Anda di halaman 1dari 4

Nama : Ni Komang Ayu Kirana

Kelas : IX E
Nomor Absen : 21

Tugas PPKn
1. Suku

Konflik : Etnis Tionghoa dan Jawa

Pada tahun 1998, Indonesia mengalami kerusuhan besar yang melibatkan konflik etnis
antara orang Tionghoa dan Jawa. Kerusuhan ini dipicu oleh ketegangan ekonomi,
ketidakpuasan politik, dan isu-isu sosial yang telah lama terpendam. Orang Tionghoa
sering menjadi sasaran karena dianggap sebagai pemilik bisnis yang dominan, sementara
orang Jawa merasa tertinggal secara ekonomi. Ini memicu gelombang kekerasan,
pembakaran toko, dan serangan terhadap warga Tionghoa. Ribuan orang tewas dan
kerugian materi sangat besar selama periode itu.

Dampak :
1. Mereka terpaksa menutup tempat usahanya, memindahkannya dari lokasi jalan raya
ke dalam gang hingga situasi aman.
2. Terjadi perubahan kepribadian etnis Tionghoa yaitu berupa trauma psikologis, di sisi
lain terjadi perubahan nilai sosial yaitu menjadi lebih aktif berkonstribusi dalam
kegiatan masyarakat
3. Terjadi reformasi dengan kembalinya perayaan Imlek, ritus-ritus sosial, kesenian
Barongsai, Liong, dan Wushu di tengah kehidupan masyarakat.

Upaya :
1. menyadarkan masyarakat akan indahnya keberagaman di Indonesia
2. melakukan perdamaian terhadap kedua belah pihak
3. pemberian edukasi sejak dini terhadap anak bangsa tentang pentingnya toleransi
terhadap sesama sebagai warga negara Indonesia dengan keberagaman

2. Agama

Konflik : KONFLIK AGAMA DI POSO

Konflik agama di Poso, Sulawesi Tengah, merupakan konflik yang terjadi antara umat
Muslim dan umat Kristen sejak awal tahun 2000-an. Konflik ini dipicu oleh berbagai
faktor, termasuk ketegangan antar kelompok agama, perselisihan politik, dan masalah
ekonomi. Bentrokan bersenjata, serangan terhadap warga sipil, dan pembakaran rumah
ibadah menjadi ciri khas dari konflik tersebut. Dampaknya meliputi korban jiwa,
kerusakan infrastruktur, serta trauma psikologis bagi masyarakat setempat. Meskipun
situasinya telah membaik dalam beberapa tahun terakhir, namun sisa-sisa ketegangan
masih bisa terjadi di daerah tersebut.

Dampak :
1. Korban Jiwa: Konflik ini telah menyebabkan banyak korban jiwa di antara kedua
belah pihak, termasuk warga sipil yang tidak terlibat langsung.
2. Kerusakan Infrastruktur: Konflik tersebut telah merusak infrastruktur penting seperti
rumah, sekolah, tempat ibadah, dan fasilitas umum lainnya, yang menghambat
pembangunan dan pemulihan ekonomi di daerah tersebut
3. Trauma Psikologis: Masyarakat Poso, terutama anak-anak dan keluarga yang
terdampak langsung, menderita trauma psikologis akibat kekerasan dan ketegangan
yang terus menerus.
4. Pembatasan Sosial: Konflik agama juga dapat menyebabkan polarisasi dan
pembatasan hubungan antar kelompok agama, serta memperkuat stereotip dan
prasangka antar komunitas.

Upaya :

1. Mendorong dialog dan komunikasi terbuka antara pemimpin agama dan komunitas
untuk membangun saling pengertian dan kerjasama.
2. Memperkuat kehadiran keamanan dan penegakan hukum untuk mencegah eskalasi
konflik dan memberikan perlindungan bagi warga sipil.
3. Mendorong pembangunan ekonomi di daerah konflik untuk mengurangi
ketidaksetaraan dan memperkuat stabilitas sosial.

4. Ras

Konflik : Pembullyan Disalah satu Sekolah


Siswa SMK di Palembang terpaksa berurusan dengan kepolisian setelah membunuh
temannya. Pelaku yang masih duduk di kelas 11 ini mengaku jika dirinya sakit hati
karena dibully oleh korban.
Begini kronologinya, Dilansir dari laman kompas.com, kasus siswa SMK tikam teman
sekelas hingga tewas terjadi di Kota Palembang, Sumatera Selatan.
Pelaku diketahui berinisial DM sementara korbannya bernama NEP yang sama-sama
duduk di kelas 11.

Dari hasli pemeriksaan, DM mengaku ia emosi karena kerap diejek korban yang berkulit
gelap. DM pun kini diamankan oleh polisi untuk dimintai keterangan.
Terjadi di sekolah, Kasus tersebut berawal saat pelaku dan korban masuk sekolah seperti
biasa pada Rabu (8/2/2023).

Dampak :
1. Memicu masalah mental
2. Mempengaruhi kesehatan Tubuh
3. Trust issue terhadap orang sekitarnya
4. Gangguan Tidur
5. Memiliki pemikiran untuk membalas dendam

Upaya :
1. Memberikan Sosialisasi Tentang Dampak Buruk Bullying
2. Menciptakan Jalur Komunikasi yang Terbuka
3. melaporkan kepada pihak yang berwenang

5. Antar Golongan

Konflik : Ojek Online VS Ojek Tradisional


Perkembangan dalam teknologi informasi dan komunikasi menghadirkan banyak
perubahan berbagai aspek sosial, termasuk dalam industri transportasi. Salah satu
contohnya adalah layanan transportasi berbasis online, seperti Gojek yang memiliki
dampak yang besar terhadap ojek tradisional. Ojek tradisional telah menjadi bagian
penting dari mobilitas perkotaan, juga menyediakan layanan transportasi yang cepat dan
fleksibel. Namun, dengan munculnya Gojek banyak ojek tradisional merasa terancam dan
menghadapi berbagai kesulitan yang mempengaruhi pendapatan mereka, sehingga
menimbulkan ketidakseimbangan dan konflik dalam industri ojek.

Perubahan yang terjadi mengakibatkan konflik antara ojek tradisional dan ojek online.
Ojek tradisional merasa terancam dan takut dengan kehadiran ojek online yang semakin
maju dan mendapatkan perhatian dari konsumen, sehingga merasakan penurunan
pendapatan, persaingan yang lebih ketat, atau bahkan kehilangan pelanggan. Akan tetapi,
disisi lain ojek online menghadapi resistensi dan penolakan dari kelompok ojek
tradisional yang merasa kedatangan ojek online mengancam mata pencaharian mereka.

Dampak :
1. mendorong perubahan sosial
2. memungkinkan mempengaruhi memburuk nya pekerjaan

Upaya :
1. mencoba mengikuti perkembangan teknologi masa kini
2. menempatkan diri ke daerah yang tepat untuk bekerja

Anda mungkin juga menyukai