Anggota Kelompok :
Nissrina Eka Arnita Yuliana 6677002030
Aziz Ramadan 6670220024
Afrian Albar Erlangga 6670220087
(3C)
PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG
Negara Indonesia merupakan negara yang memiliki berbagai macam identitas seperti suku,
ras, agama. Yang membuat indonesia memiliki ciri khas tersendiri. Keragaman ini memunculkan
semboyan Bhineka Tunggal Ika yang memiliki arti berbeda beda tetapi tetap satu jua. Bahkan dengan
beraneka ragam identitas bisa mewujudkan persaudaraan satu dengan yang lainnya, sehingga dapat
menjunjung tinggi dalam berbangsa dan bernegara. Di indonesia juga memiliki 6 agama yaitu islam,
kristen, katolik, hindu, budha, dan konghucu. Beragamnya agama ini bisa menjadi dampak positif
ataupun dampak negatif tergantung bagaimana cara kita menyikapi dan memandangnya. Tetapi akhir
akhir ini perbedaan identitas sering dijadikan alat untuk membuat kegaduhan sehingga ada kelompok
kelompok yang tertindas (minoritas) dan kelompok penguasa (mayoritas).
Di indonesia banyak yang menganut agama islam yang bisa disebut agama mayoritas.
Sehingga sering ada pergesekan yang terjadi antara kelompok minoritas dan mayoritas di setiap
daerahnya. Kecil besarnya konflik yang terus terusan muncul akan membuat perpecahan bagi bangsa
indonesia. Salah satu konflik nya yaitu pada perizinan rumah ibadah, banyak daerah daerah yang
mengalami permasalahan tersebut. Salah satunya daerah banten. Banten merupakan salah satu
penduduk yang mayoritasnya beragama islam
jika dilihat dari data tersebut ada sebanyak 94,82% masyarakat di banten beragama islam.
Sehingga 5,18% masyarakat di banten yang beragama non islam. Banyak nya agama mayoritas di
banten membuat agama minoritas merasa terpinggirkan. seperti konflik perizinan pembangunan
rumah ibadah menjadi salah satu permasalahan yang sangat serius dan sensitif di banten. Bahkan
banten menjadi daerah intoleran karena minimnya rumah ibadah yang ada di setiap kabupaten/kota.
Seharusnya rumah ibadah menjadi fokus utama karena itu merupakan hal terpenting bagi agama,
suatu agama belum bisa disebut agama jika tidak ada peribadatan yang jelas dan tempat ibadah yang
tetap.
Bisa dilihat dari data tersebut bahwa jumlah masyarakat yang memeluk agama non islam
paling tinggi berada di kota tangerang yang dimana tangerang menjadi kota toleran yang ada di banten
karena masyarakat non muslim merasa nyaman dan tidak ada gangguan saat berinteraksi. Jika dilihat
dari data yang terbawah ada kabupaten pandeglang, kabupaten lebak, dan kota cilegon yang memiliki
angka terendah dibandingkan dengan kabupaten/kota yang lain. Yang dimana kabupaten pandeglang,
kabupaten lebak dan kota cilegon memiliki masyarakat yang mayoritasnya islam. Dan jika dilihat
lihat konflik perizinan rumah ibadah itu berasal dari ketiga kota tersebut. Pengaruh kuatnya
masyarakat mayoritas yang membuat masyarakat minoritas merasa dipinggirkan. Serta kedua
kabupaten tersebut (kabupaten pandeglang dan lebak) masih kental dengan adat istiadatnya. Adapun
data jumlah tempat ibadah yang ada di kabupaten lebak
Dilihat dari data kementrian agama bahwa dari sekian banyaknya kecamatan yang ada di
kabupaten lebak, hanya ada satu kecamatan yang memiliki rumah ibadah yaitu rangkasbitung. Bisa
dilihat begitu ketimpangan sekali antara rumah ibadah mayoritas dengan rumah ibadah minoritas. Dan
konflik tentang perizinan rumah ibadah dari sekian banyaknya itu yang berada di kecamatan maja
yang menyuruh merayakan natal di kecamatan lain. Serta desa maja dicap sebagai kampung moderasi
beragama, sedangkan permasalahan perizinan pembangunan rumah ibadah saja belum tuntas
diselesaikan.
IDENTIFIKASI MASALAH
Berdasarkan masalahan yang telah diuraikan latar belakang diatas, sehingga identifikasi
masalah yang dapat dijadikan sebagai penelitian yaitu sebagai berikut :
1. Permasalahan rumah ibadah yang sampai saat ini belum diberikan izin
2. Munculnya moderasi beragama di tengah permasalahan perizinan rumah ibadah
3. Diskriminasi terhadap masyarakat non muslim
PERTANYAAN PENELITIAN
Bagaimana keikutsertaan warga non muslim dalam mewujudkan konsep moderasi beragama?
BAB II
TEORI
Perubahan sosial
Menurut Max weber perubahan sosial adalah hasil keadaan yang terjadi di masyarakat sehingga
mengakibatkan ketidaksamaan dengan unsur-unsur sosial yang ada.
Konsep ruang publik mengacu pada wilayah kehidupan sosial yang hadir dalam bentuk
ruang/tempat/arena/untuk kepentingan umum. Setiap orang atau seluruh warga negara mempunyai
hak untuk menggunakan ruang publik.
PENELITIAN TERDAHULU
Judul Komparasi Agama Terkait Pembangunan Rumah Ibadah Antara Lebak dan Pandeglang
Fokus Bagaimana situasi sosial keberagaman di Indonesia khususnya kelompok agama di
Kabupaten Lebak?
Hasil Dalam demokrasi, hak rakyat dan toleransi agama adalah prinsip fundamental yang perlu
dijunjung. Di Indonesia, hak beribadah dan menghormati keyakinan setiap individu
dijamin oleh undang-undang. Toleransi antar agama masih perlu perhatian, terlihat dalam
studi kasus pembangunan rumah ibadah di Lebak dan Pandeglang.
Hasil Konflik yang terjadi di desa pabrik Seranger mengakibatkan hilangnya keharmonisan
kehidupan sosial antaragama dan terkikisnya hubungan sosial antar masyarakat..
Hasil Kebanyakan Muslim setuju bahwa jika Islam lebih bermoral dari agama-agama lain,
konflik akan muncul, tetapi dikota cilegon ini masih saja melakukan diskriminasi
terhadap kaum minoritas.
Judul Intoleransi Agama Dan Pandangan Sosial Bagi Kehidupan Masyarakat Minoritas Di Kota
Cilegon-Banten.
Fokus Menggunakan teori identitas , politik sejalan dengan teori hak asasi manusia dalam
masyarakat multikultural yang akan dikemukakan oleh Kymlicka.
Hasil kaum minoritas masih mengalami diskriminasi di kota cilegon meski terjadi konflik yang
melanggar UUD 1945, yang mengecualikan agama sipil.
Judul Analisis Penanganan konflik pembangunan gereja baptis indonesia di tlogosari semarang
Fokus bagaimana konflik atas pembangunan gereja baptis indonesia di tlogosari semarang.
Diselesaikan?
Hasil Ada adalah kesepakatan yang tidak terucapkan yang dibangun dari antara dua pihak yang
terlibat dalam pembangunan gereja sehingga menyebabkan warga merasa tertipu dengan
pembangunan Gereja Baptis di Tlogosari, Semarang, berlangsung.,
Judul Identitas Agama dan Toleransi dalam Interaksi Sosial (Studi Kasus Dalam Menyuarakan
Pembangunan Rumah Ibadah di Garut)
Fokus bagaimana masyarakat agama Islam dan Kristen berinteraksi dalam kehidupan sehari hari
dan dalam kegiatan sosial di desa Daya Manggung, Kecamatan Cilawu, Kabupaten Garut.
Hasil Masyarakat sudah menyadari bahwa adanya perbedaan agama tetapi masih dibilang
belum cukup baik dikarenakan ada ketidaksepahaman dalam pembangunan gereja.
BAB III
METODE PENELITIAN
Metode penelitian kualitatif merupakan metode yang akan kita ambil dalam penelitian ini. Metode
penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang berlandaskan filsafat, digunakan untuk
mempelajari kondisi ilmiah (eksperimen) dimana peneliti sebagai alat, teknik pengumpulan data dan
analisisnya.Kualitatif lebih menitikberatkan pada makna. (Sugiyono 2018). Dalam kasus ini kami
menggunakan pendekatan studi kasus sebab pendekatan ini bertujuan untuk meneliti dan memahami
tentang bagaimana moderasi beragama di tengah permasalahan perizinan rumah ibadah di Desa Maja,
Kabupaten Lebak. Selain itu penelitian ini juga menggunakan penelitian deskriptif yang bertujuan
untuk mendeskripsikan karakteristik individu, situasi, atau kelompok tertentu. Sesuai dengan tujuan
penelitian ini adalah untuk mengetahui, memahami, dan makna moderasi beragama di Desa Maja
Kabupaten Lebak Banten. Maka dari itu kedua pendekatan tersebut memungkinkan kami untuk
menganalisis lebih dalam dan memahami tentang permasalahan terkait harmonisasi perbedaan agama
non muslim serta bagaimana cara mewujudkan moderasi beragama di Desa Maja Kabupaten Lebak.
Dalam penelitian ini kami peneliti ingin menggunakan teknik pengumpulan data dengan cara
melakukan wawancara dan observasi. Wawancara akan dilaksanakan terhadap masyarakat di Desa
Maja terkait permasalahan rumah ibadah yang sampai saat ini belum diberikan izin agar dapat lebih
memahami tentang moderasi beragama. Kemudian melaksanakan observasi yang mana merupakan
teknik pengumpulan data yang meliputi dengan catatan tentang keadaan atau perilaku masyarakat
setempat yang terlibat. Teknik analisis yang ingin kelompok kami pakai yaitu analisis kerangka kerja
yang merupakan pendekatan gabungan terhadap analisis data kualitatif yang memberi peneliti
struktur ilmiah untuk mengelola, menganalisis, dan mengidentifikasi tema terkait permasalahan
rumah ibadah yang sampai saat ini belum diberikan izin dan mewujudkan moderasi beragama di
Desa Maja Kabupaten Lebak. Melalui analisis tersebut mengharuskan kami peneliti untuk mengetahui
lebih dalam permasalahan serta agar dapat memahami peristiwa yang akan diteliti.
DAFTAR PUSTAKA
Damayanti, F. A., Maulana, J., Apriliana, R., & Maknunah, R. (2021). Komparasi Agama Terkait
Pembangunan Rumah Ibadah Antara Lebak dan Pandeglang. ijd-demos, 3(1).
Firdaus, F., & Bahri, S. (2017). Konflik Pembangunan Rumah Ibadah Di Desa Punti Kayu
Kecamatan Batang Pranap Kabupaten Indragirihulu (Doctoral dissertation, Riau University).
Kusnandar, Viva Budy. Ini jumlah umat kristen di kabupaten Lebak pada juni 2022. 20 oktober 2023.
https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2022/12/22/ini-jumlah-umat-kristen-di-kabupaten-lebak-
pada-juni-2022
Kusnandar, Viva Budy. Sebanyak 94,82% penduduk banten beragama islam pada juni 2021. 20
oktober 2023. https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2021/09/27/sebanyak-9482-penduduk-
banten-beragama-islam-pada-juni-2021
Raco, J.R. 2010. Metode Penelitian Kualitatif: Jenis, Karakteristik dan Keunggulannya. Jakarta:
Grasindo.
Sjafari, A. (2017). Pemetaan Konflik Sosial di Kota Tangerang Provinsi Banten. Journal Of
Government (Kajian Manajemen Pemerintahan dan Otonomi Daerah), 2(2), 135-157.
Sugiyono. 2014. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan Kombinasi (Mixed Method). Bandung:
Alfabeta.
Mayyasya, D. Z., Rahardjo, T., & Lukmantoro, T. (n.d.). ( Studi Kasus Penolakan Pendirian Gereja
Baptis Indonesia Di Kelurahan Tlogosari Kulon Semarang ).
Munawaroh, I., & Kudus, W. A. (2023). Intoleransi Agama dan Pandangan Sosial Bagi Kehidupan
Masyarakat Minoritas di Kota Cilegon-Banten. Edusociata Jurnal Pendidikan Sosiologi, 5(2),
150–156.
Utami, B. S., Rahardjo, T., & Rakhmad, W. N. (2021). Identitas Agama dan Toleransi dalam Interaksi
Sosial ( Studi Kasus Dalam Menyuarakan Pembangunan Rumah Ibadah di Garut ) Program
Studi S1 Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Diponegoro Jl .
Prof Soedarto , SHTembalang Semaran. Interaksi Online, 10(1), 92–101.