Anda di halaman 1dari 4

Kelompok 4

Nama : Anita Puspita Sari - 215121006


Hanisa Sumwarwati - 215121015
Haura Salwa F - 215121016
M. Alfyan Nur M - 215121020
Kelas : KP1A

1. Apa yg dimaksud dgn integrasi nasional?


Integrasi nasional yaitu bentuk penyatuan bagian yang masih terpisah dari masyarakat dengan
menjadi kesatuan/keseluruhan yang lebih utuh dan memadukan semua masyarakat kecil yang
berjumlah banyak untuk menjadi satu kesatuan dari bangsa.

2. Jelaskan ancaman integrasi nasional!


Ancaman integrasi nasional Ancaman terhadap integrasi nasional dapat dibedakan menjadi dua yaitu:
- Ancaman militer
Ancaman militer adalah ancaman yang menggunakan kekuatan bersenjata yang dapat membahayakan
kedaulatan negara, keutuhan wilayah, dan keselamatan segenap bangsa.
Ancaman militer terhadap integrasi nasional dapat berasal dari luar dan dalam negeri. Beberapa
contoh ancaman militer terhadap integrasi nasional adalah:

 Ancaman dari luar negeri, yaitu:


1. Mata-mata (spionase)
2. Agresi militer
3. Aksi teror dari jaringan internasional
4. Pelanggaran wilayah oleh negara lain
5. Sabotase (perusakan milik pemerintah, dan sebagainya).

 Ancaman dari dalam negeri, yaitu:


1. Pemberontakan bersenjata
2. Aksi kekerasan yang berbau SARA
3. Konflik horisontal
4. Gerakan separatis (upaya pemisahan diri untuk membuat negara baru)
5. Aksi teror
6. Sabotase
- Ancaman nonmiliter
Ancaman nonmiliter adalah bentuk ancaman yang tidak menggunakan senjata. Namun, jika dibiarkan,
bisa membahayakan kedaulatan negara, keutuhan wilayah, serta keselamatan segenap bangsa.
Pada hakikatnya, ancaman nonmiliter dinilai berpotensi membahayakan kedaulatan negara,
kepribadian bangsa, keutuhan wilayah negara dan keselamatan segenap bangsa.
Ancaman ini salah satunya disebabkan oleh pengaruh negatif dari globalisasi.
Globalisasi menghilangkan sekat atau batas pergaulan antarbangsa, secara disadari atau tidak telah
menimbulkan dampak negatif yang berpotensi menjadi ancaman bagi keutuhan sebuah negara.
Ancaman nonmiliter mencakup dimensi ideologi, politik, ekonomi, sosial budaya, pertahanan dan
keamanan hingga teknologi dan informasi.
Contoh ancaman nonmiliter antara lain:
1. Tidak menggunakan produk dalam negeri
2. Pengaruh gaya hidup kebarat-baratan
3. Tidak mencintai budaya sendiri
Secara garis besar, ancaman nonmiliter punya karakteristik yang berbeda dengan ancaman militer.
Salah satu ciri ancaman nonmiliter adalah tidak bersifat fisik dan bentuknya tidak terlihat. Sedangkan
ancaman militer ditandai dengan penggunaan senjata.
3. Apa yg menjadi tujuan integrasi nasional?
-Mewujudkan keamanan dan ketertiban bersama.
-Menciptakan kesejahteraan dan kemakuran kepada seluruh pihak.
-Meningkatkan kependudukan bagi generasi semua etnis.
-Melakukan pembangunan guna meninggikan taraf hidup.
-Membangun persatuan dan kesatuan bangsa yang merupakan bekal utama dalam
pembangunan bangsa.

4. Apa yg dimaksud dgn disintegrasi?


Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, disintegrasi adalah keadaan tidak bersatu padu; keadaan
terpecah belah; hilangnya keutuhan atau persatuan; dan perpecahan. Sedangkan menurut Soerjono
Soekanto dalam Teori Sosiologi tentang Perubahan Sosial (1983), disintegrasi disebut juga
disorganisasi adalah suatu proses pudarnya norma-norma dan nilai-nilai dalam masyarakat yang
disebabkan perubahan-perubahan yang terjadi pada lembaga-lembaga kemasyarakatan. Dari dua
pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa disintegrasi adalah, keadaan dimana terjadi perpecahan
dalam masyarakat yang diakibatkan oleh pudarnya norma-norma dan nilai-nilai dalam masyarakat,
serta adanya perubahan-perubahan dalam lembaga kemasyarakatan.
5. Apa saja faktor-faktor penyebab disintegrasi?
Disintegrasi dapat terjadi oleh berbagai faktor, diantaranya adalah :
1. Berkembangnya ideologi selain Pancasila di Indonesia. Keberadaan ideologi selain Pancasila
tersebut dapat mengancam persatuan dan dapat menyebabkan kehancuran pada suatu tatanan
hidup masyarakat. Contoh ideologi yang bertolakbelakang dengan Pancasila adalah
komunisme, marxisme, neoliberalisme, dll.
2. Adanya ketimpangan demografi yang membuat pemenuhan kebutuhan menjadi tidak
seimbang. Dimana terdapat daerah dengan tingkat kepadatan penduduk yang tinggi dan ada
daerah yang mengalami hal sebaliknya membuat pemenuhan kebutuhan tidak merata. Hal ini
membuat masyarakat berlomba-lomba memenuhi kebutuhannya dan dapat tumbuh rasa
kecemburuan yang dapat menimbulkan perpecahan.
3. Iklim politik yang kurang sehat, dimana terdapat oknum-oknum yang mempermainkan politik
di Indonesia dan kurang memperhatikan kepentingan rakyat. Hal ini membuat rakyat menjadi
antipati terhadap pemerintah dan melakukan demonstrasi yang menimbulkan perpecahan.
4. Menurunnya tingkat toleransi masyarakat. Adanya perbedaan ras, suku, budaya, pendidikan,
sosial, dll dijadikan faktor perdebatan oleh masyarakat yang menyebabkan perpecahan.
5. Lambatnya kemajuan ekonomi, dimana banyaknya investor asing yang memiliki modal besar
masuk ke Indonesia dan menyisihkan UMKM yang ada di Indonesia. Hal ini dapat
menumbuhkan kesenjangan ekonomi antara si miskin dan si kaya dan membuat tingkat
pengangguran semakin tinggi. Dengan tingginya angka pengangguran, maka tingkat
kriminalitas dan perpecahan penduduk di Indonesia dapat semakin meningkat.
6. Berikan 2 contoh kasus disintegrasi di Indonesia dan penyelesaiiannya!
1) Konflik antaragama di Ambon (1999)
Konflik yang terjadi di Maluku sering dibilang sebagai konflik antara umat Islam dan Kristen,
walaupun kenyataannya latar belakang konflik ini lebih kompleks. Pada zaman penjajahan Belanda
dulu, masyarakat Maluku dibagi sesuai dengan garis agama secara geografis dan sosial. Massa
penjajahan Belanda, Belanda memberikan orang Kristen akses yang lebih besar dalam bentuk
Pendidikan dan posisi politik, sementara orang Muslim lebih diberi akses untuk berdagang dan
berbisnis. Pada masa pemerintahan Soeharto, Maluku mengalami banyak perubahan sosial, dengan
adanya praktek- praktek tradisional yang menjadi salah satu peredam ketegangan antara umat Muslim
dan Kristen, namun sayangnya hal ini hanya Nampak dari lapisan luarnya saja.
Adanya kebijakan transmigrasi dari pemerintah pada tahun 1950 dari Bugis, Buton dan
Makassar ke Maluku, membuat pertumbuhan Muslim di Maluku semakin bertambah. ICMI (Ikatan
Cendekiawan Muslim Indonesia) didirikan Soeharto yang bertujuan untuk mengamankan dukungan
politik dari kelompok Muslim Ketika kekuasaan militernya memudar. Adanya pengangkatan M. Akib
Latuconsina pada tahun 1992 yang dulunya merupakan direktur ICMI di Maluku diangkat menjadi
Gubernur Maluku menyebabkan semua bupati di provinsi Maluku beragama Islam, hal ini membuat
kesal umaat Kristen yang bertempat tinggal di sana (Debora, 2011).
Konflik kekerasan yang terjadi di Maluku Sebagian besar lebih berpusat di Ambon. Pada
tahun 1999 sampai 2002 konflik kekerasan di Ambon menewaskan hampir dari 5.000 nyawa, konflik
ini merupakan konflik yang paling dahsyat di Indonesia setelah keruntuhan rezim pemerintahan
Soeharto. Pada tahun 1998, terjadi lagi kerusuhan, kali ini bukan di Ambon, tetapi di Ketapang,
Jakarta Utara dengan pelaku konflik antara preman Ambon yang beragama Muslim dan Kristen.
Setelah adanya kerusuhan tersebut, TNI AL Indonesia mengirim hampir 200 preman Ambon untuk
Kembali ke Maluku, menurut para saksi terjadinya konflik pertama kali di Ambon dipicu oleh adanya
provokasi dari preman- preman ini.
Upaya Penyelesaian Konflik Ambon
Sampai pada akhirnya masyarakat Maluku menyadari bahwa mereka sudah Lelah bertempur, dalam
hal ini berbagai upaya untuk mengakhiri konflik pun segera dilakukan, beberapa orang yang terlibat
dalam upaya perdamaian yakni dari petugas keamanan, pemerintahan pusat dan pemerintahan daerah.
Dua pendekatan upaya dalam penyelesaian konflik di Maluku yakni yang pertama dalam bentuk
pendekatan keamanan dan darurat, yang kedua yakni dalam bentuk pendekatan pemulihan dan
pembangunan. Namun sayangnya dalam hal ini tidak ada strategi serta perencanaan jangka panjang
baik dari pemerintah maupun dari masyarakt sipil, pendekatan penyelesaian konflik yang pertama
yakni mengandalkan pihak militer yang didatangkan dari luar daerah Maluku. Sementara itu
pemerintah pusat memulai perundingan damai antara kelompok Muslim dan Kristen pada Februari
2002.

2) Perang Sampit (2001)

Konflik ini terjadi antara etnis yang ada di Indonesia dan berakhir dengan kerusuhan. kejadian yang
bermula di Kota Sampit, Kalimantan Tengah ini, bulan Februari 2001 dan terus berlangsung sampai
tahun itu berakhir. Walaupun berawal di Kota Sampit tetapi kerusuhan ini terus merebak ke seluruh
penjuru Kalimantan Tengah.Bahkan ibukota Kalimantan, Palangkaraya juga terkena dan dampak dari
kerusuhan ini.Suku yang terlibat adalah suku Dayak asli dan warga yang pindah dari Madura.
dimulai dengan 2 warga Madura yang diserang oleh orang-orang yang nerasal dari suku Dayak pada
18 Februari 2001. Dari kerusuhan ini terdapat korban sebanyak 500 orang yang mengalami kematian
dan lebih dari 100.000 warga Madura yang tinggal di sana kehilangan tempat tinggal mereka.

Upaya penyelesaian
penyelesaian konflik sampit dapat terjadi berkat tindakan pemerintah dengan cara mengevakuasi
warga,terus meningkatkan keamanan,mengadakan rehabilitas mental, dan menangkap para provokator
yang menjadi penyebab konflik. Untuk memperingati akhir konflik ini, dibuatlah perjanjian damai
antara suku Dayak dan Madura. Guna memperingati perjanjian damai tersebut, maka dibentuk sebuah
tugu perdamaian di Sampit.

Anda mungkin juga menyukai