Pengendalian Mutu Jalan Rigid 2020 (Seri 3)
Pengendalian Mutu Jalan Rigid 2020 (Seri 3)
Kuat tekan 2 4 6 8 10 12 16 20 25 30 35 40 45 50
Silinder (N/mm2)
Kuat tekan 2,5 5 7,5 10 12,5 15 20 25 30 35 40 45 50 55
Kubus (N/mm2
0,8 0,8 0,8 0,8 0,8 0,8 0,8 0,8 0,83 0,857 0,87 0,88 0,9 0.909
Pengaruh Dimensi Benda Uji Silinder.
Menurut “ Concrete Manual” – USBR 7th Edition:
Kuat Tekan Relatif dari Berbagai Dimensi Ben da Uji Silinder
Ukuran Silinder 50x100 75x150 150x300 200x400 300x600 450x900 600x1200 900x1800
mm2
Kuat Tekan 1.09 1.06 1.00 0.96 0.91 0.86 0.84 0.82
Relatif
Menurut ASTM.C-42:
Faktor Koreksi Kuat Tekan Benda Uji Silinder untuk Berbagai
Perbandingan Tinggi terhadap Diameter Silinder
Ratio (I/D) 2.00 1.75 1.50 1.25 1.10 1.00 0.75 0.50
Faktor Koreksi Kekuatan 1.00 0.98 0.96 0.94 0.90 0.85 0.70 0.50
Kuat Tekan Relatif vs
Standar Silinder. 1.00 1.02 1.04 1.06 1.11 1.18 1.43 2.00
Ref. ACI 214.4 R-03
Table 6.2 – Strength correction factors for length-to-diameter
ratio
ℓ/d ASTM C 42/C 42 M BS 1881
2.00 1.00 1.00
1.75 0.98 0.97
1.50 0.96 0.92
1.25 0.93 0.87
1.00 0.87 0.80
SNI-03-2847-2013-5.6.2.4
Suatu uji kekuatan tekan harus merupakan nilai kekuatan tekan
rata-rata dari paling sedikit dua silinder 150 kali 300 mm atau
paling sedikit tiga silinder 100 kali 200 mm yang dibuat dari
adukan beton yang sama dan diuji pada umur beton 28 hari atau
pada umur uji yang ditetapkan untuk penentuan fc’.
ASTM – C 39-03
50 𝑖=𝑛
150 𝑀𝑝𝑎
45
Kuat tekan rata – rata = X = ∑ 𝑋𝑖= 6 =25 𝑀𝑝𝑎
𝑖=1
n
40
X5 = 35 Mpa
15 X2 = 18 Mpa X6 = 19 Mpa
10 Ss = 6.51 Mpa
00
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Test No. (Samples No)
Standar Deviasi vs Kontrol Kualitas
Untuk Beton Standar
Standar Deviasi (Mpa) Tingkat Kontrol Kualitas
2.10 – 2.80 Excellent
2.80 – 3.50 Good
3.50 – 4.20 Fair
> 4.20 Poor
Catatan :
* : Keseluruhan (overall) mencakup dalam pencampuran (within batch) dan antar pencampuran (batch to
batch)
Catatan : T500 adalah waktu (dalam detik) yang diperlukan oleh tepi massa beton untuk mencapai
diameter 500 mm sejak cetakan pertama kali diangkat dalam pengujian slump flow.
Tabel 7.1.4.1) Jumlah Minimum Alat Penggetar Mekanis dari Dalam
Tabel 7.1.6.2) Kuat Tekan Rata – rata Perlu (Design Average Strength) untuk
Jumlah Benda uji < 15 jika Catatan Hasil Uji Lapangan Tersedia
Mutu Beton yang disyaratkan Kuat tekan rata – rata perlu (Mpa)
Batu Pecah 1 – 2 43% Ex. Tanjung Ex. Tanjung Batu bersurat Batu bersurat Ex.Tanjung Balai Ex.Tanjung Balai
Ex. Tanjung Pinang Balai Karimun Balai Karimun muara takus muara takus Karimun (Batu Karimun (Batu
Batu Pecah 2 – 3 57% (batu pecah 1-2 (1-2 35% ;2-3 (Batu Pecah 1 – 2 (Batu Pecah 1 – 2 Pecah 1 – 2 35% Pecah 1 – 2 35%
Agregat Kasar Ex. Koto Kampar 70% ; 2-3 30%) 65%) 70% dan 70% dan dan dan
-Jenis n jml semen 2 – 3 30%) 2 – 3 30%) 2 – 3 65%) 2 – 3 65%)
-Gradasi agregat
Agregat Halus Ex. Danau Bingkuang Ex. Teratak Ex. Tanjung Ex. Danau Ex. Danau Ex. Moro Ex. Moro
-Mix design>>>trial mix Buluh Balai Karimun Bingkuang Bingkuang
PCC/PPC hrs tepat spy
setara dg OPC Kuat Tekan Rata- >36 MPa <36 MPa >36 MPa >36 MPa >36 MPa >36 MPa >36 MPa
rata (fc’)
Kuat Lentur Rata- >45 kg/cm2 <45 kg/cm2 >45 kg/cm2 >45 kg/cm2 >45 kg/cm2 >45 kg/cm2 >45 kg/cm2
rata (Fs)
Super Super
Bahan Tambah Super Plasticizer Plasticizer Plasticizer SIKAMENT-NN SIKAMENT-NN Plastiment VZ Plastiment VZ
Hasil kuat lentur rata- rata dari hasil core drill sebesar 4.44 MPa persentase terhadap spesifikasi 100.6%
dengan tingkat variasi 13.96% “kurang baik”
3. HASIL UJI KUAT LENTUR BETON FS 45
Hasil kuat lentur dari sampel balok rata-rata pada saat pelaksanaan sebesar 4.68 MPa dengan
persentase 106.10%. Tingkat variasi = 10,78% “kurang baik”
Lokasi sbr jaya
Lokasi BKLs 1
p.RPT
BKls 2
Grafik Perbandingan Hasil Uji Sampel Coring dengan Hasil Uji Sampel pada Saat Pengecoran
Lokasi Peningkatan Jalan Sungai Linau
50.00
45.00
D=
40.00
D= 12,49%
D =14,91% D=
35.00 19,72% 10,81%
D= D = 6,59%
18,28% D=
30.00
D= 19,16%
D= D= D=
KUAT TEKAN
20.00
(MPa)
15.00
10.00
5.00
0.00
0+000 0+100 0+200 0+300 0+400 0+500 0+600 0+700 0+800 0+900 1+000 1+100
70
60
50
D = 5,28%
KUAT TEKAN (MPa)
40
20
10
0
0+000 0+100 0+200 0+300 0+400 0+500 0+600 0+700 0+800 0+900
STASIONING
Hasil Uji Lab. Sampel Coring
Selisih Rata2 = 11,82% Hasil Uji Lab. Sampel Pada Saat Pengecoran
• Fas merupakan faktor utama dalam menentukan mutu beton, namun tidak berdiri sendiri,
gradasi agregat, keausan agregat, pemakaian bahan tambah juga mempengaruhi mutu beton.
• Pemilihan jenis semen OPC, PPC, PCC harus cermat dan melalui mix design, trialmix
• Berbagai sumber material bisa menunjukkan perilaku yang berbeda
• Pengalaman sebelumnya dalam membuat mix design penting untuk diketahui
• Setelah didapatkan mix design, harus dilakukan trial mix sebelum menjadi job mix
• Dalam pelaksanaan juga terus dimonitoring mutunya dengan selalu mengambil sampel dan
mengujinya untuk umur 7 hari dan 28 hari (uji lentur dan tekan)
• Dari hasil uji mutu pek rigid (pada 12 lokasi) cenderung tingkat variasinya cukup s/d baik
III. Permasalah hasil uji coring
Perbedaan dari berbagai pengujian pada lokasi yang sama
• Coring (alat, posisi, mekanisme)
• Handling n Curing
• Testing
• Hasil uji
• Hasil Uji lab VS hasil coring
• Formula yang ada didapatkan secara empiris di laboratorium
• Pemakaian nilai g (grafitasi) 9,81 m/dt2 (spek 2010 rev3); 10 m/dt2
(spek 2018)
• Perlu justifikasi hasil uji coring dilapangan
PENGUJIAN BETON INTI MENGACU PADA SNI 03-3403-1994
DAN SNI 03-2492-2002 serta perubahannya SNI
Berdasarkan SNI 2492 : 2018 dan ACI 214.4R-03 hasil hitungan pengujian beton inti dipengaruhi
oleh beberapa faktor yaitu :
1) Faktor Koreksi Fl/d Ratio (Rasio panjang terhadap diameter [L/D])
Jika 1,9 < L/D < 2,1 maka Fl/d = 1 (tidak memerlukan koreksi)
Jika rasio L/D ≤ 1,75 , maka memerlukan koreksi dengan menggunakan tabel dibawah ini:
Gunakan cara interpolasi dalam menentukan faktor koreksi untuk nilai L/D yang tidak tercantum dalam tabel
2) Faktor Koreksi Fdia (Diameter Core)
PERATURAN TERBARU SNI 2492 : 2018 (ASTM C42/C42M-13,IDT)
DAN ACI 214.4R-03 TENTANG METODE PENGAMBILAN DAN
PENGUJIAN INTI BETON HASIL PEMBORAN
Hasil Uji Pemeriksaan BPK Tahun 2021 Hasil Uji Lab. PU Provinsi / Lab.
Kuat Tekan Kuat Tekan Beton Rata-
FS (Mpa) Kuat Lantur (Balok)
Beton inti Terkoreksi (fc'c) Rata
No. STA Lajur
Konversi FS Rata2 Rata2
(Mpa) (Mpa) (Mpa) FS (MPa)
FS=0,75√fc'c 2
(kg/cm ) (kg/cm2)
1 0+000 R 28,59 29,073 4,044 46,070
4,250 45,998 4,600
2 0+000 L 34,37 35,304 4,456 45,927
3 0+100 R 27,86 28,895 4,032 50,820
4,161 50,385 5,039
4 0+100 L 32,21 32,738 4,291 49,950
5 0+200 R 30,9 32,048 4,246 50,820
4,196 50,105 5,011
6 0+200 L 30,69 30,557 4,146 49,390
7 0+300 R 37,22 38,216 4,636 53,018
4,390 51,738 5,174
8 0+300 L 29,73 30,526 4,144 50,458
9 0+400 R 36,97 37,215 4,575 50,640
4,298 50,729 5,073
10 0+400 L 27,99 28,739 4,021 50,818
11 0+500 R 36,23 38,298 4,641 49,973
4,414 47,518 4,752
12 0+500 L 30,35 31,162 4,187 45,063
13 0+600 R Tidak diuji Tidak Diuji 4,500 45,263
4,460 45,740 4,574
14 0+600 L 32,56 34,717 4,419 46,218
15 0+700 R 38,83 41,403 4,826 47,428
4,756 50,235 5,024
16 0+700 L 37,63 39,027 4,685 53,043
17 0+800 R 30,1 31,797 4,229 48,325
4,428 47,826 4,783
18 0+800 L 35,68 38,044 4,626 47,327
19 0+900 R 32,81 33,688 4,353 47,595
4,423 48,933 4,893
20 0+900 L 34,61 35,895 4,493 50,270
21 1+000 R 31,29 31,819 4,231 53,453
4,109 52,046 5,205
22 1+000 L 27,53 28,267 3,987 50,640
23 1+100 R 33,87 35,128 4,445 52,317
4,422 52,551 5,255
24 1+100 L 33,49 34,400 4,399 52,785
Keterangan :
- Persyaratan / Spesifikasi Teknis FS = 4,41 Mpa / 45 kg/cm 2 , Gravitasi 9,81 m/det 2
- FS Hasil pemeriksaan BPK hasil dari konversi fc'
PERBANDINGAN HASIL UJI SENDIRI VS BPK
PAKET PEKERJAAN PENINGKATAN JALAN KETAM PUTIH - KELEMANTAN
Hasil Uji Pemeriksaan BPK Tahun 2021 Hasil Uji Lab. PU Provinsi /
Kuat Tekan Kuat Tekan Beton FS (Mpa) Rata-Rata Kuat Lantur (Balok)
No. STA Lajur Konversi FS Rata2 Rata2 FS
(Mpa) (Mpa) FS=0,75√f (Mpa) 2 2
(kg/cm ) (kg/cm ) (MPa)
c'c
1 0+000 R 32,01 31,564 4,214 58,910
4,001 53,960 5,396
2 0+000 L 25,41 25,517 3,789 49,010
3 0+100 R 28,68 28,830 4,027 58,910
4,235 53,960 5,396
4 0+100 L 35,59 35,095 4,443 49,010
5 0+200 R 32,3 32,095 4,249
4,305 47,373 4,737
6 0+200 L 33,63 33,806 4,361 47,373
7 0+300 R 28,37 28,247 3,986
4,032 46,750 4,675
8 0+300 L 28,56 29,561 4,078 46,750
9 0+400 R 33,51 33,685 4,353 48,240
4,346 48,422 4,842
10 0+400 L 32,97 33,458 4,338 48,605
11 0+500 R 35,67 36,198 4,512 47,398
3,956 47,691 4,769
12 0+500 L 20,45 20,557 3,400 47,985
13 0+600 R 35,97 35,469 4,467 59,365
4,301 52,198 5,220
14 0+600 L 30,83 30,401 4,135 45,030
15 0+700 R 34,47 34,289 4,392 59,365
4,298 58,830 5,883
16 0+700 L 31,26 31,423 4,204 58,295
17 0+800 R 29,76 30,200 4,122 40,770
4,387 40,770 4,077
18 0+800 L 37,92 38,481 4,652
19 0+900 R 28,52 28,942 4,035 52,970
4,401 52,970 5,297
20 0+900 L 39,44 40,401 4,767
Keterangan :
- Persyaratan / Spesifikasi Teknis FS = 4,41 Mpa / 45 kg/cm 2 , Gravitasi 9,81 m/det 2
- FS Hasil pemeriksaan BPK hasil dari konversi fc'
PERBANDINGAN HASIL UJI SENDIRI VS BPK
PAKET PEKERJAAN PENINGKATAN JALAN PANGKALAN NYIRIH - KADUR
Keterangan :
- Persyaratan / Spesifikasi Teknis FS = 4,41 Mpa / 45 kg/cm 2 , Gravitasi 9,81 m/det 2
- FS Hasil pemeriksaan BPK hasil dari konversi fc'
PERBANDINGAN HASIL UJI SENDIRI VS BPK
Pengguna Jasa : BADAN PEMERIKSAAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA PERWAKILAN PROVINSI RIAU
Kode Sampe l :
Nama Pekerjaan : PENINGKATAN JALAN GAJAH MADA MENUJU BATAS KECAMATAN PINGGIR - BINA RIAU SEJAHTERA
Jenis sampel : BETON INTI
Jumlah sampel : 14 DARI 30 BUAH
Diuji tanggal :
Keterangan :
- Persyaratan / Spesifikasi Teknis FS = 4,41 Mpa / 45 kg/cm 2 , Gravitasi 9,81 m/det 2
- FS Hasil pemeriksaan BPK hasil dari konversi fc'
Bentuk Keruntuhan Benda Uji
a. Pada Pengujian Kuat Tekan
Interface zone
Pada Pengujian Kuat Lentur
Interface Zone
Scanfibre
Dokumentasi pemeriksaan Slump
kembali
Pengujian UPV
TX RX RX
TX RX
TX
TX = transmitter, RX = receiver
Mixing
Loading
Awal Hidrasi Semen 45 Menit
Transporting
Checking
Compacting
Initial setting 2,5 Jam
Curing
Fase hardening
7 hari atau tercapai kekuatan >70 %
rencana
39
35 TF
FA10
FA11
33 FA12
FA13
FA14
31
29
27
25
0 2 4 6 8 10 12 14 16 18 20 22 24
Waktu (jam)
560
540
520
440
420
Umur Rendaman
400 (Hari)
60
Hidrasi Semen
Proses terjadinya korosi pada beton
2(3CaO.SiO2) + 6H2O 3CaO.2SiO2.3H2O + 3Ca(OH)2
berbentuk
berbentuk rigid gel
crystalline
(tobermorite gel)
(heksagonal)
bila bereaksi
dengan garam
sulfat dan
merupakan unsur
aluminat dapat
utama dari kekuatan
membentuk
beton
ettringite yang
merupakan sumber
korosi beton
Unsur kalsium hidroksida di dalam beton telah
membuat beton bersifat basa (alkalin), dan dengan
demikian menjadikan beton “sensitif” terhadap
garam sulfat yang kemudian membentuk kalsium
sulfat. Selanjutnya kalsium sulfat dapat bereaksi
dengan kalsium-aluminat-hidrat menghasilkan
kalsium-trisulfo-aluminat-hidrat atau ettringite, yang
mempunyai sifat expansive (mengembang).
63
Mikrostruktur beton setelah proses hidrasi pasta
semen (dengan tambahan silicafume)
- Pelaksanaan curing & lingkungan air gambut
- Akar pohon yg kelihatan, bukti penurunan tanah
gambut
Air Pasang Menggenangi Jalan
PERUBAHAN KUAT TEKAN BATON PENINGKATAN JALAN A DI PROV. RIAU
SETELAH KL 5 TAHUN
PERUBAHAN KUAT TEKAN BETON PENINGKATAN JALAN LINGKAR PULAU BENGKALIS SETELAH 5 TAHUN
POSISI HASIL LAB. 2020 HASIL AUDIT 2015
N0. URAIAN STA
L/R F'CC (MPa) F'CC AWAL (N/MM2)
1 RIGID 31 + 600 L 42.96 49.38
2 RIGID 40 + 000 L 32.39 43.27
3 RIGID 38 + 600 R 45.30 45.76
4 RIGID 38 + 800 L 35.32 41.23
5 RIGID 39 + 000 R 22.05 42.13
Penurunan kl 15 s/d 50% 6 RIGID MUNTAI 0 + 400 R 32.91 41.68
Dari fc awal 7
8
RIGID K.PUTIH
RIGID K.PUTIH
0 + 425
1 + 000
R
R
24.21
24.25
41.68
44.40
9 RIGID 16 + 150 R 23.19 44.63
10 RIGID 35 + 825 L 22.24 44.63
11 RIGID 39 + 200 L 23.17 40.78
12 RIGID 34 + 400 L 22.48 45.31
13 RIGID 34 + 000 L 24.38 40.78
14 RIGID 34 + 600 R 20.03 50.06
15 RIGID 38 + 000 L 29.35 45.31
Sugeng, 2020
Hasil Uji Unsur Kimia Air
Parameter Satuan Air Gambut Air Hujan Air Mineral Metode
R
O
C C S O
C C S
C C C -R C C C
H2 C C +
7
/ 2 O2 C C 1 5
H2 + /2 N2O + /2 H2O
C C C C C C
H3C C N H3C
H2 O
O
Hidrokarbon + Nitrogen + Sulfur Hidrokarbon + Sulfoksida + Oksigen
7 1 5
C 20 H 17 NS ( g ) + O 2 ( g ) − R C 20 H 12 S O 4 ( g )+ N 2 O ( g ) + H 2 O ( g)
2 → 2 2
O O
O O
C C S C C S
C C C 7
C C C 1
C C + /2 H H2 C C + /2 H3O2
H2
C C C C C C
H3C O H3 C C O
H2
O
Hidrokarbon + Sulfoksida + Oksigen Hidrokarbon + Sulfoksida + Hidrogen - Oksigen
¿
Sumber : Amal Rizky, Sugeng (2020)
Grafik Nilai Uji Kuat Tekan
Grafik Persentase Umur Beton
Grafik Nilai Uji Kuat Kuat
Lentur (Fs')
Grafik Hasil Pengujian Kuat
Tekan (Fc') Umur Beton 28 hari
V. KESIMPULAN & SARAN
• Fas merupakan faktor yang penting untuk medapatkan mutu beton yang
dikehendaki, tetapi faktor lain juga hrs diperhatikan.
• Selain Mix design, trial mix perlu dilakukan sebelum menjadi job mix
• Tinggat variasi hasil uji tekan hasil coring cendering tinggi
• Hendaknya laboratorium uji beton, sudah berdasarkan SNI 2492:2018
• Uji beton tekan hasil coring akan mengalami penurunan kekuatan dibanding
hasil uji tekan silender dilaboratorium
• Hendaknya diperhatikan rekomendasi ACI 318M-11
Monitoring Trial Mix
Ekspansion Joint