Oleh :
Nim : 031152585
1. Soerjono Soekanto menyebutkan adanya faktor-faktor intern dan ekstern yang
menyebabkan terjadinya perubahan sosial dalam masyarakat.
1. Faktor intern
Faktor intern atau yang bersumber dalam masyarakat itu sendiri yang menyebabkan
terjadinya perubahan sosial adalah perubahan penduduk, penemuan baru, konflik, dan
pemberontakan.
a. Perubahan penduduk
Setiap anggota masyarakat pasti mengalami proses sosial, di antaranya adalah interaksi
sosial dan sosialisasi. Dengan begitu secara cepat maupun lambat akan merubah pola
pemikiran mereka dan tingkat pengetahuan yang akan lebih mempercepat proses
perubahan. Di samping itu, perubahan penduduk yang ditandai dengan semakin
bertambahnya jumlah penduduk pada suatu daerah mengakibatkan kadar
keramahtamahan akan menurun, kelompok sekunder akan bertambah banyak jumlahnya,
struktur kelembagaan menjadi lebih rumit, dan bentuk-bentuk perubahan yang lainnya.
b. Penemuan-penemuan baru
Penemuan merupakan tambahan pengetahuan terhadap perbendaharaan pengetahuan
dunia yang telah diverifikasi. Penemuan menambahkan sesuatu yang baru pada
kebudayaan karena meskipun kenyataan tersebut sudah lama ada, namun kenyataan itu
baru menjadi bagian setelah kenyataan tersebut ditemukan. Penemuan baru menjadi suatu
faktor dalam perubahan sosial jika hasil penemuan tersebut didayagunakan. Manakala
suatu pengetahuan baru dimanfaatkan untuk mengembangkan teknologi, biasanya akan
disusul oleh perubahan yang besar.
Sebagai proses sosial, konflik memang merupakan proses disosiatif, namun tidak selalu
berakibat negatif. Suatu konflik yang kemudian disadari akan memecahkan ikatan sosial
biasanya akan diikuti dengan proses akomodasi yang justru akan menguatkan ikatan sosial. Jika
demikian, biasanya akan terbentuk suatu keadaan yang berbeda dengan keadaan sebelum terjadi
konflik.
2. Faktor ekstern
Penyebab perubahan sosial selain bersumber dari dalam masyarakat itu sendiri juga dapat
bersumber dari luar masyarakat itu. Di antaranya adalah faktor alam yang ada di sekitar
masyarakat berubah, peperangan, dan pengaruh kebudayaan masyarakat lain.
b. Peperangan
Terjadinya perang di suatu wilayah akan berpengaruh terhadap perubahan kepribadian dari
individu-individu sebagai anggota masyarakat yang tinggal di wilayah tersebut. Betapa tidak,
perang pasti akan melibatkan seluruh komponen masyarakat dan akan membawa perubahan
dalam masyarakat tersebut, baik besar maupun kecil. Selain itu akan membawa akibat yang
berarti bagi masyarakat setempat. Hal ini terutama pada masyarakat yang kalah perang, karena
adanya pemaksaan berbagai kebudayaan oleh negara yang menang perang.
Berkembangnya teknologi informasi dan komunikasi membawa perubahan yang besar dalam
cara kita berkomunikasi. Dulu kita sering melakukan surat-menyurat, dikirim terus menunggu
balasan, kalau apes mungkin surat kita kekirim ke orang lain.
Kalau sekarang sangat mudah, pakai smartphone ataupun komputer kita bisa berkomunikasi
secara kilat dengan berbagai media aplikasi.
Dalam rangka penanganan konflik sosial oleh masyarakat ada beberapa hal yang perlu dilakukan
:
Menciptakan kesadaran arti berbangsa dan bernegara dalam negara kesatuan Republik
Indonesia;
Memberikan penyadaran tentang hakikat bersaudara dalam prinsip lakum dinukum
waliadin;
Memberikan penyadaran tentang pentingnya penyelesaian secara musyawarah dan
pengadilan;
Melibatkan sarana-sarana komunikasi massa seperti wayang;
Pemberdayaan pranata lokal seperti Majelis Adat Sasak, forum lintas agama, forum lintas
etnis, dengan pengakuan atas keberadaannya dan pemberian keterampilan, dll.
Tidak menjadi provokator konflik;
Mewujudkan integrasi sosial antara lain melalui: penyesuaian di antara unsur-unsur yang
saling berbeda dalam kehidupan sosial sehingga menghasilkan suatu pola kehidupan yang
serasi.
Sebagai contoh , berbeda dengan hubungan antara kedua etnis yang bertikai baik di
Kalimantan Barat maupun di Kalimantan Tengah, hubungan antara etnis Madura sebagai
etnis pendatang dengan etnis Banjar sebagai etnis pribumi tidaklah begitu tinggi tingkat
eskalasi konfliknya. Ada hubungan yang relatif harmonis di antara keduanya, padahal
pada dua konflik lain di Kalimantan, juga melibatkan etnis Madura. Hal ini menimbulkan
keingin-tahuan untuk menyingkap faktor apa yang ada dibalik efektivitas kemunikasi
kedua kelompok etnis tersebut. Efektivitas komunikasi antar etnik merupakan salah satu
upaya yang dapat menunjang hubungan harmonis diantara hubungan masyarakat
multikultur.