Pengendalian Mutu jalan Rigid 2020 (seri 4) ok
Pengendalian Mutu jalan Rigid 2020 (seri 4) ok
Kuat tekan 2 4 6 8 10 12 16 20 25 30 35 40 45 50
Silinder (N/mm2)
Kuat tekan 2,5 5 7,5 10 12,5 15 20 25 30 35 40 45 50 55
Kubus (N/mm2
0,8 0,8 0,8 0,8 0,8 0,8 0,8 0,8 0,83 0,857 0,87 0,88 0,9 0.909
Pengaruh Dimensi Benda Uji Silinder.
Menurut “ Concrete Manual” – USBR 7th Edition:
Kuat Tekan Relatif dari Berbagai Dimensi Ben da Uji Silinder
Ukuran Silinder 50x100 75x150 150x300 200x400 300x600 450x900 600x1200 900x1800
mm2
Kuat Tekan 1.09 1.06 1.00 0.96 0.91 0.86 0.84 0.82
Relatif
Menurut ASTM.C-42:
Faktor Koreksi Kuat Tekan Benda Uji Silinder untuk Berbagai
Perbandingan Tinggi terhadap Diameter Silinder
Ratio (I/D) 2.00 1.75 1.50 1.25 1.10 1.00 0.75 0.50
Faktor Koreksi Kekuatan 1.00 0.98 0.96 0.94 0.90 0.85 0.70 0.50
Kuat Tekan Relatif vs
Standar Silinder. 1.00 1.02 1.04 1.06 1.11 1.18 1.43 2.00
Ref. ACI 214.4 R-03
Table 6.2 – Strength correction factors for length-to-diameter
ratio
ℓ/d ASTM C 42/C 42 M BS 1881
2.00 1.00 1.00
1.75 0.98 0.97
1.50 0.96 0.92
1.25 0.93 0.87
1.00 0.87 0.80
SNI-03-2847-2013-5.6.2.4
Suatu uji kekuatan tekan harus merupakan nilai kekuatan tekan
rata-rata dari paling sedikit dua silinder 150 kali 300 mm atau
paling sedikit tiga silinder 100 kali 200 mm yang dibuat dari
adukan beton yang sama dan diuji pada umur beton 28 hari atau
pada umur uji yang ditetapkan untuk penentuan fc’.
Standar Deviasi vs Kontrol Kualitas
Untuk Beton Standar
Standar Deviasi (Mpa) Tingkat Kontrol Kualitas
2.10 – 2.80 Excellent
2.80 – 3.50 Good
3.50 – 4.20 Fair
> 4.20 Poor
Catatan :
* : Keseluruhan (overall) mencakup dalam pencampuran (within batch) dan antar pencampuran (batch to
batch)
Catatan : T500 adalah waktu (dalam detik) yang diperlukan oleh tepi massa beton untuk mencapai
diameter 500 mm sejak cetakan pertama kali diangkat dalam pengujian slump flow.
Tabel 7.1.4.1) Jumlah Minimum Alat Penggetar Mekanis dari Dalam
Tabel 7.1.6.2) Kuat Tekan Rata – rata Perlu (Design Average Strength) untuk
Jumlah Benda uji < 15 jika Catatan Hasil Uji Lapangan Tersedia
Mutu Beton yang disyaratkan Kuat tekan rata – rata perlu (Mpa)
Batu Pecah 1 – 2 43% Ex. Tanjung Ex. Tanjung Batu bersurat Batu bersurat Ex.Tanjung Balai Ex.Tanjung Balai
Ex. Tanjung Pinang Balai Karimun Balai Karimun muara takus muara takus Karimun (Batu Karimun (Batu
Batu Pecah 2 – 3 57% (batu pecah 1-2 (1-2 35% ;2-3 (Batu Pecah 1 – 2 (Batu Pecah 1 – 2 Pecah 1 – 2 35% Pecah 1 – 2 35%
Agregat Kasar Ex. Koto Kampar 70% ; 2-3 30%) 65%) 70% dan 70% dan dan dan
-Jenis n jml semen 2 – 3 30%) 2 – 3 30%) 2 – 3 65%) 2 – 3 65%)
-Gradasi agregat
Agregat Halus Ex. Danau Bingkuang Ex. Teratak Ex. Tanjung Ex. Danau Ex. Danau Ex. Moro Ex. Moro
-Mix design>>>trial mix Buluh Balai Karimun Bingkuang Bingkuang
PCC/PPC hrs tepat spy
setara dg OPC Kuat Tekan Rata- >36 MPa <36 MPa >36 MPa >36 MPa >36 MPa >36 MPa >36 MPa
rata (fc’)
Kuat Lentur Rata- >45 kg/cm2 <45 kg/cm2 >45 kg/cm2 >45 kg/cm2 >45 kg/cm2 >45 kg/cm2 >45 kg/cm2
rata (Fs)
Super Super
Bahan Tambah Super Plasticizer Plasticizer Plasticizer SIKAMENT-NN SIKAMENT-NN Plastiment VZ Plastiment VZ
Hasil kuat lentur rata- rata dari hasil core drill sebesar 4.44 MPa persentase terhadap spesifikasi 100.6%
dengan tingkat variasi 13.96% “kurang baik”
3. HASIL UJI KUAT LENTUR BETON FS 45
Hasil kuat lentur dari sampel balok rata-rata pada saat pelaksanaan sebesar 4.68 MPa dengan
persentase 106.10%. Tingkat variasi = 10,78% “kurang baik”
Lokasi sbr jaya
Lokasi BKLs 1
p.RPT
BKls 2
Grafik Perbandingan Hasil Uji Sampel Coring dengan Hasil Uji Sampel pada Saat Pengecoran
Lokasi Peningkatan Jalan Sungai Linau
50.00
45.00
D=
40.00
D= 12,49%
D =14,91% D=
35.00 19,72% 10,81%
D= D = 6,59%
18,28% D=
30.00
D= 19,16%
D= D= D=
KUAT TEKAN
20.00
(MPa)
15.00
10.00
5.00
0.00
0+000 0+100 0+200 0+300 0+400 0+500 0+600 0+700 0+800 0+900 1+000 1+100
70
60
50
D = 5,28%
KUAT TEKAN (MPa)
40
20
10
0
0+000 0+100 0+200 0+300 0+400 0+500 0+600 0+700 0+800 0+900
STASIONING
Hasil Uji Lab. Sampel Coring
Selisih Rata2 = 11,82% Hasil Uji Lab. Sampel Pada Saat Pengecoran
• Fas merupakan faktor utama dalam menentukan mutu beton, namun tidak berdiri sendiri,
gradasi agregat, keausan agregat, pemakaian bahan tambah juga mempengaruhi mutu beton.
• Pemilihan jenis semen OPC, PPC, PCC harus cermat dan melalui mix design, trialmix
• Berbagai sumber material bisa menunjukkan perilaku yang berbeda
• Pengalaman sebelumnya dalam membuat mix design penting untuk diketahui
• Setelah didapatkan mix design, harus dilakukan trial mix sebelum menjadi job mix
• Dalam pelaksanaan juga terus dimonitoring mutunya dengan selalu mengambil sampel dan
mengujinya untuk umur 7 hari dan 28 hari (uji lentur dan tekan)
• Dari hasil uji mutu pek rigid (pada 12 lokasi) cenderung tingkat variasinya cukup s/d baik
• Uji mutu hasil coring penting untuk dilaksanakan
Stok Agregat
Stock yard
yang tidak
bagus
Stock yard
yang tidak
bagus
III. Permasalah hasil uji coring
Perbedaan dari berbagai pengujian pada lokasi yang sama
• Pelaksanaan coring (alat, posisi, mekanisme)
• Handling dan Curing
• Testing
• Hasil uji
• Hasil Uji lab VS hasil coring
• Formula yang ada didapatkan secara empiris di laboratorium
• Pemakaian nilai g (grafitasi) 9,81 m/dt2 (spek 2010 rev3); 10 m/dt2 (spek
2018)
• Penurunan mutu beton hasil coring dibanding uji mutu benda uji
• Perlu justifikasi hasil uji coring dilapangan
PERATURAN TERBARU SNI 2492 : 2018 (ASTM C42/C42M-13,IDT)
DAN ACI 214.4R-03 TENTANG METODE PENGAMBILAN DAN
PENGUJIAN INTI BETON HASIL PEMBORAN
Berdasarkan SNI 2492 : 2018 dan ACI 214.4R-03 hasil hitungan pengujian beton inti dipengaruhi
oleh beberapa faktor yaitu :
1) Faktor Koreksi Fl/d Ratio (Rasio panjang terhadap diameter [L/D])
Jika 1,9 < L/D < 2,1 maka Fl/d = 1 (tidak memerlukan koreksi)
Jika rasio L/D ≤ 1,75 , maka memerlukan koreksi dengan menggunakan tabel dibawah ini:
Gunakan cara interpolasi dalam menentukan faktor koreksi untuk nilai L/D yang tidak tercantum dalam tabel
2) Faktor Koreksi Fdia (Diameter Core)
PERATURAN TERBARU SNI 2492 : 2018 (ASTM C42/C42M-13,IDT)
DAN ACI 214.4R-03 TENTANG METODE PENGAMBILAN DAN
PENGUJIAN INTI BETON HASIL PEMBORAN
Loading
Awal Hidrasi Semen 45 Menit
Transporting
Checking
Compacting
Initial setting 2,5 Jam
Curing
Fase hardening
7 hari atau tercapai kekuatan >70 %
rencana
31
29
39
27
25
31
29
27
25
0 2 4 6 8 10 12 14 16 18 20 22 24
Waktu (jam)
50 48,44
46,59
42,73
37,99 38,83
Kuat Tekan (MPa)
40 36,15
10
0
1 2 3
Sample
Monitoring Trial Mix
V. KESIMPULAN & SARAN
• Fas merupakan faktor yang penting untuk medapatkan mutu beton yang
dikehendaki, tetapi faktor lainnya juga hrs diperhatikan.
• Selain Mix design, trial mix perlu dilakukan sebelum menjadi job mix
• Tingkat variasi hasil uji tekan hasil coring cenderung tinggi
• Hendaknya laboratorium uji beton, sudah berdasarkan SNI 2492:2018
• Uji beton tekan hasil coring akan mengalami penurunan kekuatan dibanding
hasil uji tekan silinder dilaboratorium
• Dengan melihat nilai penyimpangan yang tinggi, mutu target hendaknya
mengikuti ketentuan dalam syrat-syarat umum dimana fcr’ = 1,1.fc’ + 5 Mpa