Anda di halaman 1dari 35

BANTUAN HIDUP DASAR &

RESUSITASI JANTUNG PARU

PMI PAPUA BARAT


Bantuan Hidup Dasar (BHD)
& Langkah Tindakannya
Bantuan hidup (life support) merupakan sebuah upaya sederhana
mengatasi keadaan yang mengancam nyawa seseorang sehingga
dapat mempertahankan hidupnya untuk sementara.

Disebut Bantuan Hidup Dasar (Basic Life Support) karena tanpa


menggunakan intervensi obat atau alat kejut jantung, jika sebaliknya
disebut dengan bantuan Hidup Lanjut (Advance Life Support).

Kapan BHD Dilakukan :


 Tersumbatnya jalan nafas
 Tidak menemukan adanya nafas
 Tidak ada nadi (Detak Nadi)

Bag.Diklat PMI Cab.OKU Timur 2


Langkah tindakan BHD :

A : Airway Control (Penguasaan Jalan Napas)


B : Breathing Support (Bantuan Pernapasan)
C : Circulatory Support (Bantuan Sirkulasi)

Bag.Diklat PMI Cab.OKU Timur 3


AIRWAY CONTROL
(Penguasaan Jalan Napas)
Gangguan jalan napas dapat
disebabkan karena :
• Masuknya benda asing (makanan,
mainan, darah, dll).
• Struktur anatomisnya (tersumbat lidah,
penyempitan saluran pernapasan,
kerusakan jaringan, dll).

Langkah membebaskan jalan napas


dari sumbatan & menguasainya menja-
di prioritas tindakan pada semua kasus

Bag.Diklat PMI Cab.OKU Timur 4


Teknik Airway Control
• Angkat Dagu Tekan Dahi
(Head Tilt Chin Lift)
Tidak dilakukan pada korban yang
mengalami trauma kepala, leher
maupun tulang belakang
• Perasat Dorongan Rahang Bawah
(Jaw Thrust Maneuver)
Digunakan saat penderita mengalami
atau dicurigai mengalami trauma tulang
belakang

Manuver ini digunakan untuk mengatasi


sumbatan jalan nafas oleh lidah.

Bag.Diklat PMI Cab.OKU Timur 5


SUMBATAN JALAN NAPAS / FOREIGN
BODY AIRWAY OBSTRUCTION (FBAO)
 Lidah Terutama pada penderita tidak sadar
 Epiglotis Jika bengkak bisa menutup saluran
Pernafasan
 Benda Asing Dalam Tubuh
 Kerusakan Jaringan
 Penyakit Lain ( Asthma, tonsil / amandel )

Bag.Diklat PMI Cab.OKU Timur 6


Lidah jatuh ke belakang mengorok

Bag.Diklat PMI Cab.OKU Timur 7


Hentakan perut-dewasa / anak keadaan sadar
( penderita duduk / berdiri )

1. AMBIL POSISI. Berdiri dibelakang korban, rangkulkan


tangan ada disekeliling pinggang korban.
2. POSISIKAN TANGAN ANDA. Buat kepalan satu
tangan. Ibu jari diatas jari yang lain, letakkan sisi ibu jari kepalan
pada antara pusat dengan tulang taju pedang ( xifoid )
3. LAKUKAN HENTAKAN PERUT. Gerakan
menghentak sedikit kearah atas
4. LAKUKAN SAMPAI BERHASIL ATAU TIDAK
SADAR
Sumbatan jalan Napas
Oleh Benda Asing
Sumbatan Parsial
Tandanya adalah masih ada upaya
bernapas, muncul suara napas tambahan
seperti mengi, mengorok, kumur dll. Mungkin
tidak memerlukan tindakan khusus, namun
harus secepatnya dibawa ke rumah sakit

Sumbatan Total
Tandanya secara umum penderita terkesan
mencekik lehernya sendiri dengan kedua
tangan. Keadaan ini harus segera mendapat
pertolongan karena udara pernapasan sama
sekali tidak bisa masuk ke paru.

Bag.Diklat PMI Cab.OKU Timur 9


Manuver Heimlich
Manuver heimlich : Upaya mem-
bebaskan jalan napas karena
tersumbat benda asing, berupa :
 Hentakan Perut (abdominal thrust)
pd. penderita dewasa ada respon.
 Hentakan dada (Chest Thrust)
pada penderita dewasa ada
respon yang gemuk & ibu hamil.
 Hentakan Dada / hentakan perut
pada penderita dewasa tidak ada
respon.

Bag.Diklat PMI Cab.OKU Timur 10


Manuver Heimlich Penderita Ada
Respon & Tidak Respon

Bag.Diklat PMI Cab.OKU Timur 11


Finger Sweep (Sapuan Jari)

 Teknik ini digunakan untuk membersihkan mulut dari adanya


benda asing yang bisa menyumbat jalan napas.
 Teknik ini tidak boleh dilakukan pada bayi & anak kecil, kecuali
benda asingnya sudah terlihat di dalam mulut.

Bag.Diklat PMI Cab.OKU Timur 12


Hentakan perut-dewasa / anak tidak sadar
( posisi berbaring )
1. Posisikan penderita berbaring terlentang
2. Open air way
3. Beri 1x tiupan
4. Reposisi
5. Beri 1x tiupan
6. Ambil posisi. Duduk diatas paha dengan tumit tangan berada
diantara pusar dengan tulang xifoid/taju pedang
7. Lakukan 5x hentakan perut
8. Lakukan tongue-jaw lift. Untuk membuka mulut penderita
9. Lakukan sapuan jari ( sweep finger ). Pada anak gunakan teknik ini
jika objek/bendanya terlihat
10. Ulangi langkah 2 – 9 hingga jalan nafas terbebas
Manuver Heimlich
Pada Anak & Bayi

Bag.Diklat PMI Cab.OKU Timur 14


BREATHING SUPPORT
(Bantuan Pernapasan)
● Pemeriksaan napas dilakukan min. 3 – 5 detik dengan cara LDR :
L = lihat pergerakan dada/perut sebagai indikasi bernapas.
D = dengar apakah ada suara napas melalui hidung/mulut
penderita
R = rasakan aliran udara yang keluar dari hidung/mulut
penderita.
• Beberapa tandaAdekuat
pernapasan yang adekuat atauTidak
tidakAdekuat
adalah sbb :
 Dada dan perut bergerak naik  Gerakan dada kurang baik
turun seirama dengan pernapasan  Ada suara tambahan
 Udara terdengar dan terasa saat  Kerja otot bantu napas
keluar dari mulut/hidung  Sianosis
 Penderita tampak nyaman  Frekuensi kurang atau lebih
 Frekuensinya cukup (12-20 x/mnt)  Perubahan status mental

Bag.Diklat PMI Cab.OKU Timur 15


Beberapa Tanda Pernafasan
1. Adekuat ( Mencukupi )
Dada dan perut bergerak naik dan turun seirama dengan
pernapasan.
Udara terdengar dan terasa saat ke luar dari mulut / hidung.
Penderita tampak nyaman.
Frekuensinya cukup ( 12 – 20 x/ menit )
2. Kurang Adekuat ( Kurang Mencukupi )
Gerakan dada kurang baik.
Ada suara napas bantuan
Kerja otot bantu nafas.
Sianosis ( kulit kebiruan ).
Frekuensi kurang atau berlebihan.
Perubahan status mental.

Bag.Diklat PMI Cab.OKU Timur 16


Ciri Tidak Bernafas

• Tidak ada gerakan dada atau perut


• Tidak terdengar aliran udara melalu mulut
atau hidung
• Tidak terasa hembusan napas dari mulut
atau hidung.

Bag.Diklat PMI Cab.OKU Timur 17


CIRCULATORY SUPPORT
(Bantuan Sirkulasi)
 Pemeriksaan denyut nadi orang dewasa dan anak pada nadi
karotis, sedangkan bayi pada nadi brakialis.
 Pemeriksaan denyut nadi min. 5 – 10 detik menggunakan 2 -3 jari
(dg. telapak jari, bukan punggungnya, juga bukan dengan ibu jari)
 Tindakan bantuan sirkulasi dikenal sebagai resusitasi jantung paru,
yakni suatu tindakan kombinasi antara pijatan jantung dari luar
dengan pernapasan buatan yang dilakukan pada saat seseorang
mengalami henti napas & henti jantung.
 Penekanan jantung dari luar diharapkan menimbulkan efek pompa
pada jantung yang dinilai cukup untuk mengatur sirkulasi darah
minimal pada saat mati klinis. ( 25-30 % dari curah jantung)

Melakukan kontrol perdarahan besar juga merupakan


bagian penting dari bantuan sirkulasi
Bag.Diklat PMI Cab.OKU Timur 18
Langkah RJP 1 Penolong
1. Lakukan protap
2. Respon
3. Buka jalan nafas (HTCL/JTM)
4. Nilai pernafasan (LDR 3 – 5 detik)
5. Beri 2x ventilasi jika tidak masuk reposisi, beri 2x ventilasi (jika
masuk langsung berikan 2x ventilasi)
6. Cek nadi karotis ( 5 – 10 detik )
7. Buka dada penderita
8. Cari titik kompresi
9. Lakukan 30 kali pijat jantung
10. Beri 2x ventilasi
11. Lakukan hingga 5 siklus ( 1 fase )
12. Cek nadi karotis ( 5 - 10detik )
13. Jika nafas tidak ada & nadi tidak ada, lakukan 2 x 5 siklus

Bag.Diklat PMI Cab.OKU Timur 19


Hal-hal Yang Harus
diperhatikan..
Sebelum RJP :
 Pastikan tidak adanya Respon
 Pastikan tidak adanya Pernapasan, (periksa 3 – 5 detik)
 Pastikan tidak adanya Denyut nadi, (periksa 5 – 10 detik)
Periksa denyut karotis  dewasa, denyut brakhialis  anak
 RJP dilakukan diatas alas yang datar & keras.
Pada Saat RJP :
 Saat RJP, minta seseorang menilai nadi karotis.
 Lihat gerakan naik turunnya dada saat bantuan napas diberikan.
 Reaksi pupil mungkin akan kembali normal.
 Warna kulit penderita berangsur-angsur membaik.
 Penderita mungkin menunjukkan refleks menelan dan bergerak
 Nadi akan berdenyut kembali.

Bag.Diklat PMI Cab.OKU Timur 20


Menentukan Titik Kompresi
Pijatan Jantung Luar

Titik kompresi RJP ter- Temukan pertemuan lengkung


letak tepat di atas tulang rusuk kiri & kanan. Raba lengkung rusuk
dada, 2 – 3 jari di atas paling bawah geser sampai bertemu
pertemuan kedua tulang dengan rusuk sisi berlawanan. Berikan
rusuk kanan dan kiri jarak 2 - 3 jari di atas tulang dada.

Bag.Diklat PMI Cab.OKU Timur 21


Posisi Penolong Dalam RJP

Bag.Diklat PMI Cab.OKU Timur 22


Memberikan Bantuan Pernapasan Buatan

1. Mulut ke masker RJP

Bag.Diklat PMI Cab.OKU Timur 23


2. Mulut ke APD

Bag.Diklat PMI Cab.OKU Timur 24


3. Mulut ke APD

Bahaya M to M :
• Penyebaran penyakit.
• Kontaminasi bahan kimia.
• Muntahan penderita.

Bag.Diklat PMI Cab.OKU Timur 25


4. BVM ke Mulut

O2=50% O2>90%

Kanul Hidung Face Mask Non Rebreathing Mask

Bag.Diklat PMI Cab.OKU Timur 26


Resusitasi Jantung Paru
Pada Dewasa, Anak & Bayi
Dewasa Anak ( 1-8 thn) Bayi (1 thn)
Rasio 5 x (30 : 2 ) 1 fase 5 : 1 (20x/mnt) 5:1
Pijatan 5 x (30 : 2 ) 1 menit (BBL 3:1)
Kedalaman 4 – 5 cm 3 – 4 cm 1 – 1,5 cm
Pijatan
Kecepatan 80 – 100 x/menit 100 x/menit > 100 x/menit
Pijatan
Titik Pijatan Pada tengah Pada tengah Satu jari di bawah
sternum, 2-3 jari di sternum, 1 jari di garis imajiner yg
atas prosesus atas prosesus menghubungkan
xifoidus xifoidus kedua puting susu
Teknik Kedua tangan Satu tangan 2 -3 jari
disatukan

Bag.Diklat PMI Cab.OKU Timur 27


FREKUENSI PEMBERIAN NAFAS
BUATAN

Dewasa 10 - 12 x/menit
(1,5 - 2 detik)
Anak (1-8th) 20 x/menit
(1 - 1,5 detik)
Bayi (0-1th) Lebih dari 20 x/menit
(1 - 1,5 detik)

BBL 40 x/menit
(1 - 1,5 detik)
Bag.Diklat PMI Cab.OKU Timur 28
Hal-hal Yang Harus
diperhatikan..
Komplikasi Yang bisa terjadi :
 Patah tulang dada dan tulang iga
 Bocornya paru-paru (pneumothorax)
 Perdarahan dalam paru-paru/rongga dada
 Luka dan memar pada paru-paru
 Robekan hati
Kapan RJP dihentikan ?
 Penderita pulih kembali
 Penolong kelelahan
 Diambil alih oleh tenaga yang sama atau yang lebih terlatih
 Jika ada tanda pasti mati, tidak perlu dilakukan RJP

Bag.Diklat PMI Cab.OKU Timur 29


Kesalahan Pada RJP
 Penderita tidak berbaring diatas  RJP tidak efektif
alas yang keras
 Penderita tidak horisontal
 Jumlah darah ke otak kurang
 Tekan dahi angkat dagu kurang  Pernapasan tidak efektif
baik
 Bocor saat melakukan  Pernapasan buatan tidak
pernapasan buatan efektif
 Lubang hidung kurang tertutup  Pernapasan buatan tidak
rapat efektif
 Letak tangan kurang tepat, arah  Patah tulang, luka dalam paru-
tekanan kurang baik paru
 Tekanan terlalu dalam & cepat  Jml. darah yg. dialirkan kurang
 Rasio RJP & Pernapasan  Oksigenasi darah kurang
buatan tidak baik

Bag.Diklat PMI Cab.OKU Timur 30


TANDA KEBERHASILAN RJP
 Mintalah seseorang untuk meraba denyut nadi
selama penekanan. Denyut nadi seharusnya
teraba selama penekanan
 Dada harus naik turun pada setiap ventilasi
 Pupil mata akan mulai bereaksi secara normal
 Warna kulit akan berkuarang kepucatannya
 Penderita mungkin mencoba untuk bergerak atau
menelan
 Denyut jantung akan kembali
Bag.Diklat PMI Cab.OKU Timur 31
Posisi Pemulihan

Bag.Diklat PMI Cab.OKU Timur 32


KAPAN RJP TIDAK DILAKUKAN :
1. LEBAM MAYAT
2. BAYI YANG MATI DI KANDUNGAN
3. KAKU MAYAT
4. CEDERA MEMATIKAN
5. PEMBUSUKKAN

Bag.Diklat PMI Cab.OKU Timur 33


Mati & Tanda Kematian
Mati Klinis Tanda-Tanda Kematian
Keadaan tidak ditemukannya ● Lebam mayat (20-30 menit)
napas & denyut nadi. Sifatnya ● Kaku mayat (1 – 2 jam)
reversibel jika berhasil ● Pembusukan (6 – 12 jam)
ditolong sebelum 4-6 menit
sejak henti jantung.
● Cedera mematikan
Mati Biologis
keadaan matinya sel-sel HANYA DOKTER YANG
tubuh, terutama sel otak, BERHAK MENYATAKAN
bersifat irreversibel & SESEORANG TELAH
biasanya terjadi 8 – 10 menit MENINGGAL
sejak henti jantung.

Bag.Diklat PMI Cab.OKU Timur 34


Rantai Survival
• Memanggil bantuan medis.
• Melakukan Resusitasi Jantung Paru.
• Defibrilasi (dengan alat kejut jantung)
• Pertolongan Hidup Lanjut.

Bag.Diklat PMI Cab.OKU Timur 35

Anda mungkin juga menyukai