Anda di halaman 1dari 62

Perjalanan Persatuan dan

Kesatuan Bangsa Indonesia

- Optimum Pride -
Nama Anggota
Hibban .A Ghifaraksa

Handias Rizki .R Faiq Nakhlah

Hafiz Arul
Tujuan Pembelajaran

First :
Siswa dapat mengetahui dinamika/
perjalanan persatuan dan kesatuan bangsa
terkait kurangnya edukasi tentang
pembelajaran tersebut.
Tujuan Pembelajaran

First : Second :
Siswa dapat mengetahui dinamika/ Siswa dapat mengetahui permasalahan
perjalanan persatuan dan kesatuan bangsa terkait sebelum terjadinya persatuan dan
terkait kurangnya edukasi tentang kesatuan Indonesia.
pembelajaran tersebut.
Tujuan Pembelajaran

First : Second :
Siswa dapat mengetahui dinamika/ Siswa dapat mengetahui permasalahan
perjalanan persatuan dan kesatuan bangsa terkait sebelum terjadinya persatuan dan
terkait kurangnya edukasi tentang kesatuan Indonesia.
pembelajaran tersebut.

Third :
Siswa dapat memahami arti persatuan dalam
konteks NKRI.
Pendahuluan
Ciri-ciri Negara Republik
Indonesia
Pendahuluan
Ciri-ciri Negara Republik
Indonesia
Sistem
pemerintahan
berbentuk
presidensial
Pendahuluan
Ciri-ciri Negara Republik
Indonesia
Sistem
pemerintahan
berbentuk
presidensial

Bentuk
pemerintahan
republik
Pendahuluan
Ciri-ciri Negara Republik
Indonesia
Sistem
Berbentuk
pemerintahan
kesatuan
berbentuk
presidensial

Bentuk
pemerintahan
republik
Persatuan dan Kesatuan Bangsa pada Masa
Revolusi Kemerdekaan
(18 Agustus 1945 – 27 Desember 1945)
Dalam periode ini, yang dipakai sebagai pegangan adalah UUD 1945,
meskipun belum dapat dijalankan secara murni dan konsekuen karena Indonesia
baru memproklamasikan kemerdekaannya.

Dasar UUD 1945 menyatakan bahwa presiden dan wakil presiden dipilih
oleh PPKI, maka MPR dan DPR belum dapat dimanfaatkan. Lembaga-lembaga
tinggi negara juga belum dibentuk. Untuk mengatasi hal tersebut UUD 1945 melalui
ketentuan dalam pasal IV aturan peralihan menyatakan bahwa sebelum DPR, MPR,
dan DPA dibentuk, seluruh kekuasaan dijalankan oleh presiden.
Persatuan dan Kesatuan Bangsa pada Masa
Revolusi Kemerdekaan
(18 Agustus 1945 – 27 Desember 1945)
Maka, pasal IV aturan peralihan UUD 1945 dijadikan dalih oleh Belanda
untuk menuduh Indonesia sebagai negara diktator, maka pemerintah mengeluarkan
tiga maklumat tambahan, yaitu :
Persatuan dan Kesatuan Bangsa pada Masa
Revolusi Kemerdekaan
(18 Agustus 1945 – 27 Desember 1945)
Maka, pasal IV aturan peralihan UUD 1945 dijadikan dalih oleh Belanda
untuk menuduh Indonesia sebagai negara diktator, maka pemerintah mengeluarkan
tiga maklumat tambahan, yaitu :

Satu : Dua : Tiga :


Maklumat Wakil Maklumat pemerintah Maklumat pemerintah
Presiden no. X tanggal 3 November 1945 tanggal 14 November
1945
Persatuan dan Kesatuan Bangsa pada Masa
Revolusi Kemerdekaan
(18 Agustus 1945 – 27 Desember 1945)
Ketiga maklumat ini memberikan pengaruh besar terhadap ketatanegaraan
Indonesia. Maklumat tanggal 14 November 1945 merubah sistem pemerintahan
menjadi parlementer. Akan tetapi, sistem ini membawa Indonesia ke dalam keadan
yang tidak stabil. Sistem tersebut pun berakhir pada 27 Desember 1945.
Periode ini juga ditandai dengan munculnya gerakan-gerakan separatis untuk
mendirikan negara baru dan memisahkan diri dari NKRI.
Persatuan dan Kesatuan Bangsa pada Masa
Revolusi Kemerdekaan
(18 Agustus 1945 – 27 Desember 1945)
Di antara gerakan tersebut adalah :
Persatuan dan Kesatuan Bangsa pada Masa
Revolusi Kemerdekaan
(18 Agustus 1945 – 27 Desember 1945)
Di antara gerakan tersebut adalah :

Satu :
Pemberontakan Partai Komunis
Indonesia di Madiun pada 1948.
Tujuannya ialah mengganti dasar
negara Pancasila dengan komunis
dan mendirikan Soviet Republik
Indonesia
Persatuan dan Kesatuan Bangsa pada Masa
Revolusi Kemerdekaan
(18 Agustus 1945 – 27 Desember 1945)
Di antara gerakan tersebut adalah :

Dua :
Gerakan DI/TII di daerah Jawa
Barat. Gerakan ini dipimpin oleh
Kartosuwiryo yang ingin mendirikan
Negara Islam Indonesia. Akhirnya ia
ditangkap pada 4 Juni 1962 dan
dijatuhi hukuman mati
Persatuan dan Kesatuan Bangsa pada Masa
Republik Indonesia Serikat (RIS)
(27 Desember 1949 – 17 Agustus 1950)

Pada masa ini, sistem federalisme ditetapkan di Indonesia dengan


rentang waktu dari tanggal 27 Desember 1949 sampai dengan 17
Agustus 1950, dengan 15 negara bagian.
Ciri republik ditetapkan dengan dipilihnya Ir. Soekarno sebagai
presiden dan Drs. Moh. Hatta sebagai perdana menterinya. Sistem
pemerintahan yang dianut pada periode ini adalah sistem parlementer
kabinet semu (quasi parlementer).
Persatuan dan Kesatuan Bangsa pada Masa
Republik Indonesia Serikat (RIS)
(27 Desember 1949 – 17 Agustus 1950)
Karakteristik sistem parlementer kabinet semu :
• Pengangkatan perdana menteri dilakukan oleh presiden,
• Kekuasaan perdana menteri masih dicampuri tangan presiden,
• Pembentukan kabinet dilakukan oleh presiden, bukan parlemen,
• Penanggungjawab kabinet adalah DPR, namun harus melalui keputusan
pemerintah,
• Presiden RIS mempunyai kedudukan rangkap, sebagai kepala negara dan
pemerintahan, dan
• Parlemen tidak mempunyai hubungan erat dengan pemerintahan.
Persatuan dan Kesatuan Bangsa pada Masa
Republik Indonesia Serikat (RIS)
(27 Desember 1949 – 17 Agustus 1950)
Pada masa Republik Indonesia Serikat, terdapat gerakan-gerakan
separatis yang terjadi di beberapa wilayah Indonesia, di antaranya :
Persatuan dan Kesatuan Bangsa pada Masa
Republik Indonesia Serikat (RIS)
(27 Desember 1949 – 17 Agustus 1950)
Pada masa Republik Indonesia Serikat, terdapat gerakan-gerakan
separatis yang terjadi di beberapa wilayah Indonesia, di antaranya :

Satu :
Gerakan Angkatan Perang
Ratu Adil (APRA)
Persatuan dan Kesatuan Bangsa pada Masa
Republik Indonesia Serikat (RIS)
(27 Desember 1949 – 17 Agustus 1950)
Pada masa Republik Indonesia Serikat, terdapat gerakan-gerakan
separatis yang terjadi di beberapa wilayah Indonesia, di antaranya :

Dua :
Pemberontakan Andi Aziz
di Makassar
Persatuan dan Kesatuan Bangsa pada Masa
Republik Indonesia Serikat (RIS)
(27 Desember 1949 – 17 Agustus 1950)
Pada masa Republik Indonesia Serikat, terdapat gerakan-gerakan
separatis yang terjadi di beberapa wilayah Indonesia, di antaranya :

Tiga :
Pemberontakan
Republik Maluku
Selatan (RMS)
Persatuan dan Kesatuan Bangsa Indonesia pada
Masa Demokrasi Liberal
(17 Agustus 1950 – 5 Juli 1959)
Persatuan dan Kesatuan Bangsa Indonesia pada
Masa Demokrasi Liberal
(17 Agustus 1950 – 5 Juli 1959)
Merupakan perubahan dari konstitusi
RIS yang diselenggarakan sesuai
Dasar negara UUDS
dengan 1950antara RIS dan RI
persetujuan
republik
pada berlaku
Indonesia yang tanggal 19 Mei 1950
mulai tanggal 17 Agustus
1950
Persatuan dan Kesatuan Bangsa Indonesia pada
Masa Demokrasi Liberal
(17 Agustus 1950 – 5 Juli 1959)
Merupakan perubahan dari konstitusi
RIS yang diselenggarakan sesuai
UUDS
dengan 1950
persetujuan antara RIS dan RI
pada tanggal 19 Mei 1950

Dasar negara republik


Indonesia yang berlaku
mulai tanggal 17 Agustus
1950
Persatuan dan Kesatuan Bangsa Indonesia pada
Masa Demokrasi Liberal
(17 Agustus 1950 – 5 Juli 1959)

UUDS 1950

Dasar negara republik Merupakan perubahan dari konstitusi


Indonesia yang berlaku RIS yang diselenggarakan sesuai
mulai tanggal 17 Agustus dengan persetujuan antara RIS dan RI
1950 pada tanggal 19 Mei 1950
Persatuan dan Kesatuan Bangsa Indonesia pada
Masa Demokrasi Liberal
(17 Agustus 1950 – 5 Juli 1959)
Persatuan dan Kesatuan Bangsa Indonesia pada
Masa Demokrasi Liberal
(17 Agustus 1950 – 5 Juli 1959)

Alat-alat Pemerintahan
Negara padaDewan
Masa
PresidenDewan
dan Dewan
Pengawas
Demokrasi
Para menteri Liberal
Perwakilan
Keuangan
wakil Permusyawaratan
presidenRakyatAgung (DPA)
(DPK)
(DPR)
Persatuan dan Kesatuan Bangsa Indonesia pada
Masa Demokrasi Liberal
(17 Agustus 1950 – 5 Juli 1959)
Presiden dan Dewan
wakil Alat-alat Pemerintahan Pengawas
presiden Negara pada Masa Keuangan
Demokrasi Liberal (DPK)
Para menteri
Dewan
Perwakilan
Dewan
Agung (DPA)
Permusyawaratan
Rakyat (DPR)
Persatuan dan Kesatuan Bangsa Indonesia pada Masa Demokrasi
Liberal
(17 Agustus 1950 – 5 Juli 1959)
Pada tahun 1950 – 1959 terjadi tujuh kali pergantian kabinet :
a. Kabinet Natsir (6 September – 27 April 1951)
b. Kabinet Sukirman (27 April 1951 – 3 April 1952)
c. Kabinet Wilopo (3 April 1952 – 30 Juli 1953)
d. Kabinet Ali Sastroamidjojo I (30 Juli 1953 – 12 Agustus 1955)
e. Kabinet Burhanudin Harahap (12 Agustus 1955 – 24 Maret 1956). Pada masa kabinet ini,
Indonesia pertama kalinya menyelenggarakan pemilihan umum yang diikuti oleh 28 partai.
f. Kabinet Ali Sastroamidjojo II (24 Maret 1956 – 9 April 1957)
g. Kabinet Djuanda (karya) (9 April 1957 – 10 Juli 1959)
Penyebab kondisi negara kacau adalah tidak berhasilnya badan konstituante untuk menyusun
undang-undang.
Persatuan dan Kesatuan Bangsa Indonesia pada Masa Demokrasi
Liberal
(17 Agustus 1950 – 5 Juli 1959)
Presiden mengeluarkan Dekret Presiden
5 Juli 1959 dikarenakan adanya perdebatan yang tiada ujung
pangkal
Persatuan dan Kesatuan Bangsa Indonesia pada Masa Demokrasi
Liberal
(17 Agustus 1950 – 5 Juli 1959)
Presiden mengeluarkan Dekret Presiden
5 Juli 1959 dikarenakan adanya perdebatan yang tiada ujung
pangkal

Isi dari Dekret Presiden :

Pembentukan
Pembubaran Pemberlakuan UUD MPR dan DPA
konstituante 1945 sementara
Persatuan dan Kesatuan Bangsa Indonesia pada Masa Demokrasi
Liberal
(17 Agustus 1950 – 5 Juli 1959)

Terjadi juga beberapa gerakan separatis pada masa ini :


Persatuan dan Kesatuan Bangsa Indonesia pada Masa Demokrasi
Liberal
(17 Agustus 1950 – 5 Juli 1959)

Terjadi juga beberapa gerakan separatis pada masa ini :


Satu :
Gerakan Darul Islam/
Tentara Islam Indonesia
(DI/TII)

Dua :
Pemberontakan PRRI/
Permesta yang terjadi di
Sulawesi
Persatuan dan Kesatuan Bangsa Indonesia pada Masa Demokrasi
Liberal
(17 Agustus 1950 – 5 Juli 1959)

Terjadi juga beberapa gerakan separatis pada masa ini :


Satu :
Gerakan Darul Islam/
Tentara Islam Indonesia
(DI/TII)

Dua :
Pemberontakan PRRI/
Permesta yang terjadi di
Sulawesi
Persatuan dan Kesatuan Bangsa Indonesia pada Masa Demokrasi
Liberal
(17 Agustus 1950 – 5 Juli 1959)

Terjadi juga beberapa gerakan separatis pada masa ini :


Dua :
Pemberontakan PRRI/
Permesta yang terjadi di
Sulawesi

Puncak pemberontakan PRRI/


Permesta terjadi pada tanggal 10
Februari 1958
Persatuan dan Kesatuan Bangsa Indonesia pada
Masa Orde Lama
(5 Juli 1959 – 11 Maret 1966)
UUD 1945 berlaku
5 Juli 1959 Adanya Dekret Presiden
kembali
Persatuan dan Kesatuan Bangsa Indonesia pada
Masa Orde Lama
(5 Juli 1959 – 11 Maret 1966)
UUD 1945 berlaku
5 Juli 1959 Adanya Dekret Presiden
kembali

Sejak berlakunya UUD 1945 :


Presiden berkedudukan sebagai kepala negara dan kepala pemerintahan.
Persatuan dan Kesatuan Bangsa Indonesia pada
Masa Orde Lama
(5 Juli 1959 – 11 Maret 1966)
UUD 1945 berlaku
5 Juli 1959 Adanya Dekret Presiden
kembali

Sejak berlakunya UUD 1945 :


Presiden berkedudukan sebagai kepala negara dan kepala pemerintahan.

Alhasil :
Muncul pemikiran di kalangan pemimpin yang dipelopori Ir. Soekarno yang
memandang bahwa pelaksanaan demokrasi liberal pada periode yang lalu hasilnya
SANGAT MENGECEWAKAN!
Persatuan dan Kesatuan Bangsa Indonesia pada
Masa Orde Lama
(5 Juli 1959 – 11 Maret 1966)
Demokrasi terpimpin :
adalah demokrasi yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan/ perwakilan.
Persatuan dan Kesatuan Bangsa Indonesia pada
Masa Orde Lama
(5 Juli 1959 – 11 Maret 1966)
Demokrasi terpimpin :
adalah demokrasi yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan/ perwakilan.

Lama kelamaan :
Bergeser menjadi dipimpin oleh presiden/ pemimpin besar
revolusi.
Persatuan dan Kesatuan Bangsa Indonesia pada
Masa Orde Lama
(5 Juli 1959 – 11 Maret 1966)
Beberapa penyimpangan selama pelaksanaan
demokrasi terpimpin
R
Persatuan dan Kesatuan Bangsa Indonesia pada
Masa Orde Lama
(5 Juli 1959 – 11 Maret 1966)
Beberapa penyimpangan selama pelaksanaan
demokrasi terpimpin
Membubarkan DPR
Persatuan dan Kesatuan Bangsa Indonesia pada
Masa Orde Lama
(5 Juli 1959 – 11 Maret 1966)
Beberapa penyimpangan selama pelaksanaan
demokrasi terpimpin
Membubarkan DPR

Membentuk MPR
sementara
Persatuan dan Kesatuan Bangsa Indonesia pada
Masa Orde Lama
(5 Juli 1959 – 11 Maret 1966)
Beberapa penyimpangan selama pelaksanaan
demokrasi terpimpin
Membubarkan DPR

Membentuk MPR
sementara

Membentuk Front
Nasional
Persatuan dan Kesatuan Bangsa Indonesia pada
Masa Orde Lama
(5 Juli 1959 – 11 Maret 1966)
Beberapa penyimpangan selama pelaksanaan
demokrasi terpimpin
Membubarkan DPR Penetapan Ir. Soekarno
sebagai presiden seumur
hidup
Membentuk MPR
sementara

Membentuk Front
Nasional
Persatuan dan Kesatuan Bangsa Indonesia pada
Masa Orde Lama
(5 Juli 1959 – 11 Maret 1966)
Beberapa penyimpangan selama pelaksanaan
demokrasi terpimpin
Membubarkan DPR Penetapan Ir. Soekarno
sebagai presiden seumur
hidup
Membentuk MPR
sementara
Terjadinya pemerasan dalam
Membentuk Front penghayatan Pancasila
Nasional
Persatuan dan Kesatuan Bangsa Indonesia pada
Masa Orde Lama
(5 Juli 1959 – 11 Maret 1966)
Gerakan 30 September 1965
(G30S/PKI):
PKI melakukan pemberontakan yang
menewaskan 7 orang perwira TNI Angkatan
Darat (AD)
Persatuan dan Kesatuan Bangsa Indonesia pada
Masa Orde Baru
(11 Maret 1966 – 21 Mei 1998)
Terjadi pada :
11 Maret 1966 sampai dengan 21 Mei 1998
setelah jatuhnya Soekarno
Persatuan dan Kesatuan Bangsa Indonesia pada
Masa Orde Baru
(11 Maret 1966 – 21 Mei 1998)
Terjadi pada :
11 Maret 1966 sampai dengan 21 Mei 1998
setelah jatuhnya Soekarno

Prioritas utama :

Satu : Dua :
Pembangunan Stabilitas nasional yang
ekonomi mantap
Persatuan dan Kesatuan Bangsa Indonesia pada
Masa Orde Baru
(11 Maret 1966 – 21 Mei 1998)
Kelebihan sistem
pemerintahan orde baru

Pendapatan per kapita masyarakat Suksesnya program


Indonesia naik selama masa orde baru Keluarga Berencana

Suksesnya program Sukses memerangi buta


transmigrasi huruf
Persatuan dan Kesatuan Bangsa Indonesia pada
Masa Orde Baru
(11 Maret 1966 – 21 Mei 1998)
Beberapa penyimpangan konstitusional pada masa orde
baru yang paling menonjol

Bidang ekonomi Bidang politik Bidang hukum


• Penyelenggaraan ekonomi tidak • Kekuasaan berada di • Supremasi hukum tidak
didasarkan pasal 33 UUD 1945 lembaga eksekutif dapat ditegakkan
• Praktik monopoli ekonomi • Presiden kedudukannya • Hukum bersifat kebal
terjadi lebih dominan terhadap penguasa dan
• Pembangunan ekonomi bersifat dibandingkan lembaga konglomerat yang dekat
sentralistik legislatif dengan penguasa
Persatuan dan Kesatuan Bangsa Indonesia pada
Masa Orde Baru
(11 Maret 1966 – 21 Mei 1998)

Segala penyimpangan tersebut mengakibatkan Indonesia


terjerembab pada suatu keadaan krisis multi-dimensional. Hal ini
membangkitkan gerakan reformasi menumbangkan rezim otoriter.
Persatuan dan Kesatuan Bangsa Indonesia pada
Masa Reformasi
(21 Mei 1998 – Sekarang)
Terjadi pada :
21 Mei 1998 – Sekarang,
setelah Soeharto berhenti
menjadi presiden
Persatuan dan Kesatuan Bangsa Indonesia pada
Masa Reformasi
(21 Mei 1998 – Sekarang)
Terjadi pada :
21 Mei 1998 – Sekarang,
setelah Soeharto berhenti
menjadi presiden

Tujuan utama :

Satu : Dua :
Penegakkan kedaulatan rakyat Bertekad untuk
mewujudkan
pemerintahan yang bersih
dari KKN
Persatuan dan Kesatuan Bangsa Indonesia pada
Masa Reformasi
(21 Mei 1998 – Sekarang)
Ciri-ciri pemerintah konstitusional pada sistem pemerintahan yang
demokratis pada masa reformasi

Adanya pembatasan Jaminan atas hak asasi


kekuasaan pemerintah manusia dan hak-hak
atau eksekutif warga negara
Persatuan dan Kesatuan Bangsa Indonesia pada
Masa Reformasi
(21 Mei 1998 – Sekarang)

Pada masa ini diharapkan dapat terbentuk sistem pemerintahan


yang lebih baik dari sebelumnya dengan adanya amandemen UUD
1945.
Persatuan dan Kesatuan Bangsa Indonesia pada
Masa Reformasi
(21 Mei 1998 – Sekarang)
Beberapa Amandemen UUD 1945 dalam ketatanegaraan

• Kedaulatan di tangan rakyat dan dilakukan menurut Undang- Undang


Dasar (Pasal 1 ayat (2))
• MPR merupakan lembaga bikameral, yaitu terdiri dari anggota DPR dan
anggota DPD (Pasal 2 ayat (1))
• Presiden dan wakil presiden dipilih langsung oleh rakyat (Pasal 6A ayat (1))

• Pencantuman hak asasi manusia (Pasal 28A – 28J)


• MPR tidak lagi menyusun GHBN
N
SEKIAN

Anda mungkin juga menyukai