Anda di halaman 1dari 28

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR....................................................................................... DAFTAR ISI..................................................................................................... BAB I PENDAHULUAN................................................................................. a. Latar belakang......................................................................................... b. Rumusan masalah.................................................................................... c. Tujuan observasi...................................................................................... BAB II TEORI KEBUDAYAAN...................................................................... a. b. c. d. e. f. g. Pengertian kebudayaan............................................................................ Unsur-unsur dan komponen kebudayaan................................................. Fungsi kebudayaan................................................................................... Sifat hakekat kebudayaan......................................................................... Jenis-jenis kebudayaan............................................................................. Lingkungan social budaya........................................................................ Bentuk social budaya................................................................................

i ii 1 1 2 2 3 3 4 6 6 7 7 8 9 9 9 12 15

BAB III LAPORAN OBSERVASI..................................................................... a. Daerah penelitian...................................................................................... b. Hasil penelitian......................................................................................... BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN....................................................... BAB V KESIMPULAN....................................................................................... DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah Pada zaman yang modern ini masih banyak kebudayaan yang masih dipertahankan oleh masyarakat Indonesia, ditengah gempuran budaya dari barat. Salah satu budaya yang masih terpelihara itu adalah SAKERA . Sakera adalah salah satu kebudayaan yang terkenal hampir diseluruh daerah jawa timur, khususnya daerah Madura dan Pasuruan. Sakera juga terkenal di daerah Gondanglegi Malang, yaitu di Desa Karang Asem. Disana sakera sangat terpelihara dan masyarakat melestarikannya dengan baik karena itu bagian dari hidup mereka. Sakera sudah ada di Desa Karang Asem sejak zaman PKI, sakera waktu itu berfungsi sebagai keamanan yang menjaga masyarakat dari kejahatan PKI. Namun sekarang Sakera disana berfungsi sebagai hiburan bagi masyarakat. Sakera sering di undang di berbagai acara untuk mengisi acara tersebut dengan atraksi-atraksinya. Sakera itu adalah sebuah tarian yang di lakukan oleh laki-laki dimana dia membawa clurit sebagai senjatanya, selain laki-laki terkadang juga ada wanitanya yang dimana dia membawa senjata belati. Sakera melakukan atraksi dengan kelihaiannya memainkan clurit. Sakera di Karang Asem sering di panggil kemana-mana untuk mengisi hiburan seperti acara sunatan, pernikahan, acara 17 agustus, ulang tahun daerah atau desa dan masih banyak lagi. Di Gondanglegi yang paling terkenal adalah sakera dari Karang Asem. Di Karang Asem sakera masih sangat terjaga dan tumbuh dengan baik, Karena para pemuda disana juga melestarikannya agar budaya itu tidak hilang dari desa mereka. Itu sudah menjadi bagian dari kehidupan mereka disana, sehingga budaya itu menjadi sangat terkenal hingga saat ini.

B. Rumusan Masalah

Apa yang dimaksud dengan sakera? Bagaimana cara melestarikan sakera di daerah ini? Siapa saja yang melestarikan sakera di daerah ini? Mengapa sakera masih ada sampai sekarang?

C. Tujuan Observasi

Untuk mengetahui arti dari sakera Untuk mengetahui cara melestarikan sakera Untuk mengetahui siapa yang melestarikan sakera Untuk mengetahui alasan sakera masih tetap ada

BAB II TEORI KEBUDAYAAN

A. Pengertian kebudayaan Kebudayaan adalah suatu konsep yang sangat luas. Menurut para sosiolog, kebudayaan terbentuk dari gagasan-gagasan, kepercayaan, tingkah laku, dan hasil umum dari definisi sebuah kelompok-kelompok dalam kehidupan. Kebudayaan meliputi segala sesuatu ciptaan manusia dan segala interaksi yang terjadi bersamasama. Dalam menghadapi perbedaan kebudayaan dapat mengakibatkan culture shock yaitu kebingungan yang terjadi ketika menghadapi situasi yang tidak biasa dalam kehidupan. Istialh Kebudayaan sangatlah kompleks. Banyak dari kelompok yang memilki kebudayaan yang berbeda dalam satu arti kata yakni dimana kebudayaan mengacu pada adat istiadat, perspektif, atau etos yang berbeda, dari kelompok atau perkumpulan, sebagaimana apabilakita bicara mengenai kebudayaan kaum homo, atau bahkan budaya birokatris. Inilah mungkin arti suatu kebudayaan yang paling terbatas, dalam arti paling luas kita dapat mengatakan bahwa semua demokrasi memiliki kebudayaan yang sama, yakni semuanya memiliki peradaban terindustrialisasi yang modern, urban, sekuler, kontras dengan dunia feodal, pertanian dan teokratis daripada nenek moyang kita. Kedua arti kebudayaan yang nonetnis itu ditangkap oleh definisi OED mengenai kebudayaan sebagai adat istiadat atau peradaban dari suatu kelompok atau masyarakat. Apabila kebudayaan mengacu pada adat istiadat dari suatu kelompok atau rakyat, maka kantong-kantong gaya hidup yang beragam, gerakan social dan perkumpulan sukarela yang dapat ditemui dalam masyarakat modern manapun, semuanya mempunyai kebudayaan sendiri. Apabila kebudayaan mengacu pada peradaban rakyat, maka sesungguhnya semua masyarakat modern memiliki kebudayaan yang sama. Kata kebudayaan itu sendiri berasal dari kata budh-budhi-budhaya dalam bahasa sansekerta yang berarti akal, sehingga kebudayaan diartikan sebagai hasil pemikiran atau akal manusia. Ada pendapat yang mengatakan bahwa kebudayaan berasal dari kata budi dan daya. Budi adalah akal yang merupakan unsur rohani dalam kebudayaan, sedangkan daya berarti perbuatan atau ikhtiar sebagi unsur jasmani, sehingga kebudayaan diartikan sebagai hasil dari akal dan ikhtiar manusia (

Supartono, 2001; Prasetya, 1998 ). Mengenai definisi kebudayaan telah banyak sarjana-sarjana ilmu social yang mencoba menerangkan dari sudut pandangnya masing-masing. Seorang antropolog lain, yaitu E.B Tylor mendefinisikan kebudayaan adalah keseluruhan yang kompleks yang didalamnya meliputi pengetahuan, kepercayaan, seni, kesusilaan, hokum,adat istiadat, serta kesanggupan dan kebiasaan lainnya yang mempelajari manusia sebagai anggota masyarakat. Dengan kata lain kebudayaan mencakup semua yang didapat atau dipelajari manusia sebagai anggota masyarakat. B. Unsur-unsur dan komponen kebudayaan Banyak yang telah merumuskan unsur-unsur kebudayaan. Tapi unsur budaya diklasifikasikan ke dalam unsur pokok yang disebut cultural universal. Ada tujuh unsur kebudayaan yang disebut cultural universal, yaitu: 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. Peralatan dan perlengkapan hidup manusia Mata pencaharian dan sstem-sistem ekonomi Sistem kemasyarakatan Bahasa ( lisan maupun tertulis ) Kesenian Sistem pengetahuan Religi ( kepercayaan )

Menurut Koentjaraningrat bahwa setiap kebudayaan memilki wujud dan unsur kebudayaan. Menurutnya kebudayaan itu terdiri dari tiga wujud yaitu : 1. Wujud sebagai suatu kompleks gagasan, konsep, dan pikiran manusia, atau sistem budaya. 2. Wujud sebagai kompleks aktivitas atau sistem social. 3. Wujud sebagai benda atau kebudayaan fisik.

Komponen Berdasarkan wujudnya tersebut, budaya memilki beberapa elemen atau komponen, menurut ahli antropologi Cateora, yaitu:

Kebudayaan material Kebudayaan material mengacu pada semua ciptaan masyarakat yang nyata, konkret. Termasuk dalam kebudayaan material ini adalah temuan-temuan yang dihasilkan dari suatu penggalian arkeologi: mangkuk tanah liat, perhiasan, senjata, dan seterusnya.

Kebudayaan material juga mencakup barang-barang, seperti televisi, pesawat terbang, stadion olahraga, pakaian, gedung pencakar langit, dan mesin cuci. Kebudayaan nonmaterial Kebudayaan nonmaterial adalah ciptaan-ciptaan abstrak, yang diwariskan dari generasi ke generasi, misalnya berupa dongeng, cerita rakyat, dan lagu atau tarian tradisional. Lembaga social Lembaga social dan pendidikan memberikan peran yang banyak dalam kontek berhubungan dan berkomunikasi di alam masyarakat. Sistem social yang terbantuk dalam suatu Negara akan menjadi dasar dan konsep yang berlaku pada tatanan social masyarakat. Contoh Di Indonesia pada kota dan desa dibeberapa wilayah, wanita tidak perlu sekolah yang tinggi apalagi bekerja pada satu instansi atau perusahaan. Tetapi di kota kota besar hal tersebut terbalik, wajar seorang wanita memilik karier. Sistem kepercayaan Bagaimana masyarakat mengembangkan dan membangun system kepercayaan atau keyakinan terhadap sesuatu, hal ini akan mempengaruhi system penilaian yang ada dalam masyarakat. Sistem keyakinan ini akan mempengaruhi dalam kebiasaan, bagaimana memandang hidup dan kehidupan, cara mereka berkonsumsi, sampai dengan cara bagaimana berkomunikasi. Estetika Berhubungan dengan seni dan kesenian, music, cerita, dongeng, hikayat, drama dan tari-tarian, yang berlaku dan berkembang dalam masyarakat. Seperti di Indonesia setiap masyarakatnya memiliki nilai estetika sendiri. Nilai estetika ini perlu dipahami dalam segala peran, agar pesan yang akan kita sampaikan dapat mencapai tujuan dan efektif. Misalkan di beberapa wilayah dan bersifat kedaerah, setiap akan membangun bagunan jenis apa saja harus meletakan janur kuning dan buah buahan, sebagai symbol yang arti disetiap derah berbeda. Tetapi di kota besar seperti Jakarta jarang mungkin tidak terlihat masyarakatnya menggunakan cara tersebut. Bahasa Bahasa merupakan alat pengatar dalam berkomunikasi, bahasa untuk setiap walayah, bagian dan Negara memiliki perbedaan yang sangat komplek. Dalam ilmu komunikasi bahasa merupakan komponen komunikasi yang sulit dipahami. Bahasa memiliki sidat unik dan komplek, yang hanya dapat dimengerti oleh pengguna bahasa tersebu. Jadi keunikan dan kekomplekan bahasa ini harus dipelajari dan dipahami agar

komunikasi lebih baik dan efektif dengan memperoleh nilai empati dan simpati dari orang lain. C. Fungsi kebudayaan

Kebudayaan yang berfungsi sangat besar bagi manusia dan masyarakat. Kebutuhan-kebutuhan masyarakat sebagian besar dipenuhi oleh kebudayaan yang bersumber pada masyarakat itu sendiri. Dikatakan sebagian besar karena kemampuan manusia terbatas sehingga kemampuan kebudayaan yang merupakan hasil ciptaannya juga terbatas didalam memenuhi segala kebutuhan. Hasil karya masyarakat menghasilkan teknologi dan kebudayaan kebendaan yang mempunyai kegunaan utama di dalam melindungi masyarakat terhadap lingkungan didalamnya. Teknologi pada hakekatnya meliputi paling sedikit tujuh unsur, yaitu: 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. Alat-alat produktif Senjata Wadah Makanan dan minuman Pakaian dan perhiasan Tempat berlindung dan perumahan Alat-alat transport

Hasil karya tersebut memberikan kemungkinan-kemungkinan yang sangat luas untuk memanfaatkan hasil-hasil alam dan apabila memungkinkan menguasai alam.

D. Sifat hakekat kebudayaan Walaupun dalam setiap masyarakat memiliki kebudayaan yang berbeda-beda namun mempunyai sifat dan hakekat yang berlaku umum bagi semua kebudayaan dimanapun. Sifat hakekat kebudayaan itu adalah 1. Kebudayaan terwujud dan tersalurkan lewat perilaku manusia 2. Kebudayaan telah ada terlebih dahulu mendahului lahirnya suatu generasi tertentu dan tidak akan mati dengan habisnya usia generasi yang bersangkutan 3. Kebudayaan diperlukan oleh manusia dan diwujudkan tingkah lakunya 4. Kebudayaan mencakup aturan-aturan yang berisikan kewajiban-kewajiban, tindakan-tindakan yang diterima dan ditolak, tindakan-tindakan yang dilarang dan tindakan-tindakan yang diizinkan

E. Jenis-jenis kebudayaan Sangat penting bagi para sosiolog untuk melihat berbagai segi dari kebudayaan. Setiap kebudayaan terdiri dari 2 komponen, material dan nonmaterial. Material culture meliputi semua hasil nyata yang diciptakan oleh interaksi manusia. Nonmaterial culture terbuat dari ciptaan-ciptaan yang tidak nyata dari interaksi manusia. Material culture, seperti teknologi mengalami perubahan yang sangat cepat daripada nonmaterial culture. Hasilnya disebut culture lag, yang mana terjadi celah seperti perbedaan aspek dari perubahan kebudayaan pada kurs yang berbeda. Cloning provides sebuah contoh dari situasi ini. Para sosiolog mengatakan, bagaimanapun setiap orang mempunyai kebudayaan. Istilah pemakaian kebudayaan yang terkenal kembali ke apa yang para sosiolog sebut yaitu, High culture. High culture terdiri dari sesuatu yang umum antara teman dan kaum elite. Contoh high culture adalah opera, pertunjukan dansa, musik klasik, kesustraan dan lain-lain. Tidak seperti high culture, popular culture terdiri dari aktivitas yang tersebar luas dalam kebudayaan, dengan banyak jalan masuk dan seruan, dan mengajak jumlah orang-orang dalam jumlah yang besar dari segala kelas social. Contoh dari popular culture yaitu, restoran cepat saji, konser rock, novel terkenal dan lain-lain.

F. Linkungan Sosial Budaya Lingkungan sosial budaya adalah sejumlah manusia yang hidup berkelompok dan saling berinteraksi secara teratur guna memenuhi kepentingan bersama. Agar manusia dan budayanya itu dapat berkembang dengan sempurna, dia harus hidup bersama dengan manusia lain, yang disebut hidup bermasyarakat (makhluk sosial). Hidup bermasyarakat merupakan cara memfungsikan budaya dengan berinteraksi secara teratur antara sesamanya, sehingga kepentingan bersama dapat terpenuhi secara wajar dan sempurna.

G. Bentuk social budaya

Bentuk sosial budaya, artinya setiap kelompok sosial budaya mempunyai batas-batas yang telah ditentukan berdasarkan tipe kelompok, yang membedakannya dengan kelompok lain. Tipe kelompok dibedakan lagi antara yang tradisional alamiah dan yang modern. Tipe kelompok tradisional alamiah didasarkan pada kesatuan geografis, ikatan perkawinan, dan hubungan darah, sedangkan tipe kelompok modern didasarkan pada kepentingan yang sama dan keahlian professional. Dengan demikian, ada 4 (empat) macam tipe kelompok sosial budaya, yaitu : a. Tipe kelompok sosial budaya berdasarkan kesatuan geografis, seperti desa, kota, daerah aliran sungai, daerah pantai, dan daerah pegunugan. b. Tipe kelompok sosial budaya berdasarkan ikatan perkawinan dan hubungan darah, seperti keluarga dan keluarga besar. c. Tipe kelompok sosial budaya berdasarkan kepentingan yang sama, seperti koperasi, LSM, dan yayasan. d. Tipe kelompok sosial budaya berdasarkan keahlian profesional, seperti kelompok profesi dan kelompok pengusaha.

BAB III LAPORAN OBSERVASI

A. Daerah penelitian

Penelitian ini di ambil di desa Karang Asem Gondanglegi Malang. Di desa itu yang paling terkenal adalah kebudayaan Sakera. Sakera di desa itu berkembang dengan pesat dan tetap terjaga sampai saat ini. Observasi ini dilakukan pada tanggal 21 april 2012. B. Hasil penelitian 1. Apa yang dimaksud dengan sakera?

Sakera itu sebenarnya adalah nama julukan bagi seorang tokoh pejuang yang hidup di jaman Belanda. Nama asli dari sakera adalah Sadiman, yang lahir di kelurahan Raci Kota Bangil, Pasuruan, Jawa timur. Dia bekerja sebagai mandor di perkebunan tebu milik pabrik gula kancil Mas Bangil. Dia dikenal sebagai mandor yang baik hati dan sangat memperhatikan kesejahteraan para pekerja hingga dijuluki Pak Sakera. Suatu saat setelah musim giling selesai, pabrik gula tersebut membutuhkan banyak lahan baru untuk menanam tebu. Karena serakah, pemimpin Belanda menginginkan lebih banyak lagi lahan baru untuk di tanami tebu. Dengan kelicikannya ia menyuruh carik Rembang untuk menyediakan lahan yang luas dengan harga yang sangat murah dalam jangka waktu yang singkat dengan mengimin-imini carik itu harta dan kekayaan. Demi mendapatkan imbalan yang banyak dari pemimpin Belanda itu sang carik menggunakan berbagai macam cara agar dapat memenuhi keinginan pemimpin Belanda itu. Karena melihat ketidakadilan itu sakera mencoba membela rakyat dan beberapa kali upaya carik itu gagal. Karena hal itu carik tersebut melapor ke pemimpin perusahaan, dan pemimpin itu mengutus orang untuk menangkap Sakera. Sakera bisa di tangkap karena pihak Belanda mengancam akan membunuh ibunya hingga akhirnya dia menyerah dan di masukkan dalam penjara. Dia mendapatkan banyak siksaan-siksaan selama dalam penjara. Selama di dalam penjara dia sangat merindukan keluarganya, terutama istrinya yang bernama Marlena. Suatu hari dia mendengar berita bahwa istrinya berselingkuh dengan keponakannya yang bernama Brodin. Mendengar itu dia marah dan kabur dari penjara, dia membunuh Brodin dan dia melakukan balas dendam berturut-turut yang di mulai dengan membunuh carik Rembang, para pemimpin perusahaan yang serakah

bahkan kepala polisi Bangilpun tewas di tebas dengan senjatanya clurit ketika dia akan menangkap sakera. Polisi Belanda yang tidak terima dengan perbuatan Sakera pergi menemui teman seperguruannya untuk mencari tau kelemahan Sakera. Dengan iming-iming akan di berikan banyak kekayaan temannya yang bernama Aziz mau membantu pihak Belanda untuk menangkap Sakera. Aziz tahu kalau Sakera sangat menyukai tayuban sehingga dia menggunakan hal itu untuk menjebak Sakera, sakerapun datang ke acara itu dan dengan cepat Aziz melumpuhkan ilmunya dengan memukul Sakera dengan bambu Apus. Akhirnya Belanda menangkap Sakera dan menjatuhi hukuman gantung di penjara Bangil dan Ia dimakamkan di Bekacak, Kelurahan Kolursari. Untuk mengenang seorang pahlawan yang gagah berani dan adil, masyarakat membuat kebudayaan yang menggunakan nama beliau. Kebudayaan ini adalah sebuah tarian yang terdiri dari banyak orang laki-laki yang dimana mereka membawa clurit sebagai senjata dan berpakaian khas Madura. Mereka menggunakan clurit itu saat melakukan atraksi. Asal sakera sendiri di daerah Karang Asem awalnya untuk menjaga masyarakat dari kejahatan PKI tapi sekarang Sakera menjadi kegiatan masyarakat yang diberi nama Anshor Sakera. Pembinanya orang Karang Asem asli yang bernama pak Nursai, dia orang pertama yang membentuk Sakera di daerah tersebut tapi sekarang dia sudah meninggal dan digantikan oleh H. Shohibul Arifin dan pimpinannya bernama pak Asmuni. ( wawancara, subjek 1 tanggal 21 April 2012 ) 2. Bagaimana cara melestarikan sakera di daerah ini?

Di daerah ini Sakera sangat terkenal dan masyarakatnya melestarikan budaya ini dengan dengan mengajak para pemuda untuk melanjutkan tradisi ini, sebagai kegiatan dari warga agar tidak hilang dan tetap terjaga. Semua warga masyarakat yang ada yang melestarikan sakera. Karena mereka dulu bagian yang membunuh PKI dan menjaga keamanan daerah tersebut. Sakera itu dilestarikan oleh seluruh warga Karang Asem. Mereka dengan bangga dan senang tetap melestarikannya bahkan anak-anak dan para pemuda bangga terhadapnya, karena disini juga hampir semua masyarakatnya keturunan Madura.Oleh karena itu Sakera masih tetap lestari di daerah itu. Dalam penampilannya Sakera terkadang memakai kaos berwarna gari-garis merah putih di tutupi baju hitam polos dan celana hitam dan kain merah polos yang dililitkan ke kedua pergelangan dan leher mereka dengan membawa clurit di tangannya sebagai senjata. Pakaian hitam menyimbolkan keteguhan, gagah berani yang bersifat jujur. Selain laki-laki, ada juga yang perempuan. Sakera perempuan itu disimbolkan sebagai istri Sakera laki-laki, yang diamana setiap sesuatu hal di dunia ini memilki

pasangan. Jadi, itulah yang menyebabkan adanya sakera perempuan juga. ( wawancara, subjek 1 tanggal 21 April 2012 ) 3. Siapa saja yang melestarikan sakera di daerah ini ?

Dalam kebudayaan ini yang melestarikannya tidak hanya orang-orang tua tapi juga anak-anak dan para pemuda. Sakera ini bisa diterima di setiap lapisan masyarakat dan di setiap segi usia. Selain laki-laki, perempuan juga melestarikannya meskipun andil mereka tidak terlalu banyak. Dari generasi ke generasi sakera tetap bertahan karena masyarakat sangat bangga terhadapnya. ( wawancara, subjek 1 tanggal 21 April 2012 )

4. Mengapa sakera masih ada sampai sekarang? Sakera yang ada di desa Karang asem Gondanglegi ini sudah ada sejak jaman PKI. Karena pada saat itu sakera berfungsi sebagai keamanan bagi masyarakat di desa Karang Asem Gondanglegi dari kejahatan PKI namun karena pada saat ini PKI sudah tidak ada maka fungsi itu bergeser menjadi sebuah hiburan dalam setiap acara yang di selenggarakan masyarakat seperti acara pernikahan, sunatan, peringatan 17 Agustus, ulang tahun daerah atau desa dan masih banyak lagi. Selain di desa tersebut sakera sering di undang di tempat-tempat lain untuk mengisi setiap acara yang diadakan. Selain itu ini suatu perkumpulan yang mempererat hubungan antar warga tanpa melihat status mereka, masyarakat juga bangga melestarikannya karena itu sudah menjadi bagian dari hidup mereka sejak zaman dulu. Sakera menjadi tempat berkumpulnya para warga baik itu untuk latihan jika akan mengisi sebuah acara ataupun hanya untuk berkumpul biasa agar semakin dekat dan terus terjadi silturrahmi yang bagus antar warga. Sehingga kebudayaan ini tetap dijaga dan dilestarikan agar ada sebuah wadah dalam masyarakat untuk saling berinteraksi lebih dekat, dan juga agar kebudayaan ini tidak hilang. ( wawancara, subjek 1 tanggal 21 April 2012 )

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN

A. Analisa Dari kebudayaan ini kita dapat menganalisa dari beberapa aspek dalam kebudayaan yaitu dari unsure-unsurnya, komponennya, maupun fungsinya. 1. Sakera dilihat dari unsur-unsur kebudayaan

Sakera dilihat dari unsur kebudayaan kelima yaitu kesenian dimana ini sebuah bentuk kebudayaan yang berupa seni tari yang dilakukan oleh kaum laki-laki. Dimana tarian ini dilakukan dengan membawa senjata yang bernama clurit ditangannya. Mereka melakukan gerakan- gerakan indah dan menawan dengan clurit itu. Sehingga tarian ini lebih memperlihatkan keindahan memainkan clurit, karena itu adalah nilai kesenian dari tarian ini. 2. Sakera dilihat dari komponen kebudayaan

Sakera dilihat dari komponen kebudayaan dari komponen kebudayaan nonmaterial dimana sakera ini merupakan jenis kebudayaan yang diwariskan secara turun-temurun dari generasi ke generasi. Sakera di desa Karang Asem ini ada sejak zaman PKI dan tetap lestari sampai saat ini dan perkembangannya semakin pesat. Itu semua tidak lepas dari peran masyarakat yang sangat menghargai sebuah budaya dan mereka bangga akan adanya sakera. Dari komponen estetikanya dimana sakera memiliki nilai seni yang tinggi di desa Karang asem, karena sejarah lahirnya budaya sakera di desa ini sangat erat dengan masyarakat. Sakera ini ada karena adanya sebuah pemberontakan PKI dimana PKI itu terkenal sangat kejam. Ini yang membedakan sakera di Karang asem dengan di daerah-daerah lainnya. 3. Sakera dilihat dari fungsi kebudayaan

Sakera dilihat dari fungsi kebudayaan yang ketiga yaitu wadah dimana sakera ini berfungsi sebagai wadah atau tempat berkumpulnya masyarakat desa Karang asem, baik itu untuk mengadakan latihan jika akan mengisi sebuah acara ataupun hanya berkumpul-berkumpul biasa agar masyarakat lebih dekat satu sama lain dan silaturrahmi antar warga tetap terjaga. Warga yang mengikuti sakera ini dari berbagai lapisan masyarakat. Selain itu, dalam fungsi kegunaannya sakera ini mengalami pergesaran dimana pada awalnya, sakera ini didirikan untuk menjaga keamanan masyarakat dari

kejahatan PKI namun sekarang sakera ini berfungsi sebagai hiburan. Mereka sering di undang dalam acara-acara yang diadakan masyarakat untuk menghibur masyarakat yang melihatnya. Pergeseran ini terjadi agar sakera tetap ada sampai sekarang, kalau pergeseran ini tidak terjadi mungkin sakera tidak akan ada lagi di Karang asem.

Secara umum kita dapat memahami arti dan makna sebuah kebudayaan bagi suatu masyarakat. Dimana setiap kebudayaan itu memilki keterkaitan emosional dengan masyarakat tersebut. Sehingga kita bisa tahu makna dari Sakera terhadap masyarakat karang asem, mereka sangat bangga melestarikannya dan terus menjaga budaya itu agar tidak punah. Setiap lapisan masyarakat disana membaur jadi satu untuk membuat budaya yang mereka lestarikan terkenal meskipun budaya tersebut tidak asli dari daerah mereka. Sakera sendiri memilki makna yang dalam di kehidupan mereka, karena dengan adanya Sakera masyarakat mempunyai perkumpulan dimana mereka dapat berinteraksi dengan baik antara satu orang dengan orang yang lain. Dimana perkumpulan itu namanya tidak hanya Sakera tapi Anshor Sakera yang mempunyai makna Sakera penolong, yang awal mulanya Sakera itu sebagai penolong bagi setiap masyarakat Karang asem namun sekarang tidak hanya sebagai penolong tapi juga sebagai hiburan bagi seluruh masyarakat yang mengundang mereka dalam setiap ada acara tertentu.

B. Pembahasan Sakera adalah sebuah tarian yang terdiri dari beberapa laki-laki, laki-laki itu membawa clurit sebagai senjata. Cara berjalannya dengan gagah berani yaitu dengan mengangkat kaki dan tangan kanannya memegang clurit yang disanggahkan ke atas pundak dan tangan kiri mengepal yang melambai ke depan dan belakang. Saat-saat tertentu mereka akan melakukan atraksi dengan memainkan clurit yang mereka pegang, biasanya itu mereka akan jongkok dengan kaki kanan di depan dan kaki kiri sebagai penahan, merekan akan memainkan clurit di depan tubuh mereka dari kanan ke kiri atau dari pundak terus ke depan dan ke belakang lalu memutar clurit itu diatas kepala, terkadang ada juga ada juga tambahannya dengan meloncat dan memainkan cluritnya dari atas dan ke bawah. Tarian ini tidak dilakukan oleh irang dewasa saja tapi juga anak muda. Tarian sakera ini adalah keterampilan mereka memainkan clurit Pakaian yang di pakai mereka adalah pakaian hitam, celana hitam, penutup kepala yang modelnya hampir sama dengan blankon orang jawa, di pergelangan tangan dan leher mereka ada kain berwarna merah yang melilit, dan ada kain batik yang di lilitkan di pinggang yang kemudian di sabuki. Untuk menambah kesan garang mereka memakai celak, menambahkan kumis pasangan, ada juga yng menambahkan anting-anting, itu pun bukan anting-anting seperti biasanya karena itu besar dan panjang. Pakaian mereka perpaduan dari warna hitam dan merah yang menjadi simbol gagah berani, keteguhan dan kejujuran Selain bagi laki-laki ada juga sakera perempuan yang itu sebenarnya hanya pelengkap, mereka memakai pakaian seperti kebaya, sarung bermotif Madura, di dalam kebaya itu mereka memakai kaos berwarna hitam. Gerakannya mereka hanya menari dengan menggerakkan tangan ke depan dan belakang, mereka tidak melakukan atraksi. Mereka juga membawa senjata belati yang di sarungkan di pinggang, itu hanya sebagai simbol. Sakera adalah sebuah kesenian yang sangat di senangi dan di kagumi oleh masyarakat Gondanglegi. Mereka akan berbondong-bondong melihat jika mendengar sakera akan mengisi sebuah acara. Acara itu biasanya acara pernikahan, 17agustus, sunatan, acara ulang tahun desa atau daerah dan masih banyak lagi.

BAB V KESIMPULAN

Dari observasi yang dilakukan di atas dapat di simpulkan bahwa sebuah kebudayaan itu akan selalu ada dalam hati masyarakat meskipun budaya itu tidak berasal dari daerah mereka, asalkan itu memiliki ikatan emosional yang tinggi. Budaya itu akan tetap bertahan dan lestari jika masyarakat menjalankannya dengan sepenuh hati. Salah satu kebudayaan itu adalah Sakera, budaya ini termasuk unik dan mengesankan, karena budaya ini ada untuk mengenang seorang pahlawan yang berjasa terhadap masyarakat yang hidup pada zaman penjajahan Belanda. Sakera memiliki sejarah yang kuat bagi masyarakat, termasuk masyarakat yang berdarah Madura. Beliau adalah orang yang jujur, berani yang selalu menegakkan keadilan bagi masyarakat kecil, sehingga pantas beliau sampai sekarang tetap di kenang dan nama beliau dijadikan nama sebuah kebudayaan yang terkenal di hampir seluruh wilayah Jawa Timur.

DAFTAR PUSTAKA

Stolley, Kathy S.2005. The Basic of Sociology. United States of America: Greenwood press Soekanto, Soerjono.2006. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: raja grafindo persada Koenjaraningrat. 2002. Pengantar ilmu antropologi. Jakarta: PT. Rineka Cipta Gabler, Jay.2010. Sociology of Dummies. Canada: Wiley publishing Kaplan, David, Manners, Albert A.1999. Teori Budaya. Yogyakarta: Pustaka Belajar Kymlicka, Will.2011.Kewarganegaraan Multikultural. Jakarta: LP3ES

WAWANCARA

Tempat Nama Umur Tanggal Waktu Pekerjaan

: ruang tamu : Nandir : 37 tahun : 21 april 2012 : 15.00 WIB : petani

Dalam melakukan wawancara di lakukan dalam keadaan yang sangat santai, saya melakukan wawancara dengan keadaan narasumber tidur-tiduran di atas sofa. Dengan awalnya berbasabasi N: ada apa nduk, kok tumben kesini? M: gini pak, saya kesini pertama ingin main saja dan juga saya ada tugas observasi dan saya mengambil judul Sakera, jadi saya ingin minta keterangan dari bapak. N: keterangan yang bagaimana? M: saya ingin tahu tentang cerita sakera itu sendiri bagaimana? N: sebenarnya sakera bukan nama orang, itu nama julukan bagi seorang tokoh pejuang yang bernama Sadiman yang hidup pada jaman belanda. M: mengapa beliau disebut pejuang pak? N: dia adalah orang yang tidak suka ketidakadilan, di tempatnya bekerja disebuah pabrik gula, dia melihat kesemena-menaan kpd rakyat untuk mendapatkan lahan tanah yang luas dengan harga yang murah M: ehmmm begitu pak, asalnya pak sakera itu sendiri darimana? N: dia berasal dari Bangil, kelurahan Raci M: apa bapak tahu kapan dia lahir? N: kalau soal itu saya kurang tahu tapi beliau lahir pada zaman Belanda

M: owwah ea, bisa bapak ceritakan bagaimana sakera itu wafat? N: begini ceritanya, sakera itu orang yang kuat, dia tidak tega melihat kesewenang-wenangan pemimpin pabrik dan carik Rembang, dia membunuh Markus wakil dari pemimpin pabrik, sakera membunuhya karena dia menghukum para pekerja dan menantang sakera, karena hal itu dia menjadi buronan dan dapat tertangkap karena suatu hari dia keluar dari persembunyiannya untuk menemui ibunya. Disana dia di tangkap karena carik Rembang dan polisi Belanda mengancam akan membunuh ibunya. Dia tertangkap dan dimasukkan ke dalam penjara, dia mendapat banyak siksaan. Suatu hari dia mendengar bahwa istrinya Marlena berselingkuh dengan keponakannya yang bernama Brodin karena itu dia kabur dan membunuh Brodin. Kemudian dia melakukan balas dendam dengan membunuh carik Rembang, para petinggi pabrik bahkan kepala polisi Bangil. Karena itu polisi Belanda menemui teman seperguruan sakera yang bernama Aziz untuk mencari tahu kelemahannya. Aziz mau membantu karena tergiur dengan iming-iming akan diberikan hadiah yag besar, dia pun melakukan tayuban untuk memancing sakera keluar dari persembunyiannya, sakera terpancing dan dating ke tempat itu. Saat itu Aziz melumouhkan ilmu sakera dengan bamboo apus, sakera tertangkap dan di hukum gantung. M: terus dimana dia disemayamkan pak? N: di Bekacak, Kelurahan Kolursari (daerah paling selatan Kota Bangil). M: terus sakera itu kebudayaan yang bagaimana? N: itu adalah tarian yang dilakukan oleh laki-laki yang membawa clurit dengan melakukan atraksi memainkan clurit, yang diberi nama sakera untuk mengenang jasa dari sakera itu. M: terus tariannya itu yang bagaimana pak? N: sebenarnya, bagimana ya jelasinnya intinya itu terdiri dari banyak orang laki-laki mereka berjalan membawa clurit. Cara berjalannya dengan gagah berani yaitu dengan mengangkat kaki dan tangan kanannya memegang clurit yang disanggahkan ke atas pundak dan tangan kiri mengepal yang berlambai ke depan dan belakang. Saat-saat tertentu mereka akan melakukan atraksi dengan memainkan clurit yang mereka pegang, biasanya itu mereka akan jongkok dengan kaki kanan di depan dan kaki kiri sebagai penahan, merekan akan memainkan clurit di depan tubuh mereka dari kanan ke kiri atau dari pundak terus ke depan dan ke belakang lalu memutar clurit itu diatas kepala, terkadang ada juga ada juga tambahannya dengan meloncat dan memainkan cluritnya dari atas dan ke bawah, bisa di bilang seperti itulah tariannya. M: oh begitu pak, terus berapa hari mereka melakukan latihan untuk menyamakan gerakan? N: tidak tentu, tapi kalau ada undangan untuk melakukan pertunjukan mereka melakukan persiapan mulai seminggu sebelum acara itu. Karenakan yang memainkan sakera itu bukan hanya orang dewasa tapi juga para pemuda jadi ya melihat waktu, karena merekakan mempunyai kesibukan dan pekerjaan masing-masing.

M: oh ya, dalm melakukan pertunjukan apa saja yang mereka pakai? N: mereka memakai pakaian hitam, celana hitam, penutup kepala yang modelnya hampir sama dengan blankon orang jawa, di tangan dan leher mereka ada kain berwarna merah yang melilit, dan ada kain batik yang di lilitkan di pinggang yang kemudian di sabuki. Untuk menmbah kesan garang mereka memakai celak, menambahkan kumis pasangan, ada juga yng menambahkan anting-anting, itu pun bukan anting-anting seperti biasanya karena itu besar dan panjang, ya seperti itulah nduk kamukan juga sering melihat Sakera jadi ngertilah penjelan bapak. Pakaian mereka perpaduan dari warna hitam dan merah yang menjadi simbol gagah berani, keteguhan dan kejujuran. M: iya pak saya paham, kan biasanya ada Sekera perempuannya itu pakainnya seperti dan bagaimana gerakan mereka? N: kalau yang perempuan itu sebenarnya hanya pelengkap, mereka memakai pakaian seperti kebaya, sarung bermotif Madura, di dalam kebaya itu mereka memakai kaos berwarna hitam. Gerakannya mereka hanya menari dengan menggerakkan tangan ke depan dan belakang, mereka tidak melakukan atraksi. Oh ya mereka juga membawa senjata belati yang di sarungkan di pinggang, itu hanya sebagai simbol. M: ohhh ya pak, terus bagaimana awal mulanya sakera itu ada di desa ini? N: kebudayaan itu ada disini sejak zaman PKI, awalnya itu berfungsi untuk menjaga masyarakat dari kejahatan PKI, namun sekarang sakera itu sebagai hiburan bagi masyarakat dan disini namanya Anshor Sakera M: hiburan seperti apa pak? N: ya seperti mengisi acara 17 agustus, pernikahan, sunatan, acara desa dan masih banyak lagi. M: oh ya, yang membentuk sakera pertama kali disini siapa ya? N: itu yang membentuk p.NursaI, beliau yang menjadi pembinanya tapi sekarang dia sudah meninggal dan digantikan oleh H. Shohibul Arifin M: kan dalam setiap perkumpulan itu ada pemimpinnya, lah ini pemimpinnya siapa? N: pimpinannya itu pak Asmuni, dia sampai sekarang masih hidup M: bagaimana caranya sakera sampai saat ini msih tetap ada dan lestari di desa? N: sakera bisa tetap ada karena memang dari masyarakat sendiri sangat bangga terhadapnya dan itu sudah menjadi bagian dari hidup mereka. Mereka dengan bangga dan senang tetap melestarikannya bahkan anak-anak dan para pemuda bangga terhadapnya, karena disni juga hampir semua masyarakatnya keturunan Madura. M:jadi yang melestarikannya tidak hanya para orang dewasa tapi anak-anak dan para pemuda N: iya nduk...

M: apa yang membuat sakera tetap ada sampai sekarang? N: karena itu suatu perkumpulan yang mempererat hubungan antar warga tanpa melihat status mereka, masyarakat juga bangga melestarikannya karena itu sudah menjadi bagian dari hidup mereka sejak zaman dulu ataupun hanya untuk berkumpul biasa agar semakin dekat dan terus terjadi silturrahmi yang bagus antar warga. Sehingga kebudayaan ini tetap dijaga dan dilestarikan agar ada sebuah wadah dalam masyarakat untuk saling berinteraksi lebih dekat, dan juga agar kebudayaan ini tidak hilang. M: owwhh begitu pak,,,hehe terima ksih pak ya maaf kalau saya mengganggu atau merepotkan N: tidak apa-apa nduk, kalau butuh apa-apa lagi kesini saja Setelah selesai wawancara saya berpamitan pulang. Sebelum itu saya juga meminum teh yang dibuatkan oleh istri bapak itu.

LAMPIRAN

Diatas ini adalah gambar sakera yang sedang mengiringi pengantin laki-laki menuju ke rumah pengantin perempuan. Waktu itu mereka berjalan cukup jauh sekitar 1 kilo. Saat berjalan mereka juga di iringi music berbahasa Madura.

Saat sakera berjalan, mereka tidak berjalan biasa tapi mereka memiliki gerakan tersendiri. Gerakan itu dengan mengangkat kaki lebih tinggi dengan tangan kanan memegang clurit yang di sanggahkan ke pundak dan tangan kiri mengayun ke depan dan belakang, mereka berjalan dengan tidak menggunakan alas kaki. Dengan gerakan itu menunjukkan wibawa dan kegarangan mereka, yang membuat banyak orang-orang dan anak-anak yang melihatnya takut apalagi dengan wajah Madura mereka yang garang. Selain itu, orang yang mengikuti sakera memakai kumis pasangan bagi yang tidak mempunyai kumis dan memakai celak di mata mereka.

Gambar itu pada saat sakera melakukan atraksi di jalan raya, pada saat sakera melakukan perjalanan dia akan melakukan atraksi sesekali dan setelah tiba di tempat yang di tuju dia akan melakukan atraksi lagi. Atraksi yang mereka lakukan adalah memainkan clurit di tangan mereka dengan indah.

Selain laki-laki juga ada yang perempuan dimana Sakera perempuan di simbolkan sebagai istri para sakera laki-laki. Menurut mereka setiap sesuatu hal itu memiliki pasangan, jadi itu yang membuat mereka mengadakan juga sakera perempuan. Sakera perempuan itu untuk mendampingi sakera laki-laki. Mereka memakai pakaian semacam kebaya yang berwarna merah yang di dalamnya memakai kaos hitam dan sarung wanita yang memiliki corak khas Madura, dalam lengkukan sarung yang di tengah di sarungkan belati, itu sebagai senjata yang mereka bawa, mereka juga tidak memakai alas kaki. Ketika berjalan mereka juga mempunyai gerakan-gerakan sendiri.

Itulah gambaran-gambaran tentang kebudayaan, dalam setiap kebudayaan memilki corak dan kekhasan mereka masing-masing. Dalam melestarikan sebuah budaya banyak hal yang bisa dilakukan agar budaya tersebut dapat diterima masyarakat. Meskipun melestarikan sebuah budaya itu bukah hal yang mudah selama masih ada keterikatan emosi terhadap budaya tersebut, budaya itu tidak akan pernah hilang karena itu akan selalu tertanam di dalam hati.

Anda mungkin juga menyukai