Anda di halaman 1dari 35

TRANSAKSI KEUANGAN

OVERVIEW TRANSAKSI KEUANGAN

Transaksi Transaksi Belanja


Saldo Awal Transaksi Anggaran
Pendapatan Dan Beban

Transaksi Transaksi
Pengembalian Pengembalian Transaksi Hibah
Transaksi UP/TUP
Pendapatan Belanja Langsung TAB

Transaksi
Transaksi
Transaksi Hibah Pengembalian Transaksi Terkait
Pengembalian Kas
Langsung TAYL Hibah Langsung Kas
Hibah Langsung
TAYL

Transaksi Yang
Terjadi Pada Akhir Transaksi
Transaksi Koreksi
Tahun Anggaran Penyesuaia
n
1) Saldo
Awal
Saldo awal merupakan angka nominal dari masing-masing pos yang disajikan dalam LK
sebelum terjadi transaksi apapun dalam Tahun Anggaran Berjalan (TAB).

Sehubungan dengan perubahan sistem aplikasi pelaporan dari Aplikasi eksisting ke Aplikasi
SAKTI, dilakukan prosedur migrasi data dalam rangka pembentukan saldo awal pada masing-
masing modul di Aplikasi SAKTI.

Migrasi saldo awal menghasilkan nilai yang tercantum pada neraca percobaan saldo awal TAB
sama dengan neraca percobaan saldo akhir TAYL, kecuali untuk ekuitas.

Migrasi saldo awal melalui sistem aplikasi pelaporan secara otomatis menempatkan saldo
aset, kewajiban, dan ekuitas sesuai dengan posisi normalnya.

Setelah diperoleh saldo awal TAB yang sesuai dengan saldo akhir TAYL audited sebagai hasil
migrasi data, entitas akuntansi siap untuk mencatat transaksi dan kejadian TAB yang
berdampak pada laporan keuangan.
2) Transaksi Anggaran
Transaksi anggaran terjadi ketika terdapat penetapan dokumen anggaran dan/ atau
Transaksi
rinciannya sepertiterjadi
anggaran Ketika Isian
Dokumen terdapat penetapanAnggaran
Pelaksanaan dokumen (DIPA),
anggaran dan/atau
revisi DIPA,rinciannya
dan/ atau
seperti Dokumen
Petunjuk Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA), revisi DIPA, dan/atau Petunjuk
Operasional Kegiatan (POK), di mana transaksi ini erat kaitannya dengan
Operasional Kegiatan
manajemen anggaran. (POK), dimana transaksi ini erat kaitannya dengan manajemen anggaran.

Pencatatan alokasi anggaran dilakukan secara single entry, yaitu dengan mencatat estimasi
pendapatan yang dialokasikan dan allotment belanja sesuai yang tertuang dalam DIPA.

Jurnalyang
Jurnal yang terbentuk
terbentuk dalam
dalam rangka
rangka pencatatan
pencatatan estimasi
estimasi pendapatan
pendapatan dandan allotment
allotment belanja
belanja
melalui
melaluiModul
ModulPenganggaran
Penganggaran
3) Transaksi Pendapatan

Pendapatan yang Disetorkan Ke Pendapatan yang Disetorkan Ke


Pendapatan Melalui Potongan SPM
Kas Negara Oleh Wajib Bayar Kas Negara Oleh Bendahara
• Pendapatan yang disetorkan ke kas • Pendapatan yang diterima oleh • Pendapatan melalui potongan SPM
negara oleh wajib bayar, entitas bendahara, kemudian bendahara mulai dicatat oleh satker pada saat
akuntansi mencatat berdasarkan yang melakukan penyetoran ke kas penerbitan resume tagihan (Surat
Bukti Penerimaan Negara (BPN) dan/ negara, satker mencatat pendapatan Perintah Pembayaran/SPP) pada
atau dokumen lain yang dimaksud berdasarkan Surat Bukti Modul Pembayaran yang membentuk
dipersamakan. Setor (SBS), BPN, atau dokumen lain jurnal pada buku besar akrual.
• Setelah terjadi penyetoran ke kas yang dipersamakan. • Pada saat telah terbit SP2D dan
negara, entitas akuntansi mencatat • Pada saat pendapatan tersebut dilakukan pencatatan SP2D pada
data pendapatan berdasarkan data diterima oleh bendahara, entitas Modul Pembayaran,
dari Modul Penerimaan Negara akuntansi mencatat melalui Modul membentuk
maka jurnal pada buku besar
akan
(MPN) dan/ atau Sistem Informasi Bendahara yang membentuk jurnal akrual dan buku besar kas.
PNBP Online (SIMPONI) melalui pada buku besar akrual.
Modul Bendahara. • Setelah bendahara menyetorkan ke
• Transaksi ini membentuk jurnal pada kas negara, satker mencatat
buku besar akrual dan buku besar kas pendapatan dimaksud melalui Modul
Bendahara yang membentuk jurnal
pada buku besar akrual dan buku
besar kas.
4) Transaksi Belanja Dan Beban

Belanja Modal Dengan Belanja Barang Dengan


Belanja Barang Dengan Mekanisme LS yang Mekanisme LS yang Belanja Barang Dengan
Mekanisme LS yang Tidak Menghasilkan BMN Menghasilkan BMN Mekanisme LS yang
Menghasilkan BMN Intrakomptabel Ekstrakomptabel Menghasilkan Persediaaan

• Dokumen sumber • BMN • BMN • Pencatatan belanja yang


dapat
yang digunakan antara lain merupakan BMN yang harga
intrakomptabel merupakan BMN yang harga
ekstrakomptabel menghasilkan persediaan
BAST, resume tagihan, SP2D, satuanny mencapai nilai satuannya tidak mencapai dilakukan dengan
dan/atau dokumen lain yang a kapitalisasi pada nilai minimal kapitalisasi pendekatan aset, sehingga
dipersamakan. minimal penatausahaan pada ketentuan penata- pada realisasi belanja
• Belanja yang tidak ketentuan
BMN, sehingga mengguna- usahaan BMN, sehingga memunculkan akun
menghasilkan BMN dapat kan akun belanja modal. menggunakan akun belanja persediaan.
dilakukan secara kontraktual • Dokumen sumber yang barang ekstrakomptabel. • Persediaa dicatat dengan
maupun non kontraktual. dapat menjadi dasar • Dokumen sumber yang n metode
pencatatan antara lain BAST, dapat menjadi dasar (dilakukan setiapperpetual
terjadi
BAPP, resume tagihan, SP2D, pencatatan antara lain BAST, transaksi) sehingga
dan/atau dokumen lain yang BAPP, resume tagihan, SP2D, mempengaruhi saldo
dipersamakan. dan/atau dokumen lain yang persediaan.
dipersamakan.
5) Transaksi UP/TUP

Transaksi Transaksi GUP atas


Transaksi GUP atas
Penyediaan penggantian UP belanja yang Penihilan UP/TUP
belanja yang Penyetoran
UP/TUP pertama (GUP) atas belanja menghasilkan BMN (GU Nihil atau
menghasilkan BMN sisa
kali yang tidak Intrakomptabel PTUP)
ekstrakomptabel UP/TUP
menghasilkan BMN atau persediaan
6) Transaksi Pengembalian Pendapatan

Pengembalian pendapatan merupakan transaksi pengembalian atas penerimaan


pada waktu sebelumnya, baik pengembalian pendapatan TAB maupun
pengembalian pendapatan TAYL.

Dokumensumber
Dokumen sumber
antaraantara lain SPM
lain SPM PP (Pengembalian
PP (Pengembalian Penerimaan),
Penerimaan), SPM SPM
KP KP
(KembaliPajak),
(Kembali Pajak),SPM
SPMKCKC(Kembali
(Kembali Cukai),
Cukai), dan
dan dokumen
dokumen lain
lain yang
yang dipersamakan.
dipersamakan.

Pencatatan transaksi
Pencatatan transaksi pengembalian
pengembalian pendapatan
pendapatan dilakukan
dilakukan melalui
melalui Modul Modul
Bendahara
Bendaharayang
yangmembentuk
membentuk jurnal pada
jurnal buku
pada besar
buku akrual
besar dan
akrual danbuku besar
buku kas.
besar kas.
7) Transaksi Pengembalian Belanja Bagian 1
Pengembalian belanja TAB Pengembalian belanja TAB Pengembalian belanja TAB
Pengembalian belanja TAB
yang tidak menghasilkan yang menghasilkan BMN yang menghasilkan BMN
yang tidak menghasilkan
BMN melalui setoran ke Kas ekstrakomptabel melalui berupa persediaan melalui
BMN melalui potongan SPM
Negara setoran ke kas negara setoran ke kas negara

Pengembalian belanja ini • Pengembalian belanja yang • Pada transaksi ini, satker • Pada transaksi ini, satker
dicatat berdasarkan BPN dilakukan melalui potongan mencatat setoran ke kas negara mencatat setoran ke kas negara
SPM mulai dicatat pada menggunakan akun yang sama menggunakan akun yang sama
melalui Modul Bendahara dengan akun realisasi belanjanya dengan akun realisasi belanjanya
yang akan membentuk jurnal saat terjadi penerbitan dan mencatat pengurangan nilai dan mencatat pengurangan nilai
pada buku besar akrual dan resume tagihan pada BMN yang bersangkutan. BMN yang bersangkutan.
buku besar kas. Modul Pembayaran • Pencatatan • Pencatatan
membentuk jurnal yang pengembalian negara dilakukan pengembalian negara dilakukan
buku besar akrual. berdasarkan BPN melalui Modul berdasarkan BPN melalui Modul
pada
• Setelah terbit SP2D dan Bendahara yang membentuk Bendahara yang membentuk
buku besar akrual dan buku buku besar akrual dan buku
dilakukan pencatatan SP2D besar kas. besar kas.
melalui Modul Pembayaran • Pencatatan pengurangan nilai • Pencatatan pengurangan nilai
yang membentuk jurnal sebesar nominal yang tercantum sebesar nominal yang tercantum
buku besar akrual dan buku dalam
PB/KPB)BPN melalui
(surat pernyataan dalam BPN (surat pernyataan
besar kas. transaksi perekaman PB/KPB) melalui perekaman
Modul Aset koreksi Tetap (tidak
nilai melalui transaksi koreksi nilai melalui
membentuk jurnal akuntansi). Modul Persediaan (tidak mem-
bentuk jurnal akuntansi).
7) Transaksi Pengembalian Belanja Bagian 2

Pengembalian belanja TAB yang


Pengembalian Belanja TAYL yang Tidak Pengembalian Belanja TAYL yang Tidak
menghasilkan BMN berupa aset
Menghasilkan BMN Melalui Potongan Menghasilkan BMN Melalui Setoran Ke
Tetap/aset lainnya melalui setoran ke
SPM Kas Negara
Kas negara

• Pada transaksi ini, satker mencatat • Satker telah mengakui adanya piutang • Satker telah mengakui adanya piutang
setoran ke kas negara menggunakan lainnya dan pengurangan beban dalam lainnya dan pengurangan beban dalam
akun yang sama dengan akun realisasi LK TAYL. LK TAYL.
belanjanya dan mencatat pengurangan • Pada saat TAB, saat terjadi pengembalian • Pada saat TAB, saat terjadi pengembalian
nilai BMN yang bersangkutan. belanja TAYL melalui potongan SPM belanja barang TAYL melalui
• Pencatatan pengembalian negar menggunakan akun 42591x, maka pengembalian belanja menggunakan
dilakukan berdasarkan a dilakukan melalui potongan SPM. akun 42591x, maka dilakukan melalui
Modul
BPN Bendahara yang membentuk melalui • Pencatatan timbul pada saat diterbitkan pencatatan pada Modul Bendahara yang
buku besar akrual dan buku besar kas. resume tagihan pada Modul Pembayaran membentuk jurnal pada buku besar
• Pencatatan pengurangan nilai sebesar yang membentuk jurnal pada buku besar akrual dan buku besar kas.
nominal yang tercantum dalam BPN akrual. • Pada modul GLP, maka dilakukan jurnal
(surat pernyataan PB/KPB) melalui • Pada saat terbit SP2D dan pencatatan eliminasi piutang lainnya yang muncul
perekaman transaksi koreksi nilai melalui SP2D pada Modul Pembayaran maka pada LK TAYL.
Modul Aset Tetap (tidak membentuk akan membentuk jurnal pada buku besar
jurnal akuntansi). akrual.
• Pada modul GLP, maka dilakukan jurnal
eliminasi piutang lainnya yang muncul
pada LK TAYL.
7) Transaksi Pengembalian Belanja Bagian 3

Pengembalian Belanja TAYL yang Pengembalian Belanja TAYL yang Pengembalian Belanja TAYL yang
Menghasilkan BMN Ekstrakomptabel Menghasilkan Persediaan Melalui Menghasilkan Aset Tetap/Aset Lainnya
Melalui Setoran Ke Kas Negara Setoran Ke Kas Negara Melalui Setoran Ke Kas Negara

• Satker telah mengakui adanya • Satker telah mengakui adanya • Satker telah mengakui adanya
piutang lainnya, pengurangan beban, piutang lainnya, dan pengurangan piutang lainnya, dan pengurangan
dan pengurangan nilai BMN nilai persediaan dalam LK TAYL. nilai aset tetap/aset lainnya dalam LK
ekstrakomptabel dalam LK TAYL. • Pada saat TAB, saat terjadi TAYL.
• Pada saat TAB, saat terjadi pengembalian belanja barang TAYL • Pada saat TAB, saat terjadi
pengembalian belanja barang TAYL melalui pengembalian belanja pengembalian belanja modal TAY
melalui pengembalian belanja menggunakan akun 42591x, maka melalui pengembalian belanja L
menggunakan akun 42591x, maka dilakukan melalui pencatatan pada menggunakan akun 42591x, maka
dilakukan melalui pencatatan pada Modul Bendahara yang membentuk dilakukan melalui pencatatan pada
Modul Bendahara yang membentuk jurnal pada buku besar akrual dan Modul Bendahara yang membentuk
jurnal pada buku besar akrual dan buku besar kas. jurnal pada buku besar akrual dan
buku besar kas. • Pada modul GLP, maka dilakukan buku besar kas.
• Pada modul GLP, maka dilakukan jurnal eliminasi piutang lainnya yang • Pada Modul GLP, maka dilakukan
jurnal eliminasi piutang lainnya yang muncul pada LK TAYL. jurnal eliminasi piutang lainnya yang
muncul pada LK TAYL. muncul pada LK TAYL.
8) Transaksi Hibah Langsung TAB

Proses bisnis hibah langsung dilakukan dengan berpedoman pada regulasi


mengenai administrasi pengelolaan hibah dan pedoman teknis lainnya.

Pencatatan transaksi hibah langsung dapat melibatkan penggunaan Modul


Komitmen, Modul Bendahara, Modul Persediaan, Modul Aset Tetap, Modul
Pembayaran, dan Modul GLP, tergantung pada jenis hibah yang diterima dan
transaksi hibah yang terjadi pada satker.

Transaksi hibah langsung TAB terdiri dari hibah langsung bentuk uang, hibah
langsung bentuk barang, dan hibah langsung bentuk jasa.
9) Transaksi Hibah Langsung TAYL

Dalam hal satker tidak melakukan pengesahan hibah langsung yang diterimanya
sampai tahun anggaran berikutnya, maka satker tetap diwajibkan untuk
menyelesaikan administrasi pengelolaan hibah TAYL tersebut

Proses bisnis penyelesaian hibah langsung TAYL dilakukan dengan berpedoman


pada Surat Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor S-876/PB/2020 tanggal 10
Desember 2020.

Transaksi hibah langsung TAYL terdiri dari hibah langsung bentuk uang TAYL,
hibah langsung bentuk barang TAYL, dan hibah langsung bentuk jasa TAYL.
10) Transaksi Pengembalian Kas Hibah Langsung
Pengembalian Sisa Hibah Pengembalian Sisa Hibah
Penyetoran Sisa Hibah Ke Kas Penyetoran Sisa Hibah Ke Kas
Kepada Donor, Dimana Kas Kepada Donor, Dimana Kas
Negara, Dimana Kas Hibah Negara, Dimana Kas Hibah
Hibah Tersebut Sudah Hibah Tersebut Belum
Tersebut Sudah Disahkan Tersebut Belum Disahkan
Disahkan Sebagai Pendapatan Disahkan Sebagai Pendapatan
Sebagai Pendapatan Hibah Sebagai Pendapatan Hibah
Hibah Hibah

Satker penerima hibah Satker penerima hibah menyajikan Satker penerima hibah Satker penerima hibah menyajikan
menyajikan sisa hibah sebagai sisa hibah sebagai Kas Lainnya di K/L menyajikan sisa hibah sebagai Kas sisa hibah sebagai Kas Lainnya di
Kas Lainnya di K/L dari Hibah dan Dari Hibah yang Belum Disahkan dan Lainnya di K/L dari Hibah dan K/L Dari Hibah yang Belum
UAKPA BUN Pengelolaan Hibah UAKPA BUN Pengelolaan Hibah UAKPA BUN Pengelolaan Hibah Disahkan dan UAKPA
mencatat sebagai Pendapatan mencatat sebagai mencatat sebagai BUN Pengelolaan Hibah
Hibah. Pendapatan Hibah. Pendapatan Hibah. sebagai Pendapatan Hibah.
mencatat

Pengembalian sisa hibah Pengembalian sisa Penyetoran sisa hibah ke kas


Penyetoran sisa hibah ke
mengakibatkan Pendapatan hibah mengakibatkan negara dicatat sebagai pendapatan
kas negara berdampak
Hibah pada UAKPA BUN pada UAKPA BUN Hibah
Pendapatan Pengelolaan Hibah PNBP oleh satker berkenaan.
berkurang dan Kas Lainnya di K/L pemindahbukuan kas pada BUN
pada
Pengelolaan Hibah berkurang
Dari Hibah yang Belum Disahkan dan Kas Lainnya di K/L dari Hibah
dan Kas Lainnya di K/L Dari Hibah
pada satker berkurang. pada satker berkurang.
pada satker berkurang.

Pada saat sisa hibah Satker melakukan


diajukan SP4HL ke KPPN dan
yang pengeluaran kas hibah tersebut
pencatatan
terbit SP3HL, maka dilakukan melalui Modul Bendahara
perekaman pada Modul jurnal
atau melalui Modul GLP.
Pembayaran yang membentuk
jurnal pada buku besar akrual.
11) Transaksi Pengembalian Hibah Langsung TAYL
Pengembalian Sisa Hibah Pengembalian Sisa Hibah
Penyetoran Sisa Hibah Ke Kas Penyetoran Sisa Hibah Ke Kas
Kepada Donor, Dimana Kas Kepada Donor, Dimana Kas
Negara, Dimana Kas Hibah Negara, Dimana Kas Hibah
Hibah Tersebut Sudah Hibah Tersebut Belum
Tersebut Sudah Disahkan Tersebut Belum Disahkan
Disahkan Sebagai Pendapatan Disahkan Sebagai Pendapatan
Sebagai Pendapatan Hibah Sebagai Pendapatan Hibah
Hibah Hibah

Satker penerima hibah Satker penerima hibah menyajikan Satker penerima hibah Satker penerima hibah menyajikan
menyajikan sisa hibah sebagai sisa hibah sebagai Kas Lainnya di K/L menyajikan sisa hibah sebagai Kas sisa hibah sebagai Kas Lainnya di
Kas Lainnya di K/L dari Hibah dan Dari Hibah yang Belum Disahkan dan Lainnya di K/L dari Hibah dan K/L Dari Hibah yang Belum
UAKPA BUN Pengelolaan Hibah UAKPA BUN Pengelolaan Hibah UAKPA BUN Pengelolaan Hibah Disahkan dan UAKPA
mencatat sebagai Pendapatan mencatat sebagai mencatat sebagai BUN Pengelolaan Hibah
Hibah. Pendapatan Hibah. Pendapatan Hibah. sebagai Pendapatan Hibah.
mencatat

Pengembalian sisa hibah Pengembalian sisa Penyetoran sisa hibah ke kas


Penyetoran sisa hibah ke
mengakibatkan Pendapatan hibah mengakibatkan Pendapatan negara dicatat sebagai pendapatan
kas negara berdampak
Hibah pada UAKPA BUN pada UAKPA BUN Pengelolaan Hibah
Hibah PNBP oleh satker berkenaan.
berkurang dan Kas Lainnya di K/L pemindahbukuan kas pada BUN
pada
Pengelolaan Hibah berkurang
Dari Hibah yang Belum Disahkan dan Kas Lainnya di K/L dari Hibah
dan Kas Lainnya di K/L Dari Hibah
pada satker berkurang. pada satker berkurang.
pada satker berkurang.

Pada saat sisa hibah Satker melakukan


diajukan SP4HL ke KPPN dan
yang pengeluaran kas hibah tersebut
pencatatan
terbit SP3HL, maka dilakukan melalui Modul Bendahara
perekaman pada Modul jurnal
atau melalui Modul GLP.
Pembayaran yang membentuk
jurnal pada buku besar akrual.
12) Transaksi Terkait Kas
Kas Lainnya di Kas Lainnya di
Kas di Bendahara Kas di Bendahara Kas Lainnya di K/L
Bendahara Bendahara
Pengeluaran Penerimaan dari Hibah
Pengeluaran Penerimaan

Kas di Saldo kas yang dikelola Kas yang dikelola Kas lainnya yang dikelola Kas Lainnya di K/L dari
Pengeluaran
Bendahara oleh bendahara bendahara
oleh bendahara penerimaan. Hibah terdiri dari kas
dari Kas di Bendahara
terdiri penerimaan untuk pengeluaran selain yang yang belum dan telah
UP dan TUP. tujuan pengelolaan uang
berasalpersediaan.
dari disahkan.
pendapatan satker.

Berupa hak pemerintah berupa hak pemerintah Pencatatan oleh satker


(pendapatan), pungutan maupun yang penerima
pajak, belanja yang telah dapat
belum diakui sebagai langsung bentuk uang.
Kas di Kas di Bendahara hibah
dicairkan dari kas negara pendapatan.
Pengeluaran
Bendahara Penerimaan dicatat
dengan pasangan akun
dicatat dengan pasangan akun namun belum dibayarkan
uang Muka dari KPPN. Pendapatan. kepada pihak ketiga yang
berhak, dan lain-lain.
13) Transaksi Yang Terjadi Pada Akhir Tahun Anggaran
Pembayaran penyelesaian pekerjaan disertai jaminan
pembayaran akhir tahun.

Satker telah melakukan


pembayaran namun barang/jasa Pencairan jaminan pembayaran dan penyetoran ke kas
belum diterima sampai dengan negara sampai dengan tanggal pelaporan (TAB).
tanggal pelaporan

Pencairan jaminan pembayaran dan penyetoran ke kas


negara setelah tanggal pelaporan.

Selama masa pemeliharaan pihak ketiga wanprestasi,


Kondisi yang menyebabkan maka jaminan pemeliharaan dicairkan dan disetor ke
terjadinya transaksi yang terjadi Jaminan pemeliharaan kas negara.
pada akhir tahun anggaran
Berbeda dari jaminan pembayaran akhir tahun,
pencairan dan penyetoran jaminan pemeliharaan tidak
berdampak pada pengurangan nilai aset.

Dalam hal ini, perlu dilakukan pencatatan sebagai berikut:


1)Pada saat penerimaan barang beserta BAST, satker mencatat
Satker telah menerima pada Modul Komitmen.
persediaan/aset tetap/aset 2)Dilakukan pendetailan pada Modul Aset Tetap atau Modul
lainnya namun belum melakukan Persediaan.
pembayaran sampai dengan 3) Dilakukan jurnal penyesuaian pada Modul GLP.
tanggal pelaporan 4)Pada awal tahun anggaran berikutnya, dilakukan jurnal balik
yang melibatkan Belanja Modal/Barang yang Masih Harus
Dibayar.
14) Transaksi Penyesuaian
Periode Jurnal Balik
No Pos/Akun Modul Terkait
Penyesuaian Awal Tahun
1. Pendapatan Diterima di M u ka Tahunan Perlu Modul GL P

2. Pendapatan yang Masih Tahunan Perlu Modul GL P


Harus Diterima
3. Belanja Dibayar di M u ka Tahunan Perlu Modul G L P, Modul
dan/atau Komitmen
transaksional
4. Belanja yang Masih Harus Dibayar Tahunan Perlu Modul GL P

5. Penyisihan Piutang Tidak Semesteran Tidak Modul Piutang


Tertagih atau Modul GL P
6. Reklasifikasi Bagian Lancar Piutang Semesteran Perlu Modul Piutang
atau Modul GL P
7. Penyusutan dan Amortisasi Semesteran Tidak Modul Aset Tetap

8. Opname Fisik Persediaan Tahunan Tidak Modul Persediaan

9. Uang M u ka Belanja Tahunan Perlu Modul GL P

10. Utang Kelebihan Pembayaran Tahunan Tidak Modul GL P


Pendapatan
11. Kas Dalam Penguasaan Bendahara Transaksional Tidak Modul Bendahara
Pengeluaran dan/atau Modul
dan/atau Bendahara GLP
Penerimaan
12. Persekot Gaji Transaksional Tidak Modul GL P
15) Transaksi Koreksi

Kesalahan Pemilihan Jenis BAST Kesalahan Pemilihan Jenis BAST


Pengadaan BMN Intrakomptabel Dan Kodefikasi Barang Pada Dan Kodefikasi Barang Pada
Pengadaan Persediaan
(Aset Tetap/Aset Lainnya) Modul Komitmen (Pengadaan Modul Komitmen (Pengadaan
Menggunakan Akun Belanja
Menggunakan Akun Belanja Jasa/Non BMN Dicatat Sebagai Jasa/Non BMN Dicatat Sebagai
Barang non BMN
Barang non BMN Pengadaan BMN Intrakomptabel) Pengadaan BMN Ekstrakomptahel)

Pengadaan BMN Intrakomptabel


(Berupa KDP) Menggunakan Akun
Belanja Barang Non BMN,
Namun Terjadi Kesalahan Kesalahan Penggunaan Akun non Kesalahan yang Memerlukan
K/L Koreksi Antar Beban Kesalahan atau Koreksi Lainnya
Pemilihan Kodefikasi BMN Non
KDP Ketika Mencatat BAST Pada
Modul Komitmen
TRANSAKSI PIUTANG
TRANSAKSI PIUTANG

Penyesuaian atau Penerimaan Pelunasan


Saldo Awal Timbulnya Piutang
Koreksi Nilai Piutang Piutang

Penerimaan Piutang
Reklasifikasi Piutang Penyisihan Penghentian Pengakuan
yang Sudah
dan Penyisihan Piutang Piutang Tidak Piutang
Dihapusbukukan
Tertagih

Penerimaan Piutang Pengakuan dan


yang Telah Transfer Piutang Pencatatan Denda Atas Crash Program Piutang
Dihapustagihkan Piutang PNBP

Piutang TP/TGR yang


Piutang yang
Telah Memperoleh Akun Piutang yang
Penagihannya
Putusan Pengadilan Restrukturisasi Piutang Muncul Dari Modul
Diserahkan Kepada
Berkekuatan Hukum Pembayaran
PUPN
Tetap (Inkracht)
1) Saldo
Awal
Pada saat akhir tahun anggaran sebelumnya terdapat piutang yang memiliki saldo, maka saldo
tersebut menjadi saldo awal piutang di tahun anggaran berikutnya.

Saldo awal juga terbentuk dari transaksi pada tahun anggaran sebelumnya yang belum dicatat
karena alasan tertentu.

2) Timbulnya Piutang
Pada umumnya terjadi karena adanya tunggakan pungutan pendapatan dan pemberian pinjaman serta
transaksi lainnya yang menimbulkan hak tagih dalam rangka pelaksanaan kegiatan pemerintahan.

Pencatatan atas timbulnya piutang menghasilkan jurnal pada buku besar akrual, antara lain piutang
pajak (hanya pada Kemenkeu), piutang bukan pajak/PNBP, piutang tagihan penjualan angsuran (TPA),
piutang tuntutan perbendaharaan/tuntutan ganti rugi (TP/TGR), dan piutang jangka panjang lainnya.
3) Penyesuaian atau Koreksi Nilai Piutang
Mencatat perbaikan
perbaikan atas kesalahan
atas kesalahan pencatatan
pencatatan piutang piutang yang
yang telah telah
tutup
tutup bukusudah
buku atau atau sudah dilakukan
dilakukan transaksi
transaksi lanjutan.
lanjutan.

Melakukan koreksi terhadap selisih nilai mata uang.

Menambahkan/mengurangi nilai piutang pada tahun berjalan.

4) Penerimaan Pelunasan Piutang


Pelunasan piutang
Pelunasan piutang dilakukan
dilakukandengan
denganmelakukan
melakukansetoran
setorankekekas
kasnegara
negaraoleh
oleh wajib bayar,
setoran
wajib ke kas
bayar, negara
setoran kemelalui bendahara,
kas negara dan potongan
melalui bendahara, danSPM
potongan SPM

Perekaman dokumen BPN akan membentuk jurnal pada buku besar akrual.

Selain
Selain itu,
itu,pelunasan
pelunasantersebut akan
tersebut menimbulkan
akan menimbulkanpengurangan nilainilai
pengurangan padapada
akumulasi
akumulasi
penyisihan piutang
penyisihan piutangyang
yangmembentuk
membentukjurnal
jurnalpada
padabuku
bukubesar
besarakrual.
akrual.
5) Reklasifikasi Piutang dan Penyisihan Piutang
Terhadap piutang Transaksi reklasifikasi piutang Reklasifikasi bagian lancar
panjang (piutang yang akan
jangka dicatat setelah piutang jangka
jatuh tempo lebih dari 12 melakukan satkerperhitungan hanya diperlukan panjang
bulan sejak tanggal piutang tidak rangka penyajian dalam
pelaporan), pada akhir penyisihan
tertagih atas seluruh piutang keuangan, sehingga laporan
perlu
periode pelaporan yang dikelolanya. dilakukan jurnal balik pada
perlu reklasifikasi
(tahun) Reklasifikasi dilakukan awal periode selanjutnya.
dilakukan atas porsi porsi
atas piutang yang akan jatuh Pada awal periode, Satker
piutang lancar
bagian yang akan jatuh tempo dalam 12 bulan ke melakukan jurnal balik atas
tempo dalam 12 bulan ke depan beserta nilai transaksi reklasifikasi piutang
depan. penyisihan atas porsi bagian tersebut sehingga porsi
lancar piutang tersebut. bagian lancar piutang jangka
panjang kembali tercatat dan
tersaji sebagai piutang jangka
panjang.
6) Penyisihan Piutang Tidak Tertagih
Piutangdisajikan
Piutang disajikan dalam
dalam Neraca
Neraca sebesar
sebesar nilainilai bersih
bersih yangyang
dapatdapat direalisasikan
direalisasikan (net realizable
(net realizable value). value).
Untuk
Untuk
itu, itu, yang
piutang piutang yang diperkirakan
diperkirakan tidak tertagih
tidak tertagih perlu disisihkan
perlu disisihkan dari pos dari pos piutang.
piutang.

Metode
Metode untuk
untuk menghitung
menghitung piutang
piutang tidaktidak tertagih
tertagih adalah
adalah metode
metode pencadangan
pencadangan (allowance
(allowance method),
method), Dimana
dimana
satker satker melakukan
melakukan estimasipiutang
estimasi besarnya besarnya piutang
tidak tidak
tertagih tertagih
yang yang mengurangi
mengurangi nilai brutonilai bruto piutang.
piutang.

Nilai
Nilai penyisihan
penyisihan piutang piutang tidakditentukan
tidak tertagih tertagih oleh
ditentukan
kualitasoleh kualitas
piutang, piutang,
tarif atau tarif penyisihan,
persentase atau persentase
penyisihan,
adanya agunanadanya agunanjaminan,
atau barang atau barang
sertajaminan, serta
penerbitan penerbitan
surat tagihan. surat tagihan.
7) Penghentian Pengakuan Piutang
Piutang
Piutang dihentikan
dihentikan pengakuannya
pengakuannya apabila
apabila dilakukan
dilakukan pelunasan,
pelunasan, penghapusan,
penghapusan, dan/ataudan/atau
pembatalan
pembatalan
pengakuan pengakuan
melalui koreksimelalui koreksi pencatatan.
pencatatan.

Empat klasifikasi kualitas piutang menurut PMK mengenai Penentuan Kualitas Piutang dan
Pembentukan Penyisihan Piutang Tidak Tertagih pada K/L antara lain Kualitas Lancar, Kualitas
Kurang Lancar, Kualitas Diragukan, dan Kualitas Macet.

Persentase penyisihan piutang tidak tertagih ditetapkan berdasarkan kualitas piutang pada tanggal
pelaporan dengan mengabaikan persentase penyisihan piutang tidak tertagih periode sebelumnya.

Selain itu, pelunasan tersebut akan menimbulkan pengurangan nilai pada akumulasi
penyisihan piutang yang membentuk jurnal pada buku besar akrual.

Dokumen sumber yang dapat digunakan antara lain kartu piutang, surat tagihan, kartu/
daftar penyisihan piutang tidak tertagih, dan/ atau dokumen lain yang terkait.

Penyesuaian atas saldo penyisihan piutang tidak tertagih dilakukan setiap semester melalui
menu yang tersedia Modul Piutang dan membentuk jurnal pada buku besar akrual.
8) Penerimaan Piutang yang Sudah Dihapusbukukan
Terhadap piutang yang telah dilakukan hapus buku dan tidak lagi disajikan dalam LK,
maka
dimungkinkan terjadi penerimaan angsuran atau pelunasan.
Berdasarkan dokumen penerimaan (BPN, SPM dengan potongan pelunasan piutang), maka satker
perlu memunculkan kembali pencatatan piutang tersebut, mencatat penerimaan angsuran atau
pelunasan, dan melakukan setelmen atas penerimaan tersebut untuk mengurangi saldo piutang.

9) Penerimaan Piutang yang Telah Dihapustagihkan


Terhadap piutang yang telah dihapustagihkan atau dihapuskan secara
mutlak dimungkinkan pula terjadi penerimaan angsuran atau pelunasan.

Berdasarkan BPN atau dokumen setoran terkait, penerimaan angsuran atau


pelunasan piutang yang telah dihapustagihkan diakui dan dicatat sebagai
pendapatan melalui Modul Bendahara.

Transaksi ini membentuk jurnal pada buku besar akrual dan buku besar kas
sebagai pendapatan.
10) Transfer Piutang
Transfer piutang terjadi saat adanya transaksi pada entitas pemberi melakukan transfer keluar dan
entitas penerima melakukan transfer masuk.

Entitas pemberi harus melakukan proses transfer keluar dahulu sehingga entitas penerima dapat
menerima transfer masuk atas piutang tersebut.

11) Pengakuan dan Pencatatan Denda Atas Piutang PNBP


K/L memiliki tugas untuk melakukan penentuan, monitoring/verifikasi, dan penagihan PNBP terutang. Apabila
dalam jangka waktu yang sudah ditentukan belum dilakukan pembayaran piutang oleh debitur, maka akan
diterbitkan Surat Tagihan PNBP.

Surat Tagihan PNBP dapat mencakup pokok piutang dan sanksi administratif berupa denda yang timbul akibat
dari keterlambatan pembayaran piutang tersebut.

Pengakuan dan pencatatan denda atas piutang PNBP yang terjadi pada TAB pada Modul Piutang akan
menghasilkan jurnal pada buku besar akrual.

Dalam hal terdapat denda yang timbul pada TAYL yang belum dibayarkan, maka satker mencatat penambahan
saldo awal piutang dan secara otomatis memunculkan jurnal penyisihan piutang tidak tertagih.
12) Crash Program Piutang
Optimalisasi penyelesaian Piutang Negara yang dilakukan secara terpadu dalam bentuk
pemberian keringanan utang kepada Penanggung Utang.

Keringanan Utang adalah pengurangan pembayaran pelunasan utang oleh Penanggung


Utang dengan diberikan pengurangan pokok, bunga, denda, ongkos/biaya lainnya.

13) Piutang TP/TGR yang Telah Memperoleh


Putusan Pengadilan Berkekuatan Hukum Tetap (Inkracht)
Piutang TP/TGR yang masuk ke ranah hukum dan telah memperoleh putusan pengadilan
berkekuatan hukum tetap (inkracht) dihapus dari pencatatan satker dan K/L berkenaan
dan dilakukan pencatatan oleh eksekutor yang ditunjuk oleh undang-undang.

Eksekutor mencatat piutang sebesar putusan inkracht dan satker menghapus pencatatan
piutang senilai piutang TP/TGR tersebut.
14) Piutang yang Penagihannya Diserahkan Kepada PUPN

Penyerahan pengurusan
piutang pada K/ L Piutang yang telah Tidak terjadi transfer
PUPN
kepada apabila diserahkan kepada PUPN piutang antar K/L
dilakukan menjadi tetap dicatat pengelola piutang
a dengan
kategori macet dan telah
piutang tersebut piutang sebagai pada PUPN, tetapi
dilakukan penagihan secara mengelolaK/Lpiutangyang
tersebut masing pihak masing-
tertulis dan/ atau dan nilai yang mencantumkan w
penagihan secara dengan nilai
sesuai dicatat ajib
piutang yang diserahkan
optimalisasi pada piutang saat
diserahkan kepada pengurusannya dalam s
pertama tingkat PUPN. CaLK. tatus
berhasil. namun tidak
15) Restrukturisasi
Piutang
Restrukturisasi
Restrukturisasi piutang piutang dapat secara
dapat dilakukan dilakukan
selektifsecara selektifmeningkatkan
dalam rangka dalamrangka meningkatkan
kemampuan kemampuan
penanggung utang
penanggung
(Debitur) untuk utang (debitur)
melakukan untuk melakukan
pembayaran kembali. pembayaran kembali.

Pencatatan
Pencatatan transaksi
transaksi terkait
terkait restrukturisasi
restrukturisasi piutangpiutang dimungkinkan
dimungkinkan berbeda-beda
berbeda-beda antara satuantara satu satker
satker dengan satker
lainnya,
dengan tergantung pada jenis
satker lainnya, atau ketentuan
tergantung restrukturisasi
pada jenis yangrestrukturisasi
atau ketentuan ditetapkan. yang ditetapkan.

Restrukturisasi
Restrukturisasi dapat
dapat berdampak
berdampak pada pada perubahan
perubahan kualitas
kualitas piutang,
piutang, apabila
apabila terdapat
terdapat persetujuan
persetujuan oleh oleh
Menteri/Pimpinan
Menteri/Pimpinan Lembaga
Lembaga sesuai
sesuai ketentuan
ketentuan perundang-undangan.
perundang-undangan.

penyesuaian atau koreksi (pengurangan) nilai piutang

penghapusan piutang
Jenis transaksi yang
dapat dilakukan
pengakuan aset berupa barang jaminan
restrukturisasi piutang
melalui Modul
Piutang pengakuan pendapatan yang berasal dari hasil penjualan
barang jaminan

koreksi kualitas piutang


16) Akun Piutang yang Muncul Dari Modul Pembayaran
Selain penjurnalan Kondisi ini terjadi Hal ini dimungkinkan Menginga bahwa
melalui Modul apabila pada terjadi dalam LK t Piutang Lainnya
atau perekaman
GLP pelaporan
tanggal terdapa interim, namun tidak tersebut merupaka
transaks melalui SPP/ SPM t diperkenankan akun sementara n
i
Modul Piutang, akun potongan dengan dalam LK tahunan. akan
dan tereliminasi
Piutang Lainnya dapat pendapata akun secara otomatis ketika
dihasilkan dari Modul telah
n diterbitkan, telah terbit SP2D,
Pembayaran. namun terbit
yang maka atas Piutang
SP2D-nya.
belum Lainnya tersebut tidak
perlu dilakuka
penyisiha n
tidak tertagih. piutang
n
7. SISTEMATIKA LAPORAN KEUANGAN Bagian 1

Pernyataa
n
Tanggung
Laporan
Pernyataa Jawab
Realisasi
n Telah Anggaran
Direviu (LRA)
Sistematika Ringkasan Laporan
penyajian LK Laporan Operasional
K/L mengacu pada Keuangan (LO) Catatan
SAP dengan
atas
ketentuan:
Neraca Laporan
Keuangan
Laporan (CaLK)
Perubahan
Ekuitas
(LPE)
7. SISTEMATIKA LAPORAN KEUANGAN Bagian 2
Struktur Catatan atas Laporan Keuangan terdiri dari:

Gambaran Penjelasan Penjelasan


Umum atas Pos- atas
Entitas pos LRA Neraca

Pengung-
Penjelasan Penjelasan kapan
atas LO atas LPE Penting
Lainnya

Ikhtisar
Ikhtisar
Lampiran Laporan
Laporan
dan Daftar Badan
BLU
Lainnya
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai