Anda di halaman 1dari 12

ANALISIS PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK

DENGAN PENERAPAN STATISTICAL PROCESS CONTROL (SPC)


PADA UKM KRIPIK SINGKONG QOBIDH DI KOTA TEBING
TINGGI
Oleh:

ARIS MUNANDAR
171010800369

PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS PAMULANG
TANGERANG SELATAN
PENDAHULUAN
 Usaha Mikro, Kecil, Menengah (UMKM) merupakan upaya produktif yang dimiliki oleh badan usaha atau
individu dengan standar yang telah ditetapkan. UMKM memiliki peran penting dalam pembangunan
ekonomi Indonesia, dengan jumlah usaha yang terus meningkat setiap tahunnya. Data dari Kementerian
Koperasi dan UMKM menunjukkan bahwa pada tahun 2018, terdapat 64.194.057 usaha UMKM yang
memberikan kontribusi signifikan terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia.
 Dalam upaya untuk meningkatkan efisiensi serta menjaga kualitas produk, perusahaan mengadopsi
pendekatan baru dalam manajemen produksi. Salah satu pendekatan yang mendapatkan perhatian khusus
adalah Statistical Process Control (SPC). Metode ini pertama dikembangkan pada sekitar 1920-an oleh Dr.
Walter Shewhart dari Bell Laboratories. Setelah Perang Dunia II, konsep SPC diperluas dan mulai banyak
diadopsi oleh perusahaan Jepang. Kini, SPC menjadi salah satu tool utama untuk meningkatkan mutu
produk oleh berbagai organisasi dan perusahaan di seluruh dunia.
 UKM Kripik Singkong Qobidh adalah proses produksi yang masih memiliki kekurangan sehingga
menyebabkan produk tidak sesuai standar. Standar mutu yang baik menurut konsumen adalah produk
yang dapat berfungsi sesuai kebutuhan mereka. Oleh karena itu, penting untuk memperbaiki proses
produksi agar dapat menghasilkan produk berkualitas yang dapat memuaskan konsumen.
METODOLOGI PENELITIAN

 Tujuan penelitian ini adalah untuk mengkaji secara mendalam dan menyajikan
gambaran menyeluruh tentang penerapan metode Pengendalian Proses
Statistik (SPC) dalam Pengendalian Kualitas Produk di UKM Kripik Singkong
Qobidh di Kota Tebing Tinggi.
 Metode analisis Statistical Process Control (SPC) adalah untuk mengendalikan
dan memantau kinerja proses produksi secara terus-menerus dengan
menggunakan konsep statistik. Serta mengidentifikasi penyimpangan dari
standar kualitas, mencegah kerusakan, dan meningkatkan efisiensi proses
secara keseluruhan. SPC membantu dalam meningkatkan keandalan produk,
mengurangi limbah, dan meningkatkan kepuasan pelanggan dengan
memastikan bahwa proses produksi tetap dalam batas kontrol yang ditetapkan.
HASIL DAN PEMBAHASAN
• Data Proses Produksi

Penelitian ini fokus pada proses produksi Kripik Singkong


di UKM Qobidh Cracker. Tahap-tahap pembuatannya
seperti gambar disamping.

Gambar di samping merinci seluruh langkah proses, dari


persiapan bahan baku hingga produk kemasan kripik
singkong jadi siap dikirim. Dengan penjelasan visual ini,
diharapkan memudahkan pemahaman pembuatan produk
kripik singkong dan menemukan peluang perbaikan serta
peningkatan efisiensi dan kualitas produksi.
Hasil Data Melalui Check Sheet
Jumlah Kerusakan
Tanggal Jumlah Produksi (Gram) Total Jumlah Kerusakan (Gram)
Remuk (Gram) Sisa Potongan (Gram)
1 0 0 0 0
2 10000 110 1140 1250
3 10000 130 1060 1190
4 12000 130 1430 1560
5 10000 130 1150 1280
6 10000 120 1010 1130
7 10000 120 1110 1230
8 0 0 0 0
9 12000 120 1310 1430
10 10000 100 1080 1180
11 10000 90 1040 1130
12 12000 150 1400 1550
13 10000 100 1100 1200
14 10000 130 1170 1300
15 0 0 0 0
16 10000 90 1210 1300
17 10000 110 1170 1280
18 12000 120 1320 1440
19 10000 130 1110 1240
20 10000 100 1030 1130
21 10000 130 1040 1170
22 0 0
23 10000 90 1040 1130
24 10000 100 1050 1150
25 12000 130 1400 1530
26 10000 130 1060 1190
27 10000 100 1190 1290
28 10000 110 1150 1260
29 0 0 0 0
30 12000 130 1390 1520
Total 262000 2900 29160 32060
Diagram Histogram Produk-produk yang
Rusak

Melalui Grafik Histogram tersebut, tampak


terlihat adanya kerusakan atau cacat produk yang
terjadi adalah rusak karena sisa potongan
sebanyak 29.160 (Gram), selanjutnya adalah rusak
karena remuk sebanyak 2900 (Gram).
Peta Kendali p (P-Chart)
No Tgl Jumlah Produksi (Gram) Jumlah Kerusakan Persentasi Kerusakan (%) CL UCL LCL
1 2 10000 1250 0.125 0.12237 0.13220 0.11254
2 3 10000 1190 0.119 0.12237 0.13220 0.11254
3 4 12000 1560 0.130 0.12237 0.13134 0.11339
4 5 10000 1280 0.128 0.12237 0.13220 0.11254
5 6 10000 1130 0.113 0.12237 0.13220 0.11254
6 7 10000 1230 0.123 0.12237 0.13220 0.11254
7 9 12000 1430 0.119 0.12237 0.13134 0.11339
8 10 10000 1180 0.118 0.12237 0.13220 0.11254
9 11 10000 1130 0.113 0.12237 0.13220 0.11254
10 12 12000 1550 0.129 0.12237 0.13134 0.11339
11 13 10000 1200 0.120 0.12237 0.13220 0.11254
12 14 10000 1300 0.130 0.12237 0.13220 0.11254
13 16 10000 1300 0.130 0.12237 0.13220 0.11254
14 17 10000 1280 0.128 0.12237 0.13220 0.11254
15 18 12000 1440 0.120 0.12237 0.13134 0.11339
16 19 10000 1240 0.124 0.12237 0.13220 0.11254
17 20 10000 1130 0.113 0.12237 0.13220 0.11254
18 21 10000 1170 0.117 0.12237 0.13220 0.11254
19 23 10000 1130 0.113 0.12237 0.13220 0.11254
20 24 10000 1150 0.115 0.12237 0.13220 0.11254
21 25 12000 1530 0.128 0.12237 0.13134 0.11339
22 26 10000 1190 0.119 0.12237 0.13220 0.11254
23 27 10000 1290 0.129 0.12237 0.13220 0.11254
24 28 10000 1260 0.126 0.12237 0.13220 0.11254
25 30 12000 1520 0.127 0.12237 0.13134 0.11339
Total 262000 32060
Peta Kendali p (P-Chart)

Berdasarkan peta kendali pada gambar disamping


diperoleh produk cacat remuk adalah yang paling
rendah, sedangkan produk cacat sisa potongan,
yaitu sebesar 29.160 (Gram) dalam waktu I bulan.
Namun keseluruhan data produk cacat yang keluar
dari batas kendali yang telah ditetapkan.
Diperoleh berdasarkan perhitungan, CL (Control
Limit) sebesar 0.12237, UCL (Upper Control
Limit) sebesar 0.13134 dan LCL (Lower Control
Limit) sebesar 0.11339.
Diagram Sebab Akibat (Fishbone Diagram)
1. Keripik Remuk

Kerusakan pada hasil produksi keripik, seperti


keripik yang retak, disebabkan oleh
kekuranghatian pekerja yang terkadang
terganggu oleh aktivitas lain, sehingga
memperpanjang waktu proses spinning. Di sisi
lain, ketidak merataan ketebalan pada potongan
juga menjadi penyebab kegagalan produksi.
Selain itu pada proses produksi, UKM Qobidh
Cracker juga tidak memiliki SOP.
2. Kerusakan Sisa Potongan

Sisa potongan singkong yang banyak


disebabkan oleh pekerja yang tidak tidak
memiliki standar dalam memotong dan
kurangnya pengawasan dari pemilik usaha disisi
lain alat pemotong yang masih manual juga
yang menjadi alasan terjadinya sisa potongan.
Faktor-Faktor Yang Menyebabkan Kerusakan/Kecacatan Produk

terdapat empat faktor yang dapat menyebabkan kerusakan atau kecacatan pada produk yang diproduksi
oleh UKM Qobidh Crackers, yaitu:
1. Kerusakan dalam produksi keripik, seperti keripik yang remuk, disebabkan oleh beberapa faktor. Salah
satunya adalah ketidak merataan hasil potongan dan kurangnya fokus pekerja yang terkadang
terganggu oleh aktivitas lain, menyebabkan proses spinning berlangsung terlalu lama.
2. Kurangnya penerapan SOP (Standar Operasional Prosedur) dalam proses produksi.
3. Potongan sisa, disebabkan oleh penggunaan alat pemotong manual dan kurangnya standar yang
diterapkan oleh pekerja dalam melakukan pemotongan.
4. Kurangnya pengawasan dari pemilik usaha juga turut berkontribusi terhadap kerusakan dalam
produksi.
KESIMPULAN

1. Dari hasil peta kendali p menunjukkan mutu produk berada dalam batas
kendali atas dan bawah, dengan setiap titik dalam batas proses yang
ditetapkan. Ini menandakan kinerja proses produksi terkendali, stabil, dan
terkontrol.
2. Menurut data diagram histogram yang dibuat, tingkat kerusakan atau cacat
produk yang paling banyak terjadi adalah rusak karena sisa potongan
sebanyak 29.160 (Gram), selanjutnya adalah rusak karena remuk
sebanyak 2.900 (Gram). Sedangkan total kerusakan adalah 32.060 (Gram)
dari total produksi 262.000 (Gram) selama bulan November 2020.
3. Berdasarkan hasil analisis diagram sebab akibat menunjukkan faktor-
faktor penyebab kerusakan produksi: bahan baku, pekerja, mesin, dan
metode.

Anda mungkin juga menyukai