Anda di halaman 1dari 77

PENGENDALIAN MUTU & PERMASALAHANNYA PADA

PELAKSANAAN PEKERJAAN PERKERASAN JALAN BETON (3)


(nilai fc’ hasil coring, sesuai SNI 2492:2018 serta hubungannya
dengan nilai Fs uji laboratorium )

Prof. Dr. Ir. H. Sugeng Wiyono, MMT, PA, A-Utama


GB T.SIPIL FT UNIVERSITAS ISLAM RIAU
CURICULUM VITAE
Nama : PROF. DR. IR H SUGENG WIYONO, MMT, PA, A-utama
Alamat Rumah : Jl. Kurnia 1-D Tangkerang Labuai PEKANBARU
Jabatan/Pangkat : Guru Besar/ Pembina Utama ( IVe )
Pekerjaan : Dosen ASN DPK FT UIR NIP 196408071991031005
E-mail : wiyonouir@gmail.com
Pendidikan :
1. S1 Teknik Sipil UGM lulus tahun 1986
2. S2 ITB lulus tahun 1998
3. S3 Civil Engineering (Highway and Transportation) UTM 2006
Guru Besar Bidang Teknik Sipil Tahun 2009 hingga sekarang
Organisasi profesi
Himpunan Ahli Konstruksi Indonesia/HAKI Provinsi Riau (Ketua)
Himpunan Pengembangan Jalan Indonesia/HPJI (anggota)
Forum Studi Transportasi Perguruan Tinggi (FSTPT)
Asosiasi Profesi PETAKINDO
Sertifikat Keahlian :
SKA A-Utama HAKI Gedung, A-utama PETAKINDO jalan dan jembatan
Sertifikat Penilai Ahli (PA) Jasa Konstruksi/Pekerjaan Sipil
TABG Kota Pekanbaru (wkl Ketua)
Konsultan Teknik Bangunan Gedung , Jalan , Jembatan
Auditor Teknis Jasa Konstruksi
I. LATAR BELAKANG
• Banyaknya temuan oleh penilai external, pada pekerjaan perkerasan kaku
• Terdapat perbedaan antara ketentuan mutu pada spesifikasi kontrak dengan hasil
penilaian
• Kurangnya pemahaman terhadap :
a. Ketentuan mutu beton pada perkerasan kaku
b. Pengendalian pelaksanaan mutu beton
c. Mekanisme pelaksanaan uji mutu
• fas
• Bahan tambah
• Pengaruh lingkungan (rendaman air gambut dan air laut/air pasang)
MAKSUD DAN TUJUAN
• Memberikan informasi permasalahan pada pemeriksaan mutu beton rigid
• Bahan masukan untuk melaksanakan pekerjaan jalan beton sesuai dengan mutu yang
dikehendaki.
Pedoman : SNI, Pd T, Pedoman Lainnya
• Spesifikasi Umum 2010 (Revisi 3), jalan & jembatan
• Spesifikasi Umum 2018 Untuk Pekerjaan Konstruksi Jalan dan Jembatan
• SNI 03-2492-2002 Metode pengambilan dan pengujian beton inti
• SNI 03-3403-1994 Metode pengujian kuat tekan beton inti pemboran
• SNI 03-4431-1997 Metode pengujian kuat lentur
• SK SNI M-35-1997-03 tentang uji beton
• Pd T-07-2005-B tentang : Pelaksanaan Pekerjaan Beton untuk Jalan dan Jembatan
• Pd T-14-2003 tentang : Perencanaan perkerasan jalan beton semen
• ACI 318-11 : Building code Requirement for Structural Concrete ; 5.6.5.3 – 5.5.5.8 dan R6.6.4.4
• SE Dirjen Binamarga no: 04/SE/Db/2017, Manual design perkerasan jalan revisi 2017….. Hal 86 tentang pemakaian Pd
T-14-2003
• SNI 2847 :2013 tentang Persyaratan Beton Struktural Untuk Bangunan gedung, hal 70
• SNI 2492:2018, metode pengambilan dan pengujian inti beton hasil pemboran
• ASTM C42/C42M-13, IDT
• ACI 214.4 R-03
• ASTM – C 39-03, Standart Test Methode for…..
Perkembangan Peraturan Beton di Indonesia
Peraturan Beton Indonesia PBI 1955
(terjemahan dari GBVI Gewapend Beton Voorschriften in indonesia 1935)
GBV (Gewapend Beton
Voorschriften 1962),
NEN 1009.UDC.624.012.4.693.55

Peraturan Beton Indonesia 1966

1.Pd T-07-2005-B tentang : Peraturan Beton Indonesia 1971 NI-2


Pelaksanaan Pekerjaan
Beton untuk Jalan dan
Jembatan
2.Pd T-14-2003 tentang : SKSNI T–15-1991-03> SNI No.03-2847-1992
Perencanaan perkerasan
jalan beton semen
3.Dll yg terkait
RSNI 2002 – SNI No. 03-2847-2002

SNI 03-2847-2013, SNI 2492-2018 dll


Kekuatan Relatif antara Benda Uji Silinder vs Kubus adalah sebagai
berikut :
Menurut A.M.Neville :
Kuat tekan benda uji silinder vs benda uji kubus.
Kuat tekan 7.00 15.50 20.00 24.50 27.00 34.50 37.00 41.50 45.00 51.50
(N/mm2)
Kuat ratio 0.76 0.77 0.81 0.87 0.91 0.93 0.94 0.95 0.96 0.96
(silinder/kubus)

Menurut ISO Standard 3893-1977(E)


Kuat Tekan Silinder vs Kubus.

Kuat tekan 2 4 6 8 10 12 16 20 25 30 35 40 45 50
Silinder (N/mm2)
Kuat tekan 2,5 5 7,5 10 12,5 15 20 25 30 35 40 45 50 55
Kubus (N/mm2
0,8 0,8 0,8 0,8 0,8 0,8 0,8 0,8 0,83 0,857 0,87 0,88 0,9 0.909
Pengaruh Dimensi Benda Uji Silinder.
Menurut “ Concrete Manual” – USBR 7th Edition:
Kuat Tekan Relatif dari Berbagai Dimensi Ben da Uji Silinder
Ukuran Silinder 50x100 75x150 150x300 200x400 300x600 450x900 600x1200 900x1800
mm2
Kuat Tekan 1.09 1.06 1.00 0.96 0.91 0.86 0.84 0.82
Relatif
Menurut ASTM.C-42:
Faktor Koreksi Kuat Tekan Benda Uji Silinder untuk Berbagai
Perbandingan Tinggi terhadap Diameter Silinder
Ratio (I/D) 2.00 1.75 1.50 1.25 1.10 1.00 0.75 0.50
Faktor Koreksi Kekuatan 1.00 0.98 0.96 0.94 0.90 0.85 0.70 0.50
Kuat Tekan Relatif vs
Standar Silinder. 1.00 1.02 1.04 1.06 1.11 1.18 1.43 2.00
Ref. ACI 214.4 R-03
Table 6.2 – Strength correction factors for length-to-diameter
ratio
ℓ/d ASTM C 42/C 42 M BS 1881
2.00 1.00 1.00
1.75 0.98 0.97
1.50 0.96 0.92
1.25 0.93 0.87
1.00 0.87 0.80

Catatan : ada sedikit perbedaan diandingkan dengan ASTM sebelumnya


SNI-03-2847-2013-5.3.3.2.(d)
Untuk setiap campuran percobaan, paling sedikit dua slinder 150 kali
300 mm atau tiga silinder 100 kali 200 mm harus dibuat dan dirawat
sesuai dengan ASTM C192M. Silinder harus diuji pada umur 28 hari
atau pada umur uji yang ditetapkan untuk fc’

SNI-03-2847-2013-5.6.2.4
Suatu uji kekuatan tekan harus merupakan nilai kekuatan tekan
rata-rata dari paling sedikit dua silinder 150 kali 300 mm atau
paling sedikit tiga silinder 100 kali 200 mm yang dibuat dari
adukan beton yang sama dan diuji pada umur beton 28 hari atau
pada umur uji yang ditetapkan untuk penentuan fc’.
ASTM – C 39-03
50 𝑖=𝑛
150 𝑀𝑝𝑎
45
Kuat tekan rata – rata = X = ∑ 𝑋𝑖= 6 =25 𝑀𝑝𝑎
𝑖=1
n
40
X5 = 35 Mpa

Kuat Tekan (Mpa)


35
X1 = 28 Mpa
30
X4 = 28 Mpa
25
X = 25 Mpa
20 X3 = 22 Mpa

15 X2 = 18 Mpa X6 = 19 Mpa

10 Ss = 6.51 Mpa

5 Standar Deviasi = QC:POOR

00
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Test No. (Samples No)
Standar Deviasi vs Kontrol Kualitas
Untuk Beton Standar
Standar Deviasi (Mpa) Tingkat Kontrol Kualitas
2.10 – 2.80 Excellent
2.80 – 3.50 Good
3.50 – 4.20 Fair
> 4.20 Poor

Untuk Beton Kuat Tekan Sangat Tinggi (HPC)


dengan Kuat Tekan fc’ > 70 Mpa
Standar Deviasi (Mpa) Tingkat Kontrol Kualitas
2.10 – 3.50 Excellent
3.50 – 5.00 Good
> 5.00 Poor
Perancangan Proporsi Campuran Beton
Deviasi Standar Ss (berdasarkan produksi beton yang
mempunyai catatan hasil uji tidak
lebih dari 12 bulan lamanya).
SNI-03-2847-2013-5.3.1.1

a. Harus mewakili jenis bahan, prosedur pengendalian mutu dan kondisi


yang serupa
b. Harus mewakili mutu kuat tekan beton yang disyaratkan
c. Harus terdiri dari sekurang – kurangnya 30 hasil pengujian berurutan atau
dua kelompok pengujian berurutan yang jumlahnya sekurang –
kurangnya 30 hasil pengujian seperti yang ditetapkan dalam 5.6.2.4,
kecuali sebagaimana yang ditentukan dalam 5.3.1.2.
Deviasi Standar Ss (berdasarkan produksi
beton yang tidak mempunyai catatan hasil uji
≥ 30 (hasil uji yang ada < 30).
Tetapi mempunyai catatan hasil uji tidak
lebih dari 12 bulan. SNI-03-2847-2013-5.3.1.1
Jika jumlah data yang ada 15 sampai 29 hasil
pengujian secara berurutan, maka deviasi standar
benda uji Ss ditentukan sebagai hasil perkalian
antara nilai deviasi standar benda uji yang dihitung
dan faktor modifikasi dari Tabel 5.3.1.2.
Tabel 5.3.1.2 Faktor modifikasi untuk deviasi standar
benda uji maka jumlah pengujian kurang dari 30

Jumlah pengujian * Faktor modifikasi untuk deviasi standar


benda uji‡
Kurang dari 15 Gunakan tabel 5.3.2.2
15 1.16
20 1.08
25 1.03
30 atau lebih 1.00
* Interpolasi untuk jumlah pengujian yang berada di antara nilai – nilai diatas
‡ Deviasi standar benda uji yang dimodifikasi, Ss, yang digunakan untuk
menentukan kekuatan rata – rata yang disyaratkan, fcr’, dari 5.3.2.1
Tabel 7.1.3.1) Deviasi Standar Secara Keseluruhan (Overall)*

Pelaksanaan secara Percobaan campuran di


Mutu Beton
umum laboratorium
≤ 35 Mpa 2,8 – 4,8 (Mpa) 1,4 – 2,4 (Mpa)

> 35 Mpa 7% - 14 % fc’ 3,5 % - 7 % fc’

Catatan :
* : Keseluruhan (overall) mencakup dalam pencampuran (within batch) dan antar pencampuran (batch to
batch)

Tabel 7.1.3.2) Deviasi Standar Dalam Pencampuran (within Batch)

Pelaksanaan secara Percobaan campuran di


Mutu Beton
umum laboratorium

≤ 35 Mpa 3 - 6 (Mpa) 2-5 (Mpa)

> 35 Mpa 3% - 6% 2% - 5 % fc’


Tabel 7.1.3.3) Ketentuan Slump Flow

Slump Flow (mm)


Komponen
T500 = 2 – 7 detik
Beton Tanpa Tulangan atau dengan Penulangan Ringan
550-650
(seperti tiang bor)
Beton dengan Penulangan Rapat (beton pada umumnya
650-750
seperti, kolom)
Beton dengan bentuk yang rumit atau pengecoran yang
750-850
sulit (ukuran nominal maksimum agregat 9,5 mm)

Catatan : T500 adalah waktu (dalam detik) yang diperlukan oleh tepi massa beton untuk mencapai
diameter 500 mm sejak cetakan pertama kali diangkat dalam pengujian slump flow.
Tabel 7.1.4.1) Jumlah Minimum Alat Penggetar Mekanis dari Dalam

Kecepatan Pengecoran Beton (m³/jam) Jumlah Alat


4 2
8 3
12 4
16 5
20 6

Tabel 7.1.6.2) Kuat Tekan Rata – rata Perlu (Design Average Strength) untuk
Jumlah Benda uji < 15 jika Catatan Hasil Uji Lapangan Tersedia

Kuat Tekan yang disyaratkan (Mpa) Kuat tekan perlu (Mpa)


Gunakan nilai terbesar yang dihitung dari
persamaan (7-1) dan (7-2)
fc’ ≤ 35 fcr’ = fc’ + 1,34 S (7-1) target
fcr’ = fc’ + 2,33 S – 3,5 (7-2)

Gunakan nilai terbesar yang dihitung dari


persamaan (7-1) dan (7-3)
fc’ > 35 fcr’ = fc’ + 1,34 S (7-1)
fcr’ = 0,90 fc’ + 2,33 S (7-3)
Tabel 7.1.6.3) Kuat Tekan Rata – rata Perlu (Design Average Strength) untuk
Jumlah Benda Uji < 15 Jika Catatan Hasil Uji Lapangan Tidak Tersedia

Mutu Beton yang disyaratkan Kuat tekan rata – rata perlu (Mpa)

fc’ < 21 Mpa fcr’ = fc’ + 7

21 Mpa ≤ fc’ ≤ 35 Mpa fcr’ = fc’ + 8,3

fc’ > 35 Mpa fcr’ = 1,1 fc’ + 5


Penyelidikan Untuk Hasil Uji Kekuatan Tekan
Beton Yang Rendah
SNI-03-2847-2013-5.6.5
5.6.5.2 Jika kepastian nilai kekuatan tekan beton yang rendah
telah diketahui dan hasil perhitungan menunjukkan
bahwa kapasitas pemikul beban berkurang secara
signifikan, maka uji beton inti (cores) diperbolehkan
diambil dari daerah yang dipermasalahkan sesuai dengan
ASTM C42M. Dalam kasus tersebut, tiga benda uji harus
diambil untuk setiap uji kekuatan tekan yang jatuh
dibawah nilai yang diberikan dalam 5.6.3.3(b)
Penyelidikan untuk hasil uji kekuatan tekan
beton yang rendah.
SNI-03-2847-2013-5.6.5 (lanjutan)

5.6.5.3 Benda uji beton inti harus dikondisikan lembab dengan


penyimpanan dalam kantong atau tempat kedap air,
dikirim ke laboratorium, dan diuji sesuai dengan ASTM
C42M. Benda uji harus diuji tidak lebih awal dari 48
jam dan tidak lebih lambat dari 7 hari setelah
pengambilan, kecuali disetujui oleh pihak yang
berwenang. Pembuat ketentuan pengujian yang dirujuk
dalam ASTM C42M haruslah desainer profesional
bersertifikat (licensed design professional).
Ref.ACI 214.4 R-03
II. PENGARUH TINGKAT VARIASI
• Dalam pelaksanaan kegiatan pekerjaan rigid disetiap lokasi mempunyai mix design
tersendiri yang tidak sama terutama masalah gradasi agegat yang terkadang berbeda –
beda.
• Mengingat kondisi tersebut, berikut ini disampaikan perbandingan pemakaian gradasi
material Agregat yang berbeda pada perkerasan kaku (rigid pavement) di tiga tempat
berbeda.
• Akibat perbedaan gradasi dll, perkerasan beton mempunyai variasi yang tinggi, berikut
contoh2 nya di beberapa tempat.
Hasil
Pemeriksaan Sb j SL TM GM TS MNT K. Pt

Butiran Agregat Kasar Sedang Kasar sedang sedang Sedang Sedang


Gradasi Agregat Baik Seragam Seragam Baik Baik Baik Baik
Tabel1.
Perbandingan Zona II Zona III Zona II Zona II Zona II Zona II Zona II
berbagai Pasir Agak Kasar Agak Halus Agak Kasar Agak Kasar Agak Kasar Agak Kasar Agak Kasar
parameter
Sumber : Sugeng dan
Sutrisno (2020) Faktor Air Semen 0,35 0,38 0,35 0,38 0,38 0,35 0,35
(FAS)

Pemakaian 520,5 kg/480 487 kg 529 kg 480 kg 480 kg 529 kg 529 kg


Semen/m3

Batu Pecah 1 – 2 43% Ex. Tanjung Ex. Tanjung Batu bersurat Batu bersurat Ex.Tanjung Balai Ex.Tanjung Balai
Ex. Tanjung Pinang Balai Karimun Balai Karimun muara takus muara takus Karimun (Batu Karimun (Batu
Batu Pecah 2 – 3 57% (batu pecah 1-2 (1-2 35% ;2-3 (Batu Pecah 1 – 2 (Batu Pecah 1 – 2 Pecah 1 – 2 35% Pecah 1 – 2 35%
Agregat Kasar Ex. Koto Kampar 70% ; 2-3 30%) 65%) 70% dan 70% dan dan dan
-Jenis n jml semen 2 – 3 30%) 2 – 3 30%) 2 – 3 65%) 2 – 3 65%)
-Gradasi agregat
Agregat Halus Ex. Danau Bingkuang Ex. Teratak Ex. Tanjung Ex. Danau Ex. Danau Ex. Moro Ex. Moro
-Mix design>>>trial mix Buluh Balai Karimun Bingkuang Bingkuang
PCC/PPC hrs tepat spy
setara dg OPC Kuat Tekan Rata- >36 MPa <36 MPa >36 MPa >36 MPa >36 MPa >36 MPa >36 MPa
rata (fc’)

Kuat Lentur Rata- >45 kg/cm2 <45 kg/cm2 >45 kg/cm2 >45 kg/cm2 >45 kg/cm2 >45 kg/cm2 >45 kg/cm2
rata (Fs)

Keausan Agregat 22,78 % 31,64% 31,64% 23,9% 23,9% 31,64% 31,64%


(abrasi)

Jenis Semen PCC/OPC PCC PCC OPC OPC PCC PCC

Perawatan Terawat Kurang Terawat Terawat Terawat Terawat Terawat Terawat

Super Super
Bahan Tambah Super Plasticizer Plasticizer Plasticizer SIKAMENT-NN SIKAMENT-NN Plastiment VZ Plastiment VZ

Kondisi 33 – 34°C 33°– 34°C 33° – 34 C 33° – 34 C 33° – 34 C 33° – 34 C 33° – 34 C


Lingkungan/Suhu
Hasil Uji fc’ yang dikonversi ke fs (lokasi
GM)

Hasil kuat lentur rata- rata dari hasil core drill sebesar 4.44 MPa persentase terhadap spesifikasi 100.6%
dengan tingkat variasi 13.96% “kurang baik”
3. HASIL UJI KUAT LENTUR BETON FS 45

Hasil kuat lentur dari sampel balok rata-rata pada saat pelaksanaan sebesar 4.68 MPa dengan
persentase 106.10%. Tingkat variasi = 10,78% “kurang baik”
Lokasi sbr jaya
Lokasi BKLs 1
p.RPT
BKls 2
Grafik Perbandingan Hasil Uji Sampel Coring dengan Hasil Uji Sampel pada Saat Pengecoran
Lokasi Peningkatan Jalan Sungai Linau
50.00

45.00
D=
40.00
D= 12,49%
D =14,91% D=
35.00 19,72% 10,81%
D= D = 6,59%
18,28% D=
30.00
D= 19,16%
D= D= D=
KUAT TEKAN

25.00 11,75% 11,76% 19,16% 13,11%

20.00
(MPa)

15.00

10.00

5.00

0.00
0+000 0+100 0+200 0+300 0+400 0+500 0+600 0+700 0+800 0+900 1+000 1+100

STASIONING Hasil Uji Lab. Sampel Coring


Selisih Rata2 = 14,04%
Hasil Uji Lab. Sampel Pada saat pengecoran
Grafik Perbandingan Hasil Uji Sampel Coring dengan Hasil Uji Sampel pada Saat Pengecoran
Lokasi Peningkatan Jalan Ketam Putih - Kelemantan

70

60

50

D = 5,28%
KUAT TEKAN (MPa)

40

D = 19,22% D = 6,77% D = 12,49%


D =8,49%
30 D = 10,86%
D =20,39% D = 14,57% D = 7,63%

20

10

0
0+000 0+100 0+200 0+300 0+400 0+500 0+600 0+700 0+800 0+900

STASIONING
Hasil Uji Lab. Sampel Coring
Selisih Rata2 = 11,82% Hasil Uji Lab. Sampel Pada Saat Pengecoran
• Fas merupakan faktor utama dalam menentukan mutu beton, namun tidak berdiri sendiri,
gradasi agregat, keausan agregat, pemakaian bahan tambah juga mempengaruhi mutu beton.
• Pemilihan jenis semen OPC, PPC, PCC harus cermat dan melalui mix design, trialmix
• Berbagai sumber material bisa menunjukkan perilaku yang berbeda
• Pengalaman sebelumnya dalam membuat mix design penting untuk diketahui
• Setelah didapatkan mix design, harus dilakukan trial mix sebelum menjadi job mix
• Dalam pelaksanaan juga terus dimonitoring mutunya dengan selalu mengambil sampel dan
mengujinya untuk umur 7 hari dan 28 hari (uji lentur dan tekan)
• Dari hasil uji mutu pek rigid (pada 12 lokasi) cenderung tingkat variasinya cukup s/d baik
III. Permasalah hasil uji coring
Perbedaan dari berbagai pengujian pada lokasi yang sama
• Coring (alat, posisi, mekanisme)
• Handling n Curing
• Testing
• Hasil uji
• Hasil Uji lab VS hasil coring
• Formula yang ada didapatkan secara empiris di laboratorium
• Pemakaian nilai g (grafitasi) 9,81 m/dt2 (spek 2010 rev3); 10 m/dt2
(spek 2018)
• Perlu justifikasi hasil uji coring dilapangan
PENGUJIAN BETON INTI MENGACU PADA SNI 03-3403-1994
DAN SNI 03-2492-2002 serta perubahannya SNI

Berdasarkan SNI 03-2492-2002 hasil hitungan pengujian beton inti


dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu :
1) Faktor Pengali Co (Arah Pengambilan Sampel)
• Horizontal Co = 1
• Vertikal Co = 0,92
2) Faktor Pengali C1 (Rasio antara tinggi silinder yang sudah di kaping (L’) terhadap diameter ( Ø))
Jika 1,94 < L’/Ø < 2,1 maka C1 = 1
Jika rasio L’/Ø tidak tersedia, maka menggunakan tabel dibawah ini:
3) Faktor Pengali C2 (terdapat tulangan arah tegak lurus benda uji)
Jika terdapat satu tulangan maka C2 = 1+1,5 (
Jika terdapat dua tulangan, maka C2 = 1+1,5
Keterangan :
d = Diameter tulangan (mm)
h = Jarak terpendek sumbu tulangan terhadap ujung silinder (mm)
L‘ = Tinggi benda uji setelah dikaping (mm)
= Diameter benda uji
PERATURAN TERBARU SNI 2492 : 2018 (ASTM C42/C42M-13,IDT)
DAN ACI 214.4R-03 TENTANG METODE PENGAMBILAN DAN
PENGUJIAN INTI BETON HASIL PEMBORAN

Berdasarkan SNI 2492 : 2018 dan ACI 214.4R-03 hasil hitungan pengujian beton inti dipengaruhi
oleh beberapa faktor yaitu :
1) Faktor Koreksi Fl/d Ratio (Rasio panjang terhadap diameter [L/D])

Jika 1,9 < L/D < 2,1 maka Fl/d = 1 (tidak memerlukan koreksi)
Jika rasio L/D ≤ 1,75 , maka memerlukan koreksi dengan menggunakan tabel dibawah ini:

Gunakan cara interpolasi dalam menentukan faktor koreksi untuk nilai L/D yang tidak tercantum dalam tabel
2) Faktor Koreksi Fdia (Diameter Core)
PERATURAN TERBARU SNI 2492 : 2018 (ASTM C42/C42M-13,IDT)
DAN ACI 214.4R-03 TENTANG METODE PENGAMBILAN DAN
PENGUJIAN INTI BETON HASIL PEMBORAN

2) Faktor Koreksi Fdia ( Core diameter)

3) Faktor Koreksi Fmc (core Moisture Content)

4) Faktor Koreksi Fd (Damage due to drilling)


PERBANDINGAN HASIL UJI SENDIRI VS BPK
PAKET PEKERJAAN PENINGKATAN JALAN SUNGAI LINAU - TANJUNG DAMAI

Hasil Uji Pemeriksaan BPK Tahun 2021 Hasil Uji Lab. PU Provinsi / Lab.
Kuat Tekan Kuat Tekan Beton Rata-
FS (Mpa) Kuat Lantur (Balok)
Beton inti Terkoreksi (fc'c) Rata
No. STA Lajur
Konversi FS Rata2 Rata2
(Mpa) (Mpa) (Mpa) FS (MPa)
FS=0,75√fc'c 2
(kg/cm ) (kg/cm2)
1 0+000 R 28,59 29,073 4,044 46,070
4,250 45,998 4,600
2 0+000 L 34,37 35,304 4,456 45,927
3 0+100 R 27,86 28,895 4,032 50,820
4,161 50,385 5,039
4 0+100 L 32,21 32,738 4,291 49,950
5 0+200 R 30,9 32,048 4,246 50,820
4,196 50,105 5,011
6 0+200 L 30,69 30,557 4,146 49,390
7 0+300 R 37,22 38,216 4,636 53,018
4,390 51,738 5,174
8 0+300 L 29,73 30,526 4,144 50,458
9 0+400 R 36,97 37,215 4,575 50,640
4,298 50,729 5,073
10 0+400 L 27,99 28,739 4,021 50,818
11 0+500 R 36,23 38,298 4,641 49,973
4,414 47,518 4,752
12 0+500 L 30,35 31,162 4,187 45,063
13 0+600 R Tidak diuji Tidak Diuji 4,500 45,263
4,460 45,740 4,574
14 0+600 L 32,56 34,717 4,419 46,218
15 0+700 R 38,83 41,403 4,826 47,428
4,756 50,235 5,024
16 0+700 L 37,63 39,027 4,685 53,043
17 0+800 R 30,1 31,797 4,229 48,325
4,428 47,826 4,783
18 0+800 L 35,68 38,044 4,626 47,327
19 0+900 R 32,81 33,688 4,353 47,595
4,423 48,933 4,893
20 0+900 L 34,61 35,895 4,493 50,270
21 1+000 R 31,29 31,819 4,231 53,453
4,109 52,046 5,205
22 1+000 L 27,53 28,267 3,987 50,640
23 1+100 R 33,87 35,128 4,445 52,317
4,422 52,551 5,255
24 1+100 L 33,49 34,400 4,399 52,785

Keterangan :
- Persyaratan / Spesifikasi Teknis FS = 4,41 Mpa / 45 kg/cm 2 , Gravitasi 9,81 m/det 2
- FS Hasil pemeriksaan BPK hasil dari konversi fc'
PERBANDINGAN HASIL UJI SENDIRI VS BPK
PAKET PEKERJAAN PENINGKATAN JALAN KETAM PUTIH - KELEMANTAN

Hasil Uji Pemeriksaan BPK Tahun 2021 Hasil Uji Lab. PU Provinsi /
Kuat Tekan Kuat Tekan Beton FS (Mpa) Rata-Rata Kuat Lantur (Balok)
No. STA Lajur Konversi FS Rata2 Rata2 FS
(Mpa) (Mpa) FS=0,75√f (Mpa) 2 2
(kg/cm ) (kg/cm ) (MPa)
c'c
1 0+000 R 32,01 31,564 4,214 58,910
4,001 53,960 5,396
2 0+000 L 25,41 25,517 3,789 49,010
3 0+100 R 28,68 28,830 4,027 58,910
4,235 53,960 5,396
4 0+100 L 35,59 35,095 4,443 49,010
5 0+200 R 32,3 32,095 4,249
4,305 47,373 4,737
6 0+200 L 33,63 33,806 4,361 47,373
7 0+300 R 28,37 28,247 3,986
4,032 46,750 4,675
8 0+300 L 28,56 29,561 4,078 46,750
9 0+400 R 33,51 33,685 4,353 48,240
4,346 48,422 4,842
10 0+400 L 32,97 33,458 4,338 48,605
11 0+500 R 35,67 36,198 4,512 47,398
3,956 47,691 4,769
12 0+500 L 20,45 20,557 3,400 47,985
13 0+600 R 35,97 35,469 4,467 59,365
4,301 52,198 5,220
14 0+600 L 30,83 30,401 4,135 45,030
15 0+700 R 34,47 34,289 4,392 59,365
4,298 58,830 5,883
16 0+700 L 31,26 31,423 4,204 58,295
17 0+800 R 29,76 30,200 4,122 40,770
4,387 40,770 4,077
18 0+800 L 37,92 38,481 4,652
19 0+900 R 28,52 28,942 4,035 52,970
4,401 52,970 5,297
20 0+900 L 39,44 40,401 4,767

Keterangan :
- Persyaratan / Spesifikasi Teknis FS = 4,41 Mpa / 45 kg/cm 2 , Gravitasi 9,81 m/det 2
- FS Hasil pemeriksaan BPK hasil dari konversi fc'
PERBANDINGAN HASIL UJI SENDIRI VS BPK
PAKET PEKERJAAN PENINGKATAN JALAN PANGKALAN NYIRIH - KADUR

Hasil Uji Lab. PU Provinsi / Lab. UIR


Hasil Uji Pemeriksaan BPK Tahun 2021
TA 2020
Kuat Tekan
Kuat Tekan Beton
Beton inti FS (Mpa) Rata-Rata Kuat Lantur (Balok)
Terkoreksi (fc'c)
No. STA Lajur (fc')
Konversi FS Rata2 Rata2
(Mpa) (Mpa) (Mpa) 2 FS (MPa)
FS=0,75√fc'c (kg/cm ) (kg/cm2)
1 0+000 R 32,57 30,931 4,171 57,650
4,441 56,855 5,686
2 0+000 L 38,89 39,466 4,712 56,060
3 0+100 R 40,11 36,668 4,542 57,650
4,316 51,325 5,133
4 0+100 L 33,52 29,751 4,091 45,000
5 0+200 R 30,45 31,192 4,189 64,990
4,346 53,560 5,356
6 0+200 L 35,19 36,048 4,503 42,130
7 0+300 R 34,8 35,648 4,478 64,990
4,456 55,740 5,574
8 0+300 L 34,11 34,941 4,433 55,740
9 0+400 R Tidak diuji - - 69,180
4,110 64,490 6,449
10 0+400 L 29,29 30,033 4,110 59,800
11 0+500 R 40,51 41,110 4,809 61,160
4,809 53,310 5,331
12 0+500 L Tidak diuji - - 45,460
13 0+600 R Tidak diuji - - 64,180
4,062 56,725 5,673
14 0+600 L 28,91 29,338 4,062 49,270
15 0+700 R 29,8 30,526 4,144 58,470
4,244 60,055 6,006
16 0+700 L 34,02 33,546 4,344 61,640
17 0+800 R Tidak diuji - - 51,270
4,685 51,270 5,127
18 0+800 L 39,57 39,019 4,685 47,690
19 0+900 R 35,62 35,806 4,488 50,790
4,494 50,790 5,079
20 0+900 L Tidak diuji - 4,500 46,950
21 1+000 R Tidak diuji - - 49,700
3,303 49,700 4,970
22 1+000 L 19,73 19,396 3,303 48,390
23 1+100 R 41,61 42,226 4,874 55,280
4,874 55,280 5,528
24 1+100 L - - 75,270

Keterangan :
- Persyaratan / Spesifikasi Teknis FS = 4,41 Mpa / 45 kg/cm 2 , Gravitasi 9,81 m/det 2
- FS Hasil pemeriksaan BPK hasil dari konversi fc'
PERBANDINGAN HASIL UJI SENDIRI VS BPK

Pengguna Jasa : BADAN PEMERIKSAAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA PERWAKILAN PROVINSI RIAU
Kode Sampe l :
Nama Pekerjaan : PENINGKATAN JALAN GAJAH MADA MENUJU BATAS KECAMATAN PINGGIR - BINA RIAU SEJAHTERA
Jenis sampel : BETON INTI
Jumlah sampel : 14 DARI 30 BUAH
Diuji tanggal :

Pengujian dilaksanakan sesuai dengan Metode Uji SNI 2492 : 2018

HASIL UJI Lab. KONTRAKTOR / Lab.


HA SIL UJI PEMERIKSA A N BPK TA HUN 2021
PT. BINA RIAU SEJAHTERA

Hasil | Result Rata-Rata


Kuat Lantur (Balok)
Kode Sampel Tanggal Uji
NO.
Sample Code Date of Test
fc fcc FS FS
FS Rata2
MPa Mpa MPa MPa Rata2 (kg/cm2) FS (MPa)
(kg/cm2)
1 11 + 0.998 ( L ) 23/02/2021 50,81 56,44 5,63 46,070
5,628 45,998 4,600
2 11 + 107.8 ( R ) 23/02/2021 50,83 56,19 5,62 45,927
3 11 + 298 ( L) 23/02/2021 54,65 59,66 5,79 43,888
5,212 46,919 4,692
4 11 + 299.5 ( R ) 23/02/2021 36,78 38,12 4,63 49,950
5 11 + 907.8 ( L ) 23/02/2021 47,92 53,00 5,46 43,888
5,403 56,158 5,616
6 11 + 938.8 ( R ) 23/02/2021 46,06 50,82 5,35 68,427
7 12 + 105.9 ( R ) 23/02/2021 47,39 52,50 5,43 70,604
5,417 70,604 7,060
8 12 + 116.8 ( L ) 23/02/2021 47,01 51,84 5,40
9 12 + 305.8 ( L ) 23/02/2021 52,96 58,89 5,76
5,730 65,215 6,521
10 12 + 326.5 ( R ) 23/02/2021 52,41 57,87 5,71 65,215
11 12 + 600 ( R ) 23/02/2021 45,99 48,57 5,23
5,492 54,070 5,407
12 12 + 621 ( L ) 23/02/2021 53,62 58,90 5,76 54,070
13 12 + 708 ( L ) 23/02/2021 41,74 46,04 5,09 64,909
5,277 64,909 6,491
14 12 + 708 ( R ) 23/02/2021 48,25 53,09 5,46

Keterangan :
- Persyaratan / Spesifikasi Teknis FS = 4,41 Mpa / 45 kg/cm 2 , Gravitasi 9,81 m/det 2
- FS Hasil pemeriksaan BPK hasil dari konversi fc'
Bentuk Keruntuhan Benda Uji
a. Pada Pengujian Kuat Tekan

Interface zone
Pada Pengujian Kuat Lentur

Interface Zone

Scanfibre
Dokumentasi pemeriksaan Slump

kembali
Pengujian UPV

Pengujian Ultrasonic Pulse Velocity bertujuan


untuk mengetahui/mendeteksi beberapa kondisi
beton:
 Integritas dan keseragaman integritas beton
 Kondisi keretakan beton dan kedalaman
retaknya
 Honey-combing atau rongga-rongga di dalam
beton.
 Kondisi kepadatan beton (dan kesetaraannya
pada kuat tekan beton)
Prosedur Pengujian

TX RX RX

TX RX
TX

Direct transmission Indirect Transmission Semi Direct Transmission

TX = transmitter, RX = receiver
Mixing

Loading
Awal Hidrasi Semen 45 Menit
Transporting

Checking

Sampling Fase plastis


Pouring

Compacting
Initial setting 2,5 Jam

Finishing Fase setting


Final setting 4 Jam

Curing
Fase hardening
7 hari atau tercapai kekuatan >70 %
rencana

Akhir hidrasi semen Tergantung jenis semen

Sumber : Lauw Tjun Tjieu, 2020


41

39

Temperatur Hidrasi (C)


37

35 TF
FA10
FA11
33 FA12
FA13
FA14

31

29

27

25
0 2 4 6 8 10 12 14 16 18 20 22 24
Waktu (jam)

Sumber : Triwulan, 2008


Gambar 2. Grafik Temperatur Hidrasi
Suhu beton maksimum 35 C, Penurunan cepat selama 24 jam pertama, harus di lindungi 59
untuk melawan susut retak ACI 305 3.7
Perkembangan Nilai Kuat Tekan di Lingkungan Agresif

560

540

520

Kuat Tekan (kg/cm2)


TF
500 FA20
FA21
480 FA22
FA23
460 FA24

440

420
Umur Rendaman
400 (Hari)

28 hari 3 hari 14 hari 28 hari 56 hari 90 hari 120 hari


curing treatment treatment treatment treatment treatment treatment

Sumber : Triwulan, 2008


Gambar 4. Grafik hubungan antara nilai kuat tekan dan umur rendaman
dilingkungan larutan air laut

60
Hidrasi Semen
Proses terjadinya korosi pada beton
2(3CaO.SiO2) + 6H2O 3CaO.2SiO2.3H2O + 3Ca(OH)2

2(2CaO.SiO2) + 4H2O 3CaO.2SiO2.3H2O + Ca(OH)2


kalsium-silikat-hidrat kalsium-hidroksida
(CSH)

berbentuk
berbentuk rigid gel
crystalline
(tobermorite gel)
(heksagonal)

bila bereaksi
dengan garam
sulfat dan
merupakan unsur
aluminat dapat
utama dari kekuatan
membentuk
beton
ettringite yang
merupakan sumber
korosi beton
Unsur kalsium hidroksida di dalam beton telah
membuat beton bersifat basa (alkalin), dan dengan
demikian menjadikan beton “sensitif” terhadap
garam sulfat yang kemudian membentuk kalsium
sulfat. Selanjutnya kalsium sulfat dapat bereaksi
dengan kalsium-aluminat-hidrat menghasilkan
kalsium-trisulfo-aluminat-hidrat atau ettringite, yang
mempunyai sifat expansive (mengembang).

2(3CaO.SiO2) + 6H2O 3CaO.2SiO2.3H2O + 3Ca(OH)2

MgSO4 + Ca(OH)2 CaSO4 + Mg(OH)2

CaSO4 + 3(C3A.12H2O) 3C3A.CaSO4.36H2O


Sumber : Triwulan, 2008
Gambar 15. Gambar 16
SEM gugusan gypsum pasta
di lingkungan asam sulfat CC = Calcite (Ca CO3)
CSH = Gypsum (CaSO4. 2 H2O)

63
Mikrostruktur beton setelah proses hidrasi pasta
semen (dengan tambahan silicafume)
- Pelaksanaan curing & lingkungan air gambut
- Akar pohon yg kelihatan, bukti penurunan tanah
gambut
Air Pasang Menggenangi Jalan
PERUBAHAN KUAT TEKAN BATON PENINGKATAN JALAN A DI PROV. RIAU
SETELAH KL 5 TAHUN
PERUBAHAN KUAT TEKAN BETON PENINGKATAN JALAN LINGKAR PULAU BENGKALIS SETELAH 5 TAHUN
POSISI HASIL LAB. 2020 HASIL AUDIT 2015
N0. URAIAN STA
L/R F'CC (MPa) F'CC AWAL (N/MM2)
1 RIGID 31 + 600 L 42.96 49.38
2 RIGID 40 + 000 L 32.39 43.27
3 RIGID 38 + 600 R 45.30 45.76
4 RIGID 38 + 800 L 35.32 41.23
5 RIGID 39 + 000 R 22.05 42.13
Penurunan kl 15 s/d 50% 6 RIGID MUNTAI 0 + 400 R 32.91 41.68

Dari fc awal 7
8
RIGID K.PUTIH
RIGID K.PUTIH
0 + 425
1 + 000
R
R
24.21
24.25
41.68
44.40
9 RIGID 16 + 150 R 23.19 44.63
10 RIGID 35 + 825 L 22.24 44.63
11 RIGID 39 + 200 L 23.17 40.78
12 RIGID 34 + 400 L 22.48 45.31
13 RIGID 34 + 000 L 24.38 40.78
14 RIGID 34 + 600 R 20.03 50.06
15 RIGID 38 + 000 L 29.35 45.31

1 SALURAN TYPE U 5 + 500 L 13.65 31.49


2 SALURAN TYPE U 6 + 000 L 26.95 32.05
3 SALURAN TYPE U 7 + 000 R 16.02 31.94
4 SALURAN TYPE U 8 + 000 L 26.77 31.49
5 SALURAN TYPE U 10 + 000 R 14.17 31.71
6 SALURAN TYPE U 8 + 500 R 17.68 31.26
7 SALURAN TYPE U 9 + 000 R 18.06 31.94
8 SALURAN TYPE U 12 + 500 L 16.84 31.49
9 SALURAN TYPE U 24 + 750 R 20.12 32.62
Penurunan kl 13 s/d 45% 10 SALURAN TYPE U 0 + 500 L 15.64 31.71
11 SALURAN TYPE V 25 + 000 R 19.03 30.49
Dari fc awal 12 SALURAN TYPE V 25 + 500 R 13.49 31.80
13 SALURAN TYPE V 26 + 500 R 25.81 28.22
14 SALURAN TYPE V 27 + 00 R 19.00 24.98
15 SALURAN TYPE V 28 + 000 R 14.31 38.00

Sugeng, 2020
Hasil Uji Unsur Kimia Air
Parameter Satuan Air Gambut Air Hujan Air Mineral Metode

pH - 3 5,3 7 SNI 06-6989. 11-2004


Nitrogen Total mg/L < 1,5 < 1,5 < 1,5 USEPA.
Calsium (Ca) mg/L 88 10,4 128 SNI 06-6989. 12-2004
Magnesium mg/L 4,9 3,1 60 SNI 06-6989. 12-2004
(Mg)
Kalium (K) mg/L 5,47 3,97 2,46 APHA 3030 B, 3111B
Natrium (Na) mg/L 78,81 0,284 0,568 Spectrofotometric
Tembaga (Cu) mg/L < 0,0028 < 0,0028 < 0,0028 APHA 3030 B, 311B
Seng (Zn) mg/L < 0,0060 0,57 < 0,0060 APHA 3030 B, 311B
Mangan (Mn) mg/L 0,053 0,024 0,022 APHA 3030 B, 311B
Besi (Fe) mg/L 0,47 0,0054 < 0,0040 APHA 3030 B, 311B
Zat Organik mg/L 148,52 1,75 < 0,1093 SNI 06-6989. 22-2004

Sumber : Amal Rizky, Sugeng (2020)


Reaksi Kimia Penuaan Akibat LTOA

R
O
C C S O
C C S
C C C -R C C C
H2 C C +
7
/ 2 O2 C C 1 5
H2 + /2 N2O + /2 H2O
C C C C C C
H3C C N H3C
H2 O
O
Hidrokarbon + Nitrogen + Sulfur Hidrokarbon + Sulfoksida + Oksigen

Llanos et al, 2018

7 1 5
C 20 H 17 NS ( g ) + O 2 ( g ) − R C 20 H 12 S O 4 ( g )+ N 2 O ( g ) + H 2 O ( g)
2 → 2 2

Sumber : Amal Rizky, Sugeng (2020)


Reaksi Kimia Penuaan Akibat Air Gambut

O O
O O
C C S C C S
C C C 7
C C C 1
C C + /2 H H2 C C + /2 H3O2
H2
C C C C C C
H3C O H3 C C O
H2
O
Hidrokarbon + Sulfoksida + Oksigen Hidrokarbon + Sulfoksida + Hidrogen - Oksigen

Hasil Analisis, 2020 (Perlu konfirmasi lebih jauh)

¿
Sumber : Amal Rizky, Sugeng (2020)
Grafik Nilai Uji Kuat Tekan
Grafik Persentase Umur Beton
Grafik Nilai Uji Kuat Kuat
Lentur (Fs')
Grafik Hasil Pengujian Kuat
Tekan (Fc') Umur Beton 28 hari
V. KESIMPULAN & SARAN

• Fas merupakan faktor yang penting untuk medapatkan mutu beton yang
dikehendaki, tetapi faktor lain juga hrs diperhatikan.
• Selain Mix design, trial mix perlu dilakukan sebelum menjadi job mix
• Tinggat variasi hasil uji tekan hasil coring cendering tinggi
• Hendaknya laboratorium uji beton, sudah berdasarkan SNI 2492:2018
• Uji beton tekan hasil coring akan mengalami penurunan kekuatan dibanding
hasil uji tekan silender dilaboratorium
• Hendaknya diperhatikan rekomendasi ACI 318M-11
Monitoring Trial Mix
Ekspansion Joint

Anda mungkin juga menyukai