Anda di halaman 1dari 5

MEWASPADAI ANCAMAN

TERHADAP NKRI

Disusun oleh :
FEBRIAN IVALDI P (05)
KELAS XI IPS 1

SMA NEGERI 1 SUKOMORO


TAHUN PELAJARAN 2022/2023
A. PENGERTIAN ANCAMAN TERHADAP NKRI
Ancaman adalah setiap usaha dan Kegiatan, baik dari dalam negeri maupun luar negeri
yang dinilai membahayakan kedaulatan negara, keutuhan wilayah negara, dan keselamatan
segenap bangsa. Ancaman terhadap bangsa dan negara Indonesia terdiri atas ancaman militer
dan ancaman non militer.
Ancaman militer adalah ancarnan yang menggunakan kekuatan bersenjata yang
terorganisasi yang dinilai mempunyai kemampuan yang membahayakan kedaulatan negara,
keutuhan wilayah negara, dan keselamatan segenap bangsa. Ancaman militer dapat berbentuk
agresi, pelanggaran wilayah, spionase, sabotase, aksi teror bersenjata, pemberontakan, dan
perang saudara. Sedangkan ancaman non militer atau nin-niliter memiliki karakteristik yang
berbeda dengan ancaman militer, yaitu tidak bersifat fisik serta bentuknya tidak terlihat sepeni
ancaman militer. Ancaman nonmiliter berbentuk ancaman terhadap ideologi, politik, ekonomi,
sosial budaya, penahanan dan keamanan.

1. ANCAMAN DARI DALAM NEGERI


Bangsa Indonesia terdiri dari berbagai suku bangsa dengan latar belakang budaya
yang berbeda-beda. Keanekaragarnan itu seharusnya dapat menjadi sebuah kekuatan
yang dahsyat untuk menangkal semua gangguan atau ancaman yang ingin memecah
belah persatuan bangsa. Namun adakalanya perbedaan suku bangsa ini bisa menjadi
sumber konflik yang dapat menyebabkan perpecahan, sehingga menjadi ancaman bagi
Negara Kesatuan Republik Indonesia.
2. ANCAMAN DARI LUAR NEGERI
Ancaman dari luar negeri pada saat ini yang paling perlu diwaspadai adalah
ancaman nonmiliter. Dengan berakhirnya perang dingin maka ancaman militer semakin
tidak menjadi perhatian. Namun tidak berarti ancaman militer tidak terjadi, seperti
pelanggaran wilayah oleh pesawat atau kapal perang negara lain. Potensi ancaman dari
luar lebih berbentuk ancaman nonmiliter yaitu ancaman terhadap ideologi, politik.
Ekonomi, dan sosial budaya.
B. FAKTOR PENDUKUNG ANCAMAN TERHADAP NKRI
Bisa disebut juga faktor penghambat integrasi sosial, faktor-faktor tersebut antara
lain :

1. Kurangnya Sikap Toleransi. Toleransi biasanya menjadi masalah yang sering


muncul dalam keberagaman atau terlalu banyaknya entitas yang berbeda di
masyarakat. Secara tidak langsung, kurangnya sikap toleransi ini bisa menjadi
penyebab terhambatnya proses integrasi nasional. Konflik yang muncul akibat
faktor ini bisa berujung pada lunturnya rasa persatuan dan kesatuan bangsa.
Sehingga bisa berpotensi menghambat laju integrasi nasional. Bahkan, apabila
hal ini menjadi masalah berkepanjangan, bukan tidak mungkin suatu bangsa akan
hancur dengan sendirinya.
2. Muncul Sikap Ketidakpuasan Atas Pembangunan yang Tidak Merata. Salah satu
kebijakan pemerintah Indonesia yang muncul adalah program otonomi daerah.
Program ini menjadikan pemerintah daerah turut berwenang dan bertanggung
jawab atas sebagian kebijakan yang dilakukan di daerahnya. Hal ini tentu
memungkinkan akan terciptanya ketimpangan dalam berbagai aspek yang dialami
antar daerah. Ketimpangan ini bisa menjurus pada terhambatnya proses integrasi
nasional.
3. Kurangnya Perhatian atau Apresiasi terhadap Kemajemukan. Faktor
penghambat berikutnya adalah kurangnya apresiasi yang dilakukan pemerintah.
Dalam hal ini, muncul berbagai persepsi dari masyarakat tentang keberagaman
yang dimiliki Indonesia. Ada sebagian entitas atau kelompok yang merasa kurang
mendapat perhatian oleh pemerintah, terutama pada hal yang berkaitan dengan
kebudayaan setempat. Hal ini tentu bisa memunculkan kecemburuan sosial yang
bisa berdampak pada terkikisnya nilai persatuan dan kesatuan bangsa, serta
menghambat laju integrasi nasional.
4. Kurangnya Kesadaran Diri Masyarakat. Terkadang, seseorang merasa dirinya
berbuat benar dan baik, padahal faktanya berkebalikan. Salah satunya adalah
sikap individualis. Munculnya sikap individualis ini membuat orang enggan
untuk peduli terhadap kondisi sekitarnya. Sikap ini tentu akan mempersulit proses
integrasi nasional, karena tidak adanya kesadaran akan pentingnya
memperhatikan kondisi sekitar. Selain itu, akan semakin sulit juga untuk
menyatukan berbagai entitas atau kelompok yang beraneka ragam di Indonesia,
apabila mereka ini tak kunjung sadar dengan perbuatannya.
C. FAKTOR PANGHAMBAT ANCAMAN TERHADAP NKRI
Bisa disebut juga faktor pendukung integrasi sosial, faktor-faktor tersebut antara
lain :

1. Muncul Keinginan untuk Bersatu


Perbedaan yang ada di masyarakat sebenarnya bukanlah masalah besar, selagi setiap
warganya memiliki kemauan untuk bersatu. Hanya saja, satu pertanyaan yang
muncul adalah maukah masyarakat untuk benar-benar bersatu demi bangsa?.
Dalam sila ketiga Pancasila, sebenarnya sudah dijelaskan 'Persatuan Indonesia'.
Tinggal bagaimana masyarakat sendiri terketuk hatinya untuk turut andil dalam
mewujudkan keinginan menyatukan bangsa Indonesia ini.

2. Adanya Perasaan Senasib dan Seperjuangan


Jika berbicara tentang pendorong integrasi nasional, mungkin faktor inilah yang paling bisa
direalisasikan. Sejarah kelam yang menimpa bangsa tentunya menjadi kenangan pahit bersama.
Hingga pada akhirnya, 17 Agustus 1945, perjuangan yang dilakukan semua elemen masyarakat
membuahkan hasil dalam bentuk kemerdekaan.
Masyarakat harus bisa mempertahankan rasa senasib dan seperjuangan ini. Jika dahulu
digunakan untuk berjuang mengusir penjajah dan merebut kemerdekaan. Maka saat ini, bisa
digunakan untuk memperkuat stabilitas nasional, dengan harapan bisa mendorong atau
mendukung terwujudnya integrasi nasional.

3. Muncul Ancaman dari Luar


Walaupun sudah merdeka, tetap tidak menutup kemungkinan bahwa akan
munculnya sebuah ancaman suatu hari kelak. Maka dari itu, hendaknya semua
masyarakat Indonesia turut serta dalam mengantisipasi ancaman-ancaman yang
masuk.

4. Ideologi Nasional
Ideologi negara Indonesia adalah Pancasila. Meskipun terdiri dari beragam entitas atau
kelompok yang berbeda, namun Pancasila tetap berfungsi sebagai pandangan hidup bangsa.
Implementasi nilai-nilai yang dimiliki Pancasila dalam kegiatan sehari-hari bisa turut membantu
dan mendorong integrasi nasional. Sehingga proses terwujudnya persatuan ini bisa segera
terealisasi.
4. CONTOH ANCAMAN TERHADAP NKRI

1. Pemberontakan Bersenjata

Penanganan pemberontakan bersenjata dilakukan berdasarkan putusan politik pemerintah dan


dilindungi oleh undang-undang. Kekuatan TNI digunakan melalui operasi militer selain perang
(OMSP) dengan mengembangkan strategi yang efektif.
Dicontohkan dalam penanganan Gerakan Aceh Merdeka (GAM) yang merupakan gerakan
separatis bersenjata Aceh, TNI turut serta menangani. Perdamaian terwujud melalui pendekatan
dialogis sehingga GAM dan warga Aceh lainnya bisa berbaur kembali.

2. Gerakan Separatis

Termasuk GAM yang disebut di atas adalah gerakan separatis yang merongrong kewibawaan
negara. Dalam sejarah, ada banyak gerakan separatis yang pernah ditumpas oleh TNI, antara lain
DI/TII, PRRI, Permesta, Kahar Muzakar, dan G30S/PKI.

3. Sabotase

TNI juga menangani ancaman berupa sabotase yang berkaitan dengan pengamanan VVIP dan
objek nasional strategis, instalasi pemerintah, atau instalasi militer. Penanganan ancaman
sabotase ini juga dilaksanakan dengan strategi dan pola OMSP.
Kekuatan yang dikerahkan dalam operasi ini disesuaikan dengan tingkat risiko serta misi yang
dijalankan. Unsur nirmiliter diminta melaporkan secara dini kepada pihak berwenang jika
melihat indikasi yang mengarah kepada tindakan sabotase.

4. Spionase

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, spionase adalah penyelidikan secara rahasia atau
kegiatan memata-matai data kemiliteran dan data ekonomi negara lain. Aksi spionase termasuk
ancaman militer yang dapat ditangani menggunakan kekuatan dan kemampuan militer.
Strategi yang dipakai adalah pola operasi khusus untuk membongkar, melumpuhkan dan
membersihkan jaringan spionase. Unsur pertahanan nirmiliter juga berperan dalam mengawasi
kegiatan mencurigakan di lingkungannya dan melaporkannya kepada pihak berwajib.

5. Teror Bersenjata

Penanganan terhadap ancaman terorisme juga bagian dari tugas TNI, baik itu terorisme
internasional maupun dalam negeri. Hal ini telah diamanatkan oleh UU No 34 tahun 2004
tentang TNI. Tugas tersebut diutamakan dengan pendekatan preventif dan bisa dilakukan secara
represif/koersif.
Fungsi intelijen dalam mengumpulkan informasi terkait terorisme ini harus berjalan baik
sehingga aksi terorisme bisa dicegah. Dalam melaksanakan fungsi intelijen, TNI bisa saling
bertukar informasi dengan negara lain karena jaringan terorisme biasanya merupakan jaringan
internasional.

Anda mungkin juga menyukai