Hipotesis Planck
Berdasarkan percobaan terhadap energi radiasi benda hitam, Max Planck membuat hipotesis: "Radiasi hanya dipancarkan (atau diserap) dalam bentuk satuan-satuan/kuantum energi disebut foton yang besarnya berbanding lurus dengan frekuensi radiasi". Energi total foton (masa foton = 0): E = n . h . f = n . h . c/ E = energi radiasi (joule) h = konstanta Planck = 6.62 x 10-34 J.det f = frekuensi radiasi (Hz) = panjang gelombang radiasi (m) n = jumlah foton, jadi energi cahaya adalah terkuantisasi Jadi dapat disimpulkan dari hipotesis Planck, bahwa cahaya adalah partikel sedangkan Maxwell menyatakan bahwa cahaya adalah gelombang, disebut dualisme cahaya.
Energi kinetik foto elektron yang terlepas: E k = h f - h fo Ek maks = e Vo hf h fo = energi foton yang menyinari logam =
= energi minimum untuk melepas elektron e Vo = muatan elektron = 1.6 x 10-19C = potensial penghenti
Proses kebalikan foto listrik adalah proses pembentukan sinar X yaitu proses perubahan energi kinetik elektron yang bergerak menjadi gelombang elektromagnetik (disebut juga proses Bremmsstrahlung). Kesimpulan: 1. Agar elektron dapat lepas dari permukaan logam maka f > fo atau < o 2. Ek maksimum elektron yang terlepas tidak tergantung pada intensitas cahaya yang digunakan, hanya tergantung pada energi atau frekuensi cahaya. Tetapi intensitas cahaya yang datang sebanding dengan jumlah elektron yang terlepas dari logam.
HIPOTESIS de BROGLIE Louis de Broglie mengemukakan hipotesis: "Cahaya selain memiliki sifat sebagai partikel, juga memiliki sifat sebagai gelombang". Panjang gelombang de Broglie: dB = h/m v = h/p h = konstanta Planck m = massa partikel v = kecepatan partikel
DUALISME CAHAYA "Cahaya dapat bersifat sebagai gelombang dan dapat juga bersifat sebagai materi (partikel)".
(2 e Vo / m)
Panjang gelombang elektron (partikel) yang bergerak mengikuti rumusan de Broglie, yaitu: = h/mv = h/(2 e m Vo) Jadi panjang gelombang elektron di dalam mikroskop elektron berbanding terbalik dengan akar tegangan ((Vo) yang dipakai..