ARAH
STRUKTUR BETON
Arkham Iskandar
Muhammad Khoirul Fatihin
18643029
18643007
Definisi Pelat Tulangan tambahan ini
lazim disebut : tulangan
Satu Arah bagi. (seperti terlihat pada
gambar di bawah).
Pelat dengan tulangan pokok satu Kedudukan tulangan pokok
arah ini akan dijumpai jika pelat beton dan tulangan bagi selalu
lebih dominan menahan beban yang bersilangan tegak lurus,
berupa momen lentur pada bentang tulangan pokok dipasang
satu arah saja.Contoh pelat satu arah dekat dengan tepi luar
adalah pelat kantilever (luifel) dan beton, sedangkan tulangan
pelat yang ditumpu oleh 2 tumpuan. bagi dipasang di bagian
Karena momen lentur hanya bekerja dalamnya dan menempel
pada 1 arah saja, yaitu searah pada tulangan pokok.Tepat
bentang L, maka tulangan pokok juga pada lokasi persilangan
dipasang 1 arah yang searah bentang tersebut, kedua tulangan
L tersebut. Untuk menjaga agar diikat kuat dengan kawat
kedudukan tulangan pokok (pada binddraad. Fungsi tulangan
saat pengecoran beton) tidak bagi, selain memperkuat
berubah dari tempat semula maka kedudukan tulangan pokok,
dipasang pula tulangan tambahan juga sebagai tulangan untuk
yang arahnya tegak lurus tulangan penahan retak beton akibat
pokok. susut dan perbedaan suhu
beton
CONTOH SOAL
PELAT SATU ARAH
Diketahui pelat lantai seperti pada gambar
dibawah ditumpu bebas pada tembok bata,
menahan beban hidup 150 kg/m2dan
finishing penutup pelat (tegel,spesi,pasir
urug) sebesar 120 kg/m2. Pelat ini terletak
dalam lingkungan kering. Mutu beton fc’ = 20
MPa, Mutu baja fy = 240 MPa (Polos).
qu = 1,2 qd + 1,6 q1
qd akibat berat sendiri = 0,14 x 2,40 = 0,336 t/m2
qd dari finishing penutup lantai = 0,120 t/m2
+
Total beban mati qd = 0,456 t/m2
Beban hidup q1 = 0,150 t/m2
Beban berfaktor qu = 1,2 x 0,0,456 + 1,6 x 0,150
= 0,7872 t/m2
3 4
Perhitungan Momen-momen yang terjadi:
Perhitungan Tulangan:
Dengan menggunakan koefisien momen, didapat:
Tebal pelat h = 140 mm
Pada lapangan, Mu = 1/8 qu L2 = 1/8 x 0,7872 x 3,62
Tebal penutup p = 20 mm (pasal 1.3).
= 1,2753 tm Ditentukan diameter tulangan f p = 10 mm
Pada tumpuan (memperhitungkan jepit tak terduga)
Tinggi efektif d = h – p – ½ f p
Mu = 1/24 qu L2 = 1/24 x 0,7872 x 3,62
= 140 – 20 – ½ . 10 = 115 mm
= 0,4251 tm
Perhitungan Tulangan