Anda di halaman 1dari 12

Pengertian Konflik Sosial Menurut Para Ahli

1. Pengertian Konflik Sosial Menurut Para Ahli

 Menurut Taquiri dan Davis, konflik adalah warisan kehidupan sosial yang terjadi dalam
berbagai keadaan sebagai akibat dari bangkitnya keadaan ketidaksetujuan, kontroversi, dan
pertentangan di antara dua pihak atau lebih secara terus-menerus.
 Menurut Lewis A. Coser, konflik adalah perjuangan nilai atau tuntutan atas status dan
merupakan bagian dari masyarakat yang akan selalu ada, sehingga apabila ada masyarakat
maka akan muncul konflik.
 Menurut Soerjono Soekanto, konflik adalah suatu keadaan pertentangan antara dua pihak
untuk berusaha memenuhi tujuan dengan cara menentang pihak lawan.
 Menurut Robbins, konflik adalah proses sosial dalam masyarakat yang terjadi antara pihak
berbeda kepentingan untuk saling memberikan dampak negatif, artinya pihak-pihak yang
berbeda tersebut senantiasa memberikan perlawanan.
 Menurut Alabaness, konflik adalah keadaan masyarakat yang mengalami kerusakan
keteraturan sosial yang dimulai dari individu atau kelompok yang tidak setuju dengan
pendapat dan pihak lainnya sehingga mendorong terjadinya perubahan sikap, perilaku, dan
tindakan atas dasar ketidaksetujuannya.

3 dari 4 halaman

Faktor Penyebab dan Jenis-Jenis Konflik

2. Faktor Penyebab Konflik

 Perbedaan individu, yang meliputi perbedaan pendirian kemudian perasaan.


 Perbedaan latar belakang kebudayaan sehingga membentuk pribadi-pribadi yang berbeda.
 Perbedaan kepentingan antara individu atau kelompok.
 Perubahan-perubahan nilai yang ekspres dan mendadak dalam penduduk.
 Kurangnya keharmonisan dalam hal interaksi sosial.
3. Jenis-Jenis Konflik

 Konflik individu, yakni konflik yang terjadi antara individu dengan individu atau dengan
kelompok masyarakat.
 Konflik rasial, yakni konflik yang terjadi antara dua ras atau lebih yang berbeda.
 Konflik agama, yakni konflik yang terjadi antara kelompok-kelompok yang memiliki agama
dan keyakinan berbeda.
 Konflik antara kelas sosial, yakni konflik antara kelas atau kelompok masyarakat yang
berbeda.
 Konflik politik, yakni konflik yang terjadi karena adanya perbedaan pandangan di dalam
kehidupan politik.
 Konflik sosial, yakni konflik yang terjadi di dalam kehidupan sosial masyarakat.
 Konflik internasional, yakni  konflik yang terjadi antarnegara di dunia secara global.

4 dari 4 halaman

Dampak Konflik

4. Dampak Konflik

- Dampak Negatif Konflik

 Merusak integrasi sosial masyarakat.


 Menyebabkan trauma secara sosial dan psikologis.
 Menimbulkan kerusakan harta benda dalam masyarakat.
 Timbulnya rasa dendam dan tidak bisa menciptakan kehidupan harmonis.

- Dampak Positif Konflik

 Konflik sejatinya memperjelas berbagai aspek kehidupan yang masih belum tuntas.
 Terjadinya konflik menimbulkan penyesuaian kembali serangkaian norma dan makna nilai
yang berlaku dalam masyarakat.
 Konflik mampu mendorong solidaritas mekanik dan solidaritas organik di antara angota
kelompok yang ada di masyarakat perkotaan serta pedesaan.
 Konflik dapat mengurangi rasa ketergantungan terhadap individu atau kelompok.
 Terjadinya konflik dapat memunculkan kompromi baru yang dikenal dengan akomodasi
dalam sosiologi.
 Integrasi sosial lebih kuat.

Perjalanan Konflik Ambon dan Akar Permasalahannya

Sejarah Konflik Ambon

Konflik yang terjadi di Maluku sering dibilang sebagai konflik antara umat Islam dan Kristen, walaupun
kenyataannya latar belakang konflik ini lebih kompleks. Pada zaman penjajahan Belanda dulu,
masyarakat Maluku dibagi sesuai dengan garis agama secara geografis dan sosial. Massa penjajahan
Belanda, Belanda memberikan orang Kristen akses yang lebih besar dalam bentuk Pendidikan dan posisi
politik, sementara orang Muslim lebih diberi akses untuk berdagang dan berbisnis. Pada masa
pemerintahan Soeharto, Maluku mengalami banyak perubahan sosial, dengan adanya praktek- praktek
tradisional yang menjadi salah satu peredam ketegangan antara umat Muslim dan Kristen, namun
sayangnya hal ini hanya Nampak dari lapisan luarnya saja.

Adanya kebijakan transmigrasi dari pemerintah pada tahun 1950 dari Bugis, Buton dan Makassar ke
Maluku, membuat pertumbuhan Muslim di Maluku semakin bertambah. ICMI (Ikatan Cendekiawan
Muslim Indonesia) didirikan Soeharto yang bertujuan untuk mengamankan dukungan politik dari
kelompok Muslim Ketika kekuasaan militernya memudar. Adanya pengangkatan M. Akib Latuconsina
pada tahun 1992 yang dulunya merupakan direktur ICMI di Maluku diangkat menjadi Gubernur Maluku
menyebabkan semua bupati di provinsi Maluku beragama Islam, hal ini membuat kesal umaat Kristen
yang bertempat tinggal di sana (Debora, 2011).

Konflik kekerasan yang terjadi di Maluku Sebagian besar lebih berpusat di Ambon. Pada tahun 1999
sampai 2002 konflik kekerasan di Ambon menewaskan hampir dari 5.000 nyawa, konflik ini merupakan
konflik yang paling dahsyat di Indonesia setelah keruntuhan rezim pemerintahan Soeharto. Pada tahun
1998, terjadi lagi kerusuhan, kali ini bukan di Ambon, tetapi di Ketapang, Jakarta Utara dengan pelaku
konflik antara preman Ambon yang beragama Muslim dan Kristen. Setelah adanya kerusuhan tersebut,
TNI AL Indonesia mengirim hampir 200 preman Ambon untuk Kembali ke Maluku, menurut para saksi
terjadinya konflik pertama kali di Ambon dipicu oleh adanya provokasi dari preman- preman ini.

Akar Permasalahan Konflik


Awal mula terjadinya konflik di Maluku yakni adanya target kekerasan untuk para pendantang Muslim
dari Bugis, Buton dan Makassar. Setelah adanya perpindahan penduduk besar- besaran, konflik mulai
menyebar ke wilayah luar dari Maluku. Pecahnya konflik ini diperparah dengan adanya rumor seputar
symbol keagamaan, seperti terjadinya serangan pada masjid ataupun gereja. Konflik di Maluku ini
sempat mereda karena adanya PEMILU pada Mei 1999. Hingga akhirnya pada Juli 1999 pemilihan di
Ambon dimenangkan oleh partai PDIP, pengumuman kemenangan ini berakhir dengan kekerasan
dikarenakan kemenangan PDIP seperti halnya kemenangan umat Kristen. Hal ini membuat masing-
masing dari umat beragama yang ada di Maluku untuk memberikan pertahanan diri dan melakukan
kekerasan kepada siapapun dari agama yang berbeda (Debora, 2011).

Puncak konflik ini yaitu adanya pembantaian Tobelo dan serangan terhadap Gereja Silo yang berada di
tengah pusat Kota Ambon pada tanggal 26 Desember 1999. Gereja ini merupakan salah satu Gereja
Protestan Maluku yang terbesar dan terbakar habis pada hari selesai perayaan Natal. Sementara itu,
pada hari yang sama umat Muslim di Masjid desa Tobelo terburnuh hampir 800 orang oleh umat
Kristen. Adanya serangan ini membuat antara kedua umat tersebut terlibat lebih jauh dalam konflik
kekerasan, sampai- sampai para apparatpun tidak dapat menanganinya.

Dilansir dari (bbc.co) bahwasannya setelah sekian lama ketenangan terjadi di Maluku. Pada bulan
September 2011 Ambon Kembali mengalami kerusuhan yang disebabkan oleh kematian tukang ojek
beragama Muslim yang Bernama Saiman di Kawasan komunitas Kristen, dalam hal ini masyarakat sangat
mudah sekali untuk diprovokasi, hanya sebatas pesan masuk yang menyebar, pesan tersebut berisi
bahwa Saiman telah mati dibunuh oleh orang Kristen. Menurut Guru besar sosiologi FISIP Universitas
pattimura, Tony Pariela mengatakan bahwa konflik Ambon yang terjadi baru- baru ini menandakan
bahwa penyelesaian konflik agama pada 1999 belum terselesaikan hingga tuntas.

Upaya Penyelesaian Konflik Ambon

Sampai pada akhirnya masyarakat Maluku menyadari bahwa mereka sudah Lelah bertempur, dalam hal
ini berbagai upaya untuk mengakhiri konflik pun segera dilakukan, beberapa orang yang terlibat dalam
upaya perdamaian yakni dari petugas keamanan, pemerintahan pusat dan pemerintahan daerah. Dua
pendekatan upaya dalam penyelesaian konflik di Maluku yakni yang pertama dalam bentuk pendekatan
keamanan dan darurat, yang kedua yakni dalam bentuk pendekatan pemulihan dan pembangunan.
Namun sayangnya dalam hal ini tidak ada strategi serta perencanaan jangka panjang baik dari
pemerintah maupun dari masyarakt sipil, pendekatan penyelesaian konflik yang pertama yakni
mengandalkan pihak militer yang didatangkan dari luar daerah Maluku. Sementara itu pemerintah pusat
memulai perundingan damai antara kelompok Muslim dan Kristen pada Februari 2002.
Konten ini telah tayang di Kompasiana.com dengan judul "Mengingat Kembali Sejarah Singkat Konflik
Ambon: Latar Belakang, Akar Permasalahan dan Penyelesaian", Klik untuk baca:

https://www.kompasiana.com/umi03508/61b9641c06310e49655b7192/mengingat-kembali-sejarah-
singkat-konflik-ambon-latar-belakang-akar-permasalahan-dan-penyelesaian

Kreator: Umi Anisah

Kompasiana adalah platform blog, setiap konten menjadi tanggungjawab kreator.

Tulis opini Anda seputar isu terkini di Kompasiana.com

Awal invasi AS ke Afghanistan


Pada 7 Oktober 2001 - kurang dari sebulan setelah serangan 11 September yang
menewaskan sekitar 3.000 orang di AS - Presiden George W Bush meluncurkan
"Operasi Kebebasan Abadi" di Afghanistan.
US Marine Corps/Sgt Robert G. Gavaldon via Sky News Ilustrasi tentara Amerika Serikat (AS) yang tengah
melakukan persiapan.

Taliban yang berkuasa di Afganistan saat itu melindungi Osama bin Laden dan gerakan
Al Qaeda-nya, yang melakukan serangan 9/11.

Operasi tersebut membuka front militer perang AS melawan teroris, dan dalam


beberapa minggu pasukan pimpinan AS menggulingkan Taliban, yang berkuasa sejak
1996.

Sekitar 1.300 tentara Amerika mendarat pada November 2001, lalu meningkat menjadi
hampir 10.000 pada tahun berikutnya.

Diselingi Perang Irak


Perhatian Amerika teralihkan dari Afghanistan ketika pasukan AS menyerang Irak pada
Maret 2003, untuk menggulingkan diktator Saddam Hussein.
Taliban yang sempat terpecah dan kelompok lainnya kemudian berkumpul kembali di
benteng mereka di Afghanistan selatan dan timur.

Dari sana mereka melakukan perjalanan antara pangkalan di daerah kesukuan


Pakistan dan melancarkan pemberontakan.

Pada 2008, komando AS di Afghanistan meminta lebih banyak personel.

AFP Saddam Hussein pada 1991.

Bush lalu mengirimkan tentara tambahan, sehingga totalnya menjadi 48.500 yang
dikerahkan.

Baca juga: Kisah Perang Afghanistan: Awal Invasi AS dan Siapa Taliban?

Puncak 100.000 tentara AS


Pada 2009, Barack Obama - presiden terpilih setelah kampanye yang berjanji untuk
mengakhiri perang Irak dan Afghanistan - justru menambah jumlah pasukan AS
menjadi sekitar 68.000.

Pada Desember, presiden ke-44 AS itu mengirim 30.000 tentara lagi. Tujuannya untuk
menghalangi tumbuhnya pemberontakan Taliban dan memperkuat institusi Afghanistan.

Tahun 2010 sekitar 150.000 tentara asing dikerahkan di Afghanistan, 100.000 di


antaranya adalah tentara Amerika.

Osama bin Laden tewas


Osama bin Laden tewas pada 2 Mei 2011, dalam operasi pasukan khusus AS di
Pakistan.

JEWEL SAMAD / AFP Sebuah berita tentang tewasnya Osama bin Laden menghiasi halaman depan sebuah surat
kabar di Amerika Serikat, tak lama setelah pasukan elite Navy Seals menggerebek persembunyian Bin Laden di
Abottabad, Pakistan.

Aliansi NATO mengakhiri misi tempurnya di Afghanistan pada 2014, tetapi sekitar
12.500 tentara asing - 9.800 di antaranya adalah Amerika - tetap melatih pasukan
Afghanistan dan melakukan operasi anti-teroris.

Di tengah pemberontakan Taliban yang meluas, keamanan negara itu memburuk dan
cabang kelompok ISIS juga menjadi aktif pada tahun 2015.
Presiden Donald Trump membatalkan jadwal penarikan AS, dan mengirim kembali
ribuan tentara lagi pada Agustus 2017.

Tapi serangan mematikan naik berlipat ganda, terutama terhadap pasukan Afghanistan
dan AS, yang kemudian secara drastis meningkatkan serangan udara.

Baca juga: Ketika Persembunyian Osama bin Laden Terungkap dari Baju yang
Dijemur Istrinya

Berbagai perundingan
Pada 2018, perwakilan Washington dan Taliban secara diam-diam membuka
pembicaraan di Doha yang berfokus pada pemotongan jumlah tentara Amerika di
Afghanistan.

Sebagai imbalannya, Washington menuntut agar Taliban mencegah Afghanistan


digunakan sebagai sarang gerakan ekstremis.
AP PHOTO/HUSSEIN SAYED Delegasi Taliban menghadiri sesi pembuka dari pembicaraan damai dengan
Pemerintah Afghanistan di Doha, Qatar, Sabtu (12/9/2020).

Tanggal 29 Februari 2020, AS dan Taliban menandatangani kesepakatan bersejarah


yang membuka jalan bagi penarikan semua pasukan asing dari Afghanistan pada Mei
2021.

Taliban sebagai imbalannya menawarkan beberapa jaminan keamanan dan setuju


mengadakan pembicaraan damai dengan pemerintah Afghanistan.

Pembicaraan intra-Afghanistan dimulai pada September 2020, tetapi kasus kekerasan


melonjak, dan Taliban disalahkan atas berbagai serangan yang menewaskan aktivis,
politisi, jurnalis, dan wanita karier terkenal.

Taliban merebut kekuasaan


Jumlah pasukan pada akhir masa kepresidenan Trump bulan Januari 2021 turun
menjadi 2.500, karena dukungan untuk aksi militer berkurang.
Pada akhir April NATO memulai penarikan serentak misinya yang melibatkan 9.600
tentara.

Presiden Joe Biden mengatakan, dia akan tetap pada kesepakatan dengan Taliban,
tetapi menunda batas waktu penarikan hingga 11 September.

Para pejabat AS pada 2 Juni mengumumkan keberangkatan semua pasukan AS dan


NATO dari Bagram, pangkalan udara terbesar Afghanistan.

KEMENTERIAN PERTAHANAN AS via AP Foto dari Kementerian Pertahanan Amerika Serikat memperlihatkan satu
unit CH-47 Chinook dari 82nd Combat Aviation Brigade, 82nd Airborne Division, dimasukkan ke pesawat Angkatan
Udara C-17 Globemaster III di Bandara Internasional Hamid Karzai, Kabul, Afghanistan, Sabtu (28/8/2021).

Biden pada 8 Juli mengatakan, retret AS akan selesai pada 31 Agustus.

Baca juga: Siapa Taliban dan Mengapa Ingin Menguasai Afghanistan?

Hari berikutnya Taliban mengeklaim mereka menguasai 85 persen wilayah Afghanistan,


tetapi dibantah oleh pemerintah.
Pada 15 Agustus Taliban menyerbu Kabul. Puluhan ribu warga Afghanistan dan orang
asing bergegas ke bandara dengan putus asa untuk berebut masuk penerbangan
evakuasi.

Lebih dari 123.000 orang akhirnya diterbangkan dari Kabul.

Hanya beberapa jam sebelum batas waktu 31 Agustus, ribuan tentara Amerika yang
terakhir terbang keluar.

https://dunia.tempo.co/read/1547601/perang-yaman-koalisi-saudi-pukul-mundur-pasukan-houthi-dari-
marib

https://www.kompasiana.com/umi03508/61b9641c06310e49655b7192/mengingat-kembali-sejarah-
singkat-konflik-ambon-latar-belakang-akar-permasalahan-dan-penyelesaian

https://www.bola.com/ragam/read/4733556/pengertian-konflik-menurut-para-ahli-faktor-penyebab-
jenis-dan-dampak-yang-dihasilkan

Anda mungkin juga menyukai