Anda di halaman 1dari 13

SUPLEMEN :

HAL-HAL YANG PERLU MENJADI PERHATIAN


SAAT PEMUNGUTAN SUARA
Saksi tidak Boleh mengenakan Pemilih yang berhak
atau membawa atribut memberikan suara di TPS
Parpol/Paslon/Calon di TPS a. pemilik KTP-el yang terdaftar dalam DPT di TPS
yang
Saksi di TPS/TPSLN harus memenuhi ketentuan meliputi: bersangkutan;
..d.tidak mengenakan atau membawa atribut yang memuat b. pemilik KTP-el yang terdaftar dalam DPTb;
nomor, nama, foto calon/Pasangan Calon, simbol/gambar Partai c. pemilik KTP-el yang tidak terdaftar pada DPT dan
Politik, atau mengenakan seragam dan/atau atribut lain yang DPTb;
memberikan kesan mendukung atau menolak Peserta Pemilu d. penduduk yang telah memiliki hak pilih.
tertentu (Pasal 15 ayat (3) huruf d PKPU 25/2023) Dalam hal Pemilih belum memiliki KTP-el pada Hari pemungutan
suara, Pemilih dapat menggunakan Suket (Pasal 24 PKPU
25/2023)

Mengetahui indikator suara sah dan tidak sah


Indikator suara dinyatakan sah atau tidak sah dapat dilihat dalam ketentuan Pasal 53, Pasal 54,
dan Pasal 55 PKPU 25/2023 tentang Pemungutan dan Penghitungan Suara dalam Pemilihan
Umum
Pemilih tidak boleh Pemilih minta Surat Suara
membawa HP/Kamera ke diganti
Bilik Suara Pemilih dapat meminta surat suara pengganti kepada ketua KPPS
Sebelum Pemilih melakukan pemberian suara, ketua jika Pemilih: a. menerima surat suara dalam keadaan rusak;
dan/atau b. keliru dalam mencoblos surat suara (Pasal 26 ayat (2)
KPPS: mengingatkan dan melarang Pemilih membawa
PKPU 25/2023)
telepon genggam dan/atau alat perekam gambar lainnya ke
bilik suara (Pasal 25 ayat (1) PKPU 25/2023)

Pemilih Sudah Antre saat


Daftar Pemilih Khusus Waktu Pemungutan Suara
memberi suara 1 jam sebelum Berakhir
tungsura berkahir Pada saat waktu pemberian suara selesai, ketua KPPS
1 (satu) jam sebelum pemungutan suara selesai, ketua KPPS mengumumkan bahwa yang diperbolehkan memberikan
mengumumkan bahwa Pemilih yang tidak terdaftar dalam DPT dan suara hanya Pemilih yang: a. sedang menunggu giliran
DPTb diberi kesempatan untuk memberikan suara di TPS dan untuk memberikan suara dan telah dicatat kehadirannya
didaftarkan ke dalam DPK, dengan memberi kesempatan terlebih dalam daftar hadir; atau b. telah hadir dan sedang dalam
dahulu kepada Pemilih yang terdaftar dalam DPT dan DPTb antrean untuk mencatatkan kehadirannya dalam daftar hadir
(Pasal 31 PKPU 25/2023) (Pasal 33 ayat (1) PKPU 25/2023)
TINDAK PIDANA PEMILU
DALAM PEMUNGUTAN DAN PENGHITUNGAN SUARA

Seorang majikan/atasan yang tidak memberikan Setiap orang yang membantu Pemilih
kesempatan kepada seorang pekerja/karyawan untuk Disabilitas yang dengan sengaja
memberikan suaranya pada hari pemungutan suara, memberitahukan pilihan Pemilih
kecuali dengan alasan bahwa pekerjaan tersebut tidak
bisa ditinggalkan kepada orang lain
dipidana dengan pidana kurungan paling lama 1 (satu) tahun dan dipidana dengan pidana kurungan paling lama 1 (satu)
denda paling banyak Rp12.000.000,00 (dua belas juta rupiah) (Pasal tahun dan denda paling banyak Rp12.000.000,00 (dua belas
498 UU Pemilu) juta rupiah) (Pasal 500 UU Pemilu)

Setiap anggota KPPS/KPPSLN yang dengan Setiap anggota KPPS yang dengan
sengaja tidak memberikan surat suara pengganti sengaja tidak melaksanakan keputusan
hanya 1 (satu) kali kepada Pemilih yang KPU Kabupaten/Kota untuk pemungutan
menerima surat suara yang rusak dan tidak
mencatat surat suara yang rusak dalam berita suara ulang di TPS
acara
dipidana dengan pidana kurungan paling lama 1 (satu) tahun
dipidana dengan pidana kurungan paling lama 1 (satu) tahun dan dan denda paling banyak Rp12.000.000,00 (dua belas juta
denda paling banyak Rp12.000.000,00 (dua belas juta rupiah) rupiah) (Pasal 501 UU Pemilu)
(Pasal 499 UU Pemilu)
Setiap anggota KPPS/KPPSLN yang dengan sengaja tidak Anggota KPU, KPU Provinsi, KPU
membuat dan menandatangani berita acara kegiatan
Kabupaten/Kota, PPK, dan PPS
yang karena
dan/atau tidak menandatangani berita acara pemungutan kelalaiannya mengakibatkan hilang
dan penghitungan suara serta sertifikat hasil atau
penghitungan suara berubahnya berita acara rekapitulasi
hasil
dipidana dengan pidana kurungan paling lama 1 (satu) tahun dan penghitungan perolehan suara dan/atau sertifikat
denda paling banyak Rp12.000.000,00 (dua belas juta rupiah) rekapitulasi hasil penghitungan perolehan suara
(Pasal 503 UU Pemilu)
dipidana dengan pidana kurungan paling lama 1 (satu) tahun
dan denda paling banyak Rp12.000.000,00 (dua belas juta
Setiap anggota KPPS/KPPSLN rupiah)
yang(Pasal 505 UU
dengan Pemilu)
sengaja tidak
Setiap orang yang karena kelalaiannya memberikan salinan 1 (satu) eksemplar berita acara pemungutan
menyebabkan rusak atau hilangnya berita dan penghitungan suara, serta sertifikat hasil penghitungan suara
acara pemungutan dan penghitungan suara kepada saksi Peserta Pemilu, Pengawas TPS/Panwaslu LN,
dan/atau sertifikat hasil penghitungan suara PPS/PPLN, dan PPK melalui PPS
dipidana dengan pidana kurungan paling lama 1 (satu) tahun
dan denda paling banyak Rp12.000.000,00 (dua belas juta dipidana dengan pidana kurungan paling lama 1 (satu) tahun dan
rupiah) (Pasal 504 UU Pemilu) denda paling banyak Rp12.000.000,00 (dua belas juta rupiah)
(Pasal 506 UU Pemilu)
Setiap orang yang dengan sengaja pada saat pemungutan Setiap orang yang dengan sengaja menggunakan
suara menjanjikan atau memberikan uang atau materi
kekerasan, dan/atau menghalangi seseorang
yang akan melakukan haknya untuk memilih,
lainnya kepada Pemilih supaya tidak menggunakan hak melakukan kegiatan yang menimbulkan gangguan
pilihnya atau memilih Peserta Pemilu tertentu atau ketertiban dan ketenteraman pelaksanaan
menggunakan hak pilihnya dengan cara tertentu sehingga pemungutan suara, atau menggagalkan
surat suaranya tidak sah pemungutan suara
dipidana dengan pidana penjara paling lama 3 (tiga) tahun dan dipidana dengan pidana penjara paling lama 2 (dua) tahun dan
denda paling banyak Rp24.000.000,00 (dua puluh empat juta
denda paling banyak Rp36.000.000,00 (tiga puluh enam juta rupiah) (Pasal 531 UU Pemilu)
rupiah) (Pasal 515 dan Pasal 523 ayat (3) UU Pemilu)

Setiap orang yang dengan sengaja melakukan perbuatan yang


Setiap orang yang dengan sengaja pada menyebabkan suara seorang Pemilih menjadi tidak bernilai
waktu pemungutan suara memberikan atau menyebabkan Peserta Pemilu tertentu mendapat
suaranya lebih dari satu kali di satu tambahan suara atau perolehan suara Peserta
TPS/TPSLN atau lebih Pemilu menjadi berkurang
dipidana dengan pidana penjara paling lama 18 (delapan dipidana dengan pidana penjara paling lama 4 (empat) tahun dan
belas) bulan dan denda paling banyak Rp18.000.000,00 denda paling banyak Rp48.000.000,00 (empat puluh delapan juta
(delapan belas juta rupiah) (Pasal 516 UU Pemilu) rupiah) (Pasal 532 UU Pemilu)
Setiap orang yang dengan sengaja pada saat
pemungutan suara mengaku dirinya sebagai orang
lain dan/atau memberikan suaranya lebih dari 1
(satu) kali di 1 (satu) TPS atau lebih
dipidana dengan pidana penjara paling lama 1 (satu) tahun 6
(enam) bulan dan denda paling banyak Rp18.000.000,00 Setiap orang yang dengan sengaja
(delapan belas juta rupiah) (Pasal 533 UU Pemilu) merusak atau menghilangkan hasil
pemungutan suara yang sudah disegel
dipidana dengan pidana penjara paling lama 3 (tiga) tahun dan
Setiap orang yang dengan sengaja mengubah, denda paling banyak Rp36.000.000,00 (tiga puluh enam juta
merusak, dan/atau menghilangkan berita acara rupiah) (Pasal 534 UU Pemilu)
pemungutan dan penghitungan suara dan/atau
sertifikat hasil penghitungan suara
dipidana dengan pidana penjara paling lama 3 (tiga) tahun dan
denda paling banyak Rp36.000.000,00 (tiga puluh enam juta
rupiah) (Pasal 535 UU Pemilu)
Bagaimana Penyelesaian Masalahnya jika
terjadi kesalahan administrasi atau pelanggaran
dalam Pemungutan dan Penghitungan Suara?
Saksi, Panwaslu Kelurahan/Desa/Pengawas TPS dapat

Saksi, Panwaslu
mengajukan keberatan terhadap prosedur dan/atau
selisih penghitungan perolehan suara kepada KPPS
apabila terdapat hal yang tidak sesuai dengan

Kelurahan/Desa, atau ketentuan peraturan perundang- undangan (Pasal

Pengawas TPS yang


64 ayat (1) PKPU 25/2023)

hadir di TPS dapat Dalam hal keberatan yang diajukan Saksi,


Panwaslu Kelurahan/Desa/Pengawas TPS

mengajukan keberatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat


diterima, KPPS seketika melakukan pembetulan

atas prosedur atau (Pasal 64 ayat (3) PKPU 25/2023)

selisih penghitungan Dalam hal Saksi masih keberatan terhadap hasil


pembetulan sebagaimana dimaksud pada ayat(4),

suara kepada KPPS KPPS meminta pendapatdan/atau saran perbaikan dari


Pengawas TPS yang hadir. KPPS wajib
menindaklanjuti saran perbaikan dari Pengawas TPS
(Pasal 64 ayat (6)&(7) PKPU 25/2023)
1. Pembukaan kotak suara dan/atau berkas pemungutan
dan penghitungan suara tidak dilakukan menurut tata

Pengawas TPS
cara yang ditetapkan dalam ketentuan peraturan
perundang-undangan;
2. petugas KPPS meminta Pemilih memberikan tanda

memberi saran
khusus, menandatangani, atau menuliskan nama
atau alamat pada surat suara yang sudah
digunakan;

perbaikan berupa 3. petugas KPPS merusak lebih dari satu surat suara
yang sudah digunakan oleh Pemilih sehingga surat
suara tersebut menjadi tidak sah; dan/atau

pemungutan suara 4. Pemilih yang tidak memiliki KTP-el atau Suket, dan
tidak terdaftar di DPT dan DPTb memberikan suara di
TPS.

ulang 5. pemungutan suara wajib diulang jika terdapat


pemilih yang memberikan suara lebih dari 1 (satu)
kali, baik pada satu TPS atau pada TPS yang
berbeda.
(Pasal 372 ayat (2) UU Pemilu dan Pasal 80 ayat (2) &
(3) PKPU 25/2023)
1. Kerusuhan yang mengakibatkan penghitungan
suara tidak dapat dilanjutkan;

Pengawas TPS
2. Penghitungan suara dilakukan secara tertutup
3. Penghitungan suara dilakukan di tempat yang
kurang terang atau yang kurang mendapat

memberi saran
penerangan cahaya;
4. Penghitungan suara dilakukan dengan suara yang
kurang jelas;

perbaikan berupa 5. Penghitungan suara dicatat dengan tulisan yang


kurang jelas;
6. Saksi, Pengawas TPS, dan warga masyarakat tidak

penghitungan suara dapat menyaksikan proses Penghitungan Suara


secara jelas;
7. Penghitungan suara dilakukan di tempat lain di luar

ulang tempat dan waktu yang telah ditentukan; dan/atau


8. ketidaksesuaian jumlah hasil penghitungan surat
suara yang sah dan surat suara yang tidak sah
dengan jumlah Pemilih yang menggunakan hak pilih
(Pasal 374 ayat (2) UU Pemilu dan Pasal 89 ayat (2)
PKPU 25/2023)
 Dalam hal saran perbaikan Pengawas TPS atau Panwaslu Kelurahan/Desa atas
kesalahan prosedur atau selisih hasil penghitungan suara tidak ditindaklanjuti
oleh KPPS, maka peristiwa tersebut dapat dijadikan Temuan oleh Panwaslu
Kecamatan untuk dilakukan penanganan pelanggaran.
 Dalam hal terjadi tindak pidana pemilu dalam pemungutan suara, maka
dapat dijadikan temuan oleh Bawaslu Kabupaten/Kota dan dilakukan
penanganan bersama dengan kepolisian dan jaksa dalam Sentra
Gakkumdu.
 Saksi atau masyarakat sebagai WNI dapat melaporkan pelanggaran
kepada Panwaslu Kecamatan atau Bawaslu Kabupaten/Kota.
ATURAN MEKANISME
PENANGANAN PELANGGARAN PEMILU

 Pasal 454 dan Pasal 455 UU Pemilu


 Peraturan Bawaslu Nomor 7 Tahun 2022 tentang Penanganan Temuan dan
Laporan Pelanggaran Pemilu
 Peraturan Bawaslu Nomor 8 Tahun 2022 tentang Penyelesaian Pelanggaran
Administratif Pemilu
 Peraturan Bawaslu Nomor 3 Tahun 2023 tentang Sentra Penegakan Hukum
Terpadu Pemilu
 Keputusan Ketua Bawaslu No. 169/PP.00.00/K1/05/2023 tanggal 13 Mei
2023 tentang Petunjuk Teknis Penanganan Pelanggaran Pemilihan Umum
ALUR PENANGANAN PELANGGARAN
2 HARI
KERJA

LAPORAN TIDAK MEMENUHI TIDAK


LAPORAN KAJIAN AWAL SYARAT DIREGISTRASI

LAPORAN MEMENUHI
SYARAT

14 HARI
KERJA

KLARIFIKASI/ REKOMENDASI
TEMUAN REGISTRASI
KAJIAN /PENERUSAN

PEMBAHASAN
HASIL PENGAWASAN GAKKUMDU
JIKA DUGAAN TINDAK
PIDANA

Anda mungkin juga menyukai