Anda di halaman 1dari 41

Pencegahan & penanagan pelanggaran pemilu

pemungutan dan penghitungan suara pemilu 2024


ABDUL MALIK, S.Pt
Kordiv PPPS Panwaslu Kecamatan Lambitu
02 Tugas, Kewajiban dan Wewenang
PTPS
03 Pencegahan dan Partisipasi
Pembahasan 04 Mengenal Pelanggaran
05 Pemetaan TPS
01 Tugas, Kewajiban dan Wewenang 06 Logistik dan Kelengkapan Pungut
Panwaslu Kecamatan Hitung

07 Pelaksanaan Pungut Hitung


08 Form A Pengawasan
02 Tugas, Kewajiban dan Wewenang
PTPS
03 Pencegahan dan Partisipasi

Pembahasan 04 Mengenal Pelanggaran


05 Pemetaan TPS

01 Tugas, Kewajiban dan Wewenang 06 Logistik dan Kelengkapan Pungut


Hitung
Panwaslu Kecamatan
07 Pelaksanaan Pungut Hitung
08 Form A Pengawasan
Panwaslu Kecamatan
Panwaslu Kecamatan bertugas:

a. melakukan pencegahan dan penindakan di wilayah kecamatan terhadap pelanggaran


Pemilu

b. mengawasi pelaksanaan tahapan Penyelenggaraan Pemilu di wilayah kecamatan

c. mencegah terjadinya praktik politik uang di wilayah kecamatan;

d. mengawasi netralitas semua pihak yang dilarang ikut serta dalam kegiatan kampanye
sebagaimana diatur dalam Undang-Undang ini di wilayah kecamatan;

e. mengawasi pelaksanaan puh:san/keputusan di wilayah kecamatan

f. mengelola, memelihara, dan merawat arsip serta melaksanakan penyusutannya


berdasarkan jadwal retensi arsip sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan;

g. mengawasi pelaksanaan sosialisasi Penyelenggaraan Pemilu di wilayah kecamatan;

h. mengevaluasi pengawasan Pemilu di wilayah kecamatan; dan

i. melaksanakan tugas lain sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.


Panwaslu Kecamatan berwenang:
a. menerima dan menindaklanjuti laporan yang berkaitan dengan dugaan pelanggaran
terhadap pelaksanaan peraturan perundang-undangan mengenai pemilu
b. memeriksa dan mengkaji pelanggaran Pemilu di wilayah kecamatan serta
merekomendasikan hasil pemeriksaan dan pengkajiannya kepada pihak-pihak yang
diatur dalam Undang-Undang ini;
c. merekomendasikan kepada instansi yang bersangkutan melalui Bawaslu
Kabupaten/Kota mengenai hasil pengawasan di wilayah kecamatan terhadap
netralitas semua pihak yang dilarang ikut serta dalam kegiatan kampanye
sebagaimana diatur dalam Undang-Undang ini;
d. mengambil alih sementara tugas, wewenang, dan kewajiban Panwaslu
Kelurahan/Desa setelah mendapatkan pertimbangan Bawaslu Kabupaten/Kota, jika
Panwaslu Kelurahan/Desa berhalangan sementara akibat dikenai sanksi atau
akibat lainnya sesuai dengan ketenhran perahrran penrndang-undangan ;
e. meminta bahan keterangan yang dibutuhkan kepada pihak terkait dalam rangka
pencegahan dan penindakan pelanggaran Pemilu di wilayah kecamatan;
f. membentuk Panwaslu Kelurahan/Desa dan mengangkatt serta
memberhentikan anggota Panwaslu Kelurahan/Desa, dengan
memperhatikan masukan Bawaslu Kabupaten I Kota;
g. mengangkat dan memberhentikan Pengawas TPS, dengan
memperhatikan masukan Panwaslu Keluratran/Desa; dan
h. melaksanakan wewenang lain sesuai dengan ketenhran
peratrrran perundang-undangan
Kewajiban Panwaslu Kecamatan
a. bersikap adil dalam menjalankan tugas dan wewenangnya;
b. melakukan pembinaan dan pengawasan terhadap pelaksanaan tugas
pengawas Pemilu pada tingkatan di bawahnya;
c. menyampaikan laporan hasil pengawasan kepada Bawaslu
Kabupaten/Kota sesuai dengan tahapan Pemilu secara periodik
dan/atau berdasarkan kebutuhan; ,
d. menyampaikan temuan dan laporan kepada Bawaslu kabupaten/Kota
berkaitan dengan dugaan pelanggaran yang dilakukan oleh PPK yang
mengakibatkan terganggunya penyelenggaraan tahapan Pemilu di
tingkat kecamatan; dan
e. melaksanakan kewajiban lain sesuai dengan ketenhran peraturan
perundang-undangan.
PTPS
Pengawas Tempat Pemungutan Suara
Tugas dan Wewenang TPS

Tugas Wewenang
Pengawas TPS bertugas : Pengawas TPS berwenang :
• Pengawasan Tahapan Pemungutan dan • Menyampaikan keberatan dalam hal
Penghitungan Suara dengan mengawasi proses ditemukannya dugaan, Pelanggaran,
pengambilan dan perhitungan suara. kesalahan dan/atau
• Pengawasan Pergerakan Hasil Perhitungan
penyimpangan,Administrasi pemungutan
Suara dengan memastikan transparansi dalam
dan penghitungan suara
pengumuman hasil perhitungan suara.
• Penerimaan dan Penyampaian Laporan • Menerima salinan berita acara dan
Pelanggaran dengan menerima serta sertifrkat pemungutan dan penghitungan
menyampaikan laporan atau temuan suara; dan
pelanggaran kepada instansi terkait. • Melaksanakan wewenang lain sesuai
dengan ketentuanperaturan perundang-
undangan.
Kewajiban dan Larangan PTPS

Kewajiban Larangan

Pengawas TPS wajib : Pengawas TPS dilarang :


• Mempengaruhi dan mengintimidasi pemilih
• Menyampaikan laporan hasil dalam menentukan pilihannya.
pengawasan pemungutan dan • Mengerjakan atau membantu mempersiapkan
penghitungan suara kepada Panwaslu perlengkapan pemungutan dan penghitungan
Kecamatan melalui Panwaslu suara serta mengisi formulir pemungutan
suara dan hasil penghitungan suara.
Kelurahan/ Desa; dan • Mengganggu kerja KPPS dalam melaksanakn
• Menyampaikan laporan hasil tugas dan wewenangnya.
pengawasan kepada Panwaslu, • Mengganggu pelaksanaan pemungutan suara
Kecamatan melalui Panwaslu dan penghitungan suara.
Kelurahan
Pencegahan dan
Partisipasi
Melakukan identifikasi potensi
pelanggaran
• Akses Disabilitas
• Posko/Tim Kampanye berada disekitar TPS
• Terdapat APK/BK
• DPTb dan DPK
• TPS blankspot
• dll

Silaturahmi dengan Tokoh


diwilayah Setempat
• Ketua RT dan Tomas
• KPPS setempat
• Menyampaikan secara langsung terkiat larangan
dalam pemilihan umum
• Mengajak dalam mengawasi pemilu
• Membantu meningkatkan partisipasi Masyarakat
dalam hal pencegahan
Pelanggaran Masa Kampanye
mempersoalkan dasar negara Pancasila, Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945, dan bentuk Negara Kesatuan Republik Indonesia;

melakukan kegiatan yang membahayakan keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia;

menghina seseorang, agama, suku, ras, golongan, calon, dan/atau Peserta Pemilu yang lain;

menghasut dan mengadu domba perseorangan ataupun masyarakat;

mengganggu ketertiban umum;

mengancam untuk melakukan kekerasan atau menganjurkan penggunaan kekerasan kepada


seseorang, sekelompok anggota masyarakat, dan/atau Peserta Pemilu yang lain;

merusak dan/atau menghilangkan alat peraga Kampanye Pemilu Peserta Pemilu;

menggunakan fasilitas pemerintah, tempat ibadah, dan tempat pendidikan;

membawa atau menggunakan tanda gambar dan/atau atribut selain dari tanda gambar dan/atau
atribut Peserta Pemilu yang bersangkutan; dan
Mengenal Pelanggaran

Masa Tenang
Masa Tenang adalah masa yang tidak dapat digunakan untuk melakukan
aktivitas Kampanye Pemilu yang berlangsung sejak 3 hari sebelum
pemungutan dan penghitungan suara (11 s/d 13 Februari 2023).
Selama Masa Tenang, media massa cetak, Media Daring, Media Sosial,
dan Lembaga Penyiaran dilarang menyiarkan berita, iklan, rekam jejak,
atau bentuk lainnya yang mengarah kepada kepentingan Kampanye
Pemilu yang menguntungkan atau merugikan Peserta Pemilu
Bersama Pengawas Kelurahan/Desa Menginventarisir dan
mendampingi dalam penertiban APK

Potensi Pelanggaran
Terdapat
Terjadi Terjadi
Atribut
Kampanye di Politik Uang
Kampanye di
Masa Tenang di Masa
Masa Tenang
Tenang
Potensi Pelanggaran Pungut Hitung
1. Pemungutan Suara 2. Penghitungan Suara

1) Logistik Pemungutan Suara tidak lengkap; 1) Selisih jumlah surat suara yang tercoblos dengan
2) Surat suara tertukar; jumlah pemilih yang menggunakan hak pilihnya;
3) Pembukaan dimulai lebih dari pukul 07.00 wita
2) KPPS mencoblos sisa surat suara (kelebihan surat
4) Saksi menggunakan atribut peserta pemilu;
suara);
5) Pendamping disabilitas tidak menandatangani surat pernyataan
pendamping; 3) Penghitungan dilakukan tidak sesuai prosedur 3.1 ()
6) Adanya intimidasi kepada pemilih di TPS;
4) Pemungutan suara ditutup sebelum pukul 13.00 wita
7) KPPS mengarahkan pilihan kepada pemilih;
dan penghitungan dilakukan sebelum pukul 13.00
8) Pemilih menggunakan hak pilihnya lebih dari satu kali;
wita;
9) Daftar Pemilih Khusus (DPK) mencoblos tidak sesuai domisili.
5) Pengawas dan Saksi tidak diberikan Salinan C Hasil.
10) Surat Suara tidak ditandatangani oleh ketua KPPS
11) Saksi tidak membawa mandat dari peserta pemilu
Prosedur Penghitungan Suara
1. Ketua KPPS mengumumkan waktu penghitungan suara
2. Penghitungan surat suara dimulai dari : PPWP, DPR RI, DPD, DPRD Provinsi dan DPRD Kab/Kota
3. Ketua KPPS dibantu oleh Anggota KPPS melakukan Penghitungan Surat Suara untuk setiap jenis Pemilu
4. Anggota KPPS membuka surat suara lembar demi lembar dan memberikan surat suara ketua KPPS
5. Ketua KPPS:
a. meneliti pemberian tanda coblos pada surat suara;
b.menunjukkan surat suara kepada Saksi, Pengawas TPS dan anggota KPPS, serta dapat dipantau oleh pemantau Pemilu atau
masyarakat/Pemilih yang hadir dengan ketentuan 1 (satu) surat suara dihitung 1 (satu) suara dan dinyatakan sah atau tidak sah;
c. menyampaikan hasil penelitiannya dengan suara yang jelas; dan
d.mengumumkan hasil perolehan suara Pasangan Calon, Partai Politik dan calon anggota DPR, calon anggota DPD, Partai Politik dan calon
anggota DPRD Provinsi dan DPRD Kabupaten/Kota
6. Penghitungan perolehan suara dilakukan secara terbuka di tempat yang terang atau yang mendapat penerangan cahaya cukup.
7. Anggota KPPS mencatat perolehan suara dengan tulisan yang jelas dan terbaca ke dalam formulir:
PENYAMPAIAN DAN PENERIMAAN LAPORAN
Laporan adalah dugaan • Laporan disampaikan pada hari dan jam kerja, kecuali
pelanggaran Pemilu yang pada masa tenang dan pemungutan suara yang bisa
disampaikan secara resmi dilakukan dalam waktu 1x24 jam (Pasal 11 ayat 1-4)
kepada Pengawas Pemilu oleh • Pelapor menyerahkan dokumen fotokopi KTP dan bukti
WNI yang mempunyai hak (Pasal 11 ayat 5 huruf d)
pilih, Peserta Pemilu, dan • Bukti dalam bentuk surat dirangkap 3 (tiga) dan bukti
Pemantau Pemilu elektronik disampaikan melalui media penyimpanan
(Pasal 13 ayat 1-2)
(Pasal 1 angka 30) • Dalam hal laporan merupakan dugaan pelanggaran
Administratif Pemilu TSM, maka bukti harus
menunjukan terjadinya pelanggaran di 50% dari wilayah
atau daerah pemilihan (Pasal 13 ayat 3)
• Laporan yang dterima oleh PKD atau Pengawas TPS
diteruskan ke Panwaslu Kecamatan (mengarahkan atau
menemani pelapor datang ke Panwascam), jika Pelapor
tidak bersedia ke Panwascam, maka laporan tersebut
menjadi informasi awal (Pasal 9)
SYARAT FORMAL DAN MATERIEL
LAPORAN
FORMAL MATERIEL
1. Nama dan Alamat Pelapor; 1. Waktu dan Tempat kejadian
dugaan pelanggaran Pemilu
2. Pihak Terlapor; dan
2. Uraian kejadian dugaan
3. Waktu penyampaian tidak pelanggaran Pemilu; dan
melebihi jangka waktu
3. Bukti
(Pasal 15 ayat 3)
(Pasal 15 ayat 4)
Pendirian TPS

KPPS menyusun tata letak TPS dengan


mempertimbangkan kemudahan Pemilih dalam
memberikan suara serta memperhatikan alur
pemberian suara oleh Pemilih dibuat dengan ukuran paling kurang panjang
10 (sepuluh) meter dan lebar 8 (delapan) meter
atau dapat disesuaikan dengan kondisi
dapat dibuat di ruang terbuka dan/atau ruang setempat
tertutup;

harus sudah selesai paling lambat 1 (satu) Hari


sebelum Hari dan tanggal pemungutan suara
tidak dibuat di dalam ruangan tempat ibadah;
Tata Letak Pungutan Suara

KPPS menyusun tata letak TPS dengan


mempertimbangkan kemudahan
Pemilih dalam memberikan suara serta
memperhatikan alur pemberian suara
oleh Pemilih
Pemetaan TPS

PTPS mengetahui lokasi TPS

PTPS mengetahui jumlah disabilitas di


wilayahnya

PTPS memahami TPS Akses


Logistik dan Kelengkapan Pungut Hitung

Perlengkapan Pemungutan Dukungan Perlengkapan Perlengkapan Pemungutan


Suara terdiri dari : lainnya terdiri atas : Suara Lainnya terdiri atas :
• kotak suara; • tanda pengenal KPPS, petugas ketertiban • salinan DPT;
• surat suara; TPS, dan saksi; • salinan daftar Pemilih tambahan;
• tinta; • karet pengikat surat suara; • daftar Pasangan Calon Presiden dan Wakil
• bilik pemungutan suara; • lem/perekat; Presiden;
• segel; • kantong plastic; • daftar calon tetap anggota DPR;
• alat untuk mencoblos pilihan; dan • Bolpoin; • daftar calon tetap anggota DPD;
• TPS • segel plastik sebagai alat pengaman lainnya • daftar calon tetap anggota DPRD provinsi;
pengganti gembok; • daftar calon tetap anggota DPRD
• spidol; kabupaten/kota; dan
• formulir untuk berita acara dan/atau • label identitas kotak suara untuk setiap jenis
• sertifikat Pemilu anggota DPRD Pemilu.
kabupaten/kota;
• formulir lainnya selain formulir berita acara
dan/atau sertifikat;
• stiker nomor kotak suara; dan
• tali pengikat alat pemberi tanda pilihan
Perlengkapan Pemungutan Suara, Dukungan
Perlengkapan Lainnya, dan Perlengkapan Pemungutan
Suara Lainnya
PTPS memastikan Perlengkapan Pemungutan dan Penghitungan Suara dan dukungan
perlengkapan lainnya sudah diterima dari PPS paling lambat tanggal 13 Februari 2024

di Luar Kotak Suara di Dalam Kotak Suara


1.Kotak suara; 1.Surat suara;
2.Bilik suara; 2.Tinta;
3.Tanda pengenal; 3.Segel;
4.Lem perekat; 4.Alat untuk mencoblos pilihan;
5.Ballpoint; 5.Sampul kertas;
6.Gembok atau alat pengaman lainnya; 6.Keret pengikat surat suara;
7.Spidol; 7.Kantong plastik;
8.Stiker nomor kotak suara; 8.Formulir untuk berita acara dan sertifikat;
9.Daftar Pasangan Calon dan Daftar Calon Tetap; 9.Tali pengikat alat pemberi tanda pilihan;
10.Salinan DPT; 10.Alat bantu tuna netra.
11.Salinan DPTb;
12.Formulir Model C. Daftar Hadir DPT;
13.Formulir Model C. Daftar Hadir DPTb;
14.Formulir Model C. Daftar Hadir DPK
Teknis dan Mekanisme Pelaksanaan
Pemungutan dan Penghitungan Suara
Pra Rapat Pemungutan Suara

1. Rapat Pemungutan Suara dihadiri oleh Saksi / atau Pengawas TPS;

2. Sebelum rapat Pemungutan Suara, ketua KPPS bersama anggota KPPS, dan Saksi serta Pengawas TPS yang hadir melaksanakan
kegiatan:
• memeriksa TPS dan perlengkapannya;
• memasang salinan DPT, DPTb, Daftar Pasangan Calon, DCT anggota DPR, DPD, DPRD Provinsi,
dan DPRD Kabupaten/Kota pada papan pengumuman;
• menempatkan kotak suara yang berisi Surat Suara untuk masing-masing jenis Pemilu beserta
kelengkapan administrasinya di depan meja ketua KPPS;
• mempersilakan dan mengatur Pemilih untuk menempati tempat duduk yang telah disediakan;
• menerima surat mandat dari Saksi ( satu saksi hanya dapat menjadi saksi untuk 1 peserta pemilu);
dan
• memberikan salinan DPT dan DPTb kepada Saksi dan Pengawas TPS.
Pelaksanaan Rapat Pemungutan Suara

1. Ketua KPPS melaksanakan rapat Pemungutan Suara pada hari


dan tanggal Pemungutan Suara. 5. Dalam hal pada waktu rapat Pemungutan Suara belum ada
Saksi, Pengawas TPS, atau Pemilih yang hadir, rapat ditunda
2. Saksi yang hadir pada rapat Pemungutan Suara wajib membawa
surat tugas/mandat tertulis dari Partai Politik untuk Pemilu sampai dengan adanya Saksi atau Pemilih yang hadir, paling
anggota DPR, DPRD Provinsi, dan DPRD Kabupaten/Kota, lama selama 30 (tiga puluh) menit. Apabila sampai dengan
calon perseorangan untuk Pemilu anggota DPD, dan Tim waktu yang ditentukan Saksi, Pemilih atau Pengawas TPS
Kampanye Pasangan Calon yang diusulkan oleh Partai Politik belum hadir, rapat Pemungutan Suara dibuka dan
atau Gabungan Partai Politik untuk Pemilu Presiden dan Wakil dilanjutkan dengan Pemungutan Suara.
Presiden.
3. Saksi yang hadir dilarang mengenakan atau membawa atribut 6. Dalam hal terdapat Saksi yang hadir setelah rapat
yang memuat nomor, nama, foto Calon/Pasangan Calon, Pemungutan Suara dimulai, KPPS dapat menerima surat
simbol/gambar Partai Politik, atau mengenakan seragam dan/atau mandat dari Saksi, dan mempersilakan untuk mengikuti
atribut lain yang memberikan kesan mendukung atau menolak rapat Pemungutan Suara.
Peserta Pemilu tertentu.
7. Saksi yang hadir berhak menerima:
4. Jumlah Saksi paling banyak 2 (dua) orang untuk masing-masing
Pasangan Calon, Partai Politik, atau calon perseorangan dan • salinan formulir Model A.3-KPU, Model A.4-KPU dan
Saksi yang dapat memasuki TPS berjumlah 1 (satu) orang pada Model A.DPK-KPU;
satu waktu.
• salinan Berita Acara Pemungutan dan Penghitungan
Suara; dan
• salinan sertifikat hasil Penghitungan Suara.
Agenda Rapat Pemungutan Suara Tahapan Penghitungan Suara

1. Pengucapan sumpah atau janji anggota KPPS dan 1. Rapat Penghitungan Suara dihadiri oleh Saksi
Petugas Ketertiban TPS; dan/atau Pengawas TPS;
2. Pembukaan perlengkapan Pemungutan dan
Penghitungan Suara; dan 2. Menyiapkan sarana dan prasarana Penghitungan
3. Penjelasan mengenai tata cara pelaksanaan suara oleh KPPS diantaranya :
Pemungutan Suara. • Pengaturan Tempat
4. Pemberian Suara oleh Pemilih untuk : • Penyiapan Formulir
a. Surat Suara Pemilu Presiden dan Wakil Presiden • Alat keperluan administrasi
;
• Peralatan TPS lainnya
b. Surat Suara Pemilu Pemilihan Anggota DPD;
c. Surat Suara Pemilu Pemilihan Anggota DPR; 3. Pencatatan Surat Suara
d. Surat Suara Pemilu DPRD Provinsi; dan 4. Pembagian Tugas KPPS
e. Surat Suara Pemilu Kab/Kota. 5. Penghitungan Suara
SURAT SUARA SAH (1)

Pemilu Presiden dan Wakil Presiden

a. surat suara ditandatangani oleh ketua KPPS; dan


b. tanda coblos pada nomor urut, foto, nama salah satu Pasangan Calon, tanda gambar Partai Politik, dan/atau Gabungan Partai
Politik dalam surat suara.
SURAT SUARA SAH (2)

Pemilu Anggota DPR, DPRD Provinsi dan DPRD Kabupaten/Kota

a. Surat Suara ditandatangani oleh ketua KPPS; dan


b. tanda coblos pada nomor atau tanda gambar Partai Politik dan/atau nama calon
anggota DPR, DPRD Provinsi, dan DPRD Kabupaten/Kota berada pada kolom yang
disediakan.
3
SURAT SUARA SAH (3)

Pemilu Anggota DPD

a. Surat Suara ditandatangani oleh ketua KPPS; dan


b. tanda coblos terdapat pada kolom 1 (satu) calon perseorangan.
3
PEMUNGUTAN SUARA ULANG (1)

1. Pemungutan suara di TPS dapat diulang apabila terjadi bencana alam dan/atau kerusuhan yang mengakibatkan hasil
pemungutan suara tidak dapat digunakan atau penghitungan suara tidak dapat dilakukan.
2. Pemungutan suara di TPS wajib diulang apabila dari hasil penelitian dan pemeriksaan Pengawas TPS terbukti terdapat
keadaan sebagai berikut:
a. pembukaan kotak suara dan/atau berkas pemungutan dan penghitungan suara tidak dilakukan menurut tata cara yang
ditetapkan dalam ketentuan peraturan perundang-undangan;
b. petugas KPPS meminta Pemilih memberikan tanda khusus, menandatangani, atau menuliskan nama atau alamat pada
surat suara yang sudah digunakan;
c. petugas KPPS merusak lebih dari satu surat suara yang sudah digunakan oleh Pemilih sehingga surat suara tersebut
menjadi tidak sah; dan/atau
d. Pemilih yang tidak memiliki KTP-el atau Suket, dan tidak terdaftar di DPT dan DPTb memberikan suara di TPS.
3. Selain keadaan sebagaimana dimaksud pada angka (2), pemungutan suara wajib diulang jika terdapat pemilih yang
memberikan suara lebih dari 1 (satu) kali, baik pada satu TPS atau pada TPS yang berbeda.
4.Pemungutan suara ulang diusulkan oleh KPPS dengan menyebutkan keadaan yang menyebabkan diadakannya pemungutan
suara ulang.
5. Pemungutan suara ulang di TPS dilaksanakan paling lama 10 (sepuluh) Hari setelah hari pemungutan suara, berdasarkan
Keputusan KPU Kabupaten/Kota.
6. Pemungutan suara ulang sebagaimana dimaksud pada ayat (1) hanya dilakukan untuk 1 (satu) kali pemungutan suara ulang.

32
PEMUNGUTAN SUARA ULANG (2)

7. Surat suara untuk pemungutan suara ulang di TPS, disediakan sebanyak:


a. 1.000 (seribu) surat suara untuk Pemilu Presiden dan Wakil Presiden untuk setiap kabupaten/kota;
b. 1.000 (seribu) surat suara untuk Pemilu anggota DPR untuk setiap Dapil;
c. 1.000 (seribu) surat suara untuk Pemilu anggota DPD untuk setiap Dapil;
d. 1.000 (seribu) surat suara untuk Pemilu anggota DPRD Provinsi untuk setiap Dapil; dan
e. 1.000 (seribu) surat suara untuk Pemilu anggota DPRD Kabupaten/Kota untuk setiap Dapil.
8. Penggunaan Surat Suara untuk pemungutan suara ulang sebagaimana di atas ditetapkan dengan Keputusan KPU
Kabupaten/Kota.

33
PENGHITUNGAN SUARA ULANG

1. Penghitungan suara di TPS dapat diulang jika terjadi hal sebagai berikut:
a.Kerusuhan yang mengakibatkan penghitungan suara tidak dapat dilanjutkan;
b.Penghitungan suara dilakukan secara tertutup;
c.Penghitungan suara dilakukan di tempat yang kurang terang atau yang kurang mendapat penerangan cahaya;
d.Penghitungan suara dilakukan dengan suara yang kurang jelas;
g.Penghitungan suara dicatat dengan tulisan yang kurang jelas;
h.Saksi, Pengawas TPS, dan warga masyarakat tidak dapat menyaksikan proses Penghitungan Suara secara jelas;
i.Penghitungan suara dilakukan di tempat lain di luar tempat dan waktu yang telah ditentukan; dan/atau
j.ketidaksesuaian jumlah hasil penghitungan surat suara yang sah dan surat suara yang tidak sah dengan jumlah
Pemilih yang menggunakan hak pilih.

34
PEMUNGUTAN DAN PENGHITUNGAN SUARA
LANJUTAN DAN SUSULAN (1)
1. Dalam hal sebagian atau seluruh Dapil terjadi kerusuhan, gangguan keamanan, bencana alam atau gangguan lainnya
yang mengakibatkan sebagian tahapan pemungutan suara atau penghitungan suara di TPS tidak dapat dilaksanakan,
dilakukan pemungutan suara atau penghitungan suara lanjutan di TPS.
2. Pelaksanaan Pemungutan Suara atau penghitungan suara lanjutan di TPS dimulai dari tahapan pemungutan suara
atau penghitungan suara di TPS yang terhenti.
3. Dalam hal di sebagian atau seluruh Dapil terjadi kerusuhan, gangguan keamanan, bencana alam, atau gangguan
lainnya yang mengakibatkan seluruh tahapan pemungutan suara dan/atau penghitungan suara tidak dapat
dilaksanakan, dilakukan Pemungutan Suara dan/atau penghitungan suara susulan.
4. Pelaksanaan pemungutan suara dan/atau penghitungan suara susulan dilakukan untuk seluruh tahapan pemungutan
suara dan/atau penghitungan suara.
5. Pemungutan suara dan/atau penghitungan suara lanjutan atau susulan dilaksanakan setelah dilakukan penetapan
penundaan.
6. Penetapan penundaan pemungutan suara dan/atau penghitungan suara dilakukan oleh:
a. KPU Kabupaten/Kota atas usul PPK, apabila penundaan pemungutan suara dan/atau penghitungan suara meliputi
1 (satu) atau lebih dari 1 (satu) kelurahan/desa atau yang disebut dengan nama lain;
b. KPU Kabupaten/Kota atas usul PPK, apabila penundaan pemungutan suara dan/atau penghitungan suara meliputi
1 (satu) atau lebih dari 1 (satu) kecamatan atau yang disebut dengan nama lain; atau
c. KPU Provinsi atas usul KPU Kabupaten/Kota apabila penundaan pemungutan suara dan/atau penghitungan suara
meliputi 1 (satu) atau lebih dari 1 (satu) kabupaten/kota.
35
PEMUNGUTAN DAN PENGHITUNGAN SUARA
LANJUTAN DAN SUSULAN (2)

7. Penetapan penundaan sebagaimana dimaksud pada huruf a dan huruf b di atas ditetapkan dengan Keputusan KPU
Kabupaten/Kota;
8. Penetapan penundaan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf c di atas ditetapkan dengan Keputusan KPU
Provinsi.;
9. Pemungutan suara dan/atau penghitungan suara lanjutan atau susulan dilaksanakan paling lambat 10 (sepuluh)Hari
setelah hari pemungutan suara.

36
PEMBERIAN SUARA DI LOKASI KHUSUS

1. Pemilih yang terdaftar sebagai DPT di TPS lokasi khusus, dapat menggunakan hak pilihnya untuk memilih:
a. Pasangan Calon;
calon anggota DPR, apabila pindah memilih ke kabupaten/kota lain dalam satu provinsi dan dalam satu Dapil;
b. calon anggota DPD, apabila pindah memilih ke kabupaten/kota lain dalam satu provinsi;
c. calon anggota DPRD Provinsi, apabila pindah memilih ke kabupaten/kota lain dalam satu provinsi dan dalam
satu Dapil; dan/atau
d.calon anggota DPRD kabupaten/Kota, apabila pindah memilih ke kecamatan lain dalam satu kabupaten/kota dan
dalam satu Dapil.
2. Ketentuan mengenai TPS lokasi khusus sesuai dengan Peraturan KPU yang mengatur mengenai penyusunan daftar
Pemilih dalam penyelenggaraan Pemilu dan sistem informasi data Pemilih.
3. Ketentuan penyampaian formulir Model C.PEMBERITAHUAN-KPU terhadap Pemilih di TPS berlaku secara
mutatis mutandis terhadap Penyampaian formulir Model C.PEMBERITAHUAN-KPU terhadap Pemilih di TPS
Lokasi Khusus.
4. Dalam hal terdapat kendala dalam penyampaian formulir Model C.PEMBERITAHUAN-KPU terhadap Pemilih di
TPS lokasi khusus, penyampaian formulir dilakukan berdasarkan hasil koordinasi KPU Kabupaten/Kota dengan
pejabat yang berwenang di lokasi khusus.

37
Pengisian
Form A
Your Picture Here and Send to Back
Your Picture Here and Send to Back

Anda mungkin juga menyukai