Anda di halaman 1dari 51

First Aid

Ns. Vira Dwi Cahyani, S.Kep., M.Kes


Curiculum Vitae
Nama : Vira Dwi Cahyani, S.Kep., Ners .,
M.Kes.
TTL : Semarang, 1 September 1971
Pendidikan :
● S1 Keperawatan
● Profesi Ners
● Magister Promosi Kesehatan Peminatan
K3 UNDIP
Institusi : PPSDM Migas Cepu
Alamat : Jl. Dumai V No. 3 Cepu
No. Hp : 082216902018
Pengertian First Aid dan
Tujuan
Memberikan pertolongan/ bantuan/ tindakan pertama secara
langsung pada seseorang yang mengalami kecelakaan, cidera atau
yang tiba – tiba mengalami sakit.

Tujuan utama PPPK:


1. Mempertahankan korban tetap hidup.
2. Membuat keadaan korban tetap stabil.
3. Mengurangi rasa nyeri, ketidaknyamanan dan cemas.
Kewajiban seorang pelaku first aid
Menjaga
kepada korban
keselamatan diri, Dapat melakukan
01 tim, orang sekitar 02 evakuasi korban
dan korban

Dapat mengenali dan


mengatasi masalah
03 yang mengancam 04 Meminta bantuan
jiwa korban

Memberikan
05 pertolongan pertama
dengan cepat dan tepat
Prinsip-prinsip dasar dalam penanganan first
Jangan pindahkanaid
posisi penderita kecuali
untuk menyelamatkannya dari bahaya
01 lainnya
Lakukan tindakan cepat apabila korban
menderita sesak napas, henti jantung atau
02 shock

Jangan berikan cairan/makanan apapun


03 kepada korban tidak sadar
Langkah-langkah penilaian dini yang harus dilakukan oleh
penolong
01 Perhatikan respon korban (kesadaran)

Pastikan jalan napas korban, mampu menilai


02 pernapasan (breathing) (look, listen & feel)

03 Menilai sirkulasi (raba nadi karotis/nadi pada


leher)

04 Hubungi bantuan
Bantuan Hidup Dasar / RJP
Resusitasi Jantung Paru (RJP) adalah usaha/upaya untuk menghidupkan
kembali fungsi jantung dan paru yang gagal melakukan fungsinya akibat
henti nafas/henti jantung.

Tahapan RJP :
 Bantuan Hidup Dasar (BHD)
D – Danger (amankan korban, penolong, lingkungan)
R – Respon ( cek kesadaran, pernafasan, denyut jantung)
C – Circulation (chest compression)
A – Airway (Buka jalan nafas)
B – Breathing (Bantuan pernafasan)
Indikasi BHD / RJP

1. Henti Nafas : Tenggelam, stroke,serangan jantung, tercekik, sumbatan


jalan nafas
2. Henti Jantung
- Fibrillasi Ventrikel  irama jantung terlalu cepat (aktivitas elektrik
terlalu cepat ) tapi tidak memadai /jantung hanya bergetar saja,
dapat dipicu karena serangan jantung atau aktivitas yang berlebihan
- A sistole  Tidak ada aktivitas elektrik pada jantung sehingga
pemompaan oleh jantung terhenti (cardiac arrest)
- Disosiasi elektromekanik  fungsi elektrik jantung ada tapi jantung tidak
mampu memompa karena ada satu organ terhenti, sehingga dapat
mengakibatkan aliran darah ke jantung terhenti.
GOLDE
N
KEJAR PERIOD
<5
MENIT

 Clinical Death : Tidak ada


napas dan nadi

 Brain Damage : Setelah 5


menit

 Biological Death : Setelah


10 menit
TAHAPAN RJP (BASIC LIFE SUPPORT)
1. Pastikan penderita tidak sadar dengan dipanggil, tepukan ringan, rangsang
nyeri (cubitan pada lengan)
2. Amankan korban (evakuasi, tetap ditempat tapi diberi ruang untuk
penolong memberikan bantuan )
3. Baringkan korban ditempat yang datar dengan alas keras.
4. Penolong berdiri bertumpu pada kedua lutut di samping korban

5. Respon korban dengan Tindakan look, listen & feel sambil raba nadi
karotis, jika tidak pernafasan dan denyutan segera panggil bantuan dan
segera lakukan RJP
Tahapan Circulation
1. Tentukan titik tekan
Dengan jari telunjuk dan jari tengah penolong
menelusuri tulang iga kanan atau kiri sehingga
bertemu dengan tulang dada (sternum).
Tahapan Circulation
2. Dengan posisi badan tegak lurus lakukan pijatan jantung
sebanyak 30x , kedalaman penekanan 1,5-2 inci (3,8-5cm)
Frek.100-120 x per menit.
Pada bayi ambil posisi diantara puting susu, letakkan 2 jari
dibawah garis tsb lakukan kompresi dengan hati2, 3-4 cm.
Tahapan Airway
Teknik Head Tilt & Chin Lift :
a. Membaringkan korban terlentang pada Permukaan
yang datar dan keras
b. Meletakkan telapak tangan pada dahi korban
c. Menekan dahi sedikit mengarah ke depan dengan
telapak tangan
d. Meletakkan ujung jari telunjuk dan jari tengah dari
tangan lainnya di bawah bagian ujung tulang
rahang korban
e. Menengadahkan kepala dan menahan / menekan
dahi korban secara bersamaan sampai kepala
pasien pada posisi ekstensi (di tengadahkan)
Tahapan Airway

Metode jaw thrust / Cidera leher, trauma kepala :

a. Membaringkan korban terlentang pada permukaan


yang datar dan keras
b. Mendorong ramus vertikal mandibula kiri dan
kanan ke depan sehingga barisan gigi bawah
berada di depan barisan gigi atas
Penguasaan Letak Lidah

JALAN NAPAS JALAN NAPAS


TERSUMBAT TERBUKA
Pada korban yang Dalam posisi
pingsan, lidahnya mendongak, dagu
jatuh kebelakang, terangkat, lidah,
menyumbat tenggorokan, jalan
tenggorokan dan napas akan terbuka
jalan napas
EKSTENSI
SAPUAN JARI
KEPALA
Tahapan Airway

c. Menggunakan ibu jari masuk ke dalam mulut korban


dan bersama dengan jari-jari yang lain menarik dagu
korban ke depan, sehingga otot-otot penahan lidah
teregang dan terangkat (
d. Mempertahankan posisi mulut korban tetap terbuka:
• Ambil benda apa saja yang telihat
• Pada bayi, posisi kepala harus normal
• Jangan mendongakkan berlebihan secukupnya
untuk membuka jalan napas, karena bisa
berakibat cedera leher
Tahapan Breathing
Memberikan bantuan napas
Bantuan napas dapat melalui : mulut ke mulut, mulut ke hidung
atau mulut ke stoma (lubang yang dibuat pada tenggorokan)
 Dengan memberikan 2 kali hembusan, waktu meniup
jepitlah kedua cuping hidung korban supaya udara tidak
bocor serta Jumlahnya cukup & merata waktu yang
dibutuhkan untuk tiap kali hembusan adalah 1,5 - 2 detik
 Volume udara yang dihembuskan adalah 7000-1000 ml (10
ml/kg) atau sampai dada korban terlihat mengembang
 Penolong harus menarik napas dalam pada saat akan
menghembuskan napas agar tercapai volume udara yang
cukup. Konsentrasi oksigen yang dapat diberikan hanya 16
- 17%. Penolong juga harus memperhatikan respon dari
korban saat diberikan bantuan nafas (dada mengembang)
Cara Teknik Breathing
MULUT KE MULUT KE
MULUT HIDUNG

MULUT KE
STOMA
Lubang yang dibuat
pada tenggorokan
Lanjutan
1. Rasio bantuan sirkulasi dan pemberian napas adalah 30 : 2 (Tiap
15 detik = 30 kompresi dan dua (2) kali bantuan hafas), dilakukan
baik oleh 1 atau 2 penolong
Satu siklus = 30 x sirkulasi : 2 x tiupan
2. Lakukan terus sampai mencapai 5 siklus dari 30 x pijatan jantung
dan 2 x bantuan nafas ( versi baru )
3. Kemudian periksa kembali nadi karotis korban
Jika nadi berdenyut dan nafas ada, posisikan stabil (dimiringkan ),
teruskan monitor C,A,B sampai bantuan MEDIS datang
Pengakhiran Pijat Jantung Luar / BHD
Bila aliran darah dan Bila datang tim
01 pernafasan pulih 02 penolong yang
kembali lebih mengerti

Bila setelah 30 menit


Bila penolong tidak ada tanda - tanda
03 kepayahan 04 diselamatkan/muncul
tanda-tanda kematian

Kondisi lingkungan
05 tidak aman
BLS/RJP
PERUBAHAN TAHAPAN
RJP
American Heart Assosiacion (AHA) menetapkan
pedoman resusitasi yang pertama kali pada tahun 1966
(RJP) “A-B-C”, yaitu apabila korban tidak ada respon,
maka lakukan RJP :
A – Airway (Penguasaan jalan napas)
B – Breath (Bantuan pernapasan)
C – Circulate (Bantuan Sirkulasi)
RJP

• 2010, AHA mempublikasikan pedoman RJP yang baru.


Metode lama ABC (Danger, Respon, Airway, Breathing,
Circulation/chest compression), disubstitusi menjadi DRCAB
• Evaluasi dilakukan secara menyeluruh mencakup urutan dan
prioritas langkah-langkah BLS/ CPR untuk mengidentifikasi
faktor yang mempunyai dampak terbesar pada kelangsungan
hidup
Pedoman Perubahan RJP
• Perubahan pedoman menurut AHA adalah dengan melakukan
terlebih dahulu kompresi dada (C)
• Pertimbangannya adalah kompresi dada lebih penting untuk
segera mensirkulasikan oksigen keseluruh jaringan tubuh
terutama ke otak, paru dan jantung, karena beberapa menit
setelah terjadinya henti jantung masih terdapat kandungan
oksigen di dalam paru-paru dan sirkulasi darah.
• Pedoman yang baru lebih aman dan lebih efektif dan hasil
evaluasi terbukti lebih intensif
Fakta-Fakta Alasan Revisi AHA 2010

Mayoritas pasien terutama pasien dewasa yang


01 mengalami henti jantung diawali oleh Ventricular
Fibrilasi (VF) & Ventricular Tachicardia

Lamanya persiapan dan tatalaksana A - B pada


02 pasien henti jantung

Mayoritas pasien ditemukan pertama oleh awam


03 yang > lama melakukan A - B
Versi Lama AHA 2005 Versi Baru AHA 2010

Perbandingan pijatan dan tiupan


bagi penolong PJL : • Dilakukan 1 atau 2
• Dilakukan 1 orang penolong orang penolong = 30 x
= 15 x pijatan : 2 x tiupan pijatan dan 2 x tiupan
• Dilakukan 2 orang penolong (napas buatan)
=5 x pijatan : 1 x tiupan
Tahapan Airway Metode
Heimlich
Merupakan suatu tindakan kegawatan sederhana tanpa
menggunakan alat yang bertujuan tindakan untuk mengingatkan
tekanan diafragma secara mendadak, memaksa udara dalam paru
untuk keluar dengan cepat sehingga penyumbatan jalan napas
dapat terdorong keluar. Hentakan dapat diulang 6-10 kali.
Teknik Manuever Heimlich
Pasien yang terlentang / tidak sadar :
• Terlentangkan pasien
• Penolong berlutut diantara paha korban
• Letakan satu tangan pada garis tengan abdomen,
diatas umbillikus (pusar) dan agak jauh dibawah
sternum (dada tengah), tangan kedua di letakan pada
tangan pertama. Tekan kearah bawah depan dengan
kuat
• Ulangi sampai 6-10 kali Posisi ini bisa digunakan
bila penolong terlalu pendek di bandingkan dengan
korban.
Mengatasi Keadaan Shock
• Baringkan tubuh korban dengan kepala lebih rendah, kedua lututnya
lebih tinggi
• Selimuti tubuhnya dengan selimut hangat, bila teraba dingin
• Berikan bau-bauan untuk merangsang fungsi sensoriknya

• Shock :
1. akibat gangguan sistem peredaran darah pada seluruh metabolisme
tubuh, sehingga semua jaringan dalam tubuh kekurangan oksigen.
2. Intinya shock terjadi ketika keseimbangan O2 terganggu dan
demand >> supply
Perdarahan
Pengertian :
Terjadi akibat rusaknya dinding pembuluh darah yang disebabkan oleh
trauma atau penyakit
Macam/Klasifikasi Perdarahan :
1. Menurut tempatnya
- Perdarahan dalam
- Perdarahan luar
2. Menurut jenis pembuluh darah yang putus
- Perdarahan Arteri
- Perdarahan Vena
- Perdarahan Kapiler
Perdarahan
Cara Penanganan
1. Perdarahan Arteri / Nadi:
Tanda-tanda : keluarnya darah akan menyembur sesuai denyut jantung,
darah berwarna merah muda, sukar berhenti
PERTOLONGAN :
- Bersihkan daerah yang terluka dengan air bersih
- Daerah yg terluka diistirahatkan dan ditinggikan
- Lakukan penekanan langsung pada luka dengan kasa/kain bersih
- Penekanan pada titik tekan pada pembuluh darah arteri diatasnya
- Pada kondisi sangat darurat lakukan balut kebat
- Segera bawa ke IGD
Perdarahan
2. Perdarahan Vena :
Tanda-tanda :
- Keluarnya darah memancar(vena besar) menetes (vena kecil)
- Warna darah merah kehitaman
- Perdarahan sukar berhenti
Pertolongan:
- Bersihkan luka dengan air bersih
- Daerah yg terluka di istirahatkan dan ditinggikan
- Lakukan penekanan langsung pada luka dengan kain bersih
- Lakukan balut bebat bila tak kunjung berhenti
- Segera bawa ke layanan medis
Perdarahan
3. Perdarahan Kapiler
Tanda-tanda :
- Perdarahan luka lecet
- Darah keluar berbintik-bintik atau meleleh
- Darah berwarna merah muda/ merah tua
- Mudah berhenti sendiri
Pertolongan :
- Bersihkan dengan air bersih
- Daerah yg terluka di istirahatkan dan ditinggikan
- Lakukan balut tekan
Penghentian Perdarahan
1. Bersihkan luka dengan air bersih .
2. Angkat tinggi bagian yang terluka .
3. Letakan kain bersih / kain kasa yang steril ,lalu tekan pada bagian yang luka,
kemudian lakukan pembalutan :
a. Dengan balut tekan
Lebih mudah dan dapat dilakukan untuk semua perdarahan luar
b. Dengan melipat sendi
Hanya dilakukan pada perdarahan daerah lipat sendi/ anggota gerak atas /
bawah
c. Jangan melepaskan kasa steril/kain yang dipakai untuk menekan langsung
luka karena dapat merusak benang fibrin sehingga akan terjadi pendarahan
kembali
d. Pada pendarahan arteri dan vena bila tidak segera berhenti segera bawa ke
klinik/pelayanan medis
Luka Bakar
Adalah kerusakan jaringan atau
kehilangan jaringan yang
diakibatkan sumber panas ataupun
suhu dingin yang tinggi.
Nine of rule anak-anak
Klasifikasi Luka Bakar
Pertolongan pada Luka Bakar
1. Matikan sumber api dari tubuh korban, misalkan dengan menutup atau
menyelimuti bagian korban dengan kain basah untuk menghentikan pasokan
oksigen
2. Jika karena luka bakarnya korban tidak sadar, pertama yang ditangani adalah
gangguan kesadarannya
3. Menyiram dengan air bersih yang mengalir pada daerah yang terbakar sampai
rasa panas hilang
4. Bila rasa panas tidak segera hilang, rendam dengan air bersih sampai rasa panas
hilang
5. Jangan memecah kulit yang melepuh / bula
6. Bila korban sadar beri air minum
7. Tutup luka dengan kain steril, jangan di balut
8. Jangan menarik baju / kain yang menutupi luka bakar
9. Segera bawa ke IGD bila luka bakar luas dan timbul bula/ mengelupas
Kasus Keracunan

Keracunan Gas
● Asam Cyanida
● Asam Sulfida
● Karbonmonoksida
● Gas Lain : CO2 , Ozon
Asam Cyanida
• Banyak digunakan untuk fumigasi tikus dan sintesa bahan–bahan
kimia, bersifat asam, bau khas seperti almond.
• Pada makanan terasa pahit, terdapat pada singkong, biji plum, biji
apel
• Bersifat racun, karena ,menghambat cytochrom oksidase
untuk menggunakan oksigen dalam sel.
• Pada awalnya merangsang pernafasan bertambah hebat,
kemudian melumpuhkan sistim pernafasan.
Pencegahan :
Dikontrol jangan sampai melebihi NAB nya ( 10 ppm)
Pertolongan
• Keluhan : Sakit kepala, mual muntah, nafas cepat, tachycardia, gelisah,
hilang kesadaran, meninggal
• Pertolongan :
1. Lepaskan baju yang terkena cairan /paparan cyanide
2. Jangan beri minuman atau dibuat muntah
3. Jangan melakukan breathing mouth to mouth bila korban gagal
nafas
4. Evakuasi didaerah terbuka yang bebas paparan gas cyanide
(fumigasi)
5. Segera bawa ke IGD untuk diberikan cairan infus dengan Natrium
nitrit selama 3-5 menit dilanjut dengan natrium tiosulfat selama
sekitar 30 menit
Asam Sulfida (H2S)
Seperti:
Asam Sulfida, Garam Sulfida,mercaptans, karbondi-sulfida, merupakan
persenyawaan kimia yg mengandung sulfur.
• Berasal dari proses dekomposisi persenyawaan yang mengandung
sulfur, banyak terdapat pada proses pengolahan minyak bumi, pabrik
petrokimia, pertambangan umum dan penyamakan kulit.
• Bersifat racun, berpengaruh pada sistim susunan syaraf pusat
Asam Sulfida (H2S)
Pengaruhnya sangat tergantung konsentrasi di udara;
• Berbau seperti telur busuk dari bau minimal sampai tidak bisa ditoleransi, pada
konsentrasi 0,13 – 30 ppm
• 10 ppm , permulaan iritasi mata
• 50 ppm : menyebabkan bau yang tidak enak , tetapi akan terasa hilang setelah menghirup
lama
• > 50 ppm :menyebabkan conjunctivitis, pusing, enek, batuk, mabuk, sempoyongan dam
oedem paru-paru
• > 500 ppm : menyebabkan tak sadarkan diri, nafas dangkal dan lambat, kematian (30-50
menit)
• 100 –1000 ppm :gelisah, rangsangan selaput lendir, pandangan kabur, enek, muntah,
jalan sempoyongan, kelumpuhan alat pernafasan.
• NAB H2S : 10 ppm (ACGIH )
• SNI : 10 ppm
Dampak pada Manusia
• Saat H2S terhirup, akan meniritasi selaput lendir pada hidung ,
tenggorokan jaringan paru-paru menyebabkan inflamasi/peradangan
(paru-paru membengkak)
• Didalam paru-paru komposisi oksigen (Hb) dalam darah akan
digantikan H2S , sehingga akan terjadi kekurangan oksigen pada sel
tubuh
• Aliran darah yg membawa H2S akan mengalir sampai otak dan
menyerang pusat kendali system pernafasan dan lumpuhnya indra
penciuman
• H2S yang bercampur dengan cairan pada paru dapat menyebabkan
paru-paru membengkak sehingga paru-paru akan berhenti bekerja
Penanganan Keracunan gas H2S/Gas Beracun
7 LANGKAH MENGHADAPI BAHAYA H2S
1. Evakuasi (Evacuate)
2. Peringatan Alarm
3. Kajian (Asess)
4. Perlindungan (Protect)
5. Penyelamatan (Rescue)
6. Pertolongan pertama (Revive)
7. Pertolongan Medis (Medical Aid)
Karbonmonoksida
Merupakan hasil pembakaran tidak sempurna bahan karbon atau yang
mengandung karbon
• Sifat :
Berlomba dengan oksigen dalam mengikat HB, Mempunyai
afinitas 300 kali lebih kuat dibandingkan O2 terhadap HB
• Gejala :
Sesak nafas,warna merah yg terang dari selaput lendir, apabila
lebih hebat disertai tak sadarkan diri.
• NAB : 50 ppm
Pertolongan pada Keracunan Gas

o Pindahkan korban ketempat udara segar, tidak boleh


ditolong ditempat kejadian
o Lakukan segera RJP bila ditemukan dalam kondisi henti
nafas, henti jantung dan tidak sadar

Yang perlu diperhatikan ?


Jangan sekali-kali menolong korban bila tidak mengetahui
cara memberikan pertolongan, dan tidak mempergunakan alat
perlindungan yang cukup.
No TAHAPAN BLS 2012
1. Danger ( identifikasi kondisi bahaya, korban dan lingkungan), evakuasi,
pastikan kondisi bahaya “free
2. Respon korban ( Panggil, Tepuk/Goyangkan bahu, cubit ) , LOOK,
LISTEN, FEEL, cek nadi karotis
3. Penolong berteriak pada rekan untuk minta bantuan tenaga
kesehatan/ambulan
4. C, Chest compression /kompresi dada, Letakkan tumit tangan pada titik
kompresi ( 2 jari diatas Px ) atau lurus diantara 2 puting susu

5. Lengan tegak lurus, beban pd bahu , Turunkan bahu arah gravitasi pada
tahap awal dilakukan selama 30 detik (50 kali) Kompresi dilakukan
dengan kedalaman 5 cm (untuk dewasa)
6. Airway (buka jalan nafas) Buka jalan nafas ( Head Tilt, Chin Lift, Jaw
Trust ), lakukan finger swap utk mengeluarkan faktor penyumbat
pernafasan
7. Breathing , bantuan nafas dengan ventilasi mouth to mouth (sambil
lihat gerakan dada) sebanyak 2x

8. Bila ada teman yang bisa membantu perintahkan dia untuk membantu
mengelola cidera, atau masalah kegawatdaruratan yang lain (misalnya
pendarahan, luka bakar, patah tulang

9. Bila setelah dilakukan resusitasi jantung paru 5x siklus untuk


mengetahui respon korban lakukan Pemeriksaan jalan nafas (look,
listen n feel) dan raba nadi karotis, bila belum lanjut 5 siklus
berikutnya
10. Bila kemudian korban sadar dan memberikan respon yang bagus,
segera rapikan korban dan posisikan pasien stabil atau posisi senyaman
mungkin, sambil diberikan motivasi, diajak komunikasi sampai bantuan
datang dan lakukan observasi tanda-tanda vital terus menerus. Tetapi
bila masih belum sadar (tidak ada nadi, nafas), Lakukan kembali
kompresi secara terus menerus sampai bantuan medis datang
Terimakasi
h

CREDITS: This presentation template was created by Slidesgo, including icons by


Flaticon and infographics & images by Freepik

Anda mungkin juga menyukai