INTEGRAL LAJUTAN
Penyelesaian
Diketahui
|| = 500
|| = [600/4] – [100/4] = 150-25 = 125
|| = [600/5] – [100/5] = 120 – 20 = 100
| B | = [600/20] – [100/20] = 30 – 5 = 25
DIFERENSIAL
Pengertian Persamaan Diferensial
Persamaan diferensial adalah persaman yang salah satu atau lebih sukunya mengandung bentuk diferensial
(turunan). Bentuk diferensial itu dapat berupa turunan peubah koordinat (x, y, z, r, 0, ) atau waktu (),
misalnya . Bentuk diferensial itu bisa dilambangkan dengan tanda petik di atas peubah yang
didiferensialkan terhadap peubah koordinat (misalnya, = = dan tanda titik diatas peubah yang
didiferensialkan pada bentuk diferensial terhadap waktu (misalnya, ).
Dari istilah peubah koordinat dan peubah waktu, bentuk diferensial mengenal istilah peubah yang
dideferensialkan (terletak di bagian atas) disebut peubah tergantung (dependent variable), sedangkan
pendiferensialnya (terletak di bagian bawah) disebut peubah bebas (independent variable). Misalnya,
berpeubah tergantung dan berpeubah bebas , sedangkan berpeubah tergantung dan berpeubah bebas .
DIFERENSIAL
Pengertian Persamaan Diferensial
Adapun bentuk umum dari PD (contoh ini berpeubah bebas dan berpeubah tergantung ) adalah: (7.1.1)
Penyebutan orde dari PD adalah orde diferensial tertinggi yang terlibat pada PD itu. Jika orde tertinggi ()
adalah 4, PD disebut PD orde 4. Pada persamaan 7.1.1, Ketika nilai sehingga PD itu disebut PD homogen.
Namun, jika bukan 0, PD itu disebut PD nonhomogen.
Selanjutnya, jika dan merupakan tetapan atau fungsi peubah bebas persamaan 7.1.1. disebut PD linear.
Jika salah satu (atau semuanya) dari dan merupakan fungsi peubah tergantung maka persamaan 7.1.1
disebut PD non linear.
Berikut adalah tiga contoh cara pembacaan PD.
1. berarti berpeubah tergantung dan berpeubah bebas dan penyebutannya PD linear orde 2
nonhomogen. 2.
DIFERENSIAL
Pengertian Persamaan Diferensial
2. bisa ditulis artinya , b = 1. terlihat mengandung peubah tergantung, yaitu sehingga PD itu disebut PD
tidak linear. Selanjutnya, PD itu dibaca PD nonlinear orde 1 nonhomogen.
3. berarti =-2, = =1, dan b =-5 (disebelah kiri tanda =). PD itu dibaca PD linear orde 2 nonhomogen.
DIFERENSIAL
Contoh Soal
1. (ln )y’ + y = ln
Pembahasan :
=
=K
=K
DIFERENSIAL
Contoh Soal
2. y’cos + y =
pembahasan
y’cos -
DIFERENSIAL
Cara Penyelesaian Persamaan Diferensial
Persamaan diferensial (PD) biasanya dapat diselesaikan dalam dua langkah, yaitu (a) melalui
pemisahan peubah (separasi variable) dan (2) dengan menerapkan syarat batas (kalau
diberikan). Pemisahan peubah bermakna duara cara, Pertama, fungsi yang mengandung
sejumlah peubah dapat dipandang sebagai hasil kali dari fungsi-fungsi yang mengandung
peubah masing-masing.
Misalnya, fungsi bergantung pada peubah dan sehingga bisa ditulis = , ) = . adalah sebuah
fungsi yang mengandung saja dan juga sebuah fungsi yang mengandung peubah saja.
Kedua, agar bisa diselesaikan, PD yang melibatkan 2 peubah harus dipisahkan pada peubah
masing-masing.
Misalnya, PD berpeubah x dan y bebentuk y , maka sisi kiri PD itu bisa berpeubah y saja dan
sisi kanan x saja sehingga menjadi .
DIFERENSIAL
Cara Penyelesaian Persamaan Diferensial
Bagaimana jika PD itu mengandung tiga peubah? Sebuah PD bisa diselesaikan hanya jika mengandung
dua peubah saja. Jika peubahnya lebih dari dua, peubah lain itu harus direkdusi sehingga tinggal dua
peubah saja. Misalnya, dijumpai PD oleh gerak benda bermassa di ujung pegas ringan bertetapan pegas ,
pada posisi , dan kelajuan v, terjadi pada saat t , dan berbentuk . PD itu tidak bisa diselesaikan karena
melibatkan tiga peubah, yaitu v, t, dan x . Supaya bisa diselesaikan, bentuk (karena ) diubah menjadi
sehingga PD itu menjadi yang melibatkan dua peubah saja, yaitu v dan x. dengan demikian, PD itu bisa
diselesaikan
DIFERENSIAL
Kita biasa menjumpai fungsi yang merupakan hasil integrasi fungsi lain, misalnya: yang merupakan
penyelesaian dari: atau .
Persamaan 7.2.3 merupakan pemisahan peubah dari peubah di sebelah kiri dan peubah di sebelah kanan.
Penyelesaian PD hasil pemisahan ini dapat dilakukan melalui integrasi pada setiap peubahnya. Hal
tersebut diperlihatkan pada dua contoh soal berikut.
Contoh 7.2.1: fraksi partikel yang dilepas oleh sumber radioaktif sebanding dengan jumlah inti radioaktif
yang ada di bahan itu. Jika diketahui saat awal (t=0) jumlah intinya adalah carilah jumlah inti pada setiap
saat t.
Jawab: persamaan diferensial yang digunakan untuk menyelesaikan masalah ini adalah:
(7.2.4) dan merupakan tetapan peluruhan. Melalui cara pemisahan peubah (cara b), persamaan dapat
ditulis menjadi atau = tetapan.(7.2.5)
Contoh 7.2.2: selesaikan persamaan diferensial
(7.2.6) jawab: jika dibagi dengan persamaan diferensial tersebut akan mendapatkan: atau (7.2.7)
DIFERENSIAL
Jika persamaan 7.2.7 diintegralkan diperoleh:
ln(y+1) = lnx + ln = ln() (7.2.8)
dimana adalah tetapan sehingga diperoleh penyelesaian: (7.2.9)
Dari kedua contoh tersebut, Contoh 7.2.1 memberikan penyelesaian pada persamaan 7.2.5 dan Contoh
7.2.2 berpenyelesaian pada persamaan 7.2.9. Kedua persamaan itu belum menggunakan syarat batas.
Penyelesaian PD yang belum menggunakan syarat batas disebut penyelesaian umum, misalnya persamaan
7.2.5 dan persamaan 7.2.9 .
Sementara itu, penyelesaian PD yang sudah melibatkan syarat batas disebut penyelesaian khusus.
Jika mengintegralkan , persamaan yang akan diperoleh adalah:
ln || = ln|| +
|| =
=K.
= .
TEOREMA DASAR
KALKULUS
TEOREMA DASAR KALKULUS
Kalkulus adalah study tentang limit dan dua limit terpenting yang telah kita pelajari adalah turunan dan
integral tentu. Turunan Fungsi adalah :
Dua jenis limit ini Nampak seperti tidak mempunyai kaitan. Namun sebenarnya terdapat kaitan yang
sangat erat.
KALKULUS
Lanjutan
Ini adalah teorema dasar kalkulus pertama disebut dasar karena teorema ini menghubungkan turunan
dan integral tentu
● Teorema A (Teorema dasar Kalkulus)
misalkan kontinu pada interval tertutup tertutup [a, b] dan misalkan sembarang titik (variable)
dalam (a, b) maka
Sketsa bukti untuk sekarang kita sajikan sketsa bukti. sketsa ini memperlihatkan fitur penting dari bukti, tetapi
bukti lengkap harus menunggu sampai setelah kita membangun beberapa hasil lain. untuk dalam [a, b]
didefinisikan maka untuk dalam (a b)
KALKULUS
Lanjutan
=
=
=
(Gambar 1)
Sekarang ketika kecil. tidak berubah banyak pada interval [x, x + h]. pada interval ini secara kasar sama
dengan nilai terhitung di titik ujung kiri interval lihat (gambar 1). luas daerah di bawah kurva mulai dari
sampai dengan + adalah aproksimasi sama dengan luas segi empat dengan lebar dan tinggi ; yakni karna
itu
KALKULUS
Sifat Perbandingan
Peninjauan luas daerah – daerah dan dalam (gambar 2) menyarankan sifat integral tentu yang lain
● Teorema B (Sifat Perbandingan)
jika dan terintegrasikan pada [a,b] dan jika untuk semua dalam [a,b] maka
Bukti : Untuk membuktikan pertidaksamaan sebelah kanan. Misalkan untuk semua dalam [a,b] maka
menurut teorema b.
Namun sama dengan luas segi empat dengan lebar dan tinggi . Jadi
Bukti : Untuk membuktikan pertidaksamaan sebelah kanan. Misalkan untuk semua dalam [a,b] maka
menurut teorema b.
Namun sama dengan luas segi empat dengan lebar dan tinggi . Jadi
Contoh 2 : Carilah
PENYELESAIAN Untuk mengerjakan contoh ini, terlebih dahulu hitung integralnya, tapi menurut teorema dasar
kalkulus pertama ini sudah jelas :
=
Contoh 3 : Carilah
PENYELESAIAN Penggunaan variabel boneka u sebagai ganti t tidak menjadi masalah tetapi faktanya bahwa x
adalah limit di bawah bukan limit atas akan menjadi masalah beginilah bagaimana kita mengatasinya
KALKULUS
Contoh Soal (lanjutan)
=
=- =-
Penukaran limit atas dan limit bawah diperbolehkan jika kita beri tanda kurang di depan .(ingat Kembali bahwa
menurut defenisi )