Anda di halaman 1dari 26

ISU STRATEGIS KETAHANAN PANGAN DAN PERTANIAN

NONO RUSONO
PERENCANA AHLI UTAMA
Direktorat Pangan dan Pertanian, Kementerian PPN/BAPPENAS

Dalam Rangka Rapat Pleno Dewan Ketahanan Pangan Jawa Barat


Bandung, 17 Desember 2018
Pentahapan Pembangunan RPJPN 2005-2025:
RPJMN 2020-2024 Sebagai Tahap KE IV Dalam RPJPN 2005-2025
Visi Pembangunan 2005-2025
INDONESIA YANG MANDIRI, MAJU, ADIL DAN MAKMUR
Mewujudkan masyarakat
Memantapkan pembangunan Indonesia yang mandiri, maju,
Memantapkan penataan secara menyeluruh di berbagai
Menata kembali dan kembali Indonesia di segala adil, dan makmur melalui
membangun Indonesia di bidang dengan menekankan percepatan pembangunan di
bidang dengan menekankan pencapaian daya saing
segala bidang yang upaya peningkatan kualitas berbagai bidang dengan
ditujukan untuk kompetitif perekonomian menekankan terbangunnya
SDM termasuk berlandaskan keunggulan
menciptakan Indonesia pengmbangan kemampuan struktur perekonomian yang
yang aman dan damai, sumber daya alam dan sumber kokoh berlandaskan keunggulan
ilmu dan teknologi serta daya manusia berkualitas serta
yang adil dan demokratis penguatan daya saing kompetititf di berbagai wilayah
dan yang tingkat kemampuan IPTEK yang terus yang didukung oleh SDM
perekonomian meningkat
kesejahteraan rakyatnya berkualitas dan berdaya saing
meningkat

RPJM I RPJM II RPJM III RPJM IV


(2005-2009) (2010-2014) (2015-2019) (2020-2025)

TIGA KATA KUNCI:


a. Struktur Perekonomian yang Kokoh
Dievaluasi Acuan dalam penyusunan
b. Keunggulan Kompetitif Wilayah
pencapaiannya Background Study
c. SDM Berkualitas
(UU No.17 Tahun 2007)
2
Konvergensi antara RPJMN, NAWA CITA, dan SDGs

RPJMN memiliki konvergen dengan Nawa Cita dan SDGs dimana tujuan global sebagian besar telah tercermin dalam
agenda
Nasional. Merefleksikan target SDGs dalam kebijakan nasional dan membuat SDGs muncul secara eksplisit dalam
tindakan kebijakan nasional merupakan upaya yang perlu dilakukan untuk memperkuat konvergensi ini.
1 2 3 4 5

Sustainable
Development
Goals Kesehatan yang Baik
Menghapus Kemiskinan Mengakhiri Kelaparan Pendidikan Bermutu Kesetaraan Gender
dan Kesejahteraan

6 7 8 9 10 11

Akses Air Bersih dan Energi Bersih dan Pekerjaan Layak dan Infrastruktur, Industri Mengurangi Kota dan Komunitas
Sanitasi Terjangkau Pertumbuhan Ekonomi dan Inovasi Ketimpangan yang Berkelanjutan

12 13 14 15 16 17

Konsumsi dan
Produksi yang Penanganan Menjaga Ekosistem Menjaga Ekosistem Perdamaian Keadilan Kemitraan Untuk
Bertanggung Jawab Perubahan Iklim Laut Darat Kelembagaan yang Kuat Mencapai Tujuan

3
SASARAN RPJMN IV (2020 2024)

Sasaran RPJMN Tahap IV (2020 2024) dikelompokkan dalam 3 (tiga) pilar sebagai berikut:
Tujuan RPJM 2020-2024 ke-4
Struktur Perekonomian
makin maju dan kokoh
dengan daya saing Mewujudkan Masyarakat
perekonomian yang Indonesia yang :
kompetitif
 Mandiri,
 Maju,
 Adil dan
makmur

 Struktur Perekonomian
Kesejahteraan yang Kokoh;
 Keunggulan Kompetitif
masyarakat
Wilayah;
yang terus  SDM Berkualitas.
meningkat

Terjaganya daya dukung dan


dayatampung lingkungan
Kelembagaan
politik dan
hukum

4
I. PENDAHULUAN
Peranan Penting Ketahanan Pangan dan Ketahanan Pangan : Availability, Fokus Pembangunan Sektor Unggulan
Pertanian Dalam Pembangunan nasional Accesibility, dan Utility Pangan dan Pertanian 2020-2024
• Modal utama dalam pembangunan •UU No. 18/2012 Ketahanan Pangan adalah • Melanjutkan pencapaian target RPJMN
ekonomi dan sosial : penyedia kondisi terpenuhinya Pangan bagi negara 2015-2019 (Nawacita);
pangan nasional, pertumbuhan dan sampai dengan perseorangan, yang • Menjadi komponen utama dalam
tercermin dari tersedianya Pangan yang membangun perekonomian kokoh yang
stabilisasi ekonomi, penyerapan cukup, baik jumlah maupun mutunya, berdasarkan keunggulan di berbagai
tenaga kerja, dan membantu aman, beragam, bergizi, merata, dan wilayah dengan didukung SDM berkualitas
peningkatan kualitas SDM terjangkau serta tidak bertentangan dengan dan berdaya saing
agama, keyakinan, dan budaya masyarakat,
untuk dapat hidup sehat, aktif, dan
produktif secara berkelanjutan.

KETAHANAN PANGAN KEMANDIRIAN PANGAN KEDAULATAN PANGAN


“Kondisi terpenuhinya Pangan bagi negara sampai “Kemampuan negara dan bangsa dalam “Hak negara dan bangsa yang secara
dengan perseorangan, yang tercermin dari tersedianya memproduksi pangan yang beraneka ragam dari mandiri menentukan kebijakan
Pangan yang cukup, baik jumlah maupun mutunya, aman, dalam negeri yang dapat menjamin pemenuhan Pangan yang menjamin hak atas Pangan
beragam, bergizi, merata, dan terjangkau serta tidak kebutuhan pangan yang cukup sampai di tingkat bagi rakyat dan yang memberikan hak
bertentangan dengan agama, keyakinan, dan budaya perseorangan dengan memanfaatkan potensi bagi masyarakat untuk menentukan
masyarakat, untuk dapat hidup sehat, aktif, dan produktif sumber daya alam, manusia, sosial, ekonomi, dan sistem Pangan yang sesuai dengan
secara berkelanjutan” kearifan lokal secara bermartabat” potensi sumber daya lokal”
II. ISU STRATEGIS PANGAN DAN PERTANIAN
Kebutuhan penyediaan pangan terus meningkat jumlah dan kualitasnya, dan Kualitas Konsumsi Pangan Masyarakat - Kekurangan gizi dan Malnutrisi
Beberapa Pangan Pokok sebagian dipenuhi dari Impor dan terus meningkat
• Asupan energi dan protein masih belum mencukupi terutama pada
kelompok masyarakat miskin.
• Alih fungsi lahan pertanian produktif dan perluasan areal pertanian sangat
lambat;
• Ketersediaan air untuk mendukung pangan dan pertanian masih belum Daya saing produk pertanian masih rendah
cukup dan semakin terbatas : 1) persaingan kebutuhan antar sektor, 2)
gangguan pada sumber-sumber air, dan 3) kerusakan pada infrastruktur
pendukungnya;
• Terjadi Persaingan penggunaan lahan dan produk pertanian untuk pangan • Defisit neraca perdagangan untuk komoditi pertanian  impor bahan
dengan untuk kebutuhan sektor lain terutama untuk bioenergi. baku untuk industri pangan meningkat terus (kedelai, gula dan tepung
• Konsumsi pangan olahan semakin meningkat seiring peningkatan ekonomi gandum);
masyarakat  membutuhkan pasokan bahan baku dan energi (listrik dan • Andalan ekspor masih bertumpu pada kelapa sawit  harga di pasar
bahan bakar). internasional turun.
• Subsidi input produksi (pupuk, benih dan bantuan alsintan) belum efektif • Kesempatan kerja di perdesaan semakin sulit dan generasi muda di
dalam peningkatan produktivitas dan kesejahteraan petani nelayan. perdesaan semakin tidak berminat kerja di sektor pertanian.
Aksesibilitas Masyarakat terhadap Pangan Masih Sering Terganggu – Akibat Gejolak
Harga dan Harga Pangan Relatif Tinggi
• Beberapa komoditi pangan utama cukup rentan terhadap gejolak harga 
Petani dan nelayan belum sejahtera
sebagian pasokannya tergantung impor.
• Pada hari-hari raya dan tahun politik, sering muncul gangguan ketidakstabilan • Subsidi dari negara belum secara langsung dapat meningkatkan
harga pangan. pendapatan petani dan nelayan;
• Cadangan Pangan Pemerintah terbatas jenis dan jumlahnya • Belum ada lembaga keuangan formal yang dapat mendukung usaha
petani skala kecil;
• Kesenjangan di perdesaan semakin meningkat.
6
2.1 KONDISI SAAT INI BIDANG PANGAN DAN PERTANIAN
NERACA PERDAGANGAN KOMODITI PERTANIAN
PRODUKSI PERTANIAN
TANPA PERKEBUNAN
15,000,000

10,000,000

5,000,000

Ribu US $
0
20012002200320042005200620072008200920102011201220132014201520162017
-5,000,000

-10,000,000

-15,000,000
Catatan:
1) Produksi Padi dalam bentuk Gabah Kering Giling (GKG); 2) Produksi gula dalam bentuk Gula Kristal Neraca perdagangan Ekspor Impor
Putih (GKP)

KUALITAS KONSUMSI DAN HARGA PANGAN SHARE PDB DAN TENAGA KERJA
Skor PPH Produksi dan harga
Beras Jagung 25.00 45,000,000
40,000,000
20.00 35,000,000

+1,97% 30,000,000
15.00
25,000,000
20,000,000
Daging 10.00
Kedelai 15,000,000
Sapi
5.00 10,000,000
5,000,000
81.40 83.40 85.20 86.00 88.00 - -
2013 Share Pertanian
2014 2015 Share
2016 Industri 2017
2013 2014 2015 2016 2017 Tenaga Kerja Pertanian Tenaga Kerja Industri
7
HARGA BERAS PASAR TRADISIONAL (Rp/kg)
Harga Rata-rata Beras (Sumber: PIHPS)

12,000

10,000

8,000

6,000

4,000

2,000

0
Jan-18 Feb-18 Mar-18 Apr-18 May-18 Jun-18 Jul-18 Aug-18 Sep-18 Oct-18

 Harga beras rata-rata bulanan di pasar tradisional relatif stabil


selama ini.
 Namun demikian, pada posisi 30 Oktober 2018, harga tinggi
dilaporkan terjadi di Sumbar, Kepri dan Maluku Utara.
8
HARGA BAWANG MERAH PASAR TRADISIONAL (Rp/kg)
Harga Rata-rata Bulanan Bawang Merah (Sumber: PIHPS)
40,000

35,000

30,000

25,000

20,000

15,000

10,000

5,000

0
Jan-18 Feb-18 Mar-18 Apr-18 May-18 Jun-18 Jul-18 Aug-18 Sep-18 Oct-18

 Sejak Juli 2018, harga rata-rata bawang merah cenderung menurun.


 Pada posisi 30 Oktober 2018, tingkat harga yang tinggi masih
dilaporkan terjadi di Papua, dan Maluku Utara.
9
HARGA TELUR AYAM PASAR TRADISIONAL (Rp/kg)
Harga Rata-rata Bulanan Daging Ayam dan Telur Ayam
40,000
(Sumber: PIHPS)
35,000

30,000

25,000

20,000

15,000

10,000

5,000

0
Jan-18 Feb-18 Mar-18 Apr-18 May-18 Jun-18 Jul-18 Aug-18 Sep-18 Oct-18

Daging Ayam Telur Ayam

 Trend penurunan harga daging ayam dan telur ayam terjadi sejak Juli 2018.
 Namun demikian, pada posisi 30 Oktober 2018, harga tinggi telur ayam dilaporkan
terjadi di Papua dan Maluku Utara.
10
POLA PRODUKSI GABAH/PADI BULANAN 2018
 Berdasarkan
metode KSA,
perkiraan
luas panen
dan produksi
padi bulan
Okt-Des
2018 akan
lebih rendah
daripada
bulan-bulan
sebelumnya.

11
PERKIRAAN POSISI PRODUKSI-KONSUMSI BERAS
BULANAN 2018
 Dengan
perkiraan luas
panen dan
produksi
tersebut,
maka bulan
Okt-Des 2018
diperkirakan
akan terjadi
defisit antara
produksi dan
konsumsi
beras
nasional.
12
KORELASI HARGA DAN PRODUKSI GABAH BULANAN
 Selama ini,
pergerakan harga
gabah berkorelasi
negatif terhadap
pergerakan
produksi.
 Dengan perkiraan
penurunan
produksi dan
defisit, maka pada
Okt-Des 2018
diperkirakan akan
terjadi potensi
kenaikan harga
beras.

13
-8,33%
2.3 POTRET PENETAPAN LP2B DALAM RTRW

Kab yang menetapkan LP2B dan


atau LCP2B Selisih (ha)
Sawah Audit (ha)
(NEGATIF)
Jumlah Kab
Luas LP2B (ha)

222 5.663.190,91 4.908.887 -956.823

SKALA PETA RTRW 1: 50.000 2.573.302 lahan sawah di 236 Kab/Kota


DAN BELUM ADA SPASIAL
LP2B DI RTRW
tidak menetapkan LP2B

DARURAT
SI LAHAN
Bagaimana mewujudkan Peta ALIH FUNG
LP2B yang operasional dalam SAWAH
Pengendalian Alih Fungsi
Lahan
APAKAH KONSUMSI PANGAN MASYARAKAT
SUDAH CUKUP?

Intak kalori (1.949 kkal/kap/hari)


vs
Rekomendasi (2.150 kkal/kap/hari)
Vs
Ketersediaan >2.800 kkal/kap/hari

Intak protein (56.6 gram/kap/hari)


vs
Rekomendasi (57,0 gram/kap/hari)

16
APAKAH KONDISI GIZI KITA BAIK?

Under Under Obesitas BALITA:


nourishment Stunting BALITA: nourishment 11.9%;
DEWASA: 37.2% BALITA: DEWASA:
9% 13.9% 28.9%

17
APAKAH KONDISI GIZI KITA BAIK?

Sumber: WDI, 2015


Kasus stunting di Indonesia lebih buruk dibandingkan
negara-negara berpendapatan rendah (misal: Liberia dan Kamboja)
18
Kualitas dan Keamanan Pangan Menentukan Skor Global Food Security
Index Indonesia Rendah
 Masalah Keamanan dan Mutu pangan Selain Dapat Menjadi Indonesia
Salah Satu Penyebab Stunting, Tepai Indonesia juga Score = 2017 Score 0-100 where 100=best.
Memiliki Skor Global Food Security Index Yang Rendah Δ = Change in 2017 score compared with 2016

Akibat Kedua Faktor Tersebut. Green= score improved


Red = score deteriorated
 Berdasarkan Global Food Security Index, pada tahun 2014 Rank = 2017 Rank out of 113 countries, 1=best. '=' before the rank indicates a tie.
Indonesia berada pada ranking ke 72 dari 109 negara
Average score
dengan skor 46,5. Pada tahun 2017 rankingnya meningkat Category Score Δ Rank (all countries) Indonesia Average score (all countries)

berada pada urutan ke 69 dari 113 negara dengan skor OVERALL |||||||||||||||||||| 51,3 +0,2 =69 57,3 1) AFFORDABILITY
100
1) AFFORDABILITY |||||||||||||||||||| 50,8 +0,5 68 54,8
51,3. Skor tersebut : 2) AVAILABILITY ||||||||||||||||||||| 54,4 +0,1 64 59,0 80
 Affordability 50,8 3) QUALITY AND SAFETY ||||||||||||||||| 44,1 0,0 86 58,7 60

 Availability 54,4 1.1) Food consumption as a share of household expenditure ||||||||||||||||||||| 52,7 -2,9 68 58,6
40

 Quality and Safety 44,1. 1.2) Proportion of population under global poverty line |||||||||||||||||||||||| 60,5 +5,4 79 73,0 20

 Skor yang paling rendah adalah pada komponen kualitas 1.3) Gross domestic product per capita (US$ PPP)
1.4) Agricultural import tariffs
|||
|||||||||||||||||||||||||||||||||||
7,7
89,1
+0,3
-0,1
59
12
14,5
76,4
0

dan keamanan konsumsi pangan, dan disusul Affordability, 1.5) Presence of food safety net programmes |||||||||||||||||||||||||||||| 75,0 0,0 44 65,5
3) QUALITY AND
dan Availability. 1.6) Access to financing for farmers
2.1) Sufficiency of supply
||||||||||||||||||||
|||||||||||||||
50,0
38,5
0,0
+0,4
59
81
61,3
56,5
SAFETY
2) AVAILABILITY

2.2) Public expenditure on agricultural R&D 0,0 0,0 62 15,0


2.3) Agricultural infrastructure |||||||||||||||||||| 50,9 +9,2 =62 57,6
2.4) Volatility of agricultural production ||||||||||||||||||||||||||||||||||||||| 98,7 +0,1 3 86,2
2.5) Political stability risk ||||||||||||||||||||| 52,9 -2,7 40 46,8
2.6) Corruption |||||||||| 25,0 0,0 48 37,4 BG01) Prevalence of undernourishment 7,6 %
2.7) Urban absorption capacity ||||||||||||||||||||||||||||| 72,9 -9,8 24 66,6 BG02) Percentage of children stunted 36,4 %
2.8) Food loss ||||||||||||||||||||||||||||||||| 84,4 +0,3 78 84,9 BG03) Percentage of children underweight 19,9 %
3.1) Diet diversification ||||||| 17,9 0,0 102 56,4 BG04) Intensity of food deprivation 51,0 kcal/person/day
3.2) Nutritional standards |||||||||||||||||||||||||||||||||||||||| 100,0 0,0 =1 79,1 BG05) Human Development Index 0,7 Rating 0-1
3.3) Micronutrient availability ||||||||||| 27,5 0,0 96 43,9 BG06) Global Gender Gap Index 0,7 Rating 0-1
3.4) Protein quality |||||||| 20,1 0,0 97 49,4 BG07) EIU Democracy Index 7,0 Rating 1-10; 10=most democratic
3.5) Food safety ||||||||||||||||||||||||||||||||||| 89,4 0,0 65 80,5 BG08) Prevalence of Obesity 5,8 %

19
III. SASARAN
SASARAN INDIKATOR

Tercapainya Target Penyediaan Pangan Pokok dari Produksi Dalam Negeri (95% >90-95% dari produksi dalam Negeri
Impor pangan menurun
kecuali gandum)

Tercapainya stabilitas harga pangan yang ditandai dengan rendahnya inflasi Tingkat Harga Pangan Pokok Murah
Inflasi Pangan kurang dari 5%
dari bahan pangan dan gejolak harga pangan utama

Membaiknya kualitas konsumsi pangan dan gizi masyarakat yang ditandai Skor PPH > 90
dengan tercapainya angka kecukupan energi dan skor pola pangan harapan, Kasus Stunting Balita dan baduta Menurun
Kasus prevalensi of undernourished, kerawanan pangan, dan prevalensi
serta berkurangnya kasus kekurangan gizi dan kelaparan (stunting, prevalence malnutrisi anak menurun
of undernourish, prevalence of malnutrition)
Nilai dan Volume Ekspor pertanian dan perikanan meningkat dan
neraca perdagangannya surplus
Meningkatnya produktivitas pertanian dan ekspor produk pertanian, neraca Produktivitas pertanian dan perikanan meningkat;
perdagangan pertanian surplus, serta semakin berkembangnya agroindustri di Meningkatnya lapangan kerja di perdesaan terutama bagi generasi
perdesaan. muda

Tingkat pendapatan Petani dan nelayan meningkat


*) Nilai Tukar Petani tidak bisa digunakan sebagai indikator tingkat
Meningkatnya pendapatan petani dan nelayan menuju kesejahteraan, dan kesejahteraan petani
kesenjangan di perdesaan menurun. Tingkat pendidik dan kesehatan petani dan nelayan meningkat. Gini
ratio di perdesaan.

20
IV. ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI

Membangun Menjaga Harga Pangan Meningkatkan Menghasilkan Produk


Mewujudkan
Kemandirian dalam Pokok Terjangkau dan Aksesibilitas dan Kualitas Pertanian dan Perikanan
Berdaya saing dengan
Kesejahteraan Petani
Penyediaan Pangan Terkendali Konsumsi Pangan
Produktivitas Tinggi dan Nelayan
1
Pokok
2 3
Masyarakat
4 5
5
- >90-95% dari produksi - Tingkat Harga Pangan - Skor PPH > 90 - Ekspor pertanian dan - Tingkat pendapatan Petani dan
dalam Negeri Pokok Murah - Kasus Stunting Balita dan perikanan meningkat dan nelayan meningkat
- Impor pangan menurun - Inflasi Pangan kurang dari baduta Menurun neraca perdagangannya *) Nilai Tukar Petani tidak bisa
5% - Kasus prevalensi of digunakan sebagai indikator
surplus
- Produktivitas pertanian tingkat kesejahteraan petani
undernourished, kerawanan - Tingkat pendidik dan kesehatan
pangan, dan prevalensi dan perikanan meningkat petani dan nelayan meningkat.
malnutrisi anak menurun
DUKUNGAN SEKTOR UNGGULAN BIDANG PANGAN DAN PERTANIAN YANG
RELEVAN DENGAN TEMA RPJMN 2020-2024

Ekonomi yang Kokoh Berlandaskan Keunggulan Kompetitif Di


Berbagai Wilayah yang Didukung SDM Berkualitas dan Berdaya Saing

Kemandirian Pangan dengan Hasil Pertanian dan Perikanan yang Berdaya Saing
dan Didukung Peningkatan Produktivitas Secara Berkelanjutan

Mandiri dalam Harga Pangan Pokok Aksesibilitas dan Kualitas Hasil Pertanian dan
Kesejahteraan Petani
Penyediaan Pangan Terjangkau dan Konsumsi Pangan Perikanan Berdaya saing
dengan Produktivitas Tinggi
dan Nelayan
Pokok Terkendali Masyarakat Meningkat

1 2 3 4 5
5
- Ekspor pertanian dan
- >90-95% dari produksi - Tingkat Harga Pangan - Skor PPH > 90 - Tingkat pendapatan Petani dan
perikanan meningkat dan
dalam Negeri Pokok Murah - Kasus Stunting Balita dan nelayan meningkat
- Impor pangan menurun - Inflasi Pangan kurang dari neraca perdagangannya *) Nilai Tukar Petani tidak bisa
baduta Menurun
surplus digunakan sebagai indikator
5% - Kasus prevalensi of
- Produktivitas pertanian tingkat kesejahteraan petani
undernourished, kerawanan - Tingkat pendidik dan kesehatan
dan perikanan meningkat
pangan, dan prevalensi - Lapangan kerja di petani dan nelayan meningkat.
malnutrisi anak menurun
perdesaan semakin
meningkat
23

TERIMA KASIH
pertanian@bappenas.go.id
LAMPIRAN
SASARAN NAWACITA DALAM RPJMN 2015-2019
KEDAULATAN PANGAN
1. Pengendalian konversi lahan dan perluasan sawah baru 1 juta ha
2. Pemanfaatan lahan bekas pertambangan
3. 1000 Desa Mandiri Benih
4. Pemulihan kualitas kesuburan lahan yang airnya tercemar
5. 1000 desa pertanian organik
6. Pencipataan sistem inovasi nasional
7. Perluasan lahan kering 1 juta ha
PERBAIKAN 8. Pendirian unit perbankan untuk pertanian, UMKM, koperasi
KUALITAS 9. Peningkatan kemampuan petani, organisasi petani, dan pola hubungan
KONSUMSI
PENINGKATAN pemerintah
PANGAN DAN
GIZI PRODUKSI 10.Pelibatan perempuan petani/pekerja
MASYARAKAT PANGAN POKOK 11.Pencipataan daya tarik pertanian bagi TK muda
12.Pengembangan inovasi teknologi melalui kerjasama swasta, pemerintah, dan
PT
13.Techno-science park
14.Rehabilitasi 3 juta ha jaringan irigasi rusak dan bendungan
KEDAULATAN 15.Pembangunan 100 sentra perikanan/nelayan terpadu, termasuk

PANGAN
pengembangan sistem logistik ikan (coldstorage) dan pengembangan sistem
informasi bagi nelayan
MITIGASI
STABILISASI
GANGGUAN
HARGA BAHAN
TERHADAP
PANGAN
KETAHANAN
PANGAN
1. Penyediaan kapal pengangkut ternak
PENINGKATAN 2. Pemberantasan “mafia” impor
KESEJAHTERAAN
PELAKU USAHA
PANGAN
1. Peningkatan akses dan aset petani melalui distribusi hak atas
tanah petani dan land reform dan program penguasaan lahan
terutama bagi petani gurem dan buruh tani
2. Sertipikasi hak atas tanah nelayan dalam upaya peningkatan
akses permodalan untuk pengembangan usaha

25
ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI
PENGEMBANGAN AGROINDUSTRI

Arah Peningkatan Produktivitas, Mutu Hasil Pengembangan industri pengolahan


Kebijakan Pertanian Komoditi Andalan Ekspor, terutama di perdesaan serta peningkatan
Potensial Ekspor dan Substitusi Impor ekspor hasil pertanian

1. Revitalisasi perkebunan dan hortikultura


Strategi rakyat .
2. Peningkatan mutu, pengembangan standarisasi 1. Pengembangan agroindustri perdesaan.
mutu hasil pertanian dan peningkatan kualitas 2. Penguatan kemitraan antara petani dengan
pelayanan karantina pengawasan keamanan pelaku/pengusaha pengolahan dan pemasaran
hayati . (eksportir).
3. Peningkatan aksesibilitas petani terhadap 3. Akselerasi ekspor untuk komoditas-komoditas
teknologi, sumber-sumber pembiayaan, unggulan serta komoditas prospektif ekspor .
informasi pasar, dan pasar serta pengembangan
infrastruktur pengolahan dan pemasaran.

Anda mungkin juga menyukai