EB46369Ed01
EB46369Ed01
SKRIPSI Diajukan Dalam Rangka Penyelesaian Studi Strata 1 Untuk Mencapai Gelar Sarjana Teknik
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Skripsi dengan judul Aplikasi Value Engineering Terhadap Struktur Balok dan Pondasi Untuk Biaya Proyek Pembangunan Kantor Perpustakaan Daerah Propinsi Jawa Tengah telah disetujui oleh dosen pembimbing Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Semarang.
Hari Tanggal
Dosen Pembimbing I
Dosen Pembimbing II
ii
HALAMAN PENGESAHAN Telah dipertahankan dihadapan sidang Panitia Ujian Skripsi Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Semarang pada : Hari Tanggal : Rabu : 23 Mei 2007
Drs. Lashari, M.T. NIP. 131 741 402 Tim Penguji Penguji I
Drs. Henry Apriyatno, M.T. NIP. 131 658 240 Penguji III
Drs. Tugino, M.T. NIP. 131 763 887 Mengetahui, Dekan Fakultas Teknik UNNES Ketua Jurusan Teknik Sipil
PERSEMBAHAN : Skripsi ini kupersembahkan untuk : 1. Bapak dan ibu yang saya hormati dan selalu saya cintai 2. Untuk Mas Arie, Mas Radik, Mas Zaeni yang selalu membantu, mengajarkan dan menuntun dalam
penyelesaian Tugas Akhir ini. 3. Dan spesial untuk sohib-sohib Galaksy(Okik, Rizal, Bowo) yang selalu memberikan semangat dan arti perjuangan hidup.Cayooo..!! 4. Dan orang yang selalu memberikan semangat bagiku dalam cinta dan kasihnya. Alh.jazakillahukhoiro 5. Sahabat-sahabatku Youth of XP. We always together. Alh.jazakumullohukhoiro 6. Rekan-rekan seperjuangan angkatan 02 Teknik Sipil Dont Forget!!We Will Fight At Future. for me, us and all 7. Semua orang yang telah mengkritik, mendidik dan membantu dalam kehidupanku.
iv
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT. yang telah memberikan rahmat serta hidayah-Nya sehingga penulis berhasil menyelesaikan skripsi dengan judul Aplikasi Value Engineering pada Struktur Balok dan Pondasi Untuk Biaya Proyek Pembangunan Kantor Perpustakaan Daerah Propinsi Jawa Tengah . Penyusunan Skripsi ini dimaksudkan untuk memenuhi syarat kelulusan program studi Sarjana Strata-1 Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Negeri Semarang. Selama proses penulisan Skripsi ini penulis menyadari banyak sekali kekurangan dan hambatan, akan tetapi berkat dukungan dan bantuan dari berbagai pihak, baik secara langsung maupun tidak langsung sehingga proses penulisan skripsi ini dapat selesai dengan baik. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada : 1. Prof. Dr. Soesanto, M.Pd., Dekan Fakultas Teknik Universitas Negeri Semarang, 2. Drs. Lashari, M.T., Ketua Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Negeri Semarang, 3. Drs. Henry Apriyatno, M.T, Ketua Prodi Teknik Sipil Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Negeri Semarang, 4. Toriq Arif Ghuzdewan, S.T., MSCE, dosen pembimbing I yang telah memberikan bimbingan hingga selesainya penyusunan skripsi ini, 5. Drs. Tugino, M.T, dosen pembimbing II yang telah memberikan arahan dan bimbingan hingga selesainya penyusunan skripsi ini, v
6. Drs. Kamid Idris, M.T, dosen wali Teknik Sipil S1 angkatan 2002, 7. Seluruh dosen serta staf karyawan Fakultas Teknik Universitas Negeri Semarang, 8. Bapak dan ibu yang telah membesarkan, menyayangi, mendidik serta
memberikan dukungan, semangat dalam pendidikan dan kehidupan yang indah. Terima kasih atas doa-doanya selama ini, 9. Ustoyo, Zaeni dan Radik yang telah semangat dalam menyelesaikan tugas akhir. Risal, Okik dan Bowo, terima kasih atas semangatnya. Civilian 02 we must strugle, 10. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, saran dan kritik yang membangun penulis harapkan demi kesempurnaan skripsi ini. Akhirnya penulis berharap semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi semua pihak yang membutuhkan.
Semarang,
Juni 2007
Penulis
vi
SARI
Rinouw Astria Widodo. 2007. Aplikasi Value Engineering Untuk Optimasi Biaya Proyek Pembangunan Kantor Perpustakaan Daerah Propinsi Jawa Tengah. Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Negeri Semarang. Kata kunci : Value Engineering, Optimasi. Dalam pelaksanaan proyek pembangunan gedung bertingkat sering kali memberikan suatu nilai bangunan yang besar walaupun secara kualitatif ataupun struktural bangunan itu dinilai biasa-biasa saja. Hal ini bukan semata-mata kekurangan dari perencana, akan tetapi lebih pada kekurang efektifan dan keefisienan penggunaan bahan-bahan yang memiliki kualitas hampir sama, tapi dari segi biaya lebih dipandang ekonomis justru kurang diperhatikan. Value Engineering merupakan salah satu bidang keilmuan dari teknik sipil yang secara inti berfungsi untuk memberdayagunakan suatu cara atau metode guna mengoptimalisasi biaya yang terjadi dalam pembangunan suatu gedung/proyek. Permasalahan yang dikaji adalah bagaimana pengaruh aplikasi Value Engineering terhadap optimasi biaya pada proyek pembangunan kantor Perpustakaan Daerah Propinsi Jawa Tengah? Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh penggunaan beberapa bahan dan material untuk pengoptimalan biaya proyek. Mengetahui nilai penghematan (saving) setelah dilakukan analisa Value Engineering. Pada penelitian ini penganalisisan Value Engineering difokuskan pada item pekerjaan struktur bawah yaitu pondasi dan item struktur atas yaitu balok. Dengan menghadirkan beberapa alternatif yang masing-masing ditinjau dari segi penggunaan materialnya. Untuk item pekerjaan pondasi digunakan beberapa alternatif penggunaan tiang pancang dengan dimensi yang berbeda. Dalam proyek ini digunakan jenis pondasi minipile dengan dimensi 32x32x32, kemudian dengan daya dukung yang sama maka dihadirkan pondasi tiang silinder dengan 300, 350 dan tiang persegi 20x20. Untuk item pekerjaan beton bertulang yang dalam proyek ini digunakan beton dengan mutu K 275, kemudian dihadirkan 3 alternatif penggunaan mutu beton lain yaitu beton mutu K 225, K 250 dan K 300, yang kesemuanya dikaji hanya untuk pekerjaan balok. Hasil penelitian didapat nilai penghematan (saving) untuk item pekerjaan pondasi dari berbagai alternatif yaitu : biaya yang harus keluarkan untuk pekerjaan pondasi existing (32x32x32) adalah Rp. 213.587.573,00, sedangkan untuk alternatif penggunaan bahan lain yaitu tiang pancang 300 sebesar Rp. 180.601.760,70 berselisih Rp.32.985.812,23, penggunaan tiang dengan 350 sebesar Rp. 196.188.987,70 berselisih Rp. 17.398.585,30, penggunaan tiang persegi 20x20 sebesar Rp. 159.640.139,00, berselisih Rp. 53.947.434,00. Sedangkan untuk pekerjaan struktur balok yang dalam existing digunakan mutu beton K275 didapat biaya sebesar Rp.148.800.055,30, penggunaan mutu beton K 225 sebesar Rp.126.480.069,00 berselisih Rp.22.319.986, penggunaan mutu beton K 250 sebesar Rp.127.047.200,80 berselisih Rp.21.752.854,20, penggunaan mutu beton K 300 sebesar Rp.127.866.100,90 berselisih Rp.20.999.999.96, sehingga dari hasil penelitian ini didapatkan total penghematan dari item pekerjaan pondasi dan balok adalah sebesar Rp.76.267.420,00
vii
DAFTAR ISI Halaman Halaman Judul....................................................................................................... i Persetujuan Pembimbing....................................................................................... ii Halaman Pengesahan ............................................................................................ iii Motto dan Persembahan ........................................................................................ iv Kata Pengantar ...................................................................................................... v Sari ........................................................................................................................ vii Daftar Isi................................................................................................................ viii Daftar Tabel .......................................................................................................... xi Daftar Gambar ....................................................................................................... xiii Daftar Notasi ......................................................................................................... xiv Daftar Lampiran .................................................................................................... xvi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang .................................................................................... B. Perumusan Masalah ............................................................................ C. Pembatasan Masalah ........................................................................... D. Tujuan Penelitian ................................................................................ E. Manfaat Penelitian .............................................................................. BAB II LANDASAN TEORI A. Uraian umum ....................................................................................... B. Value Engineering ............................................................................... 7 7 1 3 4 5 5
viii
C. Perekayasaan Struktur ......................................................................... 1. Struktur Pondasi .......................................................................... 2. Struktur Atas ............................................................................... D. Analisa Fungsional .............................................................................. E. Cost Model .......................................................................................... F. Analisa Perangkingan.......................................................................... 1. Perangkingan Metode Zero-One ................................................... 2. Metode Matrik ............................................................................... BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Uraian .................................................................................................. B. Jenis Penelitian .................................................................................... C. Tempat Penelitian................................................................................ D. Proses Penelitian ................................................................................. 1. Tahapan Persiapan ........................................................................ 2. Data ............................................................................................... 3. Metode Pengumpulan Data ........................................................... 4. Analisa Data .................................................................................. E. Kedudukan Value Engineering ........................................................... BAB IV APLIKASI PERHITUNGAN DAN ANALISA PROYEK A. Latar Belakang Proyek ........................................................................ B. Data Proyek ......................................................................................... 1. Situasi Dan Lokasi Proyek ............................................................ 2. Data Teknik Proyek....................................................................... ix
10 10 17 19 24 28 28 29
31 31 32 32 33 33 34 35 44
48 49 49 50
3. Data Adminstrasi ........................................................................... 4. Struktur Organisai Proyek ............................................................. C. Study Value Engineering .................................................................... 1. Study VE Pada Item Pekerjaan Struktur Pondasi ......................... 2. Study VE Pada Item Pekerjaan Struktur Atas ............................... D. Analisa Value Engineering Untuk Pekerjaan Pondasi ........................ 1. Tahap Informasi ............................................................................ 2. Tahap Spekulasi ............................................................................ 3. Tahap Analisa................................................................................ 4. Tahap Pengembangan ................................................................... 5. Tahap Rekomendasi ...................................................................... E. Analisa Value Engineering Untuk Pekerjaan Struktur Atas ............. 1. Tahap Informasi ............................................................................ 2. Tahap Spekulasi ............................................................................ 3. Tahap Analisa................................................................................ 4. Tahap Pengembangan ................................................................... 5. Tahap Rekomendasi ...................................................................... BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ..................................................................................... B. Saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN .....................................................................................
107 108
DAFTAR TABEL Hal Tabel 2.1 Tabel Kriteria Fungsi .................................................................. 28 Tabel 2.2 Penilaian Zero-One terhadap fungsi 1 ......................................... 30 Tabel 2.3 Penilaian Existing dan Alternatif yang muncul............................ 31 Tabel 3.1 Tabel Paparan Fase Informasi ..................................................... 38 Tabel 4.1 Data Informasi Teknik Proyek .................................................... 56 Tabel 4.2 Data Informasi Pekerjaan Pondasi............................................... 57 Tabel 4.3 Analisa Fungsi Pekerjaan Pondasi............................................... 58 Tabel 4.4 Keuntungan dan Kerugian Penggunaan Design Alternatif ........... 60 Tabel 4.5 Rekapitulasi Perhitungan Dimensi dan Penulangan Pile Cap ....... 61 Tabel 4.6 Rekapitulasi Hasil Analisa dan Perhitungan ................................ 73 Tabel 4.7 Rekapitulasi Harga Pekerjaan ..................................................... 74 Tabel 4.8 Analisa Fungsi ............................................................................ 76 Tabel 4.9 Penilaian Bobot Sementara ......................................................... 77 Tabel 4.10 Penilaian dengan zero-One ......................................................... 78 Tabel 4.11 Penilaian dengan Zero-One terhadap fungsi B ............................ 79 Tabel 4.12 Penilaian dengan Zero-One terhadap fungsi C............................ 79 Tabel 4.13 Penilaian dengan Zero-One Terhadap fungsi D ........................... 80 Tabel 4.14 Penganalisaan Metode Zero-One ................................................ 80 Tabel 4.15 Informasi Teknik Proyek ............................................................ 84 Tabel 4.16 Informasi Pekerjaan Beton Struktur ............................................ 85 Tabel 4.17 Analisa Fungsi Pekerjaan Struktur .............................................. 85 Tabel 4.18 Alternatif Design ........................................................................ 87 Tabel 4.19 Perbandingan Biaya Setelah Dilakukan Analisa VE .................... 101 xi
Tabel 4.20 Analisa Fungsi Untuk Pekerjaan Balok ....................................... 103 Tabel 4.21 Penilaian Bobot Sementara ......................................................... 104 Tabel 4.22 Penilaian Dengan Zero-One Terhadap FungsI A ......................... 104 Tabel 4.23 Penilaian Dengan Zero-One Terhadap FungsI B ......................... 106 Tabel 4.24 Penilaian Dengan Zero-One Terhadap Fungsi C.......................... 106 Tabel 4.25 Penilaian Dengan Zero-One Terhadap Fungsi D ......................... 107 Tabel 4.26 Penganalisaan Metode Zero-One ................................................ 107
xii
DAFTAR GAMBAR Hal Gambar 2.1 Pondasi Tiang untuk Tanah Keras dan Tanah Dangkal ............ 12 Gambar 2.2 Pondai Untuk Penahan Tanah ................................................... 13 Gambar 2.3 Pondasi Untuk Jembatan .......................................................... 14 Gambar 2.4 Flowchart Perencanaan Struktur Balok .................................... 19 Gambar 2.5 Contoh Diagram FAST Fungsi Struktur Jembatan .................. 23 Gambar 2.6 Contoh Model Untuk Bangunan Umum ................................. 25 Gambar 2.7 Cost Model Untuk Gedung Standar ........................................ 27 Gambar 3.1 Siklus Perekayasaan Struktur .................................................. 45 Gambar 3.2 Flowchart Penelitian ............................................................... 46 Gambar 4.1 Lokasi Proyek .......................................................................... 48 Gambar 4.2 Struktur Organisasi................................................................... 51 Gambar 4.3 Fase Study Value Engineering .................................................. 52 Gambar 4.4 Perbandingan Harga Pekerjaan ................................................ 74 Gambar 4.5 Perbandingan Harga Setelah di VE ........................................... 101
xiii
DAFTAR NOTASI
Kapasitas dukung tanah padaujung tiang (KN/m2) Luas permukaan ujung tiang (m2) Gesekan pada selimut tiang atau adhesi tanah dengan selimut tiang
Aujng = f =
(kN/m2) Aslmt = O = Luas permukaan selimut tiang (m2) = O. L Keliling tiang (m) luas yang dibutuhkan luas tulangan tebal pondasi lebar penampang pondasi lebar penampang tinggi efektif diameter Pondasi harga pekerjaan harga satuan pekerjaan Volume tiap pekerjaan faktor reduksi rasio penulangan aktual luas tulangan rasio penulangan Biaya Langsung (cost of direct architect) Biaya Buruh (cost of labour architect)
xiv
= = = =
Biaya Sub Kontraktor (cost of sub contractor architect) Biaya Lain-Lain (cost of pthers-architect) Keuntungan Dari Architect (profit of architect) Biaya Tidak Langsung(indirect cost architect) Biaya Overhead (overhead cost architect) Biaya Kontraktor (cost profit) Keuntungan Kontraktor (contractor profit) Biaya Real Estate (cost of real estate ) Biaya Langsung Kontraktor ( direct cost contraktor0 Biaya Buruh Kontraktor (cost of labour kontraktor) Biaya Bahan Kontraktor( cost of material contractor ) Biaya Lain-Lain Kontraktor (cost of material contractor) Biaya Overhead Kontraktor ( cost of pverhead kontraktor ) Biaya Tanah Real Estate(cost of land real estate ) Biaya Legal /Hukum (cost of legal) Biaya Operasi Dan Pemeliharaan (cost of operation and
maintenance) Como = Biaya Overhead Dari Operasi Dan Pemeliharaan (cost of overhead operation maintenance) Cd Cac = = Biaya Disain (cost of design) Biaya Arsitek (cost of architectural)
xv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran A Lampiran B
xvi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Pada era globalisasi saat ini, dimana batas antar negara makin terbuka, produk dan jasa dari satu tempat mudah mencapai tempat lain, maka mereka yang bekerja dengan prinsip doing the right things (efficient) dan doing things right (effective) yang akan memenangkan persaingan dan merebut pasaran yang pada gilirannya akan menikmati hasil usahanya lebih dulu dan lebih baik. Seperti halnya dalam dunia teknik sipil yang juga mengalami perkembangan cukup pesat, diiringi dengan makin meningkatnya inovasiinovasi guna mengaplikasikan prinsip-prinsip diatas, yang diawali dengan munculnya berbagai macam alternatif baru dalam suatu pembangunan konstruksi gedung bertingkat (High Rise Building), jembatan bentang panjang hingga manajemen konstruksi guna didapatkan sebuah kontruksi yang berkualitas, arsitektural dan efisien. Dalam perkembangan konstruksi ada dua jenis bahan struktur yang paling umum digunakan, yaitu baja dan beton bertulang atau penggabungan kedua jenis bahan tersebut. Dalam awal pembangunan suatu proyek perencana dan konsultan Value Engineering perlu melakukan penetapan-penetapan berupa item yang akan dipakai untuk semua bagian struktur dengan
masing-masing item struktur ditentukan dengan menggunakan beberapa software komputer sebagai alat penunjangnya. Konstruksi gedung yang diambil disini ialah proyek pembangunan gedung perpustakaan propinsi Jawa Tengah yang dibangun oleh PT. UNICO UTAMA JAYA ini terdiri dari 4 lantai dengan menggunakan pondasi tiang pancang sebagai komponen penopang struktur bangunan atas dan menggunakan mutu beton K 275 untuk semua item pekerjaan struktur beton bertulangnya. Dan dari semua pekerjaan beton bertulang ini, yang diambil adalah untuk pekerjaan balok struktur karena pada item ini mempunyai nilai atau bobot yang sangat besar dibandingkan item-item pekerjaan yang lainnya, hal itu disebabkan pemakaian atau penggunaan beberapa materialnya yang dirasakan penulis kurang begitu efektif dan efisien sehingga mengakibatkan pembengkakan terhadap biaya yang dikeluarkan. Hal ini tentu saja menjadikan biaya/harga total keseluruhan menjadi sangat besar. Dengan alasan seperti itu diperlukan suatu cara dalam bentuk perekayasaan yang bertujuan untuk mengoptimalkan biaya pembangunan proyek tersebut, yang didalam dunia teknik sipil biasa disebut rekayasa nilai atau Value Engineering. Value Engineering adalah suatu usaha teknik manajemen yang menggunakan pendekatan-pendekatan secara sistematis dan terorganisir, dan diarahkan untuk menganalisa fungsi yang diperlukan dengan biaya serendahrendahnya, konsisten dengan ketentuan untuk penampilan, kualitas dan pemeliharaan dari proyek tersebut. Dan sesuai dengan peraturan Departemen
Pekerjaan Umum Nomor 222/KPTS/CK/1991 Direktorat Jenderal Cipta Karya disebutkan bahwa bangunan yang memiliki nilai atau biaya pengerjaan lebih dari 1 milyar harus diadakan suatu analisis Value Engineering. Dalam Value Engineering digunakan suatu metode evaluasi yang menganalisis teknik dan nilai dari suatu proyek, dimana dalam hal ini dicari suatu alternatif-alternatif baru dengan tujuan menghasilkan biaya yang lebih efisien dengan batasan fungsional dan tahapan rencana tugas yang dapat mengidentifikasi dan mengoptimalkan biaya-biaya itu serta usaha yang tak perlu. Dengan mengadakan improvement (perbaikan) terhadap Value produk tersebut tanpa mengurangi sedikitpun quality, safety dan sebagainya Atas pertimbangan-pertimbangan diatas, yang melatarbelakangi untuk diadakannya suatu penelitian dengan dilakukan penganalisisan VE pada proyek pembangunan Gedung Kantor Perpustakaan Daerah Propinsi Jawa Tengah. Maka dengan dilakukan penelitian dengan penganalisaan VE, diharapkan akan diperoleh suatu nilai efisiensi serta efektifitas dari gedung tersebut dengan munculnya cost saving. B. Perumusan Masalah Penggunaan bahan atau material penyusun konstruksi tiap-tiap segmen pekerjaan yang kurang efisien mengakibatkan bertambah besar biaya yang harus dikeluarkan. Sehingga diperlukan suatu pengkajian ulang dengan memilih alternatif yang lain guna didapatkan nilai yang lebih optimal. Berdasarkan uraian diatas timbul permasalahan yang menarik untuk diteliti yaitu : bagaimana pengaruh perekayasaan segmen struktur bangunan
yang dalam hal ini adalah segmen struktur pondasi dan balok terhadap biaya total proyek pembangunan Gedung Kantor Perpustakaan Daerah Propinsi Jawa Tengah setelah dilakukan analisis Value Engineering dengan didasarkan atas aplikasi software SAP 2000 versi 8.08? C. Pembatasan Masalah Analisa Value Engineering seharusnya dilakukan pada semua bagian (segmen) pekerjaan yang memungkinkan dilakukan efisiensi ataupun perubahan-perubahan design yang dapat mereduksi biaya tanpa merubah fungsi dasar elemen tersebut, akan tetapi karena keterbatasan waktu maka analisis Value Engineering (VE) dilakukan pada segmen bangunan yang memiliki nilai atau bobot pekerjaan yang besar. Maka dalam penelitian ini dilakukan pembatasan terhadap permasalahan yang akan dikaji sehingga penulisan lebih terfokus. Batasan masalah pada penelitian ini adalah : 1 Analisis Value Engineering (VE) dilakukan pada segmen bangunan struktur bawah yaitu pada struktur pondasi dan segmen bangunan atas yaitu struktur balok. 2 Perhitungan kekuatan struktur didasarkan atas aplikasi software SAP 2000 versi 8.08 dengan disesuaikan dengan keadaan asli dilapangan (perencanaan). 3 Pembebanan dari pembangunan gedung untuk input data SAP didasarkan atas Peraturan Pembebanan Indonesia 1983
Karena keterbatasan pengetahuan dilapangan maka penganalisaan hanya dilakukan sebatas perbandingan biaya sesuai dengan
penggunaan material saja. D. Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah : 1 Dapat mengangkat tema Value Engineering baik secara teoritis maupun praktis, yaitu dengan menampilkan contoh kasus berupa proyek riil pada tahap perencanaan gedung. 2 Mengetahui alternatif-alternatif bahan yang dapat digunakan untuk pengaplikasian Value Engineering terhadap segmen struktur bawah yaitu pondasi. 3 Mengetahui nilai cost saving atau biaya pengurangan dari alternatifalternatif material yang digunakan dalam analisis VE pada semua segmen baik segmen atas yaitu balok atau segmen bawah yaitu pondasi. 4 Mengetahui perbandingan biaya total dari proyek sebelumnya setelah dilakukan perekayasa nilai (VE). E. Manfaat Penelitian Penelitian yang dilakukan ini diharapkan dapat memberikan konstribusi yang bermanfaaat bagi perkembangan ilmu pengetahuan dan masyarakat di antaranya adalah : 1 Memberikan informasi atau rekomendasi baik kepada owner, perencana maupun pelaksana mengenai biaya pelaksanaan proyek
terkait dengan alternatif penggunaan material yang digunakan untuk mendapatkan nilai optimasi dari suatu proyek pembangunan suatu gedung itu. 2 Mengetahui penggunaan software SAP 2000 sebagai sarana untuk perencanaan bangunan. 3 Mengetahui cara perhitungan rencana anggaran biaya dari suatu proyek yang didasarkan atas SNI yang berlaku di Indonesia.
A. Uraian Umum Proyek pembangunan kantor Perpustakaan Daerah Propinsi Jawa Tengah merupakan asset penting bagi masyarakat Jawa Tengah, karena bukan hanya sebagai salah satu pendukung sarana dan fasilitas kota semarang yang begitu besar dan megah saja akan tetapi sekaligus menjadi ikon perkembangan dalam dunia pendidikan, khususnya bagi masyarakat kota Semarang atau untuk masyarakat Propinsi Jawa Tengah pada umumnya. Pembangunan gedung yang dalam pelaksanaannya membutuhkan biaya Rp. 3.578.660.000,00 memang dirasakan penulis adalah nilai yang sangat besar mengingat gedung ini nantinya difungsikan sebagai gedung perkantoran saja, sehingga menjadi suatu ide pemikiran untuk dilakukan penganalisaan terkait masalah biaya pembangunan gedung tersebut dengan cara
perekayasaan nilai atau Value Engineering B. Value Engineering Value engineering adalah suatu metode evaluasi yang menganalisa
teknik dan nilai dari suatu proyek atau produk yang melibatkan : pemilik, perencana dan para ahli yang berpengalaman dibidangnya masing-masing dengan pendekatan sistematis dan kreatif yang bertujuan utuk menghasilkan mutu dan biaya serendah-rendahnya yaitu dengan batasan fungsional dan 7
tahapan rencana tugas yang dapat mengidentifikasi biaya-biaya dan usaha yang tidak diperlukan atau kurang mendukung (Donomartono, 1999). Definisi lain mengatakan bahwa Value Engineering adalah suatu pendekatan sistematis untuk memperoleh hasil yang optimal dari setiap biaya yang dikeluarkan. Dimana diperlukan suatu usaha kreatif untuk menganalisa fungsi dengan menghapus atau memodifikasi penambahan harga yang tidak perlu dalam proses pembiayaan konstruksi, operasi atau pelaksanaan, pemeliharaan, pergantian alat dan lain-lain (DellIsola, 1974). Value Engineering ( VE ) adalah. suatu pendekatan bersifat kreatif dan sistematis yang bertujuan mengurangi biaya-biaya yang tidak diperlukan. Biaya yang tidak perlu ini adalah biaya yang tidak memberikan kualitas, kegunaan, sesuatu yang menghidupkan penampilan yang baik ataupun sifat yang diinginkan oleh konsumen (Miles, 1961) Dalam diktat ajar perkuliahan Universitas Negeri Semarang disebutkan bahwa Aplikasi Value Engineering biasa digunakan pada tahap perencanaan maupun pada tahap pelaksanaan. Akan tetapi perlu ditekankan kembali bahwa Value Engineering bukanlah : a. Suatu revisi desain yang diperlukan untuk mengoreksi kesalahankesalahan yang dibuat oleh perencana maupun mengoreksi
perhitungannya. b. Suatu proses untuk membuat sesuatu menjadi murah ataupun pemotongan harga dengan mengurangi penampilan. c. Kontrol kualitas ataupun pemeriksaan ulang dari perencanaan proyek.
Sedangkan dalam mengidentifikasi biaya-biaya dan usaha-usaha yang tidak perlu dalam penerapan Value Engineering tidaklah mudah, karena ada beberapa faktor yang menyebabkan biaya dan usaha tersebut tidak terihat oleh team (pemilik, perencana maupun pelaksana), diantaranya : a. Terbatasnya waktu yang diberikan dalam proses perencanaan. b. Kurang dan keterlambatan informasi. c. Kekurangan kreatifitas dalam mengembangkan wawasan atau gagasan baru. d. Kurang tepatnya konsep yang dipakai. e. Tidak memilih cara kerja yang efisien. f. Masih belum cepat tanggap terhadap perubahan atau perkembangan. g. Masih memiliki sifat kerja sendiri-sendiri antara perencana dan pemilik. h. Tidak mau mendapat saran. i. Perubahan kebijaksanaan dan keadaan politik. j. Kurangnya penghargaan kepada pelaku kegiatan. k. Hubungan masyarakat dan lingkungan yang kurang serasi. Akibat dari biaya-biaya dan kondisi yang tidak perlu itu, maka kebutuhan akan aplikasi Value Emgineering sangat diperlukan dan terus meningkat akhir-akhir ini, hal itu disebabkan karena ; a. Biaya konstruksi yang meningkat. b. Kurangnya sumber dana dalam pembangunan. c. Suku bunga yang tinggi.
10
d. Inflasi yang meningkat setiap tahun. e. Kemajuan teknologi yang meningkat pesat maupun metoda
pembangunannya. C. Perekayasaan Struktur 1. Struktur Pondasi Struktur Pondasi merupakan bagian dari bangunan yang berada di bawah permukaan tanah maka termasuk bangunan struktur bawah. Struktur pondasi terbagi atas beberapa jenis/macam yaitu pondasi footplat (dangkal), pondasi sumuran atau pondasi tiang pancang, ketiga jenis pondasi tersebut masing-masing mempunyai karakteristik dan tingkat kemanfaatan yang berbeda-beda. Pondasi footplat biasa dipergunakan terhadap struktur yang
mempunyai tingkat beban atas pondasi yang relatif kecil dan tanah yang berada pada bangunan mempunyai daya dukung yang relatif kecil atau dangkal, maka pondasi footplat ini biasa disebut dengan istilah pondasi dangkal(Lashari, 2004). Sedangkan Pondasi tiang pancang dan sumuran biasa digunakan untuk tanah yang mempunyai tingkat daya dukung relatif sedang atau bahkan sangat dalam. Maka keduanya biasa disebut dengan pondasi dalam(Lashari, 2004). Beberapa hal yang perlu dipertimbangkan dalam mendesain struktur pondasi (Hanggoro, 2005) adalah :
11
a.
Ekonomi.
b. Adequate safety (Fs) yang meliputi : kapasitas daya dukung tanah, gaya gesek tanah. c. d. e. Penurunan tanah karena beban. Perubahan cuaca yang relatif kecil tidak ekstrim. Permasalahan konstruksi yang meliputi : kestabilan tanah, getaran, muka air tanah dll. f. Efek atau imbas terhadap lingkungan. Untuk memenuhi persyaratan (b) kapasitas dukung tanah dan (c) penurunan tanah, maka perlu dilihat terlebih dahulu seberapa besar beban yang akan didukung oleh tanah. Jika tanah pendukung sangat kompresibel dan terlalu lemah mendukung struktur atas maka penggunaan pondasi tiang sangat disarankan. Selain itu, faktor (a) ekonomis dan (f) dampak lingkungan merupakan bahan pertimbangan untuk pemilihan beberapa sistem pondasi yang masih memenuhi persyaratan (b) kapasitas dukung tanah dan (c) penurunan tanah. Adapun dalam pembangunan Gedung kantor Perpustakaan Daerah Jawa Tengah ini direncanakan dengan menggunakan pondasi tiang pancang. Hal itu dikarenakan keadaan tanah keras yang menopang bangunan ini sangat dalam. Akan tetapi apabila tiang pancang dipancang sampai tanah keras melalui lapisan lempung, maka untuk menghitung kapasitas daya dukung tiang harus diperhitungkan terhadap perlawanan ujung dan gesekan antara
12
tiang depan tanah. Perhitungan daya dukung tanah tergantung pada jenis data tanah yang ada yaitu berdasarkan hasil sondir dan berdasarkan data laboratorium. Adapun jenis pondasi tiang pancang akan lebih dijelaskan pada beberapa sub bab dibawah ini diantaranya adalah : a. Prinsip Dan Aplikasi Pondasi Tiang Pondasi tiang diperlukan untuk mendukung struktur atas untuk kondisikondisi sebagai berikut( Hanggoro, 2005) : 1) Lapisan-lapisan tanah atas sangat kompresibel dan terlalu lemah mendukung struktur atas. Dalam hal ini pondasi tiang diperlukan untuk meneruskan beban kedalam lapisan tanah keras (bedrock). Jika pondasi tiang tidak mencapai tanah keras, maka beban struktur atas akan ditahan oleh friksi antara tiang dan tanah. (Gambar 2.1)
Gambar 2.1 2) Jika pondasi harus menahan beban horizontal. Pondasi dalam dapat menahan momen dan vertikal secara bersamaan (gambar 2.2) .
13
Gambar 2.2 3) Pada tanah yang ekspansif. Tanah yang ekspansif dapat mengalami pengembangan (swelling) dan penyusutan (shrinkage) tergantung kepada kondisi kadar airnya. 4) Pondasi harus menahan uplift forces. Hal ini misalnya terjadi pada basement dengan muka air tanah yang tinggi. 5) Adanya erosi tanah pada abutment dan pier jembatan (Gambar 2.3).
14
Gambar 2.3
6) Pondasi harus menahan gerakan tanah lateral. Pondasi tiang dapat digunakan sebagai perkuatan lereng atau sekaligus sebagai pondasi bangunan yang berdiri di atas tanah berlereng. b. Perhitugan Beban Aksial Kolom Apabila tiang pancang dipancang sampai tanah keras melalui lapisan lempung, maka untuk menghitung kapasitas daya dukung tiang harus diperhitungkan terhadap perlawanan ujung dan gesekan antara tiang depan tanah. Perhitungan daya dukung tanah tergantung pada jenis data tanah yang ada yaitu berdasarkan hasil sondir dan berdasarkan data laboratorium. Untuk penghitungan beban aksial yang terjadi pada pondasi akibat beban kolom ada beberapa ketentuan dalam penggunaan rumus daya dukung ultimit, tergantung dengan jenis tanah yang menopang pondasi tersebut, dalam (Wesley,1977), disebutkan kapasitas ijin untuk tiang yang dipancang sampai lapisan tanah pasir :
15
Qijin =
Untuk pemancangan tiang pada tanah lempung, Wesley (1977) menyarankan penggunaan faktor aman yang lebih besar dari tiang dalam pasir. Dalam (Suryolelono, 1994) untuk pemancangan tiang pada tanah lempung dapat digunakan rumus :
Qijin =
Akan tetapi biasanya pemancangan tiang pada tanah lempung jika ujung tiang mencapai tanah keras dapat digunakan rumus : Qijin = dimana ; Qultimit Qujung Qfriksi Keterangan : q = Kapasitas dukung tanah padaujung tiang (KN/m2)
= Kapasitas ultimit pondasi tiang tunggal (kN) = Tahanan ujung tiang (kN) = Tahanan gesek tiang (kN)
Aujng = Luas permukaan ujung tiang (m2) f = Gesekan pada selimut tiang atau adhesi tanah dengan selimut tiang (kN/m2) Aslmt = Luas permukaan selimut tiang (m2) = O. L O L = Keliling tiang (m) = Panjang tiang (m)
16
Sedangkan dalam mekanisme perhitungan daya dukung pondasi ijin digunakan faktor aman (S.F) yang diperlukan untuk memprediksi besarnya kapasitas ijin pondasi tiang tunggal (Qijin) berdasarkan prediksi nilai Qultimit. Alasan diperlukannya faktor aman dalam mendesain pondasi tiang antara lain (Hanggoro, 2005) adalah : 1) Untuk memberikan keamanan terhadap tidak kepastian metode hitungan yang digunakan. 2) Untuk memberikan keamanan terhadap penyerderhanaan profil tanah serta parameternya yang digunakan dalam desain. 3) Untuk meyakinkan bahwa penurunan total yang terjadi pada tiang tunggal atau kelompok tiang masih dalam batas toleransi. 4) Untuk meyakinkan bahwa penurunan tidak seragam di antara tiang-tiang masih dalam batas toleransi.
17
dibutuhkan untuk termobilisasinya tahanan gesek tiang (Qfriksi) secara penuh. Secara umum tahanan gesek tiang ultimit (Qfriksi) termobilisasi lebih awal daripada tahan ujungnya (Qujung). Mekanisme transfer beban juga tergantung pada jenis tanah, jenis tiang, panjang tiang dan seberapa tinggi tingkat pembebanannya. Pada umumnya, saat awal pembebanan, sebagian besar beban didukung oleh tahanan gesek tiang (Qfriksi) pada tiang bagian atas. Ketika beban dilepas dan kemudian dibebani kembali dengan beban yang lebih besar, jika tahanan gesek tiang (Qfriksi) telah mencapai maksimum, sebagian beban akan didukung oleh tahanan ujung tiang (Qujung). Pada saat terjadi keruntuhan, dimana pergerakan vertikal tiang terus bertambah hanya dengan penambahan beban yang sedikit, maka tidak ada lagi kenaikan transfer beban ke tahanan gesek tiang (Qfriksi) dan tahanan ujung tiang (Qujung) telah mencapai nilai maksimumnya.
2. Struktur Atas
Struktur atas suatu gedung adalah seluruh bagian struktur gedung yang berada di atas muka tanah (SNI 2002). Struktur atas ini terdiri atas kolom, pelat, balok dan struktur atap balok, yang masing-masing mempunyai peran yang sangat penting, yang dalam penulisan tugas akhir ini perekayasaan dilakukan hanya pada pekerjaan struktur balok saja. Pada perencanaan balok terdapat beberapa syarat yang harus dipenuhi terutama masalah bentang teoritis dan dimensi balok itu sendiri. Peraturan
18
untuk balok adalah sama dengan untuk pelat, bentang teoritisnya dianggap sama dengan bentang bersih L antara bidang muka tumpuan ditambah setengah dari panjang perletakan yang diperlukan pada tiap tepi (Vis, 1987) Secara umum perencanaan balok dalam kontruksi gedung tinggi balok diisyaratkan sekitar 1/15 sampai 1/10 panjang bentang sedangkan pilihan lebar balok diisyaratkanh selebar 2/3 sampai 1/3 tinggi rencana balok dan juga kriteria lendutan yang timbul haruslah memenuhi syarat h lebih atau sama dengan 1 / 25 sampai 1 / 33 sehingga jika perencanaan balok memenuhi persyatan diatas balok dikatakan aman ( Vis, 1987).. Adapun diagram perencanaan balok akan di sajikan dalam Gambar
19
Hitung beban
Hitung tulangan
20
C. Analisa Fungsional
Pengertian analisa fungsi merupakan suatu pendekatan untuk
mendapatkan suatu nilai tertentu, dalam hal ini fungsi merupakan karakterisitk produk atau proyek yang membuat produk atau proyek dapat bekerja atau dijual. Menurut Ir. Julianus H, MSIE (1995) fungsi adalah kegunaan atau manfaat yang diberikan produk kepada pemakai untuk memenuhi suatu atau sekumpulan kebutuhan tertentu. Secara umum fungsi dibedakan menjadi fungsi primer dan fungsi sekunder. Fungsi primer adalah fungsi, tujuan atau prosedur yang merupakan tujuan utama dan harus dipenuhi serta suatu identitas dari suatu produk tersebut dan tanpa fungsi tersebut produk tidak mempunyai kegunaan sama sekali. Fungsi sekunder adalah fungsi pendukung yang mungkin dibutuhkan untuk melengkapi fungsi dasar agar mempunyai nilai yang baik. Analisa fungsi bertujuan untuk : 1. Mengidentifikasikan fungsi - fungsi essensial ( sesuai dengan kebutuhan ) dan menghilangkan fungsi fungsi yang tidak diperlukan. 2. Agar perancang dapat mengidentifikasikan komponen komponen yang dapat menghasilkan komponen komponen yang diperlukan. Menurut Miles (1961) dalam berfikir kreatif dari analisa fungsi akan timbul suatu pertanyaanpertanyaan yang dapat digambarkan atau umum diaplikasikan sebagai berikut : 1. Apa tujuan proyek itu ? 2. Apa fungsinya ?
21
3. Berapa biayanya ? 4. Berapa biaya minimalnya ? 5. Apakah ada alternatif dengan jenis pekerjaan yang sama ? 6. Apakah ada alternatif biaya ? 7. Apadah fungsi fungsi yang bisa dihilangkan sebagian ? 8. Apakah yang bisa menyebabkan dihilangkan? 9. Apakah dengan menggunakan itu mendukung nilai bangunan ? Walau pertanyaanpertanyaan diatas begitu sederhana, tetapi akan sulit untuk dijawab dan butuh waktu yang lama untuk menjawab secara tepat dan benar jika keadaan proyek termasuk dalam kategori proyek besar. Kemudian setelah diketahui beberapa item permasalahan yang akan dikaji maka langkah selanjutnya ditentukan perbandingan antara cost dan worth, dimana cost adalah biaya yang harus dibayar untuk item pekerjaan tertentu ( diestimasikan oleh perencana ) dan worth adalah biaya minimal untuk suatu item pekerjaan tetapi fungsi pekerjaan tetap dipenuhi ( biaya rendah yang diperoleh setelah ide diketemukan tetapi fungsinya tetap ) Cara yang dianggap paling efektif didalam analisis fungsi Value Engineering adalah dengan metode FAST (Functional Analysis System Techniques). Yang digambarkan secara sistematis dalam bentuk diagram bagan yang saling berkaitan satu sama lain dan diatur secara bertahap untuk mengidentifikasikan fungsi-fungsi serta menggambarkan kaitan antara fungsifungsi. Beberapa istilah fungsi pada metode FAST, yaitu : 1. Fungsi Utama
22
Fungsi bebas yang menggambarkan kegiatan utama yang harus ditampilkan pada sistem. 2. Fungsi Sekunder 3. Fungsi Ukuran (sekunder) Tergantung fungsi lain yang lebih tinggi tingkatannya. 4. Fungsi Jalur Kritis Semua fungsi yang secara berurutan menggambarkan Bagaimana (How) dan Mengapa (Why) dari fungsi lain pada urutan tersebut. 5. Fungsi Tingkat Tinggi Fungsi yang terletak di bagian paling kiri Diagram FAST. Fungsi Dasar merupakan fungsi tingkat tinggi dalam batasan lingkup masalah. 6. Fungsi Tingkat Rendah Fungsi yang terletak pada bagian paling kanan dari fungsi lain pada diagram FAST. Dalam diagram FAST ini dapat diketahui fungsi sikwensial dan hubungan konkuresinya satu sama lain, baik secara horisontal maupun secara vertikal yang semuanya merupakan fungsi pendukung dari fungsi utama dan fungsi sikwensial dari fungsi beroder tinggi dan beroder rendah, dengan pertanyaan-pertanyaan bagaimana dan mengapa ( How and why ). Untuk lebih jelasnya metode FAST dapat dilihat pada gambar 2.5 yang menjelaskan hubungan fungsi untuk kontruksu jembatan didasarkan atas fungsi primernya yaitu untuk melewatkan lalulintas.
23
Bagaimana (How)
Mengapa (Why) Mendukung lalulintas Mendukung beban kontruksi Menahan beban Membagi berat
Menyalurkan beban Mendukung beban kontruksi Memberikan rasa aman Memberikan Penerangan Ruang Lingkup Kajian Garis lingkup tinggi Garis lingkup rendah
24
D. Cost Model
Dalam pengertiannya Cost Model merupakan suatu model atau gambaran yang difungsikan untuk memaparkan analisa biaya-biaya yang akan muncul dari suatu kegiatan proyek dari berbagai unsur/item pekerjaan(Dellisola, 1962) Didalam penyusunan anggaran suatu proyek dilakukan dengan cara membuat estimasi anggaran terlebih dahulu, lalu dengan analisa fungsi dalam Value Engineering (VE) didapatkan alternatif yang kesemuanya
mengeliminasi biaya-biaya yang tidak perlu dan akhirnya dapat mereduksi biaya proyek secara keseluruhan. Dibawah ini akan digambarkan contoh cost model untuk gedung (gambar 2.6) dan adalah contoh bagan dari suatu cost model untuk mengetahui biaya yang harus dikeluarkan oleh pemilik atau pemberi tugas untuk gedung yang standar pada (gambar 2.7). Dengan adanya cost model memungkinkan untuk mempermudah untuk menganalisa semua biaya-biaya baik langsung atau tidak langsung yang akan timbul pada masa kontruksi sehingga akan menjadi panduan atau acuan dalam usaha untuk menganalisa biaya-biaya itu dengan Value Engineering
25
B.desain Cd=Cac+Cap
B. Konstruksi Cp:Ccc+Ccp+Cre
B.operasi Cc:Com+Comi
B.arsitek Cac=Cad+Cai
Keuntungan Cap
B.Kontraktor Ccc:Ccd+Ccr
B.Lsng Cad=cal+cas=cao
Buruh Coml
OH O & P Como
Buruh Cal
Overhead Cao
B Hutan Cref
Bahan Comm
Bahan Ccm
Utiliti Ccmu
Sub.Kontr Cas
Sumber : Peurifoy,R.l, Estimating Construction Costs, New York, Mc. Graw Hill Book Company, Third Edition
25
26
= = = = = = = =
Biaya Disain (cost of design) Biaya Arsitek (cost of architectural) Biaya Langsung (cost of direct architect) Biaya Buruh (cost of labour architect) Biaya Sub Kontraktor (cost of sub contractor architect) Biaya Lain-Lain (cost of pthers-architect) Keuntungan Dari Architect (profit of architect) Biaya Tidak Langsung(indirect cost architect) Biaya Overhead (overhead cost architect) Biaya Kontraktor (cost profit) Keuntungan Kontraktor (contractor profit) Biaya Real Estate (cost of real estate ) Biaya Langsung Kontraktor ( direct cost contraktor0 Biaya Buruh Kontraktor (cost of labour kontraktor) Biaya Bahan Kontraktor( cost of material contractor ) Biaya Lain-Lain Kontraktor (cost of material contractor) Biaya Overhead Kontraktor ( cost of pverhead kontraktor ) Biaya Tanah Real Estate(cost of land real estate ) Biaya Legal /Hukum (cost of legal) Biaya Operasi Dan Pemeliharaan (cost of operation and
maintenance)
27
Gedung Standar
B. lapangan
Sistem dasar
Arsitek
Mechanical
Eletrical
Alat
Pondasi
Dinding luar
Pemipaaan
Umum
Kond.Spec
Normal
Kons.Internal
HC
Sistem Spesial
Abnormal
Finishing dalam
Pmdm. kbkran
Sistem Lain
Struktur
Trans. Vertikal
Vertikal
Horisontal
27
28
E. Analisa Perangkingan
Analisa perangkingan ialah suatu cara yang digunakan dalam
perekayasaan untuk mengkaji lebih dalam semua alternatif yang dihadirkan baik secara kualitatif atau kuantitatif. Dalam analisa perangkingan dilakukan dengan 2 (dua) cara yang disajikan saling berkaitan yaitu :
Untuk penentuan angka rangking dilakukan dengan cara terbalik tergantung jumlah fungsi yang dihadirkan dan perangkingan diberi nilai yang tertinggi untuk fungsi yang diprioritaskan (tabel . Tabel 2.1 Kriteria Fungsi Alternatif No 1 2 3 Fungsi Biaya Pelaksanaan cepat Mudah Angka rangking 3 2 1 6 bobot 50 33.33 16.67 100 Ket Prioritas tertinggi Prioritas sedang Prioritas rendah
29
Kemudian setelah didapatkan angka bobot diatas maka dilakukan analisa selanjutnya yaitu dengan metode Zero-One. Menurut Ir. Julianus H, MSIE (1995) metode Zero-One adalah salah satu cara pengambilan keputusan yang bertujuan untuk menentukan urutan prioritas fungsi fungsi (Kriteria). Prinsip metode ini adalah menentukan relativitas suatu fungsi lebih penting atau kurang penting terhadap fungsi lainnya. Fungsi yang lebih penting diberi nilai satu (One), sedangkan nilai yang kurang penting diberi nilai nol (Zero)(tabel 2.2). Kemudian dengan menghadirkan referensi perbandingan maka akhirnya didapatkan indeks untuk masing-masing kriteria yang nantinya menjadi parameter perhitungan dalam penentuan nilai pengambilan keputusan untuk masing-masing alternatif berdasarkan kriteria yang telah ditentukan. Keuntungan metode ini adalah mudah dimengerti dan pelaksanaannya cepat dan mudah. Preferensi alternatif untuk kriteria biaya adalah sebagai berikut ; Alternatif A B C Preferensi A > B : A > C B < A : B > C C < A : C < B
Preferensi alternatif untuk kriteria mudah adalah sebagai berikut dst ; Alternatif A B C Preferensi A > B : A > C B < A : B > C C < A : C < B
30
Alternatif
A B C
A
X 0 0
B
1 X 0
C
1 1 X
Jumlah
3 2 1 4
Indeks
3/6 2/6 1/6 1
JUMLAH
Keterangan : 1 = Lebih penting 2 = Kurang penting X = Fungsi yang sama Cara pelaksanaan metode zero-one ini adalah dengan mengumpulkan fungsi-fungsi yang tingkatannya sama, kemudian disusun dalam suatu matriks zeroone yang berbentuk bujursangkar. Kemudian dilakukan penilaian fungsifungsi secara berpasangan, sehingga ada matriks akan terisi x. Nilai-nilai pada matriks ini kemudian dijumlah menurut baris dan dikumpulkan pada kolom jumlah. Sebagai contoh untuk matriks diatas pada baris 1 kolom 2 bernilai 1, artinya fungsi A lebih penting dari fungsi B. Sebaiknya baris 2 kolom 1 bernilai 0. Dari matriks diatas diperoleh urutan prioritas adalah A, B,dan C (berdasarkan jumlah nilai). Akhirnya pemakaian metode zero-one ini digunakan secara terus menerus untuk semua alternatif terhadap fungsi yang dimilikinya hingga diketahui nilai indeksnya. Lebih detailnya akan dijabarkan dalam BAB 4.
31
No. 1 2 3
Total
Ket
indeks x x x
Bobot
indeks
Bobot
indeks
Bobot
Dari tabel diatas nilai dari x didapat dengan hasil perkalian indeks dengan bobot sementara. Dan hasil total dari total (x) menjadi bobot kesemuanya alternatif yang berfungsi menjadi suatu alat untuk mengambil keputusan yang dapat menggabungkan kriteria kualitatif (tak dapat diukur) dan kriteria kuantitatif (dapat diukur). Selain itu dengan adanya pembobotan dengan cara perbandingan nilai existing dan alternatif nanti bertujuan agar pembaca tahu bahwa dalam penganalisaan VE untuk suatu pembangunan konstruksi dengan menghadirkan alternatif-alternatif tertentu ternyata mempunyai tingkat kelemahan ataupun kelebihan yang berbeda dilihat dalam segi yang lain.
32
A. Uraian
Secara garis besar metodologi yang diterapkan pada analisis VE gedung Perpustakaan Daerah Propinsi Jawa Tengah, adalah : 1. Pengumpulan data dan metode perhitungan awal pada fase atau tahapan (informasi, kreatif, analisa, pengembangan, rekomendasi dan
implementasi.) 2. Pengolahan data yang ada dengan modifikasi perhitungan yang akan dibahas. 3. Analisa perencanaan penggunaan bahan, dimensi, dan biaya yang diterapkan pada pengoperasian komputer sebagai alat bantu tanpa merubah mutu dan penampilan suatu proyek. 4. Analisa Value Engineering untuk mengetahui berapa biaya penghematan yang terjadi (cost saving).
B. Jenis Penelitian
Untuk memecahkan dan membahas permasalahan yang terjadi peneliti menggunakan penelitian deskriptif atau survey dengan metode penelitian studi kasus. Metode deskriptif adalah suatu metode dalam meneliti status sekelompok manusia, suatu objek, suatu set kondisi, suatu sistem pemikiran, ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang ( Natsir, 2003 ). 32
33
Tujuan dari penelitian deskriptif ini adalah untuk membuat deskripsi, gambaran atau lukisan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antar fenomena yang diselidiki. Studi kasus atau penelitian studi kasus adalah penelitian tentang status subjek penelitian yang berkenan dengan suatu fase spesifik atau khas dari keseluruhan personalitas ( Maxfield, 1930 ). Subjek penelitian dapat saja individu, kelompok, lembaga, maupun masyarakat. Tujuan studi kasus adalah untuk memberikan gambaran secara mendetail tentang latar belakang, sifat-sifat karakter-karakter yang khas dari kasus, ataupun status dari individu, yang kemudian dari sifat-sifat di atas akan dijadikan suatu hal yang bersifat umum. Hasil dari penelitian kasus merupakan suatu generalisasi dari pola-pola kasus yang tipikal dari individu, kelompok, lembaga dan sebagainya.
C. Tempat Penelitian
Penelitian dilakukan pada pembangunan gedung kantor Perpustakaan Daerah Propinsi Jawa Tengah yang bertempat di jalan Sriwijaya No. 29 A Semarang.
D. Proses Penelitian
Langkah-langkah dan hal-hal perlu dilakukan dalam proses penelitian, diantaranya :
1. Tahap persiapan
Tahap persiapan adalah suatu tahap dimana peneliti mencari atau mengumpulkan data-data mengenai proyek terutama masalah spesifikasi proyeknya, yang dilakukan baik pada konsultan, kontraktor maupun pada dinas/instansi terkait yang menangani semua kegiatan konstruksi. Setelah
34
mendapatkan data proyek kemudian peneliti melakukan survey ke lokasi proyek untuk mendapatkan gambaran umum kondisi lapangan. Selain itu peneliti juga melakukan studi pustaka baik melalui buku-buku pustaka, internet, peraturan-peraturan Departemen Pekerjaan Umum (DPU) dan peraturan-peraturan lainnya yang dapat dijadikan sebagai bahan referensi dan tambahan pengetahuan.
2. Data
Dalam menghitung dan membuat desain serta anggaran biaya digunakan program komputer, seperti program SAP 2000 versi 8.08, Program Excel dan sebagainya. Data yang digunakan dalam penelitian ini dikelompokkan menjadi 2, yaitu Data primer dan data sekunder, yang kesemuanya akan dijabarkan sebagai berikut :
1) Data Primer
Data primer adalah data pokok yang digunakan dalam melakukan analisis Value Engineering. Data primer dapat berupa data-data teknis dari proyek, seperti gambar bestek, Rencana Anggaran Biaya (RAB), Rencana Kerja dan Syarat (RKS).
2) Data Sekunder
Data sekunder adalah data-data pendukung yang dapat dijadikan input dan referensi dalam melakukan analisis VE. Data sekunder, diantaranya data mengenai daftar harga survey material, pekerja, dan alat yang
35
dari Departemen Pekerjaan Umum dan data-data lainnya yang dapat dijadikan referensi dalam menganalisis VE.
4. Analisis Data
Dari data-data yang telah dikumpulkan dilakukan analisis VE untuk menghasilkan adanya suatu pengurangan biaya atau saving cost. Analisis VE dilakukan tiga tahap, yaitu :
36
1) Tahapan Informasi Pada tahap awal ini dilakukan upaya-upaya untuk mendapatkan informasi sebanyak-sebanyaknya yang relevan dengan obyek studi yang akan dievaluasi, dimana data dan informasi tersebut diolah menurut kebutuhan pada tahap selanjutnya. Informasi umum yang diperlukan pada tahap informasi antara lain adalah : a.) Nama proyek b.) Lokasi proyek c.) Pemilik proyek d.) Nilai proyek e.) Luas bangunan f.) Spesifikasi obyek studi. Langkah-langkah penunjang yang biasa diterapkan dalam tahap informasi adalah sebagai berikut : a.) Pengulangan desain informasi Adalah pelaksanaan mengumpulkan semua informasi yang menyangkut segala aspek kepentingan obyek studi. Adapun yang termasuk didalam obyek studi, yaitu : (1) Gambar-gambar perencanaan (2) Spesifikasi biaya (3) Perkiraan biaya (4) Pendekatan desain (5) Perhitungan desain/ konstruksi
37
(6) Data -data kondisi setempat (7) Jadwal kegiatan, dan lain-lain. Dalam proses evaluasi selanjutnya, data informasi tersebut dapat dijadikan kumpulan data yang dibutuhkan dan disusun dalam suatu deskripsi permasalahan dan tujuan penghematannya. b.) Penentuan sasaran studi Untuk mengetahui sasaran studi dan berapa besar perkiraan target penghematan biaya didapat dengan membuat struktur biaya dari keseluruhan elemen obyek studi yang memperlihatkan dengan jelas bagian dan elemen yang ada sebagai sasaran studi tersebut. c.) Pemilihan elemen dengan potensi penghematan optimum Dari struktur dan perkiraan target penghematan biaya tersebut, maka dapat dipilih elemen elemen obyek studi yang mempunyai potensi penghematan optimum dengan metoda perbandingan (rasio) antara biaya asal dan target biaya, dan perhatian diutamakan kepada rasio yang menyolok. Cara ini dikenal dengan Cost Matrix Model yang menguraikan rasio cost dengan worth, presentasi pembagian pekerjaan (bobot). d.) Analisa fungsi Analisa fungsi di sini digunakan cara FAST (Functional Analisys System Technique) yaitu analisa dengan membuat diagram analisa fungsi dengan menguraikan tiap elemen menjadi komponen
38
pembentuk sesuai fungsinya untuk meneliti bagian mana yang mempunyai fungsi utama dan fungsi sekunder. Demikian akan dipaparkan contoh tabel 3.1 penganalisisan fungsi pada tahap informasi (information phase) untuk pekerjaan pondasi : Tabel 3.1 Tabel Paparan Fase Informasi no 1. 2. 3. descrip tion Poer Sloof Pondasi TOTAL Verb function Noun Kind cost worth comment
2) Tahapan Kreatif Didalam Value Engineering, berfikir kreatif adalah hal sangat penting dalam mengembangkan ide-ide untuk membuat alternatif-alternatif dari elemen yang masih memenuhi fungsi tersebut, kemudian disusun secara sistematis Alternatif-alternatif tersebut dapat ditinjau dari berbagai aspek, diantaranya : a.) Bahan atau material Pemunculan penggunaan alternatif bahan dikarenakan semakin banyaknya jenis bahan bangunan yang diproduksi dengan kriteria mempunyai fungsi yang sama. Seiring dengan berkembangnya kemajuan teknologi jenis bahan yang mempunyai fungsi yang sama dapat dibuat atau dicetak dengan mutu dan kualitas yang hampir sama juga.
39
Hanya karena memiliki merk atau lisensi yang berbeda, maka harga bahan tersebut menjadi berbeda. Dengan demikian, maka pemilihan alternatif bahan dapat dilakukan dalam analisis VE. Pencarian bahan dengan mutu, kualitas dan fungsi yang sama dengan rencana awal tapi dengan harga lebih rendah dapat dilakukan b.) Cara atau metode pelaksanaan pekerjaan Dalam melaksanakan suatu pekerjaan pastinya mempunyai cara atau metode sendiri-sendiri. Pada zaman dulu cara menyelesaikan suatu pekerjaan hanya mengandalkan tenaga manusia dengan alat-alat sederhana, sehingga waktu penyelesaian pekerjaan dapat membutuhkan waktu yang cukup lama. Seiring dengan kemajuan teknologi, kini muncul alat-alat bantu yang lebih canggih dalam menyelesaikan pekerjaan. Sebagai contoh, adanya alat-alat berat seperti dozer, excavator, crane dan lain-lain yang dapat membantu dalam menyelesaikan pekerjaan konstruksi bangunan, sehingga pekerjaan dapat cepat selesai. Dengan demikian dapat dilihat, bahwa suatu pekerjaan konsrtuksi bangunan yang dikerjakan dengan tenaga manusia dan alat-alat sederhana akan membutuhkan waktu yang lama dibandingkan dengan dikerjakan menggunakan alat-alat yang lebih modern. Maka analisis VE dalam hal metode pelaksanaan dapat dilakukan, karena semakin pendek waktu yang dibutuhkan dalam menyelesaikan pekerjaan, semakin kecil pula biaya yang dikeluarkan. Jadi, nantinya
40
dapat dipilih alternatif metode pekerjaan mana yang dapat membuat pekerjaan cepat selesai dari jadwal yang sudah direncanakan. c.) Waktu pelaksanaan pekerjaan Setiap pekerjaan dalam suatu proyek pastinya sudah mempunyai jadwal (schedule) pelaksanaan dalam perencanaan time schedule. Terkadang dengan bobot pekerjaan yang tetap, waktu pelaksanaan pekerjaan dapat dikurangi, asalkan pekerjaan tersebut tidak terdapat dalam jalur kritis.Banyak cara yang dilakukan untuk mewujudkan hal tersebut, diantaranya dengan mengganti metode pelaksanaan, menambah jumlah tenaga kerja dan lain-lain. Dengan demikian, alternatif pengurangan waktu pelaksanaan dalam analisis VE dapat dimunculkan bersamaan dengan pemilihan alternatif cara atau metode pelaksanaan pekerjaan. 3) Tahapan Analisa Tujuan tahapan ini adalah : a.) Mengadakan evaluasi, mengajukan kritik dan menguji alteratif yang muncul selama tahapan spekulatif b.) Memperkirakan nilai uang untuk setiap alternatif. c.) Menentukan alternatif yang akan memberikan kemampuan yang paling besar untuk penghematan biaya. Alternatif yang timbul diformulasikan, kemudian melakukan eliminasi ide-ide yang kurang praktis dan menilai ide kreatifitas tersebut
41
dari segi keuntungan dan kelemahannya dengan mencari potensi penghematan biaya untuk setiap ide yang dievaluasi. Pemilihan dapat dilakukan dengan metode zero-one. Kemudian dibuatkan suatu ranking hasil penilaiannya. 4) Hasil Analisa Hasil analisa ini dibagi 2 (dua) tahap, yaitu : a.) Tahap Pengembangan Mempersiapkan rekomendasi yang telah dilengkapi informasi dan perhitungannya secara tertulis dari alternatif yang dipilih dengan mempertimbangkan pelaksanaan secara teknis dan ekonomis. Langkah-langkah tahapan pengembangan adalah sebagai beriku t: (1) Membuat konsep/ desain untuk dibandingkan satu sama lain. (2) Membandingkan konsep semula dengan desain usulan/ alternatif. (3) Memberikan rekomendasi setiap apa yang terlibat di dalamnya. b.) Tahapan Rekomendasi Memberikan rekomendasi yang dapat berupa presentasi secara tertulis atau lisan dari alternatif yang sudah dipilih dalam usulan tim VE untuk ditujukan kepada semua pihak, baik pemilik, perencana maupun pelaksana. Dalam tahap rekomendasi dapat juga berisi usulan alternatif yang direkomendasikan beserta dasar pertimbangan
5) Tahapan Implementasi Pada tahap terakhir VE ini mencakup laporan akhir/ringkasan akhir yang berisikan dokumen akhir yang berlaku dan telah disetujui pemilik
42
proyek untuk dilaksanakan oleh kontraktor dan diawasi bersama pengawas. Tapi sebelum disetujui oleh pemilik proyek biasanya laporan akhir ini dipresentasikan (tahapan sebelumnya) kepada semua pihak yang nantinya terlibat agar dapat memahami alternatif / usulan perubahan secara singkat, jelas, cepat dan cermat langsung mengambil langkah-langkah keputusan dan jalan pemecahannya yang dapat dipertanggungjawabkan dan tidak merugikan salah satu pihak. Pada tahap paling akhir dari pengawasan VE adalah membuat evaluasi proses kontrol dari apa yang telah dipilih dan disepakati.
43
1. Terjadi komunikasi yang baik antara pemilik, konsultan VE dan konsultan MK tentang manajemen dan kontrol biaya, administrasi proyek dan perencanaan oleh konsultan perencana. 2. Team VE leluasa bertugas memonitor dari tahap pengembangan desain hingga tahap akhir perencanaan, desain dan mengontrol pelaksanaan VE pada tahap pelaksanaan pekerjaan proyek. 3. Administrasi pembiayaan proyek lebih sederhana (tanpa merubah alokasi anggaran yang sudah ada). Sedangkan kerugiannya adalah : Tidak dapat dilakukan kontrol langsung terhadap konsultan VE oleh pemilik, harus melalui konsultan Manajemen Konstruksi lebih dahulu. Dalam proses pelaksanaan penelitian pada penulisan tugas akhir ini yang telah banyak dijelaskan diatas, maka akan dipaparkan secara garis besar siklus perekayasaan struktur (gambar 3.1) dan urutan kerja pada masing masing item yang akan dikaji/penelitiannya (gambar 3.2)
44
MULAI
Elemen Struktur
Struktur Pondasi
Struktur Atas
Struktur Atap
Rekomendasi Terbaik
SELESAI
45
Start
Permasalahan
Tujuan Penelitian
Hipotesa
Pengumpulan data
Data Sekunder Daftar analisa pekerjaan (BOW, SNI) Data bahan / material dll
BAB IV Stop
46
46
47
Sumber : penulis
48
h. Beton tak bertulang menggunakan campuran 1pc : 3ps : 5split (In Situ) j. Beton bertulang mutu K 275 (struktur) K175 (praktis) sesuai dengan standard SNI 1991 (Ready Mix) k. Besi beton dipakai dari mutu U24 untuk polos, dan U39 untuk ulir dengan kemampuan tekuk 180 derajat
3. Data Administrasi
Besarnya dana yang dibutuhkan untuk pelaksanaan keseluruhan
pembangunan dan renovasi ini sebesar Rp3.578.660.000,00 (Tiga milyar lima ratus tujuh puluh delapan juta enam ratus enam puluh ribu rupiah). Yang sepenuhnya berasal dari dana APBD TA 2005.
49
mempunyai tugas dan tanggung jawab sendiri-sendiri(Handoko, 2005). Pelaksanaan kegiatan memerlukan suatu koordinasi yang baik dan adanya saling pengertian antara unsur satu dengan yang lain, sehingga dapat memperlancar pekerjaan (Handoko, 2005).. Adapun hal-hal yang dapat memperlancar pekerjaan antara lain : a. Saling menjaga hubungan baik antar sesama anggota b. Masing-masing pihak bertanggung jawab atas pekerjaannya Pihak-pihak yang terlibat dalam pelaksanaan proyek pembangunan Gedung Perpustakaan Wilayah Jawa Tengah adalah : a. Pemilik proyek (Owner) b. Konsultan perencana c. Konsultan pengawas Dalam pelaksanaan proyek, ketiga unsur tersebut harus menjalin kerjasama yang baik sesuai dengan proposal kerja dan tanggung jawabnya masing-masing, selain itu masing-masing pihak harus menciptakan suasana kerja yang serasi dan harmonis antara pihak yang satu dengan yang lainnya sehingga didapatkan hasil seperti yang diharapkan.
50
Ketiga unsur tersebut bekerja sesuai dengan peraturan dan tata tertib yang berlaku dan sesuai dengan perjanjian kerja yang telah disepakati bersama oleh keempat unsur tersebut di atas.
51
1. Studi VE pada item pekerjaan pondasi. 2. Studi VE pada item pekerjaan struktur atas yaitu balok. Sedangkan aplikasi Value Engineering dilakukan meliputi beberapa fase diantaranya :
Fase Informasi
- Berisi Informasi
Pemunculan alternatif umum - Kriteria Design - Analisa fungsi
Fase Spekulatif
Fase Analisa
- Pembobotan Kriteria - Penilaian perbandingan - Untung rugi
Fase Rekomendasi
Final
Adapun beberapa alasan mengapa dilakukan perekayasaan VE pada item tersebut adalah : 1) Perekayasaan dilakukan pada item yang mempunyai nilai atau bobot pekerjaan yang cukup besar dibandingkan dengan item yang lainnya. 2) Diasumsikan bahwa konsultan VE berada pada posisi sebagai tim dari pihak MK ( sebagai koordinator) dan melakukan tugasnya pada awal
52
masa perencanaan dan bekerjasama dengan tim perencana sebelum kontraktor melaksanakan pekerjaannya. 3) Analisa dilakukan terhadap perencanaan struktur dengan satu atau beberapa alternatif pembanding untuk menentukan pilihan yang terbaik.
53
Pada proyek pembangunan gedung kantor Perpustakaan Daerah Propinsi Jawa Tengah item pekerjaan struktur atas adalah satu bagian pekerjaan yang mempunyai bobot pekerjaan yang tertinggi yaitu sekitar 20 % dari biaya total proyek, sehingga sangat potensial untuk dilakukan analisa Value Engineering. Pekerjaan struktur atas ini meliputi : kolom, pelat lantai, dan balok. Akan tetapi dalam tugas akhir ini penulis hanya menyajikan struktur balok sebagai bagian segmen yang akan dilakukan perekayasaan nilai berdasarkan comparation/perbandingan nilai antara existing dan alternatif design yang dihadirkan. Pada perencanaan awal, semua elemen ini menggunakan beton konvensional dengan mutu K 275 (fc 23). Untuk itu dalam analisa VE pada elemen struktur atas ini, akan dihadirkan alternatif perekayasaan dengan cara mendesign kembali beton konvensional yang dipakai yaitu menggunakan beton dengan mutu K 225 (fc 18), K250 (fc 21), dan mutu K 300 (fc 25). Alasan penggunaan beton masing-masing mutu ini yaitu karena kesemuanya mutu beton diatas lazim digunakan di pembangunan gedung bertingkat atau berdasarkan survey dilapangan dan masing-masing mempunyai kualitas yang hampir sama ketika dipakai dalam proyek. Perhitungan kembali atau analisa beton dengan masing-masing mutu ini dibantu dengan menggunakan program komputer SAP 2000 versi 8.08 dengan pendekatan asumsi dan tahapan analisa yang akan dijabarkan dalam penulisan tugas akhir ini.
54
55
1. TAHAP INFORMASI
Dalam item pekerjaan pondasi tahapan ini dihadirkan berbagai macam informasi dan data-data dalam pembangunan proyek ini yang disebut sebagai Informasi Teknis Proyek Tabel 4.1. Data Informasi Teknis Proyek URAIAN Kriteria Design DATA TEKNIS PROYEK Perencanaan pondasi menggunakan pondasi tiang dengan daya dukung terhadap beban struktur atas yang besar. Pondasi di-design dengan pondasi jenis end bearing pile karena mencapai tanah keras Kondisi tanah dilapangan Tanah proyek termasuk dalam klasifikasi tanah sedang yaitu : tanah lempung dengan kedalaman tanah keras sepanjang 10 meter dari permukaan tanah(lampiran A-2). Kondisi sosial lapangan Unsur-unsur Design Keadaan pemukiman dan gedung sekitar sangat dekat, hanya berjarak beberapa meter saja. Untuk struktur gedung utama direnanakan 10 titik pancang dengan masing-masing titik berjumlah 9
tiang ditambah 3 titik untuk gedung tambahan yang berjumlah 4 tiang, jadi total pemancangan adalah 102 buah (dalam denah lampiran A-37)
Sumber : Rencana Kerja Dan Syarat
56
Tabel 4.2. Data Informasi Pekerjaan Pondasi Proyek Pembangunan Gedung Perpusda No. 1. 2. 3. Sumber Informasi Buku-buku VE TAHAP INFORMASI Data Yang Diterima Prosedur penerapan VE Penghitungan RAB untuk masing-masing mutu beton Data spesifikasi teknis tiang pancang pra tekan Daftar harga beberapa jenis tiang pancang 4. PT.Paton Buana Semesta Data spesifikasi teknis tiang pancang pra tekan Daftar harga beberapa jenis tiang pancang
Sumber : survey
b.) Analisa Fungsi Pekerjaan Pondasi Tabel 4.3 Analisa fungsi Pekerjaan Pondasi
ANALISA FUNGSI
Cost x 1000 -
Kind
P S S P
Worth x 1000 -
Keterangan : P adalah unsur item pekerjaan yang dianggap primer (utama) S adalah unsur item pekerjaan yang dianggap sekunder (unsur pendukung unsur primer )
57
Verb dan Noun adalah fungsi penjelas untuk masing-masing item pekerjaan (aplikasi metode fast) Angka-angka dalam kolom Cost dan Worth untuk item yang tidak di VE didapat dari rencana anggaran biaya dari perencanaan awal Pada pekerjaan pondasi pancang dan pile cap akan ditampilkan dalam tahap analisa karena item ini adalah item yang akan dilakukan VE Analisa fungsi diatas hanya menerangkan item pekerjaan yang akan dilakukan analisa VE saja dan definisi fungsi dari kata kerja dan kata benda terukur. Nilai manfaat (worth) belum bisa ditanpilkan biayanya, karena dilakukan pada tahap spekulasi. Analisa secara lengkap akan ditampilkan dalam tahap Analisa.
2. TAHAP SPEKULASI
Pada tahapan spekulatif dalam perekayasaan VE berisi pemunculan sejumlah ide alternatif dari semua segmen yang dilihat dengan berbagai macam keunggulan, sehingga didapatkan suatu hasil yang lebih optimal. Selain Itu ide alternatif ini juga dihadirkan sebagai pembanding dari perencanaan awal, baru setelah itu dilakukan penganalisaan terutama dari segi biaya dan ide-ide yang kurang mendukung atau memberikan hasil yang kurang optimal dari fungsi item yag diinginkan akan disisihkan, sedangkan ide yang memungkinkan untuk dilakukan penghematan dapat dianalisa lebih lanjut. Dalam ide pemunculan alternatif ini penulis menoba menghadirkan beberapa alternatif pengganti dari elemen struktur bawah yaitu pondasi yang didalam proyek ini mengunakan jenis pondasi pancang (minipile) dengan dimensi
58
32x32x32 dengan beberapa jenis pondasi lain dengan dimensi atau ukuran yang berbeda yaitu pondasi tiang pancang silinder dengan diameter 300 mm, tiang pancang silinder dengan diameter 350 mm dan tiang pancang minipile persegi dengan dimensi 20 x 20 cm. Sehingga dengan adanya pemunculan beberapa ide ini diharapkan diperoleh penghematan harga yang cukup signifikan.
a. Alternatif Design
Tabel 4.4 Keuntungan Dan Kerugian Penggunaan Design Alternatif
ALTERNATIF DESIGN
Proyek Perpustakaan Daerah Item pekerjaan struktur Propinsi Jateng Fungsi : Memperkuat struktur No. Usulan 1. Keuntungan Kelemahan Penggunaan tiang pre- Tidak Terpengaruh Memerlukan ruang cast silinder dengan dengan kondisi cuaca kerja yang besar dimensi 300 mm dan lingkungan proyek Pada saat masa konstruksi Mempunyai Mutu pemancangan Terjamin Mengganggu bangunan sekitar Tak perlu galian Karena dimensi tak bersudut maka lebih mempermudah proses pemancangan Penggunaan tiang silinder Tidak Terpengaruh Memerlukan ruang dengan dimensi 350 mm dengan kondisi cuaca kerja yang yang besar dan lingkungan proyek Mengganggu bangunan sekitar pada Tak perlu galian saat pemancangan Mutu terjamin Menghasilkan dukung yang Proses pemancangan akan lebih sulit karena daya dimensi lebih besar lebih dari alternatif 1
59
besar dari alternatif 1 Harga mahal No. 3. Usulan Keuntungan relatif lebih
Kerugian
Penggunaan tiang persegi Tidak Terpengaruh Memerlukan ruang dengan dimensi 20 x 20 dengan kondisi cuaca kerja yang besar dan lingkungan proyek Menghasilkan daya dukung yang relatif Tak perlu galian kecil Mutu sama dengan Mengganggu alternatif 1 & 2 bangunan sekitar pada saat proses Harga relatif lebih pemancangan murah dari elternatif ke-1 dan ke-2
60
No. 1. 2. 2. 2.
Pondasi Tiang pancang 32x32x32 Tiang pancang silinder 300 Tiang pancang silinder 350 Tiang pancang persegi 20x20
Penulangan Atas 15D25 13D25 10D25 12D25 Bawah 7D25 6D25 5D25 6D25
61
Harga tiang pancang 32 x 32 x 32 yaitu : Rp.92.000,00 Jumlah biaya bahan adalah : 90 x 10 x Rp92.000,00 = Rp. 82.800.000,00 2) Upah Tenaga Kerja Upah pekerja /m1 adalah Rp.13.000,00 Sedangkan panjang tiang tertanam rata-rata 10 m, dengan jumlah tiang pancang 90 titik, maka ; Jumlah biaya untuk membayar upah pekerja yaitu : = 90 x 10 x Rp. 13.000,00 = Rp. 11.700.000,00 3) Biaya lain-lain (a) Biaya pengelasan adalah Rp. 30.000.00 jumlah titik pengelasan adalah 90 joint, jadi jumlah biaya yaitu = 90 x Rp. 30.000,00 = Rp. 2.700.000,00 (b) Biaya mob demobilisasi alat pancang adalah Rp 1.500.000,00 (untuk wilayah semarang)
62
Sehingga total pembiayaan pemancangan pondasi existing adalah Rp. 98.700.000,00 4) Biaya Beton Bertulang Pile Cap Dipakai beton dengan mutu K225 yang dicetak ditempat (in situ) dan dengan analisa harga satuan berdasarkan atas SNI harga satuan pekerjaan untuk wilayah kota Semarang tahun 2007(lampiran B-4) (a) Campuran beton
Kg m3 m3 Hari Hari
Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp
(b) Pembesian
1 KG besi beton Besi beton polos/ulir Kawat bendrat Pekerja Tukang besi Kepala Tukang besi Mandor
Kg Kg Hari Hari
Rp Rp Rp Rp Rp Rp
Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp
63
(c) Begesting
1 M2 Bekisting dengan papan Kayu terentang Minyak bakesting Paku Balok kayu Plywood t 9 mm Dolken kayu Pekerja Tukang Kepala Tukang Mandor Jumlah
0,040 0,200 0,400 0,015 0,350 2,000 0,300 0,330 0,033 0,006
Rp 500.000,00 Rp 18.000,00 Rp 7.500,00 Rp 750.000,00 Rp 136.000,00 Rp 12.000,00 Rp 22.500,00 Rp 35.000,00 Rp 40.000,00 Rp 35.000,00
Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp
20.000,00 3.600,00 3.000,00 11.250,00 47.600,00 24.000,00 6.750,00 11.550,00 4.125,00 210,00 129.280,00
Maka biaya untuk 1 m3 beton bertulang pada Pile Cap adalah No. Uraian 1 m3 beton cor beton besi bekesting Koeff. Sat. Harga Satuan Rp 602.400,00 Rp 6.853,50 Rp 44.244,48 Jumlah Harga Rp 602.400,00 Rp 1.165.095,00 Rp 70.791,17 Rp 1.838.286,17
Keterangan : Perhitungan koefisen Pembesian & Bekesting(lampiran A-28) Sehingga Biaya Pekerjaan Beton Pile Cap adalah : No. Uraian Pekerjaan Sat. Vol. Beton pile cap M3 62.5 Jumlah Pekerjaan Pile Cap Harga Satuan Rp1.838.201.2 Jumlah Biaya Rp 114.887.573,00 Rp 114.887.573,00
Jumlah total biaya pekerjaan pondasi dan Pile Cap adalah Rp.114.887.573,00 + Rp.98.700.000,00 = Rp. 213.587.573,00
64
65
2) Upah Tenaga Kerja Upah pekerja /m1 adalah Rp.13.000,00 Sedangkan panjang tiang tertanam rata-rata 10 m, dengan jumlah tiang pancang 60 titik, maka ; Jumlah biaya untuk membayar upah pekerja yaitu : = 60 x10 x Rp. 13.000,00 = Rp. 11.700.000,00 3) Biaya lain-lain (a) Biaya pengelasan adalah Rp.30.000.00 jumlah titik pengelasan adalah 60 joint, jadi jumlah biaya yaitu = 60 x Rp. 30.000,00 = Rp. 1.800.000,00 (b) Biaya mob demobilisasi alat pancang adalah Rp 1.500.000,00 (untuk wilayah semarang) Sehingga total pembiayaan pemancangan pondasi tiang diameter 300 adalah Rp. 117.000.000,00 4) Biaya Beton Bertulang Pile Cap Dipakai beton dengan mutu K225 yang dicetak ditempat (in situ) dan dengan analisa harga satuan berdasarkan atas SNI harga satuan pekerjaan untuk wilayah kota Semarang tahun 2007
66
Maka biaya untuk 1 M3 beton bertulang pada Pile Cap adalah No. Uraian 1 m3 beton cor beton besi beton bekesting JUMLAH Koeff Sat, Harga Satuan Rp 602.400,00 Rp 6.853,50 Rp 44.244,48 Jumlah Harga Rp Rp Rp Rp 602.400,00 1.000.611,00 163.704,58 1.766.715,58
No. Uraian Pekerjaan Sat. Vol. Beton pile cap m3 36 JUMLAH PEKERJAAN PILE CAP
Jumlah total biaya pekerjaan pondasi dan Pile Cap adalah Rp. 117.000.000,00 + Rp 63.601.760,70 = Rp. 180.601.760,70
67
Jumlah biaya bahan adalah : 50x10xRp220.000,00 = Rp 110.000.000,00 2) Upah Tenaga Kerja Upah pekerja /m1 adalah Rp.13.000,00 Sedangkan panjang tiang tertanam rata-rata 10 m, dengan jumlah tiang pancang 50 titik, maka ; Jumlah biaya untuk membayar upah pekerja yaitu : = 50 x 10 x Rp. 13.000,00 = Rp. 11.700.000,00 3) Biaya lain-lain (a) Biaya pengelasan adalah Rp. 30.000.00, jumlah titik pengelasan adalah 50 joint, jadi jumlah biaya yaitu = 50 x Rp. 30.000,00 = Rp. 1.500.000,00
68
(b) Biaya mob demobilisasi alat pancang adalah Rp 1.500.000,00 (untuk wilayah semarang) Sehingga total pembiayaan pemancangan pondasi tiang diameter 350 adalah Rp. 124.700.000,00 4) Biaya Beton Bertulang Pile Cap Dipakai beton dengan mutu K225 yang dicetak ditempat (in situ) dan dengan analisa harga satuan berdasarkan atas SNI harga satuan pekerjaan untuk wilayah kota Semarang tahun 2007. Maka biaya untuk 1 M3 beton bertulang pada Pile Cap adalah ; No. Uraian 1 m3 beton Cor beton besi bekesting Koeff Sat, Harga Satuan Rp 602.400,00 Rp 6.853,50 Rp 44.244,48 Jumlah Harga Rp Rp Rp Rp 602.400,00 795.006,00 79.640,06 1.477.046,06
Vol.
48.4
Harga Satuan
Jumlah Biaya
Jumlah total biaya pekerjaan pondasi dan pile cap adalah Rp. 124.700.000 + Rp. Rp71.488.987,68 = Rp. 196.188.987,70
69
Harga tiang pancang 20x20 yaitu : Rp.82.000,00/m1 Jumlah biaya bahan adalah : 100 x 10 x Rp82.000,00 = Rp 82.000.000,00
70
2) Upah Tenaga Kerja Upah pekerja /m1 adalah Rp.13.000,00 Sedangkan panjang tiang tertanam rata-rata 10 m, dengan jumlah tiang pancang 100 titik, maka ; Jumlah biaya untuk membayar upah pekerja yaitu : = 100 x 10 x Rp. 13.000,00 = Rp. 13.000.000,00 3) Biaya lain-lain (a) Biaya pengelasan adalah Rp. 30.000.00 jumlah titik pengelasan adalah 100 joint, jadi jumlah biaya yaitu = 100 x Rp. 30.000,00 = Rp. 3.000.000,00 (b) Biaya mob demobilisasi alat pancang adalah Rp 1.500.000,00 (untuk wilayah semarang) Sehingga total pembiayaan pemancangan pondasi tiang diameter 300 adalah Rp. 99.500.000,00 4) Biaya Beton Bertulang Pile Cap Dipakai beton dengan mutu K225 yang dicetak ditempat (in situ) dan dengan analisa harga satuan berdasarkan atas SNI harga satuan pekerjaan untuk wilayah kota Semarang tahun 2007
71
Maka biaya untuk 1 M3 beton bertulang pada Pile Cap adalah ; No. Uraian 1 m3 beton cor beton besi beton bekesting Koeff Sat, Harga Satuan Rp 602.400,00 Rp 6.853,50 Rp 44.244,48 Jumlah Harga Rp Rp Rp Rp 602.400,00 938.929,50 92.913,41 1.634.242,91
Sehingga biaya Pekerjaan Beton Pile Cap adalah ; No. Pekerjaan Sat. Vol. Harga Satuan Rp Rp Jumlah Biaya 60.140.138,72 60.140.138,72
Jumlah total biaya pekerjaan pondasi adalah Rp. 99.500.000,00 + Rp. Rp Rp 60.140.139.01= Rp. 159.640.139 Dari analisa perhitungan biaya diatas maka dapat dibuat tabel perbandingan harga dalam Tabel 4.6 dan Gambar 4.4. untuk item pondasi setelah dilakukan VE Tabel 4.6 Rekapitulasi Hasil Analisa dan perhitungan Tebal (th) 100 100 100 100 n tiang (jmlh) 9 6 5 10 Dimensi Pile Cap 250x250 240x150 220x220 230x160 PENULANGAN Atas 15D25 13D25 10D25 12D25 Bawah 7D25 6D25 5D25 6D25
No. 1. 2. 2. 2.
Pondasi Tiang pancang 32x32x32 Tiang pancang silinder 30 Tiang pancang silinder 35 Tiang pancang persegi 20x20
72
No.
1.
Jenis Pondasi
Tiang Pancang pratekan segitiga dengan dimensi 32 x 32 x 32 Tiang Pancang pratekan silinder dengan 300 Tiang Pancang pratekan silinder dengan 350 Tiang Pancang pratekan persegi dengan dimensi 20 x 20
Ket
213.587.573,00
Existing
2.
180.601.760,70
32.985.812,23
Alternatif 1
3.
196.188.987,70
17.398.585,30
Alternatif 2
4.
159.640.139,00
53.947.434,00
Alternatif 3
73
Gambar diatas menunjukan grafik perbandingan antara biaya existing dengan biaya yang timbul akibat adanya alternatif, sedangkan nilai perbandingan ini disajikan hanya untuk pekerjaan yang dilakukan analisa VE saja yaitu pekerjaan pondasi pancang dan pile cap.
3. TAHAP ANALISA
Pada tahapan analisa dalam perekayasaan VE berisi analisa terhadap semua alternatif yang muncul dengan menggunakan berbagai macam metode sehingga diperoleh suatu angka prioritas terhadap alternatif yang akan dipakai dalam proses perekayasaan. Artinya adalah untuk mendapatkan alternatif yang terbaik dari beberpa alternatif yang ditinjau disamping masalah pembiayaan. Analisa yang akan dilakukan meliputi : a. Analisa Fungsi b. Analisa Rangking Analisa Fungsi adalah satu bagian dari tahapan analisa yang berfungsi untuk menganalisa semua fungsi-fungsi dari item-item pekerjaan dalam satu segmen pekerjaan yang akan dianalisa VE, dalam tahapan analisa fungsi ini dijelaskan fungsi dari item pekerjaan pondasi yang disajikan dalam kata kerja (verb) atau kata benda (nouns), kind yang menunjukan bahwa item tersebut adalah item primer ataukah item itu hanya item pendukung saja atau sekunder, sedangkan cost dan worth menunjukkan nilai biaya item baik item yang dilakukan VE ataupun tidak.
74
ANALISA FUNGSI
Cost(Rp) x1000 98700 Worth(Rp) x1000 Ket
99500 VE
1149 Tidak 3755 Tidak
60140 VE
1149 3755
114887
214736
160789
Perhitungan cost/worth =
Keterangan :
P adalah unsur item pekerjaan yang dianggap primer (utama) S adalah unsur item pekerjaan yang dianggap sekunder (unsur pendukung unsur primer )
Dari tabel analisa fungsi diatas untuk fungsi pekerjaan pondasi seperti tampak diatas, dapat diambil kesimpulan sebagai berikut : 1) Untuk pekerjaan pemancangan pondasi biaya awal perencanaan adalah Rp. 214.736.573,00 untuk semua segmen dalam item pondasi dapat
dilakukan penghematan dengan tanpa mengurangi mutu pondasi dengan dihadirkannya alternatif yang lain. 2) Penghematan terbesar yang bisa diperoleh dengan alternatif pengganti tiang persegi 20x20 adalah Rp. 53.947.434,00
75
3) Dan untuk sub item yang lainnya(tidak trcetak tebal), tidak dilakukan perekayasaan VE karena dilihat dari nilainya tidak terlalu signifikan. 4) Maka dengan dihadirkannya alternatif tiang pancang dimensi 20x20 tersebut biaya proyek dapat tersaving sebesar Rp. 53.947.434,00 dengan rasio biaya/nilai untuk item ini adalah 1.335, dengan angka ini berarti terjadi penghematan pada pengusulan alternatif.
76
Kemudian setelah diketahui bobot, maka dilakukan penganalisaan untuk semua kriteria yang berfungsi dengan dimunculkan preferensi dari penyaji sebagai acuan kepentingan dan kekurangpentingan masing-masing alternatif. Preferensi alternatif untuk kriteria Penghematan Biaya (A) adalah sebagai berikut ;
Keterangan Alt I lebih baik dari Alt II & III Alt II lebih baik dari III Alt I Kurang baik dari Alt I & II
Alternatif
I II III
I
X 0 0
II
1 X 0
III
1 1 X
Jumlah
2 1 0 3
Indeks
2/3 1/3 0 1
JUMLAH
Preferensi alternatif untuk kriteria Kualitas (B) adalah sebagai berikut ; Alternatif 20 x 20 (I) 300 (II) 350 (III) Preferensi I = II : II = I : III = I : Keterangan Alt I sama dengan Alt II & III Alt II sama dengan Alt I & III Alt III sama dengan Alt I & II
Alternatif
I II III
I
X 1 1
II
1 X 1
III
1 1 X
Jumlah
2 2 2 6
Indeks
2/6 2/6 2/6 1
JUMLAH
77
Preferensi I < II : I < III II > I : II > III III > I : III < II
Keterangan Alt I kurang baik dari Alt II & III Alt II lebih baik dari Alt II & III Alt I lebih baik dari Alt I & II
Alternatif
I II III
I
X 1 1
II
0 X 0
III
0 1 X
Jumlah
0 2 1 3
Indeks
0 2/3 1/3 1
JUMLAH
Alternatif I II III
Preferensi I > II : I > III II < I : II > III III < I : III < II
Keterangan Alt I lebih baik dari Alt II & III Alt II kurang baik dari Alt I Alt III kurang baik dari Alt I & II
Alternatif
I II III
I
X 0 0
II
1 X 0
III
1 1 X
Jumlah
2 1 0 3
Indeks
2/3 1/3 0 1
JUMLAH
78
Kriteria No. 1
2 3
Total
43.34 39.96 16.67
Pada tahap penganalisaan rangking digunakan perangkingan dengan metode matrik evaluasi (lihat tabel 4.14). sehingga dari hasil analisa dapat diketahui bahwa alternatif I yaitu penggunaan tiang pancang dengan dimensi 20x20 mempunyai keunggulan bobot total 43.34 dibandingkan dengan alternatif yang lain yaitu penggunaan tiang pancang silinder dengan diameter 300 (II) mempunyai bobot 39.96 dan 350 (III) dengan bobot 16.67. Nilai bobot tersebut didapatkan berdasarkan kriteria penghematan biaya, kualitas yang baik, efektifitas waktu dan kemudahan pelaksanaan dengan penggunaan tenaga yang lebih sedikit. Dengan analisa rangking ini, nilai yang dihasilkan akan menjadi nilai kelayakan penggunaan alternatif yang dikembangkan berdasarkan parameter dari penulis dalam sistem pekerjaan tersebut. Dan nantinya akan dipaparkan lebih lanjut dalam fase rekomendasi.
Tahap Pengembangan
Dalam penulisan tugas akhir ini, penganalisaan Value Engineering tidak
79
analisa life cycle cost untuk perhitungan biaya-biaya operasional dan pemeliharaan atau biaya lain yang timbul pasca pembangunan proyek.
Tahap Rekomendasi
Tahap rekomendasi pada item pekerjaan pondasi, penulis merekomendsikan
satu alternatif penggunaan material khususnya untuk item pekerjaan pondasi adalah sebagai berikut : a.) Rencana Awal Pada item pekerjaan pondasi existing digunakan jenis pondasi tiang pancang (minipile) dengan dimensi 32x32x32 dengan jumlah kebutuhan tiang pancang yaitu 90 buah tiang pancang. Sehingga kebutuhan biaya yang dihasilkan adalah Rp. 213.587.573,00 (untuk pondasi pancang dan pile cap) dari kebutuhan biaya keseluruhan pekerjaan pondasi senilai 214.736.573,00 . b.) Usulan Berdasarkan hasil analisa dan perhitungan ulang struktur dengan dibantu denagan penggunaan program sap 2000 versi 8.08, maka dengan beban bangunan dan spesifikasi tanah yang sama, penulis merekomendasikan penggunaan tiang pancang (minipile) dengan tiang persegi dimensi 20x20. Alasannya selain memiliki mutu beton yang sama, tiang ini juga lebih efisien dalam kaitannya pada masalah biaya karena kebutuhan tulangan dan volume pada pile cap lebih sedikit.
80
c.) Dasar Pertimbangan Dengan beberapa nilai pembobotan yang didasarkan atas kualifikasi penulis (dalam analisa rangking) maka dipaparkan dasar pertimbangan lain sebagai dasar pengambilan item terekomendasi diantaranya yaitu : 1) Penghematan masalah biaya. 2) Kualitas yang lebih tinggi. 3) Waktu pelaksanaan yang cepat. 4) Pada pelaksanaan digunakan tenaga yang relatif sedikit. d.) Penghematan Biaya Dengan menggunakan alternatif kedua yaitu digunakannya tiang persegi dimensi 20x20 cm sebagaimana yang telah direkomendasikan oleh penulis, maka akan terjadi penghematan biaya sebesar Rp. 53.947.434,00.
E.
adalah item pekerjaan yang mempengaruhi sebagian besar aspek bangunan, terutama aspek biaya. Karena pada sebagian besar proyek konstruksi, item pekerjaan ini memiliki alokasi biaya yang cukup besar dari pembiayaan total dan item pekerjaan yang ada, sehingga menjadi alasan untuk dilaksanakan perekayasaan Value Engineering dengan menghadirkan suatu alternatif yang lebih efektif untuk dipergunakan.
81
Alasan lain yang menyebabkan untuk dilakukan perekayasaan VE adalah dari pekerjaan ini, banyak menyebabkan pembengkakan biaya pelaksanaan karena kurang optimumnya perencanaan struktur. Pada penganalisaan struktur pada proyek ini lebih difokuskan pada balok. Hal ini dikarenakan struktur balok dalam proyek ini begitu komplek, variatif dan menghasilkan alokasi biaya pekerjaan yang cukup besar.
1. TAHAP INFORMASI
Pada proses perekayasaan Value Engineering, tahapan ini adalah tahap pertama yang dilakukan yaitu dengan mengidentifikasi item pekerjaan yang akan ditinjau dengan cara mengumpulkan sebanyak mungkin data dan informasi yang mendukung proses perekayasaan : a.) Informasi Teknis Proyek Tabel 4.15 Informasi Teknis Proyek URAIAN Kriteria Design DATA TEKNIS PROYEK Struktur Beton : 1 Mutu beton K 275 untuk beton struktur dan K 175 untuk beton paktis. 2 Beban yang diperhitungkan : a) Beban hidup 400 kg/m2. b) Beban Angin 40 kg/m2 (atap) 3. Menggunakan peraturan pembebanan
82
Unsur-Unsur Design
Struktur beton menggunakan pelat, balok anak dan portal ( balok dan kolom induk ) Ketinggian portal :
b.)
Tabel 4.16 Informasi Teknis Proyek Proyek Pembangunan Gedung Perpusda No. 1. 2. Sumber Informasi Buku-buku tentang VE Buku-buku analisa RAB TAHAP INFORMASI Data Yang Diterima Landasan teori mengenai penerapan VE Prosedur penerapan VE Penghitungan RAB untuk masing-masing mutu beton
83
c.) Analisa Fungsi Pekerjaan Struktur Tabel 4.17 Analisa Fungsi Pekerjaan Balok struktur
ANALISA FUNGSI
Noun
Tekan Tarik Bentuk
Verb
Menahan Menahan Memberi
Kind
Ket VE VE VE
P P P
Total
Keterangan :
P adalah unsur item pekerjaan yang dianggap primer (utama) S adalah unsur item pekerjaan yang dianggap sekunder (unsur pendukung unsur primer ) Verb dan Noun adalah fungsi penjelas untuk masing-masing item pekerjaan (aplikasi metode fast) Analisa fungsi diatas hanya menerangkan item pekerjaan yang akan dilakukan analisa VE saja dan definisi fungsi dari kata kerja dan kata benda terukur. Nilai manfaat (worth) belum bisa ditanpilkan biayanya, karena dilakukan pada tahap spekulasi.
2. TAHAP SPEKULASI
Pada tahapan spekulatif dalam perekayasaan VE berisi pemunculan sejumlah ide alternatif dari semua segmen yang dilihat dengan berbagai macam keunggulan, sehingga didapatkan suatu hasil yang lebih optimal, selain itu, ide
84
alternatif ini juga dihadirkan sebagai pembanding dari perencanaan awal, baru setelah itu dilakukan penganalisaan terutama dari segi biaya dan ide-ide yang kurang mendukung atau memberikan hasil yang kurang optimal dari fungsi item yang diinginkan akan disisihkan, sedangkan ide yang memungkinkan untuk dilakukan penghematan dapat dianalisa lebih lanjut. Dalam ide pemunculan alternatif ini penulis mencoba menghadirkan beberapa alternatif pengganti dari elemen struktur yaitu struktur balok dengan membandingkan mutu beton perencananaan awal dengan beberapa mutu yang lain, sehingga dengan adanya pemunculan beberapa ide ini diperoleh penghematan harga yang cukup signifikan
A. Alternatif Design
Dalam pemaparan alternatif design dibawah ini dijelaskan beberapa keuntungan ataupun kerugian penggunaan alternatif dan existing yang kesemuanya berdasarkan kualifikasi penulis, yang nantinya menjadi dasar pertimbangan lain pemakaian alternatif itu sendiri. Tabel 4.18 Alternatif Design
ALTERNATIF DESIGN
Proyek Perpustakaan Daerah Item pekerjaan struktur Propinsi Jateng Fungsi : Memperkuat struktur No. Usulan 1 Keuntungan Kelemahan Terpengaruh dengan kondisi cuaca dan lingkungan proyek Harga cukup mahal Penggunaan mutu beton Pengerjaan campuran tetap yaitu K 275 beton akan mudah (existing) dan dimensi dan sederhana struktur tetap Pelaksanaan mudah
85
Mutu terjamin 2 Menggunakan beton kenvensional dengan mutu K 225, dengan dimensi balok tetap Pengerjaan campuran Terpengaruh dengan beton akan lebih kondisi cuaca dan mudah dari pada lingkungan proyek alternatif yang lain Mutu lebih rendah Harga relatif lebih dibandingkan murah dengan alternatifalternatif yang lain Rendahya mutu tentu saja mempengaruhi mutu dari bangunan itu sendiri terkait masalah kekuatan bangunan menahan beban 3. Menggunakan beton dengan mutu K 250, dengan dimensi balok utama diperkecil menjadi 30 x 70 dan balok melintang 25 x 40 Menggunakan beton dengan mutu K 300, dengan dimensi balok utama diperkecil menjadi 30 x 70 dan balok melintang 25 x 40 Pengerjaan campuran Terpengaruh dengan beton mudah kondisi cuaca dan lingkungan proyek Mutu terjamin Harga relatif lebih murah Pengerjaan campuran Terpengaruh dengan beton akan lebih sulit kondisi cuaca dan dari pada yang lingkungan proyek pertama Mutu lebih terjamin Lebih mahal dari pada alternatif 2 dan 3 Mutu makin tinggi menjadikan kualitas bangunan lebih baik daripada alternatif sebelumnya
86
M3
Rp Rp Rp Rp Rp
Rp Rp Rp Rp Rp Rp
87
b.)
Pembesian
1 Kg besi beton Besi beton polos/ulir Kawat bendrat Pekerja Tukang besi Kepala Tukang besi Mandor
Kg Kg Hari Hari
Rp Rp Rp Rp Rp Rp
Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp
c.) Bekesting
1 M2 Bekisting dengan papan Kayu terentang Minyak bakesting Paku Balok kayu Plywood t 9 mm Dolken kayu Pekerja Tukang Kepala Tukang Mandor
0,040
M3
Rp 500.000,00 Rp 18.000,00 Rp 7.500,00 Rp 750.000,00 Rp 136.000,00 Rp 12.000,00 Rp 22.500,00 Rp 35.000,00 Rp 40.000,00 Rp 35.000,00
Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp
20.000,00 3.600,00 3.000,00 11.250,00 47.600,00 24.000,00 6.750,00 11.550,00 4.125,00 210,00 129.280,00
0,200 ltr 0,400 Kg 0,015 M3 0,350 lbr 2,000 12 0,300 Hari 0,330 Hari 0,033 Hari 0,006 Hari Jumlah
d.) Penghitungan Rencana Anggaran Biaya (RAB) untuk balok (1) Pekerjaan balok B2 ; (a) Koefisien besi beton =265,000(lampiran B-10) (b) Koefisien begesting =8,000(lampiran B-12)
88
No.
Koeff
Sat.
1 2 3
Beton balok B2 Lt.2 M3 15,96 Rp2.794.683,34 Beton balok B2 Lt.3 M3 11,4 Rp2.794.683,34 Beton balok B2 Lt.4 M3 11,4 Rp2.794.683,34 JUMLAH PEKERJAAN BALOK B2
(2) Pekerjaan balok B3 ; (a) Koefisien besi beton = 160,000(lampiran B-11) (b) Koefisien begesting =10,000(lampiran B-12) RAB struktur balok B3
No.
Koeff
Sat.
Harga Satuan
Rp 624.550,00 Rp 6.853,50 Rp 44.244,48
Jumlah Harga
Rp Rp Rp Rp 624.550,00 1.219.923,00 442.444,80 2.286.917,80
89
No. Uraian Pekerjaan Sat. Vol. Harga Satuan 1 Beton balok B3 Lt.2 M3 5,81 Rp2.286.917.80 Rp2.286.917.80 2 Beton balok B3 Lt.3 M3 5,81 Rp2.286.917.80 3 Beton balok B3 Lt.4 M3 5,81 JUMLAH PEKERJAAN BALOK B3
Jadi menurut perhitungan anggaran biaya diatas pengunaan beton bertulang dengan mutu beton K 275 diperoleh harga untuk balok utama sebesar Rp108.321.926,26 dan untuk balok melintang / portal memanjang diperoleh harga Rp39.878.129,14 Jumlah total biaya pekerjaan balok mutu K 275 adalah Rp.148.800.055,30
menggunakan alternatif konstruksi beton dengan mutu beton struktur K 225 dengan berbagai alasan teknis berupa : (1) Penggunaan beton dengan mutu K 225 sangat lazim digunakan untuk pembangunan konstruksi gedung bertingkat. (2) Penggunaan beton mutu K 225 ini memungkinkan terjadi pengurangan harga, karena penggunaan beton existing yang digunakan adalah beton dengan mutu K 275. Sehingga diharapkan akan terjadi penghematan (saving)
90
1) Estimasi Biaya Anggaran Biaya (RAB) Berdasarkan data survey dan observsi dilapangan diketahui bahwa ; a.) Biaya per m3 beton mutu K 225 adalah Rp.405.000,00(lampiran B-1) b.) Biaya pemakaian pompa beton Rp.1.400.000,00 / m3 dengan jumlah pipa yang dibutuhkan adalah 7 batang @ 3 (lampiran B-1) c.) Campuran beton Beton K 225 Pekerja Tukang Kepala Tukang Mandor 1,000 M3 Rp405.000,00 Rp Rp Rp Rp 25.000,00 35.000,00 40.500,00 35.000,00 Rp Rp Rp Rp Rp Rp405.000,00 150.000,00 35.000,00 4.050,00 10.500,00 604.550,00
d.) Penghitungan Rencana Anggaran Biaya (RAB) untuk balok (1) Pekerjaan balok B2 ; (a) Koefisien besi beton = 244,000(lampiran B-13) (b) Koefisien begesting = 8,000(lampiran B-15) RAB untuk balok B2 No. Uraian 1 m3 beton K 225 Cor beton besi beton bekesting Koeff Sat, Harga Satuan Rp 604.550,00 Rp 6.853,50 Rp 44.244,48 Jumlah Harga Rp Rp Rp Rp 604.550,00 1.809.324,00 353.955,84 2.767.829,00
91
No. 1 2 3
Uraian Pekerjaan Sat. Vol. Harga Satuan Beton balok B2 Lt.2 m3 13,96 Rp2.767.829,00 Rp2.767.829,00 Beton balok B2 Lt.3 m3 9,97 Rp2.767.829,00 Beton balok B2 Lt.4 m3 9,97 JUMLAH PEKERJAAN BALOK B2
(2) Pekerjaan balok B3; (a) Koefisien besi beton = 187,000(lampiran B-14) (b) Koefisien begesting = 11,000(lampiran B-15) RAB untuk Balok B3 No. Uraian 1 m3 beton K 225 Cor beton besi beton bekesting Koeff Sat, Harga Satuan Rp 604.550,00 Rp 6.853,50 Rp 44.244,48 Jumlah Harga Rp Rp Rp Rp 604.550,00 1.274.751,00 486.689,28 2.365.990,28
Sumber : analisa
No. 1 2 3
Uraian Pekerjaan Sat. Vol. Harga Satuan Beton balok B3 Lt.2 m3 4,6 Rp 2.365.990,28 Rp 2.365.990,28 Beton balok B3 Lt.3 m3 4,6 Rp 2.365.990,28 Beton balok B3 Lt.4 m3 4,6 JUMLAH PEKERJAAN BALOK B3
Sumber : analisa
Jadi menurut perhitungan anggaran biaya diatas pengunaan beton bertulang dengan mutu beton K 225 diperoleh harga untuk balok utama sebesar
92
Rp93.829.403,10 dan untuk balok melintang / portal memanjang diperoleh harga Rp32.650.665,85 Jumlah total biaya pekerjaan balok mutu K 225 adalah Rp126.480.069,00
Rp.415.000,00(lampiran B-1) b.) Biaya pemakaian pompa beton Rp.1.400.000,00 / m3 dengan jumlah pipa yang dibutuhkan adalah 7 batang @ 3 meter (lampiran B-1)
93
c.)
Campuran beton M3 Rp Rp Rp Rp Rp 415.000,00 25.000,00 35.000,00 40.500,00 35.000,00 Rp Rp Rp Rp Rp Rp 415.000,00 150.000,00 35.000,00 4.050,00 10.500,00 614.550,00
d.) Penghitungan Rencana Anggaran Biaya (RAB) untuk Balok (1) Pekerjaan balok B2 ; (a) Koefisien bersi beton= 244,000 (lampiran B-15) (b) Koefisien begesting =8.000 (lampiran B-17) RAB untuk balok utama B2 No. Uraian 1 m3 beton K 250 Cor beton besi beton bekesting Koeff Sat. Harga Satuan Rp Rp Rp 614.550,00 6.853,50 44.244,48 Jumlah Harga Rp Rp Rp Rp 614.550,00 1.809.192,00 353.955,84 2.777.697,84
No. 1 2 3
Uraian Pekerjaan Sat. Vol. Harga Satuan Beton balok B2 Lt.2 m3 13,96 Rp 2.777.697,84 Rp 2.777.697,84 Beton balok B2 Lt.3 m3 9,97 Rp 2.777.697,84 Beton balok B2 Lt.4 m3 9,97 JUMLAH PEKERJAAN BALOK B2
94
(2) Pekerjaan balok B3 ; (a) Struktur balok utama (B2) = 187,000(lampiran B-16) (b) Struktur balok utama (B3) = 11.000(lampiran B-17) RAB untuk balok B3 No. Uraian 1 m3 beton k 250 Cor beton besi beton bekesting Koeff Sat. Harga Satuan Rp Rp Rp 614.550,00 6.853,50 44.244,48 Jumlah Harga Rp Rp Rp Rp 614.550,00 1.281.604,50 486.689,28 2.382.843,78
No. 1 2 3
Uraian Pekerjaan Sat. Vol. Harga Satuan Beton balok B3 Lt.2 m3 4,6 Rp 2.382.843,78 Rp 2.382.843,78 Beton balok B3 Lt.3 m3 4,6 Rp 2.382.843,78 Beton balok B3 Lt.4 m3 4,6 JUMLAH PEKERJAAN BALOK B3
Jadi menurut perhitungan anggaran biaya diatas pengunaan beton bertulang dengan mutu betok K 250 diperoleh harga untuk balok utama sebesar Rp94.163.956,78dan untuk balok melintang / portal memanjang diperoleh harga Rp32.883.244,16 Jumlah total biaya pekerjaan balok mutu K 250 adalah Rp127.047.200,80
95
96
1,000
m3
Rp Rp Rp Rp Rp
Rp Rp Rp Rp Rp Rp
d.) Penghitungan Rencana Anggaran Biaya (RAB) untuk balok (1) Pekerjaan balok B2 ; (a) Koefisien besi beton = 244,000(lampiran B-18 ) (b) Koefisien begesting = 8,000(lampiran B-18.1) RAB untuk balok utama B2 No. Uraian 1 m3 beton K300 Cor beton besi beton bekesting Koeff Sat, Harga Satuan Rp Rp Rp 634.550,00 6.853,50 44.244,48 Jumlah Harga Rp Rp Rp Rp 634.550,00 1.809.192,00 353.955,84 2.793.697,84
No. 1 2 3
Uraian Pekerjaan Sat. Vol. Harga Satuan Rp 2.793.697,84 Beton balok B2 Lt.2 m3 13,96 Beton balok B2 Lt.3 m3 9,97 Rp 2.793.697,84 Beton balok B2 Lt.4 m3 9,97 Rp 2.793.697,84 JUMLAH PEKERJAAN BALOK B2
97
(2) Pekerjaan balok B3 ; (a) Kofisien besi beton = 187,000(lampiran B-18 ) (b) Koefisien begesting = 11,000 (lampiran B-18.1) RAB untuk balok B3 No. Uraian 1 m3 beton K300 Cor beton besi beton bekesting Koeff Sat. Harga Satuan Rp Rp Rp 634.550,00 6.853,50 44.244,48 Jumlah Harga Rp Rp Rp Rp 634.550,00 1.281.604,50 486.689,28 2.402.843,78
No. 1 2 3
Uraian Pekerjaan Beton balok B3 Lt.2 Beton balok B3 Lt.3 Beton balok B3 Lt.4
Sat. m3 m3 m3
Jadi menurut perhitungan anggran biaya diatas pengunaan beton bertulang dengan mutu betok K 300 diperoleh harga untuk balok utama sebesar Rp94.706.356,78 dan untuk balok melintang / portal memanjang diperoleh harga Rp33.159.244,16. Jumlah total biaya pekerjaan balok mutu K 300 adalah Rp127.866.100,9
98
Berdasarkan analisa diatas maka akan dipaparkan perbandingan biaya yang terjadi setelah dilakukan analisa VE Tabel 4.19. Perbandingan Biaya Setelah Dilakukan Analisa VE No. 1. 2. 3. 4. MUTU BETON Beton mutu K 225 Beton mutu K 250 Beton mutu K 275 Beton mutu K 300 Biaya (Rp) 126.480.069,00 127.047.200,80 148.800.055,30 127.866.100,90 Selisih setelah di VE 22.319.986,00 21.752.854,20 -(existing)20.999.999,96 Ket Alt 1 Alt 2 existing Alt 3
Rp127,05
Rp127,86
K 275 (Existing)
Mutu Beton
K 250
K 300
TAHAP ANALISA
Pada tahapan analisa dalam perekayasaan VE berisi analisa terhadap semua
alternatif yang muncul dengan menggunakan berbagai macam metode sehingga diperoleh suatu angka prioritas terhadap alternatif yang akan dipakai dalam proses perekayasaan. Artinya adalah untuk mendapatkan alternatif yang terbaik dari beberapa alternatif yang ditinjau. Pada tahap analisa ini terdiri dari :
99
a. Analisa Fungsi b. Analisa Rangking Analisa Fungsi adalah satu bagian dari tahapan analisa yang berfungsi untuk menganalisa semua fungsi-fungsi dari item-item pekerjaan dalam satu segmen pekerjaan yang akan dianalisa VE, dalam hal ini untuk pekerjaan struktur balok, dalam tahapan analisa fungsi ini dijelaskan fungsi dari item pekerjaan balok yang disajikan dalam kata kerja (verb) atau kata benda (nouns), kind yang menunjukan bahwa item tersebut adalah item primer ataukah item itu hanya item pendukung saja atau sekunder, sedangkan cost dan worth menunjukkan nilai biaya item original dan VE. Berikut akan dijabarkan beberapa analisa sebagai bentuk perolehan angka prioritas dari semua alternatif : a. Analisa Fungsi Tabel 4.20 Analisa Fungsi Untuk Pekerjaan Balok
ANALISA FUNGSI
Kind Cost (Rp) x 1000 35093.464 89508.089 Worth (Rp) x1000 28837.035 60250.489 VE VE Ket
Verb
Menahan Menahan Memberi
Noun
Tekan Tarik Bentuk
P P P
100
P adalah unsur item pekerjaan yang dianggap primer (utama) S adalah unsur item pekerjaan yang dianggap sekunder (unsur pendukung unsur primer )
Dari tabel analisa fungsi diatas untuk fungsi pekerjaan pondasi seperti tampak diatas, dapat diambil kesimpulan sebagai berikut : 1) Untuk pekerjaan balok dengan mutu K-275 biaya awal perencanaan adalah Rp.148.800.055,30 dapat dilakukan penghematan dengan tanpa mengurangi mutu pondasi dengan dihadirkannya alternatif yang lain. 2) Penghematan terbesar yang bisa diperoleh dengan digunakan alternatif pengganti yaitu beton mutu K 225 adalah Rp.126.480.069,00, dengan selisih biaya tersaving sebesar Rp.22.319.986,00 3) Dan untuk sub item yang lainnya, tidak dilakukan perekayasaan VE karena dilihat dari nilainya tidak terlalu signifikan. 4) Maka dengan dihadirkannya alternatif yaitu penggunaan beton mutu K 225 tersebut biaya proyek dapat tersaving sebesar Rp.22.319.986,00 dengan rasio biaya/nilai untuk item ini adalah 1.35, ini berarti terjadi penghematan.
101
b. Analisa Rangking
Tabel 4.21. Penilaian Bobot Sementara No 1 2 3 4 Fungsi Penghematan Biaya (A) Kualitas (B) Finishing (C) Kemudahan Pelaksanaan (D) Jumlah angka rangking 10 100 Angka rangking 4 3 2 1 bobot 40 30 20 10 Ket Prioritas tertinggi Prioritas tinggi Prioritas sedang Prioritas rendah
Kemudian setelah diketahui bobot, maka dilakukan penganalisaan untuk semua kriteria yang berfungsi dengan dimunculkan preferensi dari penyaji sebagai acuan kepentingan dan kekurangpentingan masing-masing alternatif. Preferensi alternatif untuk kriteria Penghematan Biaya (A) adalah sebagai berikut; Alternatif K 225 (I) K 250 (II) K 300 (III) Preferensi (I) > (II) (II) < (I) (III) < (I) Keterangan Alt I Lebih baik dari Alt II &III : (I) > (III) : (II) > (III) Alt II kurang baik dari Alt I : (III) < (II) Alt III kurang baik dari Alt I & II
102
Alternatif
I II III
I
X 0 0
II
1 X 0
III
1 1 X
Jumlah
2 1 0 3
Indeks
2/3 1/3 0 1
JUMLAH
Preferensi alternatif untuk kriteria Kualitas (B) adalah sebagai berikut ; Alternatif K 225 (I) K 250 (II) K 300 (III) Keterangan Preferensi (I) < (II) : (I) < (III) Alt I kurang baik dari Alt II &III (II) > (I) : (II) < (III) Alt II Lebih baik dari Alt I (III) > (I) : (III) > (II) Alt III kurang baik dari Alt I & II
Alternatif
I II III
I
X 1 1
II
0 X 1
III
0 0 X
Jumlah
0 1 2 3
Indeks
0 1/3 2/3 1
JUMLAH
Preferensi alternatif untuk kriteria Finishing (C)adalah sebagai berikut ; Alternatif K 225 (I) K 250 (II) K 300 (III) Keterangan Preferensi (I) = (II) : (I) = (III) Alt I sama dengan Alt II & III (II) = (I) : (II) = (III) Alt I sama dengan Alt II & III (III) = (I) : (III) = (II) Alt I sama dengan Alt II & III
103
Alternatif
I II III
I
X 1 1
II
1 X 1
III
1 1 X
Jumlah
2 2 2 6
Indeks
2/6 2/6 2/6 1
JUMLAH
Preferensi alternatif untuk kriteria Kemudahan Pelaksanaan/pembuatan (D) adalah sebagai berikut ; Alternatif I II III Preferensi I > II : II < I : III < I : Keterangan Alt I lebih baik dari Alt II & III Alt II Kurang baik dari Alt I Alt III Kurang baik dari Alt I & II
Alternatif
I II III
I
X 0 0
II
1 X 0
III
1 1 X
Jumlah
2 1 0 3
Indeks
2/3 1/3 0 1
JUMLAH
104
Kriteria No. 1
2 3
Total
43.34 39.96 16.67
Pada tahap penganalisaan rangking digunakan perangkingan dengan metode matrik evaluasi (lihat tabel 4.14). sehingga dari hasil analisa dapat diketahui bahwa alternatif I yaitu penggunaan beton dengan mutu K 225 mempunyai keunggulan bobot total 43.34 dibandingkan dengan alternatif yang lain yaitu penggunaan beton dengan mutu K 250 (II) mempunyai bobot 39.96 dan K 300 (III) dengan bobot 16.67. Nilai bobot tersebut didapatkan berdasarkan kriteria penghematan biaya, kualitas yang baik, efektifitas waktu dan kemudahan pelaksanaan dengan penggunaan tenaga yang lebih sedikit. Dengan analisa rangking ini, nilai yang dihasilkan akan menjadi nilai kelayakan penggunaan alternatif yang dikembangkan berdasarkan parameter dari penulis dalam sistem pekerjaan tersebut. Dan nantinya akan dipaparkan lebih lanjut dalam fase rekomendasi.
Tahap Pengembangan
Dalam penulisan tugas akhir ini, penganalisaan Value Engineering tidak
105
analisa life cycle cost untuk perhitungan biaya-biaya operasional dan pemeliharaan atau biaya lain yang timbul pasca pembangunan proyek akibat dihadirkannya beberapa alternatif diatas..
Tahap Rekomendasi
Tahap rekomendasi pada item pekerjaan atas yang difokuskan untuk pekerjaan
struktur balok, penulis merekomendasikan satu alternatif penggunaan material adalah sebagai berikut : a.) Rencana Awal Pada item pekerjaan beton bertulang dalam proyek ini menggunakan beton bertulang dengan mutu K 275 (existing). Terutama untuk pekerjaan struktur balok yang terdiri atas balok utama dengan dimensi balok 30x80 dan balok portal (melintang) dengan dimensi balok 25x50. b.) Usulan Berdasarkan hasil analisa dan perhitungan struktur dengan dibantu denagan penggunaan program SAP 2000 versi 8.08, maka penulis merekomendasikan penggunaan beton K 225 yang diterapkan dalam pekerjaan beton bertulang dengan memperkecil dimensi balok utama dimensi balok 30x80 menjadi 30x70 dan balok portal (melintang) dengan dimensi balok 25x40.
106
c.) Dasar Pertimbangan Dengan beberapa nilai pembobotan yang didasarkan atas kualifikasi penulis (dalam analisa rangking) maka dipaparkan dasar pertimbangan lain sebagai dasar pengambilan item terekomendasi diantaranya yaitu : 1) Penghematan masalah biaya akibat perubahan mutu beton 2) Kualitas yang baik. 3) Finishing. 4) Pelaksanaan pekerjaan yang mudah terkait dengan penggunaan mutu beton. d.) Penghematan Biaya Dengan menggunakan alternatif kedua yaitu digunakannya beton bertulang dengan mutu beton K 225 sebagaimana yang telah direkomendasikan oleh penulis maka akan terjadi penghematan sebesar Rp.22.319.986,00
107
32x32x32
diganti
tiang
pancang
persegi
dimensi
20x20
cm,
menghasilkan penghematan nilai/biaya sebesar Rp. 53.947.434,00 dari biaya awal sebesar Rp. 213.587.573,00 3. Berdasarkan hasil analisa Value Engineering untuk item struktur atas yaitu balok, dengan cara mengganti penggunaan mutu beton perencanaan yaitu mutu beton K 275 dengan mutu K 225 didapatkan penghematan (saving) sebesar Rp.22.319.986,00 dari biaya awal sebesar Rp.148.800.055,30. 4. Setelah dilakukan analisa Value Enggineering dari kedua item pekerjaan baik item pondasi ataupun balok dihasilkan penghematan total sebesar Rp.76.267.420,00 107
108
5. Sebagai media penunjang perekayasaan Value Engineering dapat dipakai software SAP 2000 versi 8.08 untuk mere-design perencanaan struktur dengan didasarkan data pendukung yang biasa digunakan dalam proyek pembangunan suatu gedung.
B. Saran
Berdasarkan analisa dan buah pemikiran dari penulis maka dapat disampaikan beberapa hal yang sebaiknya dilakukan dalam kaitannya usaha perekayasaan nilai pembangunan suatu gedung yang bertemakan optimasi diantaranya yaitu : 1. Dalam usaha perekayasaan Value Engineering sebaiknya dilakukan untuk semua item pembangunan gedung yang mempunyai bobot biaya yang besar, sehingga dihasilkan penghematan yang optimal. 2. Agar pelaksanaan perekayasaan VE lebih bervariasi maka sebaiknya digunakan alternatif yang lebih banyak dan luas, mengingat saat ini muncul berbagai macam bahan yang lebih murah, mudah dan bermutu. 3. Penelitian selanjutnya sebaiknya juga diteliti mengenai aplikasi Value Engineering untuk tenaga kerja dan waktu pelaksanaan proyek.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim, 1987. Pedoman Perencanaan Ketahanan Gempa Untuk Rumah Gedung. Departemen Pekerjaan Umum, Bandung Anonim, 1983. Peraturan Pembebanan Indonesia Departemen Pekerjaan Umum, Bandung Untuk Gedung
Anonim, 2002. Pedoman standar perencanaan ketahanan gempa untuk struktur bangunan gedung. Departemen Pekerjaan Umum, Bandung Anonim, 2007. Informasi Harga Satuan. Balai Pengujian Dan Informasi Konstruksi, Semarang A. Z, Zainal, 2003. Menghitung Biaya Bangunan. PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta Suharto, Iman Ir. 1999. Manajemen Proyek. Jakarta Bush, V.G., 1983. Manajemen proyek. PT. Pustaka Binaman Pressindo, Jakarta Hardiyatmo, H.C., 2001. Teknik Fondasi II. PT.Gramedia Pustaka Utama, Jakarta Isworo dkk., 1998. Value Engineering Changes Proposal Pembangunan Gedung Laboratorium FP MIPA IKIP Surabaya. Tugas akhir JTS. Fakultas Teknik Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Surabaya Ibrahim, Bachtiar H. 1994. Rencana dan Estimate Real Of Cost. Jakarta: Bumi Aksara Dellisla. Alphonse, Value Engineering in the contruction industry. Kusuma, Gideon H, Ir. M.Eng. 1993, Desain Struktur Beton Bertulang di Daerah Rawah Gempa, Erlangga, Jakarta Vis, W.C., 1987. Perhitungan dan Perencanaan Sederhana untuk Beton Bertulang. Erlangga, Jakarta Barrie, D., Poulson, B., 1984. Manajemen Kontruksi Profesional. Alih Bahasa Sudinarto, 1990. Edisi Kedua, Erlangga, jakarta Donomartono, 1999. Apilkasi Value Engineering Guna Mengoptimalkan Biaya pada Tahap Perencanaan Kontruksi Gedung dengan Struktur
Balok Beton Pratekan. Tugas Akhir JTS. Fakultas Teknik Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Surabaya Suryolelono, K. B., 1994. Teknik Pondasi Bagian II. Nafiri, Yogyakarta Lashari., 2004. Paparan Mata Kuliah Teknik Pondasi 1. Universitas Negeri Semarang Hanggoro., 2005. Paparan Mata Kuliah Teknik Pondasi II. Universitas Negeri Semarang Handoko., 2005. Tugas Laporan Kerja Praktek. Universitas Negeri Semarang Diktat perkuliahan Value Engineering Teknik Sipil Institut Teknologi Nasional tahun 1995 Diktat Perkuliahan Value Engineering Teknik Sipil Universitas Negeri Semarang tahun 2005
LEMBAR KONSULTASI
Judul skripsi
: Aplikasi Value Engineering Untuk Optimasi Biaya Proyek Pembangunan Gedung Kantor Perpustakaan Daerah Propinsi Jawa Tengah
No.
Tanggal
Keterangan
Paraf
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran A Lampiran A 1-4 Lampiran A 5-6 Lampiran A 7 : Data Tanah Proyek : Denah Pondasi : Rekapitulasi Gaya Reaksi
Lampiran A 8-31 : Perhitungan Item Pekerjaan Pondasi Lampiran A 32-36 : Data Tiang Pancang Lampiran B Lampiran B 1 Lampiran B 2-6 Lampiran B 7-8 : Daftar Harga Beton : SNI Harga Satuan : Rekapitulasi Luas Tulangan
Lampiran B 9-18 : Perhitungan Item Pekerjaan Balok Lampiran B 19-23 : Denah Balok Lampiran B 24-33 : Output Tulangan Hasil SAP
Lampiran Perhitungan Item Pekerjaan Struktur atas (balok) PERHITUNGAN KOEFISIEN TULANGAN A. Penghitungan Koefisien Tulangan Dan Begesting Balok Beton Bertulang Dengan Mutu K 275 Balok Utama Dengan Dimensi 30 X 80 Berdasarkan aplikasi dari software SAP 2000, didapat ; Luas tulangan atas : 2099.179 mm2 (8D19)
o Perhitungan Koefisien Tulangan Luas penampang : b x h = 0.3 x 0.8 = 0.24 Volume : 0.24 x 1 = 0.24 m3 Pembesian Digunakan tulangan utama dengan diameter 19 dengan berat 2.23 kg/m, jumlah 13 Maka ;berat besi utama adalah = 13*2.23 kg/m = 28.99 kg Tulangan begel digunakan 210-7.5 Panjang begel = 25+25+75+75= 200 =2 m Berat begel 10 = 0.617 kg/m Jumlah begel
100 = + 1 =14 begel 7.5
Berat besi begel = 2*2*0.617*14 =34.552 kg Per m balok 30/80 adalah berat besi utama + Berat besi begel = 28.99 + 34.552 = 63.542 kg 1 Per m3 balok 30/80 = *( berat besi utama + Berat besi begel 0.24
Berat besi begel = 1.3*0.617*11 =8.823 kg Per m balok 25/50 adalah berat besi utama + Berat besi begel = 13.38 + 8.823 = 22.203 kg 1 Per m3 balok 25/50 = *( berat besi utama + Berat besi begel 0.125
Lampiran Perhitungan Item Pekerjaan Struktur atas (balok) o Perhitungan Koefisien Begesting
Koefisien begesting pada balok 30/80 panjang (l) = 9.5 m Volume 80 Keliling per m3 30 = 0.3* 0.8 * 9.5 = (0.8*2+0.3)*9.5 = = 2.28 m3 = 18.05 m
Koefisien begesting pada balok 25/50 panjang (l) = 5.5 m Volume 50 Keliling per m3
25
= 0.6875 m3 = 6.875 m
B.
Penghitungan Koefisien Tulangan Dan Begesting Balok Beton Bertulang Dengan Mutu K 225
Balok Utama Dengan Dimensi 30 X 70
Berdasarkan aplikasi dari software SAP 2000, didapat ; Luas tulangan atas :7D19
Berat besi begel = 2*1.8*0.617*14 =31.09 kg Per m balok 30/70 adalah berat besi utama + Berat besi begel = 24.53+ 31.09 = 55.62 kg
1 Per m3 balok 30/70 = *( berat besi utama + Berat besi begel 0.21
Jumlah begel
Berat besi begel = 1.1*0.617*11 =7.46 kg Per m balok 30/70 adalah berat besi utama + Berat besi begel = 11.15 + 7.46 = 18.61 kg
1 Per m3 balok 25/40 = *( berat besi utama + Berat besi begel 0.1
Koefisien begesting pada balok 25/40 panjang (l) = 5.5 m Volume 40 Keliling per m3 25 = 0.25* 0.4 * 5.5 = (0.4*2+0.25)*5.5 = = 0.55 m3 = 5.775 m
Lampiran Perhitungan Item Pekerjaan Struktur atas (balok) C. Penghitungan Koefisien Tulangan Dan Begesting Balok Beton Bertulang Dengan Mutu K 250
Balok Utama Dengan Dimensi 30 X 70
Berdasarkan aplikasi dari software SAP 2000, didapat ; Luas tulangan atas :7D19
Berat besi begel = 2*1.8*0.617*14 =31.09 kg Per m balok 30/70 adalah berat besi utama + Berat besi begel = 20.07+ 31.09 = 51.16 kg
1 Per m3 balok 30/70 = *( berat besi utama + Berat besi begel 0.24
Berat besi begel = 1.1*0.617*11 =7.46 kg Per m balok 30/80 adalah berat besi utama + Berat besi begel = 11.15 + 7.46 = 18.61 kg
1 Per m3 balok 30/80 = *( berat besi utama + Berat besi begel 0.1
Lampiran Perhitungan Item Pekerjaan Struktur atas (balok) o Perhitungan Koefisien Begesting
Koefisien begesting pada balok 30/70 panjang (l) = 9.5 m Volume 70 Keliling per m3 32 = 0.3* 0.7 * 9.5 = (0.7*2+0.3)*9.5 = = 1.995 m3 = 16.15 m
Koefisien begesting pada balok 25/40 panjang (l) = 5.5 m Volume 40 Keliling per m3 25 = 0.25* 0.4 * 5.5 = (0.4*2+0.25)*5.5 = 1 1 = =1.81 vol 0.55 = 0.55 m3 = 5.775 m
D.
Penghitungan Koefisien Tulangan Dan Begesting Balok Beton Bertulang Dengan Mutu K 300
Balok Utama Dengan Dimensi 30 X 70
Berdasarkan aplikasi dari software SAP 2000, didapat ; Luas tulangan atas :7D19
Berat besi begel = 2*1.8*0.617*14 =31.09 kg Per m balok 30/70 adalah berat besi utama + Berat besi begel = 20.07+ 31.09 = 51.16 kg
1 Per m3 balok 30/80 = *( berat besi utama + Berat besi begel 0.24
Berat besi begel = 1.1*0.617*11 =7.46 kg Per m balok 30/80 adalah berat besi utama + Berat besi begel = 11.15 + 7.46 = 18.61 kg
1 Per m3 balok 30/80 = *( berat besi utama + Berat besi begel 0.1
Koefisien begesting pada balok 25/40 panjang (l) = 5.5 m Volume 40 Keliling per m3 25 = 0.25* 0.4 * 5.5 = (0.4*2+0.25)*5.5 = 1 1 = =1.81 vol 0.55 = 0.55 m3 = 5.775 m
Perhitungan Item Pekerjaan Pondasi I. Penghitungan Daya Dukung Tiang Pancang Diketahui : Qc = 225 Kg/cm2 Tr = 240 Kg/cm2 (berdasarkan data sondir tanah )
Dimana : A O
= 9 tiang Distribusi Beban Kolom Ke Masing-Masing Tiang Berdasarkan perhitungan diatas maka jumlah tiang yang dibutuhkan adalah 9 buah dengan dimensi 32 X 32 X 32 maka desain pile cap dapat dipilih dengan susunan P
1 96 4
3 kolom 50 x 50
250
y
7 8 9
250
sumber : penulis
( ) ( )
= 0.9215m2 = 0.9215 m2
y n x = jumlah tiang
nx = banyak tiang pancang dalam satu baris dalam sumbu x ny = banyak tiang pancang dalam satu baris dalam sumbu y
x2 = jumlah kuadrat absis absis tiang pancang y2 = jumlah kuadrat ordinat ordinat tiang pancang
Q1 = 233.46 2,72. 0,96 13,24. + 0.96 (0.9215) (0.9215) 9
= 22.18+3.99+0 = 26.17 T Q5 =
= 22.18+0+13.79 = 34.89T Q9 =
= 22.18+3.99+13.79 = 33.13 T
Beban Aksial Kolom = 233.46 T Mutu beton yang digunakan adalah beton bertulang mutu K 225 dan mutu tulangan adalah Fy = 390 Mpa Beban kolom ultimate Pult = 1.4*233.46 = 303.498 Beban per pile ultimate Qu1= 1,4x13.49 = 18.86 T Qu2= 1,4x8.84 = 12.37 T Qu3= 1,4x5.55 = 7.77 T Qu4= 1,4x26.17 = 36.63 T Qu5= 1,4x22.18 = 31.05 T Qu6= 1,4x25.01= 35.014T Pengecekan Terhadap Geser Pons Besarnya tinggi efektif (d) pile cap dicoba 80 cm Vu Pons = Pu = 303.498 T Qu7= 1,4x59.96 =83.94 T Qu8= 1,4x34.89 =48.84 T Qu9= 1,4x33.13 =46.38 T
Pengecekan Cek Terhadap Geser Lentur Pengecekan terhadap geser lentur pada kasus ini tidak dilakukan karena untuk d= 70 tiang pancang berada dalam bidang geser yang terbentuk Maka tebal pile cap (th) = 80+15+selimut beton +0.5*tul Dipakai tebal pile cap (th) = 100 cm Perhitungan Tulangan Pile Cap momen terhadap titik berat kolom Mu=171.9 Tm = 17190000 kg.cm B = 250 cm D = 80 cm Fc = 225 Mpa Fy = 390 Mpa Mencari nilai 1 Jika fc300 kg/cm2 maka 1= 0.85 fc>300 kg/cm2 maka 1= 0.85-0.0008 (fc-300) jika nilai 1< 0,65 maka nilai 1= 0,65 untuk fc =225 maka nilai 1=0,85 Mn= Mu 17190000 = =21487500 0,8 0,8
K=
F=1- 1 2k = 0.087
Fmax=
1 x 4500
6000 + fy
=0.38
F Fmax
Tul. Tunggal
= 70.80
= 6.03Bh
1 90 4
3 150 Kolom 50 x 50
240
sumber : penulis
Sedangkan distribusi beban kolom ke masing-masing tiang dirumuskan sebagai berikut ; Qi = P My. X Mx.Y dimana x n x 2 y 2
( ) ( )
=3.24 m2 =1.215 m2
x2 = jumlah kuadrat absis absis tiang pancang y2 = jumlah kuadrat ordinat ordinat tiang pancang
n x y = jumlah tiang = absis terjauh tiang pancang terhadap titik berat kelompok tiang = ordinat terjauh tiang pancang terhadap titik berat kelompok tiang
Q1=
= 38.91-0.75-4.9 = 33.26 T Q4= 233.46 2,72. 0,9 13,24. 0.45 (3.24) (1.215) 6
= 38.91-0.75+4.9 = 43.06T
Vc pons
Pengecekan Cek Terhadap Geser Lentur Pengecekan terhadap geser lentur pada kasus ini tidak dilakukan karena untuk d= 70 tiang pancang berada dalam bidang geser yang terbentuk Maka tebal pile cap (th) = 75+15+selimut beton +0.5xtul Dipakai tebal pile cap 100 cm
K=
1 x 4500
6000 + fy
=0.38
F Fmax
Tul. tunggal
= 61.147 cm2
Qc. A Tr.O + 3 10
225.961.625 240.109.9 + 3 10
= 72121.875+2637.6 = 74759.475 Kg = 74,759475Ton Kebutuhan tiang pancang berdasarkan beban ultimit tiang (Pult) P = 233.46T (data gaya reaksi SAP 2000) Mx = -13.2491 Tm MY = -2.72 Tm Penghitungan Kebutuhan Jumlah Tiang Jika jarak tiang ditentukan 3 D maka nilai efisiensi tiang kelompok adalah 0,7 Kapasitas Pijin dihitung dengan keruntuhan blok SF = 3 Maka jumlah tiang yang dibutuhkan adalah (n) = =
1 3 75 s 4 1.41s
2 220 5 s
Kolom 50x50
Sedangkan distribusi beban kolom ke masing-masing tiang dirumuskan sebagai berikut ; Qi = P My. X Mx.Y dimana x n x 2 y 2
( ) ( )
= 2.19 m2 = 2.19 m2
n x y
= jumlah tiang = absis terjauh tiang pancang terhadap titik berat kelompok tiang = ordinat terjauh tiang pancang terhadap titik berat kelompok tiang
nx = banyak tiang pancang dalam satu baris dalam sumbu x ny = banyak tiang pancang dalam satu baris dalam sumbu y
x2 = jumlah kuadrat absis absis tiang pancang y2 = jumlah kuadrat ordinat ordinat tiang pancang
Q1=
= 46.69-0.91-4.47
= 46.69-0-0 = 46.69 T Q4= 233.46 2,72. 0.74 13,24. 0,74 5 (2.19) (2.19)
= 46.69-0.91+4.47 = 50.25 T
Beban Aksial Kolom = 233.46 T Mutu beton yang digunakan adalah beton bertulang mutu K 225 dan mutu tulangan adalah Fy = 390 Mpa Beban kolom ultimate Pult = 1.4x233.46 = 303.498 Beban per pile ultimate Qu1= 1,4x41.91= 58.67 T Qu2= 1,4x39.45= 55.23 T Qu3= 1,4x38.91 = 55.87 T Qu4= 1,4x53.93 = 75.5 T Qu5= 1,4x51.47 = 72.05 T
Pengecekan Cek Terhadap Geser Lentur Pengecekan terhadap geser lentur pada kasus ini tidak dilakukan karena untuk d= 75 tiang pancang berada dalam bidang geser yang terbentuk Maka tebal pile cap (th) = 75+15+selimut beton +0.5xtul Dipakai tebal pile cap 100 cm Perhitungan Tulangan Pile Cap momen terhadap titik berat kolom Mu=110.662 Tm = 11066200 kg.cm B = 220 cm D = 75 cm Fc = 225 Mpa Fy = 390 Mpa Mencari nilai 1 Jika fc300 kg/cm2 maka 1= 0.85 fc>300 kg/cm2 maka 1= 0.85-0.0008 (fc-300) jika nilai 1< 0,65 maka nilai 1= 0,65 untuk fc =225 maka nilai 1=0,85 Mn=
K=
1 x 4500
6000 + fy
=0.38
F Fmax
Tul. tunggal
= 49.085 cm2
Qc. A Tr.O + 3 10
= 30000+1920 = 31920 Kg = 31.920Ton Kebutuhan tiang pancang berdasarkan beban ultimit tiang (Pult) P = 233.46T (data gaya reaksi SAP 2000) Mx = -13.2491 Tm MY = -2.72 Tm Penghitungan Kebutuhan Jumlah Tiang Jika jarak tiang ditentukan 3 D maka nilai efisiensi tiang kelompok adalah 0,7 Kapasitas Pijin dihitung dengan keruntuhan blok SF = 3 Maka jumlah tiang yang dibutuhkan adalah (n) = =
P Qijin.0,7
= 10 tiang
4 8
5 9
6 10
230
Sumber : Suryolelono;1994
( ) ( )
= 3.24m2 = 1.63 m2
n x y
= jumlah tiang = absis terjauh tiang pancang terhadap titik berat kelompok tiang = ordinat terjauh tiang pancang terhadap titik berat kelompok tiang
nx = banyak tiang pancang dalam satu baris dalam sumbu x ny = banyak tiang pancang dalam satu baris dalam sumbu y
x2 = jumlah kuadrat absis absis tiang pancang y2 = jumlah kuadrat ordinat ordinat tiang pancang
Q1=
= 23.346+0.75-0 = 24.096 T Q8= 233.46 2,72. 0,6 13,24. 0,52 (3.24) (1.63) 10
= 23.346-0.75+4.22 = 26.816 T
Beban Aksial Kolom = 233.46 T Mutu beton yang digunakan adalah beton bertulang mutu K 225 dan mutu tulangan adalah Fy = 390 Mpa Beban kolom ultimate Pult = 1.4*233.46
Pengecekan Cek Terhadap Geser Lentur Pengecekan terhadap geser lentur pada kasus ini tidak dilakukan karena untuk d= 75 tiang pancang berada dalam bidang geser yang terbentuk Maka tebal pile cap (th) = 75+15+selimut beton +0.5xtul Dipakai tebal pile cap 100 cm Perhitungan Tulangan Pile Cap
K=
1 x 4500
6000 + fy
=0.38
F Fmax
Tul. tunggal
= 57.1328 cm2
Menghitung koefisien tulangan untuk penggunaan tiang silinder dengan 32x32x32 Berdasarkan perhitungan diatas diketahui ::
Dimensi pile cap Tulangan yang dipergunakan Berat tulangan : 250x250 :15D25 & 7D25 : 25 = 3.85 kg/m
1 x(57.75+26.95) 0.5
= 170 kg
Menghitung koefisien tulangan untuk penggunaan tiang silinder dengan 30 Berdasarkan perhitungan diatas diketahui :
Dimensi pile cap Tulangan yang dipergunakan Berat tulangan : 240x150 :13D25 & 6D25 : 25 = 3.85 kg/m
1 x(57.75+26.95) 0.5
= 146 kg
Perhitungan Koefisien Begesting Koefisien begesting pada pile cap pondasi tiang 30 Volume 240 Keliling per m3 = 1x 1.5 x 2.4 = 2,1 m3 = (2x2.4+1.5x2)x2.5 = 18.05 m =
150
Menghitung koefisien tulangan untuk penggunaan tiang silinder dengan 35 Berdasarkan perhitungan diatas diketahui :
= 116 kg
Perhitungan Koefisien Begesting Koefisien begesting pada pile cap pondasi tiang 35 Volume 100 Keliling per m3 = 1x 2.2 x2.2 = 4.84 m3 = (2x2.2+2.2x2)x1 = 1 1 = =0.2 vol 4.84 = 8.8 m
Menghitung koefisien tulangan untuk penggunaan tiang silinder dengan 20x20 Berdasarkan perhitungan diatas diketahui :
Dimensi pile cap Tulangan yang dipergunakan Berat tulangan : 230x160 :12D25 & 6D25 : 25 = 3.85 kg/m
= 137 kg
Perhitungan Koefisien Begesting Koefisien begesting pada pile cap pondasi tiang 20x20 Volume 230 Keliling per m3 = 1x 1.6 x 2.3 = 3.68 m3 = ((1.6x2+(2.3x2))x2.5 = = 7.8 m
160