Anda di halaman 1dari 3

DAERAH RAWAN BENCANA SOSIAL DI KOTA DEPOK KASUS DI KECAMATAN SUKMAJAYA

A. KARAKTERISTIK KECAMATAN SUKMAJAYA Kota Depok merupakan salah satu kota di Propinsi Jawa Barat yang terdiri dari lima kecamatan, yaitu : 1) Kecamatan Sawangan, 2) Kecamatan Pancoran Mas, 3) Kecamatan Sukmajaya, 4) Kecamatan Cimanggis, 5) Kecamatan Beji, serta 6) Kecamatan Limo. Kecamatan Sukmajaya adalah salah satu kecamatan yang secara geografis berbatasan dengan : sebebelah utara Kecamatan Cimanggis, sebelah selatan Kecamatan Cibinong, sebelah Timur Kabupaten Bekasi, serta sebelah Barat Kecamatan Sawangan. Kecamatan ini terdiri dari 11 keluarahan, 169 RW, dan 1118 RT. Selain itu kecamatan ini juga memiliki 12 Lembaga Pemberdayaan Masyarakat (LPM) yang tersebar di sebels kelurahan. Berdasarkan tingkat perkembangannya seluruh kelurahan di kecamatan ini ada pada tingkat Swasembada Madya. Dilihat dari kependudukan, jumlah penduduk Kecamatan Sukmajaya sebanyak 307.53 jiwa, terdiri dari laki-laki 153.930 orang dan perempuan 153.823 orang, tersebar di suatu wilayah dengan luas`34,13 kilometer persegi dengan kepadatan penduduk sekitar sembilan ribu jiwa per kilometer persegi. Penduduk Kecamatan Sukmajaya memiliki latar belakang pendidikan yang beragam. Namun demikian sebagian besar penduduk (sekitar` 80%) memiliki tangkat pendidikan Sekolah Dasar. Dilihat dari sarana pendidikan, sebenarnya wilayah ini telah memiliki sara yang cukup memadai. Di Kecamatan Sukmajaya terdapat 80 bangunan Sekolah Dasar, 31 bangunan SLTP, serta 26 SLTA . Berdasarkan agama yang dianut, warga kecamatan Sukmajaya pada umunya beragama Islam, yaitu sebanyak 165.146 jiwa, selebihnya menganut agama lain seperti Protestan, Katolik, Hindu, dan Budha. Tidak semua sarana ibadah menurut agama ada di wilayah ini. Sarana ibadah yang ada hanya 135 mesjid, 172 mushola, 4 gereja katolik, dan 6 gereja protestan.

B. KRITERIA DAERAH RAWAN BENCANA SOSIAL Berdasarkan hasil diskusi yang dihadiri oleh sekitar 30 orang peserta (terdiri dari para Kepala Kelurahan, Koramil, pemuda, serta beberapa dari Kantor Sosial Kota Depok), dapat diketahui bahwa sebenarnya wilayah ini dapat dikatakan wilayah yang cukup aman. Namun demikian tetap perlu diwaspadai mengingat wilayah ini merupakan salah satu wilayah tujuan para pendatang dari wilayah lain di luar Kota Depok. Kewaspadaan terhadap kemungkinan terjadinya bencana sosial disebabkan oleh beberapa alasan sebagai berikut :

Kurangnya lapangan kerja Kurangnya lapangan kerja, menyebabkan banyak pemuda terutama warga pendatang yang mencari nafkan serabutan, seperti mengamen dan menjadi pemulung. Meskipun tidak ada larangan untuk melakukan pekerjaan ini, namun pekerjaan mengamen terutama dinilai oleh warga dapat memicu berbagai keributan, serta dapat menyebabkan kerawanan kecelakaan lalu lintas. Kenakalan remaja Meningkatnya angka kenakalan remaja, juga disebabkan oleh gaya hidup yang berubah. Kenakalan remaja terutama banyak terjadi ketika ada keramaian tertentu, misalnya ketika ada pentas musik, perayaan perkawinan, dan sebagainya. Jenis kenakalan remaja yang terjadi biasanya dalam bentuk perkelahian dan tawuran masal. Pengangguran Mudahnya para remaja terpengaruh oleh orang lain, disebabkan karena mereka menganggur, tidak memiliki kegiatan positif, sehingga waktu luang yang ada diisi oleh hal-hal yang seringkali menimbulkan masalah perkelahian antar kelompok. Rendahnya tingkat pendidikkan dan kesenjangan sosial Rendahnya tingkat pendidikkan menjadi pangkal dari kemungkinan terjadinya masalah di Kecamatan Sukmajaya. Dengan tingkat pendidikkan yang rendah, banyak masyarakat tidak memiliki kesempatan untuk hidup layak sehingga dapat memicu melakukan apapun untuk dapat bertahan hidup. Ketidakadilan Terbatasnya sarana ibadah untuk non muslim menyebabkan agama tertentu menyelenggarakan ibadah keagamaan di rumah warga. Kegiatan ini seringkali dicurigai sebagai upaya menyebarkan agama tertentu sehingga memicu ketidakharmonissan antar warga.

C. ISU-ISU YANG MENDASARI TERJADINYA BENCANA SOSIAL Seperti dijelaskan oleh peserta diskusi, wilayah ini sebenarnya tidak terlalu mengkhawatirkan untuk digolongkan ke dalam wilayah rawan bencana sosial, namun demikian warga harus tetap waspada akan kemungkinan terjadinya bencana sosial. Dijelaskan oleh para peserta diskusi bahwa dengan banyaknya pendatang menyebabkan daerah ini menjadi sangat beragam, baik dilihat dari agama, suku, dan lainnya. Isu yang kerap terjadi dan dapat menyebabkan konflik sosial adalah isu keagamaan. Pada umumnya warga muslim merasa keberatan jika ibadah keagamaan diselenggarakan di rumah warga. Sehingga jika ini terjadi maka dengan berbagai cara wartga muslim akan mencegah kegiatan ini. Berkaitan dengan masalah kenakalan remaja, isu yang kerap terjadi adalah karena ada kesalahpahaman antar kelompok pemuda, sehingga mudah menyulut terjadinya perkelahian.

D. JENIS KONFLIK SOSIAL Jenis konflik yang sering terjadi di Kecamatan Sukmajaya adalah konflik horizontal yang melibatkan warga, terutama antar kelompok pemuda di satu kelurahan maupun antar keluarahan. Sera konflik antar warga yang menganut agama berlainan. Selain itu beberapa kasus yang terjadi juga mengindikasikan rawan terjadi konflik vertikal, seperti kurangnya sosialisasi berbagai Peraturan Pemerintah seperti implementasi kebijakan Bantuan Langsung Tunai, dan lainnya. Kondisi ini dinilai masyarakat akan menimbulkan konflik sosial dimasa yang akan datang.

E. DAMPAK BENCANA SOSIAL/KONFILK Seperti dijelaskan oleh peserta diskusi, sampai saat ini belum terjadi konflik sosial yang berarti hingga menimbulkan dampak yang laur biasa. Kalaupun terjadi perkelahian antar warga, baik karena faktor agama ataupun karena kenakalan remaja, tidak sampai menelan korban atau menimulkan kerugian lainnya. Masalahmasalah tersebut dapat segera diatasi oleh aparat pemerintahan setempat.

F. UPAYA YANG DILAKUKAN Beberapa upaya yang dilakukan untuk mencegah konflik sosial adalah : a. Silaturahmi antar warga masyarakat melalui pengajian atau penyuluhan. b. Pertemuan rutin antar aparat pemerintahan, ulama, dan tokoh masyarakat untuk mendiskusikan berbagai persoalan yang dapat memicu terjadinya konflik sosial. Hambatan yang mungkin dihadapi warga dalam menangani masalah konflik adalah : 1. Kurang tersedianya sarana dan prasarana yang memadai 2. Keterbatasan dana untuk mengatasi masalah 3. Kurang memadainya sumber daya manusia dalam menangani masalah. Beberapa harapan warga yang dapat diidentifikasi agar masalah konflik sosial tidak terjadi adalah sebagai berikut : 1. Penertiban wilayah umum, sehingga jumlah pengamen tidak semakin meningkat dan tidak merusak keindahan kota. 2. Kinerja aparat keamanan baik dari warga sipil maupun kepolisian lebih ditingkatkan.

Anda mungkin juga menyukai