Anda di halaman 1dari 14

REKAYASA PONDASI

Dosen Pengajar : Dr. Ir. Shirly Susanne Lumeno, S.T, M.T


PEMBAHASAN

 Definisi dan Jenis Pondasi dangkal


 Penurunan Konsolidasi
 Faktor Konsolidasi
 Definisi pondasi Tiang
 Kekuatan Pondasi Tiang
 Estimasi Daya Dukung Ujung
 Definisi dan Jenis Pondasi dangkal

• Pondasi dangkal adalah jenis pondasi yang digunakan untuk mendukung struktur
di atasnya dengan meneruskan beban ke tanah yang berada di dekat
permukaan.
• Pondasi dangkal diletakkan tidak lebih dalam dari lebar pondasi itu sendiri,
biasanya kurang dari kedalaman 3 meter dari permukaan tanah. Jenis-jenis
pondasi dangkal meliputi:
1) Pondasi Pasak (Strip footing)
2) Pondasi Telapak (Isolated footing)
3) Pondasi Rakit (Raft footing)
4) Pondasi Gabungan (Combined footing)
• Penyebab dan Jenis Penurunan
1) Penurunan pondasi terjadi karena beban yang diberikan ke tanah yang
menyebabkan deformasi. Penurunan ini dapat dikategorikan menjadi:
2) Penurunan Elastis: Terjadi segera setelah beban diterapkan.
3) Penurunan Konsolidasi: Terjadi secara bertahap saat air pori dalam tanah
ditekan keluar karena peningkatan beban.
4) Penurunan Krep (Creep): Penurunan yang terjadi secara perlahan karena
penyesuaian tanah terhadap beban jangka panjang.

• Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penurunan


1) Jenis dan Kepadatan Tanah: Tanah lempung dan tanah berpasir memiliki
perilaku yang berbeda terhadap beban.
2) Kedalaman Pondasi: Kedalaman yang lebih dalam dapat mengurangi
penurunan karena tekanan pada lapisan tanah yang lebih stabil.
3) Kelembaban Tanah: Kandungan air dalam tanah dapat mempengaruhi
konsolidasi tanah dan penurunan pondasi.
4) Beban Struktur: Beban lebih berat dari struktur cenderung menyebabkan
penurunan yang lebih besar.
• Perhitungan Penurunan
1) Perhitungan penurunan dilakukan untuk memprediksi tingkat penurunan yang
akan terjadi setelah struktur selesai. Metode yang umum digunakan antara
lain:
2) Metode Terzaghi: untuk menentukan penurunan pada tanah kohesif.
3) Metode Schmertmann: untuk tanah berpasir.
4) Analisis Konsolidasi: menggunakan data dari uji beban atau data empiris
untuk memprediksi penurunan konsolidasi.

• Langkah Pencegahan Penurunan


1) Peningkatan Pondasi: Menggunakan teknik seperti compacting atau
menggunakan material stabilisasi.
2) Desain Pondasi yang Sesuai: Memilih jenis pondasi yang paling sesuai dengan
kondisi tanah dan beban struktur.
3) Drainase yang Baik: Mengurangi kadar air dalam tanah untuk meminimalisir
penurunan konsolidasi.
 Penurunan Konsolidasi

Penurunan konsolidasi adalah jenis penurunan yang terjadi akibat pengusiran air
pori dari dalam tanah di bawah beban yang diberikan. Ini biasanya terjadi pada
tanah yang memiliki kandungan lempung atau tanah yang kohesif, di mana
partikel tanah kecil dan ruang pori-pori tanah diisi oleh air. Berbeda dengan
penurunan segera yang terjadi hampir instan dan bersifat elastis, penurunan
konsolidasi bersifat plastis dan tidak reversibel, dan terjadi dalam waktu yang
lebih lama.

• Mekanisme Penurunan Konsolidasi


Ketika beban diterapkan pada tanah yang mengandung air pori, tekanan tersebut
menyebabkan air pori terdesak keluar dari ruang pori. Proses ini menghasilkan
perubahan volume tanah karena partikel tanah mendekat satu sama lain,
mengakibatkan penurunan struktur di atasnya. Kecepatan proses ini sangat
tergantung pada permeabilitas tanah dan karakteristik lainnya
 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penurunan
Konsolidasi

• Jenis Tanah: Tanah dengan butiran halus seperti lempung lebih rentan
terhadap konsolidasi karena butirannya yang kecil dan distribusi pori
yang tinggi.
• Kandungan Air: Semakin tinggi kandungan air dalam tanah, semakin
besar potensi konsolidasi.
• Permeabilitas Tanah: Tanah dengan permeabilitas rendah memerlukan
waktu lebih lama untuk mengusir air pori, sehingga proses konsolidasi
berlangsung lebih lambat.
• Tebal dan Kondisi Lapisan Tanah: Lapisan tanah yang tebal dan seragam
akan memiliki perilaku konsolidasi yang berbeda dibandingkan dengan
tanah yang memiliki banyak lapisan dengan sifat fisik yang berbeda.
 Definisi pondasi Tiang

Pondasi tiang merupakan jenis pondasi yang digunakan untuk mendukung struktur
bangunan, khususnya pada tanah dengan daya dukung yang rendah atau tidak stabil.
Pondasi tiang bekerja dengan mentransfer beban dari struktur bangunan ke lapisan
tanah atau batuan yang lebih kuat di kedalaman yang lebih dalam. Ada beberapa
jenis pondasi tiang yang umum digunakan, yaitu tiang pancang dan tiang bor.
o Tiang Pancang (Driven Piles)

• Definisi: Tiang pancang adalah tiang yang dipancang ke dalam tanah dengan
cara dipukul atau ditekan menggunakan alat berat seperti hammer pile driver.
• Material: Biasanya terbuat dari beton prategang, baja, atau kayu.
• Keunggulan:
-Cocok untuk proyek besar dengan beban berat.
-Proses instalasi cepat.
-Dapat menembus lapisan tanah keras di bawah permukaan tanah yang lunak.
• Kelemahan:
-Menimbulkan kebisingan dan getaran selama proses pemancangan.
-Membutuhkan peralatan khusus dan ruang kerja yang luas.
o Tiang Bor (Bored Piles)

• Definisi: Tiang bor dibuat dengan cara mengebor lubang di tanah kemudian
mengisinya dengan beton.
• Material: Biasanya menggunakan beton bertulang.
• Keunggula:
-Lebih tenang dan tidak menyebabkan getaran signifikan.
-Dapat digunakan di lokasi dengan ruang kerja terbatas.
-Cocok untuk tanah yang berbatu atau sangat keras.
• Kelemahan:
-Proses instalasi lebih lambat dibandingkan tiang pancang.
-Membutuhkan peralatan bor dan beton yang memadai.
 Kekuatan Pondasi Tiang

o Kekuatan pondasi tiang sangat penting dalam mendukung struktur bangunan,


terutama di tanah dengan daya dukung yang rendah atau tidak stabil. Kekuatan
pondasi tiang ditentukan oleh beberapa faktor kunci.
o Jenis dan Material Tiang
• Beton Bertulang: Memiliki kekuatan tinggi dan tahan lama, sering digunakan
untuk tiang bor.
• Baja: Sangat kuat dan fleksibel, sering digunakan untuk tiang pancang di proyek
berat.
• Kayu: Digunakan untuk proyek kecil atau sementara, tetapi kekuatannya lebih
rendah dibandingkan beton dan baja.
o Metode Instalasi

• Tiang Pancang (Driven Piles): Dipancang ke dalam tanah dengan alat berat,
cocok untuk tanah yang lebih keras atau berbatu.
• Tiang Bor (Bored Piles): Dibor dan diisi dengan beton, cocok untuk lokasi dengan
ruang terbatas dan tanah yang lunak.
o Kedalaman Penanaman
• Tiang yang ditanam lebih dalam umumnya mampu menahan beban lebih besar
karena mencapai lapisan tanah yang lebih stabil dan kuat.
o Kondisi Tanah
• Tanah dengan daya dukung tinggi akan meningkatkan kekuatan pondasi tiang.
• Analisis geoteknik sangat penting untuk menentukan kedalaman dan jenis
pondasi tiang yang paling cocok.
o Diameter dan Panjang Tiang
• Tiang dengan diameter yang lebih besar dan panjang yang lebih besar umumnya
memiliki kekuatan lebih besar karena area kontak dengan tanah yang lebih luas
dan mencapai lapisan tanah yang lebih dalam dan kuat.
o Kualitas Pemasangan
• Proses instalasi yang tepat memastikan tiang tertanam dengan baik dan tidak
mengalami kerusakan selama pemasangan.
• Pengawasan kualitas dan pengujian tiang setelah pemasangan sangat penting
untuk memastikan kekuatan dan stabilitas.
o Pengujian Kekuatan
• Beberapa metode pengujian digunakan untuk memastikan kekuatan
pondasi tiang, antara lain:
• Static Load Test (Uji Beban Statis): Mengukur kapasitas tiang dengan
memberikan beban bertahap hingga mencapai batas desain atau titik
kegagalan.
• Dynamic Load Test (Uji Beban Dinamis): Menggunakan alat untuk
memberikan pukulan atau getaran pada tiang dan mengukur responsnya
 Estimasi Daya Dukung Ujung

• Estimasi daya dukung ujung (end bearing capacity) dari pondasi tiang adalah
bagian penting dalam desain pondasi. Daya dukung ujung adalah kemampuan
ujung tiang untuk menahan beban dari struktur di atasnya. Beberapa metode
dan formula digunakan untuk memperkirakan daya dukung ujung tiang
• Estimasi daya dukung sisi (skin friction capacity) dari pondasi tiang adalah
proses penting dalam desain pondasi tiang. Daya dukung sisi diperoleh dari
friksi antara permukaan tiang dan tanah sekitarnya

Anda mungkin juga menyukai