Anda di halaman 1dari 47

Road Map & Dasar Hukum MULAI

Implementasi
Nasional
KEP Implementasi e-Bupot SPT Masa
Unifikasi Tahap II Pengganti
PPh Unifikasi
KEP 20/PJ/2021 Implementasi PER-23/PJ/2020
Piloting 5 KPP: Piloting 5 KPP PER-24/PJ/2021
KPP Madya JakPus berdasarkan

2022
KPP Madya Jaksel KEP-20/PJ/202
I
1
KPP Pratama
(Sejak Februari 2021)
Jakarta
KPP Gambir
Pratama Jakarta Kebayoran Baru Empat
Tiga
Pengganti PER KPP Pratama
(Bagi WP Yang sudah memenuhi Treshold Desember 2021
20/PJ/2019 Jakarta Gambir
Elektronik berdasar PER-23/PJ/2020)
Empat
PER Februari 2021
KEP Implementasi
23/PJ/2020 2021
e-Bupot Unifikasi
Tahap I (sejak KEP
85/PJ/2020

2020
PER-20/PJ/2019
Maret 2020

2019
Kewajiban Pemotong/Pemungut PPh

Membuat Bukti Pemotongan/Pemungutan Unifikasi dan menyerahkan


Bukti Pemotongan/ Pemungutan Unifikasi kepada pihak yang
dipotong dan/atau dipungut

Menyetorkan PPh yang telah dipotong, dipungut dan/atau disetor


sendiri

Melaporkan Bukti Pemotongan/Pemungutan Unifikasi


menggunakan SPT Masa PPh Unifikasi paling lama 20 (dua
puluh) hari setelah Masa Pajak berakhir
Per-24/PJ/
Kewajiban Pihak Yang Dipotong/Dipungut

Memberikan informasi identitas kepada Pemotong/Pemungut PPh

o Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP), atau


o Nomor Induk Kependudukan bagi Orang Pribadi yang
tidak memiliki NPWP
WPDN

o Tax Identification Number (TIN), atau


o SKD atau Tanda terima SKD bagi WPLN yang
akan menerapkan P3B
WPLN
Bukti Pemotongan/Pemungutan Unifikasi

Bukti Pemotongan/Pemungutan Unifikasi terdiri dari:


1. Bukti Pemotongan/Pemungutan Unifikasi Berformat Standar
2. Dokumen yang Dipersamakan dengan Bukti Pemotongan/Pemungutan
Unifikasi

Bukti Pemotongan/Pemungutan Unifikasi Berformat Standar dibuat melalui


Aplikasi e-Bupot Unifikasi, Sedangkan Dokumen yang Dipersamakan dengan
Bukti Pemotongan/Pemungutan Unifikasi dibuat menggunakan sarana yang
dimiliki Pemotong/Pemungut PPh

Per-24/PJ/
Bukti Pemotongan/Pemungutan Unifikasi Berformat Standar

Terdiri dari:
o Bukti Pemotongan/Pemungutan PPh Pasal 4 ayat (2), PPh Pasal 15, PPh Pasal
22, serta PPh Pasal 23 (Formulir BPBS); dan
o Bukti Pemotongan PPh Pasal 26 dan 4 ayat (2) bagi Wajib Pajak luar
negeri (Formulir BPNR/Bukti Potong Non Residence).

Pembuatan
Bukti
Pemotongan/Pemungutan Berformat Standar dibuat melalui Aplikasi
e-Bupot Unifikasi.
Dengan cara:
- Pengisian langsung pada Aplikasi e-Bupot Unifikasi (key-in); dan/atau
- Impor data ke dalam Aplikasi e-Bupot Unifikasi
Penomoran Bukti Pemotongan/Pemungutan Unifikasi
Berformat Standar

Kode Keterangan Kode Seri Nomor Seri


Dokumen
2 Berbentuk dokumen 00 s.d. 99 0000001 s.d. 9999999
elektronik dalam 1 (satu) tahun kalender

Ketentuan Penomoran:

o Nomor Seri diberikan secara berurutan walaupun jenis PPh berbeda


o Satu Nomor Seri untuk Satu Wajib Pajak, Satu Kode Objek Pajak, dan Satu Masa Pajak
o Nomor Bukti Pemotongan/Pemungutan Unifikasi tidak berubah apabila terjadi perubahan (edit) atau
Pembetulan dan tidak dapat digunakan kembali apabila terjadi penghapusan (delete) atau Pembatalan
Contoh Ketentuan Penomoran

Pada tanggal 5 Maret 2022, PT JAYA menyewa (carter) pesawat dari PT AIRLINES
yang merupakan perusahaan penerbangan dalam negeri sebesar Rp
500.000.000 yang akan digunakan dalam penerbangan Jakarta-Nusantara.

Transaksi ini merupakan pemotongan PPh Pasal 15 pertama di tahun 2022.


Nomor Bukti Pemotongan/Pemungutan Unifkasi yang telah diterbitkan
sebelumnya oleh PT JAYA yakni 2000000001, 2000000002, 2000000003 dan
2000000004 yang masing-masing merupakan transaksi pemotongan PPh selain
PPh Pasal 15.

Meskipun Bukti Pemotongan/Pemungutan Unifikasi untuk PPh Pasal 15 baru


diterbitkan pertama kali untuk tahun 2022, nomor yang digunakan adalah
kelanjutan dari nomor sebelumnya. Karena itu, Bukti Pemotongan/Pemungutan
Unifikasi yang dibuat PT JAYA atas transaksi tersebut bernomor 2000000005.
Bukti Pemotongan/Pemungutan Unifikasi Berformat Standar

1 1
Wajib Pajak,
BUKT untuk…
Kode Objek Pajak, dan
I Masa Pajak

PEMOTONGAN
/
PEMUNGUTAN
Dalam hal pada suatu Masa Pajak terdapat 2 (dua) atau lebih transaksi pemotongan/pemungutan pajak
atas pihak yang sama dan dengan kode objek pajak yang sama
Pemotong/Pemungut PPh dapat membuat 1 (satu) Bukti Pemotongan/Pemungutan Unifikasi
Berformat Standar
Contoh Pembuatan Bukti Pemotongan
PT Andika di Surabaya pada bulan Februari 2022 melakukan transaksi menggunakan jasa dari PT ELEKTRA
(perusahaan jasa kelistrikan) dengan perincian sebagai berikut:

PT Andika dapat membuat 1 (satu) Bukti Pemotongan/Pemungutan Unifikasi dengan contoh perincian
sebagai berikut:
Jenis Bukti Pemotongan/Pemungutan: PPh Tidak Final
Nomor Bukti Pemotongan/Pemungutan Unifikasi: 2000000009
Identitas Pihak yang dipotong/dipungut: PT ELEKTRA
Masa Pajak (mm-yyyy): 02-2022
Kode Objek Pajak: 24-104-29
Dasar Pengenaan Pajak: 6.000.000
Tarif (%): 2
PPh yang dipotong/dipungut:
120.000
Dokumen Referensi: invoice
137/5567-11/21 tanggal 12
Dokumen yang Dipersamakan dengan Bukti
Pemotongan/Pemungutan Unifikasi
Dokumen yang digunakan oleh Pemotong/Pemungut PPh untuk melakukan pemotongan PPh atas
transaksi:
o PPh atas penghasilan berupa bunga deposito/tabungan, diskonto Sertifikat Bank Indonesia dan jasa
giro;
o PPh atas penghasilan berupa diskonto Surat Perbendaharaan Negara dan bunga obligasi berupa surat
utang, surat utang negara, dan obligasi daerah yang berjangka waktu lebih dari 12 (dua belas) bulan,
termasuk surat utang yang diterbitkan berdasarkan prinsip syariah;
o PPh atas penghasilan dari transaksi penjualan bukan saham pendiri di bursa efek, penjualan saham milik
perusahaan modal ventura tidak di bursa efek dan tambahan PPh atas kepemilikan saham pendiri pada
saat penawaran umum perdana; dan
o Penghasilan lain yang diatur dengan Keputusan Direktur Jenderal Pajak.

Paling
o Namasedikit
pihakmemuat:
yang dipotong o Buku
Contohtabungan
Dokumen:
o Nomor unik transaksi atas penghasilan yang o Rekening koran
dilakukan pemotongan/pemungutan o Rekening kustodian
o Jumlah PPh yang dipotong o Rekening efek
o Dokumen lain yang
setara
Pembuatan Bukti Pemotongan/Pemungutan Unifikasi

Bukti Pemotongan/Pemungutan Unifikasi tidak perlu dibuat dalam hal tidak


terdapat pemotongan atau pemungutan PPh.

Bukti Pemotongan/Pemungutan Unifikasi tetap dibuat dalam hal:


o Jumlah PPh yang dipotong/dipungut Nihil karena ada SKB
o Transaksi dengan WP yang memiliki Surat Keterangan PP No. 23 Tahun
2018
terkonfirmasi dengan syarat SSP harus tetap dibuat sesuai PP No. 23 Tahun 2018
o PPh Pasal 26 dipotong berdasarkan ketentuan P3B ditunjukkan dengan SKD WPLN
o PPh terutang yang ditanggung Pemerintah (PPh DTP)
o PPh yang dipotong, dipungut dan/atau disetor sendiri diberikan fasilitas PPh
o Pemotongan/Pemungutan dengan SSP/BPN/sarana administrasi lain yang
dipersamakan
dengan SSP
Pembuatan Bukti Pemotongan/Pemungutan Unifikasi

Bukti Pemotongan/Pemungutan Unifikasi yang dibuat dengan menggunakan


Aplikasi e-Bupot Unifikasi ditandatangani secara elektronik menggunakan
Tanda Tangan Elektronik.
Oleh karena itu, hasil cetakan {printout) bukti pemotongan/pemungutan tersebut
tidak perlu dibubuhi tanda tangan basah dan/atau stempel.

Sertifikat Elektronik Pemotong/Pemungut PPh yang dikeluarkan oleh


Direktorat Jenderal Pajak sebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri Keuangan
Nomor 147/PMK.03/2017 tentang Tata Cara Pendaftaran Wajib Pajak dan
Penghapusan Nomor Pokok Wajib Pajak serta Pengukuhan dan Pencabutan
Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak dapat digunakan untuk melakukan Tanda
Tangan Elektronik sampai dengan paling lambat tanggal 31 Desember 2022.

Per-24/PJ/
PERUBAHAN (EDIT) & PENGHAPUSAN
(DELETE)
BUKTI PEMOTONGAN/PEMUNGUTAN PAJAK

Dapat dilakukan sebelum SPT


Masa PPh Unifikasi disampaikan.
Pembetulan, Pembatalan & Penambahan Bukti
Pemotongan/Pemungutan Unifikasi

Bukti Pemotongan/Pemungutan Unifikasi yang telah dilaporkan dalam SPT Masa PPh Unifikasi
dapat dilakukan:
o Pembetulan, dalam hal terdapat kekeliruan dalam pengisian Bukti Pemotongan/Pemungutan
Unifikasi atau terdapat transaksi retur
Pembetulan dapat dilakukan atas setiap bagian kecuali;
Nomor, Masa Pajak, dan Identitas pihak yang dipotong/dipungut
o Pembatalan, dalam hal terdapat transaksi yang dibatalkan
o Penambahan, dalam hal terdapat objek pajak yang belum dilaporkan dalam SPT Masa PPh
Unifikasi

Sepanjang Direktur Jenderal Pajak belum melakukan pemeriksaan atau pemeriksaan bukti permulaan secara
terbuka terhadap SPT Masa PPh Unifikasi yang bersangkutan
Bukti Pemotongan/Pemungutan Unifikasi
Berformat Standar PPh Pasal 4
(2),PPh
ayat Pasal 15, PPh Pasal 22 dan PPh
Pasal 23 (Formulir BPBS)

o Nomor Bukti Pot/Put Unifikasi Berformat Standar


o Jenis Pemotongan/Pemungutan PPh
o Identitas pihak yang dipotong/dipungut (nama dan
NPWP/Nomor Induk Kependudukan)
o Masa Pajak dan Tahun Pajak
o Kode Objek Pajak
o Dasar Pengenaan Pajak (DPP)
o Tarif
o PPh yang dipotong/dipungut/ditanggung
Pemerintah
o Dokumen sebagai dasar potput PPh
o Identitas pemotong/pemungut (nama dan NPWP
Pemotong/Pemungut PPh serta nama penanda tangan.
o Tanggal bukti pemotongan/pemungutan
ditandatangani
o Kode verifikasi (QR)
Bukti Pemotongan/Pemungutan Unifikasi
Berformat Standar PPh Pasal 26 dan PPh
Pasal 4 ayat (2) bagi WP luar
(Formulir
negeri BPNR)
o Nomor Bukti Pot/Put Unifikasi Berformat Standar
o Identitas pihak yang dipotong/dipungut (Nama ,Tax
Identification Number/identitas perpajakan lainnya)
o Alamat
o Negara
o Tanggal/Bulan/Tahun lahir, Kota kelahiran,
o Nomor Paspor, Nomor KITAS/KITAP
o Masa Pajak dan Tahun Pajak
o Kode Objek Pajak
o Dasar Pengenaan Pajak (DPP)
o Tarif
o PPh yang dipotong/dipungut/ditanggung
Pemerintah
o Dokumen sebagai dasar potput PPh
o Identitas pemotong/pemungut (nama dan NPWP
Pemotong/Pemungut PPh serta nama penanda
tangan
o Tanggal bukti pemotongan/pemungutan
ditandatangani
Contoh Kelengkapan Bukti Pemotongan
PT SENJAYA yang berkedudukan di Medan pada tanggal 20 Maret 2022 membayar imbalan jasa
pencetakan ke CV PRINTING sebesar Rp 50.000.000,00. Sebelum dilakukan pemotongan pajak, CV
PRINTING menyampaikan Surat Keterangan PP No. 23 Tahun 2018.

Ini adalah transaksi pemotongan PPh Pasal 4 ayat (2). Bukti Pemotongan/Pemungutan Unifikasi
tetap harus diterbitkan dalam hal transaksi dilakukan dengan Wajib Pajak yang memiliki Surat
Keterangan PP No. 23 Tahun 2018 yang terkonfirmasi.

Oleh karena itu, atas transaksi tersebut PT SENJAYA membuat Bukti Pemotongan/Pemungutan
Unifikasi dengan perincian sebagai berikut:
Jenis Bukti Pemotongan/Pemungutan: PPh Final
Nomor Bukti Pemotongan/Pemungutan Unifikasi: 2000000065
Identitas WP yang dipotong/dipungut: CV PRINTING Masa Pajak (mm-yyyy): 03-
2022 Kode Objek Pajak: 28-423-01
Dasar Pengenaan Pajak: 50.000.000
Tarif (%): 0,5
PPh yang dipotong/dipungut: 250.000
Dokumen Referensi: invoice nomor 145/9924-09/21 tanggal 18 Maret 2022
Nomor dan Tanggal Surat Keterangan : KET-0010/PP23/WPJ.13/KP.0203/2022 tanggal 3
Januari 2022.
Contoh Kelengkapan Bukti Pemotongan
PT BANGUN di Makassar memotong PPh Pasal 26 atas royalti yang dibayar sebesar Rp. 50.000.000
ke NIHON Ltd di Jepang pada tanggal 25 Maret 2022.
Apabila NIHON Ltd tidak menyerahkan Nomor Tanda Terima Surat Keterangan Domisili Wajib Pajak
Luar Negeri (SKD WPLN) ke PT BANGUN pada saat dilakukannya pemotongan pajak, maka PT
BANGUN harus membuat Bukti Pemotongan/Pemungutan Unifikasi atas pemotongan PPh Pasal 26
atas royalti dengan tarif umum (20% dari jumlah bruto).
Namun apabila NIHON Ltd ingin menggunakan tarif PPh Pasal 26 sesuai Persetujuan Penghindaran
Pajak Berganda (P3B), maka PT BANGUN harus membuat Bukti Pemotongan/ Pemungutan
Unifikasi dengan tarif sesuai P3B yaitu sebesar 10% dari jumlah bruto dengan mencantumkan
nomor tanda terima SKD WPLN hasil dari Aplikasi e-SKD dalam kolom isian Bukti
Pemotongan/Pemungutan Unifikasi pada Aplikasi e-Bupot Unifikasi.
Berikut contoh perincian Bukti Pemotongan/Pemungutan Unifikasi yang dibuat dengan
menerapkan tarif sesuai P3B dan terdapat informasi SKD WPLN:
Jenis Bukti Pemotongan/Pemungutan: PPh Final Nomor Bukti Pemotongan/Pemungutan Unifikasi: 2000000075
Identitas Pihak yang dipotong/dipungut: NIHON, Ltd. Masa Pajak (mm-yyyy): 03-2022
Kode Objek Pajak: 27-103-01 Dasar Pengenaan Pajak: 50.000.000
Tarif (%): 10 PPh yang dipotong/dipungut: 5.000.000
Dokumen Referensi: invoice 139/9932-10/21 tanggal 24 Maret 2022
Nomor Tanda Terima Surat Keterangan Domisili: SKDWPLN-JPN/2/21-00000006
Dokumen yang Dipersamakan dengan
Pemotongan/Pemungutan
Bukti Unifikasi
Dokumen yang Dipersamakan dengan Bukti Pemotongan/Pemungutan Unifikasi merupakan
dokumen yang digunakan oleh Pemotong/Pemungut PPh untuk melakukan pemotongan:
1) PPh atas penghasilan berupa bunga deposito/tabungan, diskonto Sertifikat Bank Indonesia
dan jasa giro;
2) PPh atas penghasilan berupa diskonto Surat Perbendaharaan Negara dan bunga obligasi
berupa surat utang, surat utang negara, dan obligasi daerah yang berjangka waktu lebih dari
12 (dua belas) bulan, termasuk surat utang yang diterbitkan berdasarkan prinsip syariah;
3) PPh atas bunga atau diskonto surat berharga jangka pendek yang diperdagangkan di pasar
uang;
4) PPh atas penghasilan dari transaksi penjualan bukan saham pendiri di bursa efek, penjualan
saham milik perusahaan modal ventura tidak di bursa efek dan tambahan PPh atas kepemilikan
saham pendiri pada saat penawaran umum perdana; dan
5) Penghasilan lain yang menggunakan dokumen yang dipersamakan dengan bukti
pemotongan/pemungutan PPh sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan
di bidang perpajakan.

Dokumen yang Dipersamakan dengan Bukti Pemotongan/Pemungutan Unifikasi dibuat oleh


Pemotong/Pemungut PPh menggunakan sarana yang dimiliki oleh Pemotong/Pemungut PPh
Dokumen yang Dipersamakan dengan
Pemotongan/Pemungutan
Bukti Unifikasi

Dokumen yang Dipersamakan dengan Bukti


Pemotongan/Pemungutan Unifikasi dapat berupa dokumen buku tabungan,
rekening koran, rekening kustodian, rekening efek, dan dokumen lain yang
setara, baik berbentuk formulir kertas maupun dalam bentuk Dokumen
Elektronik.
Dokumen yang Dipersamakan dengan Bukti Pemotongan Pemungutan Unifikasi
paling sedikit memuat:
1) Nama pihak yang dipotong;
2) Nomor unik transaksi yang berkaitan dengan penghasilan yang
dilakukan pemotongan atau pemungutan; dan
3) Jumlah PPh yang dipotong.
SPT Masa PPh Unifikasi

JENIS PPH

PPh Pasal PPh PPh PPh PPh


4 Ayat Pasal Pasal Pasal Pasal
(2) 15 22 23 26
SPT Masa PPh Unifikasi

1
Induk SPT Masa PPh Unifikasi (Formulir SPT Masa PPh Unifikasi)

2
Daftar Rincian Pajak Penghasilan yang Disetor Sendiri (Formulir DOSS)

Daftar Objek Pemotongan/Pemungutan Pajak Penghasilan Pihak Lain


3
(Formulir DOPP)
Setoran Pajak, Bukti Penerimaan Negara, Bukti Pemindahbukuan
PPh Pasal
Daftar Bukti4Pemotongan/Pemungutan
ayat (2), PPh Pasal 15, Unifikasi
PPh Pasal 22, PPh
beserta Pasal
Daftar Surat
dan/atau PPh Pasal 26 (Formulir DBP) 23
4
Induk SPT Masa PPh Unifikasi
o Masa Pajak dan Tahun Pajak;
o status SPT normal atau pembetulan;
o identitas Pemotong/Pemungut PPh;
o jenis PPh;
o jumlah dasar pengenaan pajak (ada di daftar rincian);
o jumlah nilai PPh yang dipotong, dipungut, ditanggung
Pemerintah, dan/atau PPh yang disetor sendiri;
o jumlah total PPh atau jumlah total PPh yang disetor pada
SPT yang dibetulkan;
o jumlah PPh yang kurang (lebih) disetor karena pembetulan;
o tanggal SPT Masa PPh Unifikasi dibuat; dan
o Nama penanda tangan atau kuasa WP;
o Kode verifikasi (QR)
Daftar Rincian Pajak Penghasilan yang Disetor Sendiri (Formulir DOSS)
1
2
Daftar Objek Pemotongan/Pemungutan Pajak Penghasilan Pihak Lain (Formulir DOPP)

1
2
Daftar Objek Pemotongan/Pemungutan Pajak Penghasilan Pihak Lain (Formulir DOPP Lanjutan)

1
2
Daftar Bukti Pemotongan/Pemungutan Unifikasi dan Daftar SSP, BPN, & Bukti Pbk (Formulir DBP)

1
2
Terlambat Lapor dan Pembayaran

Dalam Hal SPT PPh Unifikasi yang tidak disampaikan dalam jangka waktu yang ditentukan,
maka akan dikenakan sanksi administrasi Pasal 7 UU KUP berupa denda sebesar :
Rp100.000,00 (seratus ribu rupiah) untuk jenis pajak PPh, yang dikenakan sebagai
satu kesatuan dan tidak dihitung bagi tiap-tiap jenis PPh

Billing yang dibuat Dalam Hal diterbitkan STP karena sanksi administrasi Pasal 7 UU KUP

Per-22/PJ/
2021
Terlambat Lapor dan Pembayaran

Penyetoran jumlah pajak setelah tanggal jatuh tempo dikenai sanksi administrasi Pasal 9 ayat (2a)
UU KUP berupa bunga yang dihitung bagi tiap-tiap jenis PPh

Pemotong/Pemungut PPh wajib melakukan:


✓ Penyetoran PPh yang telah dipotong/dipungut paling lama 10 (sepuluh) hari setelah
Masa Pajak berakhir;
✓ Penyetoran PPh yang harus dibayar sendiri paling lama 15 (lima belas) hari setelah Masa Pajak
berakhir;
✓ Penyampaian SPT Masa PPh Unifikasi paling lama 20 (dua puluh) hari setelah Masa
Pajak berakhir.

Penyetoran jumlah pajak yang kurang disetor akibat pembetulan SPT Masa PPh Unifikasi
setelah tanggal jatuh tempo dikenai sanksi administrasi Pasal 8 ayat (2a) UU KUP berupa bunga
yang dihitung bagi tiap-tiap jenis PPh
Pembetulan SPT Masa PPh Unifikasi
Ketentuan mengenai Pembetulan SPT Masa PPh Unifikasi, yaitu:
o Dapat dilakukan untuk 1 (satu) atau beberapa jenis PPh
o Memberi tanda pada tempat yang disediakan dalam SPT Masa PPh Unifikasi
o Belum dilakukan pemeriksaan atau pemeriksaan bukti permulaan
secara terbuka terhadap jenis pajak dan Masa Pajak yang bersangkutan
o Bentuk SPT Masa PPh Unifikasi yang dibetulkan mengikuti bentuk semula
(sebelum dibetulkan) gunakan format sesuai SPT yang dibetulkan (ebupot/eSPT)
o Pembetulan SPT Masa PPh Unifikasi mengakibatkan:
1. Pajak kurang disetor = Pemotong/Pemungut PPh melunasi pajak yang
kurang disetor tersebut sebelum menyampaikan pembetulan
2. Pajak lebih disetor = Pemotong/Pemungut PPh dapat mengajukan
permohonan pengembalian atas kelebihan pembayaran pajak yang tidak
seharusnya terutang / Pemindahbukuan (Pbk)

Sepanjang Direktur Jenderal Pajak belum melakukan pemeriksaan atau pemeriksaan bukti
permulaan secara terbuka terhadap SPT Masa PPh Unifikasi yang bersangkutan.
Prasyarat Penggunaan Aplikasi e-Bupot Unifikasi

Pemotong/Pemungut harus:
o Memiliki EFIN untuk menggunakan akun DJP Online;
o Memiliki Sertifikat Elektronik untuk menandatangani
SPT Masa PPh Unifikasi;
Syarat Aktivasi EFIN BADAN
Syarat SERTIFIKAT ELEKTRONIK
Perpanjangan Sertifikat Elektronik PKP
1. Surat permintaan sertifikat elektronik dan Pernyataan Persetujuan Penggunaan Sertifikat Elektronik (PER-04/PJ/2020)
2. KTP & KK direktur
3. Bukti lapor SPT tahunan terakhir
4. Pas foto direktur
5. Akta pendirian dan perubahannya
serta untuk validasi identitas PKP, mohon balas email ini dengan mengisi data berikut:
6. NPWP, nama dan alamat tempat tinggal/kedudukan
7. NIK yang mengajukan
8. nomor telepon/HP yang terdaftar di akun pajak
9. email yang terdaftar di akun pajak

Pengajuan sertifikat elektronik non PKP


1. Surat permintaan sertifikat elektronik dan Pernyataan Persetujuan Penggunaan Sertifikat Elektronik (PER-04/PJ/2020)
2. KTP & KK direktur
3. Bukti lapor SPT tahunan terakhir
4. Pas foto direktur
5. Akta pendirian dan perubahannya
6. Formulir tambahan (terlampir)
serta untuk validasi identitas PKP, mohon balas email ini dengan mengisi data berikut:
7. NPWP, nama dan alamat tempat tinggal/kedudukan
8. NIK yang mengajukan
9. nomor telepon/HP yang terdaftar di akun pajak
4. email yang terdaftar di akun pajak Per-04/PJ/
Timeline Pemberlakuan SPT Masa PPh Unifikasi

Masa Pajak Januari Masa Pajak April


• Harus bagi Pemotong/Pemungut PPh yang sebelum berlakunya Harus bagi seluruh Pemotong/Pemungut PPh
Perdirjen Nomor PER-24/PJ/2021 ini telah membuat Bukti tanpa terkecuali.
Pemotongan/Pemungutan Unifikasi dan menyampaikan SPT Masa
PPh Unifikasi berdasarkan Perdirjen Nomor PER-23/PJ/2020
• Dapat bagi Pemotong/Pemungut PPh yang
belum pernah menggunakan SPT Masa PPh Unifikasi
Peraliha
n
Pemotong/Pemungut PPh yang belum pernah menggunakan
SPT Masa PPh Unifikasi masih dapat membuat bukti
pemotongan/pemungutan dan menyampaikan Surat
Pemberitahuan Masa PPh berdasarkan PER-53/PJ/2009
dan/atau PER-04/PJ/2017 sampai dengan Masa Pajak
Maret 2022.

Masa Pajak Januari Masa Pajak April


Peraliha
Pelaksanaan hak dan pemenuhan kewajiban terkait penyampaian Surat
n
Pasal 13 (5) PER-24/2021 Pemberitahuan Masa PPh yang belum diselesaikan oleh
Pemotong/Pemungut PPh
mulai Masa Pajak pertama kali disampaikannya SPT Masa PPh
Unifikasi sampai dengan Masa Pajak Maret 2022

2021

Masa Pajak 2022 Masa Pajak Masa Pajak


Februari Januari April
1. Berdasarkan PER-24/PJ/2021 untuk: 2. Berdasarkan:
a) penyampaian SPT Masa PPh Unifikasi status normal dalam hal a) Perdirjen Nomor PER-53/PJ/2009; dan/atau
Pemotong/Pemungut PPh belum menyampaikan Surat b) Perdirjen Nomor PER-04/PJ/2017,
Pemberitahuan Masa PPh status normal;
untuk penyampaian Surat Pemberitahuan Masa PPh
b) penyampaian SPT Masa PPh Unifikasi status pembetulan
status pembetulan dalam hal Pemotong/Pemungut
dalam hal Pemotong/Pemungut PPh telah menyampaikan
PPh telah menyampaikan Surat Pemberitahuan
SPT Masa PPh Unifikasi status normal; Masa PPh status normal.
atau
Peraliha
n

Pelaksanaan hak dan pemenuhan kewajiba


n Masa
perpajakan yang belum diselesaikan pada
Pajak sebelum SPT Masa PPh Unifikasi
pertama kali disampaikan, dilaksanakan
berdasarkan Perdirjen Nomor PER-53/PJ/2009
dan/atau Perdirjen Nomor PER-04/PJ/2017.

Anda mungkin juga menyukai