Menurut Taquiri dan Davis, konflik adalah warisan kehidupan sosial yang terjadi dalam
berbagai keadaan sebagai akibat dari bangkitnya keadaan ketidaksetujuan, kontroversi, dan
pertentangan di antara dua pihak atau lebih secara terus-menerus.
Menurut Lewis A. Coser, konflik adalah perjuangan nilai atau tuntutan atas status dan
merupakan bagian dari masyarakat yang akan selalu ada, sehingga apabila ada masyarakat
maka akan muncul konflik.
Menurut Soerjono Soekanto, konflik adalah suatu keadaan pertentangan antara dua pihak
untuk berusaha memenuhi tujuan dengan cara menentang pihak lawan.
Menurut Robbins, konflik adalah proses sosial dalam masyarakat yang terjadi antara pihak
berbeda kepentingan untuk saling memberikan dampak negatif, artinya pihak-pihak yang
berbeda tersebut senantiasa memberikan perlawanan.
Menurut Alabaness, konflik adalah keadaan masyarakat yang mengalami kerusakan
keteraturan sosial yang dimulai dari individu atau kelompok yang tidak setuju dengan
pendapat dan pihak lainnya sehingga mendorong terjadinya perubahan sikap, perilaku, dan
tindakan atas dasar ketidaksetujuannya.
3 dari 4 halaman
Konflik individu, yakni konflik yang terjadi antara individu dengan individu atau dengan
kelompok masyarakat.
Konflik rasial, yakni konflik yang terjadi antara dua ras atau lebih yang berbeda.
Konflik agama, yakni konflik yang terjadi antara kelompok-kelompok yang memiliki agama
dan keyakinan berbeda.
Konflik antara kelas sosial, yakni konflik antara kelas atau kelompok masyarakat yang
berbeda.
Konflik politik, yakni konflik yang terjadi karena adanya perbedaan pandangan di dalam
kehidupan politik.
Konflik sosial, yakni konflik yang terjadi di dalam kehidupan sosial masyarakat.
Konflik internasional, yakni konflik yang terjadi antarnegara di dunia secara global.
4 dari 4 halaman
Dampak Konflik
4. Dampak Konflik
Konflik sejatinya memperjelas berbagai aspek kehidupan yang masih belum tuntas.
Terjadinya konflik menimbulkan penyesuaian kembali serangkaian norma dan makna nilai
yang berlaku dalam masyarakat.
Konflik mampu mendorong solidaritas mekanik dan solidaritas organik di antara angota
kelompok yang ada di masyarakat perkotaan serta pedesaan.
Konflik dapat mengurangi rasa ketergantungan terhadap individu atau kelompok.
Terjadinya konflik dapat memunculkan kompromi baru yang dikenal dengan akomodasi
dalam sosiologi.
Integrasi sosial lebih kuat.
Konflik yang terjadi di Maluku sering dibilang sebagai konflik antara umat Islam dan Kristen, walaupun
kenyataannya latar belakang konflik ini lebih kompleks. Pada zaman penjajahan Belanda dulu,
masyarakat Maluku dibagi sesuai dengan garis agama secara geografis dan sosial. Massa penjajahan
Belanda, Belanda memberikan orang Kristen akses yang lebih besar dalam bentuk Pendidikan dan posisi
politik, sementara orang Muslim lebih diberi akses untuk berdagang dan berbisnis. Pada masa
pemerintahan Soeharto, Maluku mengalami banyak perubahan sosial, dengan adanya praktek- praktek
tradisional yang menjadi salah satu peredam ketegangan antara umat Muslim dan Kristen, namun
sayangnya hal ini hanya Nampak dari lapisan luarnya saja.
Adanya kebijakan transmigrasi dari pemerintah pada tahun 1950 dari Bugis, Buton dan Makassar ke
Maluku, membuat pertumbuhan Muslim di Maluku semakin bertambah. ICMI (Ikatan Cendekiawan
Muslim Indonesia) didirikan Soeharto yang bertujuan untuk mengamankan dukungan politik dari
kelompok Muslim Ketika kekuasaan militernya memudar. Adanya pengangkatan M. Akib Latuconsina
pada tahun 1992 yang dulunya merupakan direktur ICMI di Maluku diangkat menjadi Gubernur Maluku
menyebabkan semua bupati di provinsi Maluku beragama Islam, hal ini membuat kesal umaat Kristen
yang bertempat tinggal di sana (Debora, 2011).
Konflik kekerasan yang terjadi di Maluku Sebagian besar lebih berpusat di Ambon. Pada tahun 1999
sampai 2002 konflik kekerasan di Ambon menewaskan hampir dari 5.000 nyawa, konflik ini merupakan
konflik yang paling dahsyat di Indonesia setelah keruntuhan rezim pemerintahan Soeharto. Pada tahun
1998, terjadi lagi kerusuhan, kali ini bukan di Ambon, tetapi di Ketapang, Jakarta Utara dengan pelaku
konflik antara preman Ambon yang beragama Muslim dan Kristen. Setelah adanya kerusuhan tersebut,
TNI AL Indonesia mengirim hampir 200 preman Ambon untuk Kembali ke Maluku, menurut para saksi
terjadinya konflik pertama kali di Ambon dipicu oleh adanya provokasi dari preman- preman ini.
Puncak konflik ini yaitu adanya pembantaian Tobelo dan serangan terhadap Gereja Silo yang berada di
tengah pusat Kota Ambon pada tanggal 26 Desember 1999. Gereja ini merupakan salah satu Gereja
Protestan Maluku yang terbesar dan terbakar habis pada hari selesai perayaan Natal. Sementara itu,
pada hari yang sama umat Muslim di Masjid desa Tobelo terburnuh hampir 800 orang oleh umat
Kristen. Adanya serangan ini membuat antara kedua umat tersebut terlibat lebih jauh dalam konflik
kekerasan, sampai- sampai para apparatpun tidak dapat menanganinya.
Dilansir dari (bbc.co) bahwasannya setelah sekian lama ketenangan terjadi di Maluku. Pada bulan
September 2011 Ambon Kembali mengalami kerusuhan yang disebabkan oleh kematian tukang ojek
beragama Muslim yang Bernama Saiman di Kawasan komunitas Kristen, dalam hal ini masyarakat sangat
mudah sekali untuk diprovokasi, hanya sebatas pesan masuk yang menyebar, pesan tersebut berisi
bahwa Saiman telah mati dibunuh oleh orang Kristen. Menurut Guru besar sosiologi FISIP Universitas
pattimura, Tony Pariela mengatakan bahwa konflik Ambon yang terjadi baru- baru ini menandakan
bahwa penyelesaian konflik agama pada 1999 belum terselesaikan hingga tuntas.
Sampai pada akhirnya masyarakat Maluku menyadari bahwa mereka sudah Lelah bertempur, dalam hal
ini berbagai upaya untuk mengakhiri konflik pun segera dilakukan, beberapa orang yang terlibat dalam
upaya perdamaian yakni dari petugas keamanan, pemerintahan pusat dan pemerintahan daerah. Dua
pendekatan upaya dalam penyelesaian konflik di Maluku yakni yang pertama dalam bentuk pendekatan
keamanan dan darurat, yang kedua yakni dalam bentuk pendekatan pemulihan dan pembangunan.
Namun sayangnya dalam hal ini tidak ada strategi serta perencanaan jangka panjang baik dari
pemerintah maupun dari masyarakt sipil, pendekatan penyelesaian konflik yang pertama yakni
mengandalkan pihak militer yang didatangkan dari luar daerah Maluku. Sementara itu pemerintah pusat
memulai perundingan damai antara kelompok Muslim dan Kristen pada Februari 2002.
Konten ini telah tayang di Kompasiana.com dengan judul "Mengingat Kembali Sejarah Singkat Konflik
Ambon: Latar Belakang, Akar Permasalahan dan Penyelesaian", Klik untuk baca:
https://www.kompasiana.com/umi03508/61b9641c06310e49655b7192/mengingat-kembali-sejarah-
singkat-konflik-ambon-latar-belakang-akar-permasalahan-dan-penyelesaian
Taliban yang berkuasa di Afganistan saat itu melindungi Osama bin Laden dan gerakan
Al Qaeda-nya, yang melakukan serangan 9/11.
Sekitar 1.300 tentara Amerika mendarat pada November 2001, lalu meningkat menjadi
hampir 10.000 pada tahun berikutnya.
Bush lalu mengirimkan tentara tambahan, sehingga totalnya menjadi 48.500 yang
dikerahkan.
Pada Desember, presiden ke-44 AS itu mengirim 30.000 tentara lagi. Tujuannya untuk
menghalangi tumbuhnya pemberontakan Taliban dan memperkuat institusi Afghanistan.
JEWEL SAMAD / AFP Sebuah berita tentang tewasnya Osama bin Laden menghiasi halaman depan sebuah surat
kabar di Amerika Serikat, tak lama setelah pasukan elite Navy Seals menggerebek persembunyian Bin Laden di
Abottabad, Pakistan.
Aliansi NATO mengakhiri misi tempurnya di Afghanistan pada 2014, tetapi sekitar
12.500 tentara asing - 9.800 di antaranya adalah Amerika - tetap melatih pasukan
Afghanistan dan melakukan operasi anti-teroris.
Di tengah pemberontakan Taliban yang meluas, keamanan negara itu memburuk dan
cabang kelompok ISIS juga menjadi aktif pada tahun 2015.
Presiden Donald Trump membatalkan jadwal penarikan AS, dan mengirim kembali
ribuan tentara lagi pada Agustus 2017.
Tapi serangan mematikan naik berlipat ganda, terutama terhadap pasukan Afghanistan
dan AS, yang kemudian secara drastis meningkatkan serangan udara.
Baca juga: Ketika Persembunyian Osama bin Laden Terungkap dari Baju yang
Dijemur Istrinya
Berbagai perundingan
Pada 2018, perwakilan Washington dan Taliban secara diam-diam membuka
pembicaraan di Doha yang berfokus pada pemotongan jumlah tentara Amerika di
Afghanistan.
Presiden Joe Biden mengatakan, dia akan tetap pada kesepakatan dengan Taliban,
tetapi menunda batas waktu penarikan hingga 11 September.
KEMENTERIAN PERTAHANAN AS via AP Foto dari Kementerian Pertahanan Amerika Serikat memperlihatkan satu
unit CH-47 Chinook dari 82nd Combat Aviation Brigade, 82nd Airborne Division, dimasukkan ke pesawat Angkatan
Udara C-17 Globemaster III di Bandara Internasional Hamid Karzai, Kabul, Afghanistan, Sabtu (28/8/2021).
Hanya beberapa jam sebelum batas waktu 31 Agustus, ribuan tentara Amerika yang
terakhir terbang keluar.
https://dunia.tempo.co/read/1547601/perang-yaman-koalisi-saudi-pukul-mundur-pasukan-houthi-dari-
marib
https://www.kompasiana.com/umi03508/61b9641c06310e49655b7192/mengingat-kembali-sejarah-
singkat-konflik-ambon-latar-belakang-akar-permasalahan-dan-penyelesaian
https://www.bola.com/ragam/read/4733556/pengertian-konflik-menurut-para-ahli-faktor-penyebab-
jenis-dan-dampak-yang-dihasilkan