Anda di halaman 1dari 14

HIDROKEL KOMUNIKAN TESTIS DEKSTRA KELOMPOK VII

030.08.095 Dita Rahmita 030.08.096 Aditya Ilham Noer 030.08.097 Diyana 030.08.098 Donna Novita 030.08.099 Edward Wijaya 030.08.102 Ferdy 030.08.104 Fitri Anugrah

030.08.105 Fitrisia Rahma 030.08.107 Gabriel Klemens 030.08.108 Putri 030.08.109 Gerard Mayella da Cunha 030.08.110 Giovanno Rachmanda M. 030.08.304 Siti Azliza binti Yacob 030.08.305 Sofiudin bin nordin

Jakarta, 28 Juni 2010

BAB I PENDAHULUAN

Hidrokel adalah penimbunan cairan dalam selaput yang membungkus testis, yang menyebabkan pembengkakan lunak pada salah satu testis. Penyebabnya karena gangguan dalam pembentukan alat genitalia eksternal, yaitu kegagalan penutupan saluran tempat turunnya testis dari rongga perut ke dalam skrotum. Cairan peritoneum mengalir melalui saluran yang terbuka tersebut dan terperangkap di dalam skrotum sehingga skrotum membengkak.1,3

Sekitar 10% bayi baru lahir mengalami hidrokel, dan umumnya akan hilang sendiri dalam tahun pertama kehidupan. Biasanya tidak terasa nyeri dan jarang membahayakan sehingga tidak membutuhkan pengobatan segera. Pada bayi hidrokel dapat terjadi mulai dari dalam rahim. Pada usia kehamilan 28 minggu , testis turun dari rongga perut bayi kedalam skrotum, dimana setiap testis ada kantong yang mengikutinya sehingga terisi cairan yang mengelilingi testis tersebut. Pada orang dewasa, hidrokel bisa berasal dari proses radang atau cedera pada skrotum. Radang yang terjadi bisa berupa epididimitis (radang epididimis) atau orchitis (radang testis).4

BAB II PEMBAHASAN Laporan Kasus Seorang anak laki-laki berusia 2,5 tahun dibawa orang tuanya ke rumah sakit dengan pembesaran di kantong pelir kanan. Orang tuanya melihat benjolan tersebut sejak 1 minggu yang lalu sewaktu anak menangis. Benjolan mengempis pada pagi hari dan membesar setelah anak beraktivitas dan malam hari.

Analisis Kasus Identitas Anak : Nama Umur :A : 2,5 tahun

Jenis Kelamin : Laki-laki Alamat Pada anamnesis : 1. Benjolan di skrotum kanan sudah 1 minggu yang lalu sewaktu anak menangis 2. Benjolan mengempis pada pagi hari dan membesar setelah anak beraktivitas dan malam hari. Anamnesis tamabahan : 1) Riwayat penyakit sekarang i. Skrotum membesar pada saat menangis, selepas beraktivitas dan malam. Namun mengempis pada pagi hari ii. Benjolan yang dialami itu nyeri atau tidak? iii. Bagaimana penjalaran nyeri ? 2) Riwayat penyakit dahulu i. Apa pernah batuk lama? :-

ii. Pernah mengalami konstipasi? iii. Adakah trauma pada testis atau infeksi sebelumnya? iv. Apa ada mual dan muntah? 3) Riwayat keluarga i. Apa pernah ada anak yang lain mengalami hal yang sama? 4) Riwayat pengobatan i. Pernah mengkomsumsi obat-obatan apa sebelumnya? ii. Pernah menjalani perawatan? Pemeriksaan fisik : Kesadaran Tanda vital
-

: compos mentis : Suhu Tekanan darah Denyut nadi Frekuensi pernafasan ::::-

Inspeksi

1) Pada inspeksi diperhatikan keadaan asimetris pada kedua lipat paha, dan skrotum

pada posisi berdiri dan berbaring. Hidrokel pada saat diinspeksi terdapat benjolan yang hanya ada di skrotum, dan hernia di lipatan paha.
2) Pasien diminta mengedan atau batuk sehingga adanya benjolan atau keadaan

asimetris dapat dilihat. 3) Dilihat pembesaran kantung testisnya bersifat unilateral atau bilateral. 4) Dibandingkan letak tinggi kedua kantung testis. Secara normal testis kiri harus

lebih rendah dari testis kanan. Palpasi : 1) Sekiranya pada hidrokel akan teraba pembesaran lebih kecil berbanding pada hernia inguinalis.
2) Palpasi pada skrotum yang hidrokel terasa ada fluktuasi dan relatif kenyal atau

lunak tergantung pada tegangan di dalam hidrokel. Hidrokel dirasakan sesuatu yang oval atau bulat, lembut, berbatas tegas dan tidak nyeri tekan. 3) Palpasi pada skrotum yang terjadi hernia terasa lebih keras dan sekiranya kantung terisi usus itu akan dirasa seperti karet. Pada hernia didapatkan bentuk lonjong, tidak berbatas tegas dan benjolan bersifat hilang timbul. 4) Pada kelainan hidrokel dapat ditemukan kantung hidrokel yang terpisah dari testis dan dapat dimasukkan ke dalam rongga abdomen. Perkusi : 1) Perkusi dilakukan untuk mengetahui konsistensi isi kantung skrotum dan biasanya pada hernia akan terdengar bunyi timpani. Auskultasi :

1) Auskultasi pada hidrokel tidak terdapat suara bising usus, tetapi pada hernia terdapat suara bising usus.

Etiologi Hidrokel yang terjadi pada anak bisa disebabkan oleh : 1. Belum sempurnanya penutupan prosesus vaginalis sehingga terjadi aliran cairan peritoneum ke prosesus vaginalis (Hernia Komunikan) 2. Belum sempurnanya sistem limfatik di daerah skrotum dalam melakukan reabsorbsi cairan hidrokel. Hidrokel dapat diklasifikasi menjadi dua jenis berdasarkan kapan terjadinya yaitu:

1. Hidrokel_primer

Hidrokel primer terlihat pada anak akibat kegagalan penutupan prosesus vaginalis. Prosesus vaginalis adalah suatu divertikulum peritoneum embrionik yang melintasi kanalis inguinalis dan membentuk tunika vaginalis. Hidrokel jenis ini tidak diperlukan terapi karena dengan sendirinya rongga ini akan menutup dan cairan dalam tunika akan diabsorpsi.
2. Hidrokel_sekunder

Pada orang dewasa, hidrokel sekunder cenderung berkembang lambat dalam suatu masa dan dianggap sekunder terhadap obstruksi aliran keluar limfe. Dapat disebabkan oleh kelainan testis atau epididimis. Keadaan ini dapat karena radang atau karena suatu proses neoplastik. Radang lapisan mesotel dan tunika vaginalis menyebabkan terjadinya produksi cairan berlebihan yang tidak dapat dibuang keluar dalam jumlah yang cukup oleh saluran limfe dalam lapisan luar tunika.

Patofisiologi Hidrokel disebabkan oleh kelainan kongenital (bawaan sejak lahir) ataupun ketidaksempurnaan dari prosesus vaginalis tersebut menyebabkan tidak menutupnya rongga peritoneum dengan prosessus vaginalis. Sehingga terbentuklah rongga antara tunika vaginalis dengan cavum peritoneal dan menyebabkan terakumulasinya cairan yang berasal dari sistem limfatik disekitar. Cairan yanng seharusnya seimbangan antara produksi dan reabsorbsi oleh sistem limfatik di sekitarnya. Tetapi pada penyakit ini, telah terganggunya sistem sekresi atau reabsorbsi cairan limfa. Dan terjadilah penimbunan di tunika vaginalis tersebut. Akibat dari tekanan yang terus-menerus, mengakibatkan Obstruksi aliran limfe atau vena di dalam funikulus spermatikus. Dan terjadilah atrofi testis dikarenakan akibat dari tekanan pembuluh darah yang ada di daerah sekitar testis tersebut.

Pemeriksaan penunjang 1. Transiluminasi Merupakan langkah diagnostik yang paling penting sekiranya menemukan massa skrotum..Dilakukan didalam suatu ruang gelap, sumber cahaya diletakkan pada sisi

pembesaran skrotum . Struktur vaskuler, tumor, darah, hernia dan testis normal tidak dapat ditembusi sinar. Trasmisi cahaya sebagai bayangan merah menunjukkan rongga yang mengandung cairan serosa, seperti hidrokel .

2. Ultrasonografi Ultrasonografi dapat mengirimkan gelombang suara melewati skrotum dan membantu melihat adanya hernia, kumpulan cairan (hidrokel), vena abnormal (varikokel) dan kemungkinan adanya tumor Diagnosis

Diagnosis kerja kelompok kami pada pasien ini adalah HIDROKEL KOMUNIKAN TESTIS DEKSTRA. Dikarenakan pada hasil pemeriksaan penunjang yang terlampir didapatkan gambaran fluid (cairan), sedangkan pada hernia inguinal reponibel sebagai diagnosis banding kelompok kami seharusnya tidak didapatkan gambaran fluid (cairan).

Diagnosis banding kelompok kami adalah sebagai berikut:

1.Infeksi : Epididimitis - terjadi pada usia muda dewasa dan pada anak-anak - pembesaran scrotum disertai darah - nyeri dan bengkak - febris 2.Kongenital : Hernia inguinalis lateral reponibel - diakibatkan oleh penutupan leher prosesus vaginalis yang tidak sempurna - skrotum membesar diisi oleh isi perut (usus)

Penatalaksanaan

Pada pasien anak laki-laki berusia 2,5 tahun ini, kami lebih memilih untuk dilakukan tindakan operasi (pembedahan), karena prosesus vaginalis tidak akan menutup (biasa sudah menutup di usia 1 tahun maksimal usia 1,5 tahun). Aspirasi cairan hidrokel tidak dianjurkan karena selain angka kekambuhannya tinggi, kadang kala dapat menimbulkan penyulit berupa infeksi. Hidrokel pada bayi biasanya ditunggu hingga anak mencapai usia 1 tahun dengan harapan setelah prosesus vaginalis menutup, hidrokel akan sembuh sendiri; tetapi jika hidrokel masih tetap ada atau bertambah besar perlu dipikirkan untuk dilakukan koreksi. Beberapa indikasi untuk melakukan operasi pada hidrokel adalah : (1) hidrokel yang besar sehingga dapat menekan pembuluh darah, (2) indikasi kosmetik, dan (3) hidrokel permagna yang dirasakan terlalu berat dan mengganggu pasien dalam melakukan aktivitasnya sehari-hari.

Komplikasi

Jika dibiarkan, hidrokel yang cukup besar mudah mengalami trauma dan hidrokel permagna bisa menekan pembuluh darah yang menuju ke testis sehingga menimbulkan atrofi testis.

Prognosis

Bonam

BAB III TINJAUAN PUSTAKA

Hidrokel, hydroceles adalah penumpukan cairan yang berlebihan di antara lapisan parietalis dan viseralis tunika vaginalis. Dalam keadaan normal, cairan yang berada di dalam rongga itu memang ada dan berada dalam keseimbangan antara produksi dan reabsorbsi oleh sistem limfatik di sekitarnya.

Gambaran klinis Pasien mengeluh adanya benjolan di kantong skrotum yang tidak nyeri. Pada pemeriksaan fisik didapatkan adanya benjolan di kantong skrotum dengan konsistensi kistik dan pada pemeriksaan inspeksi menunjukkan adanya transiluminasi. Pada hidrokel yang terinfeksi atau kulit skrotum yang sangat tebal kadang-kadang sulit melakukan pemeriksaan ini, sehingga harus dibantu dengan pemeriksaan USG. Menurut letak kantong hidrokel terhadap testis, secara klinis dibedakan beberapa macam hidrokel, yaitu (1) hidrokel testis, (2) hidrokel funikulus, dan (3) hidrokel komunikan. Pembagian ini penting karena berhubungan dengan metode operasi yang akan dilakukan pada saat melakukan koreksi hidrokel.

Pada hidrokel testis, kantong hidrokel seolah-olah mengelilingi testis sehingga testis tak dapat diraba. Pada anamnesis, besarnya kantong hidrokel tidak berubah sepanjang hari. Pada hidrokel funikulus, kantong hidrokel berada di funikulus yaitu terletak di sebelah kranial dari testis, sehingga pada palpasi, testis dapat diraba dan berada di luar kantong hidrokel. Pada anamnesis kantong hidrokel besarnya tetap sepanjang hari.

Pada hidrokel komunikan terdapat hubungan antara prosesus vaginalis dengan rongga peritoneum sehingga prosesus vaginalis dapat terisi cairan peritoneum. Pada anamnesis, kantong hidrokel besarnya dapat berubah-ubah yaitu bertambah besar pada saat anak menangis. Pada palpasi, kantong hidrokel terpisah dari testis dan dapat dimasukkan ke dalam rongga abdomen.

Terapi

Hidrokel biasanya tidak berbahaya dan pengobatan biasanya baru dilakukan jika penderita sudah merasa terganggu atau merasa tidak nyaman atau jika hidrokelnya sedemikian besar sehingga mengancam aliran darah ke testis. Pengobatannya bisa berupa aspirasi (pengisapan cairan) dengan bantuan sebuah jarum atau pembedahan. Tetapi jika dilakukan aspirasi, kemungkinan besar hidrokel akan berulang dan bisa terjadi infeksi. Setelah dilakukan aspirasi, bisa disuntikkan zat sklerotik tetrasiklin, natrium tetra desil sulfat atau urea) untuk menyumbat/menutup lubang di kantung skrotum sehingga cairan tidak akan tertimbun kembali. Hidrokel yang berhubungan dengan hernia inguinalis harus diatasi dengan pembedahan sesegera mungkin. Hidrokel pada bayi biasanya ditunggu hingga anak mencapai usia 1 tahun dengan harapan setelah prosesus vaginalis menutup, hidrokel akan sembuh sendiri, tetapi jika hidrokel masih tetap ada atau bertambah besar_perlu_dipikirkan_untuk_dilakukan_koreksi.

Beberapa indikasi untuk melakukan operasi pada hidrokel adalah : (1) Hidrokel yang besar sehingga dapat menekan pembuluh darah, (2) Indikasi kosmetik (3) Hidrokel permagna yang dirasakan terlalu berat dan mengganggu pasien dalam melakukan aktivitasnya sehari-hari. Tindakan pembedahan berupa hidrokelektomi. Pengangkatan hidrokel bisa dilakukan anestesi umum ataupun regional (spinal). Teknik Operasi Secara singkat tehnik dari hidrokelektomi dapat dijelaskan sebagai berikut: Dengan pembiusan regional atau umum. Posisi pasien terlentang (supinasi). Desinfeksi lapangan pembedahan dengan larutan antiseptik. Lapangan pembedahan dipersempit dengan linen steril. Insisi kulit pada raphe pada bagian skrotum yang paling menonjol lapis demi lapis sampai tampak tunika vaginalis. Dilakukan preparasi tumpul untuk meluksir hidrokel, bila hidrokelnya besar sekali dilakukan aspirasi isi kantong terlebih dahulu. Insisi bagian yang paling menonjol dari hidrokel, kemudian dilakukan:

Teknik Jaboulay: tunika vaginalis parietalis dimarsupialisasi dan bila diperlukan diplikasi dengan benang chromic cat gut. Teknik Lord: tunika vaginalis parietalis dieksisi dan tepinya diplikasi dengan benang chromic cat gut. Luka operasi ditutup lapis demi lapis dengan benang chromic cat gut Komplikasi operasi Komplikasi pasca bedah ialah perdarahan dan infeksi luka operasi Komplikasi 1. Kompresi pada peredaran darah testis 2. Jika dibiarkan, hidrokel yang cukup besar mudah mengalami trauma dan hidrokel permagna bisa menekan pembuluh darah yang menuju ke testis sehingga menimbulkan atrofi testis. 3. Perdarahan yang disebabkan karena trauma dan aspirasi 4. Sekunder Infeksi.

KESIMPULAN

Hidrokel Testis adalah penumpukan cairan yang berlebihan di antara lapisan parietalis dan visceralis tunika vaginalis yang sebagian besar kasus ditemukan pada anak-anak usia 0-12 bulan dan jarang pada dewasa. Mekanisme terjadinya hidrokel testis pada anak yaitu belum sempurnanya penutupan prosesus vaginalis dan belum sempurnanya sistem limfatik dalam reabsorbsi, sedangkan pada dewasa disebabkan oleh factor idiopatik dan adanya kelainan pada testis atau epididimis. Diagnosis Hidrokel Testis ditegakkan melalui anamnesa, pemeriksaan fisik, pemeriksaan penunjang berupa USG. Penatalaksanaan Hidrokel Testis terbagi menjadi observasi untuk anak usia 0-12 bulan, aspirasi dan tindakan operatif yang ditinjau dari factor

usia dan risiko terjadinya rekurensi. Hidrokel testis dapat menimbulkan komplikasi berupa kompresi peredaran darah testis, atrofi testis, perdarahan, dan sekunder infeksi.

Daftar Pustaka

1.

Purnomo, Basuki B., Dasar-Dasar Urologi, edisi kedua, Fakultas Kedokteran Universitas

Brawijaya, Malang, 2003 : 140-145, 186

2. Rhoads et all., Surgical Principal and Practise, Lippincott Turtle, 1971

3. Didi, Hidrokel, www.generalhealth.com., 2008

4. Mantu, F.N., Hidrokel, Bedah Anak, Jakarta, EGC, 1993 : 33-35

5. Smith, Donald R., General Urology, 7th edition, Maruten Asian Edition, 1969

6. Sjamsuhidajat R. dan Jong W.D., Buku Ajar Ilmu Bedah, Edisi 4, Jakarta, EGC, 1997

7. Anonim, Masa Skrotum, www.medicastore.com., 2005

8. Rifki, M., Hidrokelektomi, www.bedahumum.wordpress.com., 2008

Anda mungkin juga menyukai