupakan
net saver atau net borrower?
• Net Saver: tabungan lebih tinggi dari investasi
(sehingga dapat meminjamkan dana ke luar
negara)
• Net Borrower: tabungan lebih rendah dari
investasi (sehingga membutuhkan pinjaman
Referensi: Balance of Payments Manual 6th Edition, IMF dana dari luar negara)
Direktorat Perencanaan Makro dan Analisis Statistik - Kedeputian Bidang Ekonomi 58
FINANCIAL PROGRAMMING AND POLICIES (FPP):
SEKTOR FISKAL
Penerimaan & hibah (T)
- Penerimaan pajak
- Penerimaan nonpajak
Kendala anggaran
- Hibah
pemerintah:
Pengeluaran & pemberian pinjaman netto (G)
- Pengeluaran rutin T – G + Pembiayaan = 0
- Upah & gaji
- Barang & jasa
(Cg)
Implikasinya:
- Bunga utang LN & DN
- Subsidi & transfer Setiap kenaikan
- Pengeluaran modal (Ig) pengeluaran (G) harus
- Pemberian pinjaman netto diimbangi oleh kenaikan
Surplus (+) / defisit (-)
penerimaan (T) atau
Pembiayaan
kenaikan utang
- Utang LN netto
- Utang DN netto
- Perbankan (termasuk bank sentral)
- Nonbank

Direktorat Perencanaan Makro dan Analisis Statistik - Kedeputian Bidang Ekonomi 59


FINANCIAL PROGRAMMING AND POLICIES (FPP):
SEKTOR MONETER
Neraca Otoritas Moneter Neraca Bank-bank Neraca Sistem Moneter
NFA Uang primer (M0): NFA Giro swasta rp NFA M2:
NDA: - Uang kartal di NDA: Tabungan NDA: - M1:
- NCG masyarakat - NCG Deposito - NCG - Uang kartal di
- NOI Giro swasta - Kredit masyarakat
- Uang kartal di - Uang
valas - NOI - Giro swasta rp
-.
bank kartal
Giro bank di - Uang kuasi:
bank - Deposito
BI -- Giro di
OPT . - Tabungan
- Giro swasta rp BI - Giro swasta valas
OPT
- Kredit
- NOI

Neraca Otoritas Moneter + Neraca Bank-Bank (tagihan dan kewajiban di antara


keduanya saling meniadakan) = Neraca Sistem Moneter
M2 = NFA + NDA

Direktorat Perencanaan Makro dan Analisis Statistik - Kedeputian Bidang Ekonomi 60


FINANCIAL PROGRAMMING AND POLICIES (FPP):
SEKTOR EKSTERNAL
1. Transaksi Berjalan CAB
A. Neraca Perdagangan X–M
Barang (Neraca Perdagangan)
Jasa-jasa (nonfactor)
B. Neraca Pendapatan Primer Yf
Kompensasi Tenaga kerja
Pendapatan Investasi
C. Neraca Pendapatan Sekunder TRf

2. Transaksi Finansial dan Modal FI NP


NPmencatat
mencatatseluruh
seluruhtransaksi
transaksiekonomi
ekonomiantara
antararesiden
residendan
dannon-
non-
residen pada suatu periode tertentu.
residen pada suatu periode tertentu.
A. Neraca Modal
B. Neraca Finansial
Investasi Langsung
Portfolio Investasi
Investasi lain

3. Keseimbangan Keseluruhan CAB +FI


4. Cadangan RES
CAB +FI+RES=0

Direktorat Perencanaan Makro dan Analisis Statistik - Kedeputian Bidang Ekonomi 61


KETERKAITAN ANTAR SEKTOR

Keterkaitan antar sektor (Riil, Fiskal, Eksternal, dan Moneter) diperlukan untuk
membangun sebuah gambaran yang coherent dari sebuah perekonomian (macroeconomic
framework) yang dapat digunakan untuk:
• Analisis dalam proses penyusunan kebijakan
• Pembuatan skenario untuk menilai dampak makroekonomi dari sebuah “shock”
bagi perekonomian

Konsistensi data antar sektor diperlukan karena setiap data yang dikumpulkan oleh
setiap agen memiliki metode pengumpulan data, pencatatan (acrual basis atau cash
basis) dan konsep definisi yang berbeda
Keterkaitan antar ekonomi dapat dilihat dari
• Keterkaitan antar akun sebagai starting point untuk analisis
• Hubungan behavior yang menunjukkan faktor-faktor yang menentukan antar sektor

Direktorat Perencanaan Makro dan Analisis Statistik - Kedeputian Bidang Ekonomi 62


KONSISTENSI DATA: KETERKAITAN ANTAR KOMPONEN
PADA KEEMPAT SEKTOR
SEKTOR FISKAL
SEKTOR RIIL
Neraca Fiskal (mata uang lokal, flows)
Pendapatan
Neraca Pendapatan Nasional (mata uang lokal, flows) Hibah
Pengeluaran
Konsumsi Swasta Berjalan
Konsumsi Pemerintah (Upah+Barang dan Modal
Jasa)
Keseimbangan keseluruhan
Investasi Swasta Pembiayaan
Investasi Pemerintah Pembiayaan Domestik (bersih)
Sistem Perbankan
Sektor Non Perbankan
Ekspor barang dan jasa nonfaktor Pembiayaan Eksternal (bersih)
Impor barang dan jasa nonfaktor
SEKTOR MONETER
SEKTOR EKSTERNAL Otoritas Moneter (mata uang lokal, stocks)
Neraca Pembayaran (US Dollars, flows) Aset Asing Bersih

NERACA PERDAGANGAN Aset Domestik Bersih:


Ekspor Barang dan Jasa Kredit ke sektor pemerintah Bersih
Kredit ke perbankan
Impor Barang dan Jasa Lain-lain (bersih)

Cadangan Uang
Neraca Pendapatan Primer (Bersih)
Neraca Pendapatan Sekunder (Bersih) Currency
Pemerintah Cadangan Bank
Swasta
NERACA MODAL Perbankan (mata uang lokal, stocks)
NERACA FINANSIAL Aset Asing Bersih
Investasi Langsung
Modal Jangka Menengah/Panjang (Bersih) Cadangan Bank
Sektor Swasta (o/w banks) Aset Domestik Bersih:
Pemerintah Kredit ke sektor pemerintah bersih
Modal Jangka Pendek (Bersih) Kredit ke sektor non-pemerintah
Sektor Swasta (o/w banks) Lain-lain (bersih)
Pemerintah
Keseimbangan keseluruhan Kewajiban pada Otoritas
Cadangan (Perubahan Aset Asing Bersih) Moneter
Deposit Sektor Swasta
Direktorat Perencanaan Makro dan Analisis Statistik - Kedeputian Bidang Ekonomi 63
KONSISTENSI DATA: BEHAVIORAL CONSISTENCY
• Tim yang melakukan proyeksi perlu membangun skenario agar proyeksi yang dihasilkan lebih feasible.
Konsistensi akun meningkatkan akurasi dan realibiltas sebuah skenario
• Skenario yang dibuat tidak kredibel jika terdapat angka yang ada pada setiap sektor yang berbeda,
misalnya angka pada sektor moneter dan sektor fiskal tidak saling terkait
• Seorang ekonom harus memahami kondisi perekonomian terkini dan harus dapat menilai arah
perekonomian berdasarkan trend dan kebijakan yang sedang diterapkan

𝒀 =𝑪+ 𝑰 + 𝑮+( 𝑿 − 𝑴 )
• Dalam membuat sebuah perencanaan, perencana perlu membuat scenario kebijakan
• Melakukan penilaian awal terhadap inflasi dan pertumbuhan PDRB dari sisi supply (Y) dan melakukan penilaian
awal atau analisis dari sisi demand (misalnya adalah hubungan antara impor dan pendapatan terhadap inflasi,
pertumbuhan PDRB riil, dan nilai tukar riil
Contoh:
• Perubahan pada pendapatan fiscal dapat mempengaruhi private consumption melalui pendapatan disposable
rumah tangga
• Ketika permintaan agregat berlebihan dan berisiko meningkatan inflasi, pemerintah perlu memotong
anggaran belanja dan meningkatkan penerimaan pajak. Namun, peningkatan pajak yang signifikan dapat
mengurangi pendapatan disposable rumah tangga*
* Nawawi dan Irawan, 2010 (Analisis Dampak Kebijakan Fiskal terhadap Pertumbuhan Ekonomi di Indonesia
Direktorat Perencanaan Makro dan Analisis Statistik - Kedeputian Bidang Ekonomi 64
GAMBARAN KETERKAITAN ANTAR SEKTOR DI PROVINSI
(1/2)
Terdapat keterkaitan antar sektor-sektor
dalam ekonomi provinsi:
• Konsumsi pemerintah di sektor riil dan
di sektor fiskal
Konsumsi Pemerintah
• Dalam melakukan proyeksi, konsumsi
25000
pemerintah pembentuk PDRB di sektor riil
seharusnya sejalan dengan konsumsi
20000
pemerintah di sektor fiskal yang sudah
15000
mempertimbangkan belanja dan
pendapatan daerah
10000 • Pada grafik di samping, PDRB konsumsi
pemerintah di sektor riil maupun fiskal
5000 cenderung mengalami tren yang sama dengan
arah meningkat dari tahun ke tahun. Sehingga,
0
2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021
walau masih ada gap, dapat dikatakan data yang
diproksi oleh indikator-indikator dalam FPP
Konsumsi Pemerintah Kolektif di Sektor Riil Konsumsi Pemerintah di Sektor Fiskal
sudah cukup mencerminkan keadaan nyata
perekonomian.

Direktorat Perencanaan Makro dan Analisis Statistik - Kedeputian Bidang Ekonomi


GAMBARAN KETERKAITAN ANTAR SEKTOR DI PROVINSI
(2/2)
Terdapat keterkaitan antar sektor-sektor dalam ekonomi provinsi:
• Dalam proyeksi, komponen ekspor dan impor pada data Bank Indonesia seharusnya sejalan dengan ekspor-impor di PDRB
• Adanya selisih terjadi karena ketidaklengkapan informasi yang tersedia (misal perbedaan cara hitung nilai tukar, komponen konsumsi pemerintah dari
pemerintah pusat
• Pada grafik dibawah, nilai ekspor dan impor baik dari sektor Riil maupun Eksternal sudah menunjukkan pola yang sangat sejalan, dengan data ekspor
sangat persis mendekati satu sama lain dan data impor memiliki hanya sedikit gap. Sehingga, dapat dikatakan data yang diproksi oleh indikator-indikator
dalam FPP sudah cukup mencerminkan keadaan nyata perekonomian.

Ekspor Impor
350000 80000

300000 70000

60000
250000
50000
200000
40000
150000
30000
100000
20000
50000 10000

0 0
2017 2018 2019 2020 2021 2017 2018 2019 2020 2021

Ekspor Barang Luar Negeri di Sektor Riil Impor Barang Luar Negeri di Sektor Riil
Ekspor Barang Luar Negeri di Sektor Eksternal Impor Barang Luar Negeri di Sektor Eksternal

Direktorat Perencanaan Makro dan Analisis Statistik - Kedeputian Bidang Ekonomi 66


SKENARIO BASELINE YANG KONSISTEN

Proyeksi Skenario Baseline yang konsisten


Pergerakan Pertumbuhan Konsumsi RT, Investasi, juga dapat dilihat melalui kesesuaian
dan Tingkat Suku Bunga (persen) antarkomponen dengan teori:
10.0
𝒆
8.0
𝑪𝒑=𝒇 (𝒀𝑫,𝒀𝑫 ,𝒘𝒆𝒂𝒍𝒕𝒉,𝒓𝒆𝒂𝒍𝒊𝒏𝒕𝒆𝒓𝒆𝒔𝒕𝒓𝒂𝒕𝒆,…)
6.0

4.0 • Selain disposible income saat ini, variabel


lain yang berpotensi mempengaruhi
2.0
konsumsi adalah ekspektasi pendapatan
0.0
2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021 masa depan, kekayaan, dan suku bunga
-2.0 riil. Pada grafik, dapat dilihat bahwa
konsumsi RT dan PMTB bergerak sejalan
-4.0
dengan tingkat suku bunga walau terdapat
-6.0 lag kebijakan. Semakin rendah suku
-8.0 bunga, semakin murah untuk berinvestasi
PMTB Tingkat Suku Bunga Konsumsi RT
dan meningkatkan aktivitas ekonomi.

Direktorat Perencanaan Makro dan Analisis Statistik - Kedeputian Bidang Ekonomi 67


KONSISTENSI ANTAR EKONOMI PROVINSI DAN NASIONAL
PERLU DIJAGA DALAM PROSES PENENTUAN INDIKATOR
MAKRO
Breakdown Nasional  Provinsi

2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022
ADHK (triliun Rp)
PDB 6864 7288 7727 8156 8565 8983 9435 9913 10426 10949 10723 11119 11710
Total PDRB 34 Provinsi 6864 7287 7736 8178 8604 9033 9499 9995 10538 11062 10838 11239 11840
Selisih (PDRB-PDB) 0,0 -0,7 8,7 21,3 38,8 50,7 64,2 82,3 111,9 112,9 114,5 120,4 129,4
Pertumbuhan (persen)
PDB 6,17 6,03 5,56 5,01 4,88 5,03 5,07 5,17 5,02 -2,07 3,69 5,32
Total PDRB 34 Provinsi 6,16 6,16 5,71 5,21 4,99 5,16 5,23 5,43 4,98 -2,03 3,71 5,34

Secara historis, dapat dilihat bahwa terdapat konsistensi dan arah yang sejalan antara pertumbuhan
ekonomi nasional dan pertumbuhan ekonomi total 34 provinsi. Walaupun dapat dilihat bahwa secara
nilai ada selisih yang terus meningkat. BPS menjelaskan bahwa terdapat perbedaan antara jumlah
PDRB 34 Provinsi dan PDB Indonesia antara lain disebabkan oleh diskrepansi statistik

Direktorat Perencanaan Makro dan Analisis Statistik - Kedeputian Bidang Ekonomi 68


BEGITUPULA KONSISTENSI ANTAR EKONOMI KAB/KOTA DAN
PROVINSI
Breakdown Provinsi  Kab/Kota
2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022
ADHK (triliun Rp)
PDRB Prov Sulawesi Barat 17,2 19,0 20,8 22,2 24,2 26,0 27,5 29,3 31,1 32,8 32,1 32,9 33,7
Total PDRB Kab/Kota 17,2 19,0 20,8 22,3 24,3 26,1 27,8 29,6 31,4 33,1 32,4 33,3 34,0
Selisih 0,0 0,0 0,0 0,1 0,1 0,2 0,3 0,4 0,3 0,2 0,4 0,4 0,4

Pertumbuhan (Persen)

PDRB Prov Sulawesi Barat 10,73 9,25 6,93 8,86 7,31 6,01 6,39 6,26 5,56 -2,34 2,57 2,30
Total PDRB Kab/Kota 10,66 9,37 7,26 9,12 7,37 6,34 6,64 5,89 5,42 -1,93 2,58 2,30

Keterkaitan antar sektor ekonomi dalam Kab/Kota


SEKTOR RIIL SEKTOR FISKAL

Neraca Fiskal (mata uang lokal, flows)


Neraca Pendapatan Nasional (mata uang lokal, flows) Pendapatan
Hibah
Konsumsi Swasta Pengeluaran/Belanja
Konsumsi Pemerintah (Upah+Barang dan Jasa) Berjalan
Modal
Investasi Swasta
Keseimbangan keseluruhan
Investasi Pemerintah Pembiayaan
Pembiayaan Domestik (bersih)
Ekspor barang dan jasa nonfaktor Sistem Perbankan
Impor barang dan jasa nonfaktor Sektor Non Perbankan
Pembiayaan Eksternal (bersih)

Pada level yang lebih rendah yaitu antara Kabupaten/Kota dan Provinsi, selisih terlihat semakin membesar, namun secara umum, arah
pertumbuhan masih sama. Data pada tingkat kabupaten terbatas dan exercise hanya dapat dilakukan hingga sektor fiskal

Direktorat Perencanaan Makro dan Analisis Statistik - Kedeputian Bidang Ekonomi 69


TERIMA KASIH
Direktorat Perencanaan Makro dan Analisis Statistik
Email: ditpmas@bappenas.go.id
Menara Bappenas, Lantai 5
Kuningan, Karet, Kecamatan Setiabudi, Kota Jakarta Selatan,
Daerah Khusus Ibukota Jakarta 12920
FLOW PENGISIAN FPP PROVINSI DAN KAB/KOTA

Konsumsi Swasta
(Rumah Tangga Proyeksi Nilai Proyeksi Dapatkan nilai
dan LNPRT) PDRB ADHK Deflator PDRB ADHB

Konsumsi Publik Proyeksi Nilai di Dapatkan nilai dengan rasio


(Pemerintah) sektor APBD data historis

PDRB Sisi Investasi dan


Proyeksi Nilai Proyeksi Dapatkan nilai
Pengeluaran Perubahan
PDRB ADHK Deflator PDRB ADHB
Inventori

Ekspor dan Impor Umumnya


Barang dan Jasa Proyeksi Nilai Dapatkan nilai dengan rasio hanya tersedia
Luar Negeri sektor eksternal data historis di Provinsi
Harus Sama

Net Ekspor antar Merupakan selisih antara PDRB sisi


daerah pengeluaran dan lapangan usaha

PDRB Sisi Proyeksi Nilai Proyeksi Dapatkan nilai


52 subsektor
Lapangan Usaha PDRB ADHK Deflator PDRB ADHB

Direktorat Perencanaan Makro dan Analisis Statistik - Kedeputian Bidang Ekonomi


BAGAIMANA MERANCANG SASARAN
KABUPATEN/KOTA?
Proses penyusunan KEM yang Ideal sesuai metode HITS (Holistik, Integratif,
Tematik, dan
4 Spasial) 5
Menentukan Target Nasional Menentukan Target Provinsi Menentukan
3 Pertumbuhan Pertumbuhan Pertumbuhan
Ekonomi Nasional Target Provinsi Ekonomi Provinsi Target Kab/Kota Ekonomi Kab/Kota
(koreksi target Provinsi)
(koreksi target Nasional)
Exercise Nasional
Exercise Provinsi Exercise Kab/Kota
sesuai kemampuan, Exercise Nasional Exercise Provinsi
sesuai kemampuan, sesuai kemampuan, Exercise Kab/Kota
model, dan informasi sesuai feedback dari dengan target
model, dan informasi model, dan informasi dengan target
Provinsi Nasional Provinsi

Growth Accounting Growth Accounting Growth Accounting


2 Model Ekonometrik Model Ekonometrik 6 8 Model Ekonometrik
FPP Nasional KEMD Provinsi KEMD Kab/Kota

Cek Konsistensi 7 Cek Konsistensi


Konsistensi Riil, dengan Nasional Konsistensi Riil, dengan Provinsi Konsistensi Riil dan
1 Fiskal, Eksternal dan Fiskal, Eksternal dan
Fiskal
Moneter Moneter

9 Konsistensi antar sektor dalam FPP Nasional

Direktorat Perencanaan Makro dan Analisis Statistik - Kedeputian Bidang Ekonomi

Anda mungkin juga menyukai