Anda di halaman 1dari 48

PENGENDALIAN MUTU & PERMASALAHANNYA PADA

PELAKSANAAN PEKERJAAN PERKERASAN JALAN BETON (seri 4)


(Kuat Tekan syarat (fc’) VS Kuat Tekan Rata-Rata Perlu(fcr’)
Sesuai SNI 2492:2018

Prof. Dr. Ir. H. Sugeng Wiyono, MMT, PA, A-Utama


GB T.SIPIL FT UNIVERSITAS ISLAM RIAU
CURICULUM VITAE
Nama : PROF. DR. IR H SUGENG WIYONO, MMT, PA, A-utama
Alamat Rumah : Jl. Kurnia 1-D Tangkerang Labuai PEKANBARU
Jabatan/Pangkat : Guru Besar/ Pembina Utama ( IVe )
Pekerjaan : Dosen ASN DPK FT UIR NIP 196408071991031005
E-mail : wiyonouir@gmail.com
Pendidikan :
1. S1 Teknik Sipil UGM lulus tahun 1986
2. S2 ITB lulus tahun 1998
3. S3 Civil Engineering (Highway and Transportation) UTM 2006
Guru Besar Bidang Teknik Sipil Tahun 2009 hingga sekarang
Organisasi profesi
Himpunan Ahli Konstruksi Indonesia/HAKI Provinsi Riau (anggota)
Himpunan Pengembangan Jalan Indonesia/HPJI (anggota)
Forum Studi Transportasi Perguruan Tinggi (FSTPT)
Asosiasi Profesi PETAKINDO
Sertifikat Keahlian :
SKA A-Utama HAKI Gedung, A-utama PETAKINDO jalan dan jembatan
Sertifikat Penilai Ahli (PA) Jasa Konstruksi/Pekerjaan Sipil, LPJK
TABG Kota Pekanbaru (wkl Ketua)
Konsultan Teknik Bangunan Gedung , Jalan , Jembatan
Auditor Teknis Jasa Konstruksi
I. LATAR BELAKANG
• Banyaknya temuan oleh penilai internal/external, berdasarkan hasil coring pada perkerasan
kaku
• Kurangnya pemahaman terhadap :
a. Ketentuan mutu beton pada perkerasan kaku Fs dan (fc’)
b. Ketentuan kuat perlu (fcr’)
b. Pengendalian pelaksanaan mutu beton
c. Mekanisme pelaksanaan uji mutu
• fas
• Bahan tambah
• Curing
• Pengaruh lingkungan (rendaman air gambut dan air laut/air pasang, getaran LL)
MAKSUD DAN TUJUAN
• Memberikan informasi permasalahan pada pemeriksaan mutu beton rigid
• Bahan masukan untuk melaksanakan pekerjaan jalan beton sesuai dengan mutu yang
dikehendaki (yang di syaratkan).
Tonase Kendaraan yang
Slump Test
melintasi Jalan saat
Pengecoran
Pedoman : SNI, Pd T, Pedoman Lainnya
• Spesifikasi Umum 2010 (Revisi 3), jalan & jembatan
• Spesifikasi Umum 2018 Untuk Pekerjaan Konstruksi Jalan dan Jembatan
• SNI 03-2492-2002 Metode pengambilan dan pengujian beton inti
• SNI 03-3403-1994 Metode pengujian kuat tekan beton inti pemboran
• SNI 03-4431-1997 Metode pengujian kuat lentur
• SK SNI M-35-1997-03 tentang uji beton
• Pd T-07-2005-B tentang : Pelaksanaan Pekerjaan Beton untuk Jalan dan Jembatan
• Pd T-14-2003 tentang : Perencanaan perkerasan jalan beton semen
• ACI 318-11 : Building code Requirement for Structural Concrete ; 5.6.5.3 – 5.5.5.8 dan R6.6.4.4
• SE Dirjen Binamarga no: 04/SE/Db/2017, Manual design perkerasan jalan revisi 2017….. Hal 86 tentang pemakaian Pd T-14-
2003
• SNI 2847 :2013 tentang Persyaratan Beton Struktural Untuk Bangunan gedung, hal 70
• SNI 2492:2018, metode pengambilan dan pengujian inti beton hasil pemboran
• ASTM C42/C42M-13, IDT
• ACI 214.4 R-03
• ASTM – C 39-03, Standart Test Methode for…..
• SNI 2492 : 2018 dan ACI 214.4R-03 hitungan pengujian beton inti
Bagan Alir Pengendalian Mutu Perkerasan Rigid
Perkembangan Peraturan Beton di Indonesia
Peraturan Beton Indonesia PBI 1955
(terjemahan dari GBVI Gewapend Beton Voorschriften in indonesia 1935)
GBV (Gewapend Beton
Voorschriften 1962),
NEN 1009.UDC.624.012.4.693.55

Peraturan Beton Indonesia 1966

1.Pd T-07-2005-B tentang : Peraturan Beton Indonesia 1971 NI-2


Pelaksanaan Pekerjaan
Beton untuk Jalan dan
Jembatan
2.Pd T-14-2003 tentang : SKSNI T–15-1991-03> SNI No.03-2847-1992
Perencanaan perkerasan
jalan beton semen
3.Dll yg terkait
RSNI 2002 – SNI No. 03-2847-2002

SNI 03-2847-2013, SNI 2492-2018 dll


Kekuatan Relatif antara Benda Uji Silinder vs Kubus adalah sebagai
berikut :
Menurut A.M.Neville :
Kuat tekan benda uji silinder vs benda uji kubus.
Kuat tekan 7.00 15.50 20.00 24.50 27.00 34.50 37.00 41.50 45.00 51.50
(N/mm2)
Kuat ratio 0.76 0.77 0.81 0.87 0.91 0.93 0.94 0.95 0.96 0.96
(silinder/kubus)

Menurut ISO Standard 3893-1977(E)


Kuat Tekan Silinder vs Kubus.

Kuat tekan 2 4 6 8 10 12 16 20 25 30 35 40 45 50
Silinder (N/mm2)
Kuat tekan 2,5 5 7,5 10 12,5 15 20 25 30 35 40 45 50 55
Kubus (N/mm2
0,8 0,8 0,8 0,8 0,8 0,8 0,8 0,8 0,83 0,857 0,87 0,88 0,9 0.909
Pengaruh Dimensi Benda Uji Silinder.
Menurut “ Concrete Manual” – USBR 7th Edition:
Kuat Tekan Relatif dari Berbagai Dimensi Ben da Uji Silinder
Ukuran Silinder 50x100 75x150 150x300 200x400 300x600 450x900 600x1200 900x1800
mm2
Kuat Tekan 1.09 1.06 1.00 0.96 0.91 0.86 0.84 0.82
Relatif
Menurut ASTM.C-42:
Faktor Koreksi Kuat Tekan Benda Uji Silinder untuk Berbagai
Perbandingan Tinggi terhadap Diameter Silinder
Ratio (I/D) 2.00 1.75 1.50 1.25 1.10 1.00 0.75 0.50
Faktor Koreksi Kekuatan 1.00 0.98 0.96 0.94 0.90 0.85 0.70 0.50
Kuat Tekan Relatif vs
Standar Silinder. 1.00 1.02 1.04 1.06 1.11 1.18 1.43 2.00
Ref. ACI 214.4 R-03
Table 6.2 – Strength correction factors for length-to-diameter
ratio
ℓ/d ASTM C 42/C 42 M BS 1881
2.00 1.00 1.00
1.75 0.98 0.97
1.50 0.96 0.92
1.25 0.93 0.87
1.00 0.87 0.80

Catatan : ada sedikit perbedaan diandingkan dengan ASTM sebelumnya


SNI-03-2847-2013-5.3.3.2.(d)
Untuk setiap campuran percobaan, paling sedikit dua slinder 150 kali
300 mm atau tiga silinder 100 kali 200 mm harus dibuat dan dirawat
sesuai dengan ASTM C192M. Silinder harus diuji pada umur 28 hari
atau pada umur uji yang ditetapkan untuk fc’

SNI-03-2847-2013-5.6.2.4
Suatu uji kekuatan tekan harus merupakan nilai kekuatan tekan
rata-rata dari paling sedikit dua silinder 150 kali 300 mm atau
paling sedikit tiga silinder 100 kali 200 mm yang dibuat dari
adukan beton yang sama dan diuji pada umur beton 28 hari atau
pada umur uji yang ditetapkan untuk penentuan fc’.
Standar Deviasi vs Kontrol Kualitas
Untuk Beton Standar
Standar Deviasi (Mpa) Tingkat Kontrol Kualitas
2.10 – 2.80 Excellent
2.80 – 3.50 Good
3.50 – 4.20 Fair
> 4.20 Poor

Untuk Beton Kuat Tekan Sangat Tinggi (HPC)


dengan Kuat Tekan fc’ > 70 Mpa
Standar Deviasi (Mpa) Tingkat Kontrol Kualitas
2.10 – 3.50 Excellent
3.50 – 5.00 Good
> 5.00 Poor
Tabel 7.1.3.1) Deviasi Standar Secara Keseluruhan (Overall)*

Pelaksanaan secara Percobaan campuran di


Mutu Beton
umum laboratorium
≤ 35 Mpa 2,8 – 4,8 (Mpa) 1,4 – 2,4 (Mpa)

> 35 Mpa 7% - 14 % fc’ 3,5 % - 7 % fc’

Catatan :
* : Keseluruhan (overall) mencakup dalam pencampuran (within batch) dan antar pencampuran (batch to
batch)

Tabel 7.1.3.2) Deviasi Standar Dalam Pencampuran (within Batch)

Pelaksanaan secara Percobaan campuran di


Mutu Beton
umum laboratorium

≤ 35 Mpa 3 - 6 (Mpa) 2-5 (Mpa)

> 35 Mpa 3% - 6% 2% - 5 % fc’


Tabel 7.1.3.3) Ketentuan Slump Flow

Slump Flow (mm)


Komponen
T500 = 2 – 7 detik
Beton Tanpa Tulangan atau dengan Penulangan Ringan
550-650
(seperti tiang bor)
Beton dengan Penulangan Rapat (beton pada umumnya
650-750
seperti, kolom)
Beton dengan bentuk yang rumit atau pengecoran yang
750-850
sulit (ukuran nominal maksimum agregat 9,5 mm)

Catatan : T500 adalah waktu (dalam detik) yang diperlukan oleh tepi massa beton untuk mencapai
diameter 500 mm sejak cetakan pertama kali diangkat dalam pengujian slump flow.
Tabel 7.1.4.1) Jumlah Minimum Alat Penggetar Mekanis dari Dalam

Kecepatan Pengecoran Beton (m³/jam) Jumlah Alat


4 2
8 3
12 4
16 5
20 6

Tabel 7.1.6.2) Kuat Tekan Rata – rata Perlu (Design Average Strength) untuk
Jumlah Benda uji < 15 jika Catatan Hasil Uji Lapangan Tersedia

Kuat Tekan yang disyaratkan (Mpa) Kuat tekan perlu (Mpa)


Gunakan nilai terbesar yang dihitung dari
persamaan (7-1) dan (7-2)
fc’ ≤ 35 fcr’ = fc’ + 1,34 S (7-1) target
fcr’ = fc’ + 2,33 S – 3,5 (7-2)

Gunakan nilai terbesar yang dihitung dari


persamaan (7-1) dan (7-3)
fc’ > 35 fcr’ = fc’ + 1,34 S (7-1)
fcr’ = 0,90 fc’ + 2,33 S (7-3)
Tabel 7.1.6.3) Kuat Tekan Rata – rata Perlu (Design Average Strength) untuk
Jumlah Benda Uji < 15 Jika Catatan Hasil Uji Lapangan Tidak Tersedia

Mutu Beton yang disyaratkan Kuat tekan rata – rata perlu (Mpa)

fc’ < 21 Mpa fcr’ = fc’ + 7

21 Mpa ≤ fc’ ≤ 35 Mpa fcr’ = fc’ + 8,3

fc’ > 35 Mpa fcr’ = 1,1 fc’ + 5


Coring fc 30 Bengkalis
Penggetar Kurang
Maksimal
Penyelidikan untuk hasil uji kekuatan tekan
beton yang rendah.
SNI-03-2847-2013-5.6.5 (lanjutan)

5.6.5.3 Benda uji beton inti harus dikondisikan lembab dengan


penyimpanan dalam kantong atau tempat kedap air,
dikirim ke laboratorium, dan diuji sesuai dengan ASTM
C42M. Benda uji harus diuji tidak lebih awal dari 48
jam dan tidak lebih lambat dari 7 hari setelah
pengambilan, kecuali disetujui oleh pihak yang
berwenang. Pembuat ketentuan pengujian yang dirujuk
dalam ASTM C42M haruslah desainer profesional
bersertifikat (licensed design professional).
Ref.ACI 214.4 R-03
II. PENGARUH TINGKAT VARIASI
• Dalam pelaksanaan kegiatan pekerjaan rigid disetiap lokasi mempunyai mix design
tersendiri yang tidak sama terutama masalah gradasi agegat yang terkadang berbeda –
beda.
• Mengingat kondisi tersebut, berikut ini disampaikan perbandingan pemakaian gradasi
material Agregat yang berbeda pada perkerasan kaku (rigid pavement) di tiga tempat
berbeda.
• Akibat perbedaan gradasi dll, perkerasan beton mempunyai variasi yang tinggi, berikut
contoh2 nya di beberapa tempat.
• Besarnya nilai deviasi standart berkisar 5-6 Mpa.
Hasil
Pemeriksaan Sb j SL TM GM TS MNT K. Pt

Butiran Agregat Kasar Sedang Kasar sedang sedang Sedang Sedang


Gradasi Agregat Baik Seragam Seragam Baik Baik Baik Baik
Tabel1.
Perbandingan Zona II Zona III Zona II Zona II Zona II Zona II Zona II
berbagai Pasir Agak Kasar Agak Halus Agak Kasar Agak Kasar Agak Kasar Agak Kasar Agak Kasar
parameter
Sumber : Sugeng dan
Sutrisno (2020) Faktor Air Semen 0,35 0,38 0,35 0,38 0,38 0,35 0,35
(FAS)

Pemakaian 520,5 kg/480 487 kg 529 kg 480 kg 480 kg 529 kg 529 kg


Semen/m3

Batu Pecah 1 – 2 43% Ex. Tanjung Ex. Tanjung Batu bersurat Batu bersurat Ex.Tanjung Balai Ex.Tanjung Balai
Ex. Tanjung Pinang Balai Karimun Balai Karimun muara takus muara takus Karimun (Batu Karimun (Batu
Batu Pecah 2 – 3 57% (batu pecah 1-2 (1-2 35% ;2-3 (Batu Pecah 1 – 2 (Batu Pecah 1 – 2 Pecah 1 – 2 35% Pecah 1 – 2 35%
Agregat Kasar Ex. Koto Kampar 70% ; 2-3 30%) 65%) 70% dan 70% dan dan dan
-Jenis n jml semen 2 – 3 30%) 2 – 3 30%) 2 – 3 65%) 2 – 3 65%)
-Gradasi agregat
Agregat Halus Ex. Danau Bingkuang Ex. Teratak Ex. Tanjung Ex. Danau Ex. Danau Ex. Moro Ex. Moro
-Mix design>>>trial mix Buluh Balai Karimun Bingkuang Bingkuang
PCC/PPC hrs tepat spy
setara dg OPC Kuat Tekan Rata- >36 MPa <36 MPa >36 MPa >36 MPa >36 MPa >36 MPa >36 MPa
rata (fc’)

Kuat Lentur Rata- >45 kg/cm2 <45 kg/cm2 >45 kg/cm2 >45 kg/cm2 >45 kg/cm2 >45 kg/cm2 >45 kg/cm2
rata (Fs)

Keausan Agregat 22,78 % 31,64% 31,64% 23,9% 23,9% 31,64% 31,64%


(abrasi)

Jenis Semen PCC/OPC PCC PCC OPC OPC PCC PCC

Perawatan Terawat Kurang Terawat Terawat Terawat Terawat Terawat Terawat

Super Super
Bahan Tambah Super Plasticizer Plasticizer Plasticizer SIKAMENT-NN SIKAMENT-NN Plastiment VZ Plastiment VZ

Kondisi 33 – 34°C 33°– 34°C 33° – 34 C 33° – 34 C 33° – 34 C 33° – 34 C 33° – 34 C


Lingkungan/Suhu
Hasil Uji fc’ yang dikonversi ke fs (lokasi
GM)

Hasil kuat lentur rata- rata dari hasil core drill sebesar 4.44 MPa persentase terhadap spesifikasi 100.6%
dengan tingkat variasi 13.96% “kurang baik”
3. HASIL UJI KUAT LENTUR BETON FS 45

Hasil kuat lentur dari sampel balok rata-rata pada saat pelaksanaan sebesar 4.68 MPa dengan
persentase 106.10%. Tingkat variasi = 10,78% “kurang baik”
Lokasi sbr jaya
Lokasi BKLs 1
p.RPT
BKls 2
Grafik Perbandingan Hasil Uji Sampel Coring dengan Hasil Uji Sampel pada Saat Pengecoran
Lokasi Peningkatan Jalan Sungai Linau
50.00

45.00
D=
40.00
D= 12,49%
D =14,91% D=
35.00 19,72% 10,81%
D= D = 6,59%
18,28% D=
30.00
D= 19,16%
D= D= D=
KUAT TEKAN

25.00 11,75% 11,76% 19,16% 13,11%

20.00
(MPa)

15.00

10.00

5.00

0.00
0+000 0+100 0+200 0+300 0+400 0+500 0+600 0+700 0+800 0+900 1+000 1+100

STASIONING Hasil Uji Lab. Sampel Coring


Selisih Rata2 = 14,04%
Hasil Uji Lab. Sampel Pada saat pengecoran
Grafik Perbandingan Hasil Uji Sampel Coring dengan Hasil Uji Sampel pada Saat Pengecoran
Lokasi Peningkatan Jalan Ketam Putih - Kelemantan

70

60

50

D = 5,28%
KUAT TEKAN (MPa)

40

D = 19,22% D = 6,77% D = 12,49%


D =8,49%
30 D = 10,86%
D =20,39% D = 14,57% D = 7,63%

20

10

0
0+000 0+100 0+200 0+300 0+400 0+500 0+600 0+700 0+800 0+900

STASIONING
Hasil Uji Lab. Sampel Coring
Selisih Rata2 = 11,82% Hasil Uji Lab. Sampel Pada Saat Pengecoran
• Fas merupakan faktor utama dalam menentukan mutu beton, namun tidak berdiri sendiri,
gradasi agregat, keausan agregat, pemakaian bahan tambah juga mempengaruhi mutu beton.
• Pemilihan jenis semen OPC, PPC, PCC harus cermat dan melalui mix design, trialmix
• Berbagai sumber material bisa menunjukkan perilaku yang berbeda
• Pengalaman sebelumnya dalam membuat mix design penting untuk diketahui
• Setelah didapatkan mix design, harus dilakukan trial mix sebelum menjadi job mix
• Dalam pelaksanaan juga terus dimonitoring mutunya dengan selalu mengambil sampel dan
mengujinya untuk umur 7 hari dan 28 hari (uji lentur dan tekan)
• Dari hasil uji mutu pek rigid (pada 12 lokasi) cenderung tingkat variasinya cukup s/d baik
• Uji mutu hasil coring penting untuk dilaksanakan
Stok Agregat
Stock yard
yang tidak
bagus
Stock yard
yang tidak
bagus
III. Permasalah hasil uji coring
Perbedaan dari berbagai pengujian pada lokasi yang sama
• Pelaksanaan coring (alat, posisi, mekanisme)
• Handling dan Curing
• Testing
• Hasil uji
• Hasil Uji lab VS hasil coring
• Formula yang ada didapatkan secara empiris di laboratorium
• Pemakaian nilai g (grafitasi) 9,81 m/dt2 (spek 2010 rev3); 10 m/dt2 (spek
2018)
• Penurunan mutu beton hasil coring dibanding uji mutu benda uji
• Perlu justifikasi hasil uji coring dilapangan
PERATURAN TERBARU SNI 2492 : 2018 (ASTM C42/C42M-13,IDT)
DAN ACI 214.4R-03 TENTANG METODE PENGAMBILAN DAN
PENGUJIAN INTI BETON HASIL PEMBORAN

Berdasarkan SNI 2492 : 2018 dan ACI 214.4R-03 hasil hitungan pengujian beton inti dipengaruhi
oleh beberapa faktor yaitu :
1) Faktor Koreksi Fl/d Ratio (Rasio panjang terhadap diameter [L/D])

Jika 1,9 < L/D < 2,1 maka Fl/d = 1 (tidak memerlukan koreksi)
Jika rasio L/D ≤ 1,75 , maka memerlukan koreksi dengan menggunakan tabel dibawah ini:

Gunakan cara interpolasi dalam menentukan faktor koreksi untuk nilai L/D yang tidak tercantum dalam tabel
2) Faktor Koreksi Fdia (Diameter Core)
PERATURAN TERBARU SNI 2492 : 2018 (ASTM C42/C42M-13,IDT)
DAN ACI 214.4R-03 TENTANG METODE PENGAMBILAN DAN
PENGUJIAN INTI BETON HASIL PEMBORAN

2) Faktor Koreksi Fdia ( Core diameter)

3) Faktor Koreksi Fmc (core Moisture Content)

4) Faktor Koreksi Fd (Damage due to drilling)


Mixing

Loading
Awal Hidrasi Semen 45 Menit
Transporting

Checking

Sampling Fase plastis


Pouring

Compacting
Initial setting 2,5 Jam

Finishing Fase setting


Final setting 4 Jam

Curing
Fase hardening
7 hari atau tercapai kekuatan >70 %
rencana

Akhir hidrasi semen Tergantung jenis semen

Sumber : Lauw Tjun Tjieu, 2020


Pengaruh Waktu Proses Beton Terhadap Suhu
Beton
37
35 41
33
Suhu ºC

31
29
39
27
25

Temperatur Hidrasi (C)


5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
.2 .2 .2 .2 .2 .2 .2 .2 .2 .2 .2 .2 .2
14 16 18 20 22 24 02 04 07 09 11 13 15 37
Waktu (Jam)

Suhu Ke-1 Suhu Ke-2 Suhu Ke-3 35 TF


FA10
FA11
33 FA12
FA13
FA14

31

29

27

25
0 2 4 6 8 10 12 14 16 18 20 22 24
Waktu (jam)

Sumber : Triwulan, 2008


Gambar 2. Grafik Temperatur Hidrasi
Suhu beton maksimum 35 C, Penurunan cepat selama 24 jam pertama, harus di lindungi 44
untuk melawan susut retak ACI 305 3.7
Hasil uji hasil coring disbanding trial mix
atau hasi uji sample
Peningkatan Jalan Gajah Mada - Menuju Batas Kecamatan Pinggir

Perbandingan Hasil Uji Beton Rigid FS 45


60

50 48,44
46,59
42,73
37,99 38,83
Kuat Tekan (MPa)

40 36,15

30 Uji FS Balok dari Truk Mixer (Mpa)


Uji Fc' dari Silinder Coring (Mpa)
20 Uji Fc' dari Silinder Trial Mix (Mpa)

10

0
1 2 3
Sample
Monitoring Trial Mix
V. KESIMPULAN & SARAN

• Fas merupakan faktor yang penting untuk medapatkan mutu beton yang
dikehendaki, tetapi faktor lainnya juga hrs diperhatikan.
• Selain Mix design, trial mix perlu dilakukan sebelum menjadi job mix
• Tingkat variasi hasil uji tekan hasil coring cenderung tinggi
• Hendaknya laboratorium uji beton, sudah berdasarkan SNI 2492:2018
• Uji beton tekan hasil coring akan mengalami penurunan kekuatan dibanding
hasil uji tekan silinder dilaboratorium
• Dengan melihat nilai penyimpangan yang tinggi, mutu target hendaknya
mengikuti ketentuan dalam syrat-syarat umum dimana fcr’ = 1,1.fc’ + 5 Mpa

Anda mungkin juga menyukai